01MAR
BAB I
PENDIDIKAN BARAT
Syarat utama untuk memperluas pengaruh agama khatolik ialah mendirikan sekolah-sekolah.
Karena itu sekolah guru yang pertama kali dibentuk di wilayah Indonesia kita dapati di
daerah ternate yang didirikan oleh kaum pendeta portugis. Bukan hanya itu dipulau-pulau
lain disekitar ternate didirikan sekolah-sekolah yang dibina oleh kaum gerejawan khatolik.
Dengan jalan mengembangkan pendidikan berdasarkan agama khatolik itu bangsa portugis
berusaha untuk dapat berpengaruh dibidang ekonomi dan politik.namun semua itu mengaami
kegagalan karena kecerobohan dan keserakahan para penguasa mereka sendiri. Pada tahun
1574 mereka diusir dari ternate dan datanglah bangsa belanda yang uncoba melakukan apa
yang elah dilakukan oleh bangsa portugis.
Jalan yang diambil oleh Belanda untuk manyebarkan pengaruhnya di muka bumi hampir
sama yaitu dengan medirikan sekolah-sekolah pula. Sekolah-sekolah kompeni yang pertama
kali kita dapati didaerah-daerah kepulauan rempah-rempah seperti ambon, Ternate, Bacan
dan kemudian ke Batavia, pusat kekuatan ekonomi dan politik mereka. Jadi Belanda pun
menenempengaruhnya di bidang ekonomi dan politik dengan mendirikan sekolah-sekolah.
Cara mengajar di sekolah sekolah itu tidak banyak berbeda dengan cara yang dilakukan di
langgar-langgar pada waktu di indonesia. Hanya isi pelajaran yang berbeda hnya isi pelajaran
yang berbeda. Dasar sekolah-sekolah kompeni itu ialah ajaran agama Kristen protestan.
Pendidikan merupakan hal yang wajib serta sangat penting bagi setiap warga negara.
Pendidikan merupakan suatu hak serta kewajiban yang harus di miliki bagi setiap warga
negara. Selain itu pendidikan juga memiliki fungsi yakni untuk membangun serta
mempertahankan suatu negara agar negara tersebut tidak tertinggal dengan negara lain.
Dengan adanya pendidikan ini pola pikir masyarakat pun berubah, berbeda dengan yang tidak
mengeyam bangku pendidikan. Masyarakat yang berkesempatan untuk memperoleh
pendidikan memiliki pemikiran yang maju serta dewasa berbanding terbalik dengan yang
tidak berpendidikan.
Sejak zaman penjajahan pun pendidikan ini sangat di perhatikan salah satu cara yang
dilakukan agar pendidikan ini terlaksana yakni dengan cara bersekolah.
1. Dapat mengetahui apa yg menjadi tujuan portugis dan spanyol datang ke Indonesia
2. Dapat mengetahui sistem pendidikan pada zaman portugis
3. Dapat mengetahui daerah penyebaran portugis dan spanyol
4. Dapat mengetahui ciri-ciri pendidikan masa portugis
5. Dapat mengetahui pengaruh kedatangan portugis
BAB II
PEMBAHASAN
Pada awal abad ke-16 datanglah bangsa Eropa ke Indonesia, yang pertama adalah
bangsa Portugis, yang kemudian disusul bangsa Spanyol, mereka datang ke
Indonesia memiliki tujuan yakni untuk berdagang, selain untuk berdagang dan juga
untuk mengembangkan agama Nasrani (Agama Katolik). Kecuali Maluku sedikit sekali
pengaruh dari kebudayaan mereka. Hal itu tidak mengherankan, karena ketika bangsa
Portugis datang ke Malaka dan Indonesia, mereka menemui alat-alat kebudayaan yang tidak
kalah oleh milik kebudayaan bangsa barat. Pengaruh barat pada masa itu hanya bagaikan
kulit, sedangkan isinya tetap Indonsia asli. Tujuan Portugis datang ke Indonesia adalah untuk
melebarkan sayapnya dengan mengembangkan agama Khatolik, selain juga untuk berdagang.
Dua maksud yang berpadu menjadi satu hinga kemudian melahirkan maksud-maksud yang
lain. Portugis menganggap keberadaan Islam di bumi nusantara adalah musuh yang harus
dimusnahkan, baik di sektor agama itu sendiri, perdagangan (ekonomi), politik, dan segala
lini lainnya. Dan syarat dasar untuk mencapai tujuannya adalah pembangunan di bidang
pendidikan untuk masyarakat lokal. Bisa jadi ini untuk mengimbangi budaya menimba ilmu
di surau oleh masyarakat muslim. Dibentuklah sekolah guru untuk pertama kalinya di
wilayah Indonesia. Sekolah guru itu didirikan di daerah Ternate yang didirikan oleh kaum
pendeta portugis. Hal yang sama juga berlaku untuk pulau-pulau lain disekitar Ternate.
Sekolah-sekolah ini dibina oleh kaum gerejawan khatolik. Dengan jalan mengembangkan
pendidikan berdasarkan agama khatolik itu bangsa portugis berusaha untuk dapat
berpengaruh di segala bidang (terutama ekonomi dan politik). Namun semua itu mengalami
kegagalan karena kecerobohan dan keserakahan para penguasa mereka sendiri. Pada tahun
1574 mereka diusir dari ternate dan datanglah bangsa belanda yang mencoba melakukan apa
yang elah dilakukan oleh bangsa portugis.
Sedangkan bangsa Spanyol yang tergabung dalam kapal Ekspedisi Magelhaens-Del
Cano tiba pertama kali tiba di kota Tidore pada tahun 1521 untuk menyelesaikan sengketa di
Maluku tersebut. Portugis dan Spanyol menempuh jalur perundingan yang dilaksanakan di
Saragosa(Spanyol) pada tahun 1529. Perundingan dua bangsa tersebut menghasilkan
kesepakatan yang disebut Perjanjian Saragosa. Isi Perjanjian Saragosa, antara lain :
1. Spanyol harus segera meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina.
Setelah dapat menguasai malaka pada permulaan abad ke -16, orang-orang Portugis
bergerak mencari daerah sumber rempah-rempah di Indonesia bagian timur yakni di
bagian pulau Ternate, Tidore, Ambon dan Bacan. Dalam gerakan ini selalu di ikuti oleh
missinaries Roma Khatolik. Hal tersebut karena mereka ingin mencari rempah-rempah serta
menyebarkan agama khatolik yang sebagian besar di anut oleh bangsa eropa. Segera sesudah
menduduki daerah atau pulau maka langkah pertama yang dikerjakan adalah menjadikan
penduduk setempat penganut agama roma katolik. Tugas ini dilakukan oleh padri-padri dari
“ordo Fransiskan” sesudah masyarakat pribumi dibaptis dan menjadi penganut agama roma
khatolik langkah berikutnya adalah memberikan pendidikan kepada mereka agar agama
baru yang telah dipeluk dapat diresapi dan didalami. Peranan para missionaris dari “ordo
franciskan” kemudian terdesak oleh kaum “Yezuit”(salah satu ordo padri Katolik) dibawah
pimpinan Fransiskus Xaverius(1506-1552) yang kemudian menjadi peletak dasar dari Katolik
se Indonesia.
Pada tahun 1536 penguasa Portugis di Maluku bernama Antonio Galvano,
mendirikan sekolah seminari untuk anak-anak dari pemuka Bumiputera. Dalam sekolah
seminari ini anak-anak mendapatkan pelajaran agama selain itu juga diajarkan membaca,
menulis dan berhitung. Bahasa pengantar yang digunakan dalam sekolah seminari ini tidak
dapat diketahui secara jelas. Sekolah semacam ini didirikan di pulau Solor jumlah muridnya
mencapai 50 siswa, diketahui bahwa bahasa latin diajarkan pada Bumi Putera ternyata dapat
mengikuti pelajaran dan ingin melanjutkan dan meneruskan studi ke Goa, yang menjadi
kekuatan Portugis di Asia. Fransiskus Xaverius pada tahun 1547 pergi ke Goa dari Ternate
dengan membina pemuda-pemuda Maluku untuk melanjutkan pendidikan ke Goa
(Soemarsono Mestoko,dkk:1986:71).
Penyebaran agama Katolik di daerah Maluku demikian pula penyelenggaraan
pendidikan tidak banyak mengalami perubahan atau kemajuan yang begitu pesat hal
tersebut karena selain hubungan bangsa Portugis dengan Sulatan Ternate kurang baik, mereka
harus berperang melawan bangsa Spanyol kemudian Inggris.
Akhirnya Belanda yang dapat menghalau bangsa Portugis dari Indonesia Timur dan
kemudian mengambil alih segala Harta banda termasuk milik Gereja Katolik beserta lembaga
pendidikannya. Tetapi sebagian penduduk masih setia terhadap katolik roma hingga
Sekarang(Sumarsono Mestoko, dkk:1986:72).
2.3.1 Maluku
Secara historis kepulauan Maluku sangat terkenal dengan sebagai suatu daerah
penghasil rempah-rempah tetapi sebenarnya daerah tersebut bukanlah pulau penghasil
rempah-rempah yang asli selama berabad-abad sebelum kedatangan orang-orang barat di
kepulauan Maluku para pedangan melayu,jawa dan cina telah melakukan dagang cengkeh
dengan system barter.
Pada tahun 1525 orang-orang portugis melakukan kontak hubungan dengan
penduduk Hitu akan tetapi mereka terpaksa pindah kesemenanjung Leitimor di tempat itulah
orang-orang Portugis ini mendirikan benteng yang selanjutnya menjadi kota Ambon
sekarang, bersamaan dengan itu mereka memperluas penanaman pohon cengkeh sampai
kepualuan Leiser.
Pada tahun 1536 penguasa portugis untuk Maluku adalah Antonio Galvano berhasil
mendirikan sekolah Seminari untuk anak-anak para pembuka pribumi di Ternate yang
merupakan sekolah agama Kristen bagi-anak-anak mereka dan sekolah yang sejenis
kemudian didirikan di pulau Solor dengan jumlah murid sebanyak 50 orang, murid-murid
yang berasal dari golongan pribumi dan ternyata mampu mengikuti pelajaran dengan baik
dan berkeinginan melanjutka pendidikannya ke Goa (India).
Pada tahun 1546 di Ambon sudah banyak pemeluk agama khatolik selain pelajaran
agama yang di berikan pelajaran seperti membaca,menulis dan berhitung juga di berikan
dengan tambahan bahasa latin.
4. bersifat klasikal
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah bangsa portugis dapat menguasai malaka pada permulaan abad ke -16, orang-orang
Portugis bergerak mencari daerah sumber rempah-rempah di Indonesia bagian timur yakni di
bagian pulau Ternate, Tidore, Ambon dan Bacan. Dalam gerakan ini selalu di ikuti oleh
missinaries Roma Khatolik. Hal tersebut karena meeka ingin mencari rempah-rempah serta
menyebarkan agama khatolik yang sebagian besar di anut oleh bangsa eropa. Dalam
pendidikan yang terjadi pada masa portugis ini kebanyakan mengajarkan mengenai agama
yang menjadi misi bangsa portugis yakni penyebaran agama katholik. Namun selain agama
dalam pendidikan di jaman portugis ini juga mengajarkan mengenai membaca, menulis, dan
berhitung.
DAFTAR PUSTAKA
http://nuraini-uzuainsitussejarah.blogspot.com/2012/11/sejarah-pendidikan-indonesia-
pada-masa.html ( diakses tanggal 23 Mei 2014 )
http://rzhakim.blogspot.com/2012/10/pendidikan-kita-dari-masa-ke-masa.html
( diakses tanggal 27 Mei 2014 )
http://media.kompasiana.com/buku/2013/11/19/pendidikan-di-indonesia-dari-jaman-ke-
jaman-612388.html ( diakses 27 Mei 2014 )
http://akbar-el-hamed.blogspot.com/2012/05/sejarah-kedatangan-portugis-dan-
spanyol.html ( diakses 31 Mei 2014 )
PEMBAHASAN
Definisi pendidikan menurut para ahli banyak sekali ragamnya dan berbeda antara satu
dengan yang lainnya .Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing.
1. John Dewey.
2. M.J. Longeveled
Pendidikan adalah usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
3. Thompson
4. Frederick J. Mc Donald
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat
(behavior) manusia.
5. J.J. Russeau
Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi
dibutuhkan pada saat dewasa.
6. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak,
agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang
selaras dengan alam dan masyarakatnya.
7. Ahmad D. Marimba
Sejarah pendidikan yang melaksanakan dengan system pengajaran dengan wujud lembaganya
yang lebih dikenal dengan sekolah sebenarnya sudah di mulai pada permulaan abad ke-16 yaitu
pada saat kedatangan bangsa Portugis di Indonesia yang kemudian di susul oleh bangsa Spanyol.
Kedatangan bangsa Portugis membawa pandangan tidak terlepas dari konteks perkembangan sistem
dunia yang semakin meluas sebagai akibat ekspansi barat sejak akhir abad ke-15 antara bangsa-
bangsa Eropa di Asia khusunya.
Dilihat dari sudut pandangng bangsa-bangsa Eropa dengan sikap keagamaanya dalam abad
pertengahan dengan usaha kristenisasi yang dilakukan oleh misionaris yang menyertai ekspedisi
Portugis dan Spanyol semakin memperhebat membawa pengaruh terhadap pendidikan di daerah-
daerah yang bersangkutan
Ketika pendeta Ignatius Loyola untuk pertama kali mendirikan Ordo Jesuit di Paris dengan
membangun sebuah organisasi yang sangat militant untuk memperjuangkan dan menyebarluaskan
agama tersebut dengan segala penjuru dunia.
Kemasyuran dan jumlah peserta sekolah-sekolah Jesuit yang semakin meningkat sebagian
besar terhantung pada prioritas pelajaran tentang Sastra Yunani dan Romawi.para murid dianjurkan
untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan deklamasi dan perdebatan di luar jam sekolah
,bersaing untuk memperoleh penghargaan dan hadiah,sehingga sekolah mampu menarik anak-anak
berbakat yang akhirnya mendapat perhatian dan sambutan dari berbagai kalangan masyarakat
tanpa mempersoalkan agama dan status sosialnya,sehingga murid-muris yang berbakat inilah yang
nantinya memberikan pengaruh besar terhadap pendidikan di Indonesia
Salah seorang pengikut Ordo Jesuit yang pertama adalah Franciscus Xaverius ,meninggal pada
tahun 1552 semasa hidupnya Franciscus Xaverius berhasil mendirikan berbagai misi gereja Katolik
Roma di Indonesia dan sekaligus menjadi peletak dasar dari Katholisisme di Indonesia dan
menegaskan bahwa untuk memperluas agama Nasrani perlu didirikan sekolah di mana-mana
terutama di daerah –daerah non-kristen dan berkat Francicus Xaverius juga agama katolik menjadi
pijakan yang kuat di Halmahera Ternate dan Ambon sehingga ketiga pangkalan itu banyak orang
yang memeluk agama khatolik
BAB II
PEMBAHASAN
Di daerah ini khususnyaAmbon, melalui peran ordo Jesuit hingga tahun 1560 M,
tercatat ada sekitar 10.000 orang yangmemeluk Roma Katholik dan bertambah
menjadi 50.000 hingga 60.000 pada tahun 1590 M.Sementara ordo Dominikan
mampu mengkonversikan kedalam agama Roma Katholik sekitar25.000 orang di
kepulauan Solor.
Tidak salah bila pada masa ini sering terjadi pergolakan yang penuh
denganperebutan kekuasaan. Tetapi, pada akhirnya kedatangan bangsa Belanda di
bumi nusantaraberhasil menghalau Portugis hingga ke wilayah Timor Timur pada
tahun 1641. Seluruh gerejadan sekolah yang telah dibangun oleh Portugis, diambil
alih sepenuhnya oleh Belanda. Berbagaiupaya bahkan dilakukan untuk
menghilangkan pengaruh Portugis di bumi Nusantara, sepertidengan mengajarkan
agama Kristen di sekolah-sekolah dan mengganti penggunaan bahasaPortugis
dengan bahasa Belanda yang juga diajarkan di sekolah-sekolah (Said dan Affan,
1987).