dosen pengampu Mata Kuliah PPKN. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
Semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat
Penyusun,
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
6.Pemerintahan Jepang................................................................................... 6
B.Kronologis Sejarah Perumusan Pancasila Dasar Filsafat Negara.....7
a) Filsafat Pancasila..............................................................................7
b) Dasar Historis Filsafat Pancasila......................................................9
C.Pembukaan UUD 1945 dan Pasal-Pasal UUD 1945............................19
1. Sejarah Singkat Perumusan UUD 1945............................................19
2. Struktur UUD 1945...........................................................................20
BAB III PENUTUP....................................................................................32
Kesimpulan .................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi dan
tercantum dalam pembukaan UUD 1945yang di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18
agustus 1945.
Pancasila adalah Pandangan Hidup Bangsa tidaklah lahir secara tiba-tiba, namun telah lama
ada di Indonesia, dan melalui refleksi pemikiran yang cerdas dan perenungan mendalam
serta adu argumentasi bijaksana oleh para pendiri bangsa dan negara Indonesia, dilahirkan
Pancasila sebagai Dasar Negara, acuan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam perjalanan sejarah Pancasila menghadapi berbagai cobaan termasuk ingin mencabut
Pancasila pada diri bangsa. Bahkan terjadi multitafsir terhadap Pancasila sehingga
penyimpangan dalam pelaksanaannya, pemahaman yang mendalam terhadap Pancasila
amat dibutuhkan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak mengalami penyimpangan-
penyimpangan. Pengkajian terhadap Pancasila secara kontekstual dan situasional sesuai
dengan jaman yang sedang mengitari kehidupan bangsa Indonesia, perlu dilakukan melalui
pendekatan ilmiah sehingga generasi muda, khususnya mahasiswa dapat menjadikan
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pemahaman yang mendalam terhadap Pancasila diharapkan multitafsir dan
penyimpangan dalam melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat dihindari.
B. Rumusan Masalah
1) Mengapa beberapa bangsa eropa seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis,
Inggris dan Jepang menjajah Bangsa Indonesia ?
2) Apa yang dimaksud dengan Filsafat secara Etimologis ?
3) Apa yang dimaksud dengan Filsafat secara Harfiah ?
4) Bagaimana dasar historis Filsafat Pancasila ?
5) Bagaimana sejarah singkat perumusan UUD 1945 ?
6) Bagaimana Struktur UUD 1945 ?
C. Tujuan Masalah
1) Mengetahui Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
2) Mengetahui Sejarah Perumusan Pancasila Dasar Filsafat Negara
3) Mengetahui Sejarah Perumusan Pembukaan UUD 1945 beserta struktur-
struktur UUD 1945
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Pemerintahan Spanyol
Sementara Spanyol baru tiba di Maluku pada tahun 1521 dengan tujuan yang
sama dengan Portugis yaitu menjelajah dan menguasai perdagangan rempah-
rempah di Maluku. Oleh karena itu,kedatangan spanyol mengakibatkan
terjadi nya persaingan dan perselisihan dengan Portugis.Kehadiran spanyol
membuat Portugis merasa terganggu dalam memonopoli perdagangan
rempah-rempah di Maluku. Portugis dan Spanyol didukung oleh kerajaan
besar saat itu. Portugis didukung Ternate, sedangkan Spanyol didukung oleh
Tidore.
3
Pelayaran yang kedua di pimpin oleh jacob van neck yang tiba di pelabuhan
banten pada tahun 1598.sikap bangsa belanda tidak lagi kasar dan sombong
sehingga mereka diterima dengan baik oleh kerajaan banten. Perjalanan di
lanjutkan kembali menutu tuban dan maluku. Di tempat itu pun mereka
diterima dengan baik oleh raja dan masyarakat setempat.
4. Pemerintahan perancis
Saat VOC Belanda mengalami krisis,Prancis datang dan menjadi salah
satu negara yang pernah menjajah indonesia. pada tahun 1808 mengangkat
Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Tugas
utama Daendels adalah mempertahankan Indonesia. Daendels membangun
jalan raya dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya lebihkurang 1.100
km, dan membangun pangkalan armada di Ujungkulon. Agar pembangunan
berjalan cepat dan murah, Daendels menerapkan rodi atau sistem kerja
paksa. Rakyat dipaksa bekerja keras tanpa istirahat dan makanan yang
cukup, serta tanpa upah.
5. Pemerintahan inggris
6. Pemerintahan Jepang
5
Indonesia merah putih, dan dikumandangkannya lagu kebangsaan Indonesia
raya, dua hal penting yang dulu dilarang oleh Belanda.
Dalam waktu beberapa bulan saja, Jepang mulai menyadari bahwa mereka
tidak lagi mendapat dukungan dari massa maupun mayoritas orang
Indonesia terpelajar. Suatu rasa tidak senang terhadap Jepang terus tumbuh
di kalangan rakyat mulai nyata dan ditunjukkan dengan mendadakan
pemberontakan sebelum tahun 1942 berakhir. Jepang mulai khawatir pada
permusuhan yang jelas serta perlawananan yang kadang oleh pelajar sekolah
dan mamhasiswa. Mereka mulai memahami bahwa pergerakan kebangsaan
Indonesia adalah suatu kekuatan yang nyata dan kuat.
Penjajahan oleh negara Jepang terasa lebih kejam karena Jepang bisa
mencuri perhatian dan kepercayaan rakyat Indonesia. Padahal penjajahan
oleh negara Jepang menimbulkan banyak kerugian bagi bangsa Indonesia
dibandingkan keuntungannya. Namun pada akhirnya bangsa Indonesia dapat
memproklamasikan kemerdekaannya.
A. Filsafat Pancasila
6
1. Pengertian Filsafat
Istilah filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, dari kata
philein yang berarti cinta, atau philos berarti sahabat, dan sophos yang
artinya hikmah, atau sophia berarti pengetahuan yang bijaksanaan. Secara
harfiah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan, cinta artinya hasrat
yang besar terhadap sesuatu. Dengan demikian filsafat dapat diartikan
sebagai hasrat atau keingintahuan yang sungguh-sungguh akan sesuatu
kebenaran yang sesungguhnya. Dalam keterkaitannya dengan ilmu, filsafat
dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Menurut Sutriono dan Rita
Hanafie (2007) yang merangkum pengertian filsafat sebagai berikut:
a. Filsafat hasil pemikiran manusia yang kritis dan dinyatakan dalam bentuk
yang sistematis,
b. Filsafat adalah pemikiran manusia yang paling dalam,
c. Filsafat adalah refleksi lebih lanjut dari pada ilmu pengetahuan atau
pendalaman lebih lanjut ilmu pengetahuan,
d. Filsafat adalah hasil analisis dan abstraksi,
e. Filsafat adalah hasil perenungan jiwa manusia yang mendalam, mendasar,
dan menyeluruh.
7
Dalam hal perumusan Pancasila, Soekarno mengusulkan bahwa Pancasila
adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia
atau ‘philosofhische grondslag’ juga pandangan dunia yang setingkat
dengan aliran-aliran besar dunia atau sebagai ‘weltanschauung’ dan di atas
dasar itulah kita dirikan negara Indonesia.
1. Terbentuknya BPUPKI
8
terdesak oleh tantara Sekutu. Tentara Sekutu sudah menyerang wilayah
pendudukan Jepang seperti Papua Nugini, Kepulauan Marshal, Salamon,
Ambon, Manado, Makassar dan Surabaya. Tanggal 1 Maret 1945 Saiko
Syikikan Kumakici Herada (Panglima tertinggi bala tantara Dai Nippon di
Indonesia) mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakain atau
BPUPKI (Bada Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
Pada titik ini kita sudah dapat melihat hubungan historis yang kuat antara
Majapahit dan pembentukan negara modern Indonesia dengan Pancasila
sebagai dasarnya.Dalam perkembangannya, istilah Pancasila sering muncul
dalam pidato kepribadian hebat seperti H.O. S. Cokroaminoto dan Soekarno
dalam otobiografinya, Soekarno mengatakan bahwa ketika dia dibuang ke
Flores, dia bermeditasi di bawah pohon roti dan “terinspirasi” dalam bentuk
lima nilai yang layak untuk ideologi negara jika Indonesia merdeka. Kelima
nilai tersebut dirangkum dalam sebuah istilah yang disebut Pancasila.
11
Namun, literatur sejarah tidak mendukung klaim bahwa soekarno adalah
orang yang menciptakan istilah Pancasila.Tetapi pendapat bahwa soekarno
adalah salah satu orang yang mengekspresikan Pancasila dengan keras tidak
dapat dianggap salah. Namun ada juga pendapat lain yang mengatakan
bahwa kata Pancasila adalah nama pemberian dari ahli Bahasa pada masa itu
yang namanya tidak di sebutkan.
1. Ki Bagus Hadikusuma
2. Kyai Haji Wakhid Hasyim
3. Muhammad Yamin
4. Ahmad Subarjo, Mr AA. Maramis
5. Abdul Kahar Muzakir
6. Abikusno Cokrosuyoso
7. Moh. Hatta
8. H. Agus Salim
9. Soekarno sebagai Ketua
12
Dalam sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945, Soekarno
melaporkan bahwa sidang Panitia Sembilan (tanggal 22 Juni 1945) telah
berhasil merumuskan Pancasila yang merupakan persetujuan antara Pihak
Islam dan Pihak Kebangsaan. Rumusan Pancasila dari Panitia Sembilan itu
dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
13
rakyat, peri kemanusiaan, dari peri kerakyatan. Kelima gagasan merupakan
cermin dari sejarah peradaban manusia Indonesia mulai dari adat istiadat,
budaya, hingga agama yang tumbuh berkembang sejak lama di bumi
14
BPUPKI dilantik oleh Gunseikan yang diketuai oleh Dr.Radjiman
Widjodiningrat.
d. Kesejahteraan social
Pada tanggal 1 juni 1945 dibentuk panita kecil yangdiketuai oleh Ir.
Soekarno sebgai pengganti BPUPKI.
15
Hasil Rapat gabungan Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa adalah sebagai
berikut:
dan pada hari itu juga Panitia Perancang Hukum Dasar telah memutuskan
untuk membentuk panitia perancang “Declaration Of Human Right”,
segenap anggota setuju unitarisme, isi prembule bukan hanya sekadar kata-
kata, negara dipimpin 1 orang
3. Terbentuknya PPKI
18
UUD 1945 telah mengalami perubahan struktur yang signifikan semenjak
UUD 1945 di amandemen sebanyak empat kali. Berikut ini merupakan
struktur UUD 1945 dalam satu naskah (setelah amandemen keempat).
a). Pembukaan
Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian pendahuluan dari UUD 1945
yang berupa teks empat Alinea.
Alinea I
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab iu, maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Alinea I ini memiliki makna bahwa penjajahan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Memiliki pernyataan subjektif bangsa
Indonesia untuk menentang dan menghapus penjajahan di atas dunia. Serta
keteguhan dan motivasi kuat bangsa Indonesiadalam membela kebenaran
dan keadilan untuk melawan penjajahan.
Alinea II
“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia denga selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaanNegara Indonesia, yang merdeka,
Bersatu, berdaulat, adil, dan Makmur.”
Alinea II ini menggambarkan cita cita yang luhur bangsa Indonesia yaitu
ingin mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan Makmur. Kemerdekaan Indonesia dicapai melalui perjuangan melawan
penjajah, dan menjadi momentum yang harus dimanfaatkan bangsa
Indonesia untuk menyatakan kemerdekannya.
19
Alinea III
Alinea IV
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Alinea IV memuat tujuan dibentuknya pemerintahan dan negara Republik
Indonesia, serta memuat dasar negara Pancasila.
20
besar berupa identitas negara, lembaga tinggi negara, warga negara, sosial
ekonomi, hak asasi manusia, demografi dan aturan perubahan UUD.
Bab II terdiri dari dua pasal atau 5 ayat. Bab II mengatur hal-hal mengenai
lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI
atau MPR). Isi Bab II berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
21
Pasal 6A: tata cara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Pasal 7: periode jabatan Presiden dan Wakil Presiden.
Pasal 7A: alasan pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Pasal 7B: tata cara pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Pasal 7C: Presiden yang tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan
DPR.
Pasal 8: prosedur bila terjadi kekosongan jabatan Presiden dan/atau Wakil
Presiden.
Pasal 9: sumpah atau janji Presiden dan Wakil Presiden dalam pelantikan.
Pasal 10: kekuasaan tertinggi kemiliteran di tangan Presiden.
Pasal 11: hubungan internasional yang dibuat Presiden Indonesia.
Pasal 12: wewenang Presiden dalam menyatakan keadaan bahaya
Pasal 13: pengangkatan dan penerimaan duta dan konsul oleh Presiden.
Pasal 14: pemberian grasi, rehabilitasi, amnesti, dan abolisi oleh Presiden.
Pasal 15: pemberian gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lain oleh
Presiden.
Pasal 16: pembentukan dewan pertimbangan.
Bab IV: Dewan Pertimbangan Agung
Setelah amendemen keempat, isi Bab IV dihapuskan. Dengan kata lain,
keberadaan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dihapuskan dari struktur
Pemerintahan Indonesia. Peran DPA digantikan oleh suatu dewan
pertimbangan seperti yang disebutkan dalam Bab III Pasal 16 UUD 1945.
Bab V: Kementerian Negara
Bab V terdiri dari satu pasal atau 4 ayat. Bab V (yang hanya terdiri dari
Pasal 17) mengatur hal-hal mengenai lembaga-lembaga Kementerian
Negara.
Bab VI: Pemerintahan Daerah
22
Bab VI terdiri dari tiga pasal atau 4 ayat. Bab VI mengatur hal-hal mengenai
pemerintahan daerah di Indonesia, khususnya pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota. Isi Bab VI berdasarkan pasal-pasal, yaitu
Pasal 18: ciri-ciri wilayah admistratif di Indonesia beserta pemerintahan
daerahnya.
Pasal 18A: hubungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
Pasal 18B: satuan pememerintahan daerah khusus dan kesatuan masyarakat
hukum adat.
23
Pasal 22C: pemilihan anggota, susunan, dan sidang DPD.
Pasal 22D: wewenang dan pemberhentian anggota DPD.
Bab VIIB: Pemilihan Umum
Bab VIIB terdiri dari satu pasal atau 6 ayat. Bab VIIB (yang hanya terdiri
dari Pasal 22E) mengatur pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia.
Bab VIII: Hal Keuangan
Bab VIII terdiri dari 5 pasal atau 7 ayat. Bab VIII mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan keuangan negara. Isi Bab VIII berdasarkan pasal-pasal,
yaitu:
Pasal 23: anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Pasal 23A: pajak dan pungutan lain.
Pasal 23B: mata uang.
Pasal 23C: hal-hal keuangan negara lainnya.
Pasal 23D: bank sentral.
Bab VIIIA: Badan Pemeriksa Keuangan
Lambang BPK-RI
Bab VIIIA terdiri dari tiga pasal atau 7 ayat. Bab VIIIA mengatur hal-hal
mengenai lembaga Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-
RI atau BPK). Isi Bab VIIIA berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 23E: tugas BPK.
Pasal 23F: susunan BPK.
Pasal 23G: kedudukan BPK.
24
Lambang MA-RI, MK-RI, dan MK-RI. Lembaga MK-RI menggunakan
lambang Garuda Pancasila tanpa embel-embel (atau terkadang disertai nama
lembaga di bawahnya).
Bab IX terdiri dari 5 pasal atau 19 ayat. Bab IX mengatur segala hal
mengenai lembaga dan kekuasaan kehakiman di Indonesia. Isi Bab IX
berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 24: garis besar kekuasaan kehakiman di Indonesia.
Pasal 24A: Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI atau MA).
Pasal 24B: Komisi Yudisial Republik Indonesia (KY-RI atau KY).
Pasal 24C: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK-RI atau MK).
Pasal 25: syarat-syarat menjadi hakim.
Bab IXA: Wilayah Negara
Bab IXA terdiri dari satu pasal atau satu ayat. Bab IXA (yang hanya terdiri
dari Pasal 25A) mengatur wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bab X: Warga Negara dan Penduduk
Bab X terdiri dari tiga pasal atau 7 ayat. Bab X mengatur pengertian, hak,
dan kewajiban dari warga negara dan penduduk Indonesia. Isi Bab X
berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 26: pengertian warga negara dan penduduk.
Pasal 27: hak dan kewajiban utama sebagai warga negara.
Pasal 28: kebebasan berserikat dan berpendapat.
26
Bab XII terdiri dari satu pasal dan 5 ayat. Bab XII (yang hanya terdiri dari
Pasal 30) mengatur sistem pertahanan dan keamanan negara, terutama
mengenai satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Polri), serta keterlibatan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
Bab XIV terdiri dari 5 pasal dan 5 ayat. Bab XV memberi penjelasan
atas beberapa identitas negara Indonesia.
27
Isi Bab XV berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 35: bendera negara Indonesia sebagai Sang Merah Putih.
Pasal 36: bahasa nasional Indonesia sebagai bahasa Indonesia.
Pasal 36A: lambang negara Indonesia sebagai Garuda Pancasila dan
semboyan negara sebagai Bhinneka Tunggal Ika.
Pasal 36B: lagu kebangsaan Indonesia sebagai lagu Indonesia Raya.
Pasal 36C: ketentuan lebih lanjut atas identitas-identitas negara yang
disebutkan di atas.
28
Aturan-aturan tambahan memberikan ketentuan-ketentuan tambahan yang
tidak perlu disisipkan pada aturan utama dan aturan peralihan. Aturan-aturan
tersebut, yakni:
Pasal I memberi tugas pada MPR untuk menyaring Ketetapan MPR dan
MPRS sebelum sidang umum berikutnya (pada tahun 2003).
Pasal II menegaskan bahwa UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan pasal-
pasal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejarah Pancasila tidak bisa dipisahkan dari kisah perjuangan bangsa
Indonesia mengusir kolonialisme dan mendirikan Negara merdeka bernama
Republik Indonesia.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat 106 Dr. Sarbaini, M.Pd & Reja Fahlevi, S.Pd,
M.Pd
31
LAMPIRAN
1) Sepengetahuan kalian, mengapa Ir. Soekarno menempatkan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila terakhir dalam usulannya?
2) Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk merealisasikan masyarakat
yang berfilsafat pancasila?
3) Bagaimana cara yang dapat kamu lakukan untuk merealisasikan
masyarakat yang bersifat pancasila?
JAWABAN
32