Anda di halaman 1dari 15

Studi Lapangan Struktur Geologi Dan Geografis Indonesia Serta

Fenomena di dalamnya Berdasarkan Data Museum Geologi Bandung

Fajar Gunawan
Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H Nasution no. 105 Bandung, 40614

Alam semesta ini merupakan hamparan luas tak terbatas di luar angkasa yang terdiri
dari material-material bintang dan benda langit lainnya. Terbentuknya alam semesta ini
didasarkan pada akal, nalar dan logika manusia seperti teori Big Bang bahwa alam semesta
ini berasal dari suatu ledakan 13,7 miliyar tahun yang lalu dari suatu benda sangat padat
dan sangat panas sebagai akibat adanya reaksi inti. Material yang terhempas dengan cepat
menjauhi pusat ledakan yang kemudian berevolusi menjadi berbagai bintang yang masing-
masing berkelompok dalam galaksi. Adapun bumi sebagai pijakan kita ini terbentuk
berdasarkan teori nebula dari kabut raksasa di atmosfer yang terdiri partikel padat dan gas
dengan temperatur sangat panas dan berpilin pada porosnya, bagian terluar dari nebula
terlempar kemudian menggumpal membentuk sejumlah planet yang kita sebut hari ini
planet Bumi.
Dalam bumi yang terbentuk ini terdiri dari beberapa lapisan seperti salah satunya
lapisan geosfer. Geosfer adalah lapisan atau sfera yang terdapat pada bumi terletak
pada permukaan bumi dan di bawah permukaan bumi. Lapisan bumi tersebut berpengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan di bumi. Geosfer terdiri dari:
atmosfer, litosfer (termasuk pedosfer), hidrosfer dan biosfer dan antroposfer. Kalau kita
amati sepintas masing-masing sfera tersebut saling terpisah tetapi kalau kita perhatikan
secara lebih mendalam ternyata lapisan-lapisan tersebut saling terkait, saling berinteraksi
membentuk satu sistem hubungan atau keterkaitan antara masing-masing lapisan bumi
tersebut. Karakteristik dan sifat dari sfera-sfera tersebut berbeda-beda ada yang relatif
statis dan ada yang sangat dinamis. Litosfer umumnya bersifat relaif statis, dikatakan
relatif statis karena pada waktu tertentu menjadi sangat dinamik, misalya saat terjadi
gempa bumi atau terjadi letusan gunung api. Sedangkan atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan
antroposfer umumnya bersifat dinamik, dalam arti setiap waktu dapat mengalami
perubahan-perubahan. Seiring berkembangnya zaman lahirlah khusus cabang ilmu yang
mempelajari mengenai bumi dan struktur lapisan penyusunnya yang dikenal geologi.
I. Pengertian Dan Konsep Geologi
Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya
bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari
bumi.Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk
Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya.Karena Bumi tersusun oleh batuan,
pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama
dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang
dipelajari dalam geologi.
Geologi ini yang mempelajari interaksi antara alam dengan aktivitas manusia
yang bersifat timbal balik. Pengertian timbal balik adalah bagaimana proses-proses
geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber daya yang
dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala dan limitasi seperti dalam bentuk
bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena-fenomena
alam lain yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya, dibahas juga bagaimana
aktivitas manusia mengganggu kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu
dan mempengaruhi manusia sendiri.

II. Proses Geologi Terjadi


Proses geologi adalah semua proses yang berlangsung di permukaan bumi atau
di bawah permukaan bumi yang melibatkan semua material yang ada di bumi. Proses-
proses tersebut berlangsung di dalam suatu sistem yang bekerja membangun dan
membentuk permukaan bumi, dan memindahkan material dari satu tempat ke tempat
lain atau dari satu sistem ke sistem yang lain. Dengan demikian, sesuai dengan
perbedaan karakter material yang terlibat dan lokasinya, proses-proses geologi
memiliki karakter yang “site specific” (khas menurut lokasinya. Sedangkan bila proses-
proses geologi dibahas sebagai suatu proses alamiah yang berjalan sepanjang masa,
proses-proses ini (endogen dan eksogen) akan membentuk, mempertahankan, dan
merubah bentuk bentang alam.
Proses geologi sendiri terdiri dari proses geologi yang disebabkan oleh
pergerakan tektonik maupun vulkanik. Terjadinya pergerakan tektonik disebabkan
bumi memiliki energi di inti bumi. Energi ini menimbulkan pancaran panas yang
menyebabkan terjadinya arus di dalam magma yang disebut arus konveksi. Arus ini
mempengaruhi kerak bumi diatasnya sehingga kerak bumi turut bergerak secara
horizontal searah dengan arus tersebut. Karena arah arus konveksi berbeda-beda ini,
maka kulit bumi yang turut bergerak menjadi berbeda-beda arahnya sehingga kulit
bumi terkoyak menjadi beberapa lempeng. tenaga yang ditimbulkan arus konveksi ini
mampu menyegerakan kulit bumi yang kita kenal sebagai tenaga tektonik.
Akibat dari adanya pergeseran bumi ini membuat terjadinya proses pergerakan
kulit bumi. Kulit bumi pertahun akan bergeser 7 cm seiring berjalannya tenaga tektonik.
Dalam pergerakannya kulit bui mengalami pelipatan, patahan, retakan bahkan
pengangkatan yang terjadi bersama proses erosi.

III. Kondisi Geografis Indonesia


Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu
lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia
bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara,
sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan
lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan
bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi.
Indonesia, juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang
unik karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian
selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut..
Pada daerah ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik
serta mengandung potensi sumber daya alam dari bahan tambang yang cukup besar.
Pada daerah ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik
serta mengandung potensi sumber daya alam dari bahan tambang yang cukup besar.

IV. Komponen Mineral Geologi


Proses geologi yang berlangsung sejak miliaran tahun lalu dibumi yang berupa
gerakan litosfer (aktivitas tektonik) dan aktivitas magma, secara langsung
menghasilkan aneka sumber daya geologi yang berguna bagi kehidupan manusia
disamping bencana geologi. Gerakan litosfer menyebabkan naiknya magma ke
permukaan bumi, yang menghasilkan mineral logam dan non logam serta panas bumi.
a. Mineral Logam
Mineral adalah benda alam yang bersifat homogen dan mempunyai sifat
fisik dan kimia tertentu. Sifat fisik mineral antara lain : warna, cerat, kilap,
kekerasan, belahan, pecahan, berat jenis, struktur dan sifat optik. Mineral logam
dapat dicairkan untuk mendapatkan produk baru seperti sfaterit, galena,
magnetit dan kalkopirit. Penggolongan mineral logam terbagi menjadi 4 yakni :
 Logam mulia seperti Au, Ag dan Pt.
 Logam dasar seperti Cu, Sn dan Zn.
 Logam besi da campurannya seperti Fe, Co dan Mn.
 Logam tanah jarang seperti Sc, La dan Ho.
Di Indonesia logam yang dikategorikan penting di antaranya emas, perak dan
tembaga. Sedangkan mineral logam yang paling penting lainnya namun
penggunaannya tidak terlalu komersial yakni Nikel, Timah dan mangan.

b. Mineral Non-Logam
Mineral non-logam merupakan zat padat anorganik terbentuk secara
alamiah, mempunyai susunan kimia dan sistem kristal tertentu yang tidak
mengandung mineral logam,batu bara, gambut dan bitumen seperti granit.
Proses terbentuknya mineral non logam berhubungan dengan proses
terbentuknya batuan beku, metamorf, sedimen dan proses pelapukan batuan
oleh air. Salah satu contohnya ialah batu mulia yang merupakan semua jenis
mineral dan batuan yang memiliki sifat fisik kimia yang khas dan digunakan
untuk perhiasan dan bahan dekorasi seperti gambar 1. Pembentukan batu mulia
dapat terjadi melalui proses diferensiasi magma, proses metamorfosa atau
sedimentasi

gambar 1. Kumpulan batu mulia

c. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah cairan kental berwarna cokelat gelap atau
kehijauan yang muda terbakar, yang ada di lapisan atas dari beberapa area
di kerak bumi. Minyak bumi terbentuk dari peruraian materi tumbuhan dan
hewan secara perlahan dan mengendap bersama sedimen lain di daerah yang
bersangkutan sehingga membentuk suatu materi organic yang mengalami
perubahan kimiawi dan perubahan material inilah yang menjadi cikal bakal
terbentuknya campuran bahan hidrokarbon yang berupa cairan atau yang
disebut dengan minyak bumi dan berupa gas atau yang disebut dengan gas
bumi.
d. Sumber Daya Air
Sumber daya air adalah sumber daya geologi yang sangat penting bukan
hanya untuk manusia atau makhluk hidup saja, tetapi juga untuk kebutuhan
geologi. Misalnya dalam proses geologi, erosi, transportasi dan
pengendapan material bumi. Berikut komposisi jumlah air dibumi
berdasarkan kadarnya seperti gambar.2 :

Gambar 2. Komposisi jumlah air

V. Batuan Penyusun Struktur Geologi


Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa terdiri dari
satu atau lebih mineral. Lapisan litosfer di bumi terdiri dari batuan. Sedangkan mineral
adalah substansi yang terbentuk karena kristalisasi dari proses geologi, yang memiliki
komposisi fisik dan kimia. berikut penggolongan batuan terbagi menjadi tiga golongan:

1. Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari hasil pembekuan magma. Magma
adalah massa batuan dalam keadaan cair, bersuhu sangat tinggi (1000o-2000oC).
Komposisi mineral batuan beku tidak selalu sama dengan magma asalnya karena ada
kemungkinan bereaksi dengan batuan yang dilalui atau diterobos.

a. Batuan beku dalam (intrusive rocks)


Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terjadi dari magma yang
membeku di dalam bumi.Batuan beku dalam ada berberapa macam bentuk,
yaitu batolit, lakolit, diatrema, gang, dan urat.

Batu Gamping Batu Jahe

Batu Kalsit Batu Marmer


Batu Ignimbrit Batu Skoria

b. Batuan beku luar (extrusive rocks)


Batuan beku luar/ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi dari
magma yang membeku di permukaan/luar bumi.Magma yang mengalir ke
permukaan bumi melalui lubang kawah gunungapi disebut lava.Magma yang
keluar permukaan bumi masih mempunyai suhu yang tinggi yaitu 800°C hingga
1200° C.

2. Batuan sedimen
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses
pelapukan, erosi, pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada,
baik batuan beku, sediment maupun batuan metamorf. Batuan sedimen yang
terbentuk melalui proses-proses ini dinamakan batuan sdimen klastik.

3. Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan dari
batuan yang sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi
dalam waktu yang cukup lama.Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku,
batuan sediment maupun batuan metamorf sendiri. Batuan metamorf yang
sangat terkenal antara lain : marmer (merupakan ubahan dari batugamping),
batusabak (merupakan hasil ubahan dari batulempung) dan kwarsit (merupakan
ubahan dari kwarsa).
Seperti layaknya proses terjadinya hujan, batu pun juga demikian.
terdapat beberapa proses siklus batuan. Proses atau siklus ini melibatkan tiga
pokok jenis batuan, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Ketiga jenis batuan ini ternyata terjadi dalam satu siklus yang sama, dengan kata
lain ketiga batuan ini terbentuk saling beriringan. Berikut tahapan siklus batuan
sesuai gambar 3.

1. Magma mengalami kristalisasi

Magma merupakan bahan pokok pembentuk batuan. Terbentuknya


batuan pertama kali karena diawali oleh adanya magma yang mengalami
proses kristalisasi. Magma ini tidak terdapat di semua area bumi, sebagian
besar magma terbentuk di sepanjang batas lempeng bumi. Kemudian magma
yang yang membeku akan membentuk sebuh kristal atau mineral (hal ini
dinamakan kristalisasi). Magma yang membentuk kristal ini sama seperti air
yang didinginkan menjadi es. Magma yang membeku ini akan membentuk
sebuah jenis batuan, yakni batuan beku. Magma yang membekunya setelah
sampai di permukaa bumi akan membentuk batuan beku yang jenisnya
ekstrusif. Namun, semua batuan yang dibentuk karena adanya pembekuan
magma disebut dengan batuan beku.

Gambar 3. Siklus Batuan Beku, Sedimen dan Metamorf


2. Mengalami pengangkatan dan pelapukan

Kemudian batuan- batuan beku yang telah terbentuk tadi lama-


kelamaan akan mengalami proses pelapukan. Batuan yang mengalami proses
pelapukan paling cepat terutama adalah batuan yang membeku di permukaan
bumi (batuan ekstrusif). Batuan ini lebih cepat mengalami proses pelapukan
karena terpapar secara langsung oleh cuaca di bumi dan juga atmosfer bumi,
sehingga pelapukannya lebih cepat daripada yang berada di bawah
permukaan bumi.

3. Mengalami erosi

Setelah mengalami proses pengangkatan dan pelapukan, maka proses


yang selanjutnya adalah erosi. Dalam proses erosi ini yang paling banyak
berperan adalah air. Air yang mengalir misalnya dari sungai merupakan salah
satu hal yang paling sepat menyebabkan proses erosi ini terjadi. Arus dari air
ini pula yang akan mengangkut material- baterial pelapukan batu menuju ke
tempat lain. Selain air, ada pula yang mengangkut meterial- material lainnya
yakni angin ataupun gletser.

4. Pengendapan dan pembentukan batuan sedimen

Material- material dari pelapukan batuan beku yang telah terangkut oleh
air, angin, ataupun gletser, lama kelamaan akan mengendap di suatu tempat
dan kan berjumlah semakin banyak. Karena semakin banyak batuan yang
mengendap ini, akibatnya semakin lama akan semakin mengeras dan
mengeras . Karena proses pengerasan inilah membentuk terjadinya batuan
yang disebut dengan batuan sedimen.

5. Batuan sedimen berubah menjadi batuan metamorf

Batuan sedimen banyak terdapat di bawah permukaan bumi. Batuan


beku intrusif juga berada di bawah permukaan bumi. Ketika batu yang berada
di di bawah permukaan bumi ini tidak tersingkap ke atas permukaan bumi
ketika proses pengangkatan, maka batuan tersebut akan terkubur lebih dalam
lagi. Semakin dalam terkubur, maka akan semakin besar kemungkinan untuk
terpapar suhu dan juga tekanan tinggi yang dihasilkan oleh kompresi tektonik
dan energi panas yang berasal dari dalam bumi, yang pada akhirnya dapat
mengubah batuan tersebut. Batuan yang telah berubah di bawah permukaan
bumi akibat paparan suhu, tekanan, dan juga kontak magma ini disebut
dengan batuan metamorf atau malihan.

6. Batuan metamorf atau malihan berubah lagi menjadi magma

Setelah batuan menjadi batuan malihan atau metamorf, lama kelamaan


batuan metamorf atau malihan ini akan berubah menjadi magma kemballi.
Dan dari magma inilah proses terjadinya batu bisa terjadi kembali.Itulah
proses atau siklus batuan yang menggambarkan terjadinya batuan dari awal
hingga batuan tersebut lapuk, membentuk batuan baru dan akhirnya menjadi
magma dan kembali menjadi batuan. Dan begitulah seterusnya seperti
gambar 3.

VI. Fenomena dan Bencana Geologi

Dalam geologi struktur terdapat fenomena-fenomena alam yang disebabkan oleh


pergerakan penyusun geologi. Seperti:

a. Batuan Gua Petruk

Air hujan yang masuk ke dalam batu gamping masuk melalui sistem
retakan melarutkan batuan yang dilalui,sehingga celah menjadi lebar.
Gabungan beberapa celah dan rongga jika diisi oleh air akan membentuk
lorong sungai bawah tanah. Lorong yang ditinggalkan oleh sungai
bawah tanah akan membentuk gua fosil. Sementara itu sungai bawah
tanah terus mencari muka air tanah setempat yang letaknya lebih rendah.
Batu yang berongga ini dinamakan batu petruk seperti gambar 4 berikut.
Gambar 4. Gua petruk
b. Terbentuknya Daerah Kars
Kars merupakan bentuk bentang alam khas yang terjadi akibat proses
pelarutan pada suatu kawasan batuan karbonat atau batuan mudah terlarut
(umumnya formasi batu gamping) sehingga menghasilkan berbagai bentuk
permukaan bumi yang unik dan menarik dengan ciri-ciri khas exokarst (di
atas permukaan) dan indokarst (di bawah permukaan).

Ciri-ciri kawasan karst antara lain:

1. Terdapatnya sejumlah cekungan (depresi) dengan bentuk dan ukuran yang


bervariasi, cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air dengan
kedalaman dan jarak yang berbeda-beda.
2. Bukit-bukit kecil dalam jumlah banyak yang merupakan sisi-sisi erosi
akibat pelarutan kimia pada batu gamping, sehingga terbentuk bukit-bukit
(conical hills).
3. Sungai-sungai tidak mengalami perkembangan pada permukaan. Sungai
pada daerah Karst umumnya terputus-putus, hilang kedalam tanah dan
begitu saja muncul dari dalam tanah.
4. Terdapatnya sungai-sungai di bawah permukaan, adanya goa-goa kapur
pada permukaan atau di atas permukaan.
5. Terdapatnya endapan sedimen lumpur berwarna merah (terrarosa) yang
merupakan endapan resedual akibat pelapukan batu gamping.
6. Permukaan yang terbuka mempunyai kenampakan yang kasar, pecah-
pecah atau lubang-lubang mapun runcing-runcing (lapies)
7. Banyaknya Stalaktit akibat dari air yang masuk ke lubang-lubang (doline)
kemudian turun ke gua dan menetes dari atap gua ke dasar gua yang
berubah jadi batuan. Berikut gambar Karst gunung sewu pada gambar 5.

c. Terbentuknya Gunung Api

Gunung berapi adalah pecahnya geologi di kerak bumi yang dipicu oleh
kekuatan alam, seperti tekanan dan suhu di pedalaman bumi. Kekuatan ini
mendorong gas dan cairan panas yang dikenal sebagai magma keluar
melalui lubang gunung berapi yang dikenal sebagai ventilasi. Begitu keluar
dari lubang angin, bahan-bahan yang meletus ini pecah, mengeras atau
mengembun di sekitar lubang gunung berapi. Selama ribuan atau jutaan
tahun, akumulasi magma membentuk kerucut curam yang dikenal sebagai
gunung berapi. Gunung berapi telah meletus material cair, setelah
terbentuknya bumi, akibat tekanan yang terkumpul di pedalaman planet ini.
Pembentukan gunung berapi telah berkontribusi pada pembentukan dan
konfigurasi lanskap yang bervariasi yang membentuk planet ini.

Proses terbentuknya Gunung berapi

Kerak bumi terdiri dari sebagian besar batuan yang disebut lempeng
tektonik. Lempeng tektonik menyerupai potongan puzzle yang terus
bergerak berlawanan satu sama lain. Gunung berapi sering terbentuk di
daerah dimana lempeng tektonik melakukan kontak. Gesekan yang dibuat
antara dua lempeng oleh gerakan konstan melelehkan kerak bumi,
menyebabkan batuan di bawah kerak bumi berubah menjadi magma
karena suhu yang besar dibuat oleh gesekan.
Gambar 6. Proses terbetuknya gunung berapi

Batu panas atau magma yang telah cair menciptakan tekanan besar dan
seiring waktu, ia menemukan jalannya melalui retakan pada lempeng.
Begitu magma mencapai permukaan bumi, maka itu disebut sebagai lahar.
Sekitar 1500 gunung berapi di seluruh dunia dianggap aktif dan dari sini,
hampir 90% terletak di Ring of Fire, yang merupakan lingkaran gunung
berapi yang mengelilingi Laut Pasifik.
Batas lempeng yang paling berbeda berada di dasar samudra. Itulah
sebabnya aktivitas vulkanik kebanyakan terjadi di lautan. Gunung berapi
bisa terbentuk di zona subduksi. Zona subduksi adalah tempat dimana dua
lempengan, satu lempeng samudera dan satu lempeng benua saling
bertabrakan. Di zona subduksi, lempeng samudera tenggelam di bawah
lempeng benua. Gesekan itu menciptakan magma. Saat magma mencapai
permukaan, kemudian terbentuk gunung api. Contoh khas gunung berapi
jenis ini adalah Gunung Krakatau Jawa tengah.

Selain terbentuknya fenomena alam, terdapat pula bencana alam yang disebabkan
oleh aktivitas geologi seperti erosi pada gunung Merapi. Erosi ialah proses terjadinya
pengikisan di bagian-bagian tertentu di permukaan bumi. Materi dari bagian yang
mengalami pengikisan itu bisa mengalami perpindahan dari tempat asalnya. Proses
perpindahan materi itulah yang disebut transportasi. Erosi ialah peristiwa pengikisan
tanah oleh air, angin, ataupun es. Erosi yang biasa terjadi berupa erosi: Erosi magmatik,
erosi freatik dan erosi freatomagnetik.
Selain itu bencana alam yang sering terjadi adalah Gempa bumi yang merupakan
salah satu bencana alam yang sering melanda planet yang kita tempati. Dan merupakan
salah satu bencana alam yang dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan. Juga
dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Sebab utama
yang dapat memicu terjadinya gempa bumi adalah adanya pelepasan energi, disebabkan
pergeseran Lempeng Bumi. Semakin lama energi itu akan membesar dan akan mencapai
keadaan maximun. Apabila pinggiran lempeng tidak bisa menahan energi tesebut maka
akan mengakibatkan terjadinya gempa bumi. Proses gempa bumi dapat dilihat pada
gambar 7.

Gambar 7. Lempengan kulit bumi penyebab gempa

Berikut penyebab gempa bumi:

a. Gerak Lempeng Bumi yang saling menjauh

Di samping pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng yang saling menjauh


juga dapat memicu terjadinya gempa bumi. Karena apabila dua lempeng
tersebut saling menjauh maka akan membentuk lempeng baru diantara kedua
lempeng tersebut. Lempeng yang baru akan ditekan oleh kedua lempeng lama,
yang akan mengakibatkan lempeng baru bergerak ke bawah. Dari hal inilah
akan menghasilkan suatu energi dengan kekuatan yang sangat luar biasa. Dan
energi inilah menjadi sebab utama terjadinya getaran atau guncangan di
permukaan bumi.
b. Gerak Lempeng Bumi yang saling mendekat

Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi adalah


pergerakan lempeng bumi yang saling mendekat. Karena saat pergerakan
lempeng yang saling mendekat akan membentuk gunung baru. Yang terus
bertumpuk yang juga memicu terjadinya terjadinya gempa bumi.

c. Pergeseran Magma

Salah satu pemicu terjadinya Gempa Bumi lainnya adalah adanya pergeseran
magma di dalam gunung berapi. Gempa ini diakibatkan adanya tekanan gas
yang sangat besar pada bagian sumbatan kawah. Dan gempa bumi ini
merupakan gejala awal akan terjadinya bencana gunung meletus.

Anda mungkin juga menyukai