Anda di halaman 1dari 18

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Beserta substansi serta kasus-kasus yang ada di dalamnya

Di SUSUN OLEH : KELOMPOK II


1. Dea Puspa Karinda (10)
2. Jamila Taufik (19)
3. M. Daffa Samudera (24)
4. Yulia Salsabila Inayah (32)
5. Yusril Arimaisa (33)

SMA NEGERI 1 KOTA PASURUAN

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Hak dan Kewajiban Warga Negara”
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan kelas XII semester pertama tahun pelajaran
2018/2019. Makalah ini berisi segala bahasan mengenai makna, substansi, kasus,
serta penanganan pelanggaran hak dan kewajiban warga negara.

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
1. Drs. Basyoir, M. Pd, selaku kepala SMAN 1 Kota Pasuruan
2. Bu Masriyah, selaku guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta
guru pembimbing.
3. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik dari
aspek isi, cakupan, pendekatan maupun penulisan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat memberikan pengetahuan dan potensi diri tentang pemahaman
terhadap perubahan dan perkembangan hak dan kewajiban warga negara yang
sedang marak terjadi dewasa ini serta apa-apa yang harus dipersiapkan untuk
menghadapinya.

Pasuruan, 31 Maret 2016

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga
dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu
yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga
negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan
suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai
anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan , maka akan terjadi suatu ketimpangan yang
akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu
baik dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , maupun bernegara.

Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban , terutama
dalam bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap
warga negara. Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan
hal yang perlu diperhatikan. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “ Tiap
– tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan “. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat
kehidupan yang layak merupakan hak untuk setiap warga negara sebagai salah
satu tanda adanya perikemanusiaan. Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang
dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam
pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan ,
sandang , dan papan.

Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak
tanpa diimbangi dengan kewajiban. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya
makalah ini pembaca dapat mengerti hak dan kewajiban warganegara Indonesia
lalu menggunakan sekaligus melakukan hak dan kewajibannya secara berimbang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah makna hak dan kewajiban warga negara?
2. Bagaimana bentuk substansi hak dan kewajiban warga negara dalam
pancasila?
3. Apa saja bentuk kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara?
4. Bagaimana penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah:
1. Mengetahui makna hak dan kewajiban warga negara.
2. Mengetahui substansi hak dan kewajiban warga negara dalam pancasila.
3. Mengetahui bentuk-bentuk kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara.
4. Mengetahui bentuk penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara.
BAB 1I
PEMBAHASAN

2.1 Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara


Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara - Hak merupakan semua hal yang
harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak dapat berbentuk kewenangan atau
kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat dari
dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain, hak dapat diperoleh apabila
kewajiban sudah dilakukan, misalnya seorang pegawai berhak mendapatkan upah
apabila sudah melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia.
Karena itu, hak asasi manusia itu berbeda pengertiannya dengan hak warga
negara. Hak warga negaramerupakan seperangkat hak yang melekat dalam diri
manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Hak asasi
sifatnya universal, tidak terpengaruh status kewarganegaraan seseorang. Akan
tetapi hak warga negara dibatasi oleh status kewarganegaraannya.
Dengan kata lain, tidak semua hak warga negara adalah hak asasi manusia.
Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa semua hak asasi manusia juga merupakan hak
warga negara, misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki jabatan dalam
pemerintahan Republik Indonesia adalah hak asasi warga negara Indonesia. Hak
ini tidak berlaku bagi orang yang bukan warga negara Indonesia.
Bagaimana dengan konsep kewajiban warga negara? Kewajiban secara
sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban warga negara dapat diartikan
sebagai tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga negara
sebagaimana diatur dalam ketentuan perundangundangan yang berlaku. Apa yang
membedakannya dengan kewajiban asasi?
Kewajiban asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang. Dengan kata lain,
kewajiban asasi terlepas dari status kewarganegaraan yang dimiliki seseorang.
Sementara itu, kewajiban warga negara dibatasi oleh status kewarganegaraan
seseorang. Akan tetapi meskipun demikian, konsep kewajiban warga negara
memiliki cakupan yang lebih luas, karena meliputi pula kewajiban asasi.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berikatan.
Keduanya memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang
mendapatkan haknya dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya.
Misalnya, seorang pekerja mendapatkan upah, setelah dia melaksanakan
pekerjaan yang menjadi kewajibannya.
Selain itu,hak yang didapatkan seseorang sebagai akibat dari kewajiban yang
dipenuhi oleh orang lain. Misalnya, seorang pelajar mendapatkan ilmu
pengetahuan pada mata pelajaran tertentu, sebagai salah satu akibat dari
dipenuhinya kewajiban oleh guru yaitu melaksanakan kegiatan pengajaran. Hak
dan kewajiban warga negara juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimanapun
dari kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya.
Akan tetapi, sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Misalnya, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, akan tetapi pada kenyataannya banyak warga negara
yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika
keseimbangan itu tidak ada maka akan terjadi kesenjangan sosial yang
berkepanjangan.

2.2 Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila


Pancasila menjamin hak asasi manusia melalui nilai nilai yang terkandung
di dalamnya. Nilai Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu nilai dasar,
nilai instrumental, dan nilai praksis.Ketiga nilai tersebut secara tidak langsug
mengatur hak dan kewajiban warga negara dalam nilai dasar Pancasila antara lain:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama, melaksanakan
ibadah, dan menghormati perbedaan agama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Menempatkan setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam
hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk
mendapatkan jaminan dan perlindungan hukum.
3. Persatuan Indonesia
Mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara dengan
semangat rela bekorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
Dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan
bermasyarakat yang demokratis.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengakui hak milik dan jaminan sosial secara perorangan yang
dilindungi oleh negara serta berhak mendapatkan pekerjaan dan
perlindungan.

Hak dan Kewajiban warga negara dalam nilai instrumental sila sila Pancasila
antara lain:

1. Hak atas kewarganegaraan


2. Kesamaan kdudukan dalam hukum pemerintahan
3. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
4. Hak dan kewajiban waarga negara
5. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul
6. Kemerdekaan memeluk agama
7. Pertahanan dan keamanan negara
8. Hak mendapat Pendidikan
9. Kebudayaan Nasional Indonesia
10. Perekonomian nasional
11. Kesejahteraan nasional

Hak dan kewajiban warga negara dalam nilai praksis sila sila Pancasila antara lain

No. Sila Pancasila Sikap yang Ditunjukkan


1. Ketuhanan Yang Maha - Hormat-menghormati dan bekerja sama
Esa antarumat beragama sehingga terbina
kerukunan hidup
- Saling menghormati kebebasan beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
- Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan kepada orang lain
2. Kemanusian yang Adil - Mengakui persamaan derajat, hak dan
dan Beradab kewajiban antara sesama manusia
- Saling mencintai sesama manusia
- Tenggang rasa kepada orang lain
- Tidak semena-mena kepada orang lain
- Menjunjung tinggi nilai-nilai ke manusian
- Berani membela kebenaran dan keadilan
- Hormat-menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain
3. Persatuan Indonesia - Menempatkan persatuan, kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan Negara
- Cinta tanah air dan bangsa
- Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-
Tanah Air Indonesia
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika
4. Kerakyatan yang - Mengutamakan kepentingan negara dan
Dipimpin oleh Hikmat masyarakat
Kebijaksanaan dalam
- Tidak memaksakan kehendak kepada orang
Permusyawaratan/
Perwakilan lain
- Mengutamakan musyawarah dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama
- Menerima dan melaksanakan setiap
keputusan musyawarah
- Mempertanggungjawabkan setiap keputusan
musyawarah secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa

2.3 Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Kita tentunya pernah melihat para anak jalanan sedang mengamen di
perempatan jalan raya. Mungkin juga kalian pernah didatangi pengemis yang
meminta sumbangan kepada kalian. Nah, anak jalanan dan pengemis merupakan
salah satu golongan warga negara yang kurang beruntung, karena tidak bisa
mendapatkan haknya secara utuh. Kondisi yang mereka alami salah satunya
disebabkan oleh terjadinya pelanggaran terhadap hak mereka sebagai warga
negara, misalnya pelanggaran terhadap hak mereka untuk mendapatkan
pendidikan, sehingga mereka menjadi putus sekolah dan akibatnya mereka bisa
saja menjadi anak jalanan.

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat
menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh
undang-undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya
pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh warga negara sendiri. Misalnya kemiskinan yang masih
menimpa sebagaian masyarakat Indonesia, penyebabnya bisa dari pemerintah
ketika program pembangunan tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau bisa juga
disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri yang malas untuk bekerja atau
tidak mempunyai keterampilan, sehingga mereka hidup di garis kemiskinan.

CONTOH PELANGGARAN KASUS HAK WARGA NEGARA

a. Proses penegakkan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih


terjadinya kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak
hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan masih
terjadi, dan sebagainya. Hal itu merupakan bukti bahwa amanat Pasal 27 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan “Segala warga
negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”, belum
sepenuhnya dilaksanakan.

b. Saat ini tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih
cukup tinggi, padahal Pasal 27 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

c. Semakin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti


pembunuhan, pemerkosan, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya,
padahal Pasal 28 A – 28 J UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menjamin keberadaan Hak Asasi Manusia.

d. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya


penyerangan tempat peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

e. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum


terlaksananya secara sepenuhnya amanat Pasal 31 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan.

f. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku


plagiat dalam membuat sebuah karya dan sebagainya.

Contoh-contoh yang diuraikan di atas membuktikan bahwa tidak


terpenuhinya hak warga negara itu dikarenakan adanya kelalaian dalam
pemenuhan kewajiban sebagaimana yang dipersyaratkan dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan ketentuan perundang-undangan lainnya. Hal-
hal tersebut apabila tidak segera diatasi dapat mengganggu kelancaran proses
pembangunan yang sedang dilaksanakan.

Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Selain kasus - kasus pelanggaran hak warga negara, maka warga negarapun
banyak yang mengikari kwajibanya sebagai warga negara. Seperti pada
pembahasn berikut ini. Kita tentunya sering membaca slogan “orang bijak taat
pajak”. Slogan singkat mempunyai makna yang sangat dalam, yaitu ajakan kepada
setiap warga negara untuk memenuhi kewajibannya, salah satunya adalah
membayar pajak. Kewajiban warga negara bukan hanya membayar pajak, tetapi
masih banyak lagi bentuk lainnya seperti taat aturan, menjunjung tinggi
pemerintahan, bela negara dan sebagainya.
Kewajiban-kewajiban tersebut apabila dilaksanakan akan mendukung
suksesnya program pembangunan di negara ini serta mendorong terciptanya
keadilan, ketertiban, perdamaian dan sebagainya. Pada kenyataannya, saat ini
banyak terjadi pengingkaran terhadap kewajibankewajiban warga negara. Dengan
kata lain, warga negara negara banyak yang tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh undangundang. Pengingkaran tersebut
biasanya disebakan oleh tingginya sikap egoisme yang dimiliki oleh setiap warga
negara, sehingga yang ada di pikirannya hanya sebatas bagaimana cara mendapat
haknya, sementara yang menjadi kewajibannya dilupakan. Selain itu, rendahnya
kesadaran hukum warga negara juga mendorong terjadinya pengingkaran
kewajiban oleh warga negara.

Contoh Kasus Pengingkaran kewajiban warga negara

Contoh Kasus Pengingkaran kewajiban warga negara banyak sekali


bentuknya, mulai dari sederhana sampai yang berat, diantaranya adalah:

a. Membuang sampah sembarangan.

b. Melanggar aturan berlalu lintas, misalnya tidak memakai helm, tidak


mempunyai Surat Izin Mengemudi, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas,
tidak membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan sebagainya.

c. Merusak fasiltas negara, misalnya mencorat-coret bangunan milik umum,


merusak jaringan telpon, dan sebagainya.

d. Tidak membayar pajak kepada negara, seperti Pajak Bumi dan Bangunan,
Pajak kendaraan bermotor, retribusi parkir dan sebaganya.

e. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara,


misalnya mangkir dari kegiatan siskamling.

Pengingkaran kewajiban tersebut apabila tidak segera diatasi akan berakibat


pada proses pembangunan yang tidak lancar. Selain itu pengingkaran terhadap
kewajiban akan berakibat secara langsung terhadap pemenuhan hak warga negara.
2.4 Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

1.Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan


pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan
adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari
perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum.

2.Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang


berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia,
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan (Komnas Perempuan).

3.Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai


bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh
pemerintah.

4.Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik


terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.

5.Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada


masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi)
maupun non-formal (kegiatankegiatan keagamaan dan kursuskursus).

6.Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.

7.Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam


masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masingmasing
Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai
kasus yang sudah terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga
negara yang mempunyai fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut.

1.Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan


pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti
penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan, perampokan,
penganiayaan dan sebagainya) dan tindak pidana terorisme. Selain itu kepolisian
juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan lalu
lintas.

2.Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang


berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan
sebagainya.

3.Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-kasus


korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.

4.Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus


pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

Membangun Partisipasi Masyarakat

Upaya pencegahan dan penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran


kewajiban warga negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa
didukung oleh sikap dan perilaku warga negaranya, yang mencerminkan
penegakan hak dan kewajiban warga negara. Sebagai warga negara dari bangsa
dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita
mencerminkan sosok manusia beradab yang selalu menghormati keberadaan
orang lain secara kaffah. Sikap tersebut dapat ditampilkan dalam perilaku di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

Di lingkungan keluarga

Menghormati anggota keluarga yang lebih tua


Mengeluarkan pendapat dengan baik
Masing-masing anggota keluarga menjalankan kewajiban dan haknya dengan
baik

Di lingkungan sekolah

Guru dan peserta didik memahami kewajiban dan haknya di sekolah


Sebagai peserta didik harus mematuhi peraturan yang dibuat oleh sekolah,
sedangkan bagi guru menjalankan kode etik profesinya.
Sebagai peserta didik tugas utamanya adalah belajar, jadi waktu di sekolah
digunakan sepenuhnya untuk menuntut ilmu.

Dilingkungan masyarakat

Saling menghargai dan saling menghormati antar sesama warga masyarakat.


Memahami dengan baik apa yang menjadi kewajiban dan hak sebagai warga
masyarakat.
Saling mengingatkan tentang hak dan kewajiban masing-masing sehingga tidak
ada silang sengketa.

Dilingkungan bangsa

Sebagai warga negara wajib menaati peraturan atau undang-undang yang dibuat
pemerintah.
Melaksankan kewajiban terlebih dahulu baru menuntut hak, jangan menuntut hak
tapi lalai akan kewajiban.
Memdukung semua kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakayat, apabila
ada kebijakan yang kurang tepat dapat disampaikan melalui wakil rakyat.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Hak dan kewajiban warga negara berarti kekuasaan yang benar atas sesuatu
dan yang harus dilakukan oleh penduduk sebuah negara.Setiap negara mempunyai
kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan.Hak dan
kewajiban Warga Negara Indonesia ditetapkan dalam UUD 1945 yaitu tercantum
di dalam pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, dan pasal 31.
Sebagai agent of change pelajar berperan besar membawa perubahan dalam
diri bangsa Indonesia, untuk itu diperlukan generasi mahasiswa yang bertanggung
jawab serta memiliki kesadaran dan bisa mengimplementasikan hak dan
kewajiban sebagai warga negara Indonesia
Untuk mewujudkan keseimbangan hak dan kewajiban warga negara,
dibutuhkan tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.peran mahasiswa dalam membela
negara di antaranya belajar dengan tekun, ikut kegiatan ekstrakurikuler,
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai pendapat dan tidak memaksakan kehendak.

3.2 Saran

Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban


Warga Negara ini, semoga kita semua benar-benar memahami apa yang
seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negeri ini. Sehingga, jika ada
hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. Begitu juga
sebaliknya, jika hak-hak sebagai warga negara telah kita terima, maka sepatutnya
kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara.
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait,
sehingga pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak
terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang
tidak diinginkan.Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan
keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

http://safitrifika80.blogspot.com/2014/11/makalah-hak-dan-kewajiban.html
https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/2017/11/makna-hak-dan-
kewajiban-serta-contohnya.html
https://alifakhrurrozi.wordpress.com/2017/07/27/makalah-hak-dan-kewajiban-
warga-negara/
http://addincintabangsa.blogspot.com/2017/11/substansi-hak-dan-kewajiban-
manusia.html
https://manalor.wordpress.com/2018/07/14/substansi-hak-dan-kewajiban-warga-
negara-dalam-pancasila/
http://www.materipelajaran.web.id/2015/08/pelanggaran-hak-dan-pengingkaran-
kewajiban.html
https://guruppkn.com/kasus-pengingkaran-kewajiban-warga-negara
http://pkn-ips.blogspot.com/2015/11/upaya-penanganan-pelanggaran-hak-dan-
pengingkaran-kewajiban-warga-negara.html

Anda mungkin juga menyukai