DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan. Karena berkat rahmat dan karunia-
Nya lah kami mampu menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan dan
perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya. Penyususan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dan dorongan dari rekan-rekan semua. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan kasih-Nya kepada semua pihak yang begitu baik dan tulus atas segala
hal yang diberikan kepada kami.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
LAMPIRAN ...............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah dalam makalah ini adalah :
1.2.1. Apa itu aliran Progresivisme?
1.2.2. Apa ciri-ciri aliran Progresivisme?
1.2.3. Bagaimana aliran Progresivisme dan perkembangannya?
1.2.4. Bagaimana aliran Progresivisme dan Pendidikan modern?
1.2.5. Bagaimana kurikulum pendidikan Progresivisme?
1.2.6. Bagaimana peran pendidik dalam pandangan Progresivisme?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah :
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari aliran Progresivisme.
1.3.2. Untuk mengetahui ciri-ciri aliran Progresivisme.
1.3.3. Untuk mengetahui aliran Progresivisme dan perkembangannya.
1.3.4. Untuk mengetahui aliran Progresivisme dan pendidikan modern
1.3.5. Untuk mengetahui kurikulum pendidikan Progresivisme..
1.3.6. Untuk mengetahui peran pendidik dalam pandangan Progresivisme.
4
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Progresivisme
Menurut bahasa istilah progresivisme berasal dari kata progresif yang artinya
bergerak maju. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata progresif
diartikan sebagai ke arah kemajuan; berhaluan ke arah perbaikan sekarang; dan
bertingkat-tingkat naik. Dengan demikian, secara singkat progresif dapat dimaknai
sebagai suatu gerakan perubahan menuju perbaikan. Sering pula istilah progresivisme
dikaitkan dengan kata progres, yaitu kemajuan. Artinya progesivisme merupakan salah
satu aliran yang menghendaki suatu kemajuan, yang mana kemajuan ini akan membawa
sebuah perubahan. Pendapat lain menyebutkan bahwa progresivisme sebuah aliran yang
mengingikan kemajuan-kemajuan secara cepat (Muhmidayeli, 2011:151). Menurut
Gutek (1974:138) progresivisme modern menekankan pada konsep ‘progress’; yang
menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan
menyempurnakan lingkungannya dengan menerapkan kecerdasan yang dimilikinya dan
metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul baik dalam kehidupan
personal manusia itu sendiri maupun kehidupan sosial. Dalam konteks ini, pendidikan
akan dapat berhasil manakala mampu melibatkan secara aktif peserta didik dalam
pembelajaran, sehingga mereka mendapatkan banyak pengalaman untuk bekal
kehidupannya. Senada dengan itu, Muhmidayeli (20011:151) menjelaskan bahwa
progresivisme merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah
sekedar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah
berisi beragam aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir mereka
secara menyeluruh, sehingga mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara
ilmiah, seperti penyediaan ragam data empiris dan informasi teoritis, memberikan
analisis, pertimbangan, dan pembuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang
paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang tengah dihadapi.
5
Berkaitan dengan pengertian tersebut, progresivisme selalu dihubungkan dengan istilah
the liberal road to cultural, yakni liberal bersifat fleksibel (lentur dan tidak kaku), toleran
dan bersikap terbuka, sering ingin mengetahui dan menyelidiki demi pengembangan
pengelaman (Djumransjah, 2006:176). Maksudnya aliran progresivisme sangat
menghargai kemampuan-kemampuan seseorang dalam upaya pemecahan masalah
melalui pengamalaman yang dimiliki oleh masingmasing individu. Pendapat lain
menyebutkan bahwa progresivisme sering pula dinamakan sebagai instrumentalisme,
eksperimentalisme, dan environmentalisme (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:78).
Dinamakan instrumentalisme, karena aliran progresivisme beranggapan bahwa
kemampuan inteligensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan, dan untuk
mengembangkan kepribadian manusia. Dinamakan eksperimentalisme, karena aliran ini
menyadari dan mempraktikkan asas eksperimen untuk menguji kebenaran suatu teori.
Kemudian, dinamakan environmentalisme, karena aliran ini menganggap lingkungan
hidup itu mempengaruhi pembinaan kepribadian. Selain itu, ada pula yang menyebutnya
sebagai aliran naturalisme, yaitu sebuah pandangan yang menyatakan bahwa kenyataan
yang sebenarnya adalam alam semesta ini, buka kenyataan spiritual dan superanatural
(Djumransjah, 2006:176). Dari beberapa penjelesan tersebut dapat dipahami bahwa
aliran progresivisme adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang menghendaki
adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke arah yang positif. Dengan
kata lain, pendidikan harus mampu mebawa perubahan pada diri peserta didik menjadi
pribadi yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai persolan serta dapat menyesuikan
diri dengan kehidupan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, progresivisme sangat
menghendaki adanya pemecahan masalah dalam proses pendidikan.
Aliran ini mempunyai konsep yang mempercayai manusia sebagai subjek yang
memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya, mempunyai
kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang akan mengancam manusia
itu sendiri. Pendidikan dianggap mampu mengubah dan menyelamatkan manusia demi
masa depan. Tujuan pendidikan selalu diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang
terus menerus dan bersifat progresif. Dengan demikian, progresif merupakan sifat positif
dari aliran tersebutSedangkan sifat negatifnya adalah aliran ini kurang menyetujui adanya
pendidikan yang bercorak otoritas dan absolut dalam segala bentuk seperti terdapat dalam
agama, moral, politik, dan ilmu pengetahuan.Jadi, jelas bahwa progres atau kemajuan,
lingkungan dan pengalaman menjadi perhatian dari progresivisme, tidak hanya angan-
angan dalam dunia ide, teori, dan cita-cita saja.
6
penyesuaian dengan lingkungan. Karena itu, pendidikan tidak hanya menyampaikan
pengetahuan kepada peserta didik, tetapi yang lebih penting dari itu. Yaitu, melatih
kemampuan berpikir dengan memberikan rangsangan dengan cara-cara ilmiah, seperti
kemampuan menganalisis dan memilih secara rasional di antara beberapa alternatif yang
tersedia.Tugas pendidikan, menurut pragmatisme, progresivisme ialah mengadakan
penelitian atau pengamatan terhadap kemampuan manusia dan menguji kemampuan-
kemampuan tersebut dalam pekerjaan praktis. Dengan kata lain, manusia hendaknya
mengaktualisasikan ide-idenya dalam kehidupan nyata, berpikir, dan berbuat.
7
Dengan kata lain, demokrasi adalah ide-ide, pemikiran-pemikiran yang dilaksanakan
dalam pergaulan sosial. Hasil pikiran itu benar, jika pikiran itu berhasil, dan mempunyai
arti bagi si pemikir. Itu pandangan John Dewey, tokoh pelopor pragmatisme-
progresivisme di samping tokoh terkenal lainnya seperti William James. Menurut James,
kebenaran ide-ide itu terbukti apabila ide itu dapat berwujud dan mem-bawa kepuasan
dalam penyelesaian suatu problema.
Berdasarkan hal di atas, maka dalam sistem pendidikan Progressivisme ini sekolah
seharusnya tidak hanya memiliki satu ruang kelas, melainkan juga harus memiliki ruang kerja,
laboratorium ilmu, studio, ruang seni, ruang masak, gedung olah-raga dan perkebunan. Dengan
fasilitas ini, para pengajar Progressivisme yakin bahwa dengan prosedural pengadaan fasilitas ini
akan secara otmatis membangun fisik, sosial, emosi alamiah mereka sebagaimana adanya
(Whitney, 1964: 717). Para anak didik juga memiliki wadah untuk mengekspresikan apa yang ada
dalam pikiran mereka. Pendidik Progressivisme juga menekankan aktivitas, informalitas dalam
kelas. Mereka meyakini bahwa anak-anak akan belajar lebih baik ketika mereka dapat bergerak
dan bekerja pada cara mereka sendiri. Dalam pelaksanaan proses belajar, anak-anak dituntut
mengumpulkan materimateri dari beberapa sumber , bukan hanya dari satu buku teks yang telah
ditentukan saja. Dan penyelesaian problem dilaksanakan secara berkelompok dengan murid-
murid yang lain (Whitney, 1964: 717). Artinya, bahwa diskusi, drama, music dan aktivitas seni
menjadi prosedur kelas disamping pelajaran dan kegiatan menghafal.
Adapun yang menjadi prinsipprinsip pendidikan yang dianut oleh aliran ini dapat didaftarkan
secara singkat adalah:
8
Perhatian, didorong langsung pada pengalaman, karena ini dianggap sebagai pendorong
yang paling baik dalam pengajaran.
Guru harus menjadi seorang nara sumber dan seorang pembimbing dan pengarah dalam
aktivitas pembelajaran.
Pendapat senada juga disampaikan Kneller (1971: 134), yaitu bahwa prinsip pendidikan
progresivisme adalah:
1. Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup. Kehidupan yang baik
adalah kehidupan intelegen, yaitu kehidupan yang mencakup interpretasi dan rekonstruksi
pengalaman.
3. Belajar melalui pemecahan masalah harus didahulukan dari belajar melalui subject matter.
4. Peran guru tidak langsung tetapi untuk memberikan petunjuk kepada anak.
Dengan kata lain, bahwa pendidikan model Progressivisme ini sangat menekankan bahwa si
anak harus diajar menjadi seorang yang berdiri sendiri (independen), menjadi seorang pemikir
yang percaya diri. Dalam hal ini, si anak diarahkan untuk belajar dan mempelajari persoalan-
persoalan yang ia anggap paling menarik, yaitu dengan memilih sendiri pokok persoalan yang
hendak dipelajari, kemudian menetapkan defenisi bagi dirinya sendiri atas persoalan yang sedang
diteliti atau yang sedang dikerjakannya. Selanjutnya ia akan mengekspresikan apa yang ia
rasakan dan yang ia yakini. Peran sang guru di sini adalah membantu murid untuk belajar dan
mendisplinkan sang anak agar tetap konsekwen atas apa yang telah ia pilih sebagai persoalan
yang paling ia minat
Istilah progresivisme dalam uraian ini akan dikaitkan dengan pendidikan, terutama
pendidikan modern abad ke-20. Pada pendidikan modern itu, rekonstruksi dunia
pendidikan telah banyak dilakukan oleh aliran ini melalui inisiatif dan karya nyata. John
Dewey, tokoh yang berpengaruh di Amerika Serikat melalui ”Sekolah kerja” yang ia
dirikan mempraktikkan pandangan-pandangannya dalam dunia pendidikan. Pandangan
tersebut mengenai kebebasan dan kemerdekaan peserta didik agar dapat mencapai tujuan
pen-didikan dalam pembentukan warga negara yang demokratis.
9
kegiatan yang dianjurkan dalam rangka terlaksananya learning by doing atau belajar
untuk bekerja.
kurikulum aliran progresivisme dapat dilihat melalui pengembangan yang dilakukan oleh
Junius L. Meriam. Ia mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan kehidupan anak dan
mengikutsertakan darmawisata, pekerjaan konstruktif, observasi, dan diskusi. Selain itu, Marietta
Johnson, mengenalkan teori pendidikan organik Johnson yang menekankan pada kebutuhan,
minat dan kegiatan anak dan memerhatikan betul pada kegiatan kreatifitas anak seperti menari,
menggambar, sketsa, dll (Gutek, 1974:140).
Apabila dihubungkan dengan kurikulum yang diterapkan di Indonesia sekarang ini, maka
pandangan aliran progresivisme tersebut sangat relevan dan mempengaruhi, bahkan menjadi
salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum tersebut. Kurikulum yang dimaksud ialah
Kurikulum 2013. Kurikulum ini mulai diberlakukan di Indonesia pada akhir 2013 atau awal tahun
2014. Kurikulum 2013 dimaknai sebagai kurikulum yang dikembangkan dalam rangka
meningkatkan dan menyeimbangkan antara kemampuan soft skill dan hard skill yang berupa
sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014:16).
Dengan kata lain, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang
tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik
melalui pengetahuan di bangku sekolah. Aliran progresivisme disebutkan sebagai salah satu yang
mendasari pengembangan Kurikulum 2013, dikarenakan dalam Kurikulum 2013 pendekatan
pembelajaran yang digunakan ialah pendekatan saintifiks. Di mana pendekatan saintifiks ini lebih
menekankan pada pemecahan sebuah masalah (problem solving). Yang dimaksud pendekatan
saintifik yaitu pembelajaran dilakukan dengan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Jadi dapat dipahami bahwa Kurikulum 2013 sangat
cocok dengan pandangan aliran progresivisme.
11
BAB III
Penutupan
3.1 Kesimpulan
Progesivisme merupakan salah satu aliran yang menghendaki suatu kemajuan,
yang mana kemajuan ini akan membawa sebuah perubahan. aliran progresivisme
adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang menghendaki adanya perubahan
secara cepat praktik pendidikan menuju ke arah yang positif. Dengan kata lain,
pendidikan harus mampu mebawa perubahan pada diri peserta didik menjadi pribadi
yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai persolan serta dapat menyesuikan
diri dengan kehidupan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, progresivisme sangat
menghendaki adanya pemecahan masalah dalam proses pendidikan.
Aliran ini mempunyai konsep yang mempercayai manusia sebagai subjek yang
memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya,
mempunyai kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang akan
mengancam manusia itu sendiri. Aliran progresivisme disebutkan sebagai salah satu yang
mendasari pengembangan Kurikulum 2013, dikarenakan dalam Kurikulum 2013 pendekatan
pembelajaran yang digunakan ialah pendekatan saintifiks. Di mana pendekatan saintifiks ini
lebih menekankan pada pemecahan sebuah masalah (problem solving).
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca. Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan guna mendukung perbaikan makalah ini. Apabila terdapat berbagai
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, kami selaku penulis mohon maaf dan
semoga dapat dimaklumi.
12
Daftar Pustaka
F Nanuru Ricardo. (2013). Progresivisme Pendidikan dan Relevansinya di Indonesia. Jurnal UNIERA
Volume 2 Nomor 2; ISSN 2086-0404, 135-136.
H.A. Yunus. (2016). TELAAH ALIRAN PENDIDIKAN PROGRESIVISME DAN ESENSIALISME DALAM
PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN. Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, NO. 1 , 33-34.
13
LAMPIRAN
Jawaban : otoritas sendiri artinya kekuasaan atau kewenangan dalam hal ini aliran
progresivisme tidak setuju terhadap kekuasaan yang sifatnya menekan dan
membatasi kebebasan orang lain misalnya guru di dalam kelas perannya sebagai
fasilitator bukan pemegang kekuasaan sepenuhnya sehingga siswa dapat
berkembang dan kreatif dalam misalnya menjawab soal sehingga apabila tidak
sama seperti cara pengerjaan(jalan) guru lantas siswa di salahkan nah hal ini
berkaitan dengan absolut, dimana absolut sendiri artinya mutlak, aliran ini tidak
14
menyetujui sifat mutlak ini karena menurutnya tidak ada yang mutlak semuanya
dapat berubah.
15