Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Tentang :

SUNAN

MURIA

Oleh :
1. Ermanu Safarul Azizurrahim
2. Ahmad Rafli
3. Zulfan Firdaus
4. Ahmad Azmie Arridho
5. Muhaammad Azri Rahman

MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH AL


FURQON BANJARMASIN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Sunan Muria “ ini dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas penyusun menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada kedua orangtua penyusun, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang telah
memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk
keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya bagi
para pembaca. Amin.

Banjarmasin, Pebruari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti Wali Songo..................................................................................................2
B. Sunan Muria.......................................................................................................3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wali adalah sekelompok manusia pilihan Allah SWT, yang di beri perintah untuk membawa umat
ke jalan yang benar dan di ridhoi oleh Allah. Adapun di sebut Wali Songo , karena Wali yang
terkenal dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa berjumlah sembilan orang. Oleh sebab itu, kami
menyusun makalah ini dengan maksud agar kami mendapat gambaran tentangnya dan Waliyullah
Sunana Muria, baik silsilahnya, cara menyebarkan agama dan ajarannya, letaknya, namanya, kisah
dan usaha dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa dan Indonesia (Nusantara) pada
umumnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui peranan wali songo dalam penyebaran agama islam di nusantara
2. Untuk mengenal nama-nama wali songo dan perjuangannya dalam menyebarkan agama islam
3. Untuk lebih mempertebal keimanan dan ketakwaan kami kepada Allah SWT dengan cara
mengenal wali-wali kekasih Allah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Walisongo
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali yang sembilan, yang
menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain
menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti
mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa Walisongo adalah sebuah majelis dakwah yang pertama
kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah).
Saat itu, majelis dakwah Walisongo beranggotakan Maulana Malik Ibrahim sendiri, Maulana Ishaq
(Sunan Wali Lanang), Maulana Ahmad Jumadil Kubro (Sunan Kubrawi); Maulana Muhammad Al-
Maghrabi (Sunan Maghribi); Maulana Malik Isra'il (dari Champa), Maulana Muhammad Ali
Akbar, Maulana Hasanuddin, Maulana 'Aliyuddin, dan Syekh Subakir.
Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal
sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:
1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
3. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
4. Sunan Drajat atau Raden Qasim
5. Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq
6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
7. Sunan Kalijaga atau Raden Said
8. Sunan Muria atau Raden Umar Said
9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
Para Walisongo adalah intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya.
Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa,
mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga
ke pemerintahan. Dalam makal ini yang kami bahas hanyalah Sunan Muria
B. Sunan Muria

Biografi

Sunan muria adalah salah satu anggota walisongo dan putra dari salah satu walisongo juga yaitu
Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh. Nama asli dari Sunan Muria adalah Raden Umar Syahid. Beliau
menyebarkan agama islam dengan cara yang halus seperti yang dilakukan oleh ayahanda beliau
Sunan Kalijaga. Raden Umar Syahid mempunyai peran penting dalam proses penyebaran isalm di
sekitar gunung muria. Tempat tinggal sunan muria berada di puncak gunung muria, yang salah satu
puncaknya bernama Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utara kota kudus.

Cara Berdakwah

Berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah yang sangat terpencil dan
jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Tempat tinggal beliau terletak di salah satu
puncak Gunung Muria yang bernama Colo. Di sana Sunan Muria banyak bergaul dengan rakyat
jelata sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut.

Sunan muria menyebarkan agama islam kepada para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata.
Cara beliau menyebarkan agama islam dengan tetap mempertahankan kesenian gamelan dan
wayang sebagai alat dakwah. Beliau juga yang telah menciptakan berbagai tembang jawa. Salah
satu hasil dakwah beliau melalui media seni adalah tembang Sinom dan Kinanti. Tempat
dakwahnya berada di sekitar gunung muria, kemudian dakwahnya diperluas meliputi Tayu, Juwana,
kudus, dan lereng gunung muria. Ia dikenal dengan sebutan sunan muria karena tinggal di gunung
muria.

Lewat tembang-tembang itulah ia mengajak umatnya mengamalkan ajaran Islam. Karena itulah,
Sunan Muria lebih senang berdakwah pada rakyat jelata ketimbang kaum bangsawan. Maka daerah
dakwahnya cukup luas dan tersebar. Mulai lereng-lereng Gunung Muria, pelosok Pati, Kudus,
Juana, sampai pesisir utara. Cara dakwah inilah yang menyebabkan Sunan Muria dikenal sebagai
sunan yang suka berdakwah topo ngeli. Yakni dengan ''menghanyutkan diri'' dalam masyarakat.

Sunan Muria sering berperan sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-
1530). Beliau dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun
rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang
berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juwana hingga sekitar Kudus dan Pati.
Tak ada yang meragukan reputasi Sunan Muria dalam berdakwah. Dengan gayanya yang moderat,
mengikuti Sunan Kalijaga, menyelusup lewat berbagai tradisi kebudayaan Jawa. Misalnya adat
kenduri pada hari-hari tertentu setelah kematian anggota keluarga, seperti nelung dino sampai
nyewu, yang tak diharamkannya. Hanya, tradisi berbau klenik seperti membakar kemenyan atau
menyuguhkan sesaji diganti dengan doa atau salawat. Sunan Muria juga berdakwah lewat berbagai
kesenian Jawa, misalnya mencipta macapat, lagu Jawa. Lagu sinom dan kinanti dipercayai sebagai
karya Sunan Muria, yang sampai sekarang masih lestari.

Sunan muria adalah wali yang terkenal memiliki kesaktian. Ia memiliki fisik yang kuat karena
sering naik turun gunung muria yang tingginya sekitar 750 meter. Bayangkan, jika ia dan istrinya
atau muridnya harus naik turun gunung setiap hari untuk menyebarkan agama islam kepada
penduduk
setempat, atau berdakwah kepada para nelayan dan pelaut serta para pedagang. Hal itu tidak dapat
dilakukannya tanpa fisik yang kuat.

Kesaktian Sunan Muria

Bukti bahwa sunan muria adalah guru yang sakti mandraguna dapat ditemukan dalam kisah
perkawinan sunan muria dengan dewi Roroyono. Dewi Roroyono adalah putri Ngerang, yaitu
seorang ulama yang disegani masyarakat karena ketinggian ilmunya, yang bertempat tinggal di
juana, pati jawa tengah. Demikian sakti sunan ngerang sehingga sunan muria dan sunan kudus
sampai berguru kepadanya.

Beliau memiliki ilmu yang dapat mengembalikan serangan dari lawannya. Itu terjadi ketika Kapa
adik seperguruan beliau yang telah menculik istri sunan muria menyerang sunan muria dengan
mengerahkan aji pamungkas. Namun serangan itu berbalik menghantam dirinya sendiri sehingga
merenggut nyawanya.

Makam Sunan Muria

Sunan Muria dimakamkan di atas puncak bukit bernama bukit Muria. Dari pintu gerbang masih
naik lewat beratus tangga (undhagan) menuju ke komplek makamnya, yang terletak persis di
belakang Masjid Sunan Muria. Mulai naik dari pintu gerbang pertama paling bawah hingga sampai
pelataran Masjid jaraknya kurang lebih 750 meter jauhnya.

Setelah kita memasuki pintu gerbang makam, tampak di hadapan kita pelataran makam yang
dipenuhi oleh 17 batu nisan. Menurut Juru Kunci makam, itu adalah makamnya para
prajurit dan pada punggawa (orang-orang terdekat, ajudan dan semacam Patih dalam Keraton).

Di batas utara pelataran ini berdiri bangunan cungkup makam beratapkan sirap dua tingkat. Di
dalamnya terdapat makamnya Sunan Muria. Di sampingnya sebelah timur, ada nisan yang konon
makamnya puterinya perempuan bernama Raden Ayu Nasiki.

Dan tepat di sebelah barat dinding belakang masjid Muria, sebelah selatan mihrab terdapat
makamnya Panembahan Pengulu Jogodipo, yang menurut keterangannya Juru Kunci adalah putera
sulungnya Sunan Muria

.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sunan Muria adalah salaha satu wali sanga intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat
pada masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru
masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian,
kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan.

Kita dapat memahami peran Sunan muria dalam ber da’wah dari , yaitu:
1. Biografi
2. Cara Berda’wah
3. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
4. Kesaktian sunan muria
5. Makam Sunan Muria

B. SARAN
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dari
pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

WWW.WALISEMBILAN.COM/SUNAN-MURIA

Anda mungkin juga menyukai