Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA,KRONOLOGIS


SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DASAR FILSAFAT
NEGARA,PEMBUKAAN DAN PASAL-PASAL UUD 1945
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah PPKN

Dosen Pengampu : Dr.Andi Nurlaela,M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 5 :


Fina Rahma Indira 1221030068
Galuh Fajar Pratama 1221030069
Gina Raudhatul Jannah 1221030071

JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR 1B


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, ssehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah PPKN, dengan judul:

“SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA,KRONOLOGIS


SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DASAR FILSAFAT
NEGARA,PEMBUKAAN DAN PASAL-PASAL UUD 1945”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Andi Nurlaela,M.Pd selaku

dosen pengampu Mata Kuliah PPKN. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah

ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan

yang kami miliki. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat

bagi pembaca dan bagi kami para penulis makalah ini.

Penyusun,

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................ii


DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
Latar Belakang..............................................................................................1
Rumusan Masalah.........................................................................................2
Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
A.Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.................................................3
1.Pemerintahan Portugis................................................................................. 3
2.Pemerintahan Spanyol................................................................................. 4
3.Pemerintahan Belanda................................................................................. 4
4.Pemerintahan Perancis................................................................................ 5
5.Pemerintahan Inggris...................................................................................6

6.Pemerintahan Jepang................................................................................... 6
B.Kronologis Sejarah Perumusan Pancasila Dasar Filsafat Negara.....7
a) Filsafat Pancasila..............................................................................7
b) Dasar Historis Filsafat Pancasila......................................................9
C.Pembukaan UUD 1945 dan Pasal-Pasal UUD 1945............................19
1. Sejarah Singkat Perumusan UUD 1945............................................19
2. Struktur UUD 1945...........................................................................20
BAB III PENUTUP....................................................................................32
Kesimpulan .................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi dan
tercantum dalam pembukaan UUD 1945yang di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18
agustus 1945.

Pancasila adalah Pandangan Hidup Bangsa tidaklah lahir secara tiba-tiba, namun telah lama
ada di Indonesia, dan melalui refleksi pemikiran yang cerdas dan perenungan mendalam
serta adu argumentasi bijaksana oleh para pendiri bangsa dan negara Indonesia, dilahirkan
Pancasila sebagai Dasar Negara, acuan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam perjalanan sejarah Pancasila menghadapi berbagai cobaan termasuk ingin mencabut
Pancasila pada diri bangsa. Bahkan terjadi multitafsir terhadap Pancasila sehingga
penyimpangan dalam pelaksanaannya, pemahaman yang mendalam terhadap Pancasila
amat dibutuhkan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak mengalami penyimpangan-
penyimpangan. Pengkajian terhadap Pancasila secara kontekstual dan situasional sesuai
dengan jaman yang sedang mengitari kehidupan bangsa Indonesia, perlu dilakukan melalui
pendekatan ilmiah sehingga generasi muda, khususnya mahasiswa dapat menjadikan
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pemahaman yang mendalam terhadap Pancasila diharapkan multitafsir dan
penyimpangan dalam melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat dihindari.
B. Rumusan Masalah
1) Mengapa beberapa bangsa eropa seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis,
Inggris dan Jepang menjajah Bangsa Indonesia ?
2) Apa yang dimaksud dengan Filsafat secara Etimologis ?
3) Apa yang dimaksud dengan Filsafat secara Harfiah ?
4) Bagaimana dasar historis Filsafat Pancasila ?
5) Bagaimana sejarah singkat perumusan UUD 1945 ?
6) Bagaimana Struktur UUD 1945 ?
C. Tujuan Masalah
1) Mengetahui Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
2) Mengetahui Sejarah Perumusan Pancasila Dasar Filsafat Negara
3) Mengetahui Sejarah Perumusan Pembukaan UUD 1945 beserta struktur-
struktur UUD 1945

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia


1. Pemerintahan Portugis
Jatuhnya konstantinopel ke tangan bangsa Turki pada tahun 1453
menyebabkan terputusnya jalur perdagangan antara Asia dengan Eropa. Hal ini
menyebabkan bangsa Eropa kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah.
Oleh karena itu, bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba untuk mencari daerah
penghasil rempah-rempah. Maka dimulailah zaman pelayaran bangsa-bangsa
Eropa ke daerah Timur.
Bangsa Eropa yang pertama kali tiba di Indonesia adalah bangsa Portugis.
Pada tahun 1512 di bawah pimpinan d’Abreau tiba di Ternate dan Portugis
berhasil menguasai perdagangan di Maluku.
Portugis berusaha menanamkan kekuasaannya di daerah Maluku supaya dapat
memonopoli perdagangan rempah-rempah. Namun, tindakan bangsa Portugis
yang sewenang-wenang dan kejam mengakibatkan terjadinya perlawanan dari
masyarakat Maluku.
Perlawanan masyarakat Maluku semakin memuncak setelah bangsa
Portugis membunuh Sultan Hairun dari kerajaan Ternate. Sultan Baabullah
menjadi pemimpin perlawanan ini dan ia adalah putra dari Sultan Hairun.
Perlawanan ini mengakibatkan kekalahan Portugis sehingga mereka terusir
dari Maluku pada 1575

2
2. Pemerintahan Spanyol

Sementara Spanyol baru tiba di Maluku pada tahun 1521 dengan tujuan yang
sama dengan Portugis yaitu menjelajah dan menguasai perdagangan rempah-
rempah di Maluku. Oleh karena itu,kedatangan spanyol mengakibatkan
terjadi nya persaingan dan perselisihan dengan Portugis.Kehadiran spanyol
membuat Portugis merasa terganggu dalam memonopoli perdagangan
rempah-rempah di Maluku. Portugis dan Spanyol didukung oleh kerajaan
besar saat itu. Portugis didukung Ternate, sedangkan Spanyol didukung oleh
Tidore.

Benteng Spanyol yang berada di Tidore berhasil direbut Portugis. Portugis


memiliki posisi yang kuat di Maluku saat itu. Dengan Perjanjian Saragosa,
Portugis dan Spanyol sepakat untuk mengakhiri perselisihan. Spanyol lalu
meninggalkan Maluku dan mencari tanah jajahan baru. Adapun Portugis terus
menancapkan kekuasaannya di Maluku.

3. Pemerintahan Belanda (VOC)

Tujuan awal kedatangan bangsa belanda ke indonesia adalah untuk


berdagang dan mencari keuntungan dari berdagang rempah rempah. Sejak
lisabon dikuasai oleh spanyol, belanda tidak dapat lagi membeli dan
menyalurkan rempah rempah ke negri nya ataupun ke negara eropa lainnya.
Hal itu disebabkan belanda bermusuhan dengan spanyol yang telah berhasil
menguasai portugis. Oleh sebab itu, para pedagang belanda berusaha
mencari sendiri daerah penghasil rempah rempah ke timur. Pada tanggal 22
juni 1596, mereka sampai dipelabuhan banten di bawah pimpinan cornelis
de houtman.

3
Pelayaran yang kedua di pimpin oleh jacob van neck yang tiba di pelabuhan
banten pada tahun 1598.sikap bangsa belanda tidak lagi kasar dan sombong
sehingga mereka diterima dengan baik oleh kerajaan banten. Perjalanan di
lanjutkan kembali menutu tuban dan maluku. Di tempat itu pun mereka
diterima dengan baik oleh raja dan masyarakat setempat.

Keberhasilan mereka membawa rempah rempah dari kepulauan indonesia


mendorong kapal kapal dagang belanda lainnya datang ke indonesia. Maka
terjadilah persaingan dagang antara pedagang belanda dan pedagang eropa
lainnya di indonesia. Selanjutnya, untuk menguasai perdagangan dan
memenangkan persaingan dengan orang orang eropa para pedagang belanda
mendirikan serikat dagang yang disebut VOC pada tahun 1602.

4. Pemerintahan perancis
Saat VOC Belanda mengalami krisis,Prancis datang dan menjadi salah
satu negara yang pernah menjajah indonesia. pada tahun 1808 mengangkat
Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Tugas
utama Daendels adalah mempertahankan Indonesia. Daendels membangun
jalan raya dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya lebihkurang 1.100
km, dan membangun pangkalan armada di Ujungkulon. Agar pembangunan
berjalan cepat dan murah, Daendels menerapkan rodi atau sistem kerja
paksa. Rakyat dipaksa bekerja keras tanpa istirahat dan makanan yang
cukup, serta tanpa upah.

5. Pemerintahan inggris

Perhatian Inggris atas Indonesia sebenarnya sudah dimulai ketika pada


tahun 1579 penjelajah Francis Drake singgah di Ternate, Maluku. . Untuk
mengadakan hubungan dagang dengan kepulauan rempah-rempah di Asia,
4
Inggris membentuk EIC (East Indies Company). Dalam usaha perdagangan
itu Inggris mendapat perlawanan kuat dari Belanda. Belanda tidak segan-
segan menggunakan kekerasan untuk mengusir Inggris dari Indonesia.
Negara Inggris menghapus sistem monopoli perdagangan yang pernah
diterapkan oleh Belanda,pun demikian dengan sistem paksa.

Namun,ketika penataan tersebut belum rampung, Belanda kembali datang


dan mengalahkan inggris.Sehingga pada akhirnya Belanda kembali
menguasai Indonesia.

6. Pemerintahan Jepang

Pada tanggal 14 Februari 1942, Jepang menyerang Indonesia dan segera


menguasai Sumatra Selatan. Kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia
berlatar belakang masalah ekonomi, yaitu mencari daerah-daerah sebagai
penghasil bahan mentah dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan
industrinya dan mencari tempat pemasaran untuk hasil-hasil industrinya.
Sehingga aktivitas perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang
sepenuhnya dipegang oleh pemerintah Jepang.

Pada tanggal 8 Maret 1942, Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer


(Gubernur Jenderal Belanda), Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima tentara
Hindia Belanda), serta pejabat tinggi militer dan seorang penerjemah pergi
ke Kalijati. Dari pihak Jepang hadir Letnan Jenderal Imamura. Dalam
pertemuan itu, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Dengan
demikian, secara resmi masa penjajahan Belanda di Indonesia berakhir dan
Bangsa Jepang berkuasa di Indonesia.

Rakyat percaya bahwa Jepang datang untuk memerdekakan, dan Jepang


makin disenangi karena segera mengizinkan dikibarkannya bendera nasional

5
Indonesia merah putih, dan dikumandangkannya lagu kebangsaan Indonesia
raya, dua hal penting yang dulu dilarang oleh Belanda.

Dalam waktu beberapa bulan saja, Jepang mulai menyadari bahwa mereka
tidak lagi mendapat dukungan dari massa maupun mayoritas orang
Indonesia terpelajar. Suatu rasa tidak senang terhadap Jepang terus tumbuh
di kalangan rakyat mulai nyata dan ditunjukkan dengan mendadakan
pemberontakan sebelum tahun 1942 berakhir. Jepang mulai khawatir pada
permusuhan yang jelas serta perlawananan yang kadang oleh pelajar sekolah
dan mamhasiswa. Mereka mulai memahami bahwa pergerakan kebangsaan
Indonesia adalah suatu kekuatan yang nyata dan kuat.

Penjajahan oleh negara Jepang terasa lebih kejam karena Jepang bisa
mencuri perhatian dan kepercayaan rakyat Indonesia. Padahal penjajahan
oleh negara Jepang menimbulkan banyak kerugian bagi bangsa Indonesia
dibandingkan keuntungannya. Namun pada akhirnya bangsa Indonesia dapat
memproklamasikan kemerdekaannya.

B. KRONOLOGIS SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DASAR


FILSAFAT NEGARA

Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara


resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik
Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Namun sebelum itu mari kita mengenal apa itu filsafat dan sejarah awal
terbentuknya nilai-nilai Pancasila hingga disahkannya Pancasila sebagai
dasar filsafat negara.

A. Filsafat Pancasila

6
1. Pengertian Filsafat

Istilah filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, dari kata
philein yang berarti cinta, atau philos berarti sahabat, dan sophos yang
artinya hikmah, atau sophia berarti pengetahuan yang bijaksanaan. Secara
harfiah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan, cinta artinya hasrat
yang besar terhadap sesuatu. Dengan demikian filsafat dapat diartikan
sebagai hasrat atau keingintahuan yang sungguh-sungguh akan sesuatu
kebenaran yang sesungguhnya. Dalam keterkaitannya dengan ilmu, filsafat
dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Menurut Sutriono dan Rita
Hanafie (2007) yang merangkum pengertian filsafat sebagai berikut:
a. Filsafat hasil pemikiran manusia yang kritis dan dinyatakan dalam bentuk
yang sistematis,
b. Filsafat adalah pemikiran manusia yang paling dalam,
c. Filsafat adalah refleksi lebih lanjut dari pada ilmu pengetahuan atau
pendalaman lebih lanjut ilmu pengetahuan,
d. Filsafat adalah hasil analisis dan abstraksi,
e. Filsafat adalah hasil perenungan jiwa manusia yang mendalam, mendasar,
dan menyeluruh.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan


orang mampu untuk menangani pertanyaan-pertanyaan mendasar manusia
yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu spesial. Jadi
berfilsafat membantu untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan asasi
manusia tentang makna realitas (filsafat teoretis) dan lingkup tanggung
jawabnya (filsafat praktis). Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur:
secara sistematis dan secara historis.

7
Dalam hal perumusan Pancasila, Soekarno mengusulkan bahwa Pancasila
adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia
atau ‘philosofhische grondslag’ juga pandangan dunia yang setingkat
dengan aliran-aliran besar dunia atau sebagai ‘weltanschauung’ dan di atas
dasar itulah kita dirikan negara Indonesia.

Sangat menarik untuk dikaji bahwa Soekarno dalam mengusulkan dasar


negara tersebut selain secara lisan juga dalam uraiannya juga
membandingkan dasar filsafat negara ‘Pancasila’ dengan ideologi-ideologi
besar dunia seperti liberalisme, komunisme, chauvinisme, kosmopolitisme,
San min Chu dan ideologi besar dunia lainnya.

Menurut Kahin yang dikutip oleh Suwarno, dalam pidato Soekarno 1


Juni 1945 itu sangat penting, sebab sila-sila yang diusulkan itu merupakan
suatu filsafat sosial-politik yang matang yang sebenarnya juga diyakini oleh
pemimpin-pemimpin nasionalis yang berpengaruh dan oleh pemimpin-
pemimpin Indonesia yang berpengaruh. Menurut Kahin tidak ada rumusan
prinsip dasar negara yang lebih jelas dari pada perumusan Soekarno yang
dapat dijadikan contoh sebagai suatu sintesis dari demokrasi Barat, Islam
modern, Marxis, dan gagasan-gagasan demokrasi dan komunalistik pedesaan
yang asli, yang merupakan dasar umum pemikiran sosial dari sebagian besar
elit politik Indonesia setelah penjajahan.

B. Dasar Historis Filsafat Pancasila

1. Terbentuknya BPUPKI

Tanggal 7 September 1944, perdana mentri jepang Koiso


mengumumkan ke seluruh dunia tentang pemberian kemerdekaan kepada
rakyat indonesia dalam waktu dekat. Keberadaan tentara Jepang terus

8
terdesak oleh tantara Sekutu. Tentara Sekutu sudah menyerang wilayah
pendudukan Jepang seperti Papua Nugini, Kepulauan Marshal, Salamon,
Ambon, Manado, Makassar dan Surabaya. Tanggal 1 Maret 1945 Saiko
Syikikan Kumakici Herada (Panglima tertinggi bala tantara Dai Nippon di
Indonesia) mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakain atau
BPUPKI (Bada Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

2. BPUPKI dan Usulan-Usulan Rumusan Pancasila

Tujuan dibentuknya BPUPKI pada tanggal 29 april 1945 adalah untuk


menyelidiki kesiapan bangsa indonesia dalam menyongsong kemerdekaan
dan membentuk pemerintahan sendiri. Anggota BPUPKI dilantik tanggal 28
Mei 1945 yang di ketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat dan diwakili
oleh dua orang yaitu Raden Panji Suroso (Indonesia) dan Ichibagasae
(Jepang). Sidang pertama BPUPKI diadakan 28 Mei – 1 Juni 1945. Sidang
dibuka dengan sambutan wakil tentara Dai Nippon. Wakil Dai Nippon
memberi nasihat agar BPUPKI mengadakan penyelidikan secara cermat
terhadap dasar-dasar yang akan digunakan sebagai landasan negara
Indonesia Merdeka. Tanggal 29 Mei 1945, dimulai sidang perumusan dasar
Indonesia Merdeka oleh anggota BPUPKI. Anggota BPUPKI
mengemukakan usulan mengenai dasar negara indonesia.

Pidato yang diucapkan anggota BPUPKI tidak diketahui, Karena baru 3


pidato yang ditemukan teksnya secara lengkap. 3 teks pidato itu yang
dikemukakan oleh Supomo, Mohammad Yamin dan Soekarno. Setelah
tampilnya Supomo, Mohammad Yamin dan Soekarno barulah ketua
BPUPKI menghentikan sidang. Dilanjutkan dengan pembentukan Panitia
Kecil yang bertugas untuk merumuskan dasar negara. Ketiga orang sama-
sama mengusulkan lima dasar negara itu adalah:
9
Dasar negara yang diusulkan oleh Mohammad Yamin (29 Mei 1945) :

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

Dasar Negara yang diusulkan oleh Supomo (31 Mei 1945):

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat

Dasar negara yang diusulkan oleh Soekarno (1 Juni 1945):

1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme


2. Peri Kemanusiaan (Internasionalisme)
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Lima dasar pancasila yang dibuat soekarno memiliki julukan Pancasila.


Panca berarti lima, sedangkan sila berarti asas atau dasar. Dokumen sejarah
yang mengungkapkan kata Pancasila pertama kali ditemukan dalam sebuah
buku yang ditulis oleh seorang empiris bernama Sanskrit Sutasoma.Buku itu
ditulis ketika kerajaan Majapahit dibangun sekitar abad ke-14 SM.
Setidaknya sejauh ini tidak ada dokumen sebelumnya dengan istilah itu
ditemukan, dalam buku Sutasoma Pancasila adalah istilah yang merujuk
10
pada batu dengan lima sendi, Istilah ini tidak populer karena hanya
penjelasan nama. Selain itu, buku Sutasoma juga menjelaskan Pancasila
sebagai kata kerja, yaitu penerapan norma-norma moral yang terdiri dari
lima poin, lima poin moral adalah sebagai berikut :

1. Dilarang melakukan tindak kekerasan


2. Dilarang mencuri
3. Dilarang iri dan dengki
4. Jangan berbohong
5. Dilarang meminum minuman yang beralkohol

Padahal, istilah Pancasila dalam Sutasoma hanyalah sebagian kecil dari


diskusi yang lebih umum. Secara umum, buku ini berisi deskripsi kehidupan
orang-orang di bawah kekuasaan Majapahit yang hidup dalam kedamaian,
kedamaian dan kemakmuran. Dalam buku itu, Sutasoma juga menulis istilah
yang menginspirasi persatuan nasional “persatuan dalam keanekaragaman,
Tan Hana Dharma Magrwa”. Acara Sumpah Palapa juga ditulis sebagai
sebuah kisah tentang dinamika historis penyatuan kepulauan Mahapatih
Gajah Mada untuk pertama kalinya.

Pada titik ini kita sudah dapat melihat hubungan historis yang kuat antara
Majapahit dan pembentukan negara modern Indonesia dengan Pancasila
sebagai dasarnya.Dalam perkembangannya, istilah Pancasila sering muncul
dalam pidato kepribadian hebat seperti H.O. S. Cokroaminoto dan Soekarno
dalam otobiografinya, Soekarno mengatakan bahwa ketika dia dibuang ke
Flores, dia bermeditasi di bawah pohon roti dan “terinspirasi” dalam bentuk
lima nilai yang layak untuk ideologi negara jika Indonesia merdeka. Kelima
nilai tersebut dirangkum dalam sebuah istilah yang disebut Pancasila.

11
Namun, literatur sejarah tidak mendukung klaim bahwa soekarno adalah
orang yang menciptakan istilah Pancasila.Tetapi pendapat bahwa soekarno
adalah salah satu orang yang mengekspresikan Pancasila dengan keras tidak
dapat dianggap salah. Namun ada juga pendapat lain yang mengatakan
bahwa kata Pancasila adalah nama pemberian dari ahli Bahasa pada masa itu
yang namanya tidak di sebutkan.

1. Adanya Perbedaan pandangan Antara Golongan Islam dan


Paham Kebangsaan Dalam anggota Panitia Kecil

Ada dua golongan penting yang berbeda pandangan dalam merumuskan


Pancasila sebagai dasar negara. Satu golongan menghendaki agar Islam
menjadi dasar negara. Golongan lain menghendaki paham kebangsaan
sebagai inti dasar negara. Panitia kecil menunjuk sembilan orang perumus
yang selanjutnya dengan Panitia Sembilan.

Anggota Panitia Sembilan adalah :

1. Ki Bagus Hadikusuma
2. Kyai Haji Wakhid Hasyim
3. Muhammad Yamin
4. Ahmad Subarjo, Mr AA. Maramis
5. Abdul Kahar Muzakir
6. Abikusno Cokrosuyoso
7. Moh. Hatta
8. H. Agus Salim
9. Soekarno sebagai Ketua

2. Lahirnya Piagam Jakarta

12
Dalam sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945, Soekarno
melaporkan bahwa sidang Panitia Sembilan (tanggal 22 Juni 1945) telah
berhasil merumuskan Pancasila yang merupakan persetujuan antara Pihak
Islam dan Pihak Kebangsaan. Rumusan Pancasila dari Panitia Sembilan itu
dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter).

Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta berbunyi :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islambagi para


pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Soekarno mengatakan bahwa Rumusan dasar negara sila 1 merupakan


jalan tengah yang diambil akibat perbedan pendapat antara golongan islam
dan kebangsaan. Banyak muncul keberatan terhadap Piagam Jakarta ini,
Contoh, keberatan yang disampaikan oleh Latuharhary yang didukung oleh
Wongsonegoro dan Husein Joyodiningrat. Keberatan yang sama diajukan
oleh Ki Bagus Hadikusumo dalam sidang ketua BPUPKI tanggal 14 Juli
1945.

Konsep perumusan Pancasila sebagai dasar negara yangmerupakan syarat


utama kemerdekaan indonesia mulai dibahas pada sidang pertama BPUPKI
29 Mei-1 Juni 1945 yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Pada
29 Mei 1945, Moh Yamin berpidato menyampaikan gagasan mengenai lima
dasar negara terdiri atas peri kebangsaan, peri ketuhanan, kesejahteraan

13
rakyat, peri kemanusiaan, dari peri kerakyatan. Kelima gagasan merupakan
cermin dari sejarah peradaban manusia Indonesia mulai dari adat istiadat,
budaya, hingga agama yang tumbuh berkembang sejak lama di bumi

Indonesia. Dasar negara yang disampaikan oleh bung Karno, beliau


menawarkan pertama, kebangsaan indonesia atau nasionalisme, kedua,
kemanusiaan atau internasionalisme, ketiga, mufakat atau demokrasi,
keempat, kesejahteraan sosial,kelima adalah ketuhanan yang maha esa.

Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat


terpisahkan baik dalam proses perumusan dan pengesahan. Sejarah
perumusan Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 secara
kronologis :

1. Tanggal 7 September 1944,

Proses perumusan dan pengesahanPancasila dan Pembukaan UUD 1945


dimulai sejak Indonesia masih dijajah oleh jepang. Terlihat dalam sidang
Badan Penyelidik. Latar belakang dibentuknya Badan Penyelidik. Jepang
menderita kekalahan, tekanan dan serangan dari pihak sekutu. Pada tanggal
7 September 1944 jepang megeluarkan janji “Kemerdekaan Indonesia
dikemudian hari” yang direncanakan pada tanggal 24 Agustus 1945.

2.Tanggal 29 April 1945,

Gunseikan (gubernur pemerintah balatentara Jepang di Jawa) membentuk


Dokuritsu Zyunbi Coosakai/Badan penyelidik usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPKI) tugasnya menyelidiki segala sesuatu mengenai
persiapan kemerdekaan Indonesia.

3. Tanggal 28 Mei 1945

14
BPUPKI dilantik oleh Gunseikan yang diketuai oleh Dr.Radjiman
Widjodiningrat.

4. Tanggal 29 Mei s.d. 01 juni 1945

Sidang I BPUPKI tanggal 29 Mei s.d. 01 Juni 1945. Mempersiapkan


Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka. Prof. Mr. Moh Yamin
mengajukan usul yang berjudul “Asas Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia” yang terdiri dari: peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri
ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Dan terdapat tokoh-
tokoh lain yang turut andil dalam menyumbangkan ide, seperti Prof. Dr. Mr.
R. Soepomo, P.F. Dahlan, Drs.Moh. Hatta.

5. Tanggal 1 juni 1945

Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul tentang Konsepsi Dasar


Filsafat Negara Indonesia yang diberi nama Pancasila dengan urutan sebagai
berikut :

a. Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia

b. Internasionalisme atau perikemanusiaan

c. Mufakat atau demokrasi

d. Kesejahteraan social

e. Ketuhanan yang berkebudayaan

Pada tanggal 1 juni 1945 dibentuk panita kecil yangdiketuai oleh Ir.
Soekarno sebgai pengganti BPUPKI.

6.Tanggal 22 juni 1945

15
Hasil Rapat gabungan Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa adalah sebagai
berikut:

 Supaya selekas-lekasnya Indonesia merdeka


 Hukum dasar diberi semacam kata pengantar
 BPUPKI terus bekerja sampai terbentuknya Hukum dasar
 Membentuk panitia kecil penyelidik usul-usul/perumus Negara.

Panitia Sembilan mengadakan pertemuan di Pegangsaan timur 56 jakarta


untuk menyusun konsep rancangan mukaddimah hokum dasar yang
kemudian dinamakan Piagam Jakarta.

7. Tanggal 10 s.d. 16 Juli 1945

a. Pada tanggal 10 juli 1945 Ir. Soekarno selaku ketua panitia


memberikan laporan bahwa:

 Telah diusulkan 32 macam usul atau 9 kelompok usuldari 40


anggota
 Tanggal 22Juni 1945 diputuskan membentuk panitia kecil (panitia
sembilan)
 Telah berhasil menyusun konsep rancangan preambule hokum
dasar (piagam jakarta)

b. Pada tanggal 11 juli 1945

dan pada hari itu juga Panitia Perancang Hukum Dasar telah memutuskan
untuk membentuk panitia perancang “Declaration Of Human Right”,
segenap anggota setuju unitarisme, isi prembule bukan hanya sekadar kata-
kata, negara dipimpin 1 orang

c. Tanggal 13 Juli 1945


16
Panitia Kecil Perancang Hukum Dasar berhasil menghimpun usulan
penting.

d. Tanggal 14 Juli Pukul 15.00 s.d. 18.00

sidang mendengarkan laporan hasil kerja Panitia Perancang Hukum Dasar.

e. Tanggal 15 dan 16 Juli 1945

Ir. Soekarno menyamapikan kosep Rancangan Hukum Dasar beserta


penjelasannya dan usul Drs. Moh. Hattatentang Hak-hak asasi manusia.

f. Tanggal 16 Juli 1945

Menyetujui dan menerima Rancangan Hukum dasar yang diajukan oleh


Panitia Perancang Hukum Dasar. Dengan ditutupnya sidang BPUPKI yang
kedua maka tugas BPUPKI dianggap selesai kemudian dibubarkan. Untuk
melanjutkan tugas BPUPKI maka dibentuklah PPKI.

3. Terbentuknya PPKI

1. PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus 1945

PPKI yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan beranggotakan 21 orang


adalah badan bentukan pemerintahan Jepang tetapi bukan alat pemerintahan
Jepang, sebab PPKI bekerja sesudah Jepang tidak berkuasa lagi,PPKI
bekerja atas dasar keyakinan, pemikiran dan caranya sendiri untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia Merdeka,PPKI merupakan suatu badan
perwujudan/perwakilan rakyat Indonesia.

2. Tanggal 17 Agustus 1945

Proklamasi kemerdekaan Indonesia

3. Tanggal 18 Agustus 1945 Pukul 10.30


17
dimulai sidang pleno membahas naskah rancangan hukum dasar dan
pengesahan UUD.

C. PEMBUKAAN UUD 1945 DAN PASAL - PASAL UUD 1945

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah


konstitusi dan sumber hukum tertinggi yang berlaku di Republik Indonesia.
UUD 1945 memiliki otoritas tertinggi dalam sistem pemerintahan negara
Indonesia, sehingga seluruh Lembaga pemerintahan di Indonesia harus
tunduk pada UUD 1945 dan penyelenggaraan negara harus mengikuti
ketentuan UUD 1945.

1) Sejarah Singkat Perumusan UUD 1945

Perumusan UUD 1945 dimulai dengan kelahiran dasar


negara Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang pertama BPUPK.
Perumusan UUD yang rill sendiri mulai dilakukan pada tanggal 10 Juli 1945
dengan dimulainya sidang kedua BPUPKI untuk menyusun konstitusi. UUD
1945 diberlakukan secara resmi sebagai konstitusi negara Indonesia
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Pemberlakuannya sempat
dihentikan selama 9 tahun dengan berlakunya Konstitusi RIS dan UUDS
1950. UUD 1945 kembali berlaku sebagai konstitusi negara melalui Dekret
Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959.
Setelah memasuki masa reformasi, UUD 1945 mengalami empat kali
perubahan (amendemen) dari tahun 1999–2002.

2) Struktur UUD 1945

18
UUD 1945 telah mengalami perubahan struktur yang signifikan semenjak
UUD 1945 di amandemen sebanyak empat kali. Berikut ini merupakan
struktur UUD 1945 dalam satu naskah (setelah amandemen keempat).

a). Pembukaan
Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian pendahuluan dari UUD 1945
yang berupa teks empat Alinea.

 Alinea I
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab iu, maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Alinea I ini memiliki makna bahwa penjajahan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Memiliki pernyataan subjektif bangsa
Indonesia untuk menentang dan menghapus penjajahan di atas dunia. Serta
keteguhan dan motivasi kuat bangsa Indonesiadalam membela kebenaran
dan keadilan untuk melawan penjajahan.

 Alinea II
“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia denga selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaanNegara Indonesia, yang merdeka,
Bersatu, berdaulat, adil, dan Makmur.”
Alinea II ini menggambarkan cita cita yang luhur bangsa Indonesia yaitu
ingin mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan Makmur. Kemerdekaan Indonesia dicapai melalui perjuangan melawan
penjajah, dan menjadi momentum yang harus dimanfaatkan bangsa
Indonesia untuk menyatakan kemerdekannya.

19
 Alinea III

“Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan


didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Alinea III berisi pernyataan kemerdekaan Indonesia, dan juga pengakuan
bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan yang dicapai adalah berkat rahmat
Tuhan dan bukan semata-mata hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri.

 Alinea IV
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Alinea IV memuat tujuan dibentuknya pemerintahan dan negara Republik
Indonesia, serta memuat dasar negara Pancasila.

b). Bab dan Pasal UUD 1945


Batang Tubuh
Batang Tubuh UUD 1945 merupakan bagian isi dari UUD 1945 yang berupa
pasal-pasal dan ayat-ayat. Batang Tubuh terdiri dari 16 bab, yang terdiri dari
37 pasal atau 194 ayat. Materi muatan Batang Tubuh ini berisi garis-garis

20
besar berupa identitas negara, lembaga tinggi negara, warga negara, sosial
ekonomi, hak asasi manusia, demografi dan aturan perubahan UUD.

Bab I: Bentuk dan Kedaulatan


Bab I terdiri dari satu pasal atau 3 ayat. Bab I (yang hanya terdiri dari Pasal
1) menyatakan bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan republik,
kedaulatan negara berada di tangan rakyat, dan sistem negara Indonesia
sebagai negara hukum.

Bab II: Majelis Permusyawaratan Rakyat


Lambang MPR-RI

Bab II terdiri dari dua pasal atau 5 ayat. Bab II mengatur hal-hal mengenai
lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI
atau MPR). Isi Bab II berdasarkan pasal-pasal, yaitu:

Pasal 2: susunan, sidang, dan putusan MPR.

Pasal 3: wewenang MPR.

Bab III: Kekuasaan Pemerintahan Negara


Lambang Presiden dan Wakil Presiden RI
Bab III terdiri dari 17 pasal atau 38 ayat, sehingga menjadi bab dengan
jumlah pasal dan ayat terbanyak di dalam UUD ini. Bab III mengatur hal-hal
yang menyangkut Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Isi Bab
III berdasarkan pasal-pasal, yaitu:

Pasal 4: Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan negara, dengan


dibantu oleh Wakil Presiden.

Pasal 5: wewenang Presiden mengenai peraturan perundang-undangan.

Pasal 6: syarat calon Presiden dan Wakil Presiden.

21
Pasal 6A: tata cara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Pasal 7: periode jabatan Presiden dan Wakil Presiden.
Pasal 7A: alasan pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Pasal 7B: tata cara pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Pasal 7C: Presiden yang tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan
DPR.
Pasal 8: prosedur bila terjadi kekosongan jabatan Presiden dan/atau Wakil
Presiden.
Pasal 9: sumpah atau janji Presiden dan Wakil Presiden dalam pelantikan.
Pasal 10: kekuasaan tertinggi kemiliteran di tangan Presiden.
Pasal 11: hubungan internasional yang dibuat Presiden Indonesia.
Pasal 12: wewenang Presiden dalam menyatakan keadaan bahaya
Pasal 13: pengangkatan dan penerimaan duta dan konsul oleh Presiden.
Pasal 14: pemberian grasi, rehabilitasi, amnesti, dan abolisi oleh Presiden.
Pasal 15: pemberian gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lain oleh
Presiden.
Pasal 16: pembentukan dewan pertimbangan.
Bab IV: Dewan Pertimbangan Agung
Setelah amendemen keempat, isi Bab IV dihapuskan. Dengan kata lain,
keberadaan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dihapuskan dari struktur
Pemerintahan Indonesia. Peran DPA digantikan oleh suatu dewan
pertimbangan seperti yang disebutkan dalam Bab III Pasal 16 UUD 1945.
Bab V: Kementerian Negara
Bab V terdiri dari satu pasal atau 4 ayat. Bab V (yang hanya terdiri dari
Pasal 17) mengatur hal-hal mengenai lembaga-lembaga Kementerian
Negara.
Bab VI: Pemerintahan Daerah

22
Bab VI terdiri dari tiga pasal atau 4 ayat. Bab VI mengatur hal-hal mengenai
pemerintahan daerah di Indonesia, khususnya pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota. Isi Bab VI berdasarkan pasal-pasal, yaitu
Pasal 18: ciri-ciri wilayah admistratif di Indonesia beserta pemerintahan
daerahnya.
Pasal 18A: hubungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
Pasal 18B: satuan pememerintahan daerah khusus dan kesatuan masyarakat
hukum adat.

Bab VII: Dewan Perwakilan Rakyat


Lambang DPR-RI
Bab VII terdiri dari 7 pasal atau 18 ayat. Bab VI mengatur hal-hal utama
mengenai lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI
atau DPR) dan pembentukan undang-undang (UU). Isi Bab VII berdasarkan
pasal-pasal, yaitu:
Pasal 19: pemilihan anggota, susunan, dan sidang DPR.
Pasal 20: wewenang DPR dalam membuat UU.
Pasal 20A: fungsi, hak, dan hak anggota DPR.
Pasal 21: pengajuan UU oleh DPR.
Pasal 22: peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu).
Pasal 22A: tata cara pembentukan UU.
Pasal 22B: pemberhentian anggota DPR.
Bab VIIA: Dewan Perwakilan Daerah
Lambang DPD-RI
Bab VIIA terdiri dari dua pasal atau 8 ayat. Bab VIIA mengatur hal-hal
mengenai lembaga Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI
atau DPD). Isi Bab VIIA berdasarkan pasal-pasal, yaitu:

23
Pasal 22C: pemilihan anggota, susunan, dan sidang DPD.
Pasal 22D: wewenang dan pemberhentian anggota DPD.
Bab VIIB: Pemilihan Umum
Bab VIIB terdiri dari satu pasal atau 6 ayat. Bab VIIB (yang hanya terdiri
dari Pasal 22E) mengatur pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia.
Bab VIII: Hal Keuangan
Bab VIII terdiri dari 5 pasal atau 7 ayat. Bab VIII mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan keuangan negara. Isi Bab VIII berdasarkan pasal-pasal,
yaitu:
Pasal 23: anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Pasal 23A: pajak dan pungutan lain.
Pasal 23B: mata uang.
Pasal 23C: hal-hal keuangan negara lainnya.
Pasal 23D: bank sentral.
Bab VIIIA: Badan Pemeriksa Keuangan

Lambang BPK-RI
Bab VIIIA terdiri dari tiga pasal atau 7 ayat. Bab VIIIA mengatur hal-hal
mengenai lembaga Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-
RI atau BPK). Isi Bab VIIIA berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 23E: tugas BPK.
Pasal 23F: susunan BPK.
Pasal 23G: kedudukan BPK.

Bab IX: Kekuasaan Kehakiman

24
Lambang MA-RI, MK-RI, dan MK-RI. Lembaga MK-RI menggunakan
lambang Garuda Pancasila tanpa embel-embel (atau terkadang disertai nama
lembaga di bawahnya).
Bab IX terdiri dari 5 pasal atau 19 ayat. Bab IX mengatur segala hal
mengenai lembaga dan kekuasaan kehakiman di Indonesia. Isi Bab IX
berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 24: garis besar kekuasaan kehakiman di Indonesia.
Pasal 24A: Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI atau MA).
Pasal 24B: Komisi Yudisial Republik Indonesia (KY-RI atau KY).
Pasal 24C: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK-RI atau MK).
Pasal 25: syarat-syarat menjadi hakim.
Bab IXA: Wilayah Negara
Bab IXA terdiri dari satu pasal atau satu ayat. Bab IXA (yang hanya terdiri
dari Pasal 25A) mengatur wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bab X: Warga Negara dan Penduduk
Bab X terdiri dari tiga pasal atau 7 ayat. Bab X mengatur pengertian, hak,
dan kewajiban dari warga negara dan penduduk Indonesia. Isi Bab X
berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 26: pengertian warga negara dan penduduk.
Pasal 27: hak dan kewajiban utama sebagai warga negara.
Pasal 28: kebebasan berserikat dan berpendapat.

Bab XA: Hak Asasi Manusia


Bab XA terdiri dari 10 pasal atau 26 ayat. Bab XA memuat segala hak asasi
manusia (HAM) yang dijamin oleh UUD ini. Isi Bab XA berdasarkan pasal-
pasal, yaitu:
Pasal 28A: hak hidup dan mempertahankan hidup
25
Pasal 28B: hak berkeluarga dan hak anak
Pasal 28C: hak mengembangkan diri, hak memanfaatkan pendidikan dan
budaya, serta hak memajukan diri untuk memperjuangkan hak
kelompoknya.
Pasal 28D: hak keadilan dalam hukum, pekerjaan, dan pemerintahan, serta
hak kewarganegaraan.
Pasal 28E: hak kebebasan memeluk agama atau meyakini kepercayaan, serta
hak berserikat dan berpendapat.
Pasal 28F: hak berkomunikasi dan bertukar informasi.
Pasal 28G: hak perlindungan individu dan kelompok, hak bebas dari
perbudakan, dan hak mencari suaka.
Pasal 28H: hak hidup sejahtera, hak mendapat keadilan dan persamaan hak,
hak jaminan sosial, serta hak milik pribadi.
Pasal 28I: HAM yang tidak dapat dikurangi, hak bebas dari diskriminasi,
identitas budaya dan hak masyarakat tradisional, serta peran negara atas
HAM.
Pasal 28J: kewajiban menghormati HAM orang lain dan pembatasan HAM
dalam kasus khusus oleh UU.
Bab XI: Agama
Bab XI terdiri dari satu pasal atau dua ayat. Bab XI (yang hanya terdiri dari
Pasal 29) menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa dan mengatur jaminan kebebasan beragama dan beribadat sesuai
agamanya.
Bab XII: Pertahanan dan Keamanan Negara
Lambang Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia

26
Bab XII terdiri dari satu pasal dan 5 ayat. Bab XII (yang hanya terdiri dari
Pasal 30) mengatur sistem pertahanan dan keamanan negara, terutama
mengenai satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Polri), serta keterlibatan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.

Bab XIII: Pendidikan dan Kebudayaan


Bab XIII terdiri dari dua pasal dan 7 ayat. Bab XIII mengatur pendidikan
nasional untuk warga negara dan kemajuan kebudayaan nasional. Isi Bab
XIII berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 31: jaminan untuk warga negara memperoleh pendidikan dan
kewajiban mengenyam pendidikan, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek).
Pasal 32: pengembangan nilai dan kekayaan budaya nasional.
Bab XIV: Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial
Bab XIV terdiri dari dua pasal dan 9 ayat
Bab XIV mengatur garis-garis besar perekonomian nasional dan program
kesejahteraan sosial. Isi Bab XIV berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 33: mekanisme perekonomian nasional dan pengelolaan sumber daya
vital dalam negeri.
Pasal 34: pemeliharaan orang miskin dan anak terlantar, serta pengadaan
jaminan sosial, fasilitas kesehatan, dan fasilitas umum.
Bab XV: Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan
Bendera Sang Merah Putih dan Garuda Pancasila.

Bab XIV terdiri dari 5 pasal dan 5 ayat. Bab XV memberi penjelasan
atas beberapa identitas negara Indonesia.

27
Isi Bab XV berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 35: bendera negara Indonesia sebagai Sang Merah Putih.
Pasal 36: bahasa nasional Indonesia sebagai bahasa Indonesia.
Pasal 36A: lambang negara Indonesia sebagai Garuda Pancasila dan
semboyan negara sebagai Bhinneka Tunggal Ika.
Pasal 36B: lagu kebangsaan Indonesia sebagai lagu Indonesia Raya.
Pasal 36C: ketentuan lebih lanjut atas identitas-identitas negara yang
disebutkan di atas.

Bab XVI: Perubahan Undang-Undang Dasar


Bab XVI terdiri dari satu pasal dan 5 ayat. Bab XVI mengatur ketentuan-
ketentuan untuk mengubah UUD ini.
1. Aturan Peralihan
Aturan-aturan peralihan memberikan ketentuan-ketentuan kepada
pemerintah agar penyesuaian dengan perubahan-perubahan pada UUD 1945
dapat berjalan dengan mulus. Aturan-aturan tersebut, yaitu:
Pasal I memberikan legitimasi terhadap undang-undang yang berlaku
sebelum perubahan UUD agar tetap berlaku hingga undang-undang
pengganti disahkan menurut UUD.
Pasal II memberikan legitimasi terhadap lembaga-lembaga yang telah usang
setelah perubahan UUD untuk tetap berfungsi sepanjang melaksanakan
aturan baru dari perubahan UUD, hingga dibentuknya lembaga yang baru
menurut UUD.
Pasal III memberikan legitimasi terhadap MA agar menjalankan
kewenangan-kewenangan MK sebelum lembaga tersebut dibentuk selambat-
lambatnya pada tanggal 17 Agustus 2003.
2. Aturan Tambahan

28
Aturan-aturan tambahan memberikan ketentuan-ketentuan tambahan yang
tidak perlu disisipkan pada aturan utama dan aturan peralihan. Aturan-aturan
tersebut, yakni:
Pasal I memberi tugas pada MPR untuk menyaring Ketetapan MPR dan
MPRS sebelum sidang umum berikutnya (pada tahun 2003).
Pasal II menegaskan bahwa UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan pasal-
pasal.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejarah Pancasila tidak bisa dipisahkan dari kisah perjuangan bangsa
Indonesia mengusir kolonialisme dan mendirikan Negara merdeka bernama
Republik Indonesia.

Pancasila dilahirkan sebagai Dasar Filsafat Negara,acuan hidup


masyarakat,berbangsa dan bernegara,yang secara resmi disahkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah


konstitusi dan sumber hukum tertinggi yang berlaku di Republik Indonesia
yang memiliki otoritas tertinggi dalam sistem pemerintahan negara
Indonesia sehingga seluruh lembaga pemerintahan di Indonesia harus tunduk
pada UUD 1945 dan penyelenggaraan negara harus mengikuti ketentuan
UUD 1945.

29
30
DAFTAR PUSTAKA

Armelia F, 2008, Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, Jakarta; Alprin

M.mamur, Reinhart, Yeni Sarah, 2019, Sejarah Indonesia, Jakarta; Duta

Dr.Sarbaini,M.Pd, 2018, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta; Aswaja pressindo


Driyarkara. 1981. Percikan Filsafat. Jakarta. PT Pembangunan.

Jarmanto. 1982. Pancasila; Suatu Tinjauan Aspek Historis dan Sosio-Politis.


Yogjakarta: PT Penerbit Liberty

Notosusanto, Nugroho. 1981. Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara. PN


Balai Pustaka: Jakarta

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat 106 Dr. Sarbaini, M.Pd & Reja Fahlevi, S.Pd,
M.Pd

Kaelan, Negara Kebangsaan Pancasila,Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan


Aktualisasinya, Yogyakarta:Paradigma.

A History of Modern Indonesia since c. 1200 Third Edition [Sejarah Indonesia


Modern 1200-2004]. Diterjemahkan oleh Wahono, Satrio; Bilfagih, Bakar; Huda,
Hasan; Helmi, Miftah; Sutrisno, Joko; Manadi, Has. Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta.

31
LAMPIRAN
1) Sepengetahuan kalian, mengapa Ir. Soekarno menempatkan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila terakhir dalam usulannya?
2) Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk merealisasikan masyarakat
yang berfilsafat pancasila?
3) Bagaimana cara yang dapat kamu lakukan untuk merealisasikan
masyarakat yang bersifat pancasila?

JAWABAN

1) Pada saat sidang rumusan pancasila, banyak golongan yang


mengusulkan gagasan pancasila, baik itu golongan ulama, nasionalis
atau komunis, Melihat latar belakang Ir. Soekarno, beliau adalah
seorang nasionalis, sangat wajar apabila sila nasionalis dalam
usulanya diurutkan terlebih dahulu daripada sila yang lainya.
2) Secara definisi filsafat itu sendiri adalah cara kita memahami
pancasila secara mendasar dan secara mendalam, maka cara kita
merealisasikan filsafat pancasila adalah dengan memahami serta
melaksanakan nilai2 pancasila secara mendasar dan mendalam dalam
kehidupan sehari².
3) masyarakat haruslah mengamalkan nilai nilai pancasila mulai dari sila
ke 1 sampai sila ke 5, yaitu:
 Dengan menghargai antar agama
 Dengan berlaku adil terhadap siapapun
 Menjaga rasa persatuan antar masyarakat
 Musyawarah mufakat apabila ada masalah yang terjadi
 Realisasikan saja dengan tindakan yang nyata,seperti bergotong
royong,beribadah di tempat ibadah dll.

32

Anda mungkin juga menyukai