Anda di halaman 1dari 13

KEDATANGAN GEREJA PADA MASA PORTUGIS DAN SPANYOL DI

INDONESIA
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kristen di
Indonesia

Dosen Pengampu: Drs. Moh. Nuh HS., M.Ag.

Disusun Oleh:

Thoriq Haitsam (11200321000012)

PRODI STUDI AGAMA-AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Kedatangan Gereja Pada Masa Portugis
dan Spanyol di Indonesia”, meskipun didalamnya masih terdapat banyak
kekeliruan dan kekurangan.

Dalam kesempatan ini tak lupa saya menyampaikan terima kasih tentunya
makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan Bapak Drs. Moh. Nuh HS.,
M.Ag. selaku dosen mata kuliah Kristen di Indonesia. Saya menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan, untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat saya harapkan demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini. Makalah ini di susun dengan harapan
dapat memberikan informasi dan pembelajaran bagi kita semua. Terimakasih.

Jakarta, 21 Desember 2022

Thoriq Haitsam

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................2
A. Latar Belakang...............................................................................................2
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Tujuan Masuknya Portugis dan Spanyol di Indonesia............................................4
B. Bagaimana proses masuknya Portugis dan Spanyol di Indonesia...........................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang
dimulai sejak zaman prasejarah oleh “Manusia Jawa” pada masa sekitar 500.000
tahun yang lalu. Periode dalam sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era:
era pra kolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa
dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan. era kolonial, masuknya
orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah
mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad
ke-17 hingga pertengahan abad ke-20, era kemerdekaan, pasca Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966), era Orde Baru,
32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta era reformasi yang
berlangsung sampai sekarang. Tujuan kedatangan bangsa Spanyol ke
Indonesia sama dengan tujuan bangsa Portugis, yaitu mencari kekayaan,
menyebarkan agama Nasrani, dan mencari daerah jajahan. Pada tanggal 8
November 1521, kapal dagang Spanyol berlabuh di Maluku, setelah melalui
Filipina, Kalimantan Utara, kemudian langsung ke Tidore. Disini bangsa
Spanyol diterima baik oleh rakyat Tidore.
Namun Portugis yang ada di Ternate merasa terancam dan tidak mau
disaingi sesama bangsa Eropa, yang dianggap akan mengganggu monopolinya.
Kemudian mereka bersengketa, dan dibuatlah perjanjian di Saragosa pada tahun
1526, yang menyebabkan Spanyol harus meninggalkan Tidore.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya:
1. Apa Tujuan Masuknya Portugis dan Spanyol ke Indonesia?
2. Bagaimana proses masuknya Portugis dan Spanyol di Indonesia?
3. Bagaimana pergerakan perkembangan gereja kekristenan pada masa
Portugis dan Spanyol?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisannya:
1. Mengetahui dan dapat memahami apa tujuan misi Portugis dan
Spanyol di Indonesia.
2. Mengetahui bagaimana pergerakan perkembangan gereja kekristenan
pada masa Portugis dan Spanyol.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Masuknya Portugis dan Spanyol di Indonesia

Periode 1599 sampai tahun 1606 adalah periode yang sangat penting dalam
sejarah Ternate. Selama masa itu, Ternate tidak hanya menghadapi Portugis dan
Spanyol tetapi harus menghadapi Inggris dan Belanda. Motivasi Belanda
melalukan ekspansi ke wilayah Ternate, dengan tujuan utama mengadakan
monopoli perdagangan cengkeh. Untuk mewujudkan tujuan itu maka penguasaan
daerah secara politis dan ekonomi menjadi sangat penting. Bersamaan dengan
kedatangan bangsa Portugis dengan tujuan politik dalam somboyan “gold, glory
dan gospel”, atau “feitoria, fortaleza, dan igreja” yang dapat diartikan
‘perdagangan’, penguasaan militer’, dan penginjilan’ di mana Malaka mulai
dikuasai, maka jaringan perdagangan kesultanankesultanan di Indonesia; termasuk
Ternate dan lain-lain mulai terasa terancam. Oleh karenanya, kesultanan-
kesultanan tersebut berupaya melakukan serangan terhadap Portugis1.

Kehadiran bangsa Eropa (Portugis) ke Maluku pada umumnya dan Ternate


khususnya, rempah-rempah hanya sebagai sampingan. Tetapi penyebaran agama
Kristen merupakan hal yang sangat peting. Portugis memanfaatkan Ternate
sebagai wilayah penghasil rempah-rempah di dunia untuk mengenalkan agama
Kristen kepada orang Ternate yang, baik kalangan awam maupun kalangan
petinggi kerajaan Ternate, maupun kerajaan-kerajaan lain di wilayah Jazirah
Moloku Kie Raha. Masyarakat di Ternate (Moloku Kie Raha) adalah masyarakat
agamais di satu sisi, tetapi di sisi yang lain masyarakat Ternate juga masih
mempercayai tentang animisme dan dinamisme.

Dengan keterbukaan Ternate bagi pedagang-pedagang yang datang dan


pergi dari dunia Eropa dan Asia, tentunya ada sisi positif dan negatif bagi
masyarakat lokal. Terkait dengan masih minimnya pengetahuan bagi masyarakat
1
Karen Armstrong; Masa Depan Tuhan: Sanggahan Terhadap Fundamentalisme dan Ateisme,
Cet; III, Bandung, (Mizan: Bandung, 2011), hlm. 57.

4
Ternate yang awam di kala itu, maka pengaruh budaya luar sangat cepat
merambah akan jati diri mereka dari sisi negatif dari kehadiran pedagang luar.
Pengaruh budaya yang berasal dari orang Eropa berupa keyakinan akan
pengetahuan agama yang mereka bawah. Jika pedagang Eropa yang lebih intens
dalam penyebaran agama, maka Kristen sebagai agama yang perlu disebarluaskan.

B. Bagaimana proses masuknya Portugis dan Spanyol di Indonesia

Pada tahun 1522 Spanyol memulai kolonisasi di Sulawesi Utara 1560


Spanyol mendirikan pos di Manado Minahasa memegang peranan sebagai
lumbung beras bagi Spanyol ketika melakukan usaha penguasaan total terhadap
Filipina. Pada tahun 1550 Spanyol telah mendirikan benteng di Wenang dengan
cara menipu Kepala Walak Lolong Lasut menggunakan kulit sapi dari Benggala
India yang dibawa Portugis ke Minahasa.

Tanah seluas kulit sapi yang dimaksud spanyol adalah tanah seluas tali yang
dibuat dari kulit sapi itu. Spanyol kemudian menggunakan orang Mongodouw
untuk menduduki benteng Portugis di Amurang pada tahun 1550-an sehingga
akhirnya Spanyol dapat menduduki Minahasa. Dan Dotu Kepala Walak (Kepala
Negara) Lolong Lasut punya anak buah Tonaas Wuri' Muda. Nama Kema
dikaitkan dengan pembangunan pangkalan militer Spanyol ketika Bartholomeo de
Soisa mendarat pada 1651 dan mendirikan pelabuhan di daerah yang disebutnya
‘La Quimas.’ Penduduk setempat mengenal daerah ini dengan nama ‘Maadon’
atau juga ‘Kawuudan.’ Letak benteng Spanyol berada di muara sungai Kema,
yang disebut oleh Belanda, "Spanyaardsgat, " atau Liang Spanyol.

Misionaris Belanda, Domine Jacobus Montanus dalam surat laporan


perjalanannya pada 17 November 1675, menyebutkan bahwa nama Kema, yang
mengacu pada istilah Spanyol, adalah nama pegunungan yang membentang dari
Utara ke Selatan. Ia menulis bahwa kata ‘Kima’ berasal dari bahasa Minahasa
yang artinya Keong.

5
Sedangkan pengertian ‘Kema’ yang berasal dari kata Spanyol,
‘Quema’ yaitu, nyala, atau juga menyalakan. Pengertian itu dikaitkan
dengan perbuatan pelaut Spanyol sering membuat onar membakar daerah itu.
Gubernur Robertus Padtbrugge dalam memori serah terima pada 31 Agustus 1682
menyebutkan tempat ini dengan sebutan "Kemas of grote Oesterbergen, " artinya
adalah gunung-gunung besar menyerupai Kerang besar. Sedangkan dalam kata
Tonsea disebut ‘Tonseka,’ karena berada di wilayah Pakasaan Tonsea.

Hendrik Berton dalam memori 3 Agustus 1767, melukiskan Kema selain


sebagai pelabuhan untuk musim angin Barat, juga menjadi ibu negeri Tonsea. Hal
ini terjadi akibat pertentangan antara Manado dengan Kema oleh sengketa sarang
burung di pulau Lembeh. Pihak ukung-ukung di Manado menuntut hak sama
dalam bagi hasil dengan ukung-ukung Kema. Waktu itu Ukung Tua Kema adalah
Xaverius Dotulong.

C. Pergerakan perkembangan gereja kekristenan pada masa Portugis dan


Spanyol

Portugis dan Spanyol merupakan tumpuan kekuatan gereja Katholik Roma


memperluas wilayah yang dilakukan kesultanan Ottoman di Mediterania pada
abad ke-XV. Selain itu Portugis dan Spanyol juga tempat pengungsian
pengusaha dan tenaga-tenaga terampil asal Konstantinopel ketika dikuasai
kesultanan Ottoman dari Turki pada 1453. Pemukiman tersebut menyertakan alih
pengetahuan ekonomi dan maritim di Eropa Selatan. Sejak itupun Portugis dan
Spanyol menjadi adikuasa di Eropa.

Bagi pedagang Eropa atau orang Portugis yang membawa misi Kristen,
kapan dan dimana pun, atau di daerah mana saja yang mereka datangi, di situlah
tanah mereka yang pernah dijanjikan dalam kitab suci. Olehnya itu penyebaran
agama merupakan sebuah pesan kitab suci, yang disebut dengan istilah “Tanah
Terjani”, Hal ini seperti dikisahkan dalam perjalanan Abraham bertemu Allah.
Dalam kitab kejadian atau genesis disebutkan: “Tuhan tampak pada Abraham dan
berkata, “Aku akan memberikan tanah ini kepada keturunanmu” (Kej. 12:7). Pada

6
bagian lain dalam kitab itu disebutkan: Tuhan berkata kepada Abraham, “kepada
keturunanmu telah kuberikan tanah ini mulai dari sungai Mesir (sungai Nil)
sampai ke Sungai Besar, Efrat: yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang
Kadmon, orang Girgasi, dan lain-lain. Kemudian di bagian yang lain disebutkan,
“Aku akan memberikanmu tanah yang sedang engkau diami ini, seluruh tanah
kanaan, sebagai milik pribadi….” (Kej, 17: 8)2

Penyebaran agama Kristen di Ternate sangat sukses. Selama tiga bulan lebih
berkeliling Moro, Xavier berhasil mengkonversi 3.000 orang tua dan anak–anak
ke agama Kristen. Metode apa yang digunakannya untuk meraih sukses tersebut?
Xavier tahu bahwa sasarannya adalah masyarakat yang sangat sederhana, buta
huruf serta punya kemampuan dan bakat yang sangat terbatas. Terkait dengan hal
ini, Armstrong mengatakan; agama, dengan demikian bukanlah sesuatu yang
menyangkut pikiran manusia melainkan lebih pada perbuatan mereka. Lebih
lanjut beliau mengatakan kebenaran agama diperoleh melalui amalan langsung3.

Menghadapi masyarakat seperti ini tentunya tidak relevan berbicara tentang


doktrin dan teori yang muluk– muluk. Dalam bahasa cerita Armstrong berujar
“tidak ada gunanya membayangkan bahwa anda akan dapat menyetir mobil hanya
dengan membaca manual atau mempelajari peraturan lalu lintas. Anda tidak dapat
belajar menari, melukis atau memasak dengan menekuni teks atau resep. Aturan-
aturan permainan papan terdengar kabur, dirumit-rumitkan, dan sulit dimengerti
sampai anda mulai memainkannya, baru pada saat itulah semuanya terasa tepat
pada tempatnya. Dengan cara yang sederhana, orang Portugis, terutama para
penginjil berusaha mencoba tidak bertindak doktrinal. Xavier salah seorang
Portugis yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana memahami pengetahuan
agama masyarakat awam. Kepada masyarakat Moro, Xavier pernah berkata:
“Barang siapa beriman dan sudah dibaptis, akan selamatlah ia”. Metode yang
dimaksudkan di sini adalah cara yang dilakukan dan dipakai oleh orang-orang

2
Dikutip dari buku; Trias Kuncahyono, Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir,
Jakarta, Kompas, hlm. 40.
3
Karen Armstrong, Masa Depan Tuhan Sanggahan terhadap Fundamentalisme dan Ateisme, Cet.
III, Mizan, Bandung, hlm. 14.

7
Portugis dalam mengkonversi orang Ternate ke dalam agama Kristen. Metode ini
pada umumnya merupakan langkah-langkah yang semestinya dilakukan dengan
cara yang, satu sisi berusaha untuk berkuasa dan mengusai wilayah tertentu tetapi,
yang penting dari semua itu adalah menyebarkan agama Kristen.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kedatangan orang-orang Eropa ke Ternate, selain untuk mengambil


rempah-rempah, sekaligus menyiarkan dan mengembangkan agama Kristen.
Tertaklukan Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 memberikan sebuah
keterbukaan pengetahuan orang-orang Portugis akan jalur sutera ke Ternate. Moto
yang dibawah para pedagang ke Indonesia, serta Maluku dan Ternate dengan
semboyan “feitoria, fortaleza, dan igreja” yang dapat diartikan ‘perdagangan’,
penguasaan militer’,dan penginjilan. Periode 1599 sampai tahun 1606 adalah
periode yang sangat penting dalam sejarah Ternate. Selama masa itu, Ternate
tidak hanya menghadapi Portugis dan Spanyol tetapi harus menghadapi Inggris
dan Belanda. Motivasi Belanda melalukan ekspansi ke wilayah Ternate, dengan
tujuan utama mengadakan monopoli perdagangan cengkeh. Untuk mewujudkan
tujuan itu maka penguasaan daerah secara politis dan ekonomi menjadi sangat
penting.

Pada tanggal 8 November 1521, kapal dagang Spanyol berlabuh di Maluku,


setelah melalui Filipina, Kalimantan Utara, kemudian langsung ke Tidore.
Disini bangsa Spanyol diterima baik oleh rakyat Tidore. Namun Portugis yang ada
di Ternate merasa terancam dan tidak mau disaingi sesama bangsa Eropa, yang
dianggap akan mengganggu monopolinya. Kemudian mereka bersengketa, dan
dibuatlah perjanjian di Saragosa pada tahun 1526, yang menyebabkan Spanyol
harus meninggalkan Tidore.

 1521 Spanyol memulai petualangannya di Sulawesi Utara


 1560 Spanyol mendirikan pos di Manado.
 1617 Gerakan perlawanan rakyat Minahasa di Sulawesi Utara untuk
mengusir kolonial Spanyol.
 1646 Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara.

9
Tahun selanjutnya Spanyol masih mencoba memengaruhi kerajaan sekitar
untuk merebut kembali Minahasa tapi gagal, terakhir dengan mendukung Bolaang
Mongondow yang berakhir tahun 1692. Pelaut Spanyol berhasil mencapai
Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih dahulu singgah di Filipina
disambut baik oleh rakyat Tidore. Bangsa Spanyol dimanfaatkan oleh rakyat
Tidore untuk bersekutu dalam melawan rakyat Ternate. Maka pada tahun 1534,
diterbitkan perjanjian Saragosa (tahun 1534) yang isinya antara lain pernyataan
bahwa bangsa Spanyol memperoleh wilayah perdagangan di Filipina sedangkan
bangsa Portugis tetap berada di Kepulauan Maluku.

B. Saran

Saya sebagai penulis membuat makalah ini jauh dari kata baik, mohon maaf
bila ada kekeliruan dan penggunaan bahasa yang kurang dipahami. Jika ada saran
untuk penulis, saya sebagai penulis akan menerima dan memperbaiki untuk
membuat makalah yang lebih baik kedepannya. Terimakasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Karen Armstrong, 2011; Masa Depan Tuhan, Sanggahan Terhadap


Fundamentalisme dan Ateisme, Bandung, Mizan.

M. Adnan Amal, 2010; Portugis & Spanyol di Maluku, Depok, Komunitas


Bambu.

Trias Kuncahyono, 2010; Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir,


Jakarta, Kompas.

"Masuknya Kristen di Indonesia". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di


Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-25.

11

Anda mungkin juga menyukai