Anda di halaman 1dari 23

MODUL AJAR

“IKATAN KIMIA”
Identitas Umum
Nama Penulis :
Mata Pelajaran : KIMIA
Institusi :
Tahun Penyusunan : 2023/2024

FASE JENJANG KELAS PERKIRAAN MODE ALOKASI


JUMLAH PEMBELAJARAN WAKTU
SISWA
F SMA XI 30-35 SISWA Project Based 6 JP
Learning (PBL) (6x45menit)

Capaian Pembelajaran

11.1 Menjelaskan kaitan aturan duplet dan octet dalam kestabilan unsur
11.2 Menggambarkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen
11.3 Menganalisis proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu diharapkan mampu menjelaskan kestabilan unsur berdasarkan kaidah octet dan duplet,
menggambarkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen, dan mampu menganalisis proses
terbentuknya ikatan ion, dan kovalen.

Indikator Pembelajaran
1. Menjelaskan kaidah octet dan duplet dalam kestabilan unsur
2. Menjelaskan pengertian ikatan ion beserta proses terbentuknya
3. Menjelaskan pengertian ikatan kovalen beserta proses terbentuknya
4. Menggambarkan proses terbentuknya ikatan ion dan kovalen
5. Mengidentifikasi proses terbentuknya ikatan ion dan kovalen berdasarkan struktur lewisnya
6. Menganalisis proses pembentukkan ikatan ion dan kovalen

Pertanyaan Pemantik
 Bagaimana proses pembetukan ikatan pada garam dapur dari unsur-unsur penyusunnya?
 Bagaimana proses pembetukan ikatan pada air dari unsur-unsur penyusunnya?
 Mengapa garam dapur aman dikonsumsi, sementara unsur-unsur penyusunnya bersifat reaktif?
 Mengapa pada tekanan atmosfer air dalam bentuk cair, padahal kita tahu bahwa unsur penyusun air
adalah oksigen dan hydrogen. pada tekanan atmosfer, oksigen dan hidrogen berwujud gas?
Profil Pelajar Pancasila Metode Pembelajaran :

 Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan  Diskusi


berakhlak mulia  Ceramah
 Bernalar kritis  Penugasan
 Kreatif  Presentasi
 Bergotong royong  Tanya Jawab

Media Pembelajaran

Sarana:
1. Laptop,
2. LCD Proyektor/Infokus,

Prasarana:
1. Audio visual (Video interaktif),
2. Slide Power Point Materi Ikatan Kimia (Ikatan Ion, Ikatan Kovalen)
3. LKPD

Refrensi

Sumber Belajar untuk Guru:


Buku kimia pegangan guru kelas X
Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Watoni, Haris. (2014). Buku Guru Kimia untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan
Ilmu-ilmu Alam. Bandung: Yrama Widya.

Sumber Belajar untuk Siswa:


Umiyati, Nurhalimah. (2016). Buku Siswa : Kimia (Peminatan Matematika Dan Ilmu-Ilmu Alam).
Surakarta: Mediatama

 Pertemuan pertama
Pembukaan (15 menit)
1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran.
4. Guru memberikan apersepsi:
Mengapa garam dapur aman dikonsumsi, sementara unsur-unsur penyusunnya bersifat reaktif?
5. Guru menyampaikan indikator pembelajaran dari materi yang akan dibahas
Kegiatan inti (60 menit)
1. Siswa diminta melakukan pengamatan dengan melihat video singkat tentang kestabilan unsur
2. Guru menjelaskan tentang kestabilan unsur menggunakan media PPT
3. Siswa mengkaitkan kaidah duplet dan octet dalam kestabilan unsur
4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing 5-6 siswa.
5. Setiap kelompok akan mendapatkan lembar kerja siswa (LKPD).
6. Siswa mengajukan pertanyaan berkaitan tentang kaidah duplet dan oktet.
7. Siswa mencari di literatur tentang kestabilan unsur.
8. Siswa mengerjakan LKPD tentang kestabilan unsur.
9. Siswa mencatat dan membahas hasil diskusi LKPD.
10. Siswa mempresentasikan hasil diskusi LKPD tentang kestabilan unsur
11. Guru mengevaluasi jawaban-jawaban dan konsep yang kurang tepat.
Penutup (15 menit)
1. Guru menanyakan kejelasan materi yang disampaikan dan hal-hal yang belum diketahui.
2. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

 Pertemuan kedua
Pembukaan (15 menit)
1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran.
4. Guru memberikan apersepsi:
Bagaimana proses pembetukan ikatan pada garam dapur dari unsur-unsur penyusunnya?
5. Guru menyampaikan indikator pembelajaran dari materi yang akan dibahas
Kegiatan inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan tentang ikatan ion beserta proses pembentukkannya menggunakan media PPT.
2. Guru menggambarkan struktur lewis pembentukkan ikatan ion
3. Siswa diminta mengkaitkan kestabilan unsur dalam proses pembentukkan ikatan ion dan menggambarkannya
4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing 5-6 siswa.
5. Setiap kelompok akan mendapatkan lembar kerja siswa (LKPD).
6. Siswa mengajukan pertanyaan berkaitan tentang proses pembentukkan ikatan ion.
7. Siswa mencari di literatur tentang ikatan ion.
8. Siswa mengerjakan LKPD tentang proses pembentukkan ikatan ion.
9. Siswa mencatat dan membahas hasil diskusi LKPD.
10. Siswa mempresentasikan hasil diskusi LKPD tentang ikatan ion
11. Guru mengevaluasi jawaban-jawaban dan konsep yang kurang tepat.
Penutup (15 menit)
1. Guru menanyakan kejelasan materi yang disampaikan dan hal-hal yang belum diketahui.
2. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

 Pertemuan Ketiga
Pembukaan (15 menit)
1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran.
4. Guru memberikan apersepsi:
Bagaimana proses pembetukan ikatan pada air dari unsur-unsur penyusunnya ?
5. Guru menyampaikan indikator pembelajaran dari materi yang akan dibahas
Kegiatan inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan tentang ikatan kovalen beserta jenis-jenisnya menggunakan media PPT.
2. Guru menggambarkan struktur lewis pembentukkan ikatan kovalen
3. Siswa diminta mengkaitkan kestabilan unsur dengan proses pembentukkan ikatan kovalen
4. Siswa menentukan jenis ikatan kovalen berdasarkan struktur lewisnya
5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing 5-6 siswa.
6. Setiap kelompok akan mendapatkan lembar kerja siswa (LKPD).
7. Siswa mengajukan pertanyaan berkaitan tentang proses pembentukkan ikatan kovalen.
8. Siswa mencari di literatur tentang ikatan kovalen.
9. Siswa mengerjakan LKPD tentang proses pembentukkan ikatan kovalen.
10. Siswa mencatat dan membahas hasil diskusi LKPD.
11. Siswa mempresentasikan hasil diskusi LKPD tentang ikatan kovalen
12. Guru mengevaluasi jawaban-jawaban dan konsep yang kurang tepat.
Penutup (15 menit)
1. Guru menanyakan kejelasan materi yang disampaikan dan hal-hal yang belum diketahui.
2. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

 Pertemuan Keempat
Pembukaan (15 menit)
1. Guru memberi salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa dan memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran.
4. Guru memberikan apersepsi:
Mengapa pada tekanan atmosfer air dalam bentuk cair, padahal kita tahu bahwa unsur penyusun air adalah
oksigen dan hydrogen. pada tekanan atmosfer, oksigen dan hidrogen berwujud gas?
5. Guru menyampaikan indikator pembelajaran dari materi yang akan dibahas
Kegiatan inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan tentang ikatan logam dan ikatan hidrogen menggunakan media PPT.
2. Siswa diminta menentukan ikatan yang terjadi pada suatu senyawa
3. Siswa mengidentifikasi pengaruh ikatan kedalam titik didih suatu senyawa
4. Siswa diminta mengerjakan soal tentang ikatan kimia
5. Guru dan siswa mengevaluasi soal yang dikerjakan
Penutup (15 menit)
1. Guru menanyakan kejelasan materi yang disampaikan dan hal-hal yang belum diketahui.
2. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

PENILAIAN
 Assessment formatif (Lembar Observasi)
 Assessment formatif (Tes unjuk kerja)
 Assessment sumatif (Terlampir)
 Program Remedial :
Program remidial dilaksanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai di bawah 75
.
Jika peserta didik yang mengalami remidial berjumlah > 50 % jumlah siswa, maka strategi pembelajaran remidial
dilaksanakan dengan pengulangan materi kembali berdasarkan indicator pembelajaran yang belum di capai dan jika
peserta didik yang mengalami remidial berjumlah < 50 % jumlah siswa, maka strategi pembelajaran remidial
dilaksanakan dengan penugasan dan guru berdasarkan indikator pembelajaran yang belum dicapai oleh masing-masing
peserta didik.
 Program Pengayaan :
Peserta didik yang mendapat nilai diatas 75 diberikan tugas mengkaji materi pengayaan dan atau soal-soal
higherordered thinking.

LAMPIRAN I. BAHAN AJAR


A. Ikatan Kimia
Ikatan kimia mengacu pada pembentukan ikatan kimia antara dua atau lebih atom, molekul atau ion untuk
menghasilkan senyawa kimia. Ikatan kimia inilah yang menyatukan atom-atom dalam senyawa yang
dihasilkan. Gaya tarik-menarik yang menyatukan berbagai konstituen (atom, ion, dll.) dan
menstabilkannya dengan hilangnya energi secara keseluruhan dikenal sebagai ikatan kimia. Oleh karena
itu, dapat dipahami bahwa senyawa kimia bergantung pada kekuatan ikatan kimia antara penyusunnya; semakin
kuat ikatan antar penyusunnya, maka senyawa yang dihasilkan akan semakin stabil.
Kebalikannya juga berlaku; jika ikatan kimia antar penyusunnya lemah, senyawa yang dihasilkan akan
kurang stabil dan mudah mengalami reaksi lain untuk menghasilkan senyawa kimia yang lebih stabil
(mengandung ikatan yang lebih kuat). Untuk menemukan stabilitas, atom mencoba kehilangan energinya.
Setiap kali materi berinteraksi dengan bentuk materi lain, suatu gaya diberikan pada satu oleh yang lain. Ketika
kekuatan bersifat menarik, energi berkurang. Ketika gaya bersifat tolak menolak , energi meningkat. Gaya tarik
menarik yang mengikat dua atom bersama dikenal sebagai ikatan kimia.

B. Struktur Lewis

Unsur-unsur dialam umumnya tidak stabil sehingga ditemukan dalam bentuk senyawanya. Atom-atom unsur
tersebut saling berikatan membentuk molekul unsur atau molekul senyawa, untuk mencapai keadaan yang lebih
stabil. Gas mulia merupakan unsur golongan VIII A dan bersifat inert. Hal ini karena gas mulia sulit bereaksi
dengan atom unsur lainnya.
Di alam, gas mulia berada sebagai atom tunggal. Atom-atom gas mulia bersifat stabil karena kulit terluarnya
terisi penuh oleh elektron. G.N. Lewis (Amerika) dan W. Kossel (Jerman) menjelaskan bahwa kestabilan suatu
atom unsur dalam ikatan kimianya, terkait dengan upaya atom unsur tersebut untuk memiliki konfigurasi
elektron seperti gas mulia terdekat.
 Dikemukakan bahwa jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan akan berubah
sedemikian rupa sehingga konfigurasi elektron kedua atom tadi sama dengan konfigurasi elektron gas mulia
yaitu mempunyai 8 elektron pada kulit terluarnya. Pernyataan ini disebut aturan oktet.
 Unsur-unsur dengan nomor atom kecil seperti H dan Li, stabil dengan 2 elektron valensi seperti He, disebut
aturan duplet.
Aturan duplet : konfigurasi elektron stabil dengan 2 elektron pada kulit terluar. Aturan oktet : konfigurasi
elektron stabil dengan 8 elektron pada kulit terluar. Suatu atom dapat mencapai kestabilan konfigurasi elektron
gas mulia dengan cara melepaskan elektron, menangkap elektron, atau berbagi elektron.
Contoh:
Unsur natrium, 11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 , mempunyai elektron valensi satu, sesuai kaidah oktet unsur ini
akan stabil dengan cara melepaskan 1e tersebut membentuk ion Na+
Na → Na+ + e- 1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 10Ne )
Unsur 13Al : 1s 2s2 2p6 3s2 3p1 , mempunyai elektron valensi tiga, sesuai kaidah oktet unsur ini akan stabil
2

dengan cara melepaskan 3e tersebut membentuk ion Al3+ .


Al → Al3+ + 3e- 1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 10Ne )
Jadi unsur logam akan melepaskan elektron valensinya membentuk ion positif (+), sedangkan unsur nonlogam
akan menangkap elektron membentuk ion negatif (-). Pada saat atom-atom membentuk ikatan, hanya elektron-
elektron pada kulit terluar yang berperan yaitu elektron valensi. Elektron valensi dapat digambarkan dengan
struktur Lewis yaitu lambang kimia suatu atom atau ion yang dikelilingi oleh titik-titik elektron valensi. Coba
cermati tabel berikut :

C. Jenis Ikatan Kimia


Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa unsur-unsur di alam, selain gas mulia, selalu berusaha mencapai
kestabilan dengan membentuk ikatan dengan unsur lain. Pembentukan ikatan kimia antarunsur bertujuan untuk
mencapai kestabilan unsur tersebut. Unsur yang tidak stabil tidak akan bertahan lama di alam. Oleh karena itu,
suatu unsur akan berusaha mencapai kestabilannya dengan membentuk senyawa melalui ikatan ion ataupun
ikatan kovalen.
1. Ikatan Ion
Ikatan ion sering disebut ikatan elektrovalen. Ikatan ini terbentuk dari fon positif dan lon negant lon positif
terbentuk karena atom melepaskan elektron, sedangkan ion negatif terbentuk karena atom menangkap elektron.
Ikatan ion terbentuk dari unsur logam dan unsur nonlogam. Sebagai contoh senyawa MgO. Unsur Mg
merupakan unsur logam, sedangkan unsur O merupakan unsur nonlogam Oleh karena itu, senyawa MgO
merupakan senyawa lon karena terbentuk melalui ikatan ion. Pelepasan dan penangkapan elektron ini
berhubungan dengan energi ionisasi dan afinitas elektron Masih ingatkah Anda dengan pengertian energi
ionisasi dan afinitas elektron?
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan suatu atom untuk melepas 1 elektron pada kulit terluarnya,
sedangkan afinitas elektron adalah kemampuan suatu atom untuk menangkap 1 elektron pada kulit terluarnya.
Jika harga energi ionisasi suatu atom tinggi, atom tersebut akan lebih sulit melepaskan elektron terluarnya
sehingga atom cenderung untuk menarik elektron daripada melepaskan elektronnya (atom tersebut mempunyai
afinitas elektron besar).
Akibatnya, atom akan membentuk ion negatif. Sebaliknya, jika energi ionisasi suatu atom rendah dan afinitas
elektronnya juga rendah, atom tersebut cenderung lebih mudah melepaskan elektron pada kulit terluarnya
daripada menangkap elektron ke dalam kulit terluarnya. Akibatnya, atom ini mudah membentuk ion positif.
Contoh natrium klorida (NaCl). Natrium memiliki nomor atom 11, sedangkan klor memiliki nomer atom 17.
Dengan demikian, dapat disusun konfigurasi elektron unsur Na dan Cl sebagai berikut
11Na: 1s 2s 2p 3s → cenderung melepaskan 1e membentuk ion Na
2 2 6 1 - +

17CI: 1s 2s 2p 3s 3p → cenderung menangkap le membentuk ion Cl Keduanya bereaksi menjadi:


2 2 6 2 5

Na → Na + e+ -

Cl + e- → CI
Na + Cl → NaCl

2. Ikatan Kovalen
Rumus molekul asam klorida adalah HCl Unsur H memiliki nomor atom 1, sedangkan unsur Cl memiliki nomor
atom 17. Konfigurasi elektron unsur H dan Cl dituliskan sebagai berikut :
1H: 1s1 elektron valensi = 1

17Cl: 15² 2s2 2p6 3s2 3p5 elektron valensi = 7


Unsur H tidak dapat melepaskan elektronnya untuk diberikan kepada unsur CL Untuk tetap dapat memenuhi
kaidah duplet maupun kaidah oktet, unsur H dan unsur Cl harus menggunakan pasanga elektron secara bersama-
sama tanpa ada unsur yang melepas maupun menangkap elektron. Ikata yang terjadi pada asam klorida dapat
digambarkan dengan rumus Lewis berikut

Ikatan seperti ini disebut ikatan kovalen. Jadi, ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena pemakaian
elektron bersama. Ikatan kovalen terjadi antarunsur nonlogam yang mempunyai daya tari elektron relatif besar.
Setelah Anda mempelajari uraian di atas, coba berikan contoh senyawa kovalen lainnya.

a. Ikatan Kovalen Tunggal


Ikatan kovalen tunggal merupakan ikatan yang hanya melibatkan sepasang elektron untuk digunakan
bersama. Berarti, masing-masing atom hanya saling memberikan satu elektron untuk dapat digunakan
bersama

b. Ikatan Kovalen Rangkap 2


Ikatan kovalen rangkap 2 adalah ikatan yang masing-masing atomnya memberikan sumbangan dua elektron
valensi untuk membentuk dua pasang elektron ikatan. Hal itulah yang membuatnya menjadi ikatan rangkap
dua. Contohnya adalah O2 dan CO2.
c. Ikatan Kovalen Rangkap 3
Ikatan kovalen rangkap tiga merupakan ikatan yang terjadi antara dua atom yang melibatkan enam elektron
ikatan dalam satu ikatan kovalen. Contohnya adalah molekul N2 dan asetilena

Berdasarkan kekuatannya, ikatan kovalen tunggal lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen rangkap.
Ikatan kovalen rangkap dua memiliki ikatan lebih lemah dibandingkan d ikatan kovalen rangkap tiga. Urutan
kekuatan ikatan ini dari yang paling kuat yaitu ikatan kovale didasarkan pada perbedaan panjang ikatan dan
energi ikatan. Panjang ikatan adalah jarak antara rangkap tiga> ikatan kovalen rangkap dua> ikatan kovalen
tunggal Perbedaan kekuatan t memutuskan ikatan. Ikatan kovalen tunggal lebih panjang dari pada ikatan
rangkap dua atau kata dua inti atom yang berikatan, sedangkan energi ikatan adalah energi yang diperlukan
untuk kovalen tunggal juga lebih kecil daripada energi ikatan pada ikatan kovalen rangkap dua ata kovalen
rangkap tiga sehingga jarak antara dua atomnya lebih jauh. Energi ikatan pada ikatan ikatan kovalen rangkap
tiga. Akibatnya, kekuatan ikatan kovalen tunggal makin lemah

3. Ikatan Kovalen Koordinasi


Perhatikan susunan elektron dalam senyawa SO3 dibawah. Unsur S dan O membentuk ikatan untuk memenuhi
kaldah oktet. Akan tetapi, pasangan elektron pada dua ikatan antara S dan hanya berasal dari S. Apabila elektron
yang dipakai bersama hanya berasal dari salah satu atom penyusunnya dinamakan ikatan kovalen koordinasi
atau ikatan dativ atau ikatan semipolar. Ikatan ini ditandai dengan garis panah tunggal dengan arah anak panah
menuju atom yang didonor elektron untuk berikatan. Ikatan kovalen koordinasi pada senyawa SO3
digambarkan sebagai berikut :

4. Ikatan Kovalen Polar Non Polar


Berdasarkan kepolaran ikatan, ada dua jenis ikatan kovalen yaitu ikatan kovalen polar dam ikatan kovalen
nonpolar. Ikatan kovalen polar terjadi pada atom-atom yang memiliki perbedaan keelektronegatifan, misalnya
ikatan yang terbentuk dari dua atom nonlogam yang berbeda. Sementara itu, ikatan kovalen nonpolar terjadi
pada semua ikatan kovalen antaratom yang tida memiliki perbedaan keelektronegatifan, misalnya senyawa yang
terbentuk dari dua atos nonlogam yang sama. Dalam ikatan kovalen nonpolar kerapatan elektron simetris di
antara kedu inti atom. Makin besar perbedaan keelektronegatifan, makin polar senyawa tersebut (kepolara
makin besar). Harga keelektronegatifan unsur dapat ditentukan berdasarkan skala Paulin seperti yang disajikan
dalam tabel berikut.
5. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam unsur logam yang terbentuk akibat adanya interaksi antar elektron
valensi. Unsur logam mempunyai kecenderungan untuk menjadi ion positif karena energi potensial ionisasi
yang rendah dan mempunyai elektron valensi kecil. Oleh karena unsur logam memiliki elektron valensi kecil,
kulit terluar unsur logam relatif lebih longgar (terdapat banyak ruang kosong). Keadaan seperti ini
memungkinkan elektron valensi logam berpindah dari satu atom ke atom lain. Mobilitas elektron dalam logam
semakin bebas sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu keadaan elektron valensi yang
tidak tetap posisinya pada satu atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain. Elektron-
elektron valensi tersebut berbaur menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion-ion positif logam di
dalamnya. Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai ion-ion positif yang dibungkus oleh awan atau lautan
elektron valensi. Lautan elektron ini akan bertindak sebagai perekat atom-atom logam sehingga membentuk
ikatan yang disebut ikatan logam. Gerakan elektron-elektron ini mengakibatkan logam mampu menjadi
penghantar listrik yang baik. Kekuatan ikatan logam bergantung pada banyaknya elektron valensi yang
terdapat pada atom logam tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, ciri-ciri ikatan logam sebagai berikut:
 Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang berjejal rapat satu sama lain.
 Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi sehingga sangat mudah dilepaskan untuk membentuk
ion positif.
 Kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah
dari satu atom ke atom lain.
 Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi
 Elektron-elektron valensi tersebut berbaur mem bentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif
logam.

Oleh karena keadaan dan ciri atom logam tersebut, logam mempunyai sifat-sifat berikut :
 Berupa zat padat pada suhu kamar akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi
(dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
 Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan, dan dapat direntangkan menjadi kawat. Sifat ini
disebabkan kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser, sedangkan ikatannya tidak
terputus
 Penghantar atau konduktor listrik yang baik. Aliran listrik merupakan aliran elektron. Dengan adanya
elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah dalam logam maka logam dapat
menghantarkan arus listrik.
 Penghantar panas yang baik karena energi panas ikut bergerak ke seluruh permukaan logam mengikuti gerak
bebas elektron valensi. Panas yang mengenai permukaan logam menga- kibatkan energi kinetik elektron
meningkat sehingga elektron-elektron dalam logam bergerak lebih cepat. Elektron-elektron yang bergerak ini
menyerahkan sebagian energi kinetiknya kepada elektron lain. Dengan demikian, seluruh permukaan logam
menjadi panas
LAMPIRAN II. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

 LKPD I
~Kestabilan Unsur~
Tujuan : Menjelaskan kaitan aturan duplet dan octet dalam kestabilan unsur
Mengamati:
Tahukah kamu, bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita sangat berhubungan dengan ilmu kimia khususnya unsur-
unsur kimia. Unsur kimia sangat banyak jumlah dan jenisnya dan dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, balon udara. Siapa sangka balon udara berisi salah satu unsur gas mulia yaitu helium (He) yang
menyebabkan balon udara dapat melayang di udara . Unsur gas mulia tersebut dapat ditemukan dalam keadaan
bebas di alam. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kestabilan unsur.

Menanya:
Tuliskan permasalahan/pertanyaan yang dapat kalian munculkan setelah membaca wacana di atas.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………

Mengumpulkan Data dan Diskusi:


A. Struktur dot Lewis/ lambang titik elektron Lewis
Elektron valensi suatu unsur dapat digambarkan dengan menggunakan lambang lewis. Lambang lewis adalah
lambang suatu unsur yang dikelilingi titik-titik (dot) yang menyatakan elektron valensi atom dari unsur tersebut.
Tuliskan lambang lewis atom unsur-unsur berikut:
Kestabilan unsur
1. Unsur-unsur gas mulia bersifat stabil. Kestabilan unsur tersebut dapat dilihat dari konfigurasi elektron yang
telah memenuhi kaidah duplet dan oktet.

Lengkapi tabel berikut


Unsur Gas Mulia Elektron Valensi Duplet / Oktet
Helium
Neon Oktet
Argon
Berdasarkan tabel di atas, jelaskan bagaimana kestabilan unsur gas mulia?
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

2. Unsur selain gas mulia adalah unsur yang tidak stabil. Untuk mencapai stabil cenderung mengikuti konfigurasi
gas mulia.
Lengkapi tabel berikut:
Jelaskan bagaimana unsur-unsur selain gas mulia mencapai kestabilan?
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan kecenderungan suatu atom mencapai kestabilan dengan melengkapi table di bawah ini:

Jelaskan bagaimana unsur-unsur pada tabel tersebut mencapai kestabilan?


……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
 LKPD II
Tujuan : Menganalisis proses terbentuknya ikatan ion

IKATAN ION

Garam dapur juga sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita. Garam dapur
mengandung senyawa NaCl (natrium klorida). NaCl merupakan senyawa yang tersusun dari
unsur natrium dan unsur klorida. Bedanya dengan helium pada balon udara, natrium dan
klorida keberadaannya di alam tidak berdiri sendiri melainkan membentuk persenyawaan,
contohnya natrium klorida yang ada pada garam dapur.

Tuliskan permasalahan/pertanyaan yang dapat kalian munculkan setelah membaca wacana di atas.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
A.…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
KEGIATAN PENEMUAN KONSEP
DISKUSI I
PERHATIKAN GAMBAR MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS DARI GARAM DAPUR DIBAWAH INI !

 PROSES SERAH TERIMA ELEKTRON


 STRUKTUR LEWISNYA ADALAH :

Berdasarkan gambar di atas, garam dapur tersusun dari unsur ... dan unsur ....
Kedua unsur tersebut dapat bergabung setelah membentuk ion ... dan ion ... karena adanya gaya elektrostatis.

Proses pembentukan senyawa NaCl


a. Pembentukan ion positif
11Na = 2 8 1 (cenderung ..................... untuk membentuk kation)
Na ... + e-
b. Pembentukan ion negatif
17Cl = 2 8 7 (cenderung....................... untuk membentuk anion)
... + e- Cl-
c. Persamaan reaksi pembentukan ikatan ion NaCl
Na+ + ……… NaCl

DISKUSI II
Tuliskan proses pembentukan ikatan yang terjadi antara unsur golongan IA dan VIA yaitu Na dan O.
a. Pembentukan ion positif
11Na = 2 8 1 (cenderung ..................... untuk membentuk kation)
Na ..... + e-

b. Pembentukan ion negatif


16O = 2 8 6 (cenderung....................... untuk membentuk anion)
...... + 2e- O2-

c. Pembentukan ikatan ion pada unsur Na dan O


Unsur Na cenderung ……….
Sedangkan unsur O cenderung ………..
Sehingga unsur O butuh 2 elektron dari pasangannya. Maka harus ada 2 Na agar dapat melepas 2 elektron.
Sehingga persamaan reaksinya: 2Na+ + O2- Na2O

d. Gambarkan struktur lewisnya:


DISKUSI III
Tuliskan proses pembentukan ikatan yang terjadi antara unsur golongan IIA dan VIIA yaitu Mg dan Cl.
a. Pembentukan ion positif
12Mg = 2 8 2 (cenderung ..................... untuk membentuk kation)
Mg ... + ….e-

b. Pembentukan ion negatif


17Cl = 2 8 7 (cenderung....................... untuk membentuk anion)
...... + ….. e- Cl-.

c. Pembentukan ikatan ion pada unsur Mg dan Cl


Unsur Mg cenderung ……….
Sedangkan unsur Cl cenderung ………..
Dari kasus tersebut, unsur Mg membutuhkan ……..unsur Cl.
Sehingga persamaan reaksinya:

Gambarkan struktur lewisnya:

Kegiatan Pemahaman Konsep


Untuk menambah pemahaman, lengkapilah tabel di bawah ini:
Persamaan Rumus
Logam Cenderung Non logam Cenderung Maka
ionnya senyawa
Na Melepas 1e Cl Menerima 1e 1 atom Cl Na + Cl-
+
NaCl
butuh 1 atom
Na
Na O Menerima 2e 1 atom O 2Na+ + O2- Na2O
butuh …..
atom Na
Na N Menerima 3e 1 atom N 3Na+ + N3- Na3N
butuh ….
atom Na
Mg Melepas 2e Br

Ca S

Mg N

Al Melepas 3e F

Al O

Al P
Setelah kalian melakukan penelusuran informasi, buatlah kesimpulan ringkas:
……………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………..

 LKPD III
Tujuan : Menganalisis proses terbentuknya ikatan kovalen
Tahukah kamu, bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita sangat berhubungan dengan ilmu kimia khususnya unsur-
unsur kimia. Contohnya, pembersih lantai. Pembersih lantai yang kalian gunakan umumnya mengandung asam
klorida. Pastinya sudah tahu semua bahwa rumus molekul asam klorida adalah HCl yang tersusun dari atom H dan
Cl.

Tuliskan permasalahan/pertanyaan yang dapat kalian munculkan setelah membaca wacana di atas.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

A. Struktur dot Lewis/ lambang titik elektron Lewis


1. Proses pembentukan asam klorida
Berdasarkan gambar di atas, uraikan terbentuknya ikatan antara unsur 1H dengan 17Cl:
UNSUR KONFIGURASI ELEKTRON STRUKTUR KECENDERUNGAN
VALENSI LEWIS
Cl
17

1H
Supaya stabil, 1 atom Cl harus bergabung dengan ….….. atom H.
2. Uraikan terbentuknya air (H2O)
UNSUR KONFIGURASI ELEKTRON STRUKTUR KECENDERUNGAN
VALENSI LEWIS
O
8
H
1
Supaya stabil, 1 atom O harus bergabung dengan ….….. atom H.
Gambarkan struktur lewis H2O

Apakah unsur tersebut sudah stabil? Bagaimana unsur tersebut mencapai kestabilan?
Jadi, ikatan kovalen adalah

…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………

B. Jenis - Jenis Ikatan Kovalen


1. Gambarkan struktur lewis HCl

Berapakah jumlah pasangan elektron yang digunakan digunakan bersama pada gambar tersebut .................
Berdasarkah jumlah pasangan elektron yang digunakan, maka senyawa HCl merupakan ikatan kovalen ………….

2. Gambarkan struktur lewis O2

Berapakah jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama pada gambar tersebut………
Berdasarkah jumlah pasangan elektron yang digunakan, maka senyawa O2 merupakan ikatan kovalen ………….

3. Gambarkan struktur lewis N2

Berapakah jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama pada gambar tersebut………
Berdasarkah jumlah pasangan elektron yang digunakan, maka senyawa N2 merupakan ikatan kovalen ………….
Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang berikatan, buatlah kesimpulan anda:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
C. Ikatan Kovalen Koordinasi
Perhatikan pembentukan senyawa NH3BF3 di bawah ini:

Kemukakan pendapatmu berdasarkan gambar di atas!


………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..
D. Penyimpangan kaidah oktet

Gambar diatas adalah senyawa kimia berupa gas nitrogen dioksida dengan rumus NO 2. Satu dari beberapa oksida
nitrogen, NO2 digunakan sebagai bahan sintesis untuk pembuatan asam nitrit, yang produksinya mencapai jutaan
ton tiap tahunnya. Gas ini berwarna merah-kecoklatan dan gas beracun, baunya menyengat, dan polutan udara.
Uraikan pendapatmu bagaimanakah struktur lewis dari NO2
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
Setelah kalian melakukan penelusuran informasi, buatlah kesimpulan ringkas:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………

LAMPIRAN III. REMIDIAL DAN PENGAYAAN


 Pengayaan
guru memberikan Latihan soal dengan level kesulitan lebih tinggi jika waktu dan kemampuan peserta didik
memungkinkan.
1. Apabila atom 15X berikatan dengan 17Y, maka akan membentuk senyawa yang memenuhi kaidah octet.
Tentukan :
a. Rumus Lewis
b. Rumus Senyawa
c. Jenis Ikatan
2. Sebutkan syarat terjadinya pembentukkan ikatan kovalen koordinasi!
3. Tuliskan proses terjadinya ikatan kovalen koordinasi pada H3O+ dan NH4+!
4. Bagaimana hubungan keelektronegatifan dengan kepolaran ikatan suatu senyawa?

 Remedial
Bagi peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran, silahkan berikan kegiatan berikut sebagai
remedial. Aktivitas :
 Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak yang mengalami
kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan
disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
 Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran klasikal ada beberapa
peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
 Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.Pembelajaran ulang dilakukan
apabila semua peserta didik mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
 Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik
secara individu maupun kelompok.
1. Jelaskan perbedaan antara senyawa polar dengan senyawa non polar dan berikan masing-masing contohnya
( minimal 3 senyawa)
2. Jelaskan terbentuknya ikatan pada snyawa MgCl2 (NA Mg = 12, Cl = 17)
3. Manakah diantara senyawa berikut yang tergolong senyawa kovalen non polar?
a. H2S b. H2 c. CO2
4. Apakah PF5 menyimpang dari aturan octet jelaskan!

LAMPIRAN IV. LEMBAR PENILAIAN

LEMBAR PENILAIAN DIRI


Nama Peserta Didik :
Kelas : XI IPA
Tanggal Pengamatan : …………………….
Materi Pokok : ………………….....

N SKOR
ASPEK PENGAMATAN
O 1 2 3 4
1 Berpikir Kritis
2 Kerjasama
3 Santun

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor dengan kriteria sebagai berikut :
SKOR
NO ASPEK PENGAMATAN
1 2 3 4
Berfikir kritis: 3 indikator 2 indikator 1 indikator Tidak
a. Memperhatikan terpenuhi terpenuhi terpenuhi memenuhi
1
b. mencari informasi dari berbagai sumber.
c. Menyampaikan gagasan dengan berani
Kerjasama: 3 indikator 2 indikator 1 indikator Tidak
a. Membagi tugas kelompok, terpenuhi terpenuhi terpenuhi memenuhi
2
b. menerima pendapat dari anggota,
c. melakukan koordinasi
Santun: 3 indikator 2 indikator 1 indikator Tidak
a. Tidak membuat gaduh, terpenuhi terpenuhi terpenuhi memenuhi
3
b. meminta ijin jika melakukan sesuatu,
c. tidak membully

PEDOMAN OBSERVASI KOMPETENSI SIKAP


Aspek Penilaian
N NAMA
Berpikir Kritis Kerjasama Santun
O SISWA
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP


SKOR
NO ASPEK PENGAMATAN
1 2 3 4
Berfikir kritis: 3 indikator 2 indikator 1 indikator Tidak
d. Memperhatikan terpenuhi terpenuhi terpenuhi memenuhi
1
e. mencari informasi dari berbagai sumber.
f. Menyampaikan gagasan dengan berani
Kerjasama: 3 indikator 2 indikator 1 indikator Tidak
a. Membagi tugas kelompok, terpenuhi terpenuhi terpenuhi memenuhi
2
b. menerima pendapat dari anggota,
c. melakukan koordinasi
Santun: 3 indikator 2 indikator 1 indikator Tidak
a. Tidak membuat gaduh, terpenuhi terpenuhi terpenuhi memenuhi
3
b. meminta ijin jika melakukan sesuatu,
c. tidak membully
Total Nilai : Total Skor yang Diperoleh x 100
Skor maksimal (12)

PEDOMAN PENILAIAN KETRAMPILAN


Aspek Penilaian
N NAMA
Bertanya Menjawab Pertanyaan Mempresentasikan Hasil
O SISWA
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
RUBRIK PENILAIAN KETRAMPILAN
SKOR
NO ASPEK PENGAMATAN
1 2 3 4
Bertanya: 3 indikator 2 indikator 1 indikator Tidak
a. Bertanya sesuai dengan materi yang sedang terpenuhi terpenuhi terpenuhi memenuhi
1 dipelajari
b. Menggunakan bahasa yang baik
c. Bertanya lebih dari 1 kali
Menjawab Pertanyaan: 3 indikator 2 indikator 1 indikator Tidak
a. Menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan terpenuhi terpenuhi terpenuhi memenuhi
2
b. Menggunakan bahasa yang baik
c. Menjawab lebih dari 1 kali
Mempresentasikan: 3 indikator 2 indikator 1 indikator Tidak
a. Memiliki rasa percaya diri terpenuhi terpenuhi terpenuhi memenuhi
3
b. Persiapan presentasi menarik (yel-yel kelompok)
c. Menggunakan Bahasa yang mudah difahami
Total Nilai : Total Skor yang Diperoleh x 100
Skor maksimal (12)
 Lembar Tes Tulis
No Tujuan pembelajaran Materi Jenjang No Soal Kunci
Soal Jawaban
11.1 Menjelaskan kaitan Kestabilan Unsur C2 Unsur-unsur di golongan gas mulia sukar bereaksi, disebabkan e
aturan duplet dan octet …………….
dalam kestabilan unsur a. Gas mulia berwujud gas
b. Gas mulia merupakan non logam
c. Gas mulia memiliki electron bebas
d. Gas mulia mempunyai electron valensi delapan sehingga
memenuhi aturan octet
e. Gas mulia mempunyai electron valensi yang penyh sehingga
stabil
11.2 Menggambarkan proses Ikatan ion C2 Suatu unsur dengan nomor atom 20 dapat membentuk ikatan b
terbentuknya ikatan ion ion dengan unsur bernomor atom ………..
dan ikatan kovalen a. 3 b. 9 c. 12 d. 11 e. 14

C2 Diketahui unsur-unsur dengan nomor atom : 8X; 9Y; 11Q; a


16R; dan 19Z. pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan
ion adalah ………
a. Y dan Z
b. Q dan Z
c. Y dan X
d. R dan X
e. R dan Y
Ikatan kovalen C2 Diantara senyawa berikut yang merupakan kelompok senyawa d
kovalen adalah …………
a. CH3Cl, BaCl2, dan HCl
b. NaCl, BaCl2, dan KCl
c. CH4, KCl, dan CO2
d. SO2, CO2 dan H2O
e. H2O, CO2, dan NaCl
C2 Pasangan unsur yang membentuk ikatan kovalen adalah …..
a. 17X dan 11Y
b. 12P dan 17Q
c. 6R dan 17Q
d. 20M dan 16T
e. 19A dan 35B
Skor maksimum = 5
Nilai = (skor yang diperoleh) X 100
(skor maksimum)

DAFTAR PUSTAKA
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Sel-Elektrokimia-2015/konten1.html. Diakses 9
September 2020
Mcmurry , John e & Fay , Robert c & Fantini , Jordan. 2012. Chemistry. London: Prentice Hall.
Masterton , William L., Hurley , Cecile N., Neth ,Edward. 2011. Chemistry: Principles and Reactions. Cengage Learning
Published
Setiyana. 2015. My Dream In Chemistry, Kelas XII MIPA semester 1. Bandung : Tinta Emas Publishing

Mengetahui Sidoarjo,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

(…………………………...) ( )
NIP.

Anda mungkin juga menyukai