Anda di halaman 1dari 19

WARISAN BUDAYA PASAR MALIOBORO YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pengambilan Rapor


Semester Genap

Oleh :
Annisa Novendia
XI Bahasa
NIS 0000799629
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG
Tahun Pelajaran 2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Warisan Budaya Pasar Malioboro Yogyakarta


Nama : Annisa Novendia
Kelas : XI
Jurusan : Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya
Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran : 2016/2017

Bandar Lampung,20 Mei 2017


Mengetahui,
Kepala MAN 1 Bandar Lampung Pembimbing

Drs.M.IQBAL Drs.Hi.SUPRIYONO
NIP 196308251990031002 NIP 15204051994031002
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 20 November 2000, anak ke


lima dari pasangan Bapak Suyitno dan Ibu Salyana.Penulis bertempat tinggal di
Jalan Ratudibalau No 11, Way Kandis, Bandar Lampung. Penulis menempuh
jenjang pendidikan pertama di TK Melati Puspa Bandar Lampung, kemudian
melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 1 Way Kandis dan lulus pada tahun 2012,
kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Bandar Lampung dan
lulus pada tahun 2015, dan pada tahun 2015 melanjutkan ke Madrasah Aliyah
Negeri 1 Bandar Lampung sampai dengan sekarang. Saat ini penulis masih tecatat
sebagai siswa kelas XI Program Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya.
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini, penulis persembahkan untuk :


1. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan moral maupun
materiil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini.
2. Bapak Drs.M.Iqbal selaku kepala MAN 1 Bandar Lampung.
3. Bapak Drs.Hi.Supriyono selaku pembimbing yang selalu memberikan
dukungan dan pengarahan dalam setiap tahap penyelesaian karya tullis ini.
4. Ibu Fitria Agustina, S.Pd selaku wali kelas XI Bahasa yang selalu memberikan
motivasai kepada penulis.
5. Kakak tersayang yang telah membantu penulis dalam menuangkan ide
kedalam karya tulis ini.
6. Rekan-rekan yang selalu memberi keceriaan dan motivasi di hari-hari penulis.
7. Dan semua orang yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ini.
MOTTO

Never troubles trouble until trouble troubles you


Jangan mempermasalahkan masalah hingga masalah
mempermasalahkanmu
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya,


sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Warisan
Budaya Pasar Malioboro Yogyakarta”.

Karya tulis ini disusun guna memenuhi persyaratan pengambilan rapor


dan kenaikan kelas XI yang dibimbing oleh Drs.Hi.Suprioyno di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung.

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis banayak mengalami kesulitan-


kesulitan. Namun, berkat bantuan serta dukungan dari pembimbing,
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis berharap dengan dibuatnya karya tulis ini, dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

Bandar Lampung, 20 Mei 2017


Penulis

Annisa Novendia
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................
RIWAYAT HIDUP....................................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................
MOTTO......................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Sejarah Pasar Malioboro Yogyakarta............................................................
2.2. Deskripsi Keadaan dan Kegiatan Pasar di Malioboro Yogyakarta...............
BAB III MEODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penellitian.............................................................................................
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................
3.3. Metode Pengumpulan Data...........................................................................
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Bentuk Warisan Budaya Pasar Malioboro Yogyakarta................................
4.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pewarisan Buadaya Pasar Malioboro
Yogyakarta...................................................................................................
4.3. Cara Melestarikan Warisan Budaya Pasar Malioboro Yogyakarta...............
BAB V PENTUP
5.1. Simpulan.......................................................................................................
5.2. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial
dan infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk
orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat
pembayaran yang sah seperti uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari
perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual
untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan
pasar dari perdagangan.
Namun, saat ini pasar tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah dan membeli
kebutuan saja. Pasar telah mengalami banyak mengalami perubahan budaya
sehingga menjadikannya sebagai objek wisata yang sangat unik dan menarik.
Salah satu contoh pasar yang menjadi objek wisata adalah Pasar Malioboro
Yogyakarta. Pasar Malioboro Yogyakarta Oleh karena itu penulis merasa tertarik
untuk mengambil judul tersebut
Adapun yang mendorong penulis memberika judul pada karya tulis ini adalah :
1.1.1. Pasar Malioboro Yogyakarta merupakan pasar legendaris yang
menyimpan banyak keunikan dan sangat menarik untuk dijadikan objek
penelitian
1.1.2. Pasar Malioboro Yogyakarta merupakan salah satu peninggalan sejarah
yang banyak memiliki warisan dalam segi kebudayaan.
1.1.3. Penulis ingin mengetahui apa saja warisan budaya yang dimiliki Pasar
Malioboro Yogyakarta dan cara melestarikannya.
Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelititan ini, penulis mencari
informasi dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang dapat di temukan pada
internet. Penulis juga mengunjungi objek penelitian dengan mendatangi Pasar
Malioboro Yogyakarta secara langsung.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis mencoba mengangkat masalah sebagai
berikut :
1.2.1 Apa saja bentuk warisan budaya yang dimiliki Pasar Malioboro
Yogyakarta ?
1.2.2 Apa faktor yang memengaruhi pewarisan budaya Pasar Malioboro
Yogyakarta ?
1.2.3 Bagaimana cara melestarikan warisan budaya Pasar Malioboro Yogyakarta
?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk warisa budaya yang dimiliki
Pasar Malioboro Yogyakarta.
1.3.2 Untuk mengetahui cara melestarikan budaya Pasar Malioboro Yogyakarta.
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja faktor yang memengaruhi pewarisan budaya
Pasar Malioboro Yogyakarta.
1.3.4 Sebagai syarat pengambilan rapor dan kenaikan kelas.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian yang dilakukan penulis adalah :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang-kurangnya sebagai penambah wawasan tentang kebudayaan
Pasar Malioboro Yogyakarta.
1.4.2 Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis mengenai kebudayaan yang ada di Pasar
Malioboro Yogyakarta dalam setiap data-data yang ditelaah dalam
pembuatan karya tulis.
b) Bagi Pembaca
Menambah wawasan pembaca mengenai warisan budaya Pasar
Malioboro Yogyakarta secara mudah dalam bentuk karya tulis ilmiah.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Pasar Malioboro Yogyakarta


Dalam bahasa Sansekerta, kata “malioboro” bermakna karangan bunga. itu
mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika Keraton mengadakan acara
besar maka jalan malioboro akan dipenuhi dengan bunga. Kata malioboro juga
berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama “Marlborough” yang
pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816 M. pendirian jalan malioboro
bertepatan dengan pendirian keraton Yogyakarta (Kediaman Sultan).
Perwujudan awal yang merupakan bagian dari konsep kota di Jawa, Jalan
malioboro ditata sebagai sumbu imaginer utara-selatan yang berkorelasi dengan
Keraton ke Gunung merapi di bagian utara dan laut Selatan sebagai simbol
supranatural. Di era kolonial (1790-1945) pola perkotaan itu terganggu oleh
Belanda yang membangun benteng Vredeburg (1790) di ujung selatan jalan
Malioboro. Selain membangun benteng belanda juga membangun Dutch Club
(1822), the Dutch Governor’s Residence (1830), Java Bank dan kantor Pos untuk
mempertahankan dominasi mereka di Yogyakarta. Perkembangan pesat terjadi
pada masa itu yang disebabkan oleh perdaganagan antara orang belanda dengan
orang cina. Dan juga disebabkan adanya pembagian tanah di sub-segmen Jalan
Malioboro oleh Sultan kepada masyarakat cina dan kemudian dikenal sebagagai
Distrik Cina.
Perkembangan pada masa itu didominasi oleh Belanda dalam membangun
fasilitas untuk meningkatkan perekonomian dan kekuatan mereka, Seperti
pembangunan stasiun utama di Jalan Malioboro, yang secara fisik berhasil
membagi jalan menjadi dua bagian. Sekarang ini, merupakan jalan pusat kawasan
wisata terbesar di Yogyakarta, dengan arsitektur campuran antara kolonial
belanda, komersial cina, serta kontemporer.

2.2 Deskripsi Keadaan dan Kegiatan di Pasar Malioboro Yogyakarta


Pasar Malioboro Yogyakarta membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan
Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Margo Utomo, Jalan
Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Malioboro menyajikan berbagai aktivitas
belanja, mulai dari bentuk aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja
modern. Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-
menawar terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir dan
cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang
trotoar jalan Malioboro. Berbagai macam cederamata dan kerajinan dapat anda
dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan
sebagainya.
Kawasan Malioboro dekat dengan obyek wisata sejarah lainya yang sangat
banyak menyimpan cerita sejarah yang menarik. Setelah anda berbelanja di
Malioboro anda bisa meneruskan mengunjungi obyek wisata lain yang jaraknya
cukup dekat. Tempat dan obyek wisata tersebut seperti berwisata arsitektur
peninggalan kolonial Belanda dan wisata belanja tradisional lainnya. Obyek
wisata sejarah yang berdekatan dengan Malioboro seperti : Keraton Yogyakarta,
Alun-alun Utara, Masjid Agung, Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan
Kampung Kauman.
Wisatawan juga dapat menyaksikan kekhasan lain dari Malioboro seperti puluhan
andong dan becak yang parkir berderet disebelah kanan jalan pada jalur lambat
Malioboro. Sedangkan pada sebelah kiri jalan wisatawan dapat melihat ratusan
kendaraan bermotor yang diparkir berjajar yang menjadi tanda bahwa Malioboro
merupakan kawasan yang banyak menyedot para pengunjung.
Aktivitas wisatawan di Malioboro tidak hanya pada siang hari saja, akan tetapi di
kawasan Malioboro ini aktivitas wisata akan terus berlanjut dengan adanya nuansa
makan malam yang disediakan warung-warung yang bermunculan pada malam
hari, terutama setelah pukul 21.00 WIB. Sambil menyantap hidangan di warung
lesehan Malioboro, wisatawan akan dihibur oleh musisi jalanan yang
mengunjungi lesehan tersebut sambil mengalunkan lagu-lagu tertentu.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian deskripsi. Penulis
menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi pada masa lampau dan masa
kini tentang objek penelitian yaitu Pasar Malioboro Yogyakarta.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Pasar Malioboro Yogyakarta pada tanggal 24 dan 25
Desember 2016.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang di gunkan penulis dalam melakukan penelitian
ini adalah metode observasi. Penulis melakukan pengamatan secara langsung di
objek penelitian yaitu Pasar Malioboro Yogyakarta.
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bentuk Warisan Budaya Pasar Malioboro Yogyakarta


Pasar Malioboro Yogyakarta memiliki cukup banyak warisan dalam berbagai
aspek. Diantaranya adalah aspek-aspek dibawah ini.
4.1.1 Perdagangan
Dalam bidang perdagangan, pasar malioboro memiliki banyak aspek barang
dagangan yang dijual, misalnya kuliner tradisional, pakaian tradisonal, dan juga
souvenir tradisional.
Kuliner tradisonal yang dijajakan di pasar malioboro merupakan makanan khas
indonesia terutama daerah yogyakarta itu sendiri. Diantaranya adalah Wedang
Ronde, Gudeg, Es Dawet, Soto Pithes, Sup Kembang Waru, Sate, dan masih
banyak lagi.
Pasar Malioboro Yogyakarta juga menyediakan pakaian tradisional yang sangat
bervariasi. Diantaranya yang paling khas dan banyak dicari adalah Batik. Batik
yang di jual sangat bervariasi diantaranya adalah batik tulis, batik cap, batik katun,
hingga batik sutra. Selain batik, Pasar Malioboro Yogyakarta juga menyediakan
kaus-kaus yang bertuliskan hal-hal yang mewakili Yogyakarta atau Pasar
Malioboro itu sendiri.
Selanjutnya, Pasar Malioboro Yogyakarta juga menyediakan souvenir
tradisional. Diantaranya adalah mainan tradisional, perhiasan dari perak, barang-
barang antik, wayang kulit, blangkon, gantungan kunci berbahan bambu,
perhiasan dari kayu, dan masih banyak lagi. Souvenir-souvenir tersebut tidak akan
luput dari nuansa tradisional khas Yogyakarta yang sangat asri dan klasik.

4.1.2 Transportasi
Bidang transportasi di Pasar Malioboro Yogyakarta juga merupakan warisan
budaya yang sangat unik dan menarik. Transportasi di Pasar Malioboro
Yogyakarta kebanyakan masih menggunakan Andong / Dokar, Becak tradisional,
dan juga Sepeda Onthel yang klasik. Tidak banyak kendaraan umum seperti
angkot yang memenuhi jalanan. Hal-hal seperti inilah yang menjadi nilai tambah
bagi warisan budaya serta keunikan Pasar Malioboro Yogyakarta.
4.1.3 Wisata Malam
Tidak hanya berupa benda, hal-hal lain seperti suasana yang khas bisa menjadi
warisan budaya yang penting untuk di lestarikan. Wisata malam di Pasar
Malioboro Yogyakarta merupakan daya tarik yang paling menonjol di kalangan
wisatawan. Karena wisata malam di Pasar Malioboro Yogyakarta merupakan
perpaduan yang khas dari keanekaragaman kuliner, hiburan dari para seniman
jalanan, lampu-lampu jalan yang mengesankan keromantisan, hiruk pikuk jalanan,
serta tak luput pula keramahtamahan yang sudah menjadi ciri khas masyarakat
Indonesia terutama Yogyakarta. Semua hal tersebut yang menjadi keistimewaan
tersendiri bagi wisata malam di Pasar Malioboro Yogyakarta.

4.1.4 Bahasa Tradisional yang Dipakai


Masyarakat sekitar terutama para pedagang di Pasar Malioboro Yogyakarta
menggunakan Bahasa Jawa Yogyakarta. Bahasa Jawa Yogyakarta merupakan
sebuah dialek khas yang dipakai masyarakat Yogya. Biasanya masyarakat
Yogyakarta menyingkat kata,atau menambahkan afiks agar enak didengar. Bahasa
Jawa Yogyakarta memiliki ciri khas yang sangat identik dan menunjukkan
kepribadian masyarakat Yogyakarta itu sendiri. Bahkan tak jarang karena
keunikannya, banyak wisatawan asing mencoba mempelajari Bahasa Jawa
Yogyakarta yang sederhana dari para pedagang disana. Untuk itu, warisan budaya
Pasar Malioboro Yogyakarta yang satu ini tak kalah pentingnya untuk dilestarikan
sebagai identitas masyarakat Yogyakarta itu sendiri.

4.2 Faktor yang Mempengaruhi Pewarisan Budaya Pasar Malioboro


Yogyakarta
Dalam kegiatan pewarisan kebudayaan Pasar Malioboro Yogyakarta, ada
faktor-faktor yang mengiringi jalannya pewarisan tersebut. Faktor-faktor tersebut
ada yang berupa faktor pendukung dan ada pula yang berupa faktor penghambat.
4.2.1 Faktor Pendukung Pewarisan Budaya Pasar Malioboro Yogyakarta
Ada beberapa faktor pendukung pewarisan budaya Pasar Malioboro Yogyakarta
diantaranya adalah faktor pendukung internal dan faktor pendukung eksternal.
Faktor pendukung internal adalah faktor pendukung yang berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri. Diantaranya adalah adanya kecintaan masyarakat setempat
dengan budaya yang ada, adanya niat dalam diri masyarakat untuk mewariskan
dan melestarikan budaya tersebut, dan adanya generasi-generasi muda yang peduli
sehingga nantinya akan menjadi tumpuan pewarisan budaya tersebut.
Faktor pendukung eksternal adalah faktor pendukung yang berasal dari luar
masyarakat yaitu adanya pengaruh kontak-kontak antar budaya (cultural contact)
secara langsung, serta peran pemerintah dalam mengupayakan pewarisan budaya
tersebut
4.2.2 Faktor Penghambat Pewarisan Budaya Pasar Malioboro Yogyakarta
Ada beberapa faktor penghambat pewarisan budaya Pasar Malioboro
Yogyakarta diantaranya adalah tidak adanya kesadaran masyarakat untuk
mewariskan budaya tersebut, adanya sikap masyarakat yang menganggap bahwa
kebudayaan tersebut tidaklah efisien dan bersifat kuno, tidak adanya generasi
muda yang menjadi tumpuan pewarisan budaya yang ada, serta kurangnya andil
pemerintah dalam upaya pewarisan budaya Pasar Malioboro Yogyakarta.

4.3 Cara Melestarikan Warisan Budaya Pasar Malioboro Yogyakarta


Dengan banyak dan beragamnya warisan budaya Pasar Malioboro Yogyakarta,
maka diperlukan pula upaya dan cara untuk melestarikan keberadaan warisan
budaya tersebut.
Ada beberapa hal dapat dilakukan untuk melestarikan warisan budaya tersebut,
yaitu dengan cara memperkenalkan budaya tersebut kepada seluruh warga negara
indonesia hingga kancah mancanegara dengan mengadakan kampanye budaya dan
pariwisata. Semakin dikenalinya suatu budaya tersebut maka budaya itu akan
semakin melekat dan memperkecil kemungkinannya akan hilang. selanjutnya,
warga negara indonesia harus menanamkan kecintaan terhadap budaya yang
dimiliki sehingga tidak akan mudah terpengaruh oleh budaya asing yang masuk
seiring terjadinya globalisasi. Berikutnya yang tak kalah penting adalah
menjadikan budaya tersebut sebagai identitas diri sebagai warga negara indonesia.
Peran pemerintah pun tak kalah penting dalam melestarikan warisan budaya
Pasar Malioboro Yogyakarta yaitu dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 11
tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Kawasan Malioboro Yogyakarta telah
ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya, menurut Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 6 tahun 1994 tentang Rencana
Umum Tata Ruang Kota Yogyakarta. Upaya penjagaan kawasan cagar budaya
juga merujuk pada Perda DIY nomor 11 tahun 2005 tengan pengelolaan kawasan
cagar budaya dan benda cagar budaya, pasal 1 ayat 10, yaitu didefinisikan sebagai
upaya-upaya untuk mempertahankan benda dari proses kerusakan dan
kemusnahan sehingga tetap terjaga keberadaannya baik secara fisik maupun nilai
yang terkandung didalamnya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil pembahasan maka dengan demikian penulis dapat
mengambil keputusan sebagai berikut :
5.1.1 Pasar Malioboro Yogyakarta memiliki banyak warisan budaya dari berbagai
aspek.
5.1.2 Dalam pewarisan budaya Pasar Malioboro Yogyakarta, terdapat banyak
faktor yang mempengaruhinya. Baik faktor pendorong, maupun faktor
penghambat.
5.1.3 Dalam pewarisan budaya Pasar Malioboro Yogyakarta, peran warga negara
indonesia serta pemerintah sangatlah penting.
5.1.4 Pasar Malioboro Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang
menarik untuk dijadikan objek penelitian.
5.1.5 Pasar Malioboro Yogyakarta merupakan penyokong devisa negara yang
cukup besar karena banyak didatangi oleh wisatawan mancanegara.

5.2 Saran
Setelah menyusun karya tulis ini, penulis hanya dapat memberikan sepatah dua
patah kata sebagai saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi kita semua, yaitu :
5.2.1 Sebagai warga negara, kita harus menjadikan budaya Indonesia sebagai
identitas diri.
5.2.2 Sebagai warga negara, kita hendaknya menanamkan kecintaan kita terhadap
budaya Indonesia.
5.2.3 Kita sebagai generasi penerus bangsa hendaknya terus berkarya dan terus
melestarikan budaya Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.njogja.co.id/kota-yogyakarta/malioboro-yogyakarta/
2. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pasar
3. http://pamungkaz.net/sejarah-malioboro-yogyakarta/
4. https://joemarbun.wordpress.com/2011/07/26/kawasan-malioboro-
sebagai-kawasan-budaya/
5. http://guruppkn.com/cara-melestarikan-budaya
LAMPIRAN
HALAMAN KONSULTASI PEMBUATAN KARYA TULIS

Nama : Annisa Novendia

Program : Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya

Judul : Warisan Budaya Pasar Malioboro Yogyakarta

NO Hari/Tanggal Hal yang di Konsultasikan Paraf


Konsultasi Pembimbing

1 Sabtu, 20 Agustus 2016 ACC Judul

2 Sabtu, 14 Oktober 2017 Konsultasi penulisan paragraf

3 Sabtu, 4 November 2017

Anda mungkin juga menyukai