Kelas : 4B AP
Nim : 210201041
Matkul : Komprasi Sistem Pendidikan
Soal
1. Bentuk pendidikan yang ditanamkan pada masa ajaran agama Hindu-Buddha, Islam, dan
Khatolik.
2. Bentuk pendidikan yang diajarkan pada masa penjajahan, masa kemerdekaan dan pasca
kemerdekaan Republik Indonesia
Jawaban
1.
Pendidikan Hindu Buddha
Pendidikan Islam
Saudagar asal Gujarat pada abad ke-13 menjadi salah satu ciri-ciri dari mulainya pendidikan
berlandaskan ajaran Islam di Indonesia. Mula-mula kehadiran mereka terjalin melalui hubungan
teratur dengan para pedaganag asal pulau Sumatra dan Jawa. Kemudian, para saudagar yang
beragama Islam asal Gujarat itu di Indonesia menjadi penyebar agama Islam. Ajaran agama Islam
awal berkembang di kawasan pantai pesisir, sementara ajaran agama Hindu masih kuta di
kawasan pedalaman. Kerajaan Samudra-Pasai (1297) di Indonesia menjadi kerajaan Islam
pertama lebih tepatnya Aceh. Jauh sebelum Kerajaan Samudra-Pasai berdiri pengaruh ajaran
Islam sudah masuk terlebih daulu ke Indonesia. Terbukti dengan adanya batu nisan seorang
wanita bernama Fatimah binti Maimun pada tahun 476 H (1082 M) di Leran, dekat Gresik Jawa
Timur (di kutip dari laman https://www.kompasiana.com di akses pada tanggal 29 November
2019, pukul 0951 WIB). Pada masa pra-kolonial pendidikan agama Islam berbentuk pendidikan di
pesantren, pendidikan di musola/langgar dan pendidikan di madrasah. Pertama, Pendidikan di
musola/langgar dilaksanakan secara sederhana dengan binaan guru mengaji yang memiliki status
dibawah kyai, materi yang diajarkan membaca Al-Qur’an dan Fiqih Dasar. Kedua, Pendidikan di
pesantren memiliki sistem pendidikan pemondokan sederhana, materi pembelajaran bersifat
khusus (keagamaan), penghormatan tertinggi kepada guru, tidak ada gaji untuk guru karena
memotivasi santri semata-mata karena Allah SWT., dan santri datang untuk menuntut ilmu secara
suka rela. Ketiga, pendidikan di madrasah memiliki sistem pendidikan yang mengajarkan agama
dan ilmu pengetahuan seperti astronomi (ilmu falak), dan ilmu pengobatan. Ketiga sistem
pendidikan Islam ini tetap bertahan sejak datangnya kolonial Belanda hingga saat ini.
Pendidikan Katholik bermula dari abad ke-16 melalui orang-orang Portugis yang menguasai
Malaka. Portugis memiliki usaha mencari rempah-rempah untuk dijual di Eropa, dikarenakan saat
itu harga rempah-rempah sangat mahal. Portugis bersama misionaris Katholik-Roma berperan
ganda sebagai penasehat spiritual, menempuh perjalanan jauh disertai menyebar agama agama
yang diyakini pada setiap tempat yang di datanginya. Segera setelah Portugis dan Katholik-Roma
menduduki suatu pulau, menjadikan penduduk setempat sebagai pemeluk Katholik-Roma
merupakan usaha utama yang mereka lakukan. Kemudian, untuk mendidik anak-anak setempat
didirikanlah acara seminar-seminar. Namun, hanya sekitar setengah abad (500 tahun) kekuasaan
Portugis itu bertahan dan tidak berlangsung lama karena diusir oleh Spanyol. Kemudian sistem
pendidikan bercorak agama Kristen-Protestan tersebar di bawah pengaruh bangsa Belanda di
Indonesia.
2.
Pendidikan Pada Masa Portugis
Indonesia mengalami perkembangan dari aspek ekonomi yaitu perdagangan pada abad ke- 16.
Saat itu datanglah Portugis disusul dengan bangsa Spanyol datang ke Indonesia untuk berdagang
dan menyebarkan Agama Nasrani (Khatolik). Portugis datang ke Indonesia bersama dengan
missionaris salah satu namanya ialah Franciscus Xaverius. Dalam penyebaran agama Nasrani
(Katholik), menurut Franciscus Xaverius sangat diperlukan untuk mendirikan sekolah- sekolah
(seminarie). Pada tahun 1536 telah berdiri sebuah seminarie di Ternate yang menjadi sekolah
agama anak-anak orang terkemuka. Pelajaran yang dierikan di sekolah Nasrani (Katholik) ini ada
beberapa diantaranya pelajaran agama, membaca, menulis dan berhitung. Kabupaten Solor,
Flores Timur juga mendirikan semacam seminarie dan mempunyai kurang lebih 50 orang murid
yang juga mengajarkan bahasa Latin. Tujuh kampung di Ambon penduduknya sudah beragama
Katholik pada tahun 1546, di kampung ini ternyata juga menyelenggarakan pengajaran untuk
rakyat umum. Pengajaran ini sering menimbulkan pemberontakan sehingga akhir abad ke- 16
musnahlah kekuatan Portugis di Indonesia. Ini menandakan hilang juga missi Katholik di Maluku.
Hilangnya tenaga missi itu menjadi salah satu akibat dari jatuhnya Negara sehingga usaha-usaha
pendidikan terpaksa harus diberhentikan.