Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS WISATA KE BALI

TAHUN 2019

Disusun Oleh:

Larisa Nala Octavia

XI MIPA 2 / 20

i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Tujuan............................................................................................................ 1

B. Tempat ........................................................................................................... 1

C. Metodologi .................................................................................................... 2

BAB II KAJIAN WISATA ................................................................................... 7

A. Sosiologi ....................................................................................................... 7

B. Geograpi ........................................................................................................ 8

C. Culture ........................................................................................................... 8

BAB III ANALISA BUDAYA ............................................................................ 10

A. Bentuk dan Corak ...................................................................................... 10

B. Budaya yang Tumbuh ............................................................................... 11

C. Pengaruh Budaya Terhadap Gaya Hidup ............................................... 16

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 18

A. Saran ............................................................................................................ 18

B. Kesimpulan ................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan karya tulis saya

yang berjudul “KARYA TULIS STUDY WISATA KE BALI TAHUN 2019”

dengan tepat waktu.

Kami ucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Endang Suyatmi Listyaningsih, M.Pd selaku kepala sekolah

SMAN 1 Semarang.

2. Bapak Budiyono, S.Pd, M.Kom sebagai wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan SMAN 1 Semarang.

3. Ibu Hj. Rini Ambarsari, S.Pd sebagai wali kelas XI MIPA 2.

4. Orang tua saya yang memberi dukungan kepada saya.

5. Teman – teman dan segala pihak yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan laporan perjalanan ini dengan baik.

Semoga laporan yang saya buat ini dapat menambah pengetahuan dan

bermanfaat untuk menambah wawasan bagi yang membaca. Walaupun saya juga

menyadari bahwa banyak kekurangan yang ada di dalam laporan perjalanan ini

sehingga saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar saya

bisa memperbaiki laporan perjalanan ini kedepannya. Atas saran, kritik, dan

bantuannya saya ucapkan terimakasih.

Semarang, 15 Oktober 2019

Penulis

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini disusun sebagau syarat untuk menempuh evaluasi belajar tahun

pelajaran 2019/2020.

Hari :

Tanggal :

Diketahui oleh:

Wali Kelas Wakil Kepala Sekolah


Kesiswaan

Hj. RINI AMBARSARI, S.Pd BUDIYONO,S.Pd M.Kom


NIP : 19630119 198601 2 002 NIP : 19630406 198803 1 011

Kepala Sekolah
SMA N 1 Semarang

Dra. ENDANG SUYATMI LISTYANINGSIH, M.Pd


NIP : 19601013 198503 2 006

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan

1. Menambah wawasan mengenai Bali

2. Sebagai sarana pengenalan dengan budaya lain

3. Memberikan kesempatan untuk belajar secara langsung dengan sumber

ajar

4. Memberikan pengalaman study tour

5. Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air

B. Tempat

Taman Budaya Garuda Wisnu, disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata

di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di Desa

Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di

sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini,

didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa

Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 120 meter.

Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas

permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.

Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza

Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan

sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar

pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang

1
terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung

Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan

yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan

reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan

internasional.

Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung

Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan

patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di

daerah Tirta Agung.

Pada tanggal 22 September 2018 Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara

Iriana Joko Widodo menghadiri peresmian patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).

C. Metodologi

 Metode Wawancara

Saya mendapatkan uraian materi dari hasil wawancara oleh I Nyoman Nuarta

yaitu sang maestro di balik mahakarya Garuda Wisnu Kencana. Ia memulai proyek

raksasa ini sejak 1989 atau 29 tahun lalu. Jalan berliku ia tempuh untuk

mewujudkan GWK. Sama sekali tak mulus. GWK sempat belasan tahun mangkrak

karena ketiadaan dana dan dukungan pemerintah.

Nuarta berpendapat, Indonesia harus memiliki satu ikon seni yang

membanggakan di mata dunia. Saat GWK digagas tahun 1989, Nuarta

meniatkannya sebagai objek wisata yang bisa menjadi magnet kuat bagi turis

mancanegara untuk datang ke Indonesia.

2
Gagasan GWK bermula dari permintaan Dirjen Pariwisata saat itu, Joop Ave,

kepada Nuarta untuk membuat patung setinggi lima meter guna ditempatkan di

Bandara Ngurah Rai. Namun Nuarta berpendapat, patung lima meter saja amat

tanggung.

Menurut Nuarta, Bali mestinya memiliki ikon pariwisata besar, sebab

pariwisata adalah penyumbang devisa yang besar bagi negara. Lagi pula, Nuarta

merasa miris melihat banyak tempat ibadah (pura) di Bali yang menjadi lokasi

wisata. Tak jarang, beribadatan pun menjadi tontonan turis.

Oleh sebab itu, lanjut Nuarta, Bali seharusnya memiliki destinasi wisata yang

lepas sepenuhnya dari soal agama. Ia melihat GWK sebagai jawaban. Patung

Garuda Wisnu Kencana jelas bukan tempat ibadah, namun tidak bertentangan

dengan budaya setempat.

”Kenapa Garuda Wisnu Kencana? Dalam filsafat Bali, Wisnu adalah lambang

kehidupan. Sementara Garuda, menurut saya, adalah representasi manusia yang

memikul kehidupan ini” kata Nuarta

Sementara tentang kepala Garuda pada GWK yang menghadap ke kiri, bukan

ke kanan atau ke depan, Nuarta mengatakan kehidupan tak melulu melihat hal yang

baik-baik.

Garuda, dalam agama Hindu, merupakan wahana atau kendaraan Dewa

Wisnu. Ia memiliki paruh dan sayap serupa elang, namun dengan tubuh seperti

manusia.

Bagi seorang Nyoman Nuarta, Garuda Wisnu Kencana yang megah itu tak

lain dari cerminan kehidupan masa lalu yang terhubung dengan masa kini, dan

dengan demikian mewariskan zaman kepada generasi mendatang.

3
 Metode Observasi

GWK mempunyai beberapa tempat rekreasi di antaranya:

1. Wisnu Plaza

Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK dimana tempat kita

sementara merupakan bagian paling penting dari patung Garuda Wisnu

Kencana patung Wisnu.

2. Street Theater

Street Theater adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman Budaya

Garuda Wisnu Kencana. Di sini kita dapat menemukan banyak toko dan

restoran di satu tempat dan dimana semua perayaan terjadi.

3. Lotus Pond

Lotus Pond adalah area outdoor terbesar di Garuda Wisnu Kencana (GWK)

dan Taman Budaya, kemungkinan besar, di Bali. Dengan demikian, Lotus

Pond adalah tempat yang tepat dan hanya untuk mengadakan

acara outdoor skala besar.

4. Indraloka Garden

Taman ini diberi nama Indraloka setelah surga Dewa Indra karena pandang

panorama yang indah. Indraloka Garden adalah salah satu tempat paling

favorit di Garuda Wisnu Kencana untuk mengadakan pesta kecil menengah,

pengumpulan dan upacara pernikahan. Kita bisa melihat pemandangan Bali

dari atas Indraloka Garden

4
5. Amphitheatre

Amphitheatre adalah tempat di luar ruangan untuk pertunjukan khusus

dengan akustik yang dirancang dengan baik. Setiap sore Anda bisa

menonton tari Kecak yang terkenal dan gratis yaitu sekitar pukul 18.30 s/d

19.30 WITA. Bahkan Tari Kecak ini dapat dikolaborasikan dengan tarian

daerah lainnya.

6. Tirta Agung

Tirta Agung adalah ruang luar yang sempurna untuk acara menengah. Anda

juga dapat mengunjungi patung Tangan Wisnu, bagian dari patung Garuda

Wisnu Kencana yang terletak di dekatnya.

Disekitar lokasi, nampak jelas bebatuan cadas/karang di potong secara

vertikal membentuk dinding-dinding tribun dengan hamparan rumput hijau

pada bagian dasarnya. Bagian tengah sebuah jalan terbuat dari conblock

membelah lapangan rumput dari bagian paling belakang hingga kedepan

patung garuda. Dari luas yang ada nampak sekalibahwa area ini akan sanggup

menampung puluhan ribu pengunjung, sangat cocok digunakan sebagai

tempat pertunjukan sentra budaya berskala internasional.

 Metode Study Pustaka

Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit

Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung ini berdiri menjulang di dalam

kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dan merupakan karya pematung

terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman

budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.

5
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah

Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat

dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan

pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang

akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.

Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang

sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa

Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari

misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga

dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter.

Garuda Wisnu Kencana (GWK) menjadi patung tertinggi kedua di dunia,

mengalahkan Liberty di Amerika Serikat yang tingginya 135 meter. Tinggi Garuda

Wisnu Kencana 75 meter dan ditopang bangunan setinggi itu pula.

Bangunan penyangga patung merupakan gedung berlantai 14, digunakan

sebagai plaza kebudayaan dari berbagai dunia. Kesan yang tertangkap saat

memasuki kawasan Garuda Wisnu Kencana ialah terasa spektakuler. Bukit kapur

yang gersang dibelah hingga membentuk lanskap ala Romawi. Dinding batu dari

bukit-bukit yang terbelah seolah mengepung pengunjung yang datang. Meski

belum jadi, Garuda Wisnu Kencana sudah berhasil merebut hati banyak wisatawan.

6
BAB II

KAJIAN WISATA

A. Sosiologi

Objek wisata Garuda Wisnu Kencana atau terkenal dengan nama GWK Bali,

merupakan salah satu tempat wisata terkenal di Bali. Saking terkenalnya objek

wisata Garuda Wisnu Kencana Bali, hampir setiap hari tempat wisata GWK Bali,

selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan wisatawan asing. Banyak

wisatawan mengatakan, objek wisata Garuda Wisnu Kencana, salah satu objek

wisata di Bali yang harus dikunjungi.

Daya tarik utama wisatawan berlibur ke Bali GWK culture park adalah untuk

melihat patung Garuda Wisnu. Dibangun dan di ukir oleh pengukir dan pematung

terkenal bernama, I Nyoman Nuarta. Selain patung Garuda Wisnu, di tempat wisata

Bali GWK culture park ini, para pengunjung dapat menikmati pemandangan dari

matahari terbenam. Tidak hanya pemandangan indah saja yang anda dapat liat di

kawasan wisata GWK, tempat wisata ini juga menawarkan beraneka ragam acara

hiburan dari pagi hari, sampai malam hari.

Tempat wisata di Bali GWK dibuka dari jam 08:00 – 22:00. Untuk dapat

memasuki kawasan objek wisata Garuda Wisnu Kencana, setiap pengunjung akan

dikenakan biaya tiket masuk. Selain itu, tidak terdapat perbedaan antara harga tiket

masuk Garuda Wisnu Kencana WNI dan WNA.

Salah satu tempat yang menyediakan pertunjukan tari kecak di Bali setiap

hari adalah objek wisata Garuda Wisnu Kencana Bali. Jadwal pertunjukan tari

Kecak GWK Bali dimulai dari jam 18:30 – 19:15. Untuk menonton tari Kecak di

7
GWK anda tidak dikenakan biaya atau gratis, hanya perlu membayar tiket masuk

Garuda Wisnu Kencana.

Kategori Harga Tiket

Dewasa Rp 125,000/Orang

Anak (5 - 12 tahun) Rp 100,000/Anak

Masuk kedalam area patung GWK. Rp 200,000/Orang

B. Geograpi

Tempat wisata di Bali GWK adalah sebuah taman budaya yang memiliki luas

240 hektar. Alamat atau lokasi dari GWK Bali berada di Jalan Raya Uluwatu, Desa

Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung 80364. Jika anda datang dari Airport

Ngurah Rai, menuju lokasi dari tempat wisata di Bali GWK, hanya membutuhkan

waktu 15 – 20 menit. Tentunya dalam keadaan lalu lintas lancar.

Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter

di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut

C. Culture

Pembangunan tempat wisata di Bali GWK, di prakarsai oleh Yayasan Garuda

Wisnu Kencana pada tahun 1992. Pembangunan Garuda Wisnu Kencana Bali

dengan tujuan menjadikan tempat wisata GWK Bali Landmark dari tempat wisata

budaya yang terkenal ke mancanegara. Salah satu pendiri dari Yayasan Garuda

Wisnu Kencana adalah I Nyoman Nuarta yang juga konseptor dan arsitek patung

Garuda Wisnu Kencana.

8
Garuda Wisnu Kencana merupakan wujud dari Dewa Wisnu yang adalah

Dewa Pemelihara (Sthiti) dalam agama Hindu sedang mengendarai seekor burung

Garuda. Bentuk ini berasal dari kisah Garuda dan Kerajaannya yaitu Dewa Wisnu

yang melindungi burung Garuda karena telah berbakti dan berkorban untuk

menyelamatkan ibunya dari perbudakan.

9
BAB III

ANALISA BUDAYA

A. Bentuk dan Corak

Masyarakat yang ada di Bali umumnya menganut agama Hindu. Agama

Hindu di Bali sendiri pun memiliki banyak seni dan ritual. Agama Hindu Bali

mengenal tiga Dewa yang dipuja, yang disebut juga Tri Murti, yakni Dewa Brahma,

Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Patung-patung dan arca-arca yang ditempatkan di

setiap pura juga berbeda-beda. Sesuai dengan Dewa-Dewa yang dipuja.

Agama Hindu Bali yang disebut pula agama Hindu Dharma atau agama

Tirtha (agama Air Suci) adalah praktik agama Hindu yang diamalkan oleh

mayoritas suku Bali di Indonesia. Peribadatannya sangat terjalin antara seni dan

ritual. Dia sangat berkaitan dengan banyak sekali “Hyang”. Masyarakat Hindu di

Bali sangat menekankan pada ritual-ritual perdamaian yang dramatis dan estetis

terhadap para “Hyang”. Ritual-ritual ini dilakukan di situs-situs candi dan pura yang

tersebar di seluruh desa di Bali. Agama Hindu Bali memang memberi ciri khas pada

Bali. Aneka ragam ritual dan upacara keagamaanya telah menjadi daya tarik

tersendiri bagi wisatawan asing maupun domestik. Walaupun agama Hindu berasal

dari India, tetap saja Bali memiliki sendiri Hindu ala Bali. Ritual berupa tindakan

pengendalian diri menjadi corak penting dari ekspresi keagamaan di kalangan

masyarakat Hindu Bali. Karena itulah, masyarakat Hindu Bali terkenal akan

perilakunya yang anggung dan sopan.

10
B. Budaya yang Tumbuh

Beberapa contoh kebudayaan yang ada di bali:

1. Musik

Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di

banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam

penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun

demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya,

misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon

menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun

memiliki keunikan, misalnya Gamelan Jegog, Gamelan Gong

Gede, Gamelan Gambang, Gamelan Selunding, dan Gamelan Semar

Pegulingan. Adapula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben,

serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.

Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong

Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa

penjajahan Belanda, serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak

era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai

alat musik perkusi metal (metalofon), gong, dan perkusi kayu (xilofon).

Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau

permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling

mempengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik

tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat

Lombok.

11
2. Tari

Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok;

yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan

untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari

untuk hiburan pengunjung.

Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal tahun 1980-an pernah

menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam

wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali

antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan, dan Wayang Wong, sedangkan

balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged,

serta berbagai koreografi tari modern lainnya.

Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak.

Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis

Jerman Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan

bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat

berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

 Tarian Wali:

- Sang Hyang Dedari

- Sang Hyang Jaran

- Tari Rejang

- Tari Baris

- Tari Janger

 Tarian Bebali

- Tari Topeng

12
- Gambuh

 Tarian Balih-Balihan

- Tari Legong

- Joged Bumbung

- Drama Gong

- Barong

- Tari Pendet

- Tari Kecak

- Calon Arang

3. Pakaian Daerah

Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara

selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri

khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan

umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui

berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.

Pria

Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:

 Udeng (ikat kepala)

 Kain kampuh

 Umpal (selendang pengikat)

 Kain wastra (kemben)

 Sabuk

 Keris

13
 Beragam ornamen perhiasan

Sering pula dikenakan baju kemeja, jas, dan alas kaki sebagai pelengkap.

Wanita.

Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:

 Gelung (sanggul)

 Sesenteng (kemben songket)

 Kain wastra

 Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada

 Selendang songket bahu ke bawah

 Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam

 Beragam ornamen perhiasan

Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai

pelengkap.

4. Makanan Daerah

Makanan utama

 Ayam betutu  Jejeruk  Sate Lilit

 Babi guling  Jukut Urab  Sate pentul

 Bandot  Komoh  Sate penyu

 Be Kokak Mekuah  Lawar  Sate Tusuk

 Be Pasih mesambel  Nasi Bubuh  Timbungan

matah  Nasi Tepeng  Tum

 Bebek betutu  Penyon  Urutan Tabanan

14
 Berengkes  Sate Kablet  Grangasem

Jajanan

 Bubuh Sagu  Jaja Godoh  Jaja Wajik

 Bubuh Sumsum  Jaja Jongkok  Kacang Rahayu

 Bubuh Tuak  Jaja Ketimus  Rujak Bulung

 Jaja Batun Duren  Jaja Klepon  Rujak Kuah Pindang

 Jaja Begina  Jaja Lak-Lak  Rujak Manis

 Jaja Bendu  Jaja Sumping  Rujak Tibah

 Jaja Bikang  Jaja Tain Buati  Salak Bali

 Jaja Engol  Jaja Uli misi Tape

5. Senjata

 Keris  Panah

 Tombak  Penampad

 Tiuk  Garot

 Taji  Tulud

 Kandik  Kis-Kis

 Caluk  Anggapan

 Arit  Berang

 Udud  Blakas

 Gelewang  Pengiris

 Trisula

15
6. Rumah Adat

Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali

(bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya

Feng Shui dalam Budaya China)

Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai

apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan,

palemahan, dan parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus

meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’.

Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada

hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.

Pada umumnya,bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu

dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias

tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbolsimbol

dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna

juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.

C. Pengaruh Budaya Terhadap Gaya Hidup

Dalam hal kebudayaan, Bali adalah salah satu contoh kebudayaan yang masih

terjaga dan dilestarikan. Kebudayaan tersebut dapat dicontohkan seperti budaya

Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu di Bali. Dalam ajaran

agama Hindu terdapat beberapa cara yang digunakan untuk penyucian dan

penghormatan terhadap orang yang telah meninggal dunia yang dimaksudkan untuk

mengembalikan roh pada alam pitra. Dan adapun pelaksanaan upacara ngaben

massal yang dilaksanakan setiap 3 - 5 tahun sekali. Ngaben massal dilaksakan

16
secara bersama - sama, jadi ketika terdapat orang yang meninggal maka jenazah

tersebut akan dikuburkan terlebih dahulu sampai terkumpul. Lalu ketika sudah 3

tahun sampai 5 tahun kemudian maka upacara ngabenpun dilaksanakan secara

massal. Dengan adanya hal tersebut untuk meringankan beban biaya keluarga yang

kurang mampu.

Hal itupun membuktikan bahwa adanya hubungan erat antara agama dengan

budaya sebagai patokan utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan perintah

agama dan melestarikan kebudayaan. Selain itu masyarakat juga turut mempunyai

andil yang besar dalam melestarikan budaya, karena masyarakatlah yang

menjalankan semua perintah agama dan ikut menjaga kebudayaan agar tetap

terpelihara.

Masyarakat Bali dapat hidup berdampingan dengan masyarakat pemeluk

agama lain seperti Islam, Kristen, Budha, dan lainnya. Hal itulah yang merupakan

salah satu bentuk toleransi yang kuat terhadap kota Bali. Pada saat perayaan agama

Hindu seperti Galungan, Nyepi atau yang lainnya, itupun masyarakat lainnya

menghormati perayaan tersebut. Seperti halnya agama islam atau agama lainnya,

maka masyarakat Bali yang menganut ajaran agama Hindupun juga menghargai

dan menghormati. Yang mana dalam perayaan nyepi sendiri terdapat beberapa

pantangan seperti dilarang bekerja, dilarang berpergian, dilarang bersenang senang

dan dilarang menyalakan api. Pantangan itupun tidak hanya dilakukan pada umat

Hindu dan masyarakat Bali saja. Namun juga dilakukan oleh para wisatawan yang

ada di Bali juga mengikuti empat pantangan tersebut.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Saran

1. Jaga,rawat dan lestarikan harta dan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia

yang tak ternilai harganya

2. Kita sebagai pelajar harus mempelajari tentang kebudayaan yang ada di

Indonesia agar tidak hilang

B. Kesimpulan

Tempat-tempat wisata di Bali sangatlah banyak dan bersejarah sekaligus

indah yang patut dilestarikan,diantaranya Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan

tempat-tempat lainnya yang memiliki bagian atau ruang masing-masing yang

bersejarah ataupun menyimpan barang-barang bersejarah

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.rentalmobilbali.net/tempat-wisata-di-bali-gwk/

https://regional.kompas.com/read/2018/09/22/11575571/nyoman-nuarta-bicara-

pengorbanan-28-tahun-hingga-makna-garuda-wisnu-kencana?page=all

http://suryabr577.student.umm.ac.id/2016/09/19/keanekaragaman-kebudayaan-

bali/

https://www.kompasiana.com/sucita14508/5d0e4fc4097f3645ee58e792/peranan-

agama-dalam-kebudayaan-masyarakat-bali

https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2018/09/23/patung-garuda-wisnu-

kencana-ikon-baru-budaya-indonesia-430513

https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Budaya_Garuda_Wisnu_Kencana

https://id.wikipedia.org/wiki/Patung_Garuda_Wisnu_Kencana

19

Anda mungkin juga menyukai