Diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional tentang Cagar Budaya Tahun
2014
Disusun oleh:
ROZAKUL KHAYAT
NIS. 1301031
DINAS PENDIDIKAN
TAHUN 2014
LEMBAR PENGESAHAN
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT NASIONAL TENTANG CAGAR BUDAYA TAHUN 2014
arya Tulis : Optimalisasi Potensi Cagar Budaya Berbasis Teknologi di Kabupaten Purbalingga
: 1301031
: -
Mengetahui Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan rahmat, hidayah, nikmat sehat, petunjuk, dan kekuatan sehingga penelitian ini dapat
dilakukan dan diselesaikan. Penelitian ini berjudul“Optimalisasi Potensi Cagar Budaya Berbasis
Terselesaikannya karya ilmiah ini tak lepas dari bantuan, bimbingan, serta arahan dari
berbagai pihak. Seiring dengan selesainya karya ilmiah ini ucapan terima kasih ditujukan kepada:
1. Bapak Drs. Darimun, M. Pd. yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian.
2. Bapak dan ibu dewan guru yang telahbanyak memberikan masukan, bimbingan, arahan, dan
dorongan motivasi.
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga karya
Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan lebih dari Allah SWT.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR BAGAN..................................................................................... vi
b. Pengertian Teknologi...................................................... 6
c. Pengertian Jembatan ...................................................... 6
1. Jembatan Penghubung......................................................... 10
2. Pompa Hidrant.................................................................... 12
Hidrant.................................................................................... 14
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 16
A. Simpulan .................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................ 17
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Pikir.......................................................................... 7
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Observasi....................................................................... 20
Lampiran 2 Pedoman Wawancara.................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarahnya. Banyak peningggalan bersejarah
yang kini masih ada baik dalam bidang agama, maupun teknologi. Dalam bidang agama dapat
berupa candi dan masjid, sedangkan dalam bidang teknologi dapat berupa kereta api, pesawat
terbang, pompa Hidrant bahkan jembatan penghubung antar daerah. Benda peninggalan tersebut
perlu dilestarikan dengan cara menetapkannya sebagai cagar budaya. Menuurut UU No. 11 tahun
2010 ayat 1 pasal 1, cagar budaya merupakan warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda
cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat
dan atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah,
ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah berusaha menemukan dan menetapkan cagar budaya
di seluruh wilayah Jawa Tengah. Kabupaten Purbalingga yang merupakan salah satu kabupaten di
Jawa Tengah telah menetapkan beberapa cagar budaya seperti Goa Lawa dan Museum Jendral
Soedirman. Selain itu terdapat benda peninggalan bersejarah yang belum diresmikan oleh
pemerintah yaitu jembatan penghubung Kecamatan Mrebet dan Kecamatan Bobotsari adalah salah
satunya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikankan maka penelitian ini diberi judul
B. Rumusan Masalah
2. Apa potensi yang terkandung dalam jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan
perbatasan kecamatan Mrebet dan Kecematan Bobotsari untuk dioptimalkan sebagai cagar budaya
berbasis teknologi ?
3. Bagaimana upaya yang ditempuh masyarakat setempat dan pemerintah desa dalam
C. Tujuan Masalah
2. Mengetahui potensi yang terkandung dalam jembatan penghubung dan pompa Hidrant di
3. Mengetahui upaya yang ditempuh masyarakat setempat dan pemerintah desa dalam
mengoptimalkan jembatan penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga sebagai cagar
budaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang jembatan penghubung dan pompa
2. Manfaat Praktis
a. Penulis
Sebagai refrensi, rujukan, dan pertimbangan bila akan mengeksploitasi jembatan penghubung dan
b. Masyarakat Sekitar
Sebagai pedoman pelestarian dan pengembangan potensi cagar budaya berbasis teknologi di
Kabupaten Purbalingga.
c. Masyarakat Umum
Menambah pengetahuan bahwa di Kabupaten Purbalingga terdapat potensi cagar budaya berbasis
d. Pemerintah Daerah
Menambah jumlah kawasan berpotensi cagar budaya untuk menambah kekayaan cagar budaya yang
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Optimalisasi
Paradigma pengelolaan cagar budaya dewasa ini, diarahkan pada pelibatan masyarakat secara
aktif dalam setiap pengelolaannya. Hal ini sejalan dengan tujuan pengelolaan cagar budaya yaitu
kebermanfaatan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, dapat dipahami
bahwa setiap upaya pengelolaan cagar budaya harus berdampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat, karena merekalah pemilik sah cagar budaya. Dengan demikian, memeberikan manfaat
Optimalisasi adalah suatu proses, cara atau perbuatan untuk menjadikan sesuatu paling baik
dan paling tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:705). Secara umum, pengertian optimalisasi
adalah pencarian nilai “terbaik dari yang tersedia” dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu
konteks. Jadi, yang dimaksud dengan optimalisasi suatu usaha yang dilakukan untuk membuat
sesuatu menjadi yang terbaik dan tertinggi dari beberapa variable yang ada.
Benda cagar budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa
kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya
50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas danmewakili masa gaya sekurang-
kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan; dan benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UU No. 5/1992 Pasal 1). Menurut UU No. 11 tahun
2010 ayat 1 pasal 1, cagar budaya merupakan warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda
cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat
dan atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah,
Group of buildings : Group of separate or connected buildings, which because of their architecture,
their homogeneity ar their place in landscape, are of outstanding universal value from the point of
view of history, art or science” (UNESCO dalam “Convention Concerning the Protection of the World
Jadi cagar budaya merupakan benda buatan manusia, bergerak atau tidak
bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa-sisanya, yang berumur
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, yang berupa benda cagar budaya, bangunan cagar
budaya, struktur cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan atau di air yang perlu
dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
b. Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya
meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat
merupakan bagian dari keseluruhan sejarah manusia yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
manusia.
c. Pengertian Jembatan
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transportasi melalui
sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur
konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang. Jembatan
baja yaitu jembatan yang mayoritas bahannya dari baja. Sedangkan konstruksinya dipertimbangkan
pada kebutuhan bentang, bisa berbentuk rangka bisa hanya merupakan baja propil menerus. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jembatan adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk
menhubungkan dua daerah yang terpisah karena sesuatu yang dalam dan memungkinkan rute
transportasi seperti sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.
B. Kerangka Pikir
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
Purbalingga sebagai cagar budaya berbasis teknologi yang di tempuh pemerintah desa dan
masyarakat setempat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menekankan analisisnya pada proses pengumpulan deduktif dan induktif serta pada analisis
terhadap dinamika hubungan antara penompa yang diamati dengan mmenggunakan logika ilmiah.
Subyek penelitian terdiri dari Kepala Desa Serayu Larangan Kecamatan Mrebet dan Kepala Desa
Talah Geni Kecamatan Bobotsari serta Desa dan Masyarakat Sekitar Desa Serayu Larangan
Kecamatan Mrebet dan Masyarakat Desa Talah Geni Kecamatan Bobotsari yang dipilih dengan
teknik purposive samping. Penggunaan teknik purposive samping ini suatu tujuan atau dilakukan
dengan sengaja. Objek penelitian ini adalah Jembatan penghubung dan pompa Hidrant yang
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Serayu Larangan Kecamatan Mrebet dan Desa Talah Geni
Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Mulai dari penulisan judul hingga penyusunan laporan
penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan yaitu 26 Februari 2014 – 26 Maret 2014.
C. Teknik Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi
dan pedoman wawancara. Lembar observasi yang digunakan terdapat pada lampiran 1. Pedoman
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Jembatan Penghubung
sudut tumpul di salah satu ujungnya yaitu yang terdapat di Kecamatan Mrebet dan ujung lainnya
berbentuk lurus yaitu di kawasan perbatasan dan Kecamatan Bobotsari yang langsung dihubungkan
dengan tangga yang terbuat dari besi. Bagian-bagian jembatan bangunan atas, landasan bangunan,
bawah pondasi, oprit, dan bangunan pengaman jembatan. Seluruh bagian jembatan penghubung ini
terbuat dari besi dan baja. Panjang jembatan penghubung kurang lebih 50 meter terhitung dari
Di atas jembatan penghubung juga terdapat pipa besar yang terbuat dari baja yang digunakan
oleh masyarakat sekitar sebagai sumber pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Pipa ini memiliki
diameter +\- 70-80 cm dan di salah ujungnya yaitu yang berada di Kecamatan Mrebet terdapat di
dalamnya sebuah penyaring yang digunakan untuk menyaring air dari sampah. Sampah-sampah
yang tersaring akan dibersihkan oleh masyarakat sekitar agar tidak menghalangi jalan masuknya air.
Pipa ini mendapat air dari sebuah sungai yang memiliki lebar +\- 2-3 m.
Kondisi jembatan penghunung di Kabupaten Purbalingga masih terawat dengan baik karena
masih digunakan oleh masyarakat sekitar khususnya oleh para kaum petani. Jembatan penghubung
ini menghubungkan Kecamatan Mrebet dan Kecamatan Bobotsari yaitu di Desa Serayu Larangan
Kecamatan Mrebet dan Desa Talah Geni Kecamatan Bobotsari. Jembatan Penghubung juga sebagai
c. Lokasi jembatan yang asri dan alami karena terdapat di daerah sekitar persawahan dan juga terdapat
d. Besi baja mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi, sehingga dengan material yang sedikit
e. Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja karena besi baja diproduksi di pabrikan dilapangan
f. Setelah selesai masa layan, besi baja bisa dibongkar dengan mudah dan dipindahkan ke tempat lain,
setelah masa layan, jembatan baja bisa dengan mudah diperbaiki dari karat.
g. Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat dibandingkan dengan jembatan beton.
c. Karena terbuat dari besi maka jembatan terasa panas ketika dilewati ketika di siang hari.
d. Lokasinya yang agak jauh dari jalan raya sehingga sulit untuk diketahui oleh orang-orang.
2. Pompa Hidrant
Mrebet dan Kecamatan Bobotsari. Perbatasan tersebut dibatasi oleh sebuah sungai yang mengalir
dari sebuah curug yaitu curug ciputut. Desa perbatasannya yaitu anatara Desa Serayu Larangan
Kecamatan Mrebet dan Desa Talah Geni Kecamatan Bobotsari. Pompa Hidrant cenderung dipakai
oleh masyarakat Desa Serayu Larangan. Desa Serayu Larangan terdiri atas 2 dusun 17 RT dan 6 RW
serta jumlah penduduk pada bulan Maret 2013 adalah 360 orang.
Kondisi pompa Hidrant masih terawat dengan baik karena masih digunakan oleh masyarakat
setempat dan Pemerintah Desa Serayu Larangan ikut berpartisipasi dalam pemberdayaan pompa
Hidrant dengan memberikan satu unit pompa Hidrant kepada setiap RW dan membangun jalan
setapak untuk pembangunan dibidang ekonomi. Sekarang ini terdapat 4 titik pusat pompa Hidrant
dan terdapat lebih dari 50 unit pompa Hidrant yang ada di Desa Searayu Larangan. Fungsi pompa
Hidrant yakni menyalurkan air dari sunber mata air ke rumah masyarakat. Yaitu dimana letak
sumber mata air yang lebih rendah daripada letak rumah masyarakat.
Pompa Hidrant terdiri atas beberapa bagian yaitu, Pipa pemasukan (drive pipe), pipa
pengeluaran / pipa penghantar (delivery pipe), katup limbah (waste valve), katup penghantar
(delivery valve), katup udara (air valve) dan ruang udara 9 (air chamber). Bahan-bahan untuk
membuat pompa Hidrant yaitu knee 1/2 inch besi , T ½ inch besi dan Tusen klep kuningan onda.
a. Air masuk ke dalam rumah pompa Hidrant melalui pipa masuk sehingga menutup katup limbah yang
mulanya terbuka penuh akibat dari dorongan air yang mengalir tersebut.
b. Pada saat katup limbah tertutup, air yang mengalir tersebut akan menekan katup penghantar
sehingga air masuk ke dalam tabung pompa Hidrant dan pada saat tertentu udara yang terjebak di
dalam tabung akan menekan kembali air yang berada di dalam tabung dan menutup katup
c. Pada saat ke dua katup sama – sama tertuput, maka air yang mengalir dari reservoir akan menekan
katup limbah terus menerus, sehingga katup limbah akan terbuka penuh kembali.
Prinsip kerja pompa Hidrant adalah merubah energi kinetis aliran air yang masuk ke dalam
pompa menjadi tekanan dinamik. Laju aliran air menimbulkan energi palu air (water hammer)
sehingga terjadi tekanan tinggi di dalam pipa [5,6,7] Dengan mengusahakan katup limbah (waste
valve) dan katup penghantar (delivery valve) terbuka dan menutup secara bergantian, maka tekanan
dinamika diteruskan ke tabung pompa Hidrant sehingga takanan dari udara dalam tabung memaksa
pemerintahan Belanda; kedua, masih utuhnya smua bagian dan berkaratnya jembatan penghubung
tersebut menunjukan bahwa jembatan penghubung tersebut sudah lama keberadaannya; ketiga,
jembatan ini masih digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai jalur perekonomian; keempat,
Potensi yang terkandung dalam pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga yaitu pertama,
pompa Hidrant merupakan teknologi terapan praktis yang merupakan tinggalan pemerintahan
Belanda; kedua, pompa Hidrant merupakan suatu alat yang perlu dikembangkan untuk generasi
yang akan dating; ketiga, pompa Hidrant hingga sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat
dan pompa Hidrant diantaranya yaitu menjaga keaslian dan keutuhan jembatan penghubung dan
pompa Hidrant, memperbaiki segala kerusakan pada jembatan penghubung dan pompa Hidrant,
serta mengajarkan kepada generasi muda tentang proses pembuatan pompa Hidrant.
Hingga saat ini pemerintah desa melakukan beberapa upaya optimalisasi jembatan
penghubung dan pompa Hidrant diantaranya yaitu memberikan dana untuk pemberdayaan
jembatan penghubung dan pompa Hidrant, mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pelestarian
benda peninggalan bersejarah, melakukan perbaikan terhadap pompa Hidrant secara rutin sekitar 2
bulan atau 3 bulan sekali, dan mengusahakan dengan menjadikannya sebagai objek wisata karena
dengan adanya curug ciputut di sekitar jembatan penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten
Purbalingga .
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jembatan penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu kawasan
berpotensi cagar budaya yang harus segera ditetapkan agar dapat dilestarikan keberadaannya.
2. Jembatan penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga berdampak positif bagi
kehidupan masyarakat khususnya bagi masyarakat Desa Serayu Larangan Kecamatan Mrebet dan
3. Jembatan penghubung dan pompa Hidrant membantu pembangunan Desa Serayu Larangan
4. Pemerintah desa telah berusaha melakukan pemberdayaan terhadap jembatan penghubung dan
5. Masyarakat setempat dan pemerintah desa telah berupaya dalam mengoptimalkan potensi
B. Saran
1. Dalam melakukan penelitian harus lebih tekun dan dapat menerima kritik dan saran dari orang lain.
2. Dalam penyusunan laporan penelitian harus dapat mengatur waktu agar dapat selesai tepat waktu.
3. Jangan pernah menyerah dalam melakukan penelitan dan harus lebih sabar.
6. Harus dapat menerima kenyataan atau bukti penelitian dari berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana, Ilham, Muhammad. 2013. ”ANALISIS KARAKTERISTIK PROTOTIPE POMPA HIDRANT PADA
HEAD RENDAH”. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Yusuf Benseh, Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh.
Maret 2014.
All This For You Info Tips dan Trik Menarik. Pengertian Cagar Budaya. Diakses dari http://waktuku-
20 Maret 2014.
Yadi Mulyadi. 2014. Optimalisasi Peran Komunitas Dalam Pengelolaan Cagar Budaya Kompleks
(www.academia.edu/2923535/Optimalisasi_peran_Komunitas_dalam_Pengelolaan_Cagar_Budaya_
Maret 2014.
Undang-undang RI No. 11 tahun 2010 ayat 1 pasal 1 tentang cagar budaya. 2014.
MOTTO
T U N T U T L A H I L M U S E T I N G G I L A N G I T , A M A L K A N I L M U Y A N G
Lampiran 1
Lembar Observasi Optimalisasi Potensi Cagar Budaya Berbasis Teknologi Di Kawasan Perbatasan
Nama Observer :
NIS :
Tempat Observasi :
Tanggal Observasi :
A. Jembatan Penghubung
1. Bentuk
2. Bahan
3. Panjang
4. Kondisi
5. Fungsi
6. Kelebihan
7. Kekurangan
B. Pompa Hidrant
1. Bentuk
2. Bahan
3. Bagian
4. Kondisi
5. Cara Penggunaan
6. Fungsi
7. Kelebihan
8. Kekurangan
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
Nama Responden :
Jabatan :
Pelaksanaan Wawancara :
1. Bagaimana sejarah jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan perbatasan Kecamatan
2. Apa manfaat dengan adanya jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan perbatasan
3. Bagaimana cara penggunaan jembatan penghubung dan pompa hydrant di kawasan perbatasan
4. Apa upaya pemerintah desa dalam mengoptimalkan potensi jembatan penghubung dan pompa
Lampiran 3
Hasil Observasi Optimalisasi Potensi Cagar Budaya Berbasis Teknologi Di Kawasan Perbatasan
Nama Observer :
NIS :
Tempat Observasi :
Tanggal Observasi :
A. Jembatan Penghubung
besi.
Kecamatan Bobotsari.
melintasi jembatan .
ujungnya.
untuk dilewati.
B. Pompa Hidrant
penampung air.
tersebut.
penghantar [8,9]
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
Nama Responden :
Jabatan :
Pelaksanaan Wawancara :
1. Bagaimana sejarah jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan perbatasan Kecamatan
2. Apa manfaat dengan adanya jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan perbatasan
3. Bagaimana cara penggunaan jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan perbatasan
4. Apa upaya pemerintah desa dalam mengoptimalkan potensi jembatan penghubung dan pompa
Jawab : pemerintah desa telah memberikan dana untuk pemberdayaan jembatan penghubung
dan pompa Hidrant, mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pelestarian benda peninggalan
bersejarah, melakukan perbaikan terhadap pompa Hidrant secara rutin sekitar 2 bulan atau 3 bulan
sekali, dan mengusahakan dengan menjadikannya sebagai objek wisata karena dengan adanya curug