Anda di halaman 1dari 11

WALISONGO

Oleh:
Muhammad Idris S.Ag
Muh.Emil Zulfikri Herman S.Tr.K
Amal Ikhsan Mubarak S.H
Kelas:

XII TITL 1

KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,
karena atas rahmat,hidayah,dan inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Walisongo ini sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita
baginda Rasulullah SAW,yang telah membawa manusia dari alam
jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari
bantuan banyak pihak.Untuk itu sudah sepantasnyalah penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar buat mereka
yang telah berjasa membantu penulis selama proses pembuatan
makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal
yang belum sempurna dan luput dari perhatian penulis. Baik itu dari
bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh
karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian
demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan penulis makalah ini dapat memberikan
manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting
adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama
Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga
wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-
Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa
Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha
dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan
Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia,
khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan.
Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan
Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan
masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat
para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam
makalah ini adalah:
1. Apa arti Walisongo?
2. Siapa saja nama-nama Walisongo?
3. Bagaimana peranan Walisongo dalam berbagai bidang?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Walisongo
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama
adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada
sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain
menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana
yang dalam bahasa Arab berarti mulia.Pendapat lainnya lagi
menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti
tempat.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa Walisongo adalah
sebuah majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan
Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808
Hijriah). Para Walisongo adalah pembaharu masyarakat pada
masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk
manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari
kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian,
kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan.
B. Nama para Walisongo
Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat 9
nama yang dikenal sebagai anggota Walisongo yang paling
terkenal, yaitu:
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh
awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya
Asmarakandi,mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap As-
Samarqandy. Dalam cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek
Bantal.

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)


Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, ia umumnya
dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya
bertempat di Ampel Denta, Surabaya, dan merupakan salah satu
pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa.
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan
keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan
Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama
Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian
untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia
dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati,
yang masih sering dinyanyikan orang.Pembaharuannya pada
gamelan Jawa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang, yang
sering dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden
menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek
van.Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan
karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya.
Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525. Ia dimakamkan
di daerah Tuban, Jawa Timur.

4. Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan
keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Nama asli dari sunan drajat
adalah masih munat. masih munat nantinya terkenal dengan nama
sunan drajat. Nama sewaktu masih kecil adalah Raden Qasim.
Sunan drajat terkenal juga dengan kegiatan sosialnya. Dialah wali
yang memelopori penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit. Ia
adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati
Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah
kepada masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan,
kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat,sebagai
pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan
secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat,
Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur
disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok
Peninggalannya terdapat diMusium Daerah Sunan Drajat,
Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat pada 1522.

5. Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman
Haji,dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai
Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan
Ampel.Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang
besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai
panglima perang, penasihat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan
hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum
penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi
muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya
Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya
yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya
bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan
wafat pada tahun 1550.
6. Sunan Giri
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah
keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad, merupakan murid dari
Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang. Ia
mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang
selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di wilayah Jawa
dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah
satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang
menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
7. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama
Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin
Mansur(Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan
Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana
untuk berdakwah,antara lain kesenian wayang kulit dan tembang
suluk. Tembang suluk lir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya
dianggap sebagai hasil karyanya.Dalam satu riwayat, Sunan
Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana
Ishaq, menikahi juga Syarifah Zainab binti Syekh Siti Jenar dan
Ratu Kano Kediri binti Raja Kediri.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan
Kalijaga. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga dari isterinya yang
bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria menikah
dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi Sunan Muria
adalah adik ipar dari Sunan Kudus.

9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)


Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif
Abdullah Umdatuddin putra Ali Nurul Alam putra Syekh Husain
Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton
Pajajaran melalui Nyai Rara Santang,yaitu anak dari Sri Baduga
Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai
pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian
menjadi Kesultanan Cirebon.Anaknya yang bernama Maulana
Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan
menyebarkan agama Islam di Banten,sehingga kemudian menjadi
cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.
C. Peran Walisongo dalam Berbagai Bidang
Dari gambaran singkat tentang perjalanan hidup dan
perjuangan Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di daerah
Jawa, khususnya dan diwilayah nusantara pada umumnya, maka
peran mereka dapat dibentuk seperti bidang pendidikan, bidang
politik dan yang paling terkenal adalah bidang dakwah dan
diklasifikasikan menjadi:
1. Bidang Pendidikan
Peran Walisongo di bidang pendidikan terlihat dari aktivitas
mereka dalam mendirikan pesantren, sebagaimana yang dilakukan
oleh Sunan Ampel, Sunan Giri, dan Sunan Bonang. Sunan Ampel
mendirikan pesantren di Ampel Denta yang dekat dengan Surabaya
yang sekaligus menjadi pusat penyebaran Islam yang pertama di
Pulau Jawa. Di tempat inilah, ia mendidik pemuda-pemudi Islam
sebagai kader, untuk kemudian disebarkan ke berbagai tempat di
seluruh Pulau Jawa. Muridnya antara lain Raden Paku(Sunan Giri),
Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Raden Kosim Syarifuddin
(Sunan Drajat), Raden Patah (yang kemudian menjadi sultan
pertama dari Kerajaan Islam Demak), Maulana Ishak, dan banyak
lagi mubalig yang mempunyai andil besar dalam islamisasi Pulau
Jawa.Sedangkan Sunan Giri mendirikan pesantren di daerah Giri.
Santrinya banyak berasal dari golongan masyarakat ekonomi
lemah. Ia mengirim juru dakwah terdidik ke berbagai daerah di luar
Pulau Jawa seperti Madura,Bawean, Kangean, Ternate dan Tidore.
Sunan Bonang memusatkan kegiatan pendidikan dan dakwahnya
melalui pesantren yang didirikan didaerah Tuban. Sunan Bonang
memberikan pendidikan Islam secara mendalam kepada Raden
Fatah, putera raja Majapahit, yang kemudian menjadi sultan
pertama Demak. Catatan-catatan pendidikan tersebut kini dikenal
dengan Suluk Sunan Bonang.
2. Bidang Politik
Pada masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan
Islam di Jawa,Walisongo mempunyai peranan yang sangat besar.Di
antara mereka menjadi penasihat Raja,bahkan ada yang menjadi
raja,yaitu Sunan Gunung Jati.Sunan Ampel sangat berpengaruh di
kalangan istana Majapahit.Istrinya berasal dari kalangan istana dan
Raden Patah (putra raja Majapahit) adalah murid beliau.Dekatnya
Sunan Ampel dengan kalangan istana membuat penyebaran Islam
di daerah Jawa tidak mendapat hambatan,bahkan mendapat restu
dari penguasa kerajaan.Sunan Giri fungsinya sering dihubungkan
dengan pemberi restu dalam penobatan raja.Setiap kali muncul
masalah penting yang harus diputuskan,wali yang lain selalu
menantikan keputusan dan pertimbangannya.Sunan Kalijaga juga
menjadi penasihat kesultanan Demak Bintoro.
3. Bidang Dakwah
Sudah jelas sepertinya, peran Walisongo cukup dominan adalah
di bidang dakwah, baik dakwah melalui lisan. Sebagai mubalig,
Walisongo berkeliling dari satu daerah ke daerah lain dalam
menyebarkan agama Islam.Sunan Muria dalam upaya dakwahnya
selalu mengunjungi desa-desa terpencil.Salah satu karya yang
bersejarah dari Walisongo adalah mendirikan mesjid Demak.
Hampir semua Walisongo terlibat di dalamnya.Adapun sarana yang
dipergunakan dalam dakwah berupa pesantren-pesantren yang
dipimpin oleh para Walisongo dan melalui media kesenian,seperti
wayang. Mereka memanfaatkan pertunjukan-pertunjukan
tradisional sebagai media dakwah Islam, dengan membungkuskan
nafas Islam kedalamnya. Syair dari lagu gamelan ciptaan para wali
tersebut berisi pesan tauhid, sikap menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya atau menyembah yang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para sembilan Wali itu ialah Maulana Malik Ibrahim adalah yang
tertua.Sunan Ampel adalah anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan
Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga
sepupu Sunan Ampel.Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah
anak Sunan Ampel.Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus
murid Sunan Bonang.Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan
Kudus murid Sunan Kalijaga.Sunan Gunung Jati adalah sahabat
para Sunan lain,kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu
meninggal.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga
pertengahan abad 16,di tiga wilayah penting.Yakni Surabaya-
Gresik-Lamongan di Jawa Timur,Demak- Kudus-Muria di Jawa
Tengah,serta Cirebon di Jawa Barat.Mereka adalah para intelektual
yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya.Mereka
mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru,mulai dari
kesehatan,bercocok tanam,niaga,kebudayaan dan kesenian,
kemasyarakatan hingga pemerintahan.Mereka mendapat gelar
susuhunan(sunan),yaitu sebagai penasehat dan pembantu Raja.
Para Wali melakukan dakwahnya dengan sangat tekun,mereka
mampu memahami kondisi masyarakat Jawa pada saat itu.
B. Saran
Dengan mengetahui sejarah singkat Walisongo,mari kita
bersama-sama meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Setelah mengetahui cara Walisongo menyebarkan Islam pada umat
Islam terdahulu,marilah kita juga menyiarkan agama Islam dengan
cara yang disenangi oleh masyarakat zaman sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Hadi Sutrisno. 2009. Sejarah Walisongo Misi Pengislaman


di TanahJawa. Semarang: Graha Pustaka.

Fatah, Syukur. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT.


Pustaka Rizki Putra.

Mukhlis, Paeni. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT.


Raja Grafindo Persada.

Samsul, Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah

Anda mungkin juga menyukai