Fajar Gunawan
Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H Nasution no. 105 Bandung, 40614
Alam semesta ini merupakan hamparan luas tak terbatas di luar angkasa yang terdiri
dari material-material bintang dan benda langit lainnya. Terbentuknya alam semesta ini
didasarkan pada akal, nalar dan logika manusia seperti teori Big Bang bahwa alam semesta
ini berasal dari suatu ledakan 13,7 miliyar tahun yang lalu dari suatu benda sangat padat
dan sangat panas sebagai akibat adanya reaksi inti. Material yang terhempas dengan cepat
menjauhi pusat ledakan yang kemudian berevolusi menjadi berbagai bintang yang masing-
masing berkelompok dalam galaksi. Adapun bumi sebagai pijakan kita ini terbentuk
berdasarkan teori nebula dari kabut raksasa di atmosfer yang terdiri partikel padat dan gas
dengan temperatur sangat panas dan berpilin pada porosnya, bagian terluar dari nebula
terlempar kemudian menggumpal membentuk sejumlah planet yang kita sebut hari ini
planet Bumi.
Dalam bumi yang terbentuk ini terdiri dari beberapa lapisan seperti salah satunya
lapisan geosfer. Geosfer adalah lapisan atau sfera yang terdapat pada bumi terletak
pada permukaan bumi dan di bawah permukaan bumi. Lapisan bumi tersebut berpengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan di bumi. Geosfer terdiri dari:
atmosfer, litosfer (termasuk pedosfer), hidrosfer dan biosfer dan antroposfer. Kalau kita
amati sepintas masing-masing sfera tersebut saling terpisah tetapi kalau kita perhatikan
secara lebih mendalam ternyata lapisan-lapisan tersebut saling terkait, saling berinteraksi
membentuk satu sistem hubungan atau keterkaitan antara masing-masing lapisan bumi
tersebut. Karakteristik dan sifat dari sfera-sfera tersebut berbeda-beda ada yang relatif
statis dan ada yang sangat dinamis. Litosfer umumnya bersifat relaif statis, dikatakan
relatif statis karena pada waktu tertentu menjadi sangat dinamik, misalya saat terjadi
gempa bumi atau terjadi letusan gunung api. Sedangkan atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan
antroposfer umumnya bersifat dinamik, dalam arti setiap waktu dapat mengalami
perubahan-perubahan. Seiring berkembangnya zaman lahirlah khusus cabang ilmu yang
mempelajari mengenai bumi dan struktur lapisan penyusunnya yang dikenal geologi.
I. Pengertian Dan Konsep Geologi
Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya
bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari
bumi.Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk
Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya.Karena Bumi tersusun oleh batuan,
pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama
dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang
dipelajari dalam geologi.
Geologi ini yang mempelajari interaksi antara alam dengan aktivitas manusia
yang bersifat timbal balik. Pengertian timbal balik adalah bagaimana proses-proses
geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber daya yang
dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala dan limitasi seperti dalam bentuk
bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena-fenomena
alam lain yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya, dibahas juga bagaimana
aktivitas manusia mengganggu kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu
dan mempengaruhi manusia sendiri.
b. Mineral Non-Logam
Mineral non-logam merupakan zat padat anorganik terbentuk secara
alamiah, mempunyai susunan kimia dan sistem kristal tertentu yang tidak
mengandung mineral logam,batu bara, gambut dan bitumen seperti granit.
Proses terbentuknya mineral non logam berhubungan dengan proses
terbentuknya batuan beku, metamorf, sedimen dan proses pelapukan batuan
oleh air. Salah satu contohnya ialah batu mulia yang merupakan semua jenis
mineral dan batuan yang memiliki sifat fisik kimia yang khas dan digunakan
untuk perhiasan dan bahan dekorasi seperti gambar 1. Pembentukan batu mulia
dapat terjadi melalui proses diferensiasi magma, proses metamorfosa atau
sedimentasi
c. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah cairan kental berwarna cokelat gelap atau
kehijauan yang muda terbakar, yang ada di lapisan atas dari beberapa area
di kerak bumi. Minyak bumi terbentuk dari peruraian materi tumbuhan dan
hewan secara perlahan dan mengendap bersama sedimen lain di daerah yang
bersangkutan sehingga membentuk suatu materi organic yang mengalami
perubahan kimiawi dan perubahan material inilah yang menjadi cikal bakal
terbentuknya campuran bahan hidrokarbon yang berupa cairan atau yang
disebut dengan minyak bumi dan berupa gas atau yang disebut dengan gas
bumi.
d. Sumber Daya Air
Sumber daya air adalah sumber daya geologi yang sangat penting bukan
hanya untuk manusia atau makhluk hidup saja, tetapi juga untuk kebutuhan
geologi. Misalnya dalam proses geologi, erosi, transportasi dan
pengendapan material bumi. Berikut komposisi jumlah air dibumi
berdasarkan kadarnya seperti gambar.2 :
1. Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari hasil pembekuan magma. Magma
adalah massa batuan dalam keadaan cair, bersuhu sangat tinggi (1000o-2000oC).
Komposisi mineral batuan beku tidak selalu sama dengan magma asalnya karena ada
kemungkinan bereaksi dengan batuan yang dilalui atau diterobos.
2. Batuan sedimen
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses
pelapukan, erosi, pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada,
baik batuan beku, sediment maupun batuan metamorf. Batuan sedimen yang
terbentuk melalui proses-proses ini dinamakan batuan sdimen klastik.
3. Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan dari
batuan yang sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi
dalam waktu yang cukup lama.Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku,
batuan sediment maupun batuan metamorf sendiri. Batuan metamorf yang
sangat terkenal antara lain : marmer (merupakan ubahan dari batugamping),
batusabak (merupakan hasil ubahan dari batulempung) dan kwarsit (merupakan
ubahan dari kwarsa).
Seperti layaknya proses terjadinya hujan, batu pun juga demikian.
terdapat beberapa proses siklus batuan. Proses atau siklus ini melibatkan tiga
pokok jenis batuan, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Ketiga jenis batuan ini ternyata terjadi dalam satu siklus yang sama, dengan kata
lain ketiga batuan ini terbentuk saling beriringan. Berikut tahapan siklus batuan
sesuai gambar 3.
3. Mengalami erosi
Material- material dari pelapukan batuan beku yang telah terangkut oleh
air, angin, ataupun gletser, lama kelamaan akan mengendap di suatu tempat
dan kan berjumlah semakin banyak. Karena semakin banyak batuan yang
mengendap ini, akibatnya semakin lama akan semakin mengeras dan
mengeras . Karena proses pengerasan inilah membentuk terjadinya batuan
yang disebut dengan batuan sedimen.
Air hujan yang masuk ke dalam batu gamping masuk melalui sistem
retakan melarutkan batuan yang dilalui,sehingga celah menjadi lebar.
Gabungan beberapa celah dan rongga jika diisi oleh air akan membentuk
lorong sungai bawah tanah. Lorong yang ditinggalkan oleh sungai
bawah tanah akan membentuk gua fosil. Sementara itu sungai bawah
tanah terus mencari muka air tanah setempat yang letaknya lebih rendah.
Batu yang berongga ini dinamakan batu petruk seperti gambar 4 berikut.
Gambar 4. Gua petruk
b. Terbentuknya Daerah Kars
Kars merupakan bentuk bentang alam khas yang terjadi akibat proses
pelarutan pada suatu kawasan batuan karbonat atau batuan mudah terlarut
(umumnya formasi batu gamping) sehingga menghasilkan berbagai bentuk
permukaan bumi yang unik dan menarik dengan ciri-ciri khas exokarst (di
atas permukaan) dan indokarst (di bawah permukaan).
Gunung berapi adalah pecahnya geologi di kerak bumi yang dipicu oleh
kekuatan alam, seperti tekanan dan suhu di pedalaman bumi. Kekuatan ini
mendorong gas dan cairan panas yang dikenal sebagai magma keluar
melalui lubang gunung berapi yang dikenal sebagai ventilasi. Begitu keluar
dari lubang angin, bahan-bahan yang meletus ini pecah, mengeras atau
mengembun di sekitar lubang gunung berapi. Selama ribuan atau jutaan
tahun, akumulasi magma membentuk kerucut curam yang dikenal sebagai
gunung berapi. Gunung berapi telah meletus material cair, setelah
terbentuknya bumi, akibat tekanan yang terkumpul di pedalaman planet ini.
Pembentukan gunung berapi telah berkontribusi pada pembentukan dan
konfigurasi lanskap yang bervariasi yang membentuk planet ini.
Kerak bumi terdiri dari sebagian besar batuan yang disebut lempeng
tektonik. Lempeng tektonik menyerupai potongan puzzle yang terus
bergerak berlawanan satu sama lain. Gunung berapi sering terbentuk di
daerah dimana lempeng tektonik melakukan kontak. Gesekan yang dibuat
antara dua lempeng oleh gerakan konstan melelehkan kerak bumi,
menyebabkan batuan di bawah kerak bumi berubah menjadi magma
karena suhu yang besar dibuat oleh gesekan.
Gambar 6. Proses terbetuknya gunung berapi
Batu panas atau magma yang telah cair menciptakan tekanan besar dan
seiring waktu, ia menemukan jalannya melalui retakan pada lempeng.
Begitu magma mencapai permukaan bumi, maka itu disebut sebagai lahar.
Sekitar 1500 gunung berapi di seluruh dunia dianggap aktif dan dari sini,
hampir 90% terletak di Ring of Fire, yang merupakan lingkaran gunung
berapi yang mengelilingi Laut Pasifik.
Batas lempeng yang paling berbeda berada di dasar samudra. Itulah
sebabnya aktivitas vulkanik kebanyakan terjadi di lautan. Gunung berapi
bisa terbentuk di zona subduksi. Zona subduksi adalah tempat dimana dua
lempengan, satu lempeng samudera dan satu lempeng benua saling
bertabrakan. Di zona subduksi, lempeng samudera tenggelam di bawah
lempeng benua. Gesekan itu menciptakan magma. Saat magma mencapai
permukaan, kemudian terbentuk gunung api. Contoh khas gunung berapi
jenis ini adalah Gunung Krakatau Jawa tengah.
Selain terbentuknya fenomena alam, terdapat pula bencana alam yang disebabkan
oleh aktivitas geologi seperti erosi pada gunung Merapi. Erosi ialah proses terjadinya
pengikisan di bagian-bagian tertentu di permukaan bumi. Materi dari bagian yang
mengalami pengikisan itu bisa mengalami perpindahan dari tempat asalnya. Proses
perpindahan materi itulah yang disebut transportasi. Erosi ialah peristiwa pengikisan
tanah oleh air, angin, ataupun es. Erosi yang biasa terjadi berupa erosi: Erosi magmatik,
erosi freatik dan erosi freatomagnetik.
Selain itu bencana alam yang sering terjadi adalah Gempa bumi yang merupakan
salah satu bencana alam yang sering melanda planet yang kita tempati. Dan merupakan
salah satu bencana alam yang dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan. Juga
dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Sebab utama
yang dapat memicu terjadinya gempa bumi adalah adanya pelepasan energi, disebabkan
pergeseran Lempeng Bumi. Semakin lama energi itu akan membesar dan akan mencapai
keadaan maximun. Apabila pinggiran lempeng tidak bisa menahan energi tesebut maka
akan mengakibatkan terjadinya gempa bumi. Proses gempa bumi dapat dilihat pada
gambar 7.
c. Pergeseran Magma
Salah satu pemicu terjadinya Gempa Bumi lainnya adalah adanya pergeseran
magma di dalam gunung berapi. Gempa ini diakibatkan adanya tekanan gas
yang sangat besar pada bagian sumbatan kawah. Dan gempa bumi ini
merupakan gejala awal akan terjadinya bencana gunung meletus.