Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SISTEM SOSIAL BUDAYA

INDONESIA
“FASE PENJAJAHAN”

DOSEN PEMBIMBING: RUSYDA FAUZANA, M.SI.

PENYUSUN:

NATASYA PUTRI AYU RACHEL SAYDINA PUTRI

PUJA SARI ASIH RAHMAT SUGIANTO

PUTRI DWI NURAINI RAIHAN MAULANA RAHMAN

PUTRI SARTIKA DEWI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridho-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam proses pengumpulan materi dan juga proses pembuatan
makalah ini, tidak terlepas dari kerja keras kami. Makalah yang kami buat ini membahas tentang
“FASE PENJAJAHAN.”

Selain daripada itu, kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa atau bahkan
sumber yang kami masukkan kurang akurat. Oleh karena itu dengan tangan dan hati terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita mengenai materi yang telah di paparkan di dalam makalah ini.

Pekanbaru, 02 Maret 2023

Tim penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
I. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 4
II. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 5
III. TUJUAN MASALAH ........................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 6
A. FASE PENJAJAHAN BANGSA EROPA DAN ASIA DI INDONESIA........................................... 6
B. SEBARAN KEKUASAAN BANGSA EROPA DAN ASIA .......................................................... 10
C. ATURAN YANG DI TERAPKAN ............................................................................................ 13
D. PENGARUH YANG DITINGGALKAN.................................................................................... 18
BAB III............................................................................................................................................ 21
PENUTUP ...................................................................................................................................... 21
I. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 21
II. KRITIK DAN SARAN ........................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Nusantara dikenal sebagai salah satu Negeri yang memiliki kekayaan sumber daya alam
yang melimpah dan beranekaragam. Sumber daya alam tersebut juga memiliki peranan penting
dalam perkembangan kehidupan manusia. Dengan adanya kekayaan sumber daya alam yang
cukup besar ini bangsa Eropa tertarik terhadap nusantara, khususnya rempah - rempah. Bangsa
Eropa sama sekali belum pernah melihat tanaman rempah sehingga imajinasi mereka terurai liar.
Sebagai contoh, mereka membayangkan lada dipanen seperti anggur, tumbuh di pohon, bukan di
sulur seperti pada kenyataan. Rempah-rempah banyak diburu oleh bangsa Eropa, karena
mengandung banyak manfaat bagi kehidupan, salah satunya sebagai bahan baku untuk membuat
ramuan obat obatan yang berguna bagi kesehatan manusia. (M.Iskandar : 2013)

Sejak kaum penjajah masuk ke nusantara, bangsa Belanda, Jepang maupun Inggris, tidak
henti-hentinya merendahkan dan memperbudak bangsa Indonesia. Mulai dari masuknya Portugis,
Spanyol, Belanda, Inggris, Belanda lagi dan akhirnya Jepang serta Belanda sekali lagi, dimana
silih berganti mereka memperbudak bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia terjajah kurang lebih selama 350 tahun. Pada pengetahuan-pengetahuan
sejarah itu diberitahu bagaimana penderitaan bangsa Indonesia pada zaman penjajahan atau berada
dalam kungkungan kolonialisme. Praktik pengenalan sejarah yang diperkenalkan semenjak
pendidikan dasar dimaksudkan agar masyarakat hingga generasi selanjutnya tetap bersatu dalam
satu rasa nasionalisme yang utuh. Bentuk praktek penjajahan pada masyarakat pribumi sudah
terjadi semenjak masa penjajahan.

Latar belakang sejarah kolonial bangsa Indonesia tidak luput menjadi dasar penciptaan
karya sastra. Setiap praktek kolonisasi terjadi dengan membawa kepentingan ideologis dan politis.
Pemaksaan ideologis demi mempermudah kepentingan politis untuk menguasai suatu wilayah dan
masyarakat yang ada didalamnya. Pihak koloni pada akhirnya juga melakukan resistensi terhadap
nilai- nilai yang dibawa kolonialis, meski tak jarang pula nilai-nilai tersebut bebas masuk dan
diterima dalam kehidupan masyarakat (Faruk, 2007).

4
II. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah setelah mengkaji latar belakang di atas dapat diambil beberapa
permasalahan sebagai kajian pada makalah ini, yaitu:

1. Bagaimana kolonialisasi di Indonesia pada masa bangsa Portugis, Spanyol, Belanda,


Inggris dan Jepang ?
2. Bagaimana sebaran kekuasaan pada masa bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris
dan Jepang ?
3. Bagaimana aturan yang di tetapkan pada masa bangsa Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris dan Jepang ?
4. Bagaimana pengaruh yang di tinggalkan pada masa bangsa Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris dan Jepang ?

III. TUJUAN MASALAH


Adapun tujuan yang terdapat pada makalah fase penjajahan, yaitu:

1. Mengetahui kolonialisasi di Indonesia pada masa bangsa Portugis, Spanyol, Belanda,


Inggris dan Jepang.
2. Mengetahui sebaran kekuasaan pada masa bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris
dan Jepang.
3. Mengetahui aturan yang di tetapkan pada masa bangsa Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris dan Jepang.
4. Mengetahui pengaruh yang di tinggalkan pada masa bangsa Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris dan Jepang.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. FASE PENJAJAHAN BANGSA EROPA DAN ASIA DI INDONESIA
1. FASE PORTUGIS

Armada Portugis datang ke Asia menggunakan kapal dagang besar (Nao). Kapal tersebut
dilengkapi dengan tentara, senjata ringan (senapan), dan senjata berat (meriam). Portugis
mengendalikan perdagangan di Asia Tenggara di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque.
Portugis bergerak menuju negara yang kaya akan hasil laut dan rempah-rempah. Pada tahun 1511,
bangsa Portugis pertama kali mendarat di Indonesia, tepatnya di daerah Malaka. Dalam
penguasaan Portugis, Malaka menjadi pusat perdagangan yang paling ramai di Asia. Malaka juga
menjadi tempat komoditas utama dari seluruh dunia timur dan barat. Tome Pires mengatakan
bahwa tidak ada tempat lain yang memperdagangkan komoditas dengan halus dan mahal.

Pada tahun 1512, Alfonso de Albuquerque mengirimkan armadanya ke Maluku. Armada


tersebut membangun monopoli perdagangan cengkeh. Cengkeh dari Indonesia Timur merupakan
komoditi yang paling berharga. Armada pertama mendarat di Pulau Banda, Maluku. Pulau tersebut
merupakan pusat penghasil pala dan selaput buah pala atau sering disebut fuli.

Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme dan
disambut baik oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis mau membantu dalam menghadapi
ekspansi Demak. Terjadilah Perjanjian Sunda Kelapa (1522) antara Portugis dan Pajajaran, yang
isinya sebagai berikut: (1) Portugis diijinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa, (2) Pajajaran
akan menerima barangbarang yang dibutuhkan dari Portugis termasuk senjata, (3) Portugis akan
memperoleh lada dari Pajajaran menurut kebutuhannya. Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke
Pajajaran untuk merealisasi Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh
pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah. Pertempuran berakhir dan namanya diganti
menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya (menang). Selain di Sunda Kelapa, Portugis juga
mendapatkan perlawanan dari penguasa setempat seperti di Aceh dan Ternate.

Hal paling signifikan yang dilakukan oleh Portugis hanyalah ikut bermain dalam tatanan
perdagangan Nusantara yang sebelumnya bebas menjadi dimonopoli oleh pihak Eropa, serta

6
penyebaran agama Katolik di bagian timur wilayah Nusantara. Sampai akhirnya, tahun 1575
Portugis mutusin buat ninggalin monopoli di Nusantara ke daerah Tiongkok dan Jepang karena
wilayah Nusantara ini dinilai nggak strategis, kegedean, dan terlalu banyak persaingan dari
pedangang lokal maupun pedagang internasional.

2. FASE SPANYOL
Bangsa Spanyol pertama kali mendarat di nusantara pada 1521, tepatnya di Maluku. Sejak
saat itu, rakyat Ternate tercatat pernah dua kali melakukan perlawanan terhadap bangsa Spanyol.
Ketika Ternate dan Portugis tengah merintis hubungan dagang, ekspedisi bangsa Spanyol mendarat
di Maluku dan membuat persekutuan dengan Tidore. Akibat kehadiran kedua kekuasaan Barat ini
di Maluku, dualisme antara Ternate dan Tidore pun semakin meningkat tajam hingga berujung
pada peperangan. Setelah terlibat perang selama beberapa tahun, kubu Ternate ternyata lebih
unggul. Perseteruan antara empat pihak tersebut baru dapat diakhiri pada 1529, setelah
ditandatanganinya Perjanjian Saragosa. Perjanjian tersebut mengharuskan Spanyol angkat kaki
dari Maluku dan menyingkir ke Filipina.

Namun selang beberapa tahun, terjadi perubahan politik di Portugis yang berdampak pada
Maluku. Pada 1580, Raja Filip II dari Spanyol berhasil merebut takhta Portugis dan memerintah
dua kerajaan sekaligus. Oleh karena itu, raja memerintahkan agar Gubernur Jenderal Spanyol di
Manila, Dom Pedro da Cunha, untuk menduduki Ternate. Portugis yang berunifikasi dengan
Spanyol pun membentuk basis militer di Tidore dan mengerahkan pasukan yang berkekuatan
sekitar 3.000 tentara. Alhasil, Sultan Said dari Ternate terpaksa melarikan diri bersama sejumlah
pejabat kerajaan. Akan tetapi, Sultan Said akhirnya berhasil dibujuk untuk kembali ke Ternate dan
menandatangani sebuah perjanjian dengan Spanyol. Dalam perjanjian tersebut, Ternate mengakui
kekuasaan dan memberi hak monopoli cengkih kepada Spanyol.

Setelah itu, Sultan Said bersama sejumlah bangsawan Ternate dibawa ke Manila bersama
da Cunha sebagai sandera. Akan tetapi, kekuasaan Spanyol tidak bertahan lama, karena pihak-
pihak yang menolak pendudukannya mengetahui bahwa armada Belanda telah tiba di Banten.
Seorang bangsawan kemudian dikirim ke Banten untuk meminta bantuan Belanda mengusir
Spanyol dari Ternate. Permintaan itu disetujui oleh Belanda, karena pihak Ternate menjanjikan
imbalan berupa monopoli cengkih. Setelah kesepakatan itu, Ternate dengan bantuan Belanda
akhirnya berhasil mengusir Spanyol dari Maluku.

7
3. FASE BELANDA
Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama 350 tahun atau 3,5 abad lamanya.
Pada tahun 1596, bangsa Belanda pertama kali mendarat di wilayah Banten, Indonesia, di bawah
kepemimpinan Cornelis de Houtman.

Tujuan Belanda datang yakni untuk berdagang dan mendapatkan rempah-rempah dengan
harga murah. Namun, kedatangan belanda ini tidak diterima oleh penduduk Banten karena
tindakannya buruk dan sering menimbulkan keributan. Saat itu, bangsa Belanda pun kembali ke
negaranya. Sejak saat itu, bangsa Belanda lainnya kembali berdatangan ke Indonesia. Tak cuma di
Banten, mereka pun berhasil mendapatkan rempah-rempah di Maluku pada tahun 1599. Di tahun
itu, Maluku masih dikuasai Portugis. Untuk mendapatkan tujuannya, Belanda pun mendirikan
benteng pertahanan yang disebut Benteng Afar. Di saat yang sama, kapal-kapal dagang bangsa
Belanda mulai memperkuat diri dengan mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC),
yakni Kongsi Dagang.Sejak VOC didirikan, Belanda melakukan monopoli perdagangan di
pelabuhan-pelabuhan dan pusat perdagangan di Indonesia. Selain itu, Belanda juga menanamkan
kekuasaan dan pengaruhnya pada rakyat di daerah yang didatanginya.

Tahun 1619, Belanda berhasil menguasai Batavia (kini menjadi Jakarta). Dalam beberapa
tahun, Batavia berkembang cukup pesat karena menjadi pusat VOC. Sayangnya, monopoli
perdagangan dan sikap bangsa Belanda ini hanya membuat kerugian pada rakyat Indonesia. Untuk
melawan penjajahan ini, rakyat Indonesia berusaha melakukan perlawanan untuk mengusir
Belanda dari daerah masing-masing.Akibar revolusi Prancis tahun 1789, kekuasaan VOC berubah
dari pemerintah ke Kolonial Belanda. Setahun kemudian, VOC bubar karena gelombang revolusi
ini serta agresi Inggris ke Indonesia.

Tahun 1808, Herman Willem Daendels, seorang politikus Belanda, diangkat menjadi
Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Di bawah kepemimpinanya, dia membagi Pulau Jawa menjadi
sembilan daerah dan menerapkan sistem perbudakan dan kerja paksa yang disebut rodi.Sejak
pemerintahan Deandels, banyak rakyat yang menderita, kelaparan, bahkan meninggal dunia.
Tindakan Deandels ini mendapat kecaman dari bangsa Indonesia dan Belanda. Ia pun digantikan
oleh Gubernur Jenderal Jansens tahun 1811.Jansens berusaha memulihkan keadaan pertahanan
yang belum stabil. Belum selesai bekerja, Jansens harus menyerah pada Inggris yang berhasil
menguasai Indonesia.

8
4. FASE INGGRIS

Inggris sempat menjajah Indonesia selama 5 tahun dari 1811 hingga 1816. Pada 4 Agustus
1811, 60 kapal Inggris muncul di pelabuhan Batavia, yang menjadi pusat kekuatan Belanda.
Kemudian, Batavia dan daerah di sekitarnya jatuh ke tangan Inggris pada 26 Agustus 1811. Setelah
itu, Inggris di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles berhasil merebut seluruh kekuasaan
Belanda di Indonesia yang ditandai dengan Perjanjian Tuntang yang disepakati pada 18 September
1811.

Inggris di bawah kepemimpinan gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menguasai


Indonesia, mulai menghapuskan sistem kerja paksa, monopoli perdagangan, dan perbudakan yang
ada di masa kolonial Belanda.Raffles menerapkan aturan kebebasan menanam dan perdagangan,
serta praktik sewa tanah. Selama memerintah di Pulau Jawa, dia banyak membuat kebijakan di
bidang ilmu pengetahuan, keadilan, dan kesehatan rakyat. Salah satunya adalah membangun kebun
Raya Bogor.

Kekuasaan Inggris di Indonesia berakhir ketika kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte, kalah
dalam perang di Eropa. Inggris lalu menyerahkan kembali kekuasaan pada Belanda, sesuai dengan
perjanjian di Konvensi London tahun 1816

5. FASE JEPANG
Setelah 3,5 abad dijajah Belanda, Indonesia diduduki Jepang. Negara di Asia ini berhasil
menggeser kekuasaan Belanda beserta sekutunya dari wilayah Indonesia.Jepang mendarat pertama
kali di Indonesia pada 11 Januari 1942, tepatnya di Tarakan, yang dulunya termasuk wilayah
Kalimantan Timur.Pada awal pendudukannya, tentara Jepang diterima dengan baik oleh bangsa
Indonesia. Jepang melakukan tindakan-tindakan yang menarik simpati rakyat hingga pemimpin
Indonesia. Salah satunya adalah memberikan pendidikan dan latihan militer pada pemuda
Indonesia. Namun, akhirnya tindakan-tindakan itu mulai berubah dan merugikan bangsa
Indonesia. Jepang mulai memeras tenaga seluruh rakyat Indonesia untuk bekerja demi kepentingan
negara itu.Penjajahan Jepang semakin memburuk karena mengambil sebagian besar hasil panen
makanan. Akibatnya, banyak rakyat Indonesia yang kelaparan hingga terserang
penyakit.Kekejaman Jepang ini menimbulkan pemberontakan dari beberapa daerah.

9
Tahun 1944, keadaan Jepang kian memburuk setelah mengalami banyak kekalahan dari
pasukan Amerika Serikat.Saat itu, pemerintah Jepang akhirnya menjanjikan kemerdekaan bagi
Indonesia. Mereka pun membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) pada 1 Maret 1945. Anggota BPUPKI ini terdiri dari bangsa Indonesia dan
Jepang.Setelah dua kali melakukan sidang, BPUPKI bubar dan dibentuk penggantinya bernama
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs.
Mohammad Hatta.

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Amerika Serikat.
Meski janji kemerdekaan dari Jepang tidak terlaksana, para pemimpin dan rakyat Indonesia tetap
mempersiapkan kemerdekaannya sendiri.pada 17 Agustus 1945, cita-cita kemerdekaan Indonesia
terwujud. Di hari itu, bendera merah putih dikibarkan dan Ir. Soekarno membacakan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia.

B. SEBARAN KEKUASAAN BANGSA EROPA DAN ASIA


1. PORTUGIS

Pada tahun 1511, bangsa Portugis pertama kali mendarat di Indonesia, tepatnya di daerah
Malaka. Dalam penguasaan Portugis, Malaka menjadi pusat perdagangan yang paling ramai di
Asia. Disebutkan dalam buku Suma Oriental yang ditulis oleh pegawai Portugis, Tome Pires, tidak
ada pusat perdagangan yang lebih besar dari Malaka. Malaka juga menjadi tempat komoditas
utama dari seluruh dunia timur dan barat. Tome Pires mengatakan bahwa tidak ada tempat lain
yang memperdagangkan komoditas dengan halus dan mahal.

Pada tahun 1512, Alfonso de Albuquerque mengirimkan armadanya ke Maluku. Armada


tersebut membangun monopoli perdagangan cengkeh. Cengkeh dari Indonesia Timur merupakan
komoditi yang paling berharga. Armada pertama mendarat di Pulau Banda, Maluku. Pulau tersebut
merupakan pusat penghasil pala dan selaput buah pala atau sering disebut fuli.

Dalam rangka memperbesar usaha dagang, Portugis berupaya memperluas wilayah


kekuasaannya. Mereka kemudian menguasai Selat Sunda. Pada tahun 1522, Portugis dan Raja
Sunda, Sang Hyang Prabu Surawisesa, melakukan kesepakatan perjanjian kerjasama. Melalui
kesepakatan tersebut, bangsa Portugis diizinkan untuk mendirikan benteng di daerah yang disebut
"Kepala" dengan syarat memberikan perlindungan kepada Kerajaan Sunda dari kerajaan-kerajaan

10
Islam di jawa. Tempat/daerah lain yang pernah dikuasai oleh Portugis antara lain Jawa, Banten,
Cirebon, Banda, Flores, Solor, dan Maluku. Taktik Portugis untuk menguasai Indonesia dengan
cara mengajak kerjasama tokoh penting atau masyarakat di daerah-daerah yang dianggap sangat
menguntungkan Portugis.

2. SPANYOL

Setelah kedatangan Portugis dan sebelum kedatangan Belanda, Indonesia juga pernah
didatangi bangsa Spanyol. Spanyol tak sempat menguasai kerajaan-kerajaan Nusantara. Ia hanya
menguasai maluku dan manado. Di Indonesia, Spanyol hanya sempat bersaing dengan Portugis di
Maluku.

Armada Spanyol tiba di Sulawesi Utara dan mendirikan benteng di Manado. Upaya
kolonisasi Spanyol dimulai dengan menjadikan Minahasa sebagai lumbung beras Spanyol dan
memanfaatkan penduduk pribumi setempat dalam memperluas kekuasaannya. Spanyol berhasil
menipu penguasa lokal Kepala Walak Lolong Lasut sehingga berhasil mendirikan benteng di
Wenang. Spanyol juga menggunakan orang-orang pribumi Mongodouw untuk menduduki benteng
Portugis di Amurang. Bahkan di daerah Kema, telah menjadi kota permukiman bangsa Spanyol
yang terdiri atas budak-budak Spanyol.

Masa penjajahan Spanyol berlangsung cukup singkat, sekitar 1521-1529 di tengah


penguasaan Nusantara oleh Portugis. Kala itu, Spanyol juga menginjakkan kaki di Maluku dan
bersekutu dengan Kerajaan Tidore. Kedatangan Spanyol rupanya mengusik Portugis karena
mengancam penguasaan bisnis di Indonesia. Padahal, mereka punya wilayah jajahan dan sekutu
yang berbeda.

Akhirnya, perlawanan antara kedua penjajah pun terjadi. Mereka akhirnya berdamai
melalui Perjanjian Saragosa pada 1529. Menurut perjanjian tersebut, Spanyol harus meninggalkan
Maluku dan boleh mengambil kekuasaan ke utara Indonesia, yaitu Filipina. Sementara Portugis
tetap berada di Maluku Akhirnya, negara yang pernah menjajah Indonesia itu pun harus angkat
kaki dari nusantara.

11
3. BELANDA

Negara yang pernah menjajah Indonesia selanjutnya adalah Belanda. Bahkan, penjajahan
dilakukan selama 350 tahun dan menjadi penjajahan terlama di Indonesia. Wilayah kekuasaannya
pun hamper seluruh Indonesia. Alasan utama penjajahan Belanda adalah untuk menguasai wilayah
penghasil rempah-rempah.

Belanda tidak hanya memanfaatkan Indonesia dengan menguasai sumber daya alam,
namun juga sumber daya manusia untuk berperang. Salah satu kebijakan Belanda yang sangat
membuat rakyat Indonesia menderita adalah cultuurstelsel atau sistem tanam paksa. Kebijakan ini
berisi aturan penguasaan tanah, pekerja, hingga hasil panen rakyat untuk Belanda. Tak heran,
banyak bentuk perlawanan dari rakyat kepada para penjajah Belanda, namun kerap gagal. Bahkan,
dominasi Belanda di Indonesia bisa mengalahkan penjajah lain yang juga sempat datang ke
Nusantara. Masa penjajahan Belanda baru berakhir setelah kalah dari Jepang dalam rangkaian
Perang Dunia II. Jepang pun mengambil alih kekuasaan di Indonesia.

4. INGGRIS

Setelah mengalahkan Prancis, Inggris menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia
pada 1811-1816. Inggris melalui Stamford Raffles mulai menata Indonesia. Wilayah kekuasaan
inggris meliputi Sumatra, Ambon, Banda, Pulau Jawa, Palembang, Makassar.

Inggris menghapus sistem monopoli perdagangan yang pernah diterapkan Belanda. Begitu
juga dengan sistem tanam paksa dan menggunakan sistem yang lebih adil. Raffles bahkan
menunjuk bupati lokal menjadi bagian dari pemerintahan. Lalu melahirkan sistem sewa tanah.
Selanjutnya, negara Eropa itu membagi kewilayahan di Pulau Jawa. Namun, belum rampung
penataan itu, Belanda kembali datang. Belanda yang berhasil mengalahkan Inggris akhirnya
menguasai lagi Indonesia.

5. JEPANG

Usai kekalahan di rangkaian Perang Dunia II, Belanda pun angkat kaki dari Indonesia.
Jepang kemudian mengambil alih dan berjanji akan memerdekakan Indonesia. Nyatanya, Jepang
justru menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Kendati singkat, namun kekejamannya tidak kalah
dari Belanda.

12
Pada masa penjajahan Jepang di Indonesia tahun 1942, tentara Jepang sempat membagi
Indonesia menjadi tiga wilayah. Pembagian tiga wilayah di Indonesia meliputi Sumatera, Jawa
dan Madura, dan Kalimantan dan Indonesia Timur. Alasan Jepang membagi Indonesia menjadi
tiga wilayah pada masa penjajahan adalah untuk mempermudah pengawasan dan agar penduduk
Indonesia ikut terlibat dalam kegiatan militer.

Jepang membagi menjadi tiga wilayah pemerintahan militer, yaitu:

• Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara ke-25 (Tomi Shudan) untuk
Sumatera, berpusat di Bukittinggi.
• Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara ke-16 (Asamu Shudan) untuk Jawa
dan Madura, berpusat di Jakarta. Kekuatan pemerintah militer ini ditambah Angkatan
Laut (Dai ni Nankenkantai).
• Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu Armada Selatan Kedua untuk daerah
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, berpusat di Makassar. Pembagian administrasi
wilayah pendudukan itu terkait perbedaan kepentingan Jepang terhadap tiap-tiap
daerah di Indonesia, baik dari segi militer maupun politik ekonomi.

Selain itu Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting, dan masih
diberlakukan pemerintahan sementara.

C. ATURAN YANG DI TERAPKAN


1. PORTUGIS

Kebijakan pemerintah Kolonial Portugis antara lain: Sistem monopoli perdagangan


cengkeh dan pala di Ternate. Berusaha menanamkan kekuasaan di daerah Maluku. Menyebarkan
agama Katholik di daerah-daerah yang dikuasai. Mengembangkan bahasa dan seni musik
keroncong Portugis. Pengaruh yang paling besar dan paling langgeng adalah : Terganggu dan
kacaunya jaringan perdagangan. Banyaknya orang-orang beragama Katholik di daerah
pendudukan Portugis

Pengaruh lain dari kebijakan kolonial Portugis yaitu rakyat menjadi miskin dan menderita.
Tumbuh benih rasa benci terkadap kekejaman Portugis. Munculnya rasa persatuan dan kesatuan
rakyat Maluku untuk menentang Portugis. Bahasa Portugis turut memperkaya perbendaharaan
kata/ kosa kata dan nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretes, Mendosa, Gonzalves, da Silva
13
dan lain-lain.Seni musik keroncong yang terkenal di Indonesia sebagai peninggalan Portugis
adalah keroncong Morisco.Banyak peninggalan arsitek bangunan yang bercorak Portugis dan
sejata api/ meriam di daerah pendudukan.

2. SPANYOL

Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh spanyol di indonesia adalah mengenai kebijakan
barter yang dilaksanakan di pulau jawa, kebijakan ini dilakukan karena pihak spanyol sulit untuk
mendapatkann pengaruh di Maluku maupun di Ternate karena adanya campur tangan dari pihak
VOC, barter yang digunakan oleh spanyol adalah dengan menukar kebutuhan sehari-haari seperti
beras, jagung dan gandum serta kain, kemudian ditukar dengan rempah-rempah.

membujuk Kerajaan ternate untuk menandatangani perjanjian yang mengharuskan dan


mengharuskan Ternate mengakui kekuasaan dan memberi hak monopoli cengkih di Spanyol.

3. BELANDA

Pada masa hindia Belanda mereka membuat kongsi dagang yang Bernama VOC. Pada
masa pemerintahan VOC membuat beberapa kebijakan atau aturan yg di terapkan seperti:

a. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli


perdagangan. Dalam hal ini VOC berhasil menguasai produksi lada yang berhasil dikuasai
oleh Banten dengan cara membangun benteng di Batavia yang digunakan sebagai salah
satu pusat perdagangan di Asia yang mampu untuk menyaingi dan menggantikan peran
pelabuhan Malaka (Leirissa.2012:38).
b. Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam rangka untuk
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. Apabila ada konflik internal di satu kerajaan,
atau ada pertikaian antara satu kerajaan dengan kerajaan tetangganya, Belanda
membantu salah satu pihak untuk mengalahkan lawannya, dengan imbalan yang
sangat menguntungkan bagi pihak Belanda, termasuk antara lain memperoleh sebagian
wilayah yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu muslihat dan bantuan
penguasa setempat, Belanda berhasil mengusir Portugis dari wilayah yang mereka kuasai
di Maluku, yang sangat kaya akan rempah-rempah, yang mahal harganya di Eropa.
c. Melaksanakan sepenuhnya hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda seperti:

14
hak monopoli, hak untuk membuat uang, hak nutuk mendirikan benteng, hak untuk
melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan hak untuk tentara.
d. Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke
Jayakarta (Batavia).
e. Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten). Yakni dengan Melakukan pelayaran
hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah
merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempah-rempah kepada
pedagang asing seperti Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di
pelabuhan bebas Makasar.
f. Kebijakan VOC terhadap Maluku yang bersifat dualistik yakni dengan melaksanakan
penghilangan daerah-daerah produsen cengkeh Maluku yang dikuasai oleh kerajaan
Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Kemudian pihak kerajaan menyetujui keinginan VOC
agar cengkeh dan pala tidak diproduksi dan dijual di Maluku dengan diadakannya
“Extirpatie” yakni penebangan pohon-pohon cengkeh dan pala yang terdapat di dalam
wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dan sebagai imbalannya pihak VOC memberikan upah
kepada para Sultan dan Bobato (pejabat kerajaan) yang dinamakan
“Recognitiepennningen” sehingga pada tahun 1620 di wilayah Maluku tidak terdapat lagi
cengkeh dan pala sehingga pusat perdagangan dipindahkan dari Ambon yang semula
berpusat di wilayah itu beralih ke daerah Batavia (Jayakarta) yang merupakan wilayah
kekuasaan VOC (Leirissa.2012:43).

Sedangkan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kerajaan melalui Deandels adalah
sebagai berikut:

a. Membangun ketentaraan, pendirian tangsi-tangsi/ benteng, pabrik mesiu/senjata di


Semarang dan Surabaya serta rumah sakit tentara.
b. Membuat jalan pos dari Anyer sampai Panarukan dengan panjang sekitar 1.000 km.
c. Membangun pelabuhan di Anyer dan Ujung Kulon untuk kepentingan perang.
d. Memberlakukan kerja rodi atau kerja paksa untuk membangun pangkalan tentara.
e. Melakukan tanam paksa (cultuurstelsel)
f. Semua pegawai pemerintah menerima gaji tetap dan mereka dilarang melakukan
kegiatan perdagangan.

15
g. Melarang penyewaan desa, kecuali untuk memproduksi gula, garam, dan sarang
burung.
h. Melaksanakan contingenten yaitu pajak dengan penyerahan hasil bumi.
i. Menetapkan verplichte leverantie, kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada
pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan.
j. Menerapkan sistem kerja paksa (rodi) dan membangun ketentaraan dengan melatih
orang-orang pribumi.
k. Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan sebagai dasar pertimbangan
pertahanan.
l. Membangun pelabuhan-pelabuhan dan membuat kapal perang berukuran kecil.
m. Melakukan penjualan tanah rakyat kepada pihak swasta (asing).
n. Mewajibkan Prianger stelsel, yaitu kewajiban rakyat Priangan untuk menanam kopi.

4. INGGRIS

Pemerintah kolonial Inggris menduduki Indonesia pada tahun 1811 hingga tahun 1815.
Gubernur Jenderal Inggris di India Gilbert Elliot Murray Kynynmound atau Earl Minto (biasa
dikenal dengan nama Baron Minto) menunjuk Sir Thomas Stamford Raffles sebagai penguasa
Indonesia dengan gelar Letnan Gubernur. Sebagai pemimpin pendudukan Inggris di Indonesia.
Berikut ini kebijakan Raffles selama di Nusantara:

a. Menghapus tanam paksa dan melarang perdagangan budak.


b. Memberi kebebasan kepada rakyat untuk menentukan tanaman yang ditanam, pemerintah
hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor
yang paling menguntungkan.
c. Menghapus pajak hasil bumi (verplichte leverantie) yang sudah diterapkan VOC.
d. Memperkenalkan sistem sewa tanah (landrent). Harga sewa ditetapkan pemerintah setelah
mempertimbangkan kondisi tanah dan dibayar secara tunai. Ide perubahan ini banyak
dipengaruhi oleh keberhasilannya dalam penerapan sistem serupa di India.
e. Pemungutan pajak sewa tanah dilakukan per kepala. Sebelumnya, pada masa VOC dikenal
pajak kolektif yang artinya tiap desa wajib menyerahkan pajak pada VOC. Di masa Raffles
pajak merupakan kewajiban tiap-tiap orang bukan seluruh desa.

16
f. Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah dan jabatan yang diwariskan secara turun-
temurun dihapuskan.
g. Membagi pulau Jawa menjadi 16 keresidenan.
h. Membentuk sistem pemerintahan dan sistem peradilan yang mengacu pada sistem yang
dilaksanakan di Inggris.
i. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan pemerintah Inggris selama berada di Indonesia
dimulai dari menghapus sistem tanam paksa, melarang perbudakan, menghapus pajak hasil
bumi, memperkenalkan sistem landrent, membentuk sistem pemerintahan, membagi Pulau
Jawa menjadi 16 karesidenan, dan sistem peradilan yang mengacu pada sistem yang
dilaksanakan di Inggris.

5. JEPANG

Untuk yang pertama kalinya, Jepang melakukan kebijakan politik yaitu melarang semua
rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, jepang mengeluarkan peraturan yang
membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September
1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.

Berikut kebijakan Jepang terkait dengan sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang
adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan ekonomi bertujuan untuk kepentingan perang sehingga seluruh potensi sumber
daya alam dan bahan mentah dipakai demi industri yang mendukung mesin perang.
b. Jepang mmeberikan sanksi pelanggaran yang sangat berat serta pengawasan yang
diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang.
c. Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki(memenuhi kebutuhan daerah
sendiri dan menunjang kegiatanperang). Konsekuensinya tugasrakyat beserta semua
kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang.
d. Jepang menerapkan kebijakan ROMUSHA. Romusha merupakan kerja paksa (tanpa
dibayar) pada zaman penduduka Jepang. Romusha dibentuk dengan tujuan untuk
membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan rakyat Jepang. Sarana dan prasarana
tersebut antara lain jembatan, lapanganterbang, serta gua-gua tempat persembunyian.
Kebijakan pemerintah pada pendudukan Jepang pada bidang social antara lain berupa

17
pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja paksa. Selain itu, para pemuda juga
diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi militer maupun semi militeryang
dibentuk Jepang
e. Jepang menerapkan kebijakan Politik Dumping. Politik dumping yaitu: politik atau
kebijakan yang dilakukan dengan jalan menjual produk di luar negeri lebih murah dari pada
dalam negeri. Tujuan Kebijakan dumping ini untuk menguasai pasar di luar negeri dan
untuk menghasilkan produk lama yang mungkin kurang maju.

D. PENGARUH YANG DITINGGALKAN


1. PORTUGIS

Meski kekuasaan Portugis di Indonesia tidak selama Belanda, pengaruh yang ditinggalkan
tetap tertanam dalam kebudayaan Indonesia. Sebagiannya adalah sebagai berikut:

a) Di bidang agama, Penyebaran agama Kristen pertama kali dilakukan oleh Fransiscus
Xaverius, seorang misionaris berkebangsaan Spanyol. Pada 1546-1547, Xaverius bekerja
di antara orang Ambon, Ternate, dan Morotai. Meski mendapat tentangan dari penguasa
kerajaan Islam setempat, banyak orang Ambon yang akhirnya memeluk agama Kristen
Katolik. Sampai tahun 1560-an, terdapat sekitar 10.000 orang Katolik di wilayah itu.
Kemudian 30 tahun berikutnya jumlahnya telah mencapai 60.000 orang. Sementara di
Solor, umat Katolik diperkirakan telah mencapai angka 25.000 orang Sepanjang abad-abab
berikutnya, lahirlah komunitas-komunitas kristiani di Indonesia bagian timur.
b) Sedangkan salah satu pengaruh Portugis dalam bidang kesenian adalah musik keroncong.
Keroncong berasal dari musik Portugis abad ke-16 yang disebut fado. Di Indonesia,
pengenalan keroncong dimulai dari Pulau Banda, kemudian ke Kampung Tugu di Jakarta.
c) Adapun peninggalan Portugis dalam bidang bahasa ditunjukkan dengan sejumlah kosakata
yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Beberapa contoh kosakata antara lain gereja,
mentega, sinyo, sepatu, pesta, sabun, meja, dan minggu. Hal ini mencerminkan peranan
yang dimainkan oleh bahasa Portugis, di samping bahasa Melayu di seluruh pelosok
Nusantara. Selain itu, pengaruh paling besar dari kedatangan bangsa Portugis di Indonesia
adalah terganggunya dan kacaunya jaringan perdagangan, sebagai akibat ditaklukkannya
Malaka.

18
2. SPANYOL

Pengaruh dari peninggalan kolonialisme spanyol di Indonesia adalah:

a) Banyaknya dibangun pelabuhan-pelabuhan sehingga Indonesia menjadi pusat


b) perdagangan di Asia tenggara terutama di daerah Malaka.
c) Setelah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia banyak berdiri pusat-pasat Industri
d) yang dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
e) Dibangunnya sarana jalan darat (jalan raya) sehingga antara kota yang satu dengan
f) yang lainnya terasa dekat.
g) Didirikannya sekolah yang dapat mencerdaskan para generasi penerus bangsa
h) Indonesia.

3. BELANDA

Pengaruh dari kolonialisme Belanda di Indonesia adalah:

a) Saat ini, struktur politik di Indonesia juga tidak lepas dari sejarah belanda. Tidak hanya
itu, pemerintah kolonial Belanda juga menjalankan trias politica yang juga dijalankan
oleh pemerintah Indonesia saat ini. Pada bidang yudikatif, pemerintah Kolonial
Belanda mendirikan lembaga peradilan untuk kalangan Eropa, lembaga peradilan
untuk kalangan asing, dan lembaga peradilan untuk warga pribumi.
b) Sebagian besar mungkin sudah tahu tentang cultuurstelsel (tanam paksa) yang
merugikan rakyat di zaman itu. Namun, ada hal yang saat ini masih digunakan. Itu
adalah pajak. Pemberlakuan pajak sudah diatur oleh pemerintah Kolonial Belanda,
tepatnya pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Daendels.
c) Banyaknya pusat - pusat aktivitas Industri yang dibangun yang membutuhkan tenaga
kerja sehingga berperan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
d) Terhubung dan berkurangnya jarak tempuh antar daerah di Indonesia karena
pembangunan jalan -jalan di darat oleh pemerintah colonial Belanda.
e) Bermunculannya kaum intelektual yang cerdas diantara masyarakat bangsa Indonesia
yang berguna sebagai bibit – bibit pemimpin karena pembangunan berbagai sekolah
serta program pengajaran yang dilaksanakan pemerintah koloniah Belanda.

19
f) Pembangunan jaringan saluran irigasi yang dibangun pemerintah colonial Belanda
yang berguna untuk membantu pengairan lahan – lahan milik petani Indonesia.

4. INGGRIS
Pengaruh dari kolonialisme Inggris bagi masyarakat Indonesia dalam aspek ekonomi
adalah mulai dikenalnya sistem sewa tanah sekaligus sistem perekonomian uang,
dilaksanakan sistem ekonomi liberal di mana negara merupakan pemilik faktor produksi
yang sah, dihapuskannya penyerahan wajib, penghapusan segala bentuk sistem monopoli,
dan desa sebagai unit administrasi.

5. JEPANG

Pengaruh dari kolonialisme Belanda di Indonesia adalah:

a) Mengingat Jepang kerap menjadikan rakyat Indonesia ‘pembantu’ dalam perang, hal ini
membuat Indonesia berkesempatan mempelajari hal-hal terkait militer. Salah satunya,
melalui pelatihan di Pembela Tanah Air (PETA).
b) Dampak kesenian dan kebudayaan Tak cuma dari segi militer, bidang kesenian dan
kebudayaan Indonesia juga terdampak positif. Dunia perfilman Tanah Air semakin
terorganisir, meskipun fokusnya hanya diperbolehkan menunjukkan dukungan terhadap
Jepang. Kebijakan Nippon yang memperbolehkan penggunaan bahasa Indonesia juga
berhasil membangkitkan jiwa nasionalisme. Rasa nasionalisme ini juga dikembangkan
melalui upacara bendera.
c) masuknya semangat nasionalisme dalam kurikulum pengajaran, dan penghapusan
diskriminasi siswa yang dapat mengikuti pembelajaran.
d) Pembentukan strata warga hingga tingkat sangat bawah adalah rukun tetangga (RT) atau
Tonarigumi.
e) Diperkenalkan suatu sistem baru untuk pertanian adalah line system (sistem pengaturan
bercocok tanam secara efisien) yang berhaluan untuk meningkatkan produksi pangan.
f) Melatih mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia sebagai modal bertempur hingga pada
akhirnya terbentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan asal usul TNI.

20
BAB III

PENUTUP
I. KESIMPULAN
Pada tahun 1511, bangsa Portugis pertama kali mendarat di Indonesia, tepatnya di daerah
Malaka. Dalam penguasaan Portugis, Malaka menjadi pusat perdagangan yang paling ramai di
Asia. Malaka juga menjadi tempat komoditas utama dari seluruh dunia timur dan barat. Sedangkan
Bangsa Spanyol pertama kali mendarat di nusantara pada 1521, tepatnya di Maluku. Sejak saat itu,
rakyat Ternate tercatat pernah dua kali melakukan perlawanan terhadap bangsa Spanyol. Dan
Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama 350 tahun atau 3,5 abad lamanya. Pada tahun
1596, bangsa Belanda pertama kali mendarat di wilayah Banten, Indonesia, di bawah
kepemimpinan Cornelis de Houtman. Lalu Inggris sempat menjajah Indonesia selama 5 tahun dari
1811 hingga 1816. Pada 4 Agustus 1811, 60 kapal Inggris muncul di pelabuhan Batavia, yang
menjadi pusat kekuatan Belanda. Terakhir Jepang mendarat pertama kali di Indonesia pada 11
Januari 1942, tepatnya di Tarakan, yang dulunya termasuk wilayah Kalimantan Timur.

II. KRITIK DAN SARAN


Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA
Ishak, M. (2012). Sistem Penjajahan Jepang di Indonesia. Jurnal Inovasi, 9(01).

Makmur, D., Suryo Haryono, P., & Musa, S. (1993). Sejarah pendidikan di Indonesia
zaman penjajahan. Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Al Anshori, M. J. (2011). Sejarah nasional Indonesia: masa prasejarah sampai masa


proklamasi kemerdekaan. PT Mitra Aksara Panaitan.

Ali, R. M. (2005). Pengantar ilmu sejarah Indonesia. LKiS Pelangi Aksara.

Putra, A. R. (2020). Modul pembelajaran SMA sejarah Indonesia Kelas XI: penjajahan
bangsa Eropa di Indonesia.

Syaharuddin, S., & Susanto, H. (2019). Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra
Kolonialisme Nusantara sampai Reformasi).

Ricklefs, M. C. (2001). Sejarah Indonesia Modern (1200-2004). London: Palgrave.

22

Anda mungkin juga menyukai