Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ PEMERINTAH NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN ”

Makalah ini Kami Buat Guna Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliyah ISD
Dosen Pengampu: ( Dr. MISPANI, M.Pd.I )

Disusun Oleh Kelompok 5 :

 M. Abdul Malik Al-Abror 212210082


 Adnan Maulana 212210004
 Saiful Huda 211210120
 Suryani Dwi Rahayu 211210133
 Sofiatun Maimunah 211210202

FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


MA’ARIF NU METRO LAMPUNG
Tahun Pendidikan 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha


penyayang. Alhamdulillah..... segalah puji bagi Allah SWT, atas berkat rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas ini berupa
makalah yang bertema “ PEMERINTAH NEGARA DAN
KEWARGANEGARAAN ”. Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat  untuk
memenuhi Mata Kuliyah ISD.

Mungkin dalam penulisan dan penyajian makalah ini terdapat


kekurangan dan kesalahan tanpa sepengetahuan penyusun, oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun penyusun mengharapkan untuk perbaikan
dimasa-masa mendatang. Semoga makalah  ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Atas perhatiannya penyusun ucapkan terimakasih.

Penyusun

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara dan warga negara memiliki Hubungan timbal balik dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana, negara memiliki
tanggungjawab terhadap warga negaranya begitu juga sebaliknya. Untuk
memfomulasikan Menurut Miriam Budiardjo “Negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya di perintah oleh sejumlah pejabat dan yang
berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan
perundang-undangan melalui penguasaan monopolistis terhadap
kekuasaan yang sah”.

Dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 yang menjadi


tujuan negara adalah “Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaiaan abadi dan keadilan sosial”. Dalam
hal ini, dapat dilihat bahwa hubungan antara negara dan warga negaranya
memiliki relevansi dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun demikian, negara yang berkewajiban dalam memenuhi hak-


hak warga negaranya tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa dukungan
warganya. Dukungan yang dimaksud adalah adanya bentuk pelaksanaan
kewajiban sebagai warga negara. Dalam pemenuhan hak warga negaranya
haruslah sejalan dengan pelaksanaan kewajibannya, salah satunya warga
negara harus menunjukkan sikap patuh terhadap peraturan yang
diberlakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertan Dari Pemerintah Negara ?
2. Apa Fungsi Pemerintah Negara ?
3. Apa Pengertian Kewarga Negaraan ?
4. Apa Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemerintah Negara

Ada banyak pengertian tentang pemerintah yang ditemukan dalam


berbagai buku pelajaran, buku tentang negara maupun referensi lain. Pemerintah
dalam istilah Bahasa Indonesia juga disebut penyelenggara negara. Kata
pemerintah dalam istilah Belanda disebut overheid atau gouvernement, atau de
autoriteiten. Dalam bahasa Inggris disebut government atau the authorities.
Secara umum, pengertian pemerintah adalah kelompok orang yang
memiliki wewenang untuk memerintah suatu negara. Berdasarkan KBBI,
pemerintah adalah sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya.
Pengertian lain dalam KBBI, pemerintah adalah badan tertinggi yang
memerintah suatu negara (seperti kabinet merupakan suatu pemerintah).
Pemerintah merupakan suatu organisasi yang bekerja dan menjalankan
tugas untuk mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan dalam
mencapai tujuan negara. Hal tersebut seperti yang telah kami sampaikan melalui
tulisan mengenai Arti Pemerintah .

B. Fungsi Pemerintah Negara


Dalam pelaksanaannya, pemerintah memiliki beberapa fungsi seperti
yang dijelaskan beberapa tokoh di bawah ini.
Menurut Adam Smith (1976), pemerintah suatu negara memiliki tiga
fungsi pokok sebagai berikut:
Memelihara dan pertahanan dalam negeri.
Menyelenggarakan peradilan.
Penyediaan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta.
Sedangkan menurut Richard A. Musgrave dibedakan menjadi tiga
fungsi dan tujuan kebijakan anggaran belanja pemerintah, yaitu:

Fungsi Alokasi ( Allocation Branch ) yaitu fungsi pemerintah untuk


menyediakan pemenuhan kebutuhan Publik (public needs)
Fungsi Distribusi ( Distribution Branch ) yaitu fungsi yang dilandasi
dengan mempertimbangkan pengaruh sosial ekonomis; yaitu tentang kekayaan
dan distribusi pendapatan, saat memperoleh pendidikan, sosial mobilitas,
struktur pasar. Macam-ragam warga negara dengan berbagai bakatnya
termasuk tugas fungsi tersebut.
Stabilisasi ( Stabilizaton Branch ) yaitu fungsi menyangkut usaha untuk
mempertahankan dan mengatur- Fungsi yang ada. Selain itu, fungsi ini
bertujuan untuk mempertahankan kestabilan perekonomian (stabilisator
perekonomian)(Guritno, 2000:2)
Berdasarkan dua pendapat diatas, pemerintah diantaranya memiliki
fungsi sebagai berikut.

1. Fungsi Pelayanan
Perbedaan pelaksanaan fungsi pelayanan yang dilakukan Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah terletak pada kewenangan masing-masing.
Kewenangan yang pemerintah pusatkan untuk hubungan luar pertahanan
Keamanan, Agama, Negeri, Moneter dan Peradilan. Secara umum pelayanan
publik mencakup pelayanan publik ( Public Service ) dan pelayanan publik
( Civil Service ) yang bermanfaat.

2. Fungsi Pengaturan
Fungsi ini dilaksanakan pemerintah dengan membuat peraturan
perundang-undangan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat.
Pemerintah adalah pihak yang mampu menerapkan peraturan agar kehidupan
dapat berjalan dengan baik dan dinamis. Seperti halnya fungsi pemerintah
pusat, pemerintah daerah juga memiliki fungsi pengaturan terhadap masyarakat
yang ada di daerahnya. Perbedaannya, yang diatur oleh Pemerintah Daerah
lebih khusus, yaitu urusan yang telah diserahkan kepada Daerah. Untuk
mengatur bersama hal tersebut diperlukan Peraturan Daerah yang dibuat antara
DPRD dengan eksekutif.

3. Fungsi Pembangunan
Pemerintah harus bekerja sebagai pemacu pembangunan di wilayahnya,
dimana pembangunan ini mencakup segala aspek kehidupan tidak hanya fisik
tapi juga mental spiritual. Pembangunan akan berkurang apabila keadaan
masyarakat membaik, artinya masyarakat sejahtera. Jadi, fungsi pembangunan
akan lebih dilakukan oleh pemerintah atau Negara berkembang dan
terbelakang, sedangkan Negara maju akan melaksanakan fungsi ini seperlunya.

4. Fungsi Pemberdayaan ( Pemberdayaan )


Fungsi ini untuk mendukung terselenggaranya otonomi daerah, fungsi
ini menuntut pemberdayaan Pemerintah Daerah dengan kewenangan yang
dalam pengelolaan sumber daya daerah guna melaksanakan berbagai urusan
yang didesentralisasikan. Untuk itu Pemerintah Daerah perlu meningkatkan
peran serta masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan pemerintah, pusat dan daerah,
diarahkan untuk meningkatkan aktifitas ekonomi masyarakat yang dapat
mendukung pendanaan Pemerintah Daerah. Dalam fungsi ini pemerintah harus
memberikan ruang yang cukup untuk aktifitas mandiri masyarakat, sehingga
partisipasi masyarakat di Daerah dapat ditingkatkan. Lebih - lebih jika
kepentingan masyarakat diperhatikan, baik dalam peraturan maupun dalam
tindakan nyata pemerintah.

C. Pengertian Warga Negara


Warga negara adalah anggota negara. Sebagai anggota negara, warga
negara memiliki hubungan khusus, yaitu hubungan hak dan kewajiban yang
sifatnya timbal balik satu sama lainnya.
Pasal 26 ayat 1 UUD 1945
“ Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara.”
Pasal 26 ayat 2 UUD 1945
“ Penduduk adalah WNI dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia” atau orang yang menetap di suatu negara.

Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang


merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara karena
warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu negara.
Untuk itu, setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan
hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung
jawab. 

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Setiap warga negara Indonesia mempunyai tugas dan kewajiban yang
sama seperti yang terdapat pada UUD 1945.

1. Tugas, kewajiban dan kewenangan WNI

a. Setiap warga negara memiliki kebebasan, tetapi dalam setiap


kebebasan itu melekat juga kewajiban.
b. Di dalam hubungan dengan sesama manusia, kita wajib
menghormati orang lain, sedangkan dalam hubungannya dengan
negara, kita wajib taat menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
c. Setelah menjalankan kewajiban atau hak-haknya kepada negara.
Negara menganut keseimbangan antara hak dan kewajban warga
negara.

Setiap warga negara adalah sama kedudukannya dalam hukum dan


pemerintahan. Di Indonesia, sumber kedaulatan tertinggi berada di tangan
rakyat, sementara hukum dari rakyat yang didasarkan kepada persamaan
derajat dan kedudukan antara warga negara dengan pemerintah atau
penguasa.

Di bawah ini diuraikan tentang tugas, kewenangan dan kewajiban


warga negara :
 Menjunjung tinggi dan menaati perundang-undangan yang berlaku,
 Membayar pajak, bea dan cukai yang dibebankan negara kepadanya,
 Membela negara dari segala bentuk ancaman, baik yang datang dari
dalam maupun luar negeri,
 Menyukseskan Pemilu, baik sebagai peserta atau petugas
penyelenggara
 Mendahulukan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi
 Melaksanakan tugas dan kewajibn yang dibebankan bangsa dan
negara,
 Kewajiban menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban
nasional,
 Hak untuk mendapat perlindungan atas diri dan harta benda,
 Hak untuk mendapatkan dan menikmati kesejahteraan negara,
 Hak untuk mendapatkan dan menikmati hasil pembangunan,
 Hak untuk dipilih dan memilih dalam Pemilu,
 Hak untuk mengembangkan minat dan kemampuan pribadi tanpa
menggangu kepentingan umum dan sebagainya.

Dalam UUD 1945 secara umum ditemukan asas-asas hak dan


kewajiban warga negara. Hak warga negara diatur dalam pasal 27-31.
Berikut ini pasal-pasal dalam UUD 1945 :
 Pasal 27 ayat 1, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tanpa kecualinya”
 Pasal 27 ayat 2, “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
 Pasal 28, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.
 Pasal 28A, “ Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan:
“setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya.”
 Pasal 28B, [1] “Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah” , [2] Hak atas kelangsungan
hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi”.
 Pasal 28 C, [1] “Hak untuk mengembangkan diri dan melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan,
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia” [2] “ Hak untuk
memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.”
 Pasal 28 D, (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di hadapan hukum. (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja. (3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang
sama dalam pemerintahan. (4) Setiap orang berhak atas status
kewarganegaraan.
 Pasal 28 E, (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. (2)
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (3)
Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
 Pasal 28 F, Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.
 Pasal 28 G, (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi. (2) Setiap orang berhak untuk bebas dari
penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
 Pasal 28 H, (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (2) Setiap orang
berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan. (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial
yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat. (4) Setiap orang berhak mempunyai hak
milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapa pun.
 Pasal 28 I, (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. (3)
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban. (4) Perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah. (5) Untuk menegakkan
dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan.
 Pasal 28 J, (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai - nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.
 Pasal 29 ayat 2, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah
menurut agama dan kepercayaannya itu.”
 Pasal 30, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara.”
 Pasal 31, “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.”

Kewajiban warga negara diatur dalam pasal 27 ayat 1, pasal 30, dan
pasal 31. Kewajiban warga negara menjunjung tinggi hukum menunjukkan
bahwa negara harus taat hukum. Demikian pula terhadap pemerintahan,
warga negara berkewajiban menaati penguasa yang legitimate, adil, dan
jujur.
E. Undang-undang Kewarganegaraan Indonesia

Undang-undang Nomor 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan


termasuk salah satu perundang-undangan yang sudah tertinggal zaman.Hal
tersebut dapat dilihat dari pasal 1, ayat b, “warga negara RI adalah orang
yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan
dengan ayahnya, seorang warga-negara Republik Indonesia, dengan
pengertian bahwa kewarga-negaraan Republik Indonesia tersebut dimulai
sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan termaksud, dan bahwa
hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu berumur 18
tahun atau sebelum ia kawin pada usia di bawah 18 tahun,” dan ayat d,
“warga negara RI adalah orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga-
negara Republik Indonesia, apabila ia pada waktu itu tidak mempunyai
hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya”,serta ayat e, “warga
negara RI adalah  orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga-negara
Republik Indonesia, jika ayahnya tidak mempunyai kewarga-negaraan, atau
selama tidak diketahui kewarga-negaraan ayahnya”.

Sementara pasal 3 ayat 1 menyebutkan, Anak di luar perkawinan dari


seorang ibu warga-negara Republik Indonesia atau anak dari perkawinan sah,
tetapi dalam perceraian oleh hakim anak tersebut diserahkan pada asuhan
ibunya seorang warga-negara Republik Indonesia, yang kewarganegaraannya
turut ayahnya seorang asing, boleh mengajukan permohonan kepada Menteri
Kehakiman untuk memperoleh kewarga-negaraan Republik Indonesia tidak
mempunyai kewarga-negaraan lain atau menyertakan pernyataan
menanggalkan kewarganegaraan lain menurut cara yang ditentukan oleh
ketentuan hukum dari negara asalnya dan/atau menurut cara yang ditentukan
oleh perjanjian penyelesaian dwikewarga-negaraan antara Republik Indonesia
dan negara yang bersangkutan.”
Pasal 3 tersebut juga menyebutkan bahwa perempuan Indonesia yang
bercerai dari suaminya yang warga asing, dan anaknya ikut dengan dia, harus
memperbarui Kartu Izin Tinggal Asing Terbatas (KITAS) tiap tahun.

a. Warga Negara Indonesia

Warga Negara Indonesia (WNI) adalah:


1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum undang-undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing.  
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia.  
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara
Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
BAB III
KESIMPULAN

Pemerintah adalah suatu lembaga yang terlahir dari kebutuhan manusia


atas sebuah aturan yang mengikat terhadap segala hal yang dilakukan oleh
manusia sendiri , pemerintah merupakan badan yang menjadi pengendali terhadap
aturan tersebut sehingga dapat diterapkan secara bijak terhadap kondisi
masyarakat . Pemerintah secara sempit terdiri atas presiden , wakil presiden dan
kabinetnya sedangkan dalam arti luas pemerintahan terdiri atas tiap – tiap lembaga
termasuk pimpinan negara baik legislatif , eksekutif dan yudikatif . Pemerintah
memiliki tugas – tugas yang harus dijalankan agar tercapainya suatu kesejahteraan
umum , mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia
seperti yang dijelaskan di dalam undang – undang dasar negara . Untuk
menjalankan fungsinya secara utuh didalam suatu negara yang memiliki wilayah
yang sangat luas , pemerintahan dibagi atas pemerintahan pusat dan daerah
dengan tugas yang saling terpadu agar pemerintahan dapat berjalan dengan
semestinya .
Terbentuknya suatu negara memiliki beberapa teori yang telah umum
dikenal , antara lain : teori kontrak sosial , teori ketuhanan , teori kekuatan , teori
organis , teori alamiah dan teori historis . Dimana tiap – tiap teori tersebut
diangkat dari sudut pandang yang berbeda yang kesemuanya dapat berhubungan
dengan proses terbentuknya negara itu berdasarkan kenyataanya sendiri . Secara
definitif negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaanya baik
politik , militer , ekonomi , sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan
yang berada di wilayah tersebut. Negara adalah pengorganisasian masyarakat
suatu wilayah tersebut dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan
organisasi ini . Sedangkan para ahli memiliki definisi – definisi yang berbeda pula
terhadap negara yang tiap – tiap ahli tersebut memiliki perspektifnya masing –
masing . Suatu negara tentunya memiliki warga negara sebagai anggota negara
yang berhubungan timbal balik antara pemerintah dan warga negara yang terikat
berdasarkan hak dan kewajibannya yang telah diatur di dalam undang – undang
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/
https://www.google.com/search?q=pengertian+pemerintah+NEGARA&
https://www.google.com/
Pengertian+PEMERINTAHAN+menurut+para+ahli&sa=X&ved=2ahUKEwi15-
idm9n0AhW0zzgGHQ5DDpAQ1QJ6BAgxEAE&biw=1242&bih=597&dpr

Anda mungkin juga menyukai