SEJARAH KEBUDAYAAN
“KEBUDAYAAN INDONESIA ZAMAN PENGARUH BARAT”
DOSEN PENGAMPU:
NAMA KELOMPOK 5:
Muhammad Rafli (A1A219030)
Arya Syahputra (A1A219024)
Zumi diah Andika (A1A219020)
Vivi Febrianti (A1A219024)
Risma Kirana (A1A219070)
Diah Ayu Puspita sari (A1A219072)
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman
dan keunikannya. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
kebudayaan yang majemuk pul dan sangat kaya ragamnya. Indonesia sendiri
terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-
masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap
budaya tersebut terdapat nilainilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat
ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia
malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa.
Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses
pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur
di dalamnya. Dilihat dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang
amatlah pesat karena penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-
penemuan baru di dunia teknologi misalnya yang di dominasikan oleh negara-
negara barat, membuat kita takjub sehingga kita hanya dapat menggelengkan
kepala serta dapat menikmati dan memakainya sebagai bangsa Indonesia.
Selain penemuan-penemuan baru tersebut yang telah membudaya ada juga
fenomena lain di era globalisasi yang terjadi di Indonesia khususnya di
kalangan remaja, di mana para remaja cenderung meniru kebudayaan barat.
Salah satu contohnya adalah kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita
saksikan baik di media elektronik, cetak maupun secara langsung seperti cara
berpakaian dan mode yang telah menjadi budaya masyarakat kita khusus
kalangan remaja. Pengaruh ini dapat merambat lebih cepat ke golongan bawah
akibat artis-artis di jagad hiburan yang memiliki tingkat moderenisasi yang
lebih tinggi. Dari perilaku dan gayanya itulah di lihat sebagai contoh dan layak
di tiru karena di anggap lebih maju dan modern.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Masuknya Bangsa Barat ke Indonesia?
2. Bagaimana Pengaruh Kebudayaan Bangsa Barat Ke Indonesia?
3. Apa saja Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Bangsa Barat di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Proses Masuknya Bangsa Barat ke Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Kebudayaan Bangsa Barat Ke Indonesia.
3. Untuk mengetahui Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Bangsa Barat di
Indonesia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2. Bangsa Spanyol
Kedatangan bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti
oleh bangsa Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan
Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu.
Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu
Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Persekutuan dengan Cebu ini harus
dibayar mahal Spanyol sebab dalam peperangan ini Magelhaen terbunuh.
Dengan meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Spanyol di bawah
pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan usahanya untuk menemukan daerah
asal rempah-rempah. Dengan melewati Kepulauan Cagayan dan Mindanao
akhirnya sampai di Maluku (1521). Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima
baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis,
Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan
pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara
Portugis dan Spanyol.
3. Bangsa Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-
rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di
bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil
rempahrempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan
putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara
dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam
pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –
Tanjung Harapan– Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten
berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad(1580–1605) Kedatangan
rombongan Cornelisde Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat
Banten dan juga diizinkan untuk berdagang diBanten. Namun, karenanya sikap
yangkurangbaiksehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten.
7
Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya
sampai di Bali Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan
Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di
Banten pada bulanNovember 1598. Sementara itu hubungan Banten dengan
Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima
dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil
hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan
muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim keNegeri Belanda, sedangkan lima
buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku.
Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah,
mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia.
Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus
menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat
yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan
dagang yang mengurusi perdagangan diHindia Timur. Pada tahun 1602 secara
resmiterbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau
Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang
pertama di Ambon (1602) di kepalai oleh Francois Wittert. Tujuan dibentuknya
VOC adalah sebagai berikut:
a. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang
Belanda. b. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan,
baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
c. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
4. Bangsa Inggris
Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan
Maluku, perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat
Lisabon berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa
Barat. Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam
perdagangan rempah- rempah karena Inggris mendapatkan rempah-rempah
8
secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian
diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara.
Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari
Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan
rempah- rempah dari pasar Lisabon. Oleh karena itu, Inggris kemudian
berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah. Banyak anggota
masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang
justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan
daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk
mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke India. Para pelaut
dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600.
Inggris justru memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk
kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC). Dari India inilah
para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk
meramaikan perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, pada abad ke 18,
sudah banyak para pedagang- pedagang Inggris yang berdagang sampai ke
Indonesia, bahkan sejak Belanda masih berkuasa di Indonesia dengan
sekutunya Perancis. Inggris bahkan sempat mengancam monopoli perdagangan
yang dilakukan Belanda dengan perusahaan dagangnya, yaitu VOC.
Pada tahun 1602, pemerintah Inggris mengirim utusannya ke Banten guna
mengadakan hubungan bilateral antara pedagang Inggris dengan Banten. Hasil
dari pertemuan ini adalah diberikannya izin oleh Sultan Banten untuk Inggris
mendirikan kantor dagang di Banten. Selain di Banten, Inggris juga
membangun kantor dagang di Jayakarta. Hingga abad ke 16, Inggris telah
mendirikan banyak kantor dagang di daerah Indonesia, seperti Gowa,
Makassar, dan Aceh. Tetapi dengan sikapnya yang sombong dan otoriter,
masyarakat Indonesia tidak menyukai pedagang-pedagang Inggris.
9
pengaruh besar kebudayaan pribumi. Dengan terjadinya pencampuran antara
dua budaya tersebut maka mengembangkan kebudayaan asli setempat. Selain
dari pengaruh budaya asing pada masa lampau, perkembangan pesat era
globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi budaya terutatama
pengaruh budaya Barat. Dengan kemajuan teknologi modern mempercepat
akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke tigkat
dasar kehidupan manusia di Indonesia. Pengaruh interaksi dengan budaya
Barat mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia. Pertumbuhan penduduk
yang semakin meningkat di negara ini, di tambah dengan masalah persediaan
bahan pangan, bahan energi, dan bahan industri strategis yang kian langka,
serta kesenjangan penguasaan teknologi semakin lebar berisiko pada
pergeseran perbedaan dan kepentingan di masyarakat.
Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu
menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan
menjadi cermin moderen. Hal ini jelas mengikis perilaku dan tindakan
seseorang. Hembusan pengaruh Barat, di anggap sebagai ciri khas kemajuan
dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan
kebutuhan situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis
budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan terjadi kebudayaan
masyarakat nusantara. Dari sinilah juga nilai tradisional secara perlahan
mengalami kepunahan karena tidak mampu bersaing dengan budaya moden
dalam bentuk pergaulan masyarakat.
Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia sebenarnya memiliki dampak
positif dan negatif bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif misalnya,
kreatifitas, inovasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup
disiplin dan profesionalitas dalan lain-lain. Nasmun dalam karya tulis lebih
fokus pada dampak negatif kebudayaan asing terhadap kebudayaan Indonesia
khususnya di kalangan remaja.
Dampak negatifnya kebudayaan asing atau barat terhadap masyarakat
Indonesia khususnya kalangan remaja sudah sampai tahap memprihatinkan
karena ada kecenderungan para remaja sudah melupakan kebudayaan
10
bangsanya sendiri. Budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian
misalnya.
11
Luasnya wilayah kelola tentu diiringi kerumitan serupa dalam tata
administrasinya.
12
Ketika masuk Indonesia, alat musik tersebut digunakan untuk
menyanyikan lagu pengiring tarian moresco. Karena suara yang dikeluarkan
berbunyi crong-crong sehingga oleh orang Indonesia musik pengiring tarian
tersebut kemudian dinamakan Keroncong. Musik Keroncong tetap hidup,
dimainkan, dan memiliki penggemarnya di Indonesia hingga masa kini.
Bahkan televisi nasional Indonesia (TVRI) menyiarkan acara khusus musik
keroncong ini minimal satu kali dalam seminggunya. Ini belum termasuk
radio-radio siaran swasta nasional yang membawakannya.
2). Bahasa
Beberapa kosa kata Indonesia diambil dari bahasa Portugis. Kosa kata ini
misalnya biola (viola), meja (mesa), mentega (manteiga), pesiar (passear),
pigura (figura), pita (fita), sepatu (sapato), serdadu (soldado), cerutu
(charuto), tolol (tolo), jendela (janela), algojo (algoz), bangku (banco), bantal
(avental), bendera (bandeira), bolu (balo), boneka (boneca), armada, bola,
pena, roda, ronda, sisa, tenda, tinta, dan masih banyak lagi.
13
BAB III
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
Vlekke, H.m. Bernard. 2010. Nusantara Sejarah Indonesia, Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia.
Setiawan, iwan. 2017. Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia. https://kangone.
blogspot.co.id/ 2017/08/materi-5a-masuknya-bangsa-eropa-ke.html
Haryono rinardi. 2020. Perspektif Sosial budaya dalam perkembangan Sejarah
Kebangsaan Nasional. Vol.3, No. 2, Juni 2020.
15