Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN
“KEBUDAYAAN INDONESIA ZAMAN PENGARUH BARAT”

DOSEN PENGAMPU:

Isrina siregar, S.Pd.M.Pd.

NAMA KELOMPOK 5:
Muhammad Rafli (A1A219030)
Arya Syahputra (A1A219024)
Zumi diah Andika (A1A219020)
Vivi Febrianti (A1A219024)
Risma Kirana (A1A219070)
Diah Ayu Puspita sari (A1A219072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, karena telah melimpahkan
rahmat dan karunianya berupa kesempatan dan pengetahuan hingga Makalah ini
dapat selesai dengan baik dan sesuai dengan yang di harapkan. Tak lupa pula
penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Ibu Isrina
Siregar, S.Pd,M.Pd, selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan
dan kepada teman-teman dari kelompok 5 dan seluruh pihak yang telah
berkontribusi, sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Tujuan dari Makalah ini yang berjudul “Kebudayaan indonesia zaman
Pengaruh Barat”,ini selain dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sejarah
Kebudayaan”, tetapi juga di harapkan dapat digunakan sebagai penambah
pengetahuan pada penulis khususnya dan bagi pembacanya pada umumnya.
Terlepas dari tujuan itu, penulis menyadari dengan masih kurangnya pengalaman
dalam menulis tentunya akan masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
pembuatan makalah ini dan masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan
hanya milik Allah Swt, Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangatlah di
nantikan.

Jambi, 20 November 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHALUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 5
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
A. Proses Masuknya Bangsa Barat di Indonesia............................................................. 6
B. Pengaruh Kebudayaan Bangsa Barat di Indonesia ..................................................... 9
C. Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Bangsa Barat di Indonesia ......................... 11
a. Peninggalan Kebudayaan Bangsa Belanda Dindonesia ........................................ 11
BAB III ............................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHALUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman
dan keunikannya. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
kebudayaan yang majemuk pul dan sangat kaya ragamnya. Indonesia sendiri
terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-
masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap
budaya tersebut terdapat nilainilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat
ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia
malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa.
Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses
pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur
di dalamnya. Dilihat dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang
amatlah pesat karena penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-
penemuan baru di dunia teknologi misalnya yang di dominasikan oleh negara-
negara barat, membuat kita takjub sehingga kita hanya dapat menggelengkan
kepala serta dapat menikmati dan memakainya sebagai bangsa Indonesia.
Selain penemuan-penemuan baru tersebut yang telah membudaya ada juga
fenomena lain di era globalisasi yang terjadi di Indonesia khususnya di
kalangan remaja, di mana para remaja cenderung meniru kebudayaan barat.
Salah satu contohnya adalah kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita
saksikan baik di media elektronik, cetak maupun secara langsung seperti cara
berpakaian dan mode yang telah menjadi budaya masyarakat kita khusus
kalangan remaja. Pengaruh ini dapat merambat lebih cepat ke golongan bawah
akibat artis-artis di jagad hiburan yang memiliki tingkat moderenisasi yang
lebih tinggi. Dari perilaku dan gayanya itulah di lihat sebagai contoh dan layak
di tiru karena di anggap lebih maju dan modern.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Masuknya Bangsa Barat ke Indonesia?
2. Bagaimana Pengaruh Kebudayaan Bangsa Barat Ke Indonesia?
3. Apa saja Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Bangsa Barat di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Proses Masuknya Bangsa Barat ke Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Kebudayaan Bangsa Barat Ke Indonesia.
3. Untuk mengetahui Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Bangsa Barat di
Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Masuknya Bangsa Barat di Indonesia


1. Bangsa Portugis
Tujuan pelayaran dan kedatangan Portugis ke Nusantara erat kaitannya
dengan semboyan 3 G yang terkenal. Meskipun semboyan tersebut tidak
pernah ada dalam literature-literatur sejarah yang bisa di
pertanggungjawabkan. Namun, istilah ini hanya buatan sebagian orang
penekun sejarah. Seperti yang diungkapkan oleh Ricklefs “Atas dorongan
pangeran Henry, dan para pelindung lainnya, para pelaut serta petualang
Portugis memulai pencarian panjang mereka menyusuri pantai barat Afrika
untuk menemukan emas, memenangi pertempuran, dan meraih jalan
mengepung lawan yang beragama Islam.

Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantor dagangnya di Gowa pada


tahun1509. Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d’Albuquerque Portugis
berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d’Abreu tahun
1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate
yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil
mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-
rempah. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di
Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan
tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius. Portugis ini tidak hanya
memusatkan kegiatannya di Indonesia bagian timur (Maluku), tetapi juga ke
Indonesia bagian barat (Pajajaran). Pada tahun 1522 Portugis datang ke
Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme dan disambut baik oleh Pajajaran
dengan maksud agar Portugis mau membantu dalam menghadapi ekspansi
Demak. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku,
Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya
yang terkenal ialah Franciscus Xaverius. Portugis ini tidak hanya memusatkan
kegiatannya di Indonesia bagian timur (Maluku), tetapi juga ke Indonesia
bagian barat (Pajajaran).

6
2. Bangsa Spanyol
Kedatangan bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti
oleh bangsa Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan
Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu.
Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu
Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Persekutuan dengan Cebu ini harus
dibayar mahal Spanyol sebab dalam peperangan ini Magelhaen terbunuh.
Dengan meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Spanyol di bawah
pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan usahanya untuk menemukan daerah
asal rempah-rempah. Dengan melewati Kepulauan Cagayan dan Mindanao
akhirnya sampai di Maluku (1521). Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima
baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis,
Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan
pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara
Portugis dan Spanyol.

3. Bangsa Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-
rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di
bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil
rempahrempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan
putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara
dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam
pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –
Tanjung Harapan– Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten
berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad(1580–1605) Kedatangan
rombongan Cornelisde Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat
Banten dan juga diizinkan untuk berdagang diBanten. Namun, karenanya sikap
yangkurangbaiksehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten.

7
Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya
sampai di Bali Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan
Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di
Banten pada bulanNovember 1598. Sementara itu hubungan Banten dengan
Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima
dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil
hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan
muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim keNegeri Belanda, sedangkan lima
buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku.
Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah,
mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia.
Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus
menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat
yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan
dagang yang mengurusi perdagangan diHindia Timur. Pada tahun 1602 secara
resmiterbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau
Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang
pertama di Ambon (1602) di kepalai oleh Francois Wittert. Tujuan dibentuknya
VOC adalah sebagai berikut:
a. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang
Belanda. b. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan,
baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
c. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.

4. Bangsa Inggris
Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan
Maluku, perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat
Lisabon berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa
Barat. Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam
perdagangan rempah- rempah karena Inggris mendapatkan rempah-rempah

8
secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian
diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara.
Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari
Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan
rempah- rempah dari pasar Lisabon. Oleh karena itu, Inggris kemudian
berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah. Banyak anggota
masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang
justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan
daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk
mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke India. Para pelaut
dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600.
Inggris justru memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk
kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC). Dari India inilah
para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk
meramaikan perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, pada abad ke 18,
sudah banyak para pedagang- pedagang Inggris yang berdagang sampai ke
Indonesia, bahkan sejak Belanda masih berkuasa di Indonesia dengan
sekutunya Perancis. Inggris bahkan sempat mengancam monopoli perdagangan
yang dilakukan Belanda dengan perusahaan dagangnya, yaitu VOC.
Pada tahun 1602, pemerintah Inggris mengirim utusannya ke Banten guna
mengadakan hubungan bilateral antara pedagang Inggris dengan Banten. Hasil
dari pertemuan ini adalah diberikannya izin oleh Sultan Banten untuk Inggris
mendirikan kantor dagang di Banten. Selain di Banten, Inggris juga
membangun kantor dagang di Jayakarta. Hingga abad ke 16, Inggris telah
mendirikan banyak kantor dagang di daerah Indonesia, seperti Gowa,
Makassar, dan Aceh. Tetapi dengan sikapnya yang sombong dan otoriter,
masyarakat Indonesia tidak menyukai pedagang-pedagang Inggris.

B. Pengaruh Kebudayaan Bangsa Barat di Indonesia


Indonesia telah berakulturasi dengan berbagai kebudayaan dalam waktu
yang lama. Letak strategis Indonesia yang berada pasa jalur 2 pusat
perdagangan internasional pada masa lampau, India dan Cina, memberi

9
pengaruh besar kebudayaan pribumi. Dengan terjadinya pencampuran antara
dua budaya tersebut maka mengembangkan kebudayaan asli setempat. Selain
dari pengaruh budaya asing pada masa lampau, perkembangan pesat era
globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi budaya terutatama
pengaruh budaya Barat. Dengan kemajuan teknologi modern mempercepat
akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke tigkat
dasar kehidupan manusia di Indonesia. Pengaruh interaksi dengan budaya
Barat mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia. Pertumbuhan penduduk
yang semakin meningkat di negara ini, di tambah dengan masalah persediaan
bahan pangan, bahan energi, dan bahan industri strategis yang kian langka,
serta kesenjangan penguasaan teknologi semakin lebar berisiko pada
pergeseran perbedaan dan kepentingan di masyarakat.
Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu
menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan
menjadi cermin moderen. Hal ini jelas mengikis perilaku dan tindakan
seseorang. Hembusan pengaruh Barat, di anggap sebagai ciri khas kemajuan
dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan
kebutuhan situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis
budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan terjadi kebudayaan
masyarakat nusantara. Dari sinilah juga nilai tradisional secara perlahan
mengalami kepunahan karena tidak mampu bersaing dengan budaya moden
dalam bentuk pergaulan masyarakat.
Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia sebenarnya memiliki dampak
positif dan negatif bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif misalnya,
kreatifitas, inovasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup
disiplin dan profesionalitas dalan lain-lain. Nasmun dalam karya tulis lebih
fokus pada dampak negatif kebudayaan asing terhadap kebudayaan Indonesia
khususnya di kalangan remaja.
Dampak negatifnya kebudayaan asing atau barat terhadap masyarakat
Indonesia khususnya kalangan remaja sudah sampai tahap memprihatinkan
karena ada kecenderungan para remaja sudah melupakan kebudayaan

10
bangsanya sendiri. Budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian
misalnya.

C. Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Bangsa Barat di Indonesia

a. Peninggalan Kebudayaan Bangsa Belanda Dindonesia


1. Sistem Pendidikan
Salah satu pengaruh peradaban Belanda atas struktur budaya Indonesia
adalah pendidikan. Sistem pendidikan Belanda bersaing dengan sistem
pendidikan lokal Indonesia yang umumnya berupa pecantrikan dan mandala.
Juga, sekolah-sekolah Belanda mulai menyaingi pesantren, lembaga
pendidikan yang banyak dipengaruhi Islam.
Sekolah, sebagai basis proses pendidikan formal Indonesia saat ini,
merupakan wujud nyata membekasnya pengaruh Belanda. Peserta didik
dibagi ke dalam lokal-lokal menurut rombongan belajar, di setiap kelas
peserta didik duduk dalam beberapa banjar menghadap ke depan, dan guru
berdiri di muka kelas selaku narasumber utama belajar. Ini serupa dengan
struktur kelas di dalam gereja sejak masa skolastik Eropa. Namun, sistem
persekolahan Belanda awalnya bersifat segregatif. Ada sekolah khusus
Belanda dan Eropa seperti Europesche Lagere School (ELS), untuk Tionghoa
semisal Hollands Chinese School, ataupun Indlansche School untuk pribumi.
Ciri umum sistem pendidikan Belanda adalah pembagian jenjang
pendidikan berdasarkan tahun. Misalnya suatu jenjang pendidikan dasar
ditempuh selama lima atau enam tahun dan lanjutannya selama tiga tahun.
Selain itu, terdapat prasyarat usia sebelum seorang peserta didik dimasukkan
ke jenjang pendidikan tertentu.
Sistem pendidikan barat di Indonesia lebih serius digarap Belanda sejak
abad ke-18 dan semakin tegas tatkala Politik Etis diberlakukan tahun 1911
lewat tokoh liberalnya, Van Deventer. Sebelum Politik Etis, tujuan
pembentukan sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekadar untuk
menyediakan tenaga ahli yang murah untuk mengerjakan administrasi
kolonial. Ini guna mengantisipasi meluasnya wilayah kekuasaan Belanda.

11
Luasnya wilayah kelola tentu diiringi kerumitan serupa dalam tata
administrasinya.

2). Rumah Tinggal


Peninggalan budaya Belanda lain adalah rumah tinggal. Seperti diketahui,
orang-orang Belanda kebanyakan tinggal di sentra-sentra kegiatan ekonomi di
mana tanah dan material bangunannya cukup mahal. Selain orang biasa,
konstruksi bangunan Belanda juga banyak dipakai oleh keluarga-keluarga
priyayi Indonesia. Misalnya raja-raja Indonesia seperti di Banten dan
Yogyakarta membangun rumah kediaman mereka serupa dengan konstruksi
rumah-rumah Belanda.
Bangunan Belanda kerap disebut puri Belanda, yang juga berfungsi sebagai
basis pertahahan terakhir tatkala terjadi perang. Umumnya, gedung
perkantoran Belanda di Indonesia dibangun bergaya Yunani-Romawi Kuno.
Cirinya adalah bangunannya besar-besar, pilar besar dan tinggi di bagian
depan, hiasan doria dan ionia dari Yunani.

B. Peninggalan Kebudayaan Bangsa Portugis di Indonesia


1). Kesenian
Victor Ganap menyatakan musik keroncong berasal dari musik Portugis
abad ke-16 yang disebut fado, berasal dari istilah Latin yang berarti nasib.
Musik ini tadinya populer di lingkungan perkotaan Portugis (sekarang
Portugal). Fado sendiri awalnya adalah nyanyian (mornas) yang dibawa para
budak negro dari Cape Verde, Afrika Barat ke Portugis sejak abad ke-15.
Lambat-laun, fado berkembang menjadi lagu perkotaan dan pengiring tari-
tarian. Tarian yang diiringi fado dipengaruhi budaya Islam yang dibawa
bangsa Moor asal Afrika Utara saat menaklukan Selat Gibraltar di bawah
pimpinan panglima Tariq ibn Ziyad pada abad ke-7 Masehi. Setelah
dipengaruhi Islam, tarian tersebut dinamakan moresco. Moresco adalah tarian
hiburan para elit Portugis yang biasanya dibawakan penari bangsa Moor.

12
Ketika masuk Indonesia, alat musik tersebut digunakan untuk
menyanyikan lagu pengiring tarian moresco. Karena suara yang dikeluarkan
berbunyi crong-crong sehingga oleh orang Indonesia musik pengiring tarian
tersebut kemudian dinamakan Keroncong. Musik Keroncong tetap hidup,
dimainkan, dan memiliki penggemarnya di Indonesia hingga masa kini.
Bahkan televisi nasional Indonesia (TVRI) menyiarkan acara khusus musik
keroncong ini minimal satu kali dalam seminggunya. Ini belum termasuk
radio-radio siaran swasta nasional yang membawakannya.

2). Bahasa
Beberapa kosa kata Indonesia diambil dari bahasa Portugis. Kosa kata ini
misalnya biola (viola), meja (mesa), mentega (manteiga), pesiar (passear),
pigura (figura), pita (fita), sepatu (sapato), serdadu (soldado), cerutu
(charuto), tolol (tolo), jendela (janela), algojo (algoz), bangku (banco), bantal
(avental), bendera (bandeira), bolu (balo), boneka (boneca), armada, bola,
pena, roda, ronda, sisa, tenda, tinta, dan masih banyak lagi.

13
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pengaruh


budaya barat Belanda, Portugis, Spanyol, Serta Inggris atas kebudayaan Indonesia
tidak dapat dihindari. Pengaruh barat terutama dari Portugis dan Belanda sudah
bahkan sudah berlangsung sejak abad ke-16. Saat itu Indonesia, sebagai sebuah
negara 'resmi' belumlah lagi berdiri. Indonesia saat itu masih dalam bentuk 'proto'
yaitu kerajaan-kerajaan di zaman perdagangan nusantara.

14
DAFTAR PUSTAKA
Vlekke, H.m. Bernard. 2010. Nusantara Sejarah Indonesia, Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia.
Setiawan, iwan. 2017. Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia. https://kangone.
blogspot.co.id/ 2017/08/materi-5a-masuknya-bangsa-eropa-ke.html
Haryono rinardi. 2020. Perspektif Sosial budaya dalam perkembangan Sejarah
Kebangsaan Nasional. Vol.3, No. 2, Juni 2020.

15

Anda mungkin juga menyukai