Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pengembangan pariwisata di Indonesia yang telah ada sekarang ini sangat

baik. Dilihat dari promosi yang baik, tempat-tempat wisata di kota Cirebon

dan Pangandaran sudah lebih dikenal oleh wisatawan mancanegara maupun

wisatawan nasional. Promosi yang baik ini juga harus lebih ditingkatkan lagi

supaya menjadi bahan pertimbangan agar tempat-tempat wisata di kota

Cirebon dan Pangandaran, bukan hanya yang sudah terkenal saja, melainkan

yang belum terkenal menjadi dikenal oleh masyarakat luas. Mahasiswa-

mahasiswi Manajemen Bisnis Perjalanan, Manajemen Pengaturan Perjalanan

Wisata dan Manajemen Bisnis Konvensi dituntut untuk dapat menganalisis

dan mengobservasi suatu daerah kawasan wisata, dan membuat suatu program

yang menjadikan suatu daerah wisata yang telah ada dan mengalami

penurunan pelayanan maupun kualitas menjadi lebih baik lagi.

1.2. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan tugas ini yaitu agar mahasiswa mendapatkan konsepsi

teori dan lapangan industri. Dan mahasiswa dituntut untuk dapat melakukan

observasi, analisis, desain, dan pemanduan.

1
1.3. TEMA/SIFAT PROGRAM STUDI LAPANGAN

Tema yang diberikan kepada kami dalam studi lapangan yang berlangsung

pada tanggal 25-28 Februari 2018 adalah wisata rekreasi dan wisata

kebudayaan (sejarah). Dalam laporan ini saya menulis tentang kegiatan-

kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan di daerah kota dan hal ini

dimaksudkan untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada

pembaca. Keseluruhan bahan di dalam laporan ini diambil berdasarkan hasil

pengamatan di lokasi-lokasi wisata yang kami kami kunjungi selama field trip

berlangsung.

1.4. WAKTU DAN LOKASI PENINJAUAN

Tinjauan Studi lapangan ini dilakukan selama empat hari tiga malam dan

mengunjungi tempat-tempat wisata seperti Pusat Batik Trusmi, Makam Sunan

Gunung Jati, Keraton Kasepuhan, Keraton Katjirebonan, Cibulan, Pantai Batu

Karas, dan Citumang.

1.5. SISTIMATIKA PENULISAN

Dalam menyusun tugas laporan Studi Lapangan ini, saya menyusun secara

sistimatika yang terdiri dari :

Lembar Pemeriksaan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan :

1. Latar Belakang Masalah

2
2. Tujuan Penulisan

3. Tema / Sifat program Studi Lapangan

4. Waktu dan Lokasi Peninjauan

5. Sistimatika Penulisan

Bab II Tinjauan Umum Objek & Daya Tarik Wisata

a. Pusat Batik Trusmi

b.Makam Sunan Gunung Jati

c.Keraton Kasepuhan

d.Keraton Katjirebonan

e.Cibulan

f. Pantai Batu Karas

g.Citumang

Bab III Pendekatan Teori Konsepsi

Bab IV Pembahasan Studi

Bab V Kesimpulan dan Saran

Lampiran

Daftar Gambar

Daftar Pustaka

3
BAB II

TINJAUAN UMUM DAYA TARIK WISATA

2.1 BATIK TRUSMI

a. Letak Geografis

Batik Trusmi terletak di Plered, Jalan Raya Trusmi Kulon No. 148, Sekitar empat

kilometer di sebelah barat Kota Cirebon, Jawa Barat 45154. 

b. Kondisi Fisik

Memasuki Batik Trusmi, pengunjung di suguhi dengan nyanyian khas Sunda,

udara yang sejuk, dan juga tempat yang bersih, udara yang sejuk dikarenakan

terdapat pendingin ruangan. Kondisi fisik di dalam Batik Trusmi sudah cukup

baik dimana fasilitas – fasilitas tersedia di sini. Kawasan di daerah Batik Trusmi

ini berudara cukup panas, karena wilayah atau kawasan dari Batik Trusmi yang

terletak di kota Cirebon berdekatan dengan laut.

c. Aksesibilitas

Unutk menuju Batik Trusmi dapat digunakan transportasi umum yaitu angkot dari

pusat kota dengan tujuan Batik Trusmi dengan waktu tempuh 15 sampai 20 menit

yang bertarif Rp 4.000,-.

d. Prasarana

Prasarana yang terdapat di Kawasan Batik Trusmi sudah baik dalam mendukung

kegiatan kepariwisataan. Prasarana yang tersedia antara lain:

- Jalan Raya: Jalan yang dapat dilalui oleh bermacam kendaraan bermotor.

4
- Transportasi: Banyaknya kendaraan yang dapat mengantarkan wisatawan

menuju Batik Trusmi.

e. Fasilitas / Sarana Wisata Yang Tersedia

- Toilet

- Litter Basket

- Shop

- Parking Area

- Mushola

f. Aktivitas Yang Dapat Dilakukan

- Membeli batik khas cirebon, berbagai macam kerajinan seperti patung,

topeng khas Cirebon yang biasanya di gunakan untuk tarian khas Cirebon,

dompet yang terbuat dari kain batik

- Mencoba belajar membatik yang disediakan di workshop

- Membeli jajanan khas dari kota Cirebon seperti tape ketan, coklat dan

banyak jajanan lainnya.

- Membeli kain batik untuk keperluan desain lain

g. Pasar Wisata / Pengunjung

Untuk pasar wisatanya sendiri batik trusmi sudah cukup terkenal di wilayah

Indonesia sehingga batik trusmi ini di kunjungi oleh pengunjung yang biasanya

berasal dari warga local dari berbagai kota.

h. Pengelola

Ibnu Riyanto (Owner)

i. Latar Belakang Sejarah

5
Batik Cirebon sebagai sebuah industri telah tertelusuri oleh beberapa sejarawan

dan seniman hingga ke akhir abad 19 atau awal abad 20. Meningkatnya ekonomi

Cirebon kala itu menjadi salah satu penyebab lahirnya Batik Cirebon sebagai

sebuah industri. Pun demikian, sejarah Batik Cirebon telah tercatat hingga di masa

Kerajaan Cirebon di abad 14. Berbagai cerita dan legenda yang lahir dan beredar

mengenainya cukup menarik untuk disimak.

Sebagaimana asal muasal kata Cirebon dan Grage, ada berbagai versi mengenai

kata Trusmi yang tercatat dalam tulisan-tulisan maupun tutur kata masyarakat

Cirebon. Satu hal yang pasti, masyarakat Trusmi mempercayai dengan

keyakinannya bahwa mereka merupakan keturunan dari Mbah Buyut Trusmi, Ki

Buyut Trusmi, atau Pangeran Walangsungsang  Cakrabuana atau lebih dikenal

sebagai Mbah Kuwu Cerbon. Saat ini, Trusmi adalah sebuah nama desa di

wilayah kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon yang mana terdapat komplek situs

pemakaman Ki Buyut Trusmi. Untuk mengenang dan menghormatinya, setiap

tahun terdapat ajang yang dikenal dengan sebutan Trusmian, merupakan upacara

khidmat di situs pemakaman Ki Buyut Trusmi yang kemudian diramaikan oleh

ajang budaya festival arak-arakan dan pacuan kuda. Ada pula upacara Ganti

Welid (ganti rumput) dan Ganti Sirap (ganti atap) setiap empat tahun.

Salah satu versi tentang Trusmi dapat dibaca dari Sejarah Caruban Kawedar

berjudul “Sambetipun Sajarah Trusmi” yang ditulis dalam bahasa Cirebon,

diterjemahkan secara bebas oleh Mustaqim Asteja :

Diceritakan setelah syiar Islam telah menyebar keseluruh nusantara pulau Jawa,

kemudian Walisongo menyatukan tekad bermusyawarah bertempat di Masjid

agung Sang Ciptarasa Cirebon. Kebetulan saat itu Sunan Gunung Jati mempunyai

6
putra sir (putra gaib) yang bernama Bung Cikal.  Pangeran Cakrabuwana “Ki

Kuwu Cerbon Kedua” berniat melepas jabatannya sebagai pemimpin atau

“umaro”  untuk  menekuni agama sebagai pandita atau “ulama” sekaligus “mong-

mong” mendidik Bung Cikal putra Sunan Gunung Jati.  Pangeran Cakrabuwana 

membangun padukuhan ke arah baratsekitar tujuh Kilo Meter dari keraton

Pakungwati Cirebon, yang kemudian bernama Astana Kramat Trusmi berasal dari

sebuah balong kramat yang airnya sangat jernih, dari atas balong hinga dasarnya

terlihat kerikil dan pasir yang airnya terus menerus semi “mengalir” sehingga

dinamakan “Terussemi” atau “Trusmi”

Sejarah Toko Batik Trusmi:

1) 2006 : Toko pertama di Jalan Buyut Trusmi, dengan nama Batik IBR.

2) 2007 : Membuka Toko Kedua di Jalan Raya Trusmi dengan nama

Batik Nayla.

3) 2008 : Membuka Toko Ketiga di Jalan Buyut Trusmi dengan nama

Raja Batik.

4) 2011 : Menjadi pelopor dengan membuka toko batik berkonsep

Department Store di Indonesia.

5) Toko/Showroom Batik tersebut diberi nama Pusat Grosir Batik

Trusmi.

6) 2012 : Membuka Toko/Showroom di luar Cirebon

a. Batik Trusmi Jakarta - Jl. Lauser No.70D Mayestik Tlp.021-7264274

b. Batik Trusmi Surabaya - Jembatan Merah Plaza Lt.2 No.72-73

c. Batik Trusmi Medan - Jl.Diponegoro Samping Sun Plaza 

7
j. Objek dan Daya Tarik Wisata yang dikunjungi

Tidak ada Objek dan Daya Tarik Wisata yang dapat dikunjungi secara langsung di

Batik Trusmi. Namun tidak jauh dari tempat ini, terdapat banyak objek wisata lain

seperti Makam Sunan Gunung Jati, Keraton Kasepuhan, dan lain sebagainya.

2.2 MAKAM SUNAN GUNUNG JATI

a. Letak Geografis

Kompleks Makam Astana Gunung Jati berada di Desa Astana, Kec.Cirebon Utara

pada pinggir jalan raya Cirebon-Indramayu dari kota Cirebon berjarak sekitar 5

km, tepatnya pada koordinat 06 ̊ 40’ 256” Lintang Selatan dan 108 ̊ 33’ 563”

Bujur Timur.

Terletak di Jl.Alun-alun astana Gunung Jati no.53, Cirebon, Jawa Barat, 49191

Batas wilayah kompleks makam di sebelah Utara adalah Desa Kalisapu, sebelah

Timur persawahan, sebelah Selatan Desa Jatimerta, dan sebelah Barat jalan raya.

b. Kondisi Fisik

Luas wilayah kompleks makam adalah ± 36.350 Ha yang terdiri dari 23,010 Ha

tanah desa dan 13,340 Ha tanah keraton.

Lingkungan pada kompleks makam adalah hutan jati yang disebut Alas Konda.

Geomorfologi daerah berupa pendataran bergelombang.

c. Aksesibilitas

Aksesibilitas yang dapat dilakukan untuk mencapai Makam Sunan Gunung jati

yaitu jika menggunakan trsansportasi umum seperti angkot harus berangkat dari

8
Kantor Telkom dan berhenti di pertigaan krucuk. Durasi yang ditempus pun

kisaran 10-20 menit, tidak lebih dari Rp 5.000

d. Prasarana

Daerah sekitar Makam Sunan Gunung Jati sudah dibangun dan dikembangkan

sebaik mungkin. Memiliki tempat membeli souvenir dan hal-hal lainnya. Selain

itu, daerah kawasan wisata Makam Sunan Gunung Jati memilik parkiran yang

luas sehingga dapat menampung dari mobil, motor, sepeda, dan bus.

e. Fasilitas / Sarana Wisata Yang Tersedia

- Local Guide

- Litter Basket

- Lavatory

- Restaurant

- Mushola

- Shop

f. Aktivitas Yang Dapat Dilakukan

- Berziarah/Berdoa

- Melihat dan Mengetahui tentang makam makam masyarakat kerajaan serta

anggota keluarga Sunan Gunung Jati

g. Pasar Wisata / Pengunjung

Pengunjug yang mengunjungi Makam Sunan Gunung Jati tidak mengenal

perbedaan dari usia hingga ras. Makam Sunan Gunung Jati lebih banyak dipadati

oleh wisatawan domestik karena kebanyakan wisatawan domestik datang untuk

melakukan ziarah serta berdoa. Wisatawan asing juga tidak kalah jumlah. Bagi

para wisatawan asing mereka juga ikut berwisata karena makam ini tidak hanya

9
sebagai tempat makam yang selalu dijadikan objek ziarah tetapi makam ini juga

bisa menjadi studi, banyak kearifan local yang terkandung di Makam Sunan

Gunung Jati. Hal ini yang membuat Makam Sunan Gunung Jati selain menjadi

tempat ziarah juga menjadi tempat pusat pembelajaran.

h. Pengelola

Warga desa yang telah di tes dari segi keagamaan (±100 Orang)

i. Latar Belakang Sejarah

Sunan Gunung Jati dikenal juga sebagai Syarif Hidayatullah. Ia adalah putera dari

Nyai Rara Santang, salah seorang puteri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi

dari ibunda Nyai Subang Larang. Ayahnya bernama Syekh Maulana Akbar yang

berasal dari Negeri Gujarat di India Selatan. Dengan demikian, ia adalah salah

satu cucu dari raja terbesar Pajajaran. Sunan Gunung Jati dikenal sebagai satu-

satunya anggota Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Tatar Pasundan

atau wilayah Jawa Barat.

Sepeninggal Prabu Siliwangi, Kerajaan Pajajaran mengalami kemunduran dan

terpecah belah. Salah seorang puteranya, Raden Walangsungsang, memisahkan

diri dari kekuasaan pusat dengan mendirikan Keraton Cirebon dengan gelar Prabu

Cakrabuana. Sang prabu tidak memiliki seorangpun putera laki-laki. Tatkala

Syarif Hidayatullah telah dewasa dan kembali dari pengembaraan di Tanah Suci

Mekkah, maka ia kemudian dinikahkan dengan saudara sepupunya yang bernama

Dewi Pakungwati. Kelak Syarif Hidayatullah menggantikan tahta uwaknya dan

membangun Keraton Pakungwati yang kini dikenal sebagai Keraton Kasepuhan

Cirebon.

10
Setelah wafat, Sunan Gunung Jati dimakamkan di sebuah bukit kecil yang dikenal

sebagai Gunung Sembung. Kompleks pemakaman ini berada di lintasan Jalan

Cirebon – Indramayu, kurang lebih berjarak 4 km dari pusat Kota Cirebon ke arah

utara. Sebagai salah seorang wali penyebar agama Islam, makam Sunan Gunung

Jati selalu dipadati oleh para peziarah dari berbagai daerah di pulau Jawa,

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan kaum muslimin dari luar negeri.

j. Objek dan Daya Tarik Wisata yang dikunjungi

Tidak ada atraksi wisata lain yang dapat dikunjungi di Makam Sunan Gunung Jati

langsung, namun sekitar 6 km di sebelah timur pengunjung dapat mengunjungi

lokasi wisata Keraton Kasepuhan.

2.3 KERATON KASEPUHAN

a. Letak Geografis

Terletak di kota Cirebon tepatnya di provinsi Jawa Barat. Alamat tepatnya adalah

Jalan Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat

45114.

b. Kondisi Fisik

Pada masa awal didirikannya Keraton Kasepuhan ini,  bagian yang pertama kali

dibangun adalah bangunan Keraton Pakungwati I (Jika kita ke Keraton

Kasepuhan, bangunan ini terletak di bagian timur komplek Keraton).  Keraton

Pakungwati dibangun menghadap ke arah Laut Jawa dan membelakangi Gunung

Ciremai.  Bangunan ini terdapat disebelah timur bangunan Keraton Pakungwati II

yang dibangun pada masa selanjutnya (bangunan Keraton yang lebih baru yang

akan kita temui saat masuk melalui Siti Inggil).

11
c. Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju Keraton Kasepuhan dapat ditempuh dengan menggunakan

transportasi umum yaitu angkot yang berangkat dari terminal Harja Mukti menuju

Keraton Kasepuhan. Ditempuh dengan waktu kurang lebih 10 sampai 20 menit

dan harganya cukup terjangkau yaitu Rp 4.000,-.

d. Prasarana

Keraton Kasepuhan memiliki parker yang cukup luas. Parkirannya dapat

menampung berbagai kendaraan dari motor, mobil, sepeda, bahkan bus.

e. Fasilitas / Sarana Wisata Yang Tersedia

- Local Guide

- Litter Basket

- Toilet

- Shop

f. Aktivitas Yang Dapat Dilakukan

- Berfoto

- Berkunjung ke Museum yang ada

- Melihat Keadaan dan Arsitektur Bangunan Keraton serta Peninggalan

Benda Pustaka

- Mengetahui tentang sunan-sunan pada zaman dahulu dan daftar keturunan

raja

g. Pasar Wisata / Pengunjung

Keraton Kasepuhan Cirebon memilki daya Tarik wisata yang amat besar karena

sebagai salah satu destinasi unggulan yang dapat kita tuju saat kita berwisata ke

12
kota Cirebon. Biasanya Keraton Kasepuhan di kunjungi oleh berbagai kalangan

dari anak-anak hingga orang dewasa, dari wisatawan domestik hingga wisatawan

mancanegara. Wisatawan domestik menjadi mayoritas wisatawan yang

mengunjungi Keraton Kasepuhan.

h. Pengelola

Badan Pengelola Keraton Kasepuhan

i. Latar Belakang Sejarah

Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad

Arifin II(cicit dari Sunan Gunung Jati) yang menggantikan tahta dari Sunan

Gunung Jati pada tahun 1506. Ia bersemayam di dalem Agung Pakungwati

Cirebon. Keraton Kasepuhan dulunya bernama Keraton Pakungwati, sedangkan

Pangeran Mas Mochammad Arifin bergelar Panembahan Pakungwati I.

Sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran

Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati.

Ia wafat pada tahun 1549 dalam Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang

sangat tua. Nama beliau diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati

sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton

Kasepuhan.

Di depan Keraton Kesepuhan terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu

bernama Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan keprajuritan

yang diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu adalah Saptonan.

Di alun-alun inilah dahulunya dilaksanakan berbagai macam hukuman terhadap

setiap rakyat yang melanggar peraturan seperti hukuman cambuk.

13
Di sebelah barat Keraton kasepuhan terdapat Masjid yang cukup megah hasil

karya dari para wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Sedangkan di sebelah

timur alun-alun dahulunya adalah tempat perekonomian yaitu pasar - sekarang

adalah pasar kesepuhan yang sangat terkenal dengan pocinya.

Model bentuk Keraton yang menghadap utara dengan bangunan Masjid di sebelah

barat dan pasar di sebelah timur dan alun-alun ditengahnya merupakan model-

model Keraton pada masa itu terutama yang terletak di daerah pesisir. Bahkan

sampai sekarang, model ini banyak diikuti oleh seluruh kabupaten/kota terutama

di Jawa yaitu di depan gedung pemerintahan terdapat alun-alun dan di sebelah

baratnya terdapat masjid.

Sebelum memasuki gerbang komplek Keraton Kasepuhan terdapat dua

buah pendopo, di sebelah barat disebut Pancaratna yang dahulunya merupakan

tempat berkumpulnya para punggawa Keraton, lurah atau pada zaman sekarang

disebut pamong praja. Sedangkan pendopo sebelah timur disebut Pancaniti yang

merupakan tempat para perwira keraton ketika diadakannya latihan keprajuritan di

alun-alun.

Memasuki jalan kompleks Keraton di sebelah kiri terdapat bangunan yang cukup

tinggi dengan tembok bata kokoh disekelilingnya. Bangunan ini bernama Siti

Inggil atau dalam bahasa Cirebon sehari-harinya adalah lemah duwur yaitu tanah

yang tinggi. Sesuai dengan namanya bangunan ini memang tinggi dan nampak

seperti kompleks candi pada zaman Majapahit. Bangunan ini didirikan pada

tahun 1529, pada masa pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung

Jati). Di pelataran depan Siti Inggil terdapat meja batuberbentuk segi empat

14
tempat bersantai. Bangunan ini merupakan bangunan tambahan yang dibuat pada

tahun 1800-an. Siti Inggil memiliki dua gapura dengan motif bentar bergaya

arsitek zaman Majapahit.

Di sebelah utara bernama Gapura Adi sedangkan di sebelah selatan

bernama Gapura Banteng. Dibawah Gapura Banteng ini terdapat Candra

Sakala dengan tulisan Kuta Bata Tinata Banteng yang jika diartikan adalah

tahun 1451. saka yang merupakan tahun pembuatannya (1451 saka = 1529 M).

Tembok bagian utara komplek Siti Inggil masih asli sedangkan sebelah selatan

sudah pernah mengalami pemugaran/renovasi. Di dinding tembok kompleks Siti

Inggil terdapat piring-piring dan porslen-porslen yang berasal dari Eropa dan

negeri Cina dengan tahun pembuatan 1745 M.

Di dalam kompleks Siti Inggil terdapat 5 bangunan tanpa dinding yang memiliki

nama dan fungsi tersendiri. Bangunan utama yang terletak di tengah bernama

Malang Semirang dengan jumlah tiang utama 6 buah yang melambangkan rukun

iman dan jika dijumlahkan keseluruhan tiangnya berjumlah 20 buah yang

melambangkan 20 sifat-sifat Allah SWT. Bangunan ini merupakan tempat sultan

melihat latihan keprajuritan atau melihat pelaksanaan hukuman. Bangunan di

sebelah kiri bangunan utama bernama Pendawa Lima dengan jumlah tiang

penyangga 5 buah yang melambangkan rukun islam. Bangunan ini tempat para

pengawal pribadi sultan.Bangunan di sebelah kanan bangunan utama bernama

Semar Tinandu dengan 2 buah tiang yang melambangkan Dua Kalimat Syahadat.

Bangunan ini adalah tempat penasehat Sultan/Penghulu. 

15
Di belakang bangunan utama bernama Mande Pangiring yang merupakan tempat

para pengiring Sultan, sedangkan bangunan disebelah mande pangiring adalah

Mande Karasemen, tempat ini merupakan tempat pengiring tetabuhan/gamelan.

Di bangunan inilah sampai sekarang masih digunakan untuk membunyikan

Gamelan Sekaten (Gong Sekati), gamelan ini hanya dibunyikan 2 kali dalam

setahun yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain 5 bangunan tanpa dinding

terdapat juga semacam tugu batu yang bernama Lingga Yoni yang merupakan

lambing dari kesuburan. Lingga berarti laki-laki dan Yoni berarti perempuan.

Bangunan ini berasal dari budaya Hindu. Dan di atas tembok sekeliling kompleks

Siti Inggil ini terdapat Candi Laras untuk penyelaras dari kompleks Siti Inggil ini.

j. Objek dan Daya Tarik Wisata yang dikunjungi

- Bangsal Keraton Kasepuhan

Wisatawan bisa melihat aneka ornamen-ornamen bangsal yang memiliki

ukiran-ukiran dengan warna hijau dan lampu kristal di tengah. Selain itu,

keramik-keramik Belanda dan China juga menempel pada dinding-dinding

ruangan. Keraton Kasepuhan Cirebon adalah bangunan peninggalan

China, Islam, dan juga Belanda.

- Sumur Agung Keraton Kasepuhan

Dahulu air dari dalam sumur ini digunakan untuk para wali untuk mandi

dan berwudhu.

Sedangkan untuk tradisi keraton, sumur ini digunakan untuk siraman tujuh

bulan, midodareni dan lain-lain.

- Museum Pusaka Keraton Kasepuhan

16
Terdapat benda-benda seperti peninggalan dari jaman Padjajaran akhir,

Sunan Gunung Jati, Panembahan (panca sunan), hingga era kesultanan

mulai dari Sultan Sepuh I hingga Sultan Sepuh XIV. 

Museum ini juga tidak hanya mengajak mengenal sejarah bangsa lampau

di Cirebon namun beberapa koleksi merupakan peninggalan bangsa

portugis, bangsa cina, bangsa belanda, bangsa jepang, hingga beberapa

peninggalan sejarah nusantara yang ada pada zaman dahulu juga terdapat

disini.

2.4 KERATON KACIREBONAN

a. Letak Geografis

Kacirebonan berada diwilayah Kelurahan Palasaren Kecamatan Pekalipan,

tepatnya 1 KM sebelah barat daya dari keraton kasepuhan dan kurang lebih 500

meter sebelah keraton kanoman. Keraton Kacirebonan posisinya memanjang dari

Utara ke Selatan dengan luas tanah sekitar 46.500meter persegi.

b. Aksesibilitas

- Angkot D9

- Bus

- Mobil

- Motor

c. Prasarana

Keraton Kacirebonan memiliki fasilitas toilet yang memadari serta lahan parkir

yang dapat menampung wisatawan yang banyak. Hal ini juga dibuktikan dengan

17
public area atau tempat anggota kerajaan menyambut anggota kerajaan lainnya

yang hadir di halaman yang luas.

d. Fasilitas / Sarana Wisata Yang Tersedia

- Local Guide

- Litter Basket

- Parking Area

- Lavatory

e. Aktivitas Yang Dapat Dilakukan

- Berfoto

- Menyaksikan Tari tradisional Cirebon

- Menari Bersama para penari

f. Pasar Wisata / Pengunjung

Pengunjung yang mengunjungi Keraton Kacirebonan terdiri dari berbagai

kalangan dan daerah. Wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara turut

melakukan wisata ke Keraton Kacirebonan.

g. Pengelola

Yayasan Keraton Kacirebonan

h. Latar Belakang Sejarah

Keraton Kacirebonan merupakan keraton yang didirikan atas prakarsa Pangeran

Muhamad Haerudhin. Dia adalah Putra Mahkota Sultan Kanoman ke-IV yang

melakukan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial Belanda.

Sejarah dibangunnya Keraton Kacirebonan memang tak lepas dari peperangan

yang pernah berkecamuk di wilayah Cirebon. Saat itu, tahun 1670, Belanda

mulai memasuki kedaulatan Keraton Kanoman yang dipimpin oleh Pangeran

18
Haerudhin. Hal ini ditentang oleh putra mahkota kesultanan yang tak lain

adalah Pangeran Muhamad Haerudhin.

Melibatkan rakyat Cirebon yang mendukungnya, peperangan melawan kolonial

Belanda berlangsung setidaknya hampir sekitar 5 tahun. Namun, pada tahun

1696 Pangeran Muhamad Haerudhin berhasil dikalahkan dan diasingkan ke

Ambon, Maluku.

Pengasingan tersebut membuat Pangeran Haerudin yang telah uzur tidak

memiliki putra mahkota untuk diangkat menjadi Sultan Kanoman. Hal ini

dimanfaatkan Pemerintah Belanda secara sepihak untuk mengangkat Pangeran

Imamudin yang pro kolonial sebagai Sultan Kanoman yang ke-V.

Namun pengukuhan yang tidak direstui rakyat Cirebon ini membuat peperangan

semakin merajalela dan menyebar hingga ke daerah luar Cirebon. Pada

akhirnya Pangeran Muhamad Haerudhin dipulangkan guna meredakan amarah

rakyat kota yang berjuluk kota udang ini.

Keraton Kanoman yang telah memilih Pangeran Imamudin sebagai pemangku

tahta membuat Pangeran Muhamad Haerudhin mendirikan Kesultanan

Kacirebonan dengan gelar Sultan Carbon Amirul Mukminin pada tahun 1808.

Menempati lahan seluas 2,5 hektar, Keraton Kacirebonan memiliki Paseban

Kulon di sebelah kiri dan Paseban Wetan di bagian kanan keraton. Keduanya

berfungsi sebagai tempat penerima tamu dan latihan tari, yakni tari topeng khas

Cirebon.

Masuk lebih ke dalam, Pintu Selamat Tangkep di bagian tengah menjadi pintu

utama sebelum memasuki gedung utama keraton. Pintu ini hanya dibuka saat

19
upacara khusus atau ketika ada tamu khusus yang berkunjung ke keraton.

Sedangkan para pengunjung biasa bisa melewati Pintu Kliningan yang terletak

di sisi kiri dan kanan Keraton. Pintu ini juga memiliki makna sebagai bagian

dari 2 kalimat syahadat.

Memasuki bangunan utama, Keraton Kacirebonan memiliki warna dengan

unsur hijau yang mendominasi 8 tiang sebagai pilar utama menopang bangunan

yang terlihat sangat terawatt ini.

Bagian serambi keraton atau disebut dengan Ruang Jinem Prabayaksa

merupakan tempat dimana sultan bertemu dengan tamu sekaligus tempat

diadakannya acara ritual keraton.

Keraton Kacirebonan menyimpan berbagai benda-benda koleksi kuno yang

sarat dengan sejarah. Pedang, tombak, sampai alat pembuat jamu atau param

yang masih berbentuk batu tersimpan apik di salah satu ruangan di keraton.

Ruangan-ruangan bagian Keraton Kacirebonan menyimpan berbagai benda

yang berkaitan dengan keraton serta agama Islam. Kitab dari zaman para wali

hingga gamelan menjadi salah satu koleksi kuno yang dapat disaksikan saat

berkunjung ke Keraton Kacirebonan yang sangat memikat mata ini.

i. Objek dan Daya Tarik Wisata yang dikunjungi

Obyek Wisata Keraton Kacirebonan di Pulasaren Cirebon Jawa Barat merupakan

tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada

duanya. Penduduk lokal daerah palasaren  juga sangat ramah tamah terhadap

wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

20
Kota cirebon juga terkenal akan keindahan obyek wisatanya , salah satu

contohnya adalah Obyek Wisata Keraton Kacirebonan di Pulasaren Cirebon Jawa

Barat ini. Obyek Wisata Keraton Kacirebonan di Pulasaren Cirebon Jawa Barat

merupakan keraton yang didirikan atas prakarsa Pangeran Muhamad Haerudhin.

Dia adalah Putra Mahkota Sultan Kanoman ke-IV yang melakukan perlawanan

terhadap pemerintahan kolonial Belanda.

Sejarah dibangunnya Keraton Kacirebonan memang tak lepas dari peperangan

yang pernah berkecamuk di wilayah Cirebon. Saat itu, tahun 1670, Belanda mulai

memasuki kedaulatan Keraton Kanoman yang dipimpin oleh Pangeran Haerudhin.

Hal ini ditentang oleh putra mahkota kesultanan yang tak lain adalah Pangeran

Muhamad Haerudhin.

Melibatkan rakyat Cirebon yang mendukungnya, peperangan melawan kolonial

Belanda berlangsung setidaknya hampir sekitar 5 tahun. Namun, pada tahun 1696

Pangeran Muhamad Haerudhin berhasil dikalahkan dan diasingkan ke Ambon,

Maluku.

Pengasingan tersebut membuat Pangeran Haerudin yang telah uzur tidak memiliki

putra mahkota untuk diangkat menjadi Sultan Kanoman. Hal ini dimanfaatkan

Pemerintah Belanda secara sepihak untuk mengangkat Pangeran Imamudin yang

pro kolonial sebagai Sultan Kanoman yang ke-V.

21
Namun pengukuhan yang tidak direstui rakyat Cirebon ini membuat peperangan

semakin merajalela dan menyebar hingga ke daerah luar Cirebon. Pada akhirnya

Pangeran Muhamad Haerudhin dipulangkan guna meredakan amarah rakyat kota

yang berjuluk kota udang ini.

2.5 WISATA AIR CIBULAN

a) Letak Geografis

Kolam Pemandian Cibulan terletak di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana,

Kabupaten Kuningan sekitar 7 Km dari Kota Kuningan atau sekitar 28 Km dari

Kota Cirebon. Lokasi kolam pemandian Cibulan terletak sekitar 300 meter kearah

barat dari jalan Raya Kuningan-Cirebon.

b) Kondisi Fisik

Jalan masuknya lumayan lebar dan sudah diaspal, meski masih kasar tapi sudah

cukup nyaman. Di dalamnya terdapat 2 kolam besar berbentuk persegi panjang,

kolam pertama berukuran 45x15 meter persegi yang dibagi menjadi 2 bagian,

bagian pertama dengan kedalaman air 60cm dan bagian kedua dengan kedalaman

120cm.

c) Aksesibilitas

Aksesibilitas yang dapat digunakan untuk menuju Cibulan salah satunya dengan

menggunakan transportasi umum yaitu Damrii dengan jurusan Bandung

Kuningan. Dengan damri waktu tempuh yang diperlukan yaitu kurang lebih 5 jam

dengan biaya yang harus dikeluarkan yaitu Rp 65.000,-.

d) Prasarana

22
Prasarana yang tersedia di wisata air Cibulan yaitu lahan parkir, kemudian ruang

ganti, kamar mandi, restaurant.

e) Fasilitas / Sarana Wisata Yang Tersedia

- Local Guide

- Information Center

- Equipment

- Parking Area

- Clinic

- Litter Basket

- Lavatory

- Restaurant

- Shop

f) Aktivitas Yang Dapat Dilakukan

Di wisata air Cibulan, aktivitas yang dapat dilakukan adalah berenang bersama

ikan dewa (Kacra Bodas), menikmati terapi ikan, dan dapat melihat 7 air sumur

serta dapat mencuci muka dengan airnya.

g) Pasar Wisata / Pengunjung

Pengunjung Wisata Air Cibulan tidak terbatas dengan umur, segala umur dapat

melakukan wisata air Cibulan dan wisatawan mana pun dapat menikmati serunya

wisata air Cibulan. Wisatawan domestik menjadi mayoritas yang mengunjungi

Wisata air Cibulan dibanding wisatawan mancanegara.

h) Pengelola

Masyarakat Desa Manis Kidul

i) Latar Belakang Sejarah

23
Objek Wisata Kolam Renang Cibulan dibangun pada tahun 1935 oleh Bupati Saat

ini dengan nama “Cibulan Jaya” Kata Cibulan sendiri berasal dari kata Cai (Air)

Katimbulan (Muncul). Konon menurut cerita masyarakat di daerah tersebut,

timbulnya sumber air di Cibulan berasal dari cerita Putri Buyut Manis yang

terkenal dengan kecantikannya dipinang menjadi permaisuri oleh Putra Buyut

Talaga. Tetapi, Putri Buyut Manis telah mempunyai kekasih pilihannya sendiri,

hingga dalam hati Putri Buyut Manis tidak setuju dan tidak mau atas pinangan

Putra Buyut Talaga tersebut. Kemudian dia pergi dan menghilang, di tempat

dimana Putri Buyut Manis menghilang inilah  timbul sumber-sumber mata air,

dari situlah muncul nama Cibulan.

Versi selanjutnya mengatakan Pada waktu para wali menyebarkan agama Islam

ratusan tahun yang lalu yang berpusat di Cirebon, akan mengislamkan daerah

Kuningan, maka sampai di daerah Cibulan para wali menemukan sumber mata air

yang selanjutnya dijadikan tempat peristirahatan. Selanjutnya dibuatlah kolam dan

ditanami ikan kancra bodas. Ikan tersebut sekarang dijadikan ikan keramat dan

dinamakan ikan dewa, ikan jenis ini juga yang terdapat di kolam renang Cigugur,

Darmaloka, Linggarjati dan Situ Pesawahan.

Cerita berikutnya tentang Objek Wisata Cibulan ini,  Tempat ini

dahulunya merupakan tempat Patilasan Prabu Siliwangi di sekitar Patilasan

terdapat  sumur-sumur kecil, yang terkenal dengan sebutan “SUMUR TUJUH”.

Ditengah-tengah ke tujuh sumur  oleh Prabu Siliwangi dipergunakan sebagai

tempat bersemedi. Sumur tersebut juga oleh Prabu Siliwangi dipergunakan untuk

keperluan membasuh muka dikala beliau akan mensucikan diri dan

mengheningkan cipta. Adapun mengenai ikan yang ada di sana menurut versi ini

24
merupakan penjelmaan dari para pengawal prabu Siliwangi yang membangkang

sehingga berubah menjadi Ikan.

j) Objek dan Daya Tarik Wisata yang dikunjungi

Obyek Wisata Pemandian Cibulan di Jalaksana Kuningan Jawa Barat merupakan

tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada

duanya. Penduduk lokal daerah jalaksana  juga sangat ramah tamah terhadap

wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Kota kuningan  juga terkenal akan keindahan obyek wisatanya , salah satu

contohnya adalah Obyek Wisata Pemandian Cibulan di Jalaksana Kuningan Jawa

Barat ini.  Di dalam objek wisata ini terdapat dua kolam besar yang berbentuk

persegi panjang. Kolam pertama berukuran 35x15 meter persegi dengan

kedalaman sekitar 2 meter. Sedangkan, kolam kedua berukuran 45x15 meter

persegi yang dibagi menjadi dua bagian.

Bagian pertama berkedalaman 60 sentimeter dan bagian kedua berkedalaman 120

sentimeter. Kedua kolam ini selalu dikuras sekali dalam dua minggu, atau bisa

lebih. Hal itu bergantung kebersihan air. Setiap kolamnya dihuni oleh puluhan

ikan yang berwarna abu-abu kehitaman dan disebut sebagai kancra bodas atau

ikan dewa (Tor douronensis). Ukurannya berbagai macam mulai dari yang

panjangnya 20-an sentimeter hingga 1 meter. Ikan Dewa adalah sejenis ikan yang

dikeramatkan oleh penduduk di sekitar wilayah Desa Manis Kidul karena

dipercaya mempunyai keistimewaan tertentu.

25
Meski semua kolam itu dihuni puluhan ikan kancra bodas atau ikan dewa, kolam-

kolam di Cibulan dibuka sebagai kolam pemandian umum. Tempat rekreasi ini

dilengkapi pula dengan fasilitas khas tempat pemandian, seperti tempat ganti

pakaian, 6 buah kamar kecil dan 2 buah kamar mandi untuk tempat bilas seusai

berenang.Ikan dewa merupakan ikan berjenis Kancra Bodas atau yang berbahasa

latin Cyprinus Carpico. Ikan ini dianggap sakral oleh masyarakat setempat karena

dilingkupi oleh sebuah mitos.

Mitos tersebut bermula ketika Prabu Sliliwangi, raja dari Kerajaan Padjajaran,

murka terhadap para pengikutnya yang membangkang dan tidak mengikuti

arahannya. Amarahnya pun berlanjut dengan mengutuk semua prajuritnya yang

membangkang menjadi seekor ikan.Bahkan, hingga saat ini ikan-ikan bekas

prajurit Prabu Siliwangi bersemayam di Pemandian Cibulan. Menariknya,

masyarakat percaya ketika air kolam pemandian dikuras, ikan-ikan dewa tersebut

akan menghilang sejenak dengan sendirinya. Kemudian akan muncul kembali

dengan jumlah yang sama ketika kolam sudah kembali terisi.

Ikan dewa memiliki warna yang hitam dengan ukuran panjang mulai dari 60 cm

hingga 1 meter. Namun Anda jangan takut dengan keberadaannya pada saat

berenang di dalam kolam. Ikan dewa terkenal sangat ramah kepada pengunjung.

Bila Anda membawa makanan berupa roti atau kacang, ikan ini akan mendekati

sambil mengambil makanan yang diberikan. Air yang bersih dan jernih membuat

Pemandian Cibulan sangat diminati oleh masyarakat sekitar dan luar kota.

26
Bahkan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menjadikan air Cibulan sebagai

sumber mata air.

2.6 BATU KARAS

a) Letak Geografis

Pantai Batu Karas merupakan sebuah objek wisata pantai yang terletak di

Kabupaten Pangandaran dengan jarak ± 34 km dari Pangandaran, tepatnya di

Desa Batu Karas, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa

Barat. 

b) Kondisi Fisik

Pantai ini memiliki hamparan pasir pantai yang putih dan lembut, serta dipenuhi

oleh beberapa pepohonan ditepi pantai sehingga menambah keindahan pantai ini.

Air laut dipantai ini juga memiliki ombak yang lumayan besar sehingga banyak

wisatawan yang datang kesini untuk olahraga air seperti surfing.

c) Aksesibilitas

-Angkot

-Mobil

-Motor

-Bus

d) Prasarana

Lahan parkir, pantai yang bersih, dan ruang ganti serta tempat bilas.

e) Fasilitas / Sarana Wisata Yang Tersedia

- Information Center

- Equipment

- Shop

27
- Lavatory

- Restaurant

- Charging Corner

- Litter Basket

- Parking Area

f) Aktivitas Yang Dapat Dilakukan

Wisatawan bisa melakukan beragam aktivitas pantai mulai dari berenang, main

pasir, atau sekadar hamocking sambil menikmati indahnya Pantai Batukaras.

Beberapa permainan seperti banana boat juga tersedia di sekitar pantai. Beberapa

titik yang layak dijadikan tempat menikmati indahnya pantai di antaranya bukit

yang di sebelah kanan dan kiri Pantai Batukaras. Dari sudut ini, wisatawan bisa

melihat cantik dan birunya lautan lepas Samudra Indonesia.

g) Pasar Wisata / Pengunjung

Pengunjung yang mengunjungi Pantai Batu Karas terdiir dari berbagai umur dan

kalangan. Wisatawan yang mengunjungi pantai batu karas terdiri dari wisatawan

domestik juga wisatawan mancanegara. Mayoritas adalah wisatwan mancanegara

karena mereka suka melakukan surfing dna ombak di Pantai Batu Karas cukup

mendukung.

h) Pengelola

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab.Pangandaran

i) Latar Belakang Sejarah

Pada zaman dahulu kala ada seorang yang sedang merantau yaitu Rd Raja

Katomas beserta istrinya bernama masimah. Mereka berdua merantau dari daerah

Bojong Loa, Bojong Genteng lalu ke pesisir pantai. Didaerah pesisir pantai

28
tersebut Rd Raja Katomas bingung untuk memberi nama daerah pesisir tersebut,

lalu dikarenakan tempat tersebut diakatakan “Waraas” oleh Rd Raja Katomas

yang artinya tinggal wass. Maka diberi namalah daerah tersebut dengan nama

“Batukaras”.

Nama Batukaras menurut informasi dari salah satu penduduk desa mengatakan

bahwa nama Batukaras berasal dari batu dan karas yang memiliki makna batu

yang keras. Batu tersebut berada dipesisir pantai dan dapat ditemui hingga

sekarang.

j) Objek dan Daya Tarik Wisata yang dikunjungi

Obyek Wisata Pantai Batu Karas di Batu Karas  Ciamis Jawa Barat merupakan

tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada

duanya. Penduduk lokal daerah ciamis juga sangat ramah tamah terhadap

wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Kota ciamis juga terkenal akan keindahan obyek wisatanya , salah satu contohnya

adalah Obyek Wisata Pantai Batu Karas di Batu Karas  Ciamis Jawa Barat ini.

Obyek Wisata Pantai Batu Karas di Batu Karas  Ciamis Jawa Barat  adalah

perpaduan antara Pantai Batu Hiu dan Pantai Pangandaran karena berada pada

garis pantai yang sama. 

Pantai Batu Karas ini sangat cocak untuk liburan keluarga dan juga disebut-sebut

sebagai salah satu tempat berselancar yang menyenangkan.Pantai Batu Karas

tidak hanya terkenal dengan airnya yang tenang, tetapi juga ombak laut yang

cukup menantang. Air yang tenang dan gelombang ombak yang cukup tinggi

adalah kombinasi harmonis yang menjadikan kawasan Pantai Batu Karas ini

29
terbilang ramai dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.Ini

karena pantai tersebut menawarkan pengalaman surfing yang hampir sama. 

Pantai ini berjarak tak kurang dari 40 kilometer dari pusat kota Ciamis. Hamparan

pasir hitam di sepanjang pantai dan deru ombak yang sesekali menggerus

sebagian pasir adalah pemandangan yang khas.Di kalangan peselancar, Pantai

Batu Karas bukanlah nama yang asing. Dibanding pantai lainnya, Pantai Batu

Karas termasuk paling datar. 

Pantai ini juga memiliki sebuah teluk kecil sehingga para peselancar tidak perlu

repot mendayung terlalu jauh menuju titik awal gelombang.Anda dapat

menjumpai banyak persewaan perlengkapan berselancar di sana, juga sekaligus

dengan instruktur berpengalaman yang akan mengajarkan semua hal tentang

berselancar, khususnya bagi pemula.

2.7 CITUMANG

a) Letak Geografis

Obyek wisata ini terletak di Desa Bojong Kecamatan Parigi Pangandaran, berjarak

19 km dari Pangandaran ke arah barat.

b) Kondisi Fisik

Citumang sendiri merupakan wisata alam dimana disana wisatawan bisa

menemukan sungai dengan air yang bening kebiruan dikelilingi pepohonan yang

rindang, udara yang sejuk, suara satwa hutan yang tak pernah sepi dan suasana

30
yang alami terasa tepat jika dijadikan tempat untuk melepas lelah,  kepenatan dan

kehidupan sibuknya suasana perkotaan.

Sungai Citumang merupakan sungai terbuka artinya ketika keadaan volume air

meningkat tidak perlu khawatir terjadi banjir bandang mengingat Citumang

memiliki gua dihulu sungai, sebagian besar masuk ke perut bumi (Sanghyan

Tikoro) dan keluar lagi dihilir. Dilihat dari keindahan alamnya pohon-pohon yang

besar dan rindang Citumang merupakan tempat yang cocok untuk hunting photo.

Selain itu area parkir Citumang terbilang luas dapat melalui parkir 1 Jl.

Sukamanah dan Parkir 2 melalui jl. Kantor Desa Bojong.

c) Aksesibilitas

-Angkot

-Mobil Pribadi

-Motor

-Bus

-Mobil Pickup

-Sepeda

d) Prasarana

Sungai yang bersih dan terawat serta masyarakat yang terbuka akan adanya atraksi

wisata yang dapat dikembangkan.

e) Fasilitas / Sarana Wisata Yang Tersedia

- Local Guide

- Information Center

- Equipment

- Lavatory

31
- Restaurant

- Shop

- Litter Basket

- Charging Corner

- Parking Area

- Clinic

f) Aktivitas Yang Dapat Dilakukan

Wisatawan yang datang ke tempang wisata Citumang dapat melakukan body

rafting serta dapat menikmati indahnya aliran air di wisata Citumang ini.

g) Pasar Wisata / Pengunjung

Segala umur dan kalangan, wisatawan domestik maupun mancanegara karena

cukup mengundang adrenaline para pencinta alam.

h) Pengelola

Anak Putera Daerah

i) Latar Belakang Sejarah

Nama Citumang berasal dari legenda tentang seekor buaya buntung, Si Tumang.

Begitu kuatnya kepercayaan penduduk akan kehadiran buaya buntung tersebut

sehingga sampai sekarang meninggalkan nama yang melekat kuat menjadi nama

sungai. Versi lain kisah Citumang, berasal dari Cai (Bhs. Sunda = air) yang

numpang (cai numpang) yang berkaitan dengan adalah air sungai yang mengalir

di bawah tanah lama kelamaan namanya menjadi Citumang. Lima ratus meter dari

lokasi pamandian ke arah hulu, dijumpai pesona alam berupa aliran sungai

Citumang yang masuk ke dalam perut bumi dan keluar lagi di arah hilir. Aliran

32
sungai yang masuk ke dalam goa ini diberi nama Goa Taringgul yang kemudian

diberikan nama baru sebagai Sanghyang Tikoro (Batara Tenggorokan).

33
BAB III

PENDEKATAN TEORI KONSEPSI

Dari setiap tempat-tempat yang telah saya kunjungi pada tanggal 25-28 Februari

2018, saya melihat potensi yang sangat besar di dalam setiap obyek wisata yang

ada. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, saya melihat bahwa untuk

daerah kota Cirebon maupun Pangandaran telah terdapat banyak keanekaragaman

dan kekayaan wisata yang dapat dimanfaatkan untuk menarik para wisatawan baik

dalam maupun luar negeri.

Menurut pandangan saya, diantara ketujuh obyek wisata yang telah dikunjungi,

hanya ada beberapa yang maju, dikenal dan memperoleh jumlah pengunjung

cukup besar. Padahal obyek-obyek wisata yang lain memiliki daya tarik tersendiri

dengan keunikan yang dimilikinya..

Dimasa yang akan datang, apabila obyek-obyek yang ada dikelola dengan

semakin baik, dalam arti terus dicari usaha-usaha bagaimana meningkatkan daya

tarik wisata yang ada, maka saya percaya objek wisata yang saat ini belum

terkenal pun dapat menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan.

Salah satu kendala yang saya rasakan untuk setiap obyek wisaya yang ada

semakin berkembang adalah keterbatasan dana dan kurangnya investor yang

tertarik untuk itu. Hal tersebut tentu sangat bargantung bagaimana pihak pengelola

dalam hal ini dapat menunjukkan potensi keuntungan yang dapat diberikan jika

obyek wisata yang ada dikembangkan.

Selain sisi pengembangan obyek wisata itu sendiri, dengan semakin mempertajam

dan mengekspos keunikan yang dimilikinya, peningkatkan fasilitas-fasilitas yang

34
ada tentu juga sangat dibutuhkan. Tentu seorang wisatawan cenderung enggan

datang ke sebuah tempat wisata dengan toilet yang kotor dan bau dan hanya satu-

satunya pula walaupun tempat tersebut memiliki daya tarik yang luar biasa.

Kelengkapan produk dan kemenarikan suatu tempat tentu harus dibarengi dengan

suatu perencanaan pemasaran yang bagus dari pengelola tempat wisata tersebut.

Dalam hal ini pun pengelola adalah pihak yang bertanggungjawab untuk

memperkenalkan suatu tempat wisata ke masyarakat dalam negeri maupun luar

negeri. Tanpa perencanaan pemasaran yang baik, masyarakat tidak akan pernah

mengenal sebuah obyek wisata. Walaupun obyek tersebut memiliki pesona wisata

yang luar biasa sekalipun, hal tersebut akan sia-sia dan tidak akan mendorong

peningkatan jumlah pengunjung. mengunjungi tempat tersebut.

Kelengkapan produk suatu tempat harus disamakan dengan suatu perencanaan

pemasaran yang bagus dari pengelola tempat wisata tersebut. Pengelola yaitu

pihak yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan suatu tempat wisata ke

masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.

35
BAB IV

PEMBAHASAN STUDI

Dari tempat yang telah kami kunjungi pada tanggal 25-28 Februari 2018, banyak

sekali permasalahan yang ditemui dalam usaha pengembangan produk dan

perencanaan pemasaran produk wisata itu sendiri. Pengembangan tempat wisata

itu bisa terjadi jika didukung oleh masyarakat sekitar atraksi wisata dan

kelengkapan fasilitas di tempat wisata tersebut. Aksesibilitas dan akomodasi

disekitar atraksi wisata tersebut juga harus diperhatikan. Dalam mengolah suatu

kawasan diperlukan menejemen yang baik terutama terutama pada saat sumber

daya manusianya sehingga tidak terjadi kesalahan pengolahan yang berakibat fatal

bagi perkembangan pariwisata di kawasan tersebut.

Hal keterbatasan dana juga menghambat pihak pengelola untuk

mempromosikan produk wisata itu ke masyarakat luas.

36
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Atraksi wsiata yang baik bukan hanya atraksi wisata yang memiliki keunikan

tersendiri, tetapi atraksi wisata yang baik adalah atraksi yang memiliki sarana dan

prasarana yang memadai. Akan lebih baik lagi jika atraksi wisata tersebut

memiliki informasi lengakp dengan aksesibilitas yang baik. Hal-hal tersebut lah

yang perlu diperhatikan agar para wisatawan dapat tertarik untuk datang.

B. SARAN

Saran untuk para pengelola adalah, untuk tidak menjadi pengelola yang money

oriented. Para pengelola harus mengutamakan pelayanan yang diberikan.

Pengelola harus meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, kebersihan dan

keamanan juga harus ditingkatkan agar para wisatawan memiliki good

impression. Jika para wisatawan memiliki good impression, maka mereka akan

datang lagi ke atraksi wisata tersebut.

37
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kampung_Batik_Trusmi

https://www.travelpangandaran.com/citumang-pangandaran/

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=235&lang=id

https://labtani.wordpress.com/2009/12/01/sejarah-keraton-cirebon/

http://desirahmawati10.blogspot.co.id/2016/11/tugas-makalah.html

http://www.teluklove.com/2017/02/pesona-keindahan-obyek-wisata-

keraton_21.html

https://sportourism.id/tourism/wisata-unik-dan-menarik-ikan-dewa-pemandian-

cibulan-cirebon

https://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Batu_karas

http://www.beachpangandaran.com/2013/09/sejarah-pantai-batu-karas.html

https://www.travelpangandaran.com/citumang-pangandaran/

38

Anda mungkin juga menyukai