Anda di halaman 1dari 18

KARYA TULIS ILMIAH

SITU LENGKONG PANJALU

Disusun oleh :
Nama : Zidanda Fachmi Permadi
Kelas : XII MIPA 3

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 CISAGA
Jl.Raya Cisaga-Ciamis No.814 (0265) 2730940
Dsn.Sembungjaya Desa Mekarmukti Kec.Cisaga
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Meli Novita, M.M.Pd. Hendrawati, S.S


NIP. 198205102023212009 NIP. 198210062023212012

Mengetahui,

Wakasek Kurikulum, Kepala Sekolah,

H. Heryadiana, S.Pd Drs. H. Solihin, M.Pd


NIP. 196910011996011002 NIP. 196407201989031010

i
ABSTRAK

Situ Lengkong Panjalu adalah salah satu obyek wisata alam dan ziarah
yang terletak di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa
Barat. Obyek wisata Situ Lengkong merupakan salah satu obyek wisata yang belum
berkembang di Kabupaten Ciamis. Keberadaan obyek wisata tersebut sangat
berpengaruh pada kehidupan warga Panjalu. Oleh sebab itu, obyek wisata Situ
Lengkong memerlukan strategi pengembangan wisata agar kesejahteraan masyarakat
dapat terus berlangsung. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian di
obyek wisata Situ Lengkong menggunakan Komponen Pengembangan Produk yang
terdiri dari atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan ancillary service. Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa obyek wisata Situ Lengkong memerlukan perbaikan pada
pengelolaan destinasi agar kondisi fisik obyek wisata Situ Lengkong mendapatkan
perawatan. Kemudian, kawasan obyek wisata Situ Lengkong memerlukan perbaikan
infrastuktur yang melibatkan berbagai bidang pemerintahan. Oleh karena itu, pihak
warga Desa Panjalu, tokoh masyarakat Desa Panjalu, dan pemerintah setempat dapat
bersinergi dengan pihak investor untuk mengembangkan obyek wisata Situ lengkong.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas Karya Tulis Ilmiah di SMA Negeri 1 Cisaga. Dengan membuat karya tulis
ini, penulis mengharapkan mampu menambah pengetahuan tentang Situ Lengkong
Panjalu khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan
cukup memuaskan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yamg ikut serta terlibat dalam penyusunan karya
ilmiah ini,
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun, guna
penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Cisaga, Februari 2024

Zidanda Fachmi Permadi

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
BAB II KERANGKA TEORI ................................................................................... 4
2.1 Landasan Teori .............................................................................................. 4
2.2 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 7
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 7
3.1.1 Tujuan Dasar .......................................................................................... 7
3.1.2 Tempat Pelaksanaan Pengamatan .......................................................... 7
3.1.3 Tujuan Umum ........................................................................................ 7
3.1.4 Sifat-Sifat Masalah ................................................................................. 7
3.1.5 Ruang Lingkup Pengujian ...................................................................... 8
3.2 Populasi Dan Sampel Pengamatan ................................................................ 8
3.3 Jenis, Sumber Dan Teori Pengumpulan Data ................................................ 8
3.4 Teknik Analisis .............................................................................................. 8
BAB IV PEMBAHASAN PENGAMATAN ........................................................... 10
4.1 Gambaran Umum ........................................................................................ 10
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 10
4.3 Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 11
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 12
5.1 Daftar Pustaka ............................................................................................. 12
5.2 Kesimpulan .................................................................................................. 12
5.3 Saran ............................................................................................................ 12
5.4 Lampiran – Lampiran .................................................................................. 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Panjalu adalah sebuah Kecamatan yang ada di Kabupaten Ciamis Jawa
Barat, Panjalu dikenal dengan penduduknya yang banyak merantau menjadi
pedagang, khususnya di daerah Kota Bandung yaitu berada di pasar Caringin
maupun Jatayu. Namun selain terkenal dengan warganya yang mahir dengan
berdagang, Panjalu dikenal sebagai destinasi wisata ziarahnya, salah satu tujuan
wisata utamanya yaitu situ lengkong dimana tempat makam salah satu pendiri
kerajaan Panjalu berada di tengah - tengah danau tersebut. Prabu Sanghyang
Borosngora adalah salah satu raja Panjalu yang menyebarkan agama Islam di
Panjalu, setelah pulang dari sayembara mecari ilmu sejati sampai negeri Arab
bertemu Sayidina Ali membawa sebuah kepercayaan yaitu agama Islam, selain
membawa keyakinan tersebut Prabu Sanghyang Borosngora dibekali sebuah
senjata yaitu Pedang Zulfikar , yang hingga saat ini pedang tersebut tersimpan
rapih di museum bumi alit.
Selain peninggalan sejarah dan wisata alamnya Panjalu memiliki kesenian
khas yang lahir di Panjalu seperti wayang landung, buta kararas tilas, hingga alat
musik gemyung. Panjalu memiliki banyak potensi yang seharusnya masyrakat
luas untuk mengetahuinya, selain membantu menjaga pelestarian
kebudayaannya juga membantu pendapatan daerah setempat. Dalam rangka
menghormati perjuangan Prabu Sanghyang Borosngora yang telah menyebarkan
agama Islam di Panjalu setiap setahun sekali tepatnya saat bulan Maulud Nabi
Muhammad SAW. Selain menyambut Maulud Nabi, masyarakat Panjalu
mengadakan upacara adat yaitu upacara adat nyangku, nyangku yang berarti
nya’angan laku, menerangi perilaku jika dalam arti bahasa arab yaitu yanko
artinya mensucikan diri. Nyangku sendiri yaitu membersihkan benda benda
pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora saat penyebaran agama Islam
di Panjalu, salah satunya Pedang Zulfikar peninggalan Sayidina Ali dan keris
komando serta pusaka pusaka kerajaan lainya.
Upacara adat nyangku ini juga dijadikan untuk pengenalan wisata alam
dan kesenian yang ada di Panjalu, sebelum pelaksanaan pembersihan benda
pusaka, panitia penyelenggara (Yayasan Borosngora) memberikan waktu selama
seminggu lebih untuk menampilkan pentas kesenian yang ada di Panjalu.

1
Selain itu kuliner dan oleh oleh ciri khas Panjalu dijual belikan oleh
masyarakat setempat, dan acara ini menjadi peluang usaha bagi para masyrakat
Panjalu yang memiliki jumlah penduduk sekitar 50.438 jiwa terhitung pada
tahun 2015, Masyrakat yang mayoritas adalah petani dan pedagang namun
jumlah pengangguran yang masih tinggi sekitar 2.215 jiwa. Dengan adanya
acara tahunan ini mereka yang tidak memiliki pekerjaan bisa menghasilkan
penghasilan. Upacara adat nyangku sudah dicatat oleh kementrian pendidikan
dan budaya sebagai WBTB (warisan budaya tak benda) pada tahun 2017 agar
diakui oleh UNESCO sehingga upacara adat nyangku ini dipermanenkan milik
Indonesia, hal ini bisa mendorong agar upacara nyangku tidak dikenal hanya
orang Jawa Barat saja melainkan bisa mendunia.
Upacara adat nyangku ini menjadi sebuah potensi untuk mengenalkan
Panjalu secara menyeluruh oleh karena itu upacara adat nyangku ini perlu
dipromosikan lebih luas lagi, bukan hanya pecinta kebudayaan saja tetapi bagi
yang belum mengetahui upacara ini untuk mengetahuinya , karena sangat
membantu untuk pelestarian kebudayaan dan menjadikan Panjalu menjadi salah
satu pilihan untuk berdestinasi wisata pilihan karena upacara adat nyangku sudah
menjadi festival agenda tahunan yang diselenggarakan.
Namun dalam segi promosi yang dilakukan masih sangat kurang untuk
mencapai target yang lebih luas, oleh karena itu perlu di tingkatkan kegiatan
promosi yang dilakukan sehingga bisa mencapai target yang sebelumnya belum
pernah mengunjungi Panjalu.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Sejarah Situ Lengkong Panjalu?
2. Situs-situs apa saja yang terdapat di sekitar Objek Wisata Situ Lengkong
Panjalu?
3. Bagaimana perkembangan Objek Wisata Situ Lengkong dan Objek Wisata
Budaya yang terdapat di Situ Lengkong Panjalu?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian Karya Ilmiah ini adalah :
 Mengungkap Sejarah Situ Lengkong Panjalu sehingga menjadi objek
wisata.
 Mengetaui situs-situs yang ada di sekitar Situ Lengkong Panjalu.
 Memenuhi Tugas Karya Ilmiah.

1.4 Manfaat Penelitian


Memberikan Informasi dan kedadaran kepada masyarakat terhadap tempat
peninggalan sejarah local Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis untuk lebih
menjaga dan melestarikan keberadaannya sehingga dapat dijadikan salah satu
paket wisata sejarah.

3
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Landasan Teori


A. Situ Lengkong Panjalu
Salah satu peninggalan sejarah yang dapat dijadikan sebagai objek
wisata dan situs sejarah adalah Situ Lengkong yang berada di desa Panjalu,
Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis,Jawa Barat. Situ ini mampu
mengungkap kehidupan sejarah pada masa Kerajaan Panjalu yang masih
tersisa. Objek wisata ini menjadi salah satu andalan Kabupaten Ciamis.
Situ Lengkong merupakan sebuah danau seluas 57,95 hektar dengan pulau
di tengahnya seluas 9,25 hektar, bernama Nusa Gede . Di Pulau Nusa Gede
terdapat hutan lindung beserta peninggalan purbakala. Nusa Gede awalnya
adalah pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu, selain berfungsi sebagai
benteng pertahanan. Di sini, juga terdapat makam penyebar agama Islam
yang bernama Mbah Panjalu. Di dalam hutan terdapat 307 pohon yang
terdiri dari 30 jenis.
Menurut catatan sejarah Panjalu, Situ Lengkong merupakan hasil
buatan leluhur Panjalu, yang hidup di zaman Kerajaan Hindu Panjalu. Pada
awal abad ke- 7, seorang raja Panjalu menginginkan putra mahkotanya
memiliki ilmu yang paling ampuh dan paling sempurna. Maka
berangkatlah, sang putra mahkota yang bernama Borosngora menuju ke
suatu tempat dan berakhir di tanah suci Mekah. Di sanalah tujuannya
tercapai, yaitu mempelajari dan memperdalam Agama Islam dan membaca
dua kalimah syahadat.
Setelah tinggal cukup lama Sang Putra Mahkota pulang ke Panjalu
dengan dibekali air zam-zam, pakaian kesultanan, serta perlengkapan
pedang dan cis. Di Panjalu, tugas utamanya adalah menjadi raja Islam dan
sekaligus mengislamkan rakyatnya. Beliau kemudian menjadi Raja
Panjalu menggantikan ayahnya dengan Gelar Sang Hyang Borosngora.
Mulai saat itulah kerajan Panjalu berubah dari kerajaan Hindu menjadi
kerajaan Islam. Air zamzam dari Mekah ditumpahkan ke lembah bernama
Lembah Pasir Jambu. Kemudian lembah itu bertambah banyak airnya dan
terjadilah danau yang kini disebut Situ Lengkong.

4
Manfaat objek wisata Situ Lengkong salah satunya yaitu wisatawan
dapat belajar melalui karya wisata yang terdapat di Situ Lengkong
sehingga mereka dapat mengenal dan mengetahui peninggalan-
peninggalan sejarah pada masa Kerajaan Panjalu. Situ Lengkong berfungsi
sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu tepatnya di pulau yang
berada di tengah Situ Lengkong yang dinamakan Nusa Gede, selain itu di
Nusa Gede juga terdapat makam penyebar Agama Islam yang dinamakan
Mbah Panjalu. Pengetahuan terhadap kehidupan sejarah bangsa Indonesia
akan lebih berkesan dan bermakna apabila dapat mengunjungi langsung
situs peninggalan sejarah tersebut.
Seiring perkembangan zaman Situ Lengkong semakin dikenal oleh
masyarakat sekitar Panjalu dan masyarakat di luar Panjalu sehingga Situ
Lengkong berkembang menjadi objek wisata sejarah yang masih ada
hingga saat ini. Banyak pengunjung dari berbagai daerah yang datang ke
Situ Lengkong untuk berziarah ke Nusa Gede dan museum Bumi Alit,
tetapi dengan berjalannya waktu, keberadaan objek wisata yang bernilai
sejarah kurang diminati oleh wisatawan domestik. Mereka lebih tertarik
untuk mengunjungi objek wisata alam dan juga objek wisata buatan seperti
wisata kuliner dan wisata belanja daripada mengunjungi tempat-tempat
bersejarah sebagai wujud mengenang perjuangan para pahlawan dan
pelaku sejarah masa lampau. Saat ini anak-anak muda kurang mengenal
budaya di negara sendiri. Mereka justru lebih banyak meniru dan
mengadopsi budaya Barat yang kini semakin marak berkembang kemajuan
teknologi yang semakin maju adalah salah satu faktor yang menyebabkan
anak- anak cenderung mengabaikan objek wisata sejarah, sebagai wadah
pendidikan yang berkaitan dengan peninggalan-peninggalan sejarah di
Indonesia khususnya.

B. Tempat/Keberadaan Situs Ciung Wanara


Situ Lengkong Panjalu merupakan tempat wisata Ciamis yang
sangat populer, bahkan terkenal juga ke daerah-daerah lainnya, seperti Kota
Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan Banjar.
Situ Lengkong Panjalu berada pada kordinat 7 7′ 49.56″ S, 108 16′
21.26″ E. Di sebelah utara, situ ini berbatasan dengan wilayah Talaga
Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Untuk mencapai

5
obyek Situ Lengkong cukup mudah. Dari arah Bandung dapat ditempuh
melalui jalur Ciawi, Panumbangan, Panjalu, dengan jarak sekitar 100
Km. Sedangkan dari Ciamis, berjarak sekitar 35 km melalui jalur
Buniseuri, Kawali dan sampai di Panjalu.

2.2 Hipotesis Penelitian


Hasil penelitian menunjukan bahwa Objek Wisata Sejarah Situ Lengkong
Panjalu Kabupaten Ciamis membuat perubahan objek-objek baru serta
pengembangan fasilitas yang sudah di lakukan dengan baik, serta menjadi daya
tarik wisata baru.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


3.1.1 Tujuan Dasar
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
analitis. Tujuan dari metode penelitian deskriptif ini adalah untuk
mendapatkan data yang mendalam mengenai penjelasan bagaimana Sejarah
Situ Lengkong Panjalu.
Pada penelitian ini peneliti berfokus pada Objek Wista Situ
Lengkong Panalu di Wilayah tersebut dengan menggunakan pendekatan
studi kasus, yakni penelitian yang bertujuan untuk mempelajari sedalam-
dalamnya tentang situs tersebut.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan Pengamatan


Tempat pelaksanaan pengamatan dapat meliputi Seperti Objek
Wisata Sejarah Situ Lengkong Panjalu, Nusa Gede Situ Lengkong Panjalu,
dan beberapa Situs-situs sejarah untuk mempelajari warisan budaya dan
tantangan pemeliharaannya.
Berada di Situ Lengkong Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten
Ciamis, Provinsi Jawa Barat.

3.1.3 Tujuan Umum


Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
pengetahuan atau penemuan baru. Untuk pembuktian, pengujian, serta
memverifikasi kebenaran pengetahuan yang sudah ada pada penelitian
sebelumnya.

3.1.4 Sifat-Sifat Masalah


Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik
satu variable atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
antara variabel satu dengan variabel yang lain.

7
3.1.5 Ruang Lingkup Pengujian
Ruang lingkup dari karya ilmiah ini membahas mengenai
perancangan atau pembaruan tempat serta fasilitas dan sarana dan prasarana
baru di Situ Lengkong Panjalu perlu di tingkatkan untuk dapat menarik
minat para wisatawan.

3.2 Populasi Dan Sampel Pengamatan


Populasi penelitian ini meliputi Wisatawan Situ Lengkong Panjalu,
Pedagang di sekitar wisata Situ Lengkong Panjalu, warga sekitar serta tokoh
masyarakat yang ada di area wisata Situ Lengkong Panjalu tersebut.
Sampel penelitian dipilih secara purposive atau sesuai dengan keinginan
peneliti yang dirasa cukup memadai untuk memberikan data. Caranya dengan
memilih mewawancarai orangg-orang yang ada di dalam kawasan objek wisata
budaya Situ Lengkong Panjalu.

3.3 Jenis, Sumber Dan Teori Pengumpulan Data


Berdasarkan sumbernya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan datanya kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya hanya lewat orang lain atau lewat dokumen. Jika dilihat dari
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan interview (wawancara), observasi dan dokumentasi.

3.4 Teknik Analisis


Dalam teknis analisis data ini terdapat empat langkah analisis yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan :
a. Pengumpulan data
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan tipe
studi kasus. Pengumpulan data menggunakan jurnal (catatan harian hasil
pengamatan tertulis selama kegiatan berlangsung) dan wawancara. Jurnal
dianalisa dengan cara menginterpretasikan isinya dan menentukan
manisfestasi yang terkandung di dalamnya. Wawancara ditrasnskripsikan,
kemudian di kodifikasi dan di interpretasikan sesuai theory.

8
Penelitian mencatat semua data secara objektif dan apa adanya
sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dilapangan
b. Reduksi data
Reduksi data yaitu memilih hal – hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian. Reduksi merupakan suatu bentuk analisis data yang
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data –data yang telah di reduksi, memberikan gambaran
yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti
untuk mencarinya jika sewaktu – waktu diperlukan.
c. Penyajian data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun,
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
d. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini dilakukan setelah melaksanakan sebuah
penelitian dengan memperhatikan wawancara yang telah dilakukan,
dokumentasi yang dimiliki yaitu data-data awal yang belum siap digunakan
untuk analisis setelah data tersebut direduksi dan disajikan.

9
BAB IV
PEMBAHASAN PENGAMATAN

4.1 Gambaran Umum


Menurut cerita sejarah panjalu,sekitar abad ke VII salah satu leluhur
daerah panjalu bernama Prabu Sanghyang Borosngora yaitu putra dari Raja
Panjalu yakni Prabu Sanghyang Cakra Dewa berkelana dengan tujuan untuk
mencari ilmu pengetahuan yang sempurna dan bermanfaat untuk orang banyak
atau rakyatnya, sehingga sampailah di suatu tempat yang cukup gersang dan
penuh dengan bebatuan. ternyata tanah yang di injaknya itu adalah tanah suci
mekah.Disanalah beliau belajar dan beroleh ilmu sejati yakni islam yaitu ilmu
yang membawa keselamatan dunia dan akhirat.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian


Situ Lengkong menjadi salah satu tempat wisata sejarah sekaligus menjadi
tempat untuk berziarah yang sangat terkenal di Ciamis. tempat ini terkenal
sampai ke berbagai daerah seperti Tasikmalaya, Bandung, bahkan hingga ke luar
Jawa Barat. Konon, Situ Lengkong dahulunya menjadi kawasan dari Pusat
pemerintahan Kerajaan Panjalu Ciamis. Kawasan wisata ini menjadi begitu
terkenal karena memiliki kisah menarik di balik keindahan danaunya. Pada
kawasan ini terdapat makam dari salah satu tokoh terkenal di Panjalu Ciamis.
Makam ini adalah makam dari anak Borosngora yaitu Raden Prabu
Haryang Kencana bin Prabu Borosngora. Dari keterangan yang diberikan oleh
salah satu tokoh setempat dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 14 Juni
2022, bahwasanya Prabu Borosngora pernah berguru kepada Sayyidina Ali di
Mekkah atas perintah ayahnya Prabu Cakra Dewa. Setelah beberapa lama beliau
berguru kepada Sayyidina Ali di Mekkah, akhirnya Prabu Borosngora kembali
lagi ke Panjalu dengan membawa beberapa cendramata. Salah satu di antaranya
adalah amanat yang diberikan oleh ayah beliau yaitu Prabu Borosngora harus
bisa membawa air dalam batok kelapa yang dibawahnya berlubang. Prabu
Borosngora menyampaikan pesan ayahnya itu kepada Sayyidina Ali. Kemudian
Sayyidina Ali menyuruh Borosngora untuk membawa air Zam Zam. Atas izin
dari Allah, air Zam Zam yang dibawa ternyata tidak tumpah.

10
Air Zam Zam itulah yang menjadi salah satu cendramata yang dibawa oleh
beliau ke Panjalu. Lalu ada pedang yang diberikan oleh Sayyidina Ali dan
pedang tersebut disimpan di Museum yang bernama Museum Bumi Alit. Setelah
Borosngora kembali ke Panjalu, air Zam Zam yang dibawanya ia tumpahkan
sebuah danau yang sekarang bernama Situ Panjalu. Konon sebelum
ditumpahkannya air Zam Zam yang beliau bawa, termpat itu bernama Legok
Jambu.Setelah peristiwa itu, Borosngora mendirikan Kerajaan di kawasan ini.
Konon setelah tahta kerajaan Panjalu diberikan kepada anaknya, Prabu
Borosngora pergi menuju Sukabumi. Yang menjadi misteri hingga saat ini adalah
makam dari Prabu Borosngora tidak ada yang pernah mengetahuinya secara
pasti keberadaan makan itu dan hanya terdapat banyak petilasannya saja.
Setelah anaknya yaitu Prabu Haryang Kencana wafat dan dimakamkan tepat di
tengah-tengah dari danau atau Situ Lengkong, kawasan ini menjadi ramai
dikunjungi oleh para peziarah yang berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa
bahkan dari luar pulau Jawa.
Awal mula dari terkenalnya kawasan ini adalah ketika Presiden Indonesia
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) datang ke Panjalu dan memberitahukan bahwa
di Situ Panjalu terdapat makam dari anaknya Prabu Borosngora.Selain kisah
sejarahnya yang menarik untuk dipelajari, kawasan Situ Lengkong Panjalu juga
memiliki pemandangan yang sangat indah. Apalagi letaknya yang tidak terlalu
sulit untuk dijangkau, menjadikan Situ Lengkong layak untuk masuk ke dalam
daftar destinasi wisata yang murah meriah

4.3 Pengujian Hipotesis


Pengumpulan data secara sistematis yang dapat mendukung atau menguji
hipotesis yang diajukan. Misalnya, data tentang sejarah atau
pembaruan/perbaikan fasilitas situs peninggalan Situ Lengkong Panjalu.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Daftar Pustaka


file:///C:/Users/HADE/Downloads/jbptunikompp-gdl-miftahdill-34443-7-
unikom_5-2.pdf diakses 26 Februari 2024 Pukul 10.53 WIB
https://repository.ump.ac.id/75/2/EVA%20NOVRIANTI%20BAB%20I.pdf
diakses 26 Februari 2024 Pukul 11.02 WIB
http://repository.unpas.ac.id/34288/3/BAB%20I_Pendahuluan.pdf diakses 26
Februari 2024 Pukul 12.05 WIB

5.2 Kesimpulan
Situ Lengkong Panjalu adalah salah satu tempat wisata yang berada di
Kabupaten ciamis, tepatnya berada di daerah Panjalu. Situ Lengkong ini
menyajikan indahnya pemandangan alam berbasis alam yaitu situ atau danau.
Kawasan situ lengkong Panjalu merupakan kawasan yang terdiri dari situ/danau
dengan pulau kecil ditengahnya (nusa gede atau nusa larang). Nusa gede atau
Nusa Larang tersebut merupakan kawasan cagar alam Panjalu. Pada masa
penjajahan Belanda, perhatian sangat besar ditujukan terhadap keberadaan dan
kelestarian Nusa Gede. Pada tanggal 16 November 1921 pulau tersebut diberi
nama “Pulau Koorders”.
Dari penelitian ini penulis akan menulis simpulan, Obyek Wisata Situ
Lengkong Panjalu saat ini di kelola oleh pengelola dan masyarakat setempat
dengan perkembangan yang lambat karena kekurangan dana dan keterbatasan
pengetahuan tentang pariwisata. Sedikit demi sedikit pengelola menambah
fasilitas seperti gazebo dan tempat sampah. Untuk fasilitas toilet belum memadai
dan juga belum ada mushola dan juga warung di area Situ Lengkong Panjalu.
Untuk kebersihan area masih kurang baik dan untuk SDM masih kurang
mencukupi dalam persiapan pengelolaan

5.3 Saran
Beberapa saran yang dapat diajukan penulis antara lain :
1. Meningkatkan pengembangan obyek wisata Situ Lengkong Panjalu dengan
melihat aksesibilitas ke lokasi tersebut perlu penambahan atau tidak.

12
2. Memanfaatkan keberadaan masyarakat untuk bisa kerjasama dalam hal
apapun mengenai pengembangan obyek wisata Situ Lengkong Panjalu .
3. Membuat promosi wisata dalam bentuk brosur atau media cetak lainnya.
4. Membuat warung minum dan makan untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan.
5. Menambah jalinan kerjasama dalam bidang dana dan promosi wisata.

5.4 Lampiran – Lampiran

13

Anda mungkin juga menyukai