َواَل َت ِه ُن ْوا َواَل َتحْ َز ُن ْوا َواَ ْن ُت ُم ااْل َعْ َل ْو َن ِانْ ُك ْن ُت ْم م ُّْؤ ِم ِني َْن
“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman."
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
karya ilmiah dengan judul “Perjuangan Wali Songo Sunan Dajat” ini dengan tepat
waktu.
kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik
Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas penyusun menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga kepada kedua orangtua penyusun, Bapak /Ibu guru dan teman-teman
yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun
Penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya bagi para
pembaca. Aamiin....
PENDAHULUAN
perintah untuk membawa umat ke jalan yang benar dan di ridhoi oleh Allah.
Adapun di sebut Wali Songo , karena Wali yang terkenal dalam menyebarkan
Islam di tanah Jawa berjumlah sembilan orang. Oleh sebab itu, kami menyusun
makalah ini dengan maksud agar kami mendapat gambaran tentangnya dan
3. Untuk lebih mempertebal keimanan dan ketakwaan kami kepada Allah SWT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti Walisongo
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali
yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga
berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat
lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti
tempat.
dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik
Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah). Saat itu, majelis dakwah
nama yang dikenal sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:
Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 masehi. Nama kecilnya
adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah
putra dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan Bonang. Ketika
Sunan Drajat yang mempunyai nama kecil Syarifudin atau raden Qosim
Demak. Ia diberi gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah pada tahun
Makam Sunan Drajat dapat ditempuh dari surabaya maupun Tuban lewat
putra Sunan Ampel yang terkenal cerdas. Setelah pelajaran Islam dikuasai,
Beliau sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial, sangat
dalam sap tangga ke tujuh dari tataran komplek Makam Sunan Drajat. Secara
1. Memangun resep teyasing Sasomo (kita selalu membuat senang hati orang
lain)
2. Jroning suko kudu eling Ian waspodo (di dalam suasana riang kita harus
perjalanan untuk mencapai cita – cita luhur kita tidak peduli dengan segala
bentuk rintangan)
nafsu) Heneng – Hening – Henung (dalam keadaan diam kita akan mem-
peroleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai
5. Mulyo guno Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita
wong kang luwe, Menehono busono marang wong kang wudo, Menehono
kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan
yang makmur bagi warganya, beliau memperoleh gelar Sunan Mayang Madu
dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun saka 1442 atau 1520 Masehi.
Dalam sejarahnya Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang Wali
Musium ini telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur tanggal 1 Maret
1992.
Gubernur Jawa Timur dengan alokasi dana APBD I yaitu pada tahun 1992
98 juta dan anggaran Rp. 100 juta 202 ribu untuk pembangunan kembali
Juni 1993. Pada tahun 1993 sampai 1994 pembenahan dan pembangunan
berukir, renovasi paseban, bale rante serta Cungkup Sitinggil dengan dana
APBD I Jawa Timur sebesar RP. 131 juta yang diresmikan Gubernur Jawa
Nama asli Sunan Drajad adalah Raden Qosim, beliau putera Sunan
Ampel dengan Dewi Condrowati dan merupakan adik dari Raden Makdum
Ibrahim atau Sunan Bonang. Raden Qosim yang sudah mewarisi ilmu dari
sesudah singgah ditempat Sunan Giri. Dalam perjalanan ke arah Barat itu
perahu beliau tiba-tiba dihantam oleh ombak yang besar sehingga menabrak
karang dan hancur. Hampir saja Raden Qosim kehilangan jiwanya. Tapi bila
kecelakaan pasti dia akan selamat, demikian pula halnya dengan Raden
Qosim. Secara kebetulan seekor ikan besar yaitu ikan talang datang kepada
Raden Qosim dan beliau pun menaiki punggung ikan tersebut hingga selamat
ke tepi pantai.
Raden Qosim sangat bersyukur dapat lolos dari musibah itu. Beliau juga
berterima kasih kepada ikan talang yang telah menolongnya sampai ke tepi
pantai. Untuk itu beliau berpesan kepada anak keturunan beliau untuk tidak
memakan daging ikan talang. Bila pesan ini dilanggar akan mengakibatkan
Ikan talang tersebut membawa Raden Qosim hingga ke tepi pantai yang
Ampel seorang wali besar dan masih terhitung kerabat kerajaan Majapahit.
menyiarkan agama Islam yang unik maka banyaklah orang yang datang
berguru kepadanya. Setelah menetap satu tahun di desa Jelag, Raden Qosim
disebut Dalem Duwur. Di bukit yang disebut Dalem Duwur itulah yang
Raden Qosim adalah pendukung aliran putih yang dipimpin oleh Sunan
jalan lurus, jalan yang tidak berliku-liku. Agama harus diamalkan dengan
lurus dan benar sesuai ajaran Nabi. Tidak boleh dicampur dengan adat dan
kepercayaan lama.
Dalam catatan sejarah wali songo, Raden Qosim disebut sebagai seorang
wali yang hidupnya paling bersahaja, walau dalam urusan dunia beliau juga
rajin mencari rezeki. Hal itu disebabkan sikap beliau yang dermawan.
Dikalangan rakyat jelata beliau bersifat lemah lembut dan sering menolong
1. Al-Quran
2. Sunnah
3. Ijma
4. Qiyas
6. Ajaran dan pemikiran atau paham yang telah tersebar luas di masyarakat
7. Tradisi di masyarakat setempat yang telah ada yang sesuai dengan ajaran
Islam.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 masehi. Nama kecilnya
adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah
putra dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan Bonang. Ketika
Nama asli Sunan Drajad adalah Raden Qosim, beliau putera Sunan Ampel
dengan Dewi Condrowati dan merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim
diperintah untuk berdakwah di sebelah barat Gresik yaitu daerah kosong dari
1. Al-Quran
2. Sunnah
3. Ijma
4. Qiyas
6. Ajaran dan pemikiran atau paham yang telah tersebar luas di masyarakat
7. Tradisi di masyarakat setempat yang telah ada yang sesuai dengan ajaran
Islam, dan
3.2 Saran
tulis ini, karena penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari
yaitu :
Dari hasil penelitian yang telah saya rangkum, dapat kita ambil hikmah
serta pelajaran yang sangat bermanfaat serta menambah wawasan, dan harapan
saya agar kita semua dapat terus melestarikan dan merawat peninggalan-
peninggalan sejarah serta terus mengajak semua untuk selalu bisa belajar dari
suri tauladan para ulama-ulama terdahulu dan dapat memetik pelajaran penting
ini dapat selesai, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan.
pada semua pihak yang membantu, akhirnya dapat bermanfa'at bagi kita.
Aaminn....
DAFTAR PUSTAKA
Fatah, Syukur. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra.
https://surabaya.liputan6.com/read/4186507/kisah-sunan-drajat-ajaran-catur-
piwulang-hingga-makamnya-di-lamongan
LAMPIRAN