Anda di halaman 1dari 21

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

INDONESIA PADA ZAMAN PURBA


HINGGA ZAMAN PEMERINTAHAN
KOLONIAL BELANDA DAN
PENDIDIKAN
KELOMOPOKYANG
4
DISELENGGARAKAN
AN GOT
G A

Alayya Tsabita I.K Alisa Rahma Muhammad Raihan Mutiara Efendi


PENDIDIKAN PADA ZAMAN PURBA
HINGGA ZAMAN PEMERINTAHAN
KOLONIAL BELANDA
1.Zaman Pra Hindu, hindu, budha, dan islam
Sebelum pengaruh hindu masuk di indonesia telah terdapat system
kemasyarakatan dan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari system
kemasyarakatan itu. Zaman pra hindu ini masih bercorak adatasli, sekalipun
keasliannya ini tidak sama dengan sifat primitive. Hal ini karena tanda-tanda
kemajuan dari keprimitifan itu memang telah ada (Soemaryo,tt:1).
Namun demikian kebudayaan pada waktu itu masih dapat dibedakan antara yang
palaelitis (palaios=lama kuno) dengan yang neolitis (neos = baru). Kebudayaan
palaeolitis ini seperti yang kita jumpai pada orang-orang Kubu, Weda, dan
Negrito, sedangkan kebudayaan Neolitis seperti yang kita jumpai pada sebagian
orang-orang pedalaman di Kalimantan dan Sulawesi.
Setelah zaman pra hindu masuk pendidikan pada zaman pengaruh hindu di Indonesia,
berlangsunglah akulturasi (pembudayaan) di zaman ini Abad yang cukup lama ini membuat
akulturasi adat asli dan kebudayaan hindu dengan sangatkuat, dan terjadilah “kebudayaan asli
uang diperkuat dengan unsur-unsur asing. Lebih-lebih di Jawa kebudayaan Jawa asli menjadi
sangat “anggun”, karena unsur-unsur kehinduan diolah dan dicernakan sebegiturupa, sehingga
sifat kehinduan menjadi sifat kejawaan (Soemaryo, tt:1). Di India terdapat penggolongan
masyarakat sebagai berikut :
1.) KastaBrahmana
2.) Kasta Ksatria masyarakat yang dijamin
3.) KastaWaisa
4.) Kasta Sudra masyarakat yang menjamin
Akhirnya terjadilah perubahan sikap policy dari ketua-ketua adat tersebut, sehingga lahirlah
system di Indonesia.
Pada zaman kerajaan Majapahit, pendidikan dilaksanakan di Padepokan-padepokan, di asrama-
asrama, di pertapaan-pertapaan oleh para Brahmana. System pengajaran diberikan secara
perorangan (hoofdelijk). Seorang guru mengajar seorang siswa, siswa-siswa yang lain menanti
gilirannya, sambil membaca-baca sendiri. Kemajuan yang telah dicapai antara lain: bidang politik,
ekonomi, social, dan kebudayaan, sedangkan kelemahannya anataralain : kurang memperhatikan
generasi muda dan kurang mempersiapkan kader-kader pimpinan bangsa. Setelah itu masuklah
pengaruh budha yang Dalam masalah spiritual, manusia sampai pada “muksa”, laku “sangsara” nya
tidak melalui “bertapa”, melainkan melalui “asthabrata” : kepercayaan, pertimbangan, perkataan,
perbuatan, penghidupan, usaha Samadhi, dan persatuan pikiran yang baik, sedangkan pengertian
“nirwana” (tujuan asthabrata tersebut) adalah “sepi dari kehendak” (Djumhur, 1974:108). Pada
zaman Sriwijaya yang berpusat di Plembang, telah terdapat perguruan tinggi agama Budha, yang
dipimpin oleh maha guru yang bernama Dharmapala.
Setelah pengaruh budha masuklah pengaruh islam bagi Sejarah Pendidikan di Indonesia Masa ini
berlangsung mulai memperoleh kedudukan yang baik di Jawa sekitar abad XV. Melalui usaha
mubaligh islam yang datang dari India, agama ini sangat berpengaruh di Nusantara, terutama di
daerah-daerah pantai (Soemaryo, tt:1).
Pendidikan dan pengajarannya antara lain sebagaiberikut :
1.) Langgar atau Surau: mengaji Al-qur’an (individual/semiklasikal). Pembimbingnya semacam
“tutor”.
2.) Pondok pesantren : belajar ilmu agama, ilmu bahasa, ilmu falaq, hokum fiqih, logika,
dsb.Pembimbingnya adalah “Kyai”.
3.) Madrasah: belajar ilmu pengetahuan umum dan kejuruan, agama, dan sebagainya. Pembimbingnya
adalah “guru”.
4.) Pada zaman kerajaan Demak, R. Patah mendirikan pesantren-pesantren, untuk menggantikan
asrama-asrama. System pendidikan dan pengajarannya perorangan / hoof delijk.
2. ZAMAN KOLONIAL
BELANDA
Masa ini berlangsung dari abad ke XVI sampai kira-kira pertengahan abad XX. Selama periode ini
bangsa Indonesia berkenalan dan terkena pengaruh peradaban Barat dan pada umumnya kebudayaan
Belanda pada khususnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi Barat, agama Kristen dan Katolik,
memberikan corak lain dari cara kehidupan menurut rasa “ketimuran”. Akibatnya sering kali terjadi
konfrontasi, tetapi juga terjadi adaptasi, integrasi, konvergensi, dan saling pemanfaatan antara kedua
belah pihak. Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah : menyiapkan tenaga rendah/murahan, mengabdi
kepentingan penjajah melaksanakan politik memecah belah, dipertahankan kekuasaan politik dan
ekonomi penjajah. Pada zaman VOC, Inggris dan Hindia Belanda, pendidikan untuk rakyat Nusantara
sangat terlantar. Setelah adanya tanam paksa (cultuur Stelsel 1830), Belanda menjadi kaya raya, maka
muncullah suatu usul dari Van Deventer tahun 1848, yang disebut “Politik Etis” (politik balas jasa),
yang isinya agar Belanda membalas budi kepada rakyat Indonesia dalam bentuk ducasi (pendidikan),
irigasi (pengairan dan kolonisasi (transmigrasi) )
Sekolah-sekolah dibuka lebih banyak untuk melayani orang-orang Belanda sendiri, sedangkan
untuk orang-orang pribumi hanya sebagian kecil saja. Sekolah-sekolah rendah yang dibuka antara
lain : ELS (Europese Lager School), HCS (Holands Inlandse School), Schakel School (Sekolah
sambungan), Sekolah Keputrian, Sekolah Ambon, Sekolah angka satu, Sekolah angka dua, dan
sebagainya.Sejak Budi Utomo didirikan (1908), maka terdapat perubahan dalam penyelenggaraan
sekolah, antara lain :
a. Sekolah angka satu (5 th) ditingkatkan menjadi 6 th. Dan pada tahun 1914 diubah menjadi HIS (7
th) dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.
b. Sekolah angka dua (3 th) ditingkatkan menjadi 5 tahun.Setelah tahun diseleksi dengan
kalsifikasi:
· Yang kurang cerdas, melanjutkan ke kelas 4 dan 5.
· Yang cerdas, melanjutkan ke Schakel School (5 th, dan berbahasa Belanda) dan boleh melanjutkan
ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).
Sekolah-sekolah lain yang timbul stelah Budi Utomo antara lain :
1.) Sekolah-sekolah Muhammadiyah 1912, yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan, yang
berpusat di Yogyakarta
2.) Sekolah-sekolah yang didirikan oleh misi Katholik yang berpusat di Muntilan oleh Pastor
Van Lith, dan sekolah-sekolah yang didirikan oleh Zending (sekolah Kristen)
3.) Taman Siswa : 3 Juli 1922
Sekolah ini didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro dan berpusat di Yogyakarta Azas Taman Siswa
adalah Panca Dharma : Kemanusiaan, kodrat alam, kemerdekaan, kebangsaan, dan
kebudayaan.Tujuan pendidikan adalah hidup tertib dan damai. Sedangkan isi pendidikannya
mengutamakan kebudayaan sendiri, yaitu kebudayaan Indonesia, dengan prinsip “trikon” :
konsentris, kontinuitas, dan konvergensi.
Metode pendidikannya adalah “Tut Wuri Handayani” dengan sistem “Among”, dan macam sekolah
yang didirikannya ialah : Taman Indria (TK), Taman Putra (SD), Taman Dewasa (SMP), Taman Madya
(SMA), Taman Guru (SPG), dan Sarjana Wiyata (Universitas). Tetapi sayang sebelum tugas pokok
KPN selesai pecah perang dunia II. Indonesia lepas dari penjajahan Belanda (1942), tetapi jatuh ke
tangan Jepang/Dai Nippon.
4.) Sekolah Kerja di Kayu Tanam
Sekolah ini didirikan oleh Moh. Syafei dan berpusat di Kayu Tanam, Sumatera Barat. Tujuan
pendidikannya ialah, berdiri di atas kaki sendiri, sedangkan mata pelajaran yang dimaksudkan untuk
membantu tercapainya tujuan tersebut ialah : seni keterampilan, pertanian, dan koperasi.
Sesudah Budi Utomo ini sesungguhnya masih banyak sekolah-sekolah yang bertumbuhan, seperti
Sekolah Kartini, Sekolah Dewi Sartika, dan sebagainya. Namun karena sempitnya ruangan ini (hanya
dasar-dasar) terpaksa hal tersebut tidak dapat dituliskan di dalam buku ini seluruhnya.
PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN
KAUM PERGERAKAN KEBANGSAAN

Masa ini berlangsung dari abad ke XVI sampai kira-kira


pertengahan abad XX. Selama periode ini bangsa
Indonesia berkenalan dan terkena pengaruh peradaban
Barat dan pada umumnya kebudayaan Belanda pada
khususnya.
Tujuan pelajaran dan pengajaran

Menyiapkan tenaga rendah/murahan, mengabdi kepada


kepentingan penjajah,melaksanakan politik memecah
belah, dipertahankan nya kekuasaan politik dan ekonomi
penjajah.
lanjutan
Setelah adanya tanam paksa (cultuur Stelsel 1830), Belanda menjadi kaya raya, maka

muncullah suatu usul dari Van Deventer pada tahun 1848, yang disebut “Politik Etis”

(politik balas jasa), yang isinya agar Belanda membalas budi kepada rakyat

Indonesia dalam bentuk ducasi (pendidikan), irigasi (pengairan dan kolonisasi

(transmigrasi).

Akan tetapi Sekolah-sekolah dibuka lebih banyak untuk melayani orang-orang

Belanda sendiri, sedangkan untuk orang-orang pribumi hanya sebagian kecil saja.
sekolah rendah yang dibuka oleh

a)
belanda
ELS (Europese Lager School)
:
b) HCS (Holands Inlandse School),
c) Schakel School (Sekolah sambungan),
d) Sekolah Keputrian,
e) Sekolah Ambon,
f) Sekolah angka satu,
g) Sekolah angka dua
Sejak Budi Utomo didirikan (1908), maka terdapat
Perubahan dalam penyelenggaraan sekolah, antara lain :

a.Sekolah angka satu (5 th) ditingkatakan menjadi 6 th. Dan pada tahun 1914 diubah menjadi HIS
(7 th) dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.
b. Sekolah angka dua (3 th) ditingkatkan menjadi 5 tahun.
Setelah tahun diseleksi dengan kalsifikasi:
• Yang kurang cerdas, melanjutkan ke kelas 4 dan 5.
• Yang cerdas, melanjutkan ke Schakel School (5 th, dan berbahasa Belanda) dan boleh melanjutkan ke
MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).
c. Dari MULO (SMP 3 th) dapat melanjutkan ke AMS (Al-Gemene Middlebbare School).
d. Dari AMS (SMA 3 th) dapat melanjutkan ke :
• GHS (Geneeskudige Hoge School) = Kedokteran
• RHS (Rechtskundige Hoge School) = Sekolah Tinggi Hukum
• THS (Technische Hoge School) = Sekolah Tinggi Teknik
Sekolah-sekolah yang
muncul setelah Budi Utomo
antara lain :
1.) Sekolah-sekolah Muhammadiyah 1912, yang didirikan oleh
K.H Ahmad Dahlan.
2.) Sekolah-sekolah yang didirikan oleh misi Katholik yang
berpusat di Muntilan oleh Pastor Van Lith.
3.) Taman Siswa (3 Juli 1922) Sekolah ini didirikan oleh Ki Hajar
Dewantoro dan berpusat di Yogyakarta.
4.) Sekolah Kerja di Kayu Tanam,Sekolah ini didirikan oleh Moh.
Syafei dan berpusat di Kayu Tanam, Sumatera Barat
Pendidikan yang diselenggarakan Kaum
Pergerakan Kebangsaan

Kaum pergerakan nasional merupakan tokoh-tokoh yang


berperan penting pada masa penjajahan Belanda. Kaum
pergerakan berjuang melalui berbagai bidang, khusus
dalam bahasan ini adalah melalui jalur pendidikan.
Untuk mengubah keadaan akibat penjajahan, kaum
pergerakan memasukan pendidikan ke dalam program
perjuanganya.
Beberapa tokoh golongan terpelajar yang lahir
saat pergerakan nasional diantaranya sebagai
berikut:
1. R.A. Kartini
2. Budi Utomo
3. Muhammadiyah
4. Trikoro darmo
5. Perguruan taman siswa
6. Nahdlatul Ulama
7. INS KayutanamIndonesisch Nederland School (INS)
Kesimpula
n pentingnya dalam
Pendidikan nasional melahirkan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memperjuangkan
kemerdekaan dalam rangka melahirkan Negara nasional. Setiap
masa atau periode, memiliki karakteristik pendidikan yang
berbeda dari segi pengajaran, objek, pola belajar serta tujuan
pendidikannya. Dari semua periode tersebut semua memiliki
peran penting dalam kebhinekaan di Indonesia, karena
memberikan dampak besar bagi keberlangsungan pendidikan
saat ini.
AD
PERTANYA
AAN?
TERIM
KASi
A

Anda mungkin juga menyukai