Kelas : VIII F
No : 31
1
BAB 5 : Muncul Dan Berkembangnya
Pergerakan Nasional Indonesia
A. Latar Belakang Tumbuhnya Kesadaran Nasional
1. Faktor Intern
Indonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran
Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan
peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara.
Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk senantiasa
dapat menikmati kebesaran itu. Hal ini dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan
terpelajar pada decade awal abad XX.
Politik devide et impera, monopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja
rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu menjadikan rakyat
Indonesia muncul kesadaran nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang
persatuan. Atas prakarsa para kaum intelektual, persatuan itu dapat diwujudkan dalam
bentuk perjuangan yang bersifat modern.
Pada tahun 1899, Mr. Courad Theodore van Deventer melancarkan kritikan-
kritikan yang tajam terhadap pemerintah penjajahan Belanda. Kritikan itu ditulis dan
dimuat dalam jurnal Belanda, de Gids dengan judul Een eereschuld yang berarti hutang
budi atau hutang kehormatan. Mr. Courad Theodore van Deventer, pencetus Trilogi van
Deventer. Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa kekosongan kas negeri Belanda telah
dapat diisi kembali berkat pengorbanan orang-orang Indonesia. Untuk itu harus dibayar
dengan peningkatan kesejahteraan melalui gagasannya yang dikenal dengan Trilogi van
Deventer.
2
yaitu pengajaran pendidikan umum dan pengajaran kejuruan. Keduanya diselenggarakan
untuk tingkat menengah ke atas.
Pendidikan kolonial pada awal abad ke-20 tumbuh cukup banyak terdiri atas
beberapa tingkatan berikut.
Pendidikan Dasar
HBS (Hogere Burger School) , MULO (Meer Uitegbreit Ondewijs) dan AMS
(Algemene Middelbare school).
Sekolah Kejuruan, seperti Kweekschoolen (guru pribumi) dan Normaal School.
Pendidikan Tinggi
Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia yaitu pendidikan di surau
atau langgar, pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya
berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai
disentuh.
Usaha pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah dan Kristenisasi tidak
mampu meruntuhkan moral dan iman para santri. Tokoh-tokoh pergerakan nasional dan
pejuang muslim pun bermunculan dari lingkungan ini. Banyak dari mereka menjadi
penggerak dan tulang punggung perjuangan kemerdekaan.
Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah
satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para
pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan
Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
3
e. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia
1. Taman Siswa
Taman Siswa didirikan oleh Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara pada
tanggal 3 Juli 1922. Tujuan didirikannya Taman Siswa adalah untuk mendidik dan
menggembleng golongan muda serta menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat
antipenjajahan.
Ing ngarso sung tuladha, artinya sebagai contoh suri teladan kepada mereka yang
berada di tengah dan di belakang.
Ing madyo mangun karso, artinya jika berada di tengah-tengah kita harus mampu
member semangat untuk kemajuan.
Tut wuri handayani, artinya jika di belakang kita harus mampu memberi
dorongan.
2. Ksatrian School
Ksatrian Institut atau Ksatrian School didirikan di Bandung pada tahun 1924 oleh
Douwes Dekker atau Danudirjo Setyabudi. Tujuan Ksatrian School adalah untuk
memberi kesempatan belajar yang lebih baik dan luas kepada anak-anak bumi putera.
Selain itu untuk menumbuhkan rasa harga diri manusia dan kepercayaan kepada diri
sendiri sebagai bangsa yang merdeka. Semboyan yang dipakai adalah “Mengabdi Masa
depan Rakyat.”
INS Kayu Tanam didirikan oleh Mohammad Syafei pada tanggal 31 Oktober
1926. Tujuannya adalah untuk mendidik dan menanamkan tradisi semangat kerja dan
kemandirian. Asas INS Kayu Tanam adalah menolong diri sendiri.
4
g. Peranan Bahasa Melayu
Bangsa Indonesia juga memiliki bahasa pergaulan umum (Lingua Franca) yakni
bahasa Melayu. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana
penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh
pelosok Indonesia.
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata
nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan
Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya
setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van
Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain berjasa sangat besar dalam menyebarkan
kata Indonesie, Indonesier, dan Indonesisch.
J.R. Logan (1850) memakai nama Indonesia dalam arti geografi. Kata Indonesia
digunakan untuk menyebut pulau-pulau atau Kepulauan Hindia dan penduduknya adalah
bangsa Indonesia. Kata Indonesia dalam arti etnologi mulai digunakan pada tahun 1884
oleh Bastian. Kata Indonesia tidak lain adalah Kepulauan Melayu (Hindia).
2. Faktor Ekstern
5
c. Filipina di bawah Jose Rizal
Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap
penindasan Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana membangkitkan
nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose
Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan
Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal
membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di
Indonesia. Novel perjuangan yang terkenal karya Jose Rizal berjudul Noli Me Tangere,
yang berarti ‘jangan singgung saya’. Novel ini membuat pemerintah Spanyol tersinggung
dan marah. Untuk itu Jose Rizal menjadi buron pemerintah Spanyol di Filipina.
Dinasti Manchu (Dinasti Ching) dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina
karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan
munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah lemah dan
bekerja sama dengan imperialis Barat. Muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang
penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan Dinansti Manchu yang juga dianggap
penguasa asing. Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya
pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan
Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
Gerakan nasionalisme ini di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal
Pasha. Ia menuntut adanya pembaruan dan modernisasi di segala sektor kehidupan
masyarakatnya. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan
bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.
Masa pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.
Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat
Islam, dan Indische Partij.
Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai
Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional
Indonesia (PNI).
Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra,
Partindo, dan Gapi.
1. Budi Utomo
Upaya dr. Wahidin untuk merintis mengadakan kampanye menghimpun dana
pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa bertujuan untuk meningkatkan
martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan dana. Akhirnya pada
tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo.
Organisasi Budi Utomo artinya usaha mulia. Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi
Hindia Belanda. Tujuan yang hendak dicapai yaitu :
6
Memajukan teknik dan industri.
Menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera.
Menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan
rakyat yang layak.
Hal ini terealisasi pada tanggal 28 Desember 1909, anggaran dasar Budi Utomo
disahkan. Dalam perkembangannya, di tubuh Budi Utomo muncul dua aliran berikut.
Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin lambannya Budi
Utomo.
Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam
bidang politik. Berikut ini beberapa bentuk peran politik Budi Utomo.
2. Sarekat Islam ( SI )
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang
bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi
sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Tujuan memajukan perdagangan Indonesia
di bawah panji-panji Islam. Maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi
SI (Sarekat Islam). Pendirinya H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim.
Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
7
Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan
kekuatannya.
Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai
rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain
terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI
Merah.
SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S.
Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang
berpusat di Semarang.
R.M. Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul ‘Als
ik een Nederlander was’, Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M.
Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo
yang dimuat dalam De Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?,
berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang
membuat rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes Dekker turut mengkritik dalam
tulisannya di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto
Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat, Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo
dan Soewardi Soerjaningrat.
8
umum bulan Januari 1923, Iwa Kusumasumantri sebagai ketua baru memberi penjelasan
bahwa organisasi yang sudah dibenahi ini mempunyai tiga asas pokok yang disebut juga
Manifesto Politik, yaitu:
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920.
Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. PKI terus
berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuhnya
adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam. Infiltrasi dapat dengan mudah
dilakukan karena ada beberapa faktor berikut.
Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi
pengakuan kepada cabang Sarekat Islam lokal.
Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota
ISDV harus keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat.
Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah
berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga
sama sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang
tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan
Alimin meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di
Indonesia.
9
6. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Berikut ini ada dua jenis tindakan yang dilaksanakan untuk memperkokoh diri dan
berpengaruh di masyarakat.
PNI akan mengadakan pemberontakan, maka empat tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno,
R. Gatot Mangkuprojo, Markun Sumodiredjo, dan Supriadinata ditangkap dan dijatuhi
hukuman oleh pengadilan Bandung. PNI Baru lebih mengutaman pendidikan politik dan
sosial, sedangkan Partindo mengutamakan aksi massa sebagai senjata yang tepat untuk
mencapai kemerdekaan.
10
Menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia.
Mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.
Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun 1929. Tujuannya adalah mencapai
Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan nonkooperasi. Karena
tidak bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.
Dari yang semula radikal dan nonkooperasi menjadi moderat dan kooperasi
dengan menempatkan wakilnya dalam volksraad. Parindra didirikan di kota Solo oleh dr.
Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan
Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi
maupun nonkooperasi.
Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini berisi permohonan agar diadakan musyawarah
antara wakil-wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa
Indonesia diberi pemerintahan yang berdiri sendiri.
Kepentingan internasional akibat timbulnya fasisme.
Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
11
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai
parlemen sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tugas
Komisi Visman ini adalah menyelidiki dan mem-pelajari perubahan-perubahan
ketatanegaraan.
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini
berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Yang anggotanya
berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Yang berarti tiga tujuan mulia
(sakti, budhi, bakti).
Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
12
Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus
perguruan kejuruan.
Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
R.A.Kartini dari Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini. Putri Mardika yang
didirikan atas bantuan Budi Utomo sebelum tahun 1920. Putri Mardika yang didirikan
atas bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini bertujuan untuk memajukan pengajaran
terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana,
mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-malu yang
melampaui batas.
Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika, seorang
pengajar Kautamaan Istri di tanah Pasundan.
Hasil yang dicapai dalam kongres adalah pembentukan gabungan atau federasi
perkumpulan wanita dengan nama Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) yang dipimpin
Ny. Sukanto. Tujuan dari PPI adalah:
PPI sendiri dalam kongresnya pada tanggal 28-31 Desember 1929 di Jakarta,
mengubah nama PPI menjadi PPII (Perikatan Perhimpunan Istri Indonesia). PPII
memiliki asas kebangsaan, persamaan, jiwa sosial, dan persamaan hak di antara laki-laki
dan perempuan. Pada bulan Januari 1931 PPII mengikuti Kongres Perempuan se-Asia di
Lahore.
13
Hal yang dapat disepakati adalah diputuskannya penyelenggaraan Kongres
Perempuan Indonesia setiap 3 tahun sekali. Kongres tidak dapat menyatakan sikap
kaitannya dengan pembicaraan masalah Ordonansi perkawinan, karena anggaran dasar
menuntut suara bulat dalam memutuskan suatu prinsip.
Tiga tahun kemudian yaitu pada tanggal 23 – 28 Juli 1938 berlangsung Kongres
Perempuan Indonesia III di Bandung dengan pimpinan Ny. Emma Puradireja. Kongres
membicarakan tentang:
Undang-undang perkawinan modern.
Soal politik kaitannya hak pilih dan dipilih bagi kaum wanita untuk posisi Badan
Perwakilan (volksraad).
Tanggal 22 Desember untuk disepakati diperingati sebagai Hari Ibu.
Pertama : Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang
satoe, Tanah Indonesia.
Kedua : Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe,
Bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.
* Pada masa pergerakan nasional muncul banyak organisasi pergerakan. Masa pergerakan
nasional di Indonesia dapat dibagi dalam tiga tahap berikut.
Masa pembentukan, berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan
Indische Partij.
Masa radikal, berdiri organisasi seperti Perhimpunan Indonesia, Partai Komunis
Indonesia, dan Partai Nasional Indonesia.
Masa bertahan, berdiri organisasi seperti Parindra, Gerindo, dan Gapi.
14
15