Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
FAKULTAS USHULUDDIN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah serta nikmat
islam, iman, dan ihsan kepada kami sehingga atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan salah satu tugas makalah yang berjudul "Landasan historis, kultural, yuridis, dan
filosofis" dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang landasan
dalam PPKN bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Andi Nurlaela, M.Pd selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Maka kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata.
Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang
telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................3
A. Latar belakang.................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dimulai dari pengusulan lima hal dasar sebagai asas yang diusulkan pertama kali oleh
Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945, Dr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945 , dan Ir.
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 hingga ditetapkan pada tanggal 1 Juni sebagai hari
lahirnya Pancasila.
Dan dalam mempelajari Pancasila tersebut, kita harus mengerti dan memahami
terlebih dahulu 4 landasan utama dalam mempelajari Pancasila. Oleh karena itu makalah ini
dibuat untuk membahas tentang landasan historis, kultural, yuridis dan filosofis dalam
Pancasila.
1
Asep Sahid Gatara FH.M.SI, Pendidikan Kewarganegaraan, 9.
3
B. RumusanMasalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan Historis adalah suatu landasan yang diambil dari fakta-fakta sejarah yang
dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan Pancasila, baik menyangkut pengembangan
materi dll.
Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan memiliki tujuan yang dipakai
sebagai dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil dari nilai-nilai pandangan hidup
masyarakat.
Pada dasarnya, landasan historis tersebut bermulai dari kehidupan prasejarah, sejarah
Indonesia lama, masa kejayaan nasional, perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem
penjajahan, proklamasi kemerdekaan, hingga perjuangan mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan Indonesia.
Membahas tentang Landasan Historis, maka kita juga membahas tentang sejarah
singkat dibentuknya Pancasila. Bermula dari dibentuknya BPUPKI atau disebut dengan
Dokuritsu Junbi Cosakai melalui sidang-sidangnya yang berlangsung dalam dua babak, yaitu :
pertama mulai 29 Mei sampai 1 Juni 1945; dan kedua, mulai 10 Juli sampai 17 Juli 1945. Moh
Yamin menjadi orang pertama dalam mengusul rumusan dasar negara melalui pidatonya pada
tanggal 29 Mei 1945 yang berisi sebagai berikut : Peri kebangsaan Peri Kemanusiaan, Peri
Ketuhanan, Peri Kerakyatan dan Kesejahteraan Masyarakat.
Lalu rumusan selanjutnya berasal dari Dr. Soepomo melalui pidato pada tanggal 31
Mei 1945 yang berisi : Persatuan, kekeluargaan, Keseimbangan lahir dan batin, Musyawarah,
dan Keadilan Rakyat. Dan rumusan yang terakhir berasal dari Ir.Soekarno dalam pidatonya
pada tanggal 1 Juni 1945 yang berisi : Kebangsaan Indonesia, Peri Kemanusiaan,
Mufakat/Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2
Dr. H. Syahrial Syarbaini, M.A, Pendidikan Pancasila (Ghalia Indonesia) 66.
5
Namun atas prakarsa Moh. Hatta sila ‘Ketuhaan dengan kewajiban menjalankan
syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya’, dalam Piagam Jakarta sebagai Pembukaan UUD
1945 tersebut diubah menjadi ‘Ketuhanan yang maha esa. Dengan demikian, pancasila menurut
Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut
Landasan yang berikutnya adalah landasan Kultural. Perlu kita ketahui, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kultural memiliki makna sesuatu yang berhubungan dengan
budaya. Artinya landasan kultural adalah suatu landasan yang memiliki unsur-unsur jenis
kebudayaan, adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan, dan
kebudayaan yang berada di dalam negara Indonesia yang secara umum.
3
Dr. H. Syahrial Syarbaini, M.A, Pendidikan Pancasila (Ghalia Indonesia) 67.
6
3. Hasil Karya Seni
Dan contoh pengaruh lainnya dari Landsan Kultural yaitu Hasil
Karya seni maupun itu dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Contohnya :
Bahasa Daerah yang berbeda-beda, Tari-tarian Upacara adat, Pakaian adat
seperti batik dan songket dan lain sebagainya.
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang berfungsi sebgai
dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang
dengan jelas menyatakan, “...maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa,Kemanusiaan yang adil beradab,Persatuan Indonesia,dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. 7
4
Moh. Fahri Yusuf, Landasan Pendidikan Pancasila, 6.
5
Emmanuel Sujatmoko, Hak warga negara dalam memperoleh pendidikan, 184.
6
Wasmana, M.Pd (Landasan Yuridis Pendidikan), 2.
7
Dr. H. Syahrial Syarbaini, M.A (Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi), 69.
7
Bahwa Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan bersumber dari Pidato Soekarno
telah dinyatakan dalam Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir
Pancasila. Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tersebut pada pokoknya berisikan
penetapan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Pancasila sebagai ideologi dan
dasar negara dirumuskan dalam Pembukaan Undang- UndangDasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) dan di jabarkan dalam pasal-pasalnya. Sebagai dasar
negara, Pancasila tidak hanya mendasari konstitusi dan peraturan perundang-undangan, tetapi
juga seluruh bangunan kenegaraan dan kebangsaan, beserta praktik kehidupan masyarakat
Indonesia.8
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, pada dasarnya memuat pengakuan akan
eksistensi Tuhan sebagai sumber dan pencipta. Pengakuan ini sekaligus memperlihatkan
hubungan antara yang menciptakan dan yang diciptakan serta menunjukan
ketergantungan yang diciptakan terhadap yang mencipta.
2. Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, sesungguhnya merupakan sebuah
penjabaran lebi lanjut dari sila pertama, Sila ini memperlihatkan secara mendasar dari
negara atas martabat manusia dan sekaligus komitmen untuk melindunginya. Manusia,
mempunyai kedudukan yang khusus di antara ciptaan-ciptaan yang lainnya, mempunyai
ak dan kewajiban untuk mengembangkan kesempatan untuk meningkatkan martabatnya
sebagai manusia. Dengan demikian, manusia dengan akal dan budinya mempunyai
kewajiban untuk mengembangkan dirinya menjadi seseorang yang bernilai.
3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia, secara khusus meminta perhatian setiap warga negara
akan hak dan kewajiban dan tanggung jawabnya pada negara, khususnya dalam menjaga
eksistensi negara dan bangsa.
4. Sila Keempat, demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, memperlihatkan pengakuan negara serta
perlindungannya terhadap kedaulatan rakyat yang dilaksanakan dalam iklim”musyawarah
dan mufakat”. Dalam iklim keterbukaan untuk saling mendengarkan,mempertimbangkan
satu sama lain dan juga sikap belajar serta saling menerima dan memberi. Hal ini bahwa
setiap orang diakui dan dilindungi haknya untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik.
5. Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, secara istimewa menekankan
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Setiap waga negara harus bisa meikmati
keadilan secara nyata, tetapi iklim keadilan yang merata hanya bisa dicapai apabila
struktur sosial masyarakat sendiri adil. Keadilan sosial, terutama menuntut informasi
struktur-struktur sosial, yaitu struktur ekonomi,politik,budaya dan ideologi ke arah yang
lebih akomodatif terhadap kepentingan masyarakat.
8
Aris Heru Utomo, (Landasan filosofis, sosiologi dan yuridis pancasila), 9.
8
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat
dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah negara yang fundamental, karena di dalamnya
terkandung pula konsep-konsep berikut.
Nilai dasar yang fundamental suatu negara dalam hukum mempunyai hakikat dan
kendudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apapun, tidak
mungkin lagi untuk di ubah. Berhubungan Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai
dasar yang fundamental,maka Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila
tidak dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran negara
Proklamasi 17 Agustus 1945.
9
Githa Zanelaa, Jurnal : Landasan Filosofis, 1.
10
I Putu Agus Aryatnaya Giri, Ni Luh Ardini, Ni Wayan Kertiani, Jurnal : Filsafat , Hal 118-120
9
Peranan landasan filosofis dalam pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan
bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah
metafisika, epistemology dan aksiologi pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana
ragamnya aliran filsafat.
Landasan religi pendidikan, adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari kaidah-
kaidah agama/religi yang dijadikan landasan teori maupun praktek pendidikan. Landasan
hukum/yuridis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundangan
yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan atau dalam bahasa inggris disebut dengan civic
education merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang peranan suatu warga negara
dalam kehidupan bernegara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan sesuai dengan
ketetapan yang ada didalam Pancasila dan UUD 1945. Landasan Historis adalah suatu
landasan yang diambil dari fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi pengembangan
pendidikan Pancasila, baik menyangkut pengembangan materi dll.
Filosofis, berasal dari Bahasa yunani yang terdiri atas suku kata philein/philas yang
artinya cinta dan Sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, ilmu, atau kebenaran.Secara
maknawi, filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami
hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Jadi, landasan filosofis
merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan.
Dan bisa kita pahami bahwa dari keempat landasan diatas tersebut (historis, kultural,
yuridis dan filosofis merupakan dasar landasan pendidikan pancasila dan mereka mempunyai
hubungan erat antara satu dengan yang lainnya.
10
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami sampaikan dengan segala kemampuan kami mencari
dan menganalisa serta menulis materi dari berbagai sumber referensi yang ada. Atas segala
kekurangan kami mohon kiranya masukan dan saran untuk perbaikan makalah ini.
Jazakallahukhairankatsiran.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
Pertanyaan diskusi
1. Jadi fungsi landasan historis pada Pancasila yaitu untuk mengetahui asal usul sejarah
perkembangan daripada Pancasila itu sendiri, dari awal dirumuskan Pancasila sampai
dibuat suatu panitia khusus dalam pembuatan 5 sila, hingga sejarah perkembangan
Pancasila itu sendiri, sehingga Pancasila mengalami perkembangan, pertumbuhan dan
berkembang hingga saat ini.
2. Menurut kami nilai-nilai Pancasila masih relevan pada keadaan sekarang, contohnya
yaitu pada sila ke-1 yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”, hal ini masih sangat
relevan pada keadaan sekarang karena kita sbagai warga negara Indonesia kita
diwajibkan untuk memiliki Tuhan atau agamanya masing-masing, dan kita sebagai
warga negara yang taat, harus mengikuti dan mentaati sila ke-1 dari Pancasila
tersebut.
3. Tujuan Jepang membuat BPUPKI dan PPKI adalah untuk menyelidiki hal-hal yang
dibutuhkan dalam usaha kemerdekaan Indonesia, dan juga untuk mengusul rumusan
dasar negara yang dikemukakan oleh beberapa tokoh Indonesia, sehingga jadilah
setelah itu Pancasila dan juga kemerdekaan Indonesia.
4. Pada awal masa orde lama, partai politik itu hanya satu saja dan tidak terbagi-bagi
seperti partai politik sekarang, namun ketika masa orde baru datang mulailah
diperbolehkannya beberapa macam daripada partai politik, sehingga banyak partai
politik yang mulai untuk menunjukkan aksi partainya.
5. Jadi pada dasarnya aspek yuridis merupakan aspek yang membahas tentang stuatu
hukum atau ketetapan oleh suatu undang-undang, dan ini merupakan suatu hal yang
penting pada Pancasila. Karena pada dasarnya semua jenis hukum dan juga ketetapan
kebanyakan dikaitkan oleh Pancasila itu sendiri, yang dapat menentukan suatu hukum
atau patokan dari suatu negara tersebut.
13