Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH LOKASI DAN KOLEKSI TERHADAP

MUSEUM SEPULUH NOVEMBER DI SURABAYA


YANG MEMPENGARUHI DAYA TARIK
PARIWISATA

Disusun Oleh : Cilya Ardianto

D-3 PERHOTELAN

FOOD AND BEVERAGE AKADEMIK


PARIWISATA MAJAPAHIT

SEMESTER GASAL 2019/2020


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini mengenai
“Pengaruh Lokasi Dan Koleksi Terhadap Museum Sepuluh November Di
Surabaya Yang Mempengaruhi Daya Tarik Pariwisata” ini dengan baik dan
sesuai dengan petunjuk.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari


sempurna, oleh karena itu saya sebagai penulis sangat membutuhkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun pada intinya untuk memperbaiki
kekurangan - kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

Ucapan terimakasih kepada dosen pengajar yang telah menyempatkan


diri dalam membaca dan memberi penilaian kepada makalah ini, akhir kata
penulis ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini memberikan manfaat.
Amin.

Surabaya, 28 Oktober 2019

Penyusun

Cilya Ardianto
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR............................................................................................................
..
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................
BAB
I. PENDAHULUAN.................................................................................................
.......
1. Latar
Belakang.................................................................................................................
2. RumusanMasalah.......................................................................................................
......
3. Tujuan .......................................................................................................................
.......
BAB II.
PEMBAHASAN........................................................................................................
.....
A. Pengertian Daya Tarik Wisata ..........................................................................
..............
B. Pembagian Daya Tarik Wisata
........................................................................................
C. Daya Tarik
Sejarah……………………………………………………………………...
D. Daya Tarik Wisata Minat
Khusus………………………………………………………
E. Syarat-Syarat Untuk Daerah Daya Tarik Wisata
............................................................
F. Atraksi
Wisata..................................................................................................................
G. Meningkatkan Daya Tarik Wisata.............................................................................
B BAB III.
PENUTUP..............................................................................................................
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................................
D DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................
ABSTRAK

Monumen Tugu Pahlawan ini adalah salah satu tempat wisata edukasi di
wilayah Surabaya sekitar Jl. Pahlawan. Monumen tersebut berisikan sejarah kota
Surabaya saat melawan para penjajah mulai dari Belanda, Jepang hinga Inggris.
Sehingga terdapat suatu tempat yang digunakan untuk memajang koleksi benda-
benda bersejarah.
Museum tersebut dibuat karena adanya waktu dimana saat arek-arek
Suroboyo berhasil mengusir para penjajah dan sampai saat ini, peristiwa tersebut
dinamakan sebagai hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 1945.
Didalam museum tersebut terdapat benda-benda bersejarah seperti senjata
tradisional, senjata rampasan, konstum para pejuang, peristiwa pembentukan badan
pertahanan hingga terdapat ruang yang digunakan untuk memutar video pada saat
Inggris menaruh bom di Surabaya.
Begitu banyak koleksi dari benda-benda bersejarah yang telah dimiliki
oleh Monumen Tugu pahlawan sehingga terkadang membuat pengunjung bingung
dimana letak bukti sejarah yang ingin dilihat. Selain itu, para pengunjung juga
masih kebingungan mencari letak toilet dan musholah. Dari permasalahan diatas
maka dibuatlah peta Monumen Tugu Pahlawan lengkap dengan simbol-simbolnya
yang bertujuan untuk memudahkan para pengunjung mengetahui lokasi
keberadaannya dan lokasi koleksi yang dimiliki Monumen Tugu Pahlawan.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menganalisis pengaruh objek wisata
di Museum Sepuluh November Di Surabaya dan mengetahui niat wisatawan untuk
kembali dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut database statistik
pariwisata Surabaya, pengunjung Museum Sepuluh November Di Surabaya selalu
meningkat setiap tahun, untuk alasan itulah saya tertarik untuk melakukan
penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
objek wisata di Museum Sepuluh November Di Surabaya berpengaruh signifikan
terhadap niat wisatawan untuk mengunjungi kembali museum ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kunjungan museum adalah suatu kegiatan untuk mengingat dan mengenang
perjuangan para pahlawan pada masa sebelum merdeka. Oleh karena itu, pada mata
kuliah pengantar pariwisata, diberikan tugas untuk melakukan kunjungan museum
dan laporan ini di buat untuk membuat sebuah tugas. Dan objek museum yang saya
pilih adalah Museum Sepuluh November yang berada di Surabaya.
Berdasarkan UU No.9 Tahun 1990 dijelaskan bahwa suatu kawasan yang
mempunyai luas tertentu yang dibangun dan disediakan untuk kegiatan pariwisata
dan ini juga diungkapkan oleh seorang ahli yaitu Inskeep (1991:77) sebagai area
yang dikembangkan dengan penyediaan fasilitas dan pelayanan lengkap (untuk
rekreasi/relaksasi, pendalaman suatu pengalaman/kesehatan).
Berdasar definisi yang disampaikan Direktorat Permuseuman Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, museum merupakan pusat
penikmatan karya seni dan pengenalan kebudayaan antardaerah dan bangsa.
Museum juga menjadi pusat dokumentasi dan penelitian ilmiah dan menjadi pusat
penyaluran ilmu pengetahuan untuk umum. Museum juga termasuk dalam suaka
alam dan suaka budaya yang menjadi cerminan sejarah, manusia, alam, dan
kebudayaan. Dam museum menjadi sarana untuk bertakwa dan bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Museum merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman dan
penanaman nilai - nilai budaya luhur kepada masyarakat di masa lalu yang dapat
diterapkan di masa sekarang.
Museum Sepuluh November ini juga sebagai Daya Tarik Wisata karena
museum ini perjuangan arek – arek Suroboyo pada waktu 10 November 1945 yang
merupakan Unit Pelaksana Teknis dalam lingkungan Dinas Pariwisata Kota
Surabaya. Museum Sepuluh November 1945 Di Surabaya mempunyai tugas
melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan, penyajian, penelitian koleksi
dan penerbitan hasilnya serta memberikan Bimbingan Edukatif Kultural dan
penyajian rekreatif benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah yang bersifat
regional.
Latar belakang penulisan makalah ini dikarenakan tidak semua orang warga
Surabaya sendiri mengetahui keberadaan Museum 10 November yang berlokasi di
dalam Tugu Pahlawan, tepatnya di Jalan Pahlawan, Surabaya.
Padahal, di museum yang terdiri atas dua lantai tersebut terdapat rekaman
asli pidato Bung Tomo yang berapi-api membangkitkan gelora dan hasrat serta
semangat masyarakat untuk mempertahankan kemerdekaan yang dapat
didengarkan dari sebuah radio kuno. Bahkan beberapa diorama statis
menggambarkan aksi kepahlawanan arek-arek Suroboyo, yang hanya dengan
menggunakan senjata sederhana berupa bambu runcing mampu memenangkan
pertempuran melawan penjajah.
Banyak diantara warga yang tidak tahu keberadaan Museum 10 November,
bangunan pagar tembok yang menjulang tinggi yang melingkari Tugu Pahlawan,
juga dinilai menjadi penghalang. Hal itu disebabkan karena pagar tersebut menutup
pandangan bagi warga atau pengguna kendaraan bermotor yang melintas di sekitar
lokasi Tugu Pahlawan. Sehingga warga hanya mengetahui Tugu Pahlawan dari
jarak jauh.
Oleh sebab itu, kami mencoba memperkenalkan Museum 10 November
Surabaya ini sebagai salah satu media Daya Tarik Pariwisata, khususnya mengenai
sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengaruh Lokasi Dan Koleksi Terhadap Museum Sepuluh November Di
Surabaya Yang Mempengaruhi Daya Tarik Pariwisata?
2. Bagaimana Strategi Pariwisata Museum Sepuluh Nopember Tugu
Pahlawan Surabaya dalam menarik pengunjung?

1.3 Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sejarah di Museum
Sepuluh November serta dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah
nilai sosial, kepekaan dan rasa ingin tahu akan perkembangan sejarah
kemerdekaan Indonesia
2. Untuk dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Secara
Teotritis, Memberikan sebuah fakta yang lebih rinci, koreksi maupun
memperkuat pandangan, atau memberikan kontribusi bagi pengembangan
keilmuan yang telah ada. Secara praktis, penelitian ini memberikan
kontribusi mengenai strategi membranding Museum Sepuluh Nopember
sehingga menjadikan museum ini tempat kunjungan wisata yang wajib
dikunjungi.

1.4 Waktu dan Tempat Tujuan


1. Waktu : 1 Oktober 2019.
2. Tujuan : Museum Sepuluh November, Jalan Pahlawan, Alun
– Alun Contong, Bubutan, Kota Surabaya, Jawa Timur, 60174.

1.5 Metode Penelitian


Secara garis besar, peneliti mengadaptasi metode yang di tulis oleh Prof. Dr.
Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metoe Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif
Dan R&D. Prof. Dr. Sugiyono menggambarkan dalam melakukan penelitian yang
khususnya penelitian kuantitatif, bahwa masalah yang di bawa oleh peneliti harus
sudah jelas.
Rumusan masalah tersebut pada umumnya dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah tersebut , maka peneliti menggunakan
berbagai teori untuk menjawabnya. Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru
menggunakan teori dinamakan hipotesis.
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut, selanjutnya
akan di buktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan
pengumpulan data, pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Meneliti adalah mencari data yang telit /akurat.
Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrument penelitian. Untuk
instrument yang berbentuk notest, dapat digunakan sebagai kuesioner, pedoman
observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik pengumpulan data selain
berupa test dalam penelitian ini dapat berupa kuesioner, observasi dan wawancara.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat
disimpulkan.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.


Pendekatan Penelitian adalah pendekatan manajemen. objektivitasnya
dibangun diatas rumusan pendekatan yang berpusat pada prinsip yang dapat
digunakan oleh manajer untuk koordinasi kegiatan dalam organisasi. Pendekatan
ini menentukan para manajer (Top Level Theory).
Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, Seperti yang
dikatakan Denzin dan Lincon, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar ilmiah, dengan menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada.
Secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami (understanding)
yang disimbolkan dalam perilaku masyarakat menurut perspektif itu sendiri.
Penelitian ilmiah yang dibangun atas dasar teori-teori yang berkembang dari
penelitian dan terkontrol atas dasar empirik.

2. Subyek, Objek, dan Lokasi Penelitian


A. Subyek Penelitian (Key Informant)
Kepala Museum Sepuluh November Surabaya bapak Agus MT dan
informan selanjutnya pendukung dari divisi humas bapak Luqman Yusuf dan bapak
Azka Hariri.
B. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian kali ini adalah kajian dari pengaruh lokasi dan
koleksi terhadap Museum Sepuluh Nopember Tugu Pahlawan Surabaya yang
mempengaruhi daya Tarik pariwisata.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat disimpannya peninggalan perang
antara arek suroboyo melawan sekutu dan Belanda di Kota Surabaya. Sehingga
Surabaya sampai diberi gelar Kota Pahlawan yang kemudian dijadikan landmark
atau icon tempat wisata lebih tepatnya di Museum Sepuluh Nopember Tugu
Pahlawan Kota Surabaya.

3. Jenis dan Sumber data


A. Jenis data
Jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah segala informasi kunci yang didapat dari informan
sesuai dengan fokus penelitian. Wawancara dengan Moch. Sutopo, SE, Kepala
Museum Sepuluh Nopember Surabaya dan Dra. Wiwiek Widayati, Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah informasi yang didapat dari informan sebagai
pendukung informasi yang didapat dari informan. Seperti : catatan –catatan yang
dimiliki oleh peneliti ketika melakukan observasi atau wawancara saat peneliti
berbaur secara langsung dengan para informan saat mencari informasi. Dan sebagai
dokumentasi adanya dokumen-dokumen yang diperoleh peneliti saat melakukan
observasi.
B. Sumber Data
Sumber data adalah asal informasi tentang fokus penelitian yang didapat
dan orang –orang yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian menggunakan
Sampel Acak dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yang disebut
sampel bertujuan/disengaja dengan penentuan teknik sampel dengan pertimbangan
tertentu. Teknik ini menjadi suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan
terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel
dilakukan dengan berdasarkan tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-
ciri sampel yang ditetapkan.
3. Teknik Pengumpulan Data.
A. Wawancara mendalam (Indepth Interview)
Wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
panduan atau pedoman wawancara yang telah disiapkan sesuai dengan fokus
penelitian. Teknik yang digunakan wawancara dilakukan secara mendalam oleh
peneliti sehingga mendapatkan informasi yang penting dan dibutuhkan untuk
mendapatkan data-data tentang Pengaruh Lokasi Dan Koleksi Terhadap Museum
Sepuluh November Di Surabaya Yang Mempengaruhi Daya Tarik Pariwisata yang
dilakukan Narasumber.
B. Dokumen
Kajian tentang isi dokumen yang merupakan suatu proses melihat kembali
sumber-sumber data, karena dapat digunakan sebagai pendukung dan perluasan
data-data yang telah ditemukan. Adapun sumber-sumber data dokumen ini
diperoleh dari lapangan seperti buku ataupun dokumen-dokumen Museum Sepuluh
Nopember Tugu Pahlawan Kota Surabaya.
C. Observasi terlibat (Partisipatory Observation)
Teknik ini dilakukan dengan cara terlibat langsung dalam aktivitas
keseharian subyek yang diteliti untuk mendekatkan diri antara peneliti dengan yang
diteliti. Dalam hal ini peneliti melebur secara aktif dengan pihak-pihak yang akan
dimintai informasi. Seperti : Kepala Museum Sepuluh Nopember Tugu Pahlawan
Kota Surabaya, staf-staf yang bekerja di Museum, turis domestik maupun
mancanegara, Komunitas dan masyarakat sekitar.
D. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data historis yang berisi data sosial dan fakta
dokumentasi, peneliti mencari dan mengumpulkan data-data tertulis yang
berhubungan dengan permasalahan yang tengah diteliti. Dalam teknik yang terakhir
ini peneliti melakukannya dengan cara mencari dan mendokumentasikan segala
informasi yang dapat mendukung fokus penelitian. Dapat berupa gambar-gambar,
foto-foto, dokumen-dokumen tertulis dan recording/merekam narasumber Dalam
menggunakan keempat teknik tersebut, peneliti menggunakannya dengan cara
bersamaan, karena ketiga teknik tersebut saling menunjang dan saling mendukung.
5.Teknik Analisis Data
Dalam penelitian komunikasi kualitatif, analisis data dapat dilakukan saat
pengumpulan data. Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam
penelitian untuk memperoleh hasil penelitian dan menggunakan teknik-teknik yang
tepat. Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide). Dalam penelitian ini metode
analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Model analisis
interaktif ini dilakukan dengan tiga langkah analisis data kualitatif, reduksi data,
penyajian data dan verifikasi.
A. Reduksi data
Sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama
penelitian berlangsung.
B. Display Data atau penyajian data
Sebuah kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. penyajian data dalam bentuk teks
naratif pengumpulan data display data reduksi data Penarikan kesimpulan atau
verifikasi yang menceritakan tentang Pengaruh Lokasi Dan Koleksi Terhadap
Museum Sepuluh November Di Surabaya Yang Mempengaruhi Daya Tarik
Pariwisata.
C. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Peneliti mulai mencari arti dari data-data yang dikumpulkan, peneliti
menyimpulkan dan memverifikasi data yang ada yang diperoleh selama peneliti
melakukan penelitian di Museum Sepuluh Nopember.

6. Teknik Keabsahan Data


Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul,
perlu dilakukan pengecekan dan keabsahan data, ketentuan pengamatan dilakukan
dengan teknik pengamatan, rinci dan terus menerus selama proses penelitian
berlangsung yang diikuti dengan kegiatan wawancara intensif kepada subyek agar
data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
A. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang laindari luar data yang telah diperoleh untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam hal ini,
triangulasi antara teori sebagai penjelas akan dibandingkan dengan data yang ada
(rival explanation).
B. Penggalian data
Melalui referensi peneliti berusaha mengumpulkan literatur sebanyak
mungkin berupa buku-buku komunikasi, buku-buku yang membahas metode
penelitian kualitatif sebagai referensi dan bahan perbandingan dengan data-data
yang terkumpul melalui proses pengumpulan data.
I. Sistematika
Pembahasan Sistematika penelitian ini untuk selanjutnya dibagi dalam
empat bab, yang terdiri dari pendahuluan, kajian teori, hasil penelitian dan
pembahasan, penutup. Yang selanjutnya akan peneliti uraikan sebagai berikut.
Bab pertama, Pada bab ini peneliti menulis beberapa hal yang berkaitan
dengan perencanaan yang akan dilakukan sebelum dilakukannya penelitian, yaitu
dengan membuat proposal penelitian. Dan pada bab ini, meliputi penjelasan tentang
pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian.
Bab kedua yaitu kajian teori. Pada kajian teori ini peneliti menyajikan 2 item
yang menyangkut pembahasan. Item yang pertama ada kajian pustaka dan item
kedua yaitu kajian teori.
Bab ketiga yaitu Penyajian data, yang membagi pembahasan menjadi 2
item, yaitu: pertama deskripsi subyek penelitian. Dan kedua, deskripsi data
penelitian.
Bab keempat, Pada bab ini merupakan bab akhir dari penelitian yang berisi
tentang simpulan dan rekomendasi yang dapat dijadikan suatu kontribusi yang
positif bagi semua.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Pariwisata
Dalam Penelitian ini terfokus tentang masalah komunikasi pemasaran.
Pengaruh Lokasi Dan Koleksi Terhadap Museum Sepuluh November Di Surabaya
Yang Mempengaruhi Daya Tarik Pariwisata. Beberapa pengertian yang
memengaruhi daya tarik wisata serta hal atau meteri yang berhubungan dengan
daya tarik pariwisata telah di jelaskan oleh beberapa pakar dalam buku. Dalam hal
ini peneliti mengambil beberapa buku dan para tokohnya dalam memberi
penjelasan mengenai daya tarik pawiwisata.

2.1.2 Pengertian Pariwisata


Pariwisata sendiri berasal dari kata pari yang berarti banyak, berkali-kali,
berputar-putar, dan lengkap. Sementara Wisata adalah perjalanan atau bepergian.
Jadi dapat dikatakan bahwa pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali –
kali, berputar - putar dari suatu tempat ke tempat lain. Pariwisata juga dapat
diartikan aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat
tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
nafkah melainkan hanya untuk bersenangsenang, memenuhi rasa ingin tahu,
menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta tujuan lainnya.
Menurut UU No. 10/2009 tentang kepariwisataan yaitu pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
Suwantoro (1997) berpendapat bahwa pariwisata adalah suatu proses kepergian
sementara dan seseorang menuju tempat lain dari luar tempat tinggalnya karena
suatu alasan dan bukan melakukan kegiatan yang menghasilkan uang.
Menurut undang – undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang
kepariwisataan , ada dua jenis objek dan daya tarik wisata , yaitu
(1) Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
berwujud keadaan alam, flora dan fauna.
(2) Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud
museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro,
wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat
hiburan.
Sebagai fenomena global , dunia pariwisata melibatkan manusia dari
berbagai segmen sehingga hal ini juga menjadikan pariwisata sebagai kebutuhan.
Seperti yang telah disebutkan oleh World Tourism Organization UNWTO.

2.1.3 Pengertian Pariwisata Menurut Ahli :


1). Menurut WTO atau World Tourism Organization Pariwisata merupakan
kegiatan manusia yang melakukan perjalanan dan tinggal di daerah tujuan di luar
lingkungan kesehariannya. Beberapa ahli juga mengatakan pengertian Pariwisata,
berikut daftar lengkap pengertian Pariwisata menurut para ahli dari luar dan dalam
negeri
2). Menurut James J. Spillane (1982)
Pariwisata merupakan aktivitas melakukan perjalanan dengan tujuan
memperoleh kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
kesehatan, menunaikan tugas, berziarah dll.
3). Menurut Koen Meyers (2009)
Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sementara
waktu dari tempat tinggal awal ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk
menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu,
menghabiskan waktu senggang maupun libur dan dan bisa saja menghabiskan uang
yang terlalu banyak.
4). Menurut Kodhyat (1998)
Pariwisata merupakan perjalanan dari sebuah tempat ketempat lain, yang
bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya
dan alam serta ilmu.
5). Menurut Burkart dan Medlik (1987)
Pariwisata adalah sebuah tranformasi orang untuk sementara dalam jangka
waktu jangka pendek yang bertujuan di luar tempat dimana mereka hidupdan
bekerja dan kegiatan – kegiatan mereka selama tinggal di tempat- tempat tujuan itu.

2.1.4 Jenis - Jenis Pariwisata


A. Jenis dan Macam Pariwisata Berdasarkan Letak Geografis
1). Pariwisata Lokal (Local Tourism)
Pariwisata setempat yang memiliki ruang lingkup relatif sempit serta
terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Contohnya seperti pariwisata kota
Bandung, DKI Jakarta dll.
2). Pariwisata Regional (Regional Tourism)
Pariwisata yang berkembang di sebuah tempat atau daerah yang ruang
lingkupnya lebih luas jika dibandingkan dengan local tourism, namun lebih sempit
jika dibandingkan dengan national tourism. Contohnya seperti Pariwisata Sumatera
Utara, Bali dll.
3). Regional-International Tourism
Aktivitas Pariwisata yang berkembang di sebuah wilayah international yang
terbatas, namun melalui batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah
tersebut. Contohnya seperti pariwisata kawasan ASEAN, Timur Tengah, Asia
Selatan, Eropa Barat dll.
4). International Tourism
Aktivitas pariwisata yang berkembang di seluruh negara di dunia khususnya
regional-international tourism serta national tourism.

2.1.5 Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Alasan/Tujuan Pariwisata


1). Business Tourism
Jenis Pariwisata yang di mana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas,
usaha dagang maupun yang berhubungan dengan pekerjaan, meeting, insentif dan
convention serta zexhabition (MICE).
2). Vacational TourismJenis Pariwisata yang dimana kebanyakan orang-
orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang
berlibur maupun memanfaatkan waktu luang.
3). Educational Tourism
Jenis Pariwisata yang dimana pengunjung melakukan perjalanannya untuk
tujuan mempelajari sesuatu di bidang ilmu pengetahuan. Educational Tourism
meliputi study tour atau dharmawisata. Dalam bidang bahasa dikenal kata polly
glotisch, yakni orang-orang yang tinggal sementara waktu di sebuah negara untuk
mempelajari bahasa negara tersebut.

2.1.6 Unsur-Unsur Pariwisata


Berikut dibawah ini beberapa unsur-unsur pariwisata
1). Biro Perjalanan adalah badan usaha dimana melayani segala proses
perjalanan pariwisata sedak berangkat hingga kembali pulang, sehingga wisatawan
memperoleh kenyamanan selama perjalanan pariwisata.
2). Akomodasi adalah tempat untuk tinggal sementara atau bisa disebut
menginap. Banyak sekali pilihan tempat menginap saat melakukan perjalanan
wisata saat ini, contohnya seperti tempat tersebut seperti hotel, perkemahan, motel
dll. Saat ini semakin berkembang tempat untuk menginap khusunya dalam segi
fasilitas serta berbagai macam kebutuhan, seperti makan dan minum, fasilitas olah
raga, fasilitas ruang pertemuan, fasilitas jamuan-jamuan dll.
3). Transportasi adalah industri pada pariwisata yang menyediakan jasa
angkutan. Jasa transportasi ini meliputi angkutan darat, laut dan udara. Pengelolaan
jasa angkutan ini banyak sekali mulai yang di kelola oleh pihak swasta sampai
pemerintah.
4). Jasa Boga dan Restoran adalah fasilitas dalam bidang makanan dan
minuman pada saat berwisata, saat ini industri jasa boga serta restoran dalam
pariwisata sangat menguntungkan sebab dalam setiap wisatawan pastinya selalu
memerlukan makanan dan minuman sehingga mereka pasti membelinya dan ingin
mencoba berbagai jenis makanan atau minuman daerah setempat.
5). Money Changer / Tempat Penukaran Uang adalah suatu tempat untuk
menukarkan uang asing saat ini semakin berkembang, penukaran mata uang asing
ini tidak hanya dilakukan di bank saja tapi banyak sekali perusahaan yang tersebar
di tempat tertentu, khususnya di kota-kota besar yang selalu menyediakan
penukaran mata uang asing.
6). Atraksi Wisata adalah pertunjukan yang di adakan di tempat-tempat
wisata. Pertunjukan tersebut misalnya contohnya seperti tarian, musik, dll.
Pertunjukan bisa dilakukan secara tradisional atau secara modern, melalui industri
atraksi wisata maka bisa meningkatkan keunggulan daerah wisata setempat agar
dikenal oleh banyak orang.
7). Oleh-Oleh atau Cindera Mata adalah Industri cindera mata sangat
menguntungkan di daerah tempat wisata, sebab semua orang yang berwisata
biasanya selalu membeli cindera mata untuk di bawa pulang ke rumah. Cindera
mata ini biasanya berbentuk benda kerajinan tangan khas daerah setempat.

2.1.7 Manfaat Pariwisata

 Menambahkan kesempatan berusaha bagi penduduk maupun masyarakat


yang tinggal di sekitar objek wisata.
 Sektor pariwisata bisa menyerap tenaga kerja yang bisa meningkatkan
perolehan serta kesejahteraan penduduk.
 Perolehan negara meningkat berbentuk pajak baik dari para wisatawan yang
datang atau pajak dari fasilitas sosial di daerah objek wisata, dan
keuntungan dari pertukaran mata uang asing dengan mata uang Indonesia
untuk keperluan para wisatawan.
 Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan kebudayaan nasional.
Dengan adanya pariwisata, masyarakat selalu menjaga keutuhan serta
kelestarian objek wisata, baik objek wisata keindahan alam, bangunan-
bangunan dan peninggalan bersejarah atau budaya-budaya tradisional
masyarakat.

2.1.8 Tujuan Pariwisata

 Untuk memakai waktu senggang, baik rekreasi(berlibur), kebutuhan


kesehatan, pelajaran dan pengetahuan serta untuk menjalankan ibadah atau
olahraga.
 Untuk kebutuhan usaha atau bisnis, kunjungan keluarga, menjalankan tugas
tugas dan menghadiri konferensi. Apabila seseorang mengadakan
perjalanan kurang dari 24 jam.

2.1.9 Sarana Dan Prasarana Pariwisata


A. Sarana
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan
pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung serta
kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan.
Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi 3 bagian (Yoeti 1996:9-12)
mengatakan
Sarana pokok kepariwisataan ( Main Tourism Superstructure ) Sarana
pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan sangat tergantung pada
arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Sarana pokok yang
berfungsi dalam memberikan fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan
bagi kedatangan wisatawan. Perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok ini
adalah :
1. Perusahaan yang kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan
perjalanan wisatawan atau isebut dengan receiptive tourist plan yaitu
perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan tour-
tour bagi wisatawan seperti Travel Agent, Tour Operator, dan lain-lain.
Perusahaan yang memberi pelayanan di daerah tujuan kemana itu
pergi, atau bisa disebut residential tourism plan yaitu perusahaan yang
memberikan layanan penginapan, menyediakan makanan dan minuman
di daerah tujuan wisata, misalnya : hotel, hostel homestay, cottage,
pension, dan sebagainya.
2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan ( Supplementing Tourism
Suprastructure ). Merupakan perusahaan atau tempat yang menyediakan
fasilitas rekreasi yang fungsinya melengkapi sarana pokok
kepariwisataan dan membuat wisatawan dapat lebih lama tinggal di
suatu daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Yang termasuk ke
dalam kelompok ini adalah sarana/fasilitas olah raga dan sarana lainnya.
3. Sarana Penunjang Kepariwisataan Merupakan perusahaan yang
menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok. Fungsinya tidak hanya
membuat wisatawan lebih lama tinggal di suatu daerah tujuan wisata,
tetapi mempunyai fungsi yang lebih penting, yaitu agar wisatawan lebih
banyak mengeluarkan uangnya di tempat yang dikunjunginya. Yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah : night club, steam baths,
casinosdan lain-lain.

B. Prasarana
Prasarana dalam kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
memungkinkan proses kepariwisataan dapat berjalan lancar sehingga dapat
memudahkan serta memberikan pelayanan kepada wisatawan. Menurut Wahab
dalam buku Yoeti, (1982:172) mengatakan : Prasarana kepariwisataan (Tourism
Infrastructures) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana
kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberi pelayanan kepada
wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beranekaragam. Yang
termasuk dalam kelompok prasarana pariwisata adalah :
a. Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik dan Instalasi Penyediaan air minum.
b. Prasarana perhubungan seperti : jaringan jalan raya, kereta api, pelabuhan
c. Sistem pengairan atau irigasi untuk kepintingan pertanian, peternakan dan
lain sebagainya.

2.2 Museum
2.2.1 Pengertian Museum
Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan
warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau
hiburan (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah
lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-
benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman
Museum Indoneisa,2008. Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak
mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk
umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak
perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan
rekreasi.
Dengan perkembangan museum muncul berbagai teori tentang pengertian
museum :
A. Museum adalah Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari
keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya terbuka untuk
umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk
tujuan pendidikan, penelitian dan kesenangan, barang-barang pembuktian
manusia dan lingkungannya.(International Council of Museum)
B. Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan
pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan
budaya bangsa. (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (1))
C. Museum adalah tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat
melestarikan, mengkaji, mengkomunikasikan bukti material hasil budaya
manusia, alam dan lingkungannya. (Amir Sutaarga,1995:1)
Dari beberapa pengertian tentang museum adalah suatu lembaga yang
berupa bangunan atau tempat yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan,
menyimpan, merawat melestarikan, mengkaji, mengkomunikasikan bukti material
hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya, yang bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari (edukasi,rekreasi,dan konservarsi).

2.2.2 Fungsi Museum


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam
Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum memiliki tugas menyimpan, merawat,
mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya.
Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu :
a. Sebagai tempat pelestarian museum sebagai penyimpanan, yang meliputi
pengumpulan benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran
dan penataan koleksi. Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan
menanggulangi kerusakan koleksi. Pengamanan, yang meliputi kegiatan
perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam
dan ulah manusia.
b. Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan
melalui penelitian dan penyajian. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan
kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyajian harus tetap
memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum


Museum 10 November diresmikan oleh presiden KH. Abdurahman Wahid
pada tanggal 19-2-2001. Museum Ini dibangun untuk memperkuat keberadaan
Tugu pahlawan. Arsitektur Museum 10 November terbilang unik, dari luar tampak
bangunan utama berbentuk limas laksana piramid. Keunikan lainnya bangunan
museum dibenamkan di bawah tanah, hanya atapnya saja yang kelihatan. Hal ini
supaya tidak menganggu pemandangan tugu pahlawan. Museum ini berisi memori
dan artefak dari perjuangan arek-arek Surabaya yang heroik sebelum
(pertempuran 3 hari) dan saat pertempuran 10 November.
Pada awalnya pekerjaan pembangunan Museum 10 November ditangani
Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh Indonesia Engineering
Corporation, yang yang kemudian teruskan oleh Pemborong Saroja. Monumen
yang dibangun ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November
1952. Di bawah lahan Tugu Pahlawan sedalam 7 meter terdapat museum untuk
mengenang jasa- jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya. Di Museum ini
juga terdapat foto – foto dokumentasi.
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak
tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10
November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang
pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi
Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia
terhadap kolonialisme.
Surabaya, yang kini berkembang sebagai kota Metropolis memiliki
segudang cerita sejarah. Salah satunya adalah perjuangan arek-arek Suroboyo yang
gigih melawan penjajah. Tak salah pula bila kota ini disebut sebagai kota
Pahlawan. Tugu pahlawan merupakan salah satu ikonnya. Monumen ini memang
tak cukup berbicara panjang mengenai kisah perjuangan arek-arek Suroboyo pada
10 November 1945. Akan tetapi, keberadaan sebuah museum yang terletak di
belakang tugu tersebut dapat berbicara banyak. Museum tersebut diberi nama
museum 10 November Surabaya. Mungkin tidak semua orang khususnya warga
Kota Surabaya sendiri mengetahui keberadaan Museum 10 November yang
berlokasi di dalam Tugu Pahlawan Jalan Pahlawan, Surabaya.
Di Museum ini, juga terdapat sejumlah relief yang menggambarkan
pertempuran 10 November. Patung itu, ada yang berdiri tegak, tertunduk, bahkan
ada yang tewas terkapar karena tertembak peluru penjajah. Dalam museum ini, kita
juga bisa mendengar langsug pekik semangat Bung Tomo saat berpidato. Di
samping tempat tersebut terdapat senjata yang digunakan arek-arek Suroboyo saat
berperang. Tiga buah bambu runcing setinggi 1,5 meter. Bambu yang ujungnya
dilancipkan ini menjadi senjata pejuang melawan senjata milik sekutu yang
berteknologi canggih. Menurut masyarakat setempat, bambu ini sebelum
digunakan perang diberi asma atau jampi-jampi. Kemudian diakhir kunjungan akan
disuguhi pertunjukan film-film perjuangan di salah satu ruang museum. Beberapa
film tentang perjuangan, salah satunya film Janur Kuning. Puas berkunjung ke
dalam museum, pengunjung bisa duduk-duduk santai di samping tugu pahlawan.
Museum 10 November ini berada di kompleks Tugu Pahlawan Surabaya.
Tepatnya di sebelah utara tugu. Jika kita masuk dari arah pintu utama di selatan,
untuk menuju museum terus saja jalan ke utara melewati tugu. Kita akan melihat 3
atap bangunan berbentuk prisma segi empat atau tumpeng segi empat berjejer.
Bangunan atap yang terbesar ada di tengah. Bentuk ketiga bangunan prisma
tersebut tersusun dari 3 bagian yang bertingkat ke atas yang masing-masing
berbentuk prisma juga. Bagian paling bawah terbesar, bagian tengah lebih kecil,
dan puncaknya paling kecil. Dua tingkat paling atas terbuat dari susunan kaca.
Bangunan prisma inilah museum tersebut.
Environmental graphic design dari Museum Sepuluh November ini untuk
memaksimalkan infrastruktur, service, dan information, maka dari pihak pengelola
menginginkan diadakannya branding fisik yang mencakup dari segi identitas visual,
sarana dan prasarana (papan informasi, papan penunjuk arah), maupun dari segi
promosi, hal ini semakin diperkuat oleh keinginan pemerintah kota untuk
memaksimalkan potensi agar Museum ini sebagai salah satu tempat wisata yang
mengalami peningkatan pengunjung, serta service quality dibanding tempat wisata
lain yang ada di Surabaya, namun sangat dibutuhkan untuk program
pengembangannya. Pembenahan sarana fisik pada Museum Sepuluh November
Surabaya hanya diutamakan untuk pembenahan secara fungsional seperti
pengecatan tembok museum dan perawatan koleksi, tanpa menambah sistem grafis
berupa elemen-elemen visual baik papan informasi atau pun environment design.
Dalam Renja (Rencana Kerja) dinas kebudayaan dan pariwisata kota Surabaya
tahun 2011, disebutkan bahwa upaya mengoptimalkan beberapa obyek wisata di
kawasan tersebut perlu ditingkatkan, terutama untuk perbaikan.
Disana juga ada Monumen Tugu Pahlawan didirikan oleh presiden pertama
Indonesia Ir.Soekarno pada tanggal 10 November 1951 di Surabaya dan diresmikan
pada tanggal 10 November 1952 dengan tujuan untuk mengenang peristiwa
pertempuran antara Arek- arek Suroboyo dan tentara Inggris pada tanggal 10
November 1945 di Surabaya. Monumen tersebut memiliki tinggi 41,15 meter
dengan diameter terbesar 3,10 meter dan diameter terkecil adalah 1,30 meter.
Bentuk monumen menyerupai paku yang terbalik. Lekukan berjumlah 10 buah dan
11 ruas yang dimiliki monumen menggambarkan tanggal 10 November 1945.
Dan ada juga makam dari pahlawan yang tak dikenal. Pada saat penggalihan
bekas gedung Kenpetai untuk pembangunan Museum Sepuluh Nopember, telah
ditemukan beribu- ribu tulang manusia didalamnya. Akhirnya tulang- tulang
tersebut dikumpulkan menjadi satu didalam tiga buah peti besar lalu ditaruh
dibawah tiga patung yang bertuliskan Makam Pahlawan Tak Dikenal.
Mungkin tidak semua orang khususnya warga Kota Surabaya sendiri
mengetahui keberadaan Museum 10 November yang berlokasi di dalam Tugu
Pahlawan Jalan Pahlawan, Surabaya. Padahal, di museum yang terdiri atas dua
lantai tersebut terdapat rekaman asli pidato Bung Tomo yang berapi-api
membangkitkan gelora dan hasrat serta semangat masyarakat untuk
mempertahankan kemerdekaan yang dapat didengarkan dari sebuah radio kuno.
Bahkan beberapa diorama statis menggambarkan aksi kepahlawanan arek-arek
Suroboyo, yang hanya dengan menggunakan senjata sederhana berupa bambu
runcing mampu memenangkan pertempuran melawan penjajah.
Museum 10 November yang diresmikan pada tahun 2000 itu merupakan
kebanggaan atas keberanian arek-arek Suroboyo pada pertempuran heroik tanggal
10 November 1945. Sayangnya, di Kota Pahlawan ini tidak semua warga Surabaya
mengetahui akan sejarah itu. Bahkan orang hanya memandang bangunan-bangunan
itu penghias kota tanpa makna dan arti.

2.2 Deskripsi Subyek Penelitian


2.2.1 Profil Museum Sepuluh November
Museum Sepuluh Nopember Tugu Pahlawan adalah Museum plat merah
atau Museum milik Pemerintah yang berada di Jalan Pahlawan Kota Surabaya
60175. Tel. dan Fax. +62 31 357-1100.
Yang terletak strategis di tengah Kota Surabaya. Museum Sepuluh
Nopember Tugu Pahlawan yang merupakan landmark kota Surabaya ini memang
unik karena letanya di bawah tanah dan satu-satunya Museum Kepahlawanan di
Indonesia.
Museum Sepuluh Nopember mudah diakses berbagai alat transportasi.
Seperti :
A. Dari Terminal Bus Purabaya (Bungurasih)
 Bus P5 (Bungurasih –Tol –Jembatan Merah)
 Bus PAC (Bungurasih –Darmo –Perak )
 Bus P1 ( Bungurasih –Darmo –Perak )
 Bus F1 ( Bungurasih –Kupang –Jembatan Merah )
B. Dari Terminal bus Osowilangon
 Bemo Lyn O (Osowilangon –Keputih)
C. Dari Terminal Angkutan Joyoboyo
 Bemo Lyn D ( Joyoboyo –Kupang –Ps. Atom )
 Bemo Lyn M ( Undaan –Jembatan Merah –Bratang )
 Bus E2 ( Joyoboyo –Darmo –Jembatan Merah )
D. Dari terminal Bratang
 Bemo Lyn N ( Bratang –Jembatan Merah )
 Bemo Lyn Q ( Bratang –Kupang –Jembatan Merah)
E. Dari Jembatan Merah
 Bemo Lyn N ( Bratang –Jembatan Merah )
 Bemo Lyn N ( Bratang –Kupang –Jembatan Merah)
 Bemo Lyn O ( Keputih –Jembatan Merah )
 Semua Bus Kota
F. Dari Stasiun Surabaya Kota
 Bemo Lyn C ( Karang Menjangan –Demak )
 Bemo Lyn D ( Joyoboyo –Kupang –Pasar Atom)
 Bemo Lyn M ( Joyoboyo –Jembatan Merah )
G. Dari Stasiun Pasar Turi
 Bemo Lyn D ( Joyoboyo –Kupang –Pasar Atom)
 Jalan Kaki 500 meter ke arah timur.
H. Dari Pelabuhan laut Tanjung Perak
 Bus PAC (Perak –Bungurasih )
 Bus P1 (Perak –Bungurasih )
I. Dari Pelabuhan Udara Juanda
 Taksi
 Naik Bus SuttleTransit di Bungurasih

Museum Sepuluh November ini dibangun untuk mengetahui keberadaan


Monumen Tugu Pahlawan, yakni sebagai media untuk mempelajari rangkaian
peristiwa pertempuran Sepuluh November 1945 di Surabaya, seperti yang
dinyatakan oleh Presiden RI, Ir. Soekarno bahwa bangsa yang besar dapat
menghargai jasa pahlawannya. Museum 10 Nopember Tugu Pahlawan ini didirikan
pada tanggal 10 Nopember 1991, Museum Sepuluh November diresmikan mula -
mula secara soft opening tanggal 10 Nopember 1998 oleh walikota Surabaya,
Bapak Sunarto Sumoprawiro, kemudian diresmikan grand opening pada tanggal 19
Februari 2000 oleh Presiden ke 4 Indonesia K.H. Abdurrahman Wahid.
Bangunan Museum Sepuluh November yang berbentuk Piramid yang
“ditenggelamkan” sedemikian rupa tujuh meter dibawah permukaan areal dan
sepuluh meter di atas permukaan areal, dengan maksud agar keberadaan Museum
Sepuluh November tersebut tidak mendominasi keberadaan Tugu Pahlawan.
Bangunan Museum terdiri dari dua lantai yaitu lantai pertama digunakan untuk
pameran sepuluh gugus patung yang melambangkan semangat juang arek-arek
Suroboyo dan Sosiodrama pidato bung Tomo serta ruang pemutaran film
Pertempuran 10 Nopember 1945 (Diorama Elektronik) juga ruang auditorium.
Lantai dua digunakan sebagai ruang pamer senjata, reproduksi foto-foto
dokumenter, dan pameran koleksi peninggalan Bung Tomo. Selain itu juga terdapat
dua ruang diorama statis yang menyajikan delapan peristiwa yang terjadi di seputar
pertempuran Sepuluh Nopember 1945 Suraabaya lengkap dengan narasinya.

3.1.5 Hasil Penelitian


Lokasi dari Museum Sepuluh November ini berada di daerah Surabaya
bagian tengah, tepatnya di Jalan Pahlawan Surabaya yang berada di dekat Kantor
Gubernur Jawa Timur. Museum ini berada di bawah lahan tanah Tugu Pahlawan
sedalam 7 meter.
Museum ini dibangun dengan tujuan mengenang jasa para pahlawan-
pahlawan Surabaya yang gugur ketika pertempuran 10 November 1945 demi
mempertahankan kemerdekaan dari para penjajah yang kembali untuk mengambil
alih. Tujuan lain dari museum ini adalah untuk menjaga barang-barang yang
berkaitan dengan peristiwa 10 November. Bangunan tersebut mulai dibangun pada
tahun 1990-an dan kemudian diresmikan pada tahun 2000, tepatnya tanggal 19
Febuari 2000 oleh Presiden K. H. Abdurrahman Wahid.
Pengelola dari Museum Sepuluh November sekaligus Tugu Pahlawan
adalah UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh
November yang juga membawahi museum-museum di Surabaya. Mereka
mendapat dana untuk mengelola museum ini setahun sekali dan biasanya digunakan
untuk merenovasi dan mengembangkan bangunan tersebut. Harga tiket masuk per-
orang adalah Rp 5.000,-, sementara untuk para pelajar yang datang dan membawa
kartu pelajar, mereka tidak perlu membayar tiket, hanya tinggal menunjukkan kartu
pelajar dan mengisi buku tamu. Untuk jam operasional pada hari-hari kerja (Senin-
Jumat) mereka buka pada 08.00 – 16.00 WIB, sementara pada akhir minggu mereka
mulai buka lebih awal, namun dengan durasi/ jangka waktu yang sama, yaitu 07.00-
15.00 WIB. Selain itu, mereka tidak menetapkan jam operasional yang pasti
terkhusus pada Hari Pancasila.
Koleksi Yang Dipamerkan Di Dalam Museum Sepuluh Nopember
Tugu Pahlawan
A. Ruang Bawah I
1) Bidang dinding yang diisi nama-nama tokoh dan organisasi yang terlibat
dalam pertempuran Sepuluh Nopember 1945.
2) Market Tugu Pahlawan
B. Ruang Bawah II
1) Hall Of Fame
Sekelompok gugus patung perjumlah sepuluh yang menggambarkan
peristiwa kepahlawanan yang mengerahkan semangat kejuangan dan nilai
pratriotisme yang berjuang tanpa pamrih untuk mencapai kemerdekaan bangsa.
2) Studio Drama
Mendengarkan Pidato Bung Tomo mendengarkan pidato Bung Tomo yang
berapi-api di salah satu markas kecil yang terdiri dariberbagai pemuda antara lain
pemuda sakera, PMI, BKR, PETA, PRI, dapur umum.
3) Koleksi Gambar Surabaya Tempoe Dulu.
 Gambar Pejuang ( Semangat Mengabdi).
 Simpang Straat Soerabaja 1930 Rs. Simpang/CBZ/ Centrale Borgerlijke
Zickenin Richting (Surabaya Plaza).
 Jembatan Merah Soerabaja.
 Lindeteves Stokvis Soerabaja 1930 (Perempatan Kebonrojo).
 Peresmian Tugu Pahlawan dan Konggres Pemuda.
 Profil seorang pemuda kampung siap siaga menghadapi segala
kemungkinan (Sungkem Ibunda).
 Simpang Societit Soerabaia1940 (Balai Pemuda)-Koleksi Replika Bambu
Runcing.
4) Ruang Auditorium
Ruang auditorium dalam bangunan pendukung sayap timur di fungsikan
untuk mengadakan pemutaran film-film dokumenter, film-film penerangan dan
ceramah-ceramah tentang peristiwa sejarah perjuangan. Bagi siswa dan mahasiswa
diberikan bimbingan khusus didalam ruangan ini.
5) Ruang Diorama Elektronik
Dalam diorama ini disajikan peristiwa pertempuran surabaya tahun 1945
yang diawali dengan proklamasi, selanjutnya ultimatu I Sekutu, dan terjadinya
pertempuran 3 hari dan kekalahan sekutu, dan terjadinya insiden Jembatan Merah
dengan peristiwa terbunuhnya AWS Mallaby sehingga pihak sekutu mengeluarkan
ultimatum II yang dilanjutkan dengan pertempuran sengit pada tanggal 10
Nopember 1945 dan diakhiri dengan penayangan perang puputan di Gunungsari.
Diorama ini dilengkapi dengan peta maket Surabaya tahun 1945, sound system,
narasi dan system lighting yang baik.
6) Ruang Atas I / Ruang Pamer Atas :
A. Vitrin I (Surabaya Tempo Dulu).
1.Peta serangan balik tentara Raden Wijaya mengusirtentara Tar-Tar.
2.Peta Invasi tentara Tar-Tar.
3.Peta Ekspedisi Cina ke Ujung Galuh.
4.Lambang Kota Surabaya Tempo Dulu
5.Het Nieuwe Raadhuis Op Ketabang(Balai Kota Surabaya).
6.Kantor Gubenur Jawa Timur.
7.Pasar Besar Thans
8.Kondisi Sosial Masyarakat Surabaya Tempo Dulu.
B. Vitrin II
1. Gambaran Perlawanan Rakyat Soerabaya terhadap tentara sekutu.
C. Vitrin III
1. Pendaratan Tentara Sekutu.
2. Kedatangan AWS Mallaby.
3. Anggota Kontak Biro sedang berusaha meredam pertempuran.
4. Akibat Pertempuran di sekitar Jembatan Merah.
5. Makam AWS Mallaby.
6. Akibat-akibat pertempuran besar Surabaya.
D. Vitrin IV
1.Prosesi peletakan batu pertama Tugu Pahlawan dan penanda tanganan
Piaagam oleh Presiden Sukarno, tanggal 10 Nopember 1951.
2.Doel Arnowo, Walikota Surabaya.
3. Prasasti peletakan batu pertama Tugu Pahlawan
4. Piagam peletakan batu pertama Tugu Pahlawan.
7) Koleksi Senjata dan Peluru
1. Karaben LE Kirof No. 5 MK V.
2. Snp Steyr Kal 6.5 mm.
3. Snp. LE No. 1 MK III Kal 303.
4. Karaben US 30 M MI (Jungle-Rifle).
5. Karaben Yapan Kal 6,5 mm.
6. Karaben Steyr Kal 7,7 mm.
7. Senapan LE MK I.
8. Rev. 38 Colt Police.
9. US Rifle 30 M-I Garrand.
10. SLR 30 Belgi.
11. Pistol Vikers M.11 Parabeleum Kal. 9.
12. Pistol Isyarat 15 mm Piro Tehnik.
13. Rev. 38 Colt Police.
14. Rev. 38 Wembly Short.
15. Rev. 45 91 Buldog A 140.
16. Rev. 38 Wembly Short.
17. Pistol Colt M 1911 A-I US.
18. Pistol Colt M 1911 A-I.
19. Snp. Arisaaka.
20. SMR Madsen 51 kal 9 mm.
21. PM Owen Kal.9 mm.
22. SMR Bren MK II Kal 7.7 mm.
23. SMR bren MK III Kal 7.7 mm.
24. PM Austene MK I Kal 9 mm.
25. PM Austene MK I Kal 9 mm.
26. PM Stend MK III Kal 9 mm.
27. Snp Johnson Kal 7.7 mm.
28. Panser Brend Carrier.
29. PM Carl Gustav Kal 9 mm.
30. ME PSU Bofors L-60 Kal. 40 mm.
31. PM US Kal 9 mm.
32. Mortir Kal 50 mm MK VIII.
33. Mortir Kal 80 mm PSM.
34. Mortir Kal 120 mm Yugo.
35. SMS Hotkies Yap Kal 7,7 mm.
36. SMR Bren mk I/II Kal 7.7 mm.
37. SMS Yapan Kal 7.7 mm.
38. SMR Madsen M. 15 Kal 6.5 mm.
39. Karaben M.95 Genie Kal 6.5 mm.
40. Karaben Jungle US Kal 7.62 mm.
41. Karaben Mouser Kal 7.92 mm.
42. Snp. Era kal 7.92 mm.
43. SMR Bruno kal 6.5 mm.
44. SMR Yapan Brend Kal 6.5 mm.
45. SMB Refle Boys Kal 13,2 mm.
46. PM Stand MK II Kal 9 mm.
47. Gew garand 30.
48. Rev Buldoc M.91 Kal 10.41 mm.
49. PM Carl Gustav Kal 9 mm.
50. ME PSU Bofors L-60 Kal. 40 mm.
51. PM US Kal 9 mm.
52. Mortir Kal 50 mm MK VIII.
53. Mortir Kal 80 mm PSM.
54. Mortir Kal 120 mm Yugo.
55. SMS Hotkies Yap Kal 7,7 mm.
56. SMR Bren mk I/II Kal 7.7 mm.
57. SMS Yapan Kal 7.7 mm.
58. SMR Madsen M. 15 Kal 6.5 mm.
59. Karaben M.95 Genie Kal 6.5 mm.
60. Karaben Jungle US Kal 7.62 mm.
61. Karaben Mouser Kal 7.92 mm.
62. Snp. Era kal 7.92 mm.
63. SMR Bruno kal 6.5 mm.
64. SMR Yapan Brend Kal 6.5 mm.
65. SMB Refle Boys Kal 13,2 mm.
66. PM Stand MK II Kal 9 mm.
67. Gew garand 30Rev Buldoc M.91 Kal 10.41 mm
8) Radio
Radio yang terdapat di lantai. II Museum Sepuluh Nopember merupakan
sumbangan dari keluarga Bung Tomo. Adapun Ra d+dio tersebut pada mulanya
merupakan pemberian dari rakyat Tanah Abang Jakarta pada Bung Tomo.

Dan Jumlah pengunjung museum dari tahun ke tahun terus mengalami


penurunan. Berdasarkan data tersebut di bawah, pada tahun 2006 terdapat 4,56 juta
pengunjung, turun menjadi 4,20 juta pengunjung pada tahun 2007, dan turun lagi
padatahun 2008 menjadi 4,17 juta pengunjung. Dan hingga sekarang 2019 juga
meningkat pesatjumlah pengunjung yang datang dan menarik Daya Tarik Wisata.
Mendukung Tujuan dari Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) yaitu bertujuan
untuk menaikkan jumlah pengunjung serta meningkatkan kesadaran, apresiasi dan
kepedulian terutama generasi muda pada warisan budaya bangsa yang dipelajari di
museum.
Tiap hari, museum dikunjungi sedikitnya 100 orang. Pada akhir pekan,
jumlahnya membludak jadi sekitar 1000. “Kami tunjang fasilitas museum dengan
kegiatan-kegiatan menarik. Misalnya, hari Minggu ada pertunjukan drama
teaterikal pertempuran 10 November 1945 oleh komunitas Roodeburgh (Jembatan
Merah). Mereka tampil dua sesi, pukul 08.00 dan 09.00.
Informasi tentang museum melalui mikropfon. Adapun factor lain yaitu
karena posisi museum yang terletak 10 meter di bawah permukaan tanah. Dalam
rencana kerja dinas kebudayaan dan pariwisata pemerintah Surabaya tahun 2011,
Yang menyebutkan bahwa upaya mengoptimalkan beberapa obyek wisata di
kawasan tersebut perlu ditingkatkan terutama infrastruktur, penambahan sarana
prasarana (papan informasi, koleksi museum terutama di Museum Sepuluh
Nopember Surabaya.
Strateginya dalam kegiatan yang paling penting dilakukan terlebih dahulu
adalah membuat Segmentasi pasar. Dalam perumusan atau perencanaan strategi,
museum Sepuluh Nopember menganggap bahwa hal yang terlebih dahulu menjadi
fokus ada tiga yang digagas bapak M.T. Agustiono selaku penanggung jawab
Museum Sepuluh Nopember yaitu Sounding kepada masyarakat dengan
mengkomunikasikan tentang eksistensi Museum Sepuluh Nopember itu sendiri.
Kedua mengadakan program-program kegiatan baik kegiatan-kegiatan yang
reguler maupun yang isidentil, dimana program-program itu bisa menjadi daya tarik
kepada publik dan menunjang Museum Sepuluh Nopember.
Dan mempromosikan baik dengan Dinas Pariwisata, Pihak swasta seperti
Hotel, Tour Agen dan travel juga lewat media sosial. Karena target audience atau
target pengunjung Museum Sepuluh Nopember adalah segmentatif seperti pelajar
dan umum, ada Turis Lokal dan Mancanegara. Sehingga Museum Sepuluh
Nopember mengkemas sedemikian Rupa agar sounding itu benar-benar efektif
masuk di berbagai segmentasi.
Kegiatan evaluasi efektivitas program-program promosi yang sudah
berjalan perlu dilaksanakan secara periodik. Untuk Merealisasikan Strateginya
Museum Sepuluh Nopember juga bekerjasama dan menggandeng komunitas
pecinta pakaian-pakaian ala kolonial dan pahlwan seperti jaman kemerdekaan.
Salah satunya komunitas Rooderburg yang setiap satu bulan sekali mengadakan
treatrikal pertempuran Surabaya di depan Museum Sepuluh Nopember. Dengan
cara ini supaya dapat menarik banyak pengunjung dan setelah melihat tretrikal itu
diharapkan bisa lebih tertarik dengan peninggalan seperti senjata-senjata yang
dikoleksi Museum Sepuluh Nopember.
Sebagai salah satu sarana penunjang Toko cendera mata atau oleh-oleh juga
di miliki Museum Sepuluh Nopember, meskipun kurang lengkap dan koleksinya
kurang menarik wisatawan. Namun Museum Sepuluh Nopember juga
merencanakan dibangunnya Toko suvenir sehingga bisa menarik wisatawan dan
menambah pemasukan museum ataupun devisa. Dan penyimpanan barang-barang
kuno. Namun dengan Tekhnologi IT, kemasan atau branding Museum Sepuluh
Nopember Jadi lebih baik dan nyaman. Pastinya juga bisa menarik wisatawan
bukan hanya dalam negeri tapi juga wisatawan mancanegara.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat di simpulkan bahwa pada kenyataannya
Surabaya memiliki segudang tempat yang patut untuk dikunjungi. Karena Surabaya
merupakan salah satu kota yang menjadi tempat pertempuran rakyat indonesia
dalam memperjuangkan kemerdekaan. Hal ini terlihat pada relief-relief dan
koleksi-koleksi yang ada di Museum 10 November Surabaya. Namun yang
disayangkan adalah kurangnya perhatian masyarakat indonesia, khususnya
masyarakat surabaya dan sekitarnya. Hal ini terlihat dari masih banyaknya
masyarakat yang tidak mengetahui apa itu museum 10 nevember surabaya, dan
koleksi apa saja yang ada di dalamnya.
Hal ini yang menjadi pertanyaan, bagaimana peran pemerintah daerah Surabaya
dalam memanfaatkan dan mengenalkan museum ini sebagai tempat wisata yang
mendidik. Maksudnya kita tidak hanya mencari hiburan saja, tetapi kita juga bisa
belajar untuk menghargai jasa para pahlawan kita dallam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Apalagi sekarang, museum ini semakin kurang diketahui
atau kurang dikenal oleh masyarakat, meskipun harga tiket masuk sangat
terjangkau, yakni hanya seribu rupiah. Padahal jika kita bandingkan dengan
manfaat setelah berkunjung museum terrsebut, sangatlah jauh perbedaannya. Maka
dari itu, diharapkan untuk ikut memperkenalkan Museum Sepuluh November untuk
menghargai jasa para pahlawan yang berjuang demi memperjuangkan kemerdekaan
negara Republik Indonesia sehingga bias menarik Daya Tarik Pariwisata.
Museum Sepuluh Nopember juga sudah meraih beberapa penghargaan. Sebut
saja Anugerah Wisata Jawa Timur 2014 sebagai Terbaik III Kategori Daya Tarik
Wisata Budaya dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur. Juga, juara II
Surabaya Tourism 3rd Destination Award kategori Communicative Information
dari Pemerintah Kota Surabaya dan Universitas Ciputra.
B. Saran
Pertama, seharusnya saya sebagai para peserta kegiatan kunjungan wisata diberi
pengarahan dan dibimbing pada saat kegiatan kunjungan wisata maupun dalam
penyusunan laporan. edua, sebaiknya dalam pembuatan buku panduan wisata, dalam
isinya disertakan gambaran atau cerita singkat tentang tempat - tempat wisata yang akan
dikunjungi
DAFTAR PUSAKA
https://pengajar.co.id/pengertian-pariwisata/#forward
http://belajaritutiadaakhir.blogspot.com/2011/08/museum-di-indonesia.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai