Anda di halaman 1dari 20

(Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya)

Dosen Pembimbing :

Bejo Apriyanto, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Rizal Hilmi

180210303083

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
            Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang  telah memberikan anugerah kesempatan dan
kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang sederhana ini,
sehingga dapat menyalurkan bakat yang telah kami miliki.
            Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang
telah ada maupun menjadi ilmu pengetahuan baru dalam kajian ilmu sosial. Penulis juga
berusaha membahas meteri karya tulis ilmiah ini secara rinci dan terstruktur dengan bahasa yang
lugas sehingga mempermudah pembaca untuk  memahami karya tulis ilmiah ini.
Penulis dengan setia menanti kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk
memperbaiki karya tulis ilmiah ini ke depannya. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Amiin.           
                                                                                            Jember,27  Februari 2020
                                                                                                      Penulis
ABSTRAK
Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya

Oleh : Rizal Hilmi

Di zaman seperti sekarang ini, dengan adanya kemajuan teknologi dan pembangunan
tempat-tempat modern menjadikan keberadaan benda cagar budaya dipandang sebelah mata. Jika
tidak ada perlindungan, pembangunan, pelestarian, dan peningkatan kualitas maka keterbatasan
tersebut akan menimbulkan kurang optimalnya benda cagar budaya yang ada sebagai sarana
pembelajaran maupun wisata. Sehingga optimalisasi sangat penting dilakukan agar benda cagar
budaya dapat terjaga, lestari, bermanfaat, dan berkualitas.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah optimalisasi objek wisata
Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya? Sedangkan tujuan penelitian ini
adalah: 1) Mendeskripsikan cara mengoptimalisasikan objek wisata Sendang Sani dalam
perspektif benda cagar budaya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan
data menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Dari hasil penelitian dan pembahasan masalah dapat disimpulkan bahwa Optimalisasi
objek wisata Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya dapat dilakukan dengan cara:
ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya, dibuktikan dengan
diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito Semarang; memberikan perlindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat; kerjasama antara beberapa yayasan dan pemerintah
setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya yang terlindungi dengan cara
membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang Sani. Adapun saran yang dapat diberikan di
antaranya kepedulian masyarakat dalam bentuk partisipasi dalam berbagai kegiatan/acara yang
diadakan dan membantu merawat situs-situs yang berada di sekitar objek wisata Sendang Sani.
Sedangkan dari pihak pemerintah dapat mengalokasikan dana APBD untuk pembangunan dan
perawatan objek wisata Sendang Sani serta menyosialisasikan kepada masyarakat luas tentang
keberadaan objek wisata Sendang Sani.

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Halaman Pengesahan ................................................................................................. ii
Lembar Pernyataan .................................................................................................... iii
Kata Pengantar ........................................................................................................... iv
Abstrak ....................................................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................................... vi
Daftar Gambar ........................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A.       Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C.       Tujuan Penelitian  ................................................................................... 2
D.       Manfaat Penelitian ........................................................................................... 2
E.        Sistematika Penyusunan ......................................................................... 3
BAB II KAJIAN  PUSTAKA ................................................................................... ..... 4
A.     Cagar Budaya ................................................................................................................... 4
B.     Kriteria Benda Cagar Budaya ................................................................. 5
C.     Sendang Sani ........................................................................................... 6
BAB III METODE PENULISAN.............................................................................. 8
A.       Objek dan Waktu Penelitian ................................................................... 8
B.       Jenis Penelitian ....................................................................................... 8
C.       Jenis Data dan Sumber Data ................................................................... 8
D.       Teknik Sampling .................................................................................... 9
E.        Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 9
F.        Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH ..................................................................... 12
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 19
A.       Simpulan ................................................................................................. 19
B.       Saran ....................................................................................................... 19
Daftar Pustaka ............................................................................................................ ix
BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Cagar Budaya merupakan hasil interaksi manusia yang terjadi di masa lalu, yang di
dalamnya terkandung nilai-nilai sejarah. Nilai sejarah itu dapat digunakan sebagai pedoman
hidup atau pun pelajaran. Benda cagar budaya dapat dimanfaatkan secara optimal jika ada
pelestarian, perlindungan, pembangunan, dan peningkatan kualitas. Benda cagar budaya
mempunyai arti penting bagi kebudayaan bangsa, khususnya untuk memupuk rasa kebanggaan
nasional serta memperkokoh kesadaran diri bangsa. Cagar budaya berupa benda, bangunan,
struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh pemerintah daerah dengan meningkatkan peran
serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya sesuai
dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010.
Di zaman seperti sekarang ini, dengan adanya kemajuan teknologi dan pembangunan
tempat-tempat modern menjadikan keberadaan benda cagar budaya dipandang sebelah mata. Jika
tidak ada perlindungan, pembangunan, pelestarian, dan peningkatan kualitas maka keterbatasan
tersebut akan menimbulkan kurang optimalnya benda cagar budaya yang ada sebagai sarana
pembelajaran maupun wisata. Sehingga optimalisasi sangat penting dilakukan agar benda cagar
budaya dapat terjaga, lestari, bermanfaat, dan berkualitas.
Sendang Sani adalah semacam kolam air/danau kecil yang merupakan salah satu benda
cagar budaya yang masih ada hingga saat ini. Walaupun nama Sendang Sani sudah beredar luas
di kalangan masyarakat, tetapi sebagian besar masyarakat belum mengetahui secara pasti
kebenaran sejarahnya. Lebih disayangkan lagi, wisata sejarah yang menjadi peninggalan Sunan
Bonang ini tidak banyak dikunjungi warga. Masyarakat lebih menyukai wisata rekreasi yang
berada di sampingnya, yaitu Sendang Tirta Marta Sani, sejenis water boom dan mainan air untuk
keluarga. Padahal, Sendang Sani adalah peninggalan sejarah yang banyak manfaatnya.
Berdasar pada realita yang ada, penulis berusaha mencari alternatif solusi untuk
mengoptimalisasikan objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya, dengan
harapan masyarakat luas dapat menikmati peninggalan sejarah berupa situs sebagai sarana
pendidikan dan rekreasi sehingga menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap situs-situs
bersejarah yang ada, serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut: Bagaimanakah optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda
cagar budaya?
C.       Tujuan Penelitian
Penulisan karya tulis ilmiah ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan cara
mengoptimalisasikan objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya.
D.      Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1.    Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan penelitian sosial
di Indonesia
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pada penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga 
diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang objek
wisata Sendang Sani dan optimalisasi dalam perspektif benda cagar budaya.
2.    Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui gambaran
tentang Sendang Sani, serta menambah wawasan secara luas bagi para pembaca tentang sejarah
dan optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya.
E.       Sistematika Penyusunan
            Sistematika penyusunan karya tulis ilmiah ini, penyusun bagi dalam tiga bagian yaitu :
1.    Bagian awal, terdiri atas : Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Surat Pernyataan, Abstrak,
Kata Pengantar,  Daftar Isi, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
2.    Bagian isi, terdiri atas :
a.         Bab I Pendahuluan, yang berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penyusunan.
b.         Bab II Kajian Pustaka, yang berisi : cagar budaya, kriteria cagar budaya, dan Sendang Sani.
c.         Bab III Metode Penulisan, yang berisi : objek dan waktu penelitian, jenis penelitin, jenis data
dan sumber data, teknik sampling, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, serta
teknik analisis data.
d.         Bab IV Pembahasan Masalah, yang berisi : pembahasan dari permasalahan yang ada.
e.         Bab  V Penutup, yang berisi : Simpulan dan Saran.
3.    Bagian akhir, meliputi : Daftar Pustaka dan Lampiran – Lampiran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.       Cagar Budaya
Cagar budaya merupakan kekayaan bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku
kehidupan manusia yang penting, artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu
pengetahuan, kebudayaan dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu
dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan
dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Secara lebih rinci ditulis pada  pasal 1  bahwa cagar budaya adalah warisan budaya bersifat
kebendaan berupa Benda Cagar Budaya  di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan
keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,
agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Dalam Kamus Ilmiah Populer (2010: 768) cagar budaya berarti perlindungan terhadap
benda–benda budaya (candi, benteng, dsb). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2013: 235) cagar budaya adalah daerah yang pelestarian hidup masyarakat dan peri
krhidupannya dilindungi oleh undang undang dari kepunahan.
Berdasarkan konsep UU No 11 tahun 2010 tersebut cagar budaya terdiri dari :

1.      Benda Cagar Budaya


Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak
maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-
sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan  dan  sejarah perkembangan manusia.
2.      Bangunan Cagar Budaya
Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda
buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan
beratap.
3.      Struktur Cagar Budaya
Srtuktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda
buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana,
dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.
4.      Situs Cagar Budaya 
Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil
kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
5.      Kawasan Cagar Budaya
Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar
Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan  dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas
B.       Kriteria Benda Cagar Budaya
Suatu benda dapat dikategorikan sebagai benda bersejarah/Benda Cagar Budaya apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.         Berusia 50 tahun atau lebih.
2.         Mewakili masa gaya paling singkat 50 tahun.
3.         Memiliki arti khusus bagi sejarah ,ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan.
4.         Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa (http://kebudayaan. Kemdikbud.go.id
).
C.       Sendang Sani
Sendang Sani adalah semacam kolam air/danau kecil yang airnya mengalir secara tenang
ke sawah. Di dalamnya terdapat kura-kura atau bulus dalam Bahasa Jawa, dan beberapa jenis
ikan. Di sekitarnya terdapat pepohonan yang rindang serta pendopo dengan panjang 6 meter dan
lebar 5 meter. Kawasan Sendang Sani dibatasi dengan pagar tembok dengan pintu masuk yang
unik dengan panjang 30 meter dan lebar 30 meter. Sendang Sani terletak di RT 3 RW 3 Dukuh
Sani, Desa Tamansari, Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah. Tepatnya terletak 6 km di sebelah utara
kota Pati atau lebih mudahnya dekat dengan lokasi wisata Sendang Marta Tirta Sani. Berikut
adalah denah lokasi Sendang Sani:
 
Sendang Sani terbentuk karena air yang memancar dari tanah secara terus-menerus,
kemudian membentuk suatu genangan air yang kemudian di sisi sendang dipercantik dengan
susunan batu. Sendang Sani mempunyai diameter 20 meter dengan kedalaman 2.5 meter.
Adapun beberapa potensi Sendang Sani antara lain adalah:
1.      Sebagai tempat wisata
2.      Memberikan suatu pembelajaran yang berharga
3.      Meningkatkan kecintaan terhadap benda cagar budaya
4.      Memperoleh nilai-nilai pendidikan
5.      Sebagai tempat untuk menenangkan diri
6.      Air yang ada dalam sendang dapat digunakan sebagai pengairan

BAB III
METODE PENULISAN
A.     Objek dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sendang Sani yang terletak di RT 3 RW 3 Dukuh Sani, Desa
Tamansari, Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah. Tepatnya terletak lebih kurang 6 km di sebelah
utara kota Pati atau lebih mudahnya dekat dengan lokasi wisata Sendang Marta Tirta Sani.
Penelitian ini dilakukan selama dua minggu yaitu pada tanggal 19 Februari sampai 10 Maret
2016.
B.       Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut H. B. Sutopo, penelitian deskriptif
kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang
memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi (Sutopo, 2002:35).
C.       Jenis Data dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.    Jenis Data Primer
Data primer dalam penelitian ini berupa hasil observasi dan wawancara peneliti
tentang sejarah dan optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar
budaya. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh sumber data dari informan juru kunci
Sendang Sani, Kepala Desa Taman Sari, istri Camat Tlogowungu, dan masyarakat sekitar
Sendang Sani.

2.    Jenis Data Sekunder


Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber data yang dapat
menunjang penelitian, seperti hasil penelitian sebelumnya tentang Sendang Sani dan beberapa
informasi dari media internet.
D.      Teknik Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive
sampling (sampel bertujuan) dengan dasar pertimbangan bahwa orang tersebut kaya
informasi. Purposive sampling atau sampel bertujuan yaitu teknik pengambilan sampel dengan
cara peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara
mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (Sutopo, 2002: 56).
Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 5 orang, dengan alasan orang-
orang tersebut kaya akan informasi.
E.       Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah;
1.         Observasi nonpartisipan
Observasi nonpartisipan yaitu ketika melakukan observasi, kehadiran peneliti sama sekali
tidak diketahui oleh subjek yang diamati, sehingga apapun yang dilakukan oleh peneliti sebagai
pengamat tidak akan memengaruhi segalanya yang terjadi pada sasaran yang sedang
diamati (Sutopo, 2002: 65). Pada penelitian ini, peneliti mengamati bangunan Sendang Sani
sebagai salah satu benda cagar budaya yang ada di Kabupaten Pati.
2.         Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah
pihak yaitu peneliti sebagai pewawancara (interviewer) dengan informan sebagai
terwawancara (interviewee) terkait dengan sejarah dan optimalisasi objek wisata Sendang Sani.
Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai 5 orang yang terdiri atas 1 orang juru kunci, Kepala
Desa Taman Sari, istri Camat Tlogowungu, ketua RT, dan 1 warga sekitar. Wawancara
dengan para informan dilakukan pada waktu dan kondisi yang dianggap paling tepat, guna
mendapatkan data yang rinci, jujur, dan mendalam. Wawancara ini dilakukan sebanyak 2
kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah
tentang optimalisasi Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya
3.         Pengumpulan Dokumen
Menurut Guba dan Lincoln, dokumen dan record merupakan dua hal yang
berbeda. Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedangkan dokumen ialah
setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya
permintaan seorang penyidik (Sutopo, 2002: 216). Pada penelitian ini menggunakan dokumen
dan record dengan alasan keduanya merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong
sehingga dapat berguna.
F.        Validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian
dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan reliabilitas berkenaan dengan derajat
konsistensi dan stabilitas data atau temuan (Sugiyono, 2012: 268). Penelitian ini dapat dikatakan
valid apabila laporan hasil penelitian yang dilaporkan oleh peneliti sesuai dengan kenyataan yang
ada. Sedangkan dikatakan reliable apabila ada peneliti lain yang meneliti objek yang sama akan
memperoleh hasil penelitian yang sama pula meskipun dalam waktu yang berbeda.
Pada penelitian ini, data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dicatat, dan diusahakan
kemantapan dan kebenarannya dengan cara triangulasi sumber atau triangulasi data. Melalui
triangulasi sumber, berarti peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian ini.
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
            Benda Cagar Budaya adalah warisan leluhur yang wajib kita lestarikan dan
dilindungi agar tetap ada serta terjaga. Suatu benda cagar budaya diperlukan perawatan,
perlindungan, pelestarian, pembangunan, peningkatan kualitas, dan diperhatikan segala
kekurangannya sehingga dapat opimal sebagai benda cagar budaya. Peran pemerintah dan
masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut.
Gambar 4.1 Objek Sendang Sani
Sendang Sani merupakan benda cagar budaya sekaligus objek wisata yang merupakan
bukti nyata warisan Sunang Bonang, salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam.
Nama Sendang Sani tidak asing di telinga masyarakat kabupatan Pati tetapi kisah terbentuknya
menurut juru kunci dan pemerintah kabupaten Pati ada sedikit perbedaan, sehingga harus
dilakukan penulusuran lebih lanjut dan mendalam sehingga tidak menimbulkan kontroversi.
 Sejarah terjadinya Sendang Sani menurut pemerintah adalah sebagai berikut: Sunan
Bonang bersama 2 abdinya akan pergi ke Muria (tidak dijelaskan nama abdinya). Di tengah
perjalanan beliau merasa haus dan menyuruh salah satu abdinya mencari air di sebuah pohon
yang rindang dengan dibekali tongkat. Abdinya menemukan pohon yang rindang dan
menancapkan tongkat, muncullah sumber mata air yang keluar secara terus menerus menjadi
sebuah sendang. Abdinya senang, kemudian berenang dalam air. Sunan Bonang mencarinya dan
menemukannya. Karena tidak menjalankan tugas dengan baik, maka Sunan Bonang mengutuk
abdinya tersebut menjadi seekor bulus. Bulus tersebut tinggal di sendang yang kemudian
sendang tersebut oleh Sunan Bonang dinamakan Sendang Sani
(http://www.direktoripati.com/2015/01/wisata-sendang-sani-pati.html).
Adapun menurut juru kunci Sendang Sani adalah sebagai berikut: Sunan Bonang bersama
3 santrinya Ki Dudho, Ki Ahmad, dan Kosim akan pergi ke Muria. Di tengah perjalanan sudah
waktunya shalat dzuhur, tetapi tidak ada air, sehingga Ki Dudho dan Ki Ahmad diutus untuk
mencari air dengan membawa sebuah bumbung/bambu. Mereka berdua mencari air di dekat
Burung Kuntul yang terbang melayang. Setelah menemukan air mereka kembali tetapi di
perjalanan Ki Dudho meminum sebagian air tersebut.
Sesampainya di tempat Sunan Bonang menunggu, bumbung tadi diberikan kepada Sunan
Bonang, beliau tidak mau karena bekas diminum oleh Ki Dudho. Maka tempat itu dinamakan
Dukuh Sani yang artinya dalam tembung Jawa disisani dalam bahasa Indonesia bekas diminum
orang lain.
Setelah kejadian tersebut Sunan Bonang pergi ke Muria hanya dengan Kosim, beliau
meninggalkan tongkatnya yang tertancap di dekat sebuah pohon yang besar yang dijaga oleh Ki
Dudho dan Ki Ahmad, Sunan Bonang berpesan agar mereka tidak mencabut tongkatnya. Tetapi
ketika Sunan Bonang pergi, lama kelamaan Ki Dudho penasaran, akhirnya  mencabut tongkat
tersebut dan keluar mata air yang muncul terus menerus yang menimbulkan genangan air seperti
kolam. Ki Dudho merasa senang, lalu ia terjun ke air. Saat itu Sunan Bonang dan Kosim datang,
mereka terkejut. Ki Ahmad menceritakan semuanya, dipanggilah Ki Dudho, namun Ki Dudho
tidak mau keluar malah merangkak dalam air. Sunan Bonang pun berkata “mengapa kamu
merangkak dalam air seperti bulus?” jadilah Ki Dudho seekor bulus.
Kedua pendapat yang berbeda tersebut harus diadakan kesepakatan/pelurusan sejarah
dengan cara dilakukan penelusuran sejarah dengan melibatkan beberapa pihak yang berkompeten
sehingga masyarakat luas tidak bertanya-tanya tentang kebenaran asal-usul Sendang Sani
tersebut. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk menarik pengunjung/wisatawan untuk datang ke
objek Sendang Sani tersebut.
Pengoptimalisasian Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya terus dilakukan
seperti yang tecantum dalam Undang Undang No. 11 tahun 2010 antara lain:
1.        Ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya, dibuktikan dengan
diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito Semarang;
2.        Memberikan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan
kebudayaan nasional sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
3.        Kerjasama antara beberapa yayasan dan pemerintah setempat menjadikan Sendang Sani menjadi
cagar budaya yang terlindungi dengan cara membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang
Sani. Namun pada waktu itu yang berperan aktif dalam melakukan pembangunan adalah
Yayasan Hondodento, Pamenang, Kediri, dan Yogyakarta. Sekarang menurut ketua RT setempat
yayasan tersebut tidak aktif kembali, sehingga pemerintah setempat dengan bantuan warga
sekitar yang mengambil alih.
Sebagai wujud kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap Sendang Sani, maka
dilakukan beberapa pembangunan di antaranya:
  Renovasi pagar, dulu pagar bambu diganti menjadi pagar tembok dengan panjang 30 meter lebar
30 meter pada tahun 1990.
  Ditambahkan gapura (pintu masuk) pada tahun 1990.
  Di dalamnya juga dibangun pendopo yang digunakan untuk istirahat bagi para peziarah dari
Yayasan Hondodento, Kraton Pamenang Kediri, Yogyakarta, dan juga peziarah lainnya dengan
panjang 6 meter lebar 5 meter pada tahun 1990.
  Sekeliling sendang dibangun susunan bebatuan dengan diameter 25 m² pada tahun 1990.
  Lantai keramik
Dengan adanya pembangunan–pembangunan tersebut, dapat menigkatkan kualitas lokasi
benda cagar budaya.
Adapun daya tarik yang dapat ditunjukkan di Sendang Sani yaitu:
1.        Bulus
Gambar 4.2 bulus yang berada di Sendang Sani
Di Sendang Sani terdapat bulus yang jarang sekali muncul, yang konon adalah jelmaan
Ki Dudho. Terdapat 1 bulus, ketika bulus tersebut mati, muncul lagi bulus entah dari mana
asalnya. Selama ini sudah ada 5 kali regenerasi.
2.        Sendang
Gambar 4.3 Sendang yang airnya untuk pengairan
Sendang Sani ini merupakan peninggalan Sunan Bonang pada tahun 1500, yang
mempunyai cerita sejarah yang bermanfaaat. Air yang tampak kurang bersih, namun ketika
diambil ternyata air Sendang Sani ini jernih dan tidak berbau. Air tersebut digunakan untuk
pengairan dan untuk keperluan minum.
3.        Pintu Masuk (gapura)
Gambar 4.4 Pintu masuk (gapura)
Pintu masuk Sendang Sani mempunyai bentuk yang khas dengan bertuliskan Sendang Sani
Tirta Marta. Pintu selalu ditutup agar tidak ada yang sembrono masuk. Apabila ingin masuk bisa
beretemu kunci yang senantiasa selalu berada di Pendopo.
4.        Pendopo/Tempat Peristirahatan
Gambar 4.5 Pendopo/Tempat Peristirahatan
Pendopo ini digunakan untuk tempat istirahat dan sedekahan  yang merupakan tempat
untuk menenangkan diri.
5.        Ikan yang Terdapat di Sendang Sani
Gambar 4.6 ikan yang terdapat di Sendang Sani
Ada beberapa jenis ikan dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar berada di Sendang
Sani.
Beberapa lokasi yang dapat dikunjungi di sekitar lokasi Sendang Sani seperti Sendang
Tirta Marta Sani dan Makam Pragola (salah satu Benda Cagar Budaya), sehingga ketika
berkunjung ke Sendang Sani memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan.
Sendang Sani juga memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar khususnya
dalam pengairan, seperti pengairan sawah, perkebunan, dan lain-lain. Airnya juga dapat
dimanfaatkan untuk minum, biasanya juru kunci meminumnya tanpa harus dimasak dahulu. Di
Sendang Sani juga diadakan beberapa  acara  seperti maulid nabi, sedekah bumi, dan selametan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan istri Camat Tlogowungu, Kepala Desa Tamansari,
dan ketua RT 3 diperoleh hasil bahwa adanya penurunan persentase pengunjung di Sendang
Sani, beberapa kegiatan/acara yang diadakan pelaksanaannya kurang meriah, perawatannya
kurang. Adapun harapan masyarakat agar Sendang Sani menjadi objek wisata dengan konsep
Benda Cagar Budaya antara lain:
  Mempromosikan atau menyosialisasikan Sendang Sani agar ramai pengunjung, sehingga benda
cagar budaya ini tidak terlupakan.
  Adanya peningkatan perawatan dan menjaga kebersihan lokasi Sendang Sani.
  Mengadakan beberapa acara yang menarik sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk
mengunjungi Sendang Sani.
BAB V
PENUTUP
A.       Simpulan
Optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya dapat
dilakukan dengan cara: ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya,
dibuktikan dengan diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito Semarang; memberikan
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat; kerjasama antara beberapa yayasan dan pemerintah
setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya yang terlindungi dengan cara
membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang Sani.
B.       Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan antara lain kepada:
1.      Masyarakat
a.         Kepedulian masyarakat dalam bentuk partisipasi dalam berbagai kegiatan/acara yang diadakan.
b.         Membantu merawat situs-situs yang berada di sekitar objek wisata Sendang Sani.
2.      Pemerintah
a.         Mengalokasikan dana APBD untuk pembangunan dan perawatan objek wisata Sendang Sani.
b.         Menyosialisasikan kepada masyarakat luas tentang keberadaan objek wisata Sendang Sani.

DAFTAR PUSTAKA
Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Pustaka Agung Harapan. 2010. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.

http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id /siteregnas/uploads/file -dokumen/440621125-20140904-


121701.pdf. diakses pada tangal 20 Februari 2016.

http://kebudayaan. Kemdikbud.go.id. diakses pada tangal 20 Februari 2016.

http://www.direktoripati.com/2015/01/wisata-sendang-sani-pati.html pada tangal 20 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai