Anda di halaman 1dari 16

Karya Tulis Tadabur Alam

Nama : Wisnu Saka Saputra


Kelas : 9F
No : 30

SMP N 9 SURAKARTA
Jalan Sekar Jagad 1 Jegon Pajang
Laweyan Surakarta

KATA PENGANTAR

KARYA TULIS TADABUR ALAM 1


Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmatnya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya.

Tugas ini dibuat agar pembaca dapat memperluas


pengetahuannya tentang “Kebesaran Allah” yang saya sajikan
berdasarkan pengamatan dari berberapa sumber. Semoga tugas
ini dapat bermanfaat dan menjadi tambahan ilmu bagi semua
orang yang membacanya.

Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada


Guru Pendidikan Agama Islam yaitu Ibu Farida Sofyan, S.Pd
yang telah membimbing saya membuat tugas ini agar menjadi
tugas yang baik.

Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih


luas kepada pembaca. Walaupun tugas ini memiliki kelebihan
dan kekurangan, saya sebagai pembuat tugas ini mohon maaf
sebesar-besarnya. Oleh karena itu saran dan kritiknya dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kebaikkan tugas ini.

DAFTAR ISI

Cover Buku ………………………..1


Kata Pengantar …………………..2
KARYA TULIS TADABUR ALAM 2
Daftar Isi …………………………..3
Kata-Kata Mutiara ………………4
Latar Belakang .................………5
Tujuan Pelaksanaan .……………6
Kegiatan Tadabur Alam .............7
Masjid Agung Demak ..............…8
Pantai Marina .............…………10
Majid Agung Jawa Tengah .......12
Simpulan Karya .................……15
Kritik Dan Saran ..........………..16

KATA-KATA MUTIARA

 Berakit-rakit dahulu berenang-renang ketepian, bersakit-


sakit dahulu bersenang-senang kemudian
 Kebersamaan dan kerukunan, akan membawa kebahagiaan dalam kehidupan.
 Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan. Bersama, sama berbahagia dan
bersama-sama menderita.

KARYA TULIS TADABUR ALAM 3


 Persahabatan sejati seperti suatu tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dengan
perlahan-lahan dan harus mengalami serta mengatasi kejutan-kejutan dari
kemalangan- kemalangan sebelum ia berhak disebut persahabatan.
 Masa muda adalah waktu yang baik untuk membina dan menyempurnakan
sifat dan kelakuan.
 Pendidikan itu adalah perhiasan di waktu senang, dan tempat berlindung di
waktu susah.
 Selembab-lembab punting di dapur ditiup menyala juga. Biarpun pekerjaan itu
berat, asal dikerjakan bersungguh-sungguh pasti akan berhasil juga.
 Dari haji bawa zam-zam, dari rantau bawa hikayat. Biasanya orang akan
membawa oleh-oleh yang merupakan cirri khas dari daerah yang
dikunjunginya.
 Tertangkup sama termakan tanah, terlentang sama terminum air. Senasib
sepenanggungan.
 Mujur sepanjang hari, malang sepanjang mata. Kecelakan itu datangnya
sewaktu-waktu, maka daripada itu haruslah berhati-hati.
 Biar miskin asal cerdik, terlawan juga orang kaya. Pengetahuan dan
kepandaian itu lebih berharga daripada harta.

LATAR BELAKANG

Latar belakang tadabur alam SMP Negeri 9


Surakarta. Tadabur alam ke Masjid Demak dan daerah sekitarnya wajib
dilaksanakan oleh sekolah. Sebagaimana diketahui bahwa merupakan
program sekolah yang harus dilaksanakan. Tadabur Alam tersebut sebagai
peningkatan mutu sekolah dan memberikan penyegaran secara jasmani dan
rohani kepada para siswa. Dan juga sebagai tugas mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.

KARYA TULIS TADABUR ALAM 4


Ketika di Masjid Demak dan Masjid Agung kita dapat mengenal banyak
pengetahuan tentang budaya dan seni asli dari agama Islam. Selain itu juga
kita dapat mengetahui dalam segi agama yaitu agama Islam. Sehingga kami
dapat menambah pengalaman dan juga mengenal kehidupan sosial yang
ada di sana. Dan juga peninggalan Wali Songo.

Di sana kami tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga menambah


pengetahuan dengan cara memperhatikan setiap informasi baik dari
pemandu wisata maupun dari tempat itu sendiri. Dengan begitu kita juga
dapat mengenal alam sekitar yang hawanya berbeda dengan lingkungan
kita. Dan kami dapat mengetahui sejarah dan lingkungan hidup kota
Semarang dan Demak.

Di Masjid Demak dan Masjid Agung kami juga dapat meningkatkan


nilai keagamaan yang ada dalam diri kami. Di sana banyak tempat yang
menarik, dan dapat menambah wawasan. Kami bisa menambah keakraban
dengan teman-teman saat Tadabur Alam karena selalu bersama-sama.

TUJUAN PELAKSANAAN

SMP Negeri 9 Surakarta ke Demak dan Semarang bertujuan


untuk mengetahui pengetahuan dan wawasan mengenai seni-seni
dan budayanya. Banyak pengetahuan yang di dapat dari seni Demak
serta Semarang. Kami juga ingin mendapatkan pengalaman yang

KARYA TULIS TADABUR ALAM 5


diketahui dari hasil pengamatan nyata melihat dan mengalami
masalah seni dan budaya.

Kami bertujuan mengetahui masalah religius dan kehidupan


sosial kemasyarkatan. Kami secara mendalam ingin mengetahui
tentang adat istiadat dan agama Islam yang dibawa oleh Wali
Songo. Kemasyarakatan dan nilai sosial juga ingin diketahui secara
luas dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendapatkan nilai baik
bagi kehidupan beragama dan bermasyarakat.

Kami juga ingin mengetahui keadaan alam dan membina


keakraban dengan teman-teman. Tujuan mengetahui keadaan alam
agar dapat memberi penyegaran dengan menuju ke tempat-tempat
wisata. Selain itu dengan kebersamaan di tempat wisata kami harap
dapat membina keakraban kami.

KEGIATAN TADABUR ALAM

Tadabur Alam SMP Negeri 9 Surakarta


dilaksanakan pada Hari Jumat tanggal 27 Desember 2013. Berangkat
pada tanggal 27 Desember 2013, pukul 06.00 pagi. Siswa-siswi SMP
Negeri 9 Surakarta mempersiapkan diri di sekolah. Peserta yang ikut
kurang lebih 206 siswa yang terbagi dalam 5 bis. Bapak ibu guru dan
pembimbing juga mengikuti kegiatan Tadabur Alam. Perjalanan tepat
jam 07.00 dari Surakarta menuju Masjid Demak.

Kami tiba di Demak dan Semarang untuk melakukan Tadabur


Alam pada tanggal 27 Desember 2013. Selama 1 hari kami akan
mengunjungi 3 tempat wisata. Kunjungan mulai dari Masjid Demak,
KARYA TULIS TADABUR ALAM 6
Museum Demak, Pantai Marina, dan Masjid Agung Jawa Tengah . Dari
jumlah 5 bis, kami berada di Bis D dengan pembimbing yang
menyenangkan . Kegiatan Studi Tour akan diakhiri dengan kunjungan
ke Masjid Agung Jawa Tengah.

Selama perjalanan dan kunjungan, peserta dalam keadaan sehat,


memang ada yang sakit tetapi dapat teratasi. Setiap peserta telah
membawa obat-obatan yang sekiranya mereka butuhkan saat Tadabur
Alam. Peserta kembali dari Semarang menuju Surakarta dalam acara
Tadabur Alam SMP Negeri 9 Surakarta pada hari Senin tanggal 27
Desember 2013 sekitar pukul 18.30 dan tiba di Surakarta. Kami sangat
gembira. Seluruh rombongan sampai dengan selamat, lancar, tanpa
halangan suatu apapun. Sungguh pengalaman yang tidak akan
terlupakan.

MASJID AGUNG DEMAK

Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di


Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi

KARYA TULIS TADABUR ALAM 7


perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan
Demak Bintoro. Banyak masyarakat mempercayai masjid ini sebagai
tempat berkumpulnya para wali penyebar agama Islam, yang lebih
dikenal dengan sebutan Walisongo (Wali Sembilan). Para wali ini
sering berkumpul untuk beribadah, berdiskusi tentang penyebaran
agama Islam, dan mengajar ilmu-ilmu Islam kepada penduduk
sekitar. Oleh karenanya, masjid ini bisa dianggap sebagai monumen
hidup penyebaran Islam di Indonesia dan bukti kemegahan
Kesultanan Demak Bintoro. Sehingga dapat diketahui oleh kita bahwa
pembangunan masjid Demak itu didirikan oleh Wali Songo.

Pada pertengahan abad ke-15 demikian kata sejarah masjid


Demak tatkala penduduk di Jawa belum banyak yang menganut
agama Islam dan kebanyakannya adalah pengikut-pengikut agama
Budha, maka oleh mubalik Islam yaitu para Wali yang sembilan itu di
pikirkan mengadakan tempat yang tetap untuk penyiaran dan
penerangan agama. Pada waktu itu surau dan langgar belum terdapat
di Jawa. Para Wali yang kesembilan itu memikirkan jalan keluar
bagaimana cara menyiarkan agama Islam ke seluruh pulau Jawa.
Sedangkan masyarakat Jawa pada saat itu kebanyakan menganut
agama Hindu-Budha.
Pada suatu hari para Wali itu berkumpul membicarakan soal-
soal di sekitar penyiaran Islam dan dalam permusyawaratan itu telah
di putuskan akan mendirikan masjid di Gelagah Wangi (Demak),
termasuk wilayah Jawa Tengah. Setelah para Wali ke sembilan itu
memikirkan, mereka berencana untuk membangun sebuah Masjid
yang berfungsi untuk menyiarkan agama Islam di Gelagah Wangi dan
Masjid tersebut dinamakan Masjid Demak.

Bangunan masjid itu didirikan oleh para Wali bersama-sama


dalam waktu satu malam. Atap tengahnya di topang seperti lazimnya,
oleh empat tiang kayu raksasa. Salah satu di antaranya tidak terbuat
dari satu batang kayu utuh melaikan dari beberapa balok yang diikat
menjadi satu. Tiang tersebut adalah sumbangan kanjeng Sunan
Kalijaga.

Disebutkan bahwa ada empat orang wali-wali itu yang membuat


empat buah tiang pokok, soko guru namanya, yang berdiri sejak dari
tanah sampai ke puncak masjid, wali-wali ini ialah Sunan Kalijaga,
yang membuat soko guru sebelah timur laut, Sunan Bonang yang
membuat soko guru sebelah barat-laut, Sunan Ampel yang membuat
soko guru sebelah tenggara dan Sunan Gunung Jati yang membuat
soko guru sebelah barat-daya. Soko guru yang dibuat oleh Sunan
Kalijago terkenal di Demak dengan nama soko tatal, karena dia terjadi
dari kepingan-kepingan kayu kecil yang diikat-ikat hingga menjadi
suatu tiang besar dan kuat yang menjulang panjang sampai ke atap.

KARYA TULIS TADABUR ALAM 8


Dalam mendirikan tiang-tiang Masjid Demak tersebut sudah
jelas bahwa ada empat wali yang memiliki tagas-tugas tersendiri.
Diantara empat tiang itu yang paling terkenal ialah tiang yang dibuat
oleh Sunan Kalijaga yang berbentu dari kumbulan-kumpulan kayu-
kayu kecil yang diikat menjadi satu sampai menjadi tiang yang besar
dan panjang. Tiang milik Sunan Kalijaga terbuat dari kumpulan-
kumpulan kayu kecil karena pada saat itu Sunan Kalijaga lupa akan
tugasnya di saat itu pula Sunan Kalijaga lupa tidak menyediakan
Batang kayu untuk membuat tiang Masjid, maka Sunan Kalijaga
mengumpulkan kepingan-kepingan dan potongan-potongan kayu kecil
dan diikat hingga menjadi tiang yang besar dan kuat.

Para wali-wali turut mengambil bagian dalam pembangunan


masjid ini. Sultan Demak ke I, Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan
Gunung Jati, Sunan Geseng, Sunan Temboja, Sunan Giri, Sunan
Kudus dan Sunan Ampel. Sultan Demak ke I dan Sunan Kalijaga, ialah
wali-wali yang mengambil minat dalam hal ini dan yang memimpin
usaha yang mendirikan masjid itu. Dalam sejarah masjid Demak
kabarnya dua wali ini lah yang lebih besar pengaruhnya dan
keramatnya. Dengan secara perincian disebutkan dalam Babat Demak
bagaimana wali-wali ini mengatur pembagian pekerjaannya, sehingga
segala sesuatu dapat berjalan dengan baik dan segala kesukaran
dapat disingkirkan dalam masa-masa permulaan Islam di tanah Jawa
itu.

PANTAI MARINA

KARYA TULIS TADABUR ALAM 9


Pantai Marina, sebuah pantai yang mungkin asing didengar oleh
orang yang bukan berasal dari daerah Semarang dan sekitarnya.
Pantai ini menyimpan pemandangan eksotis khas Kota Semarang.
Pantai yang berlokasi di utara Kota Semarang ini sudah sejak lama
menjadi obyek wisata khas warga Semarang dan sekitarnya.
Lokasinya juga sangat strategis di mana tidak terlalu jauh dari pusat
kota.

Pantai Marina semakin ramai ketika menjelang sore hari.


Pemandangan terbenamnya matahari di sebelah barat menjadi pesona
tersendiri yang menarik untuk dinikmati dari tepian pantai bersama
dengan keluarga. Jika Anda ingin melewatkan malam di Semarang,
sudah banyak hotel di Semarang yang tersedia diantaranya yaitu
Gumaya Tower Hotel Semarang di Jalan Gajahmada no. 59-61
Semarang, Best Western Star Hotel di Jalan MT Haryono no. 972
Semarang.

Banyak hal yang bisa dilakukan wisatawan di Pantai Marina. Naik


perahu keliling pantai, memancing, dan pastinya bersantai sambil
menikmati suara debur ombak. Anda juga bisa main balap mobil
mainan dan menyewa ban untuk berenang. Agenda berfoto ria paling
asyik dilakukan di breakwater (tembok pantai) yang memecah ombak.

Anda juga bisa menyusuri pesisir Semarang ke Pantai Tirang dan


Pantai Maron yang lokasinya tak jauh dari Pantai Marina. Air lautnya
memang lebih jernih, tapi jalannya masih kurang mulus. Untuk masuk
ke Pantai Marina, harga tiketnya yaitu Rp. 3. 000 per orang. Saat
berlibur ke Semarang, Pantai Marina bisa mengobati rasa kangen pasir
pantai dan debur ombak.

Namun sayang, obyek wisata Pantai Marina ini masih sangat


jauh mengundang daya tarik wisatawan domestik maupun
mancanegara, lagi–lagi infrastruktur yang kurang memadai dan
kurangnya investor yang masuk untuk menggarap lahan potensial ini
menjadi kendala berkembangnya obyek wisata Pantai Marina ini.
Pemerintah Kota Semarang seharusnya sedikit melirik lahan potensial
kebanggan warga Kota Semarang ini. Sehingga para pelancong negeri
ini tertarik mengunjungi satu-satunya pantai di Kota Semarang ini.

Pantai Marina adalah salah satu taman rekreasi di bagian utara


Kota Semarang, tepatnya di jalan Yos Sudarso kurang lebih 4 km dari
Tugu muda, bersebelahan dengan arena PRPP dan Mareokoco. Pantai
ini dilengkapi dengan kolam renang, sky air, speed boat, dan arena

KARYA TULIS TADABUR ALAM 10


bermain anak – anak. Pada pagi hari kawasan ini sering digunakan
untuk berolahraga jogging.

Selain itu, di pantai ini anda dapat naik perahu keliling pantai,
memancing atau sekedar santai dan beristirahat sembari menikmati
keindahan pantai dan deburan ombak. Akses menuju Pantai Marina ini
cukup mudah, dari kawasan Simpang Lima Kota Semarang lurus ke
arah barat, lalu ketemu gapura menuju ke kawasan Pekan Raya
Promosi dan Pembangunan (PRPP) Provinsi Jawa Tengah, kemudian
belok kanan masuk melewati gapura PRPP dan lurus terus ke arah
utara, sampai di kawasan PRPP belok kanan dan kemudian belok kiri
lurus terus sampai di pintu masuk obyek wisata Pantai Marina.

Pantai Marina semakin ramai ketika menjelang sore hari.


Pemandangan terbenamnya matahari (sunset) di sebelah barat
menjadi pesona tersendiri yang menarik untuk dinikmati dari tepian
pantai bersama dengan keluarga. Jika anda ingin melewatkan malam
di Semarang, sudah banyak hotel di Semarang yang tersedia
diantaranya yaitu Gumaya Tower Hotel Semarang di Jalan Gajahmada
No 59-61 Semarang, Best Western Star Hotel di Jalan MT Haryono No
972 Semarang.

MASJID AGUNG JATENG

KARYA TULIS TADABUR ALAM 11


Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara
keseluruhan pada tahun 2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10
hektar. Masjid Agung diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006. Masjid Agung
Jawa Tengah (MAJT) merupakan masjid provinsi bagi provinsi Jawa
Tengah.

Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari Masjid Besar


Kauman Semarang. Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya
tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang
telah sekian lama tak tentu rimbanya. Raibnya banda wakaf Masjid
Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah
wakaf Masjid Kauman seluas 119.127 ha yang dikelola oleh BKM
(Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang Urusan Agama Depag
Jawa Tengah.
Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah itu di
tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT.
Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto
Siswoyo.
Hasil perjuangan banyak pihak untuk mengembalikan banda
wakaf Masjid Besar Kauman Semarang itu ahirnya berbuah manis
setelah melalui perjuangan panjang. MAJT sendiri dibangun di atas
salah satu petak tanah banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang
yang telah kembali tersebut.
Pada tanggal 6 juni 2001 Gubernur Jawa Tengah membentuk
Tim Koordinasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah untuk
menangani masalah-masalah baik yang mendasar maupun teknis.
Berkat niat yang luhur dan silaturahmi yang erat, dalam waktu kerja
yang amat singkat keputusan-keputusan pokok sudah dapat
ditentukan : status tanah, persetujuan pembiayaan dari APBD oleh
DPRD Jawa Tengah, serta pemiilhan lahan tapak dan program ruang.
Kemudian pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari
Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang
pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama Ri, Prof. Dr. H. Said
Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa
Tengah, H. Mardiyanto.
Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh
tujuh duta besar dari Negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni
Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Mesir, Palestina, dan Abu Dabi. Dengan
demikian mata dan perhatian dunia internasional pun mendukung
dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut.
MAJT diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden
RI Susilo Bambang Yudoyono. Masjid dengan luas areal tanah 10
Hektar dan luas bangunan induk untuk shalat 7.669 meter persegi
secara keseluruhan pembangunan Masjid ini menelan biaya sebesar
Rp 198.692.340.000.

KARYA TULIS TADABUR ALAM 12


Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 Nopember 2006,
namun masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal
tersebut. Masjid megah ini telah digunakan ibadah shalat jum’at untuk
pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H. M.
Chabib Thoha, MA, (Kakanwil Depag Jawa Tengah)
Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitektural
campuran Jawa, Islam dan Romawi. Diarsiteki oleh Ir. H. Ahmad
Fanani dari PT. Atelier Enam Jakarta yang memenangkan sayembara
desain MAJT tahun 2001. Bangunan utama masjid beratap limas khas
bangunan Jawa namun dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah
besar berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara masing
masing setinggi 62 meter ditiap penjuru atapnya sebagai bentuk
bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara
terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.
Gaya Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar dipelataran masjid.
Pilar pilar bergaya koloseum Athena di Romawi dihiasi kaligrafi
kaligrafi yang indah, menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul, di gerbang
ditulis dua kalimat syahadat, pada bidang datar tertulis huruf Arab
Melayu “Sucining Guno Gapuraning Gusti“.
Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat
ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk
menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini dilengkapi dengan
wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas,
sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan
fasilitas.
Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Al Husna atau Al
Husna Tower yang tingginya 99 meter. Bagian dasar dari menara ini
terdapat Studio Radio Dais (Dakwah Islam). Sedangkan di lantai 2 dan
lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai
18 terdapat Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat. Lantai 19
untuk menara pandang, dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota
Semarang.
Pada awal Ramadhan 1427 H lalu, teropong di masjid ini untuk
pertama kalinya digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh Tim
Rukyah Jawa Tengah dengan menggunakan teropong canggih dari
Boscha.

KARYA TULIS TADABUR ALAM 13


SIMPULAN KARYA

Tadabur Alam SMP Negeri 9 Surakarta di Semarang dan


Demak , kami dapat menyimpulkan bahwa banyak didapat
wawasan yang sangat luas mengenai seni budaya, keagamaan,
dan alam. Tetapi, ada beberapa siswa yang tidak mengikuti
kegiatan di suatu tempat wisata. Selain itu banyak didapat
pengetahuan mengenai seni, agama, budaya, dan sosial
kemasyarakatan.

KARYA TULIS TADABUR ALAM 14


Ketika di sana kita dapat mengenal banyak pengetahuan
tentang budaya dan seni asli dari sana. selain itu juga kita dapat
mengetahui dalam segi agama yaitu agama Islam. Sehingga
kami dapat menambah pengalaman dan juga mengenal
kehidupan sosial yang ada di sana.

Kegiatan penyegaran wisata mengenai tempat-tempat yang


berkaitan dengan kesenian, kunjungan alam , kebudayaan, sosial
kemasyarakatan menjadikan keadaan psikis yang segar,
menyenangkan pikiran, serta menjadikan pemikiran yang baik
dan membaik.

Kami juga ingin mengetahui keadaan alam dan membina


keakraban dengan teman-teman. Tujuan mengetahui keadaan
alam agar dapat memberi penyegaran dengan menuju ke
tempat-tempat wisata. Selain itu dengan kebersamaan di tempat
wisata kami harap dapat membina
keakraban kami.

KRITIK DAN SARAN

Tadabur Alam yang dilakukan SMP Negeri 9 Surakarta


terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi. Misalnya untuk para
siswa yang mengidam penyakit pribadi, diharapkan untuk
membawa obat pribadi, agar guru pembimbing tidak
kebingungan jika penyakit tersebut sedang kambuh.

KARYA TULIS TADABUR ALAM 15


Selain itu juga terdapat beberapa siswa yang terlihat
murung disana, diharapkan bagi teman teman yang lain dan
guru pembimbing bisa memberikan motivasi agar tidak menjadi
murung lagi, dan bisa menikmati kegiatan tadabur alam kembali
dengan ceria.

Kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah kata


apabila ada penulisan kami yang kurang benar mohon
dimaklumi. karena kita hanya manusia biasa yang juga
mempunyai salah dan tidak selalu benar. Serta perilaku kami
yang kurang berkenan apabila di sana.

KARYA TULIS TADABUR ALAM 16

Anda mungkin juga menyukai