Anda di halaman 1dari 13

Teacher : M. Nuzurul qalam, S.

Pd

KESEMBILAN WALISONGO
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali
yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga
dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga
berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat
lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti
tempat.

Pendapat lain yang mengatakan bahwa Walisongo adalah sebuah


majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik
Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah).Saat itu, majelis dakwah
Walisongo beranggotakan Maulana Malik Ibrahim sendiri, Maulana Ishaq
(Sunan Wali Lanang), Maulana Ahmad Jumadil Kubro (Sunan Kubrawi);
Maulana Muhammad Al-Maghrabi (Sunan Maghribi); Maulana Malik Isra'il (dari
Champa), Maulana Muhammad Ali Akbar, Maulana Hasanuddin, Maulana
'Aliyuddin, dan Syekh Subakir.

Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat


sembilan nama yang dikenal sebagai anggota Walisongo yang
paling terkenal, yaitu:
•Sunan Gresik atau •Sunan Drajat atau •Sunan Kalijaga atau
Maulana Malik Ibrahim Raden Qasim Raden Said
•Sunan Ampel atau •Sunan Kudus •Sunan Muria atau
Raden Rahmat atau Raden Umar Said
•Sunan Bonang atau Ja'far Shadiq •Sunan Gunung Jati
Raden Makhdum •Sunan Giri atau Raden atau Syarif
Ibrahim Paku atau Ainul Yaqin Hidayatullah
Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-11 dari Husain bin Ali. Ia
disebut juga Sunan Gresik, Syekh Maghribi, atau terkadang Makhdum Ibrahim
AsSamarqandy. Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada
paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya
Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap As-
Samarqandy.[1] Dalam cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek Bantal.
Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan
Islamdi Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak
merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang
tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati
masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara.
Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di desa
Gapura
Wetan Gresik, Jawa Timur.
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-12
dari bin Ali, menurut riwayat adalah putra Ibrahim
Asmoroqondi dan seorang putri
Husain Champa. Ia
disebutkan
berkerabat dengan salah seorang istri atau selir dari Brawijayamasih
raja
Majapahit. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh dari
para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di Ampel Denta,
Surabaya, dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama
Islam tertua di Jawa. Ia menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri
adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang dan Sunan Drajat
adalah anak-anaknya. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid
Ampel, Surabaya.
Sunan Bonang. Bonang adalah nama sederetan gong kecil
diletakkan horisontal.Sunan Bonang adalah putra Sunan
Ampel, dan merupakan keturunan ke-13 dari Husain
bin Ali. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng
Manila, putri adipati
Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak
berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk
Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai
penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang
masih sering dinyanyikan orang.
Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan
memasukkan rebab dan bonang, yang sering
dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden
menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama
Het Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J.
Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin
saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan
wafat pada tahun 1525.
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan
keturunan ke-13 dari Husain bin Ali. Ia adalah putra Sunan
Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban
bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada
masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan,
kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat,
sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan
Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan,
bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan.
Tembang macapat dan Pangkur disebutkan sebagai
ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat
di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat
diperkirakan wafat wafat pada 1522.
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau
Raden Usman Haji, dengan Syarifah adik dari
Sunan Bonang. Sunan Kudus adalah keturunan
ke-14 dari Husain bin Ali. Sebagai seorang wali,
Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam
pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai
panglima perang dan hakim peradilan negara.
Ia banyak berdakwah di kalangan kaum
penguasa dan priyayi Jawa. Diantara yang
pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto
penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati
Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang
terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang
arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan
Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada
tahun 1550.
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq dengan Dewi
Sekardadu. Sunan Giri adalah keturunan ke-12 dari Husain
bin Ali, dan merupakan murid dari Sunan Ampel serta
saudara seperguruan dari Sunan Bonang. Ia mendirikan
pemerintahan mandiri di Giri Kedaton,Gresik; yang
selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di
wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke
kepulauan Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal
ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke
wilayah Lombok dan Bima.
Beliau pencipta tembang dolanan anak-anak :
Jemuran, Cublak-cublak Suweng, Lir-ilir, Jitungan dan
Delikan.
Beliau wafat tahun 1507 M.
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban
yang bernama Tumenggung Wilatikta atau
Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur
(Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan
Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan
kesenian dan kebudayaan sebagai sarana
untuk berdakwah, antara lain kesenian
wayang kulit dan tembang suluk. Tembang
suluk Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul
umumnya dianggap sebagai hasil karyanya.
Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga
disebutkan menikah dengan Dewi Saroh
binti Maulana Ishaq, menikahi juga Syarifah
Zainab binti Syekh Siti Jenar dan Ratu Kano
Kediri binti Raja Kediri.
 Sunan Muria atau Raden Umar Said atau Raden Prawoto,
putra Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Sarah, adik
Sunan Giri. Beliau menikah dengan Dewi Roroyono putri Sunan
Ngerang. Beliau lebih suka tinggal di desa terpencil, dan sambil
mengajarkan ketrampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut
beliau berdakwah dengan cara halus, ibarat mengambil ikan tanpa
memperkeruh airnya. Peranan beliau di kerajaan Demak adalah
menjadi penengah konflik internal di kasultanan Demak, ia juga
ahli dalam memecahkan berbagai masalah, dan keputusannya
dapat diterima oleh semua pihak. Sasaran dakwahnya adalah para
pedagang, nelayan, dan rakyat jelata. Beliau tetap
mempertahankan kesenian wayang dan gamelan sebagai alat
dakwah. Beliau yang menggubah tembang Sinom dan Kinanti.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah
putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali Nurul
Alam putra Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Dari
pihak ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran
melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri
Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati
mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah
dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian
menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya
bernama yang Maulana Hasanuddin,
mengembangkan jugakekuasaan
berhasil dan menyebarkan
agama Islam di Banten, sehingga
kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya
Kesultanan Banten

makam Sunan Gunung Jati

Anda mungkin juga menyukai