Anda di halaman 1dari 64

Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14.

Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-
Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk
digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia,
khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang
sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan
masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak
disebut dibanding yang lain.

Arti Walisongo

Masjid Agung Demak, diyakini sebagai salah satu tempat berkumpulnya para wali yang paling
awal.

Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali yang sembilan, yang
menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain
menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti
mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.

Pendapat lain yang mengatakan bahwa Walisongo adalah sebuah majelis dakwah yang pertama
kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah).
[1] Para Walisongo adalah pembaharu masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka terasakan
dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan,
bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan.

Nama para Walisongo

Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat 9 nama yang dikenal sebagai
anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim


Sunan Ampel atau Raden Rahmat

Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim

Sunan Drajat atau Raden Qasim

Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq

Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin

Sunan Kalijaga atau Raden Sahid

Sunan Muria atau Raden Umar Said

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sunan Gresik

Makam Maulana Malik Ibrahim, desa Gapura, Gresik, Jawa Timur

Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad. Ia disebut juga Sunan
Gresik, atau Sunan Tandhes, atau Mursyid Akbar Thariqat Wali Songo . Nasab As-Sayyid Maulana
Malik Ibrahim Nasab Maulana Malik Ibrahim menurut catatan Dari As-Sayyid Bahruddin Ba'alawi
Al-Husaini yang kumpulan catatannya kemudian dibukukan dalam Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait
yang terdiri dari beberapa volume (jilid). Dalam Catatan itu tertulis: As-Sayyid Maulana Malik
Ibrahim bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin As-Sayyid Husain Jamaluddin bin As-Sayyid Ahmad
Jalaluddin bin As-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin As-Sayyid Alwi
Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin As-Sayyid Ali Khali Qasam bin As-
Sayyid Alwi bin As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Ubaidillah bin Al-Imam
Ahmad Al-Muhajir bin Al-Imam Isa bin Al-Imam Muhammad bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin Al-
Imam Jafar Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Al-Imam
Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti Nabi Muhammad Rasulullah

Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi
versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap As-
Samarqandy.[2] Dalam cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek Bantal.

Maulana Malik Ibrahim memiliki, 3 isteri bernama:


1. Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Raja Champa Dinasti Azmatkhan 1), memiliki
2 anak, bernama: Maulana Moqfaroh dan Syarifah Sarah

2. Siti Maryam binti Syaikh Subakir, memiliki 4 anak, yaitu: Abdullah, Ibrahim, Abdul Ghafur, dan
Ahmad

3. Wan Jamilah binti Ibrahim Zainuddin Al-Akbar Asmaraqandi, memiliki 2 anak yaitu: Abbas dan
Yusuf.

Selanjutnya Sharifah Sarah binti Maulana Malik Ibrahim dinikahkan dengan Sayyid Fadhal Ali
Murtadha [Sunan Santri/ Raden Santri] dan melahirkan dua putera yaitu Haji Utsman (Sunan
Manyuran) dan Utsman Haji (Sunan Ngudung). Selanjutnya Sayyid Utsman Haji (Sunan Ngudung)
berputera Sayyid Jafar Shadiq [Sunan Kudus].

Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di
Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan,
yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim
berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia
membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Ia juga membangun masjid
sebagai tempat peribadatan pertama di tanah Jawa, yang sampai sekarang masjid tersebut
menjadi masjid Jami' Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di desa
Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-19 dari Nabi Muhammad, menurut
riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa yang bernama
Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari Dinasti Ming. Nasab lengkapnya sebagai
berikut: Sunan Ampel bin Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin
Sayyid Ahmad Jalaluddin bin Sayyid Abdullah bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Sayyid Alwi
Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin Sayyid Ali Khali Qasam bin Sayyid Alwi
bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin
Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ali Al-Uraidhi bin Imam Jafar Shadiq bin Imam
Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-
Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh
para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di Ampel Denta, Surabaya, dan merupakan salah satu
pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Ia menikah dengan Dewi Condrowati yang
bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja dan menikah juga dengan
Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati alias
Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo, berputera: Sunan Bonang,Siti Syariah,Sunan Derajat,Sunan
Sedayu,Siti Muthmainnah dan Siti Hafsah. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Karimah binti
Ki Kembang Kuning, berputera: Dewi Murtasiyah,Asyiqah,Raden Husamuddin (Sunan
Lamongan,Raden Zainal Abidin (Sunan Demak),Pangeran Tumapel dan Raden Faqih (Sunan
Ampel 2. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya.

Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sunan Bonang

Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi
Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban
bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk
Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang
Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah
dengan memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya. Universitas
Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek van Bonang atau Buku
Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin saja
mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525. Ia dimakamkan di
daerah Tuban, Jawa Timur.

Sunan Drajat

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sunan Drajat

Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad.
Nama asli dari sunan drajat adalah masih munat. masih munat nantinya terkenal dengan nama
sunan drajat. Nama sewaktu masih kecil adalah Raden Qasim. Sunan drajat terkenal juga dengan
kegiatan sosialnya. Dialah wali yang memelopori penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit. Ia
adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja.
Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia menekankan
kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari
agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan,
bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur disebutkan
sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan
Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat pada 1522.

Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau
Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel.
Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan Kudus bin Sunan Ngudung
bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad
Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib
Mirbath bin Ali Khali Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-
Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Jafar Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin
Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan
Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasihat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim
peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara
yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang
adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus,
yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada
tahun 1550.

Sunan Giri

Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi
Muhammad, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang.
Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai
pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku.
Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam
ke wilayah Lombok dan Bima.

Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden
Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan
Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain
kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk lir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul
umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan
menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq, menikahi juga Syarifah Zainab binti Syekh Siti
Jenar dan Ratu Kano Kediri binti Raja Kediri.

Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah putra dari Sunan
Kalijaga dari isterinya yang bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria menikah
dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi Sunan Muria adalah adik ipar dari Sunan Kudus.

Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)


Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali
Nurul Alam putra Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton
Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati
mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya
kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin, juga
berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten, sehingga
kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.

Tokoh pendahulu Walisongo

Syekh Jumadil Qubro

Syekh Jumadil Qubro adalah Maulana Ahmad Jumadil Kubra / Husain Jamaluddin al akbar bin
Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad
Shahib Mirbath bin Ali Khali Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad
Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Jafar Shadiq bin Muhammad Al-Baqir
bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad
Rasulullah Syekh Jumadil Qubro adalah putra Husain Jamaluddin dari isterinya yang bernama
Puteri Selindung Bulan (Putri Saadong II/ Putri Kelantan Tua). Tokoh ini sering disebutkan dalam
berbagai babad dan cerita rakyat sebagai salah seorang pelopor penyebaran Islam di tanah Jawa.

Makamnya terdapat di beberapa tempat yaitu di Semarang, Trowulan, atau di desa Turgo (dekat
Pelawangan), Yogyakarta. Belum diketahui yang mana yang betul-betul merupakan kuburnya

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Agama Islam lebih banyak dianut
oleh masyarakat yang terdapat di bagian barat Indonesia. Agama islam dengan mudah diterima
dan dianut oleh para raja kerajaan-kerajaan di Indonesia. Akibatnya, rakyat yang berada pada
wilayah kekuasaannya mengikuti kepercayaan rajanya. Kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang
terdapat di Indonesia, antara lain sebagai berikut.

1. Kerajaan Samudra Pasai

a. letak Geografis
Kerajaan pertama di Indonesia yang bercorak Islam adalah Kerajaan Samudra Pasai,yang
terletak di pantai utara Aceh,pada muara Sungai Psangan (Pasai). Pada muara sungai tersebut
terdapat dua kota, yaitu Samudra (agak jauh dari laut) dan Pasai yang merupakan kota di pesisir
pantai.

b. Sumber-Sumber Sejarah

Sumber-sumber sejarah yang dapat dipakai untuk mempelajari sejarah Samudra Pasai
adalah sebagai berikut.

Inskripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik As Saleh.

Berita-berita asing dari Marcopolo dan Ibnu Batutah.

Kronika Raja Pasai.

c. Kehidupan Masyarakat

1. Kehidupan Politik

Kerajaan Samudra Pasai dibangun oleh Marah Silu. Dia berhasil mempersatukan
Samudra dan Pasai. Marah silu memeluk agama Islam berkat pertemuannya dengan Syekh
Ismail, seorang utusan Syarif Makkah. Pada tahun 1285, Marah silu kemudian dinobatkan
menjadi sultan dengan gelar Sultan Malik As Saleh. Setelah Sultan Malik As Saleh wafat pada
tahun 1297, jabatan sultan kemudian diteruskan oleh putranya yaitu Sultan Malik At Thahir.
Sultan Malik At Thahir memiliki dua orang putra, yaitu Mahmud dan Malik Al Mansyur. Kedua
orang putranya itulah yang kemudian mewarisi tahta kerajaan, kemudian ibu kota kerajaan
dipindahkan ke Lhokseumawe.

Pemegang kekuasaan selanjutnya adalah Sultan Ahmad Perumadat Perumal. Pada


masa pemerintahannya, Samudra Pasai telah menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan
Delhi (India). Hal tersebut dibuktikan ketika Muhammad Tughlug dari India pada tahun 1345
mengirimkan utusannya, Ibnu Batutah ke Cina. Ia singgah terlebih dahulu di Samudra Pasai.
Sekembalinya dari Cina pada tahun 1346, Ibnu Batutah singgah lagi di Samudra Pasai dan
diterima dengan baik oleh Sultan Ahmad.

2. Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Karena letaknya yang sangat setrategis, Samudra Pasai berkembang dengan cepat
menjadi pusat perdagangan dengan pusat studi Islam yang ramai. Banyak pedagang dari berbagai
daerah seperti di Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina yang berdatangan di Samudra Pasai.

Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran setelah mendapat serangan dari


Majapahit yang ingin menyatukan Nusantara. Setelah majapahit meyakini adanya hubungan
antara Samudra Pasai dengan Kesultanan Delhi di India, pada tahun 1349 Samudra Pasai diserang
dan mengalami kehancuran. Sejak itu, samudra Pasai makin mundur dan diperparah dengan
berpindahnya pusat perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh Utara. Pada akhirnya Samudra Pasai
dapat ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh.

2. Kerajaan Malaka

a. Letak Geografis

Letak Kerajaan Malaka sangat strategis, yaitu berad di Semenanjung Malaya dengan ibu
kotanya di Malaka. Letak yang sangat strategis itu berpengaruh besar terhadap perkembangan
kehidupan pemerintahan, kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. Kerajaan Malaka
merupakan pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara, ketika Kerajaan Malaka
mengalami masa kejayaan.

b. Kehidupan Politik

Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Malaka adalah Iskandar Syah. nama Iskandar Syah
merupakan nama islam yang diperoleh setelah memeluk agama Islam. Pada masa
pemerintahannya, Kerjaan Malaka berkembang sebagai salah satu Kerajaan Islam terbesar yang
disegani di Asia Tenggara. Wilayah kekuasaan Malaka diperluas hingga mencpai wilayah
Semenanjung Malaka pada masa pemerintahan Mehammad Iskandar Syah. Untuk memajukan
perekonomiannya, Muhammad Iskandar Syah berupaya menjadikan Malaka sebagai penguasa
tunggal jalur perdagangan di Selat Malaka. Untuk mencapai cita-citanya tersebut, ia harus
terlebih dahulu menguasai Samudra Pasai. MUhammad Iskandar Syah memiliki politik
perkawinan, yaitu dengan mengawini putri dari raja Samudra Pasai.

Kerajaan Malaka dapat mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Mansyur Syah. pada
masa pemerintahannya, Malaka berhasil menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama
Islam di Asia Tenggara. Sultan Mansyur Syah melanjutkan politik ayahnya dengan memperluas
wilayah kekuasaanya baik di Semenanjung Malaka maupun di wilayah Sumatra Tengah.

Perkembangan politik Kerajaan Malak mengalami kemunduran pada masa pemerintahan


Sultan Alauddin Syah. Banyak daerah taklukan Kerajaan Malaka yang melepaskan diri. Perang dan
pemberontakan banyak terjadi di Kerajaan yang berada dibawah kekuasaan Malaka.

Kerajaan Malaka semakin melemah pada saat Sulta Mahmud Syah memerintah. Daerah
kekuasaanya hanya meliputi sebagian kecil Semenanjung Malaya. Hingga pada akhirnya bangsa
portugis berhasil menduduki Malaka pada tahun 1511 dan mengakhiri kekuasaan di Malaka.
c. Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Masyarakat Malaka

Kehidupan perekonomian masyarakat Malaka bertumpu pada perdagangan dan


pelayaran. Masyarakat Malaka dapat disebut sebagai masyarakat maritim. Masyarakatnya banyak
yang berprofesi sebagai pedagang dan nelayan. Sebagai masyarakat yang hidup dalam dunia
maritim, hubungan sosial masyarakatnya sangat terbatas. Bahkan diantara mereka cenderung
mengarah ke sifat-sifat individualisme. Oleh karena itu, hubungan sosial masyarakat maritim
sangat jauh berbeda dengan masyarakat agraris.

Kehidupan sosial masyarakat Malaka juga sudah diatur dengan sistem undang-undang
yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Malaka mengguanakan bahasa Melayu
sebagai bahasa pengantar. Kebudayaan masyarakat Malaka dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu
dan agama Islam. Agama yang dianut adalah agama Islam yang dijadikan agama negara.

3. Kerajaan Aceh

a. Letak Geografis

Secara Geografis letak dan kedudukan Kerajaan Aceh sangat strategis di sekitar Selat
Malaka. Kerajaan Aceh terletak di pulau Sumatra bagian utara dan dekat dengan jalur pelayaran
dan perdagangan internasional. Ramainya aktivitas pelayaran dan perdagangan melalui bandar-
bandar perdagangan, Kerajaan Aceh mempunyai perkembangan kehidupan dalam segala bidang.

b. Kehidupan Politik

Sultan pertama yang memerintah sekaligus pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali
Mughayat Syah. Kerajaan Aceh mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda. Bandar Aceh dibuka menjadi bandar internasional dengan jaminan pengamanan
gangguan laut dari kapal perang Portugis. Wilayah Aceh terbentang dari daerah Deli sampai ke
Semenanjung Malaka. Namun belum dapat menguasai Malaka karena diduduki oleh Portugis.

Pengganti Sultan Iskandar Muda adalah Sultan Iskandar Thani. Masa pemerintahaanya
tidak lama karena ia tidak memiliki kepribadian dan kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar
Muda. Kerajaan Aceh terus mengalami kemunduran karena beberapa faktor sebagai berikut.
Kerajaan Aceh mengalami kekalahan dengan perang melawan Portugis di Malaka. Dalam
perang tersebut jatuh banyak korban jiwa dan harta benda.

Tidak adanya tokoh yang cakap yang memerintah Aceh sepeninggal Sultan Iskandar Muda.

Daerah-daerah taklukan yang jauh dari pemerintahan pusat mulai melepaskan diri dari
pengaruh Aceh seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan Siak.

c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Dilihat dari segi kehidupan sosial, kemakmuran rakyat semakin meningkat sehingga
menyebabkan berkembangnya sistem feodalisme. Kaum bangsawan yang memegang
kekuasaanya dalam pemerintahan sipil disebut golongan teungku. Persaingan kedua golongan itu
mengakibatkan lemahnya kedudukan Aceh. Di samping itu, kehidupan sosial dalam masyarakat
Aceh lebih banyak didasarkan pada ajaran agama Islam.

Pada masa kejayaan Aceh, perekonomian Aceh mengalami perkembangan yang sangat
pesat, Daerah Aceh yang subur banyak menghasilkan lada. Pada masa itu, aktivitas
perekonomian Kerajaan Aceh telah berkembang sampai jauh keluar wilayah kerajaan. Bahkan
negara-negara Barat telah melakukan perdagangan di wilayah Aceh. Kapal-kapal dagang Aceh
juga aktif dalam pelayaran dan perdagangan sampai ke wilayah Laut Merah.

Aceh juga mengalami kemajuan dalam bidang sosial-budaya. hal ini terlihat dengan
disusunnya suatu undang-undang tentang tata pemerintahan yang disebut dengan "Adat Makuta
Alam". Sastra dan filsafat di Aceh juga mengalami kemajuan. Pada masa itu muncul nama
Hamzah Fansuri, seorang ulama besar yang mengajarkan ilmu tasawuf dan mengarang buku
tentang filsafat agama Islam dan syiar keagamaan. Ajaranya diteruskan dan disebarkan oleh
muridnya yaitu Syamsuddin Pasai.

Di sisi lain ada seorang ulama besar yang bernama Nuruddin Ar Raniri. pengarang buku
sejarah Aceh yang sangta menentang ajaran Hamzah Fansuri. Dalam buku sejarah Aceh yang
diberi nama Bustanussalatin (Taman Segala Raja) menguraikan tentang adat istiadat masyarakat
Aceh dan ajaran agama Islam.

4. Kerajaan Demak

a. Letak Geografis
Secara geografis Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah, Kerajaan Demak berkembang
dari sebuah daerah yang bernama Bintoro yang merupakan daerah bawahan dari Majapahit.
Kekuasaan pemerintahanya diberikan kepada Raden Patah, salah seorang keturunan Raja
brawijaya V (raja Majapahit) dan ibunya menganut Islam serta berasal dari Jeumpa.

Pada awal munculnya, Kerajaan Demak mendapat bantuan dari bupati pesisir pantai
utara Jawa bagian tengah dah timur yang telah menganut Islam. Kerajaan Demak merupakan
kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

b. Kehidupan Politik

Raja pertama dan pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah (1500-1518). Pada masa
pemerintahanya, wilayah kekuasaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang,
Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan. Pada masa pemerintahanya dibangunu Masjid Agung
Demak yang pembangunannya dibantu para wali dan sunan.

Pengganti Raden Patah adalah Pati Unus yang memerintah dari 1518-1521. Masa
pemerintahan Pati Unus tidak begitu lama, namun namanya cukup dikenal sebagai panglima
perang yang memimpin pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Kerajaan Demak
mencapai puncak kejayaanya pada mas pemerintahan Sultan Trenggono. Daerah-daerah yang
berhasil dikuasai antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah itu
bertujuan untuk menggagalkan terjalinya hubungan antara Kerajaan Pajajaran dengan Portugis.
Akhirnya armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak dan nama Sunda Kelapa
diganti menjadi jayakarta.

Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Sultan


Prawoto karena terjadinya perebutan kekuasaan antara Sunan Prawoto dengan Arya
Panangsang. Arya Panangsang adalah bupati Demak yang merasa lebuh berhak atas tahta
Kerajaan Demak. Perebutan kekuasaan ini berkembang menjadi konflik berdarah dengan
terbunuhnya Sunan Prawoto dan Pangeran hadiri. Konflik berdarah ini akhirnya berkembang
menjadi perang saudara. Dalam perang tersebut, Arya Panangsang terbunuh sehingga tahta
Kerajaan Demak jatuh ke tangan Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggono). Jaka Tingkir menjadi
Raja Kerajaan Demak ke daerah Pajang.

c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya


Kehidupan Sosial masyarakat Demak jauh berbeda dengan kehidupan sosial pada masa
Kerajaan Majapahit. Pada masa kekuasaan kerajaan Demak, kehidupan sosial masyarakatnya
distur sesuai ajaran islam. Namun, masih ada masyarakat yang menjalankan tradisi lama. Dengan
demikian muncullah kehidupan sosial masyarakat yang merupakan perpaduan antara agama
Islam dengan tradisi Hindu-Buddha.

Kehidupan perekonomian Kerajaan Demak berkembang pada sektor perdagangan dan


pertanian dengan lebih menitikberatkan pada sektor perdagangan karena letak Kerajaan Demak
yang sangat strategis, yaitu berada pada jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan antara
pengahsil rempah-rempah di wilayah Indonesia bagian timur dan Malaka sebagai pasar di
indonesia bagian barat.

Perekonomian Kerajaan Demak berkembang dengan pesat dalam dunia maritim. Hal
tersebut didukung oleh sektor pertanian yang cukup besar di Kerajaan Demak. Di samping itu,
Kerajaan Demak juga mengusahakan kerja sama dengan daerah di pantai utara Jawa yang telah
menganut agama Islam sehingga tercipta persekutuan di bawah pimpinan Demak.

Kehidupan budaya masyarakat Demak dapat terlihat dari peninggalan-peninggalan


Kerajaan Demak. Budaya Islam yang baru masuk ke Indonesia berpadu sempurna dengan budaya
asli masyarakat setempat. Masjid Agung Demak adalah karya besar para wali yang menggunakan
gaya asli Indonesia yaitu atapnya bertingkat tiga dan memiliki pendapa. Di kompleks masjid pada
bagian belakang terdapat makam. Di tempat itu dimakamkan raja-raja Demak dan sangat
dikeramatkan oleh masyarakat setempat.

5. Kerajaan Mataram Islam

a. Letak Geografis

Pada awal perkembanganya, Mataram Islam (Mataram) adalah sebuah daerah kadipaten yang
berada dibawah kekuasaan Pajang. Mataram terletak di daerah Jawa Tengah bagian selatan
dengan pusatnya di Kotagede, daerah Jogjakarta sekarang. Dari daerah itulah Mataram terus
berkembang hingga menjadi sebuah kerajaan besar yang wilayahnya meliputi Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan sebagian Jawa Barat.

b. Kehidupan Politik
Raja pertama dan pendiri Kerajaan Mataram adalah Sutawijaya. setelah Sutawijaya
meletakkan dasar-dasar pemerintahan Kerajaan Mataram, selanjutnya Sutawijaya bergelar
panembahan Senopati ing Sayidin Alogo Panatagama artinya kepala bala tentara dan pengatur
agama. Wilayah kekuasaan Mataram diperluas hingga sampai Surabaya, Madiun, Ponorogo,
Pasuruan, dan Kediri.

Pada masa pemerintahan Mas Jolang wilayah Mataram diperluas dengan mengadakan
pendudukan terhadap daerah di sekitarnya. Pada tahun 1612, Mas Jolang berhasil menguasai
Gresik, Mas Jolang wafat di desa Krapyak sehingga dikenal dengan sebutan Panembahan Seda
ing Krapyak.

Pengganti Mas Jolang adalah Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung
Hanyokrokusumo. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Mataram mencapai masa kejayaan.
Tujuan pemerintahan Sultan Agung adalah mempertahankan seluruh tanah jawa dan mengusir
orang-orang Belanda di Batavia, sehingga di bawah pemerintahannya Belanda sulit menembus
daerah Mataram.

Belanda dapat masuk wilayah Mataram pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat I.
Beliau bekerja sama dengan pihak Belanda. Hal tersebut membuat ketidaksenangan rakyat
Mataram sehingga menimbulkan banyak pemberontakan. Namun semua dipadamkan karena
Sunan Amangkurat I dibantu oleh Belanda.

Wilayah kekuasaan Mataram menjadi semakin sempit pada masa pemerintahan Sunan
Amangkurat II. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar wilayah kekuasaanya diambil oleh
belanda. Amangkurat II mendirikan ibu kota baru di daerah Wonokerto yang kemudian dikenal
dengan nama Kartasura. Di daerah Kartasura Amangkurat II menjalankan pemerintahan di atas
sisa-sisa Kerajaan Mataram. Setelah Sunan Amangkurat II wafat,wilayah Mataram terbagi
menjadi dua melalui perjanjian Giyanti. Isi perjanjian Giyanti adalah Kerajaan Mataram terbagi
menjadi dua, yaitu Daerah Kasultana Jogjakarta yang diperintah oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono I dan Daerah Kasuhunan Surakarta, yang diperintah Susuhunan Paku Buwono I.

6. Kerajaan Banten

a. Letak Geografis

Secara geografis Banten terletak di Jawa Barat bagian utara (sekarang provinsi Banten).
Kerajaan Banten terletak di wilayah Banten, di ujung barat Pulau Jawa. Setelah Fatahillah berhasil
merebut Sunda Kelapa pada tahun 1527, daerah Banten dikembangkan sebagai pusat
perdagangan dan persebaran agama Islam. Dasar-dasar Kerajaan banten diletakkan oleh
Hasanuddin (putra Fatahillah). perkembangan Kerajaan Banten sangat pesat dan mencapai
puncak kejayaan pada msa pemerintahan Sultan Ageng Tritayasa.
Letak Kerajaan Banten sangat strategis, sehingga menjadikan Banten sebagai penguasa jalur
pelayaran dan perdagangan yang memiliki Selat Sunda. Banten berkembang menjadi sebuah
Kerajaan besar di Jawa Barat dan bahkan saingan berat VOC (Belanda) yang berkedudukan di
Batavia.

b. Kehidupan Politik

Raja pertama (pendiri) Kerajaan Banten adalah Hasanuddin. Pada masa pemerintahanya
penyiaran agama islam dan perdagangan di Banten berkembang pesat. Hasanuddin juga
menjalin persahabatan yang erat dengan Kerajaan Indrapura di Sumatra. Hubungan diplomatik
ini diperkuat melalui pernikahan politik antara Hasanuddin dengan putri raja Indrapura.

Pengganti Raja Hasanuddin adalah Panembahan Yusuf (1570-1580). Panembahan Yusuf


masih berusaha memperluas wilayah Banten sekaligus menyebarkan agama Islam. Dia
menyerang Pajajaran yang merupakan Benteng terakhir Kerajaan Hindu di Pulau Jawa. Dengan
demikian, terbuka kesempatan bagi Banten untuk menyebarkan agama Islam di daerah Jawa
Barat.

Banten juga melakukan serangan terhadap Kerajaan Palembang pada masa


pemerintahan Maulana Muhammad. Palembang akan dijadikan sebagai batu loncatan untuk
menguasai bandar di pesisir Selat Malaka. Palembang tidak berhasil dikuasai dan bahkan
Maulana Muhammad tewas dalam pertempuran tersebut.

Pengganti Maulana Muhammad adalah Abu Mufakir. Namun berita tentang Raja Abu
Mufakir tidak banyak diketahui, kecuali berita tentang kedatangan orang Belanda untuk pertama
kalinya di Indonesia di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.

Banten mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam
upaya mempertahankan Banten sebagai salah satu pusat perdagangan di Indonesia, Sultan
Ageng Tirtayasa berani bersikap tegas terhadap persekutuan dagang Belanda (VOC) yang
berkedudukan di Batavia. Jarak antara Banten dan Batavia yang dekat membuka peluang
meletusnya konflik antara Banten dan Batavia.

Namun sikap tegas Sultan Ageng tirtayasa tersebut tidak diteruskan oleh putranya,
Sultan Haji. Ia cenderung berkomprimi dengan VOC. Perbedaan sikap tersebut memuncak
menjadi perang saudara antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji.

Dalam perang tersebut, Sultan Haji dibantu oleh VOC, akibatnya Sultan Ageng Tistayasa
terdesak dan kemudian tertangkap. Peristiwa kemenangan Sultan haji menandai berakhirnya
kejayaan Kerajaan Banten, karena setelah itu Banten berada di bawah pengaruh VOC.
7. Kerajaan Gowa dan Tallo

a. Letak Geografis

Kerajaan gowa dan Tallo merupakan dua Kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling
berhubungan baik. Kedua Kerajaan tersebut kemudian lebih dikenal dengan Kerajaan Makasar.
Makasar sebenarnya adalah ibu kota Gowa yang juga disebut sebagai Ujung Pandang.

b. Kehidupan Politik

Perkembangan pesat kerajaan Makasar tidak terlepas dari raja-raja yang pernah memerintah
Kerajaan Makasar. Berikut ini adalah raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Makasar, di
antaranya sebagai beikut.

Sultan Alaudin

Sultan Hasanuddin

Raja Mapasomba

c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Makasar diwarnai dengan ajaran agama islam.
Mayoritas masyarakat Makasar beragama Islam sampai sekarang. Pada masa pemerintahan
Sultan Alaudin, ia sangat giat mengislamkan rakyatnya. Ia memperluas daerah kekuasaan bukan
hanya pada daerah dan pulau di sekitarnya, melainkan juga sampai di bagian timur Pulau
Sumbawa dan Lombok. Mereka juga berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya
dengan berpegang teguh pada keyakinan, bahwa Tuhan menciptakan lautan untuk semua
hamba-Nya.

Kehidupan ekonomi masyarakat Makasar bertumpu pada sistem kelautan yang


dimilikinya. Makasar yang berkembang sebagai pelabuhan internasional banyak dikunjungi oleh
pedagang asing seperti Portugis, Inggris, dan Denmark. Mereka datang ke Makasar
melaksanakan kegiatan dalam bidang perdagangan.
Pedagang-pedagang Makasar memegang peranan penting dalam perdagangan di
Indonesia dan mereka menggunakan perahu seperti penisi dan lambo. Hal itu menyebabkan
mereka berhadapan dengan belanda dan menimbulkan perlawanan di mana-mana. Belanda
yang merasa berkuasa atas daerah maluku sebagai sumber rempah-rempah menganggap
Makasar sebagai pelabuhan gelap. Di pelabuhan Makasar diperjualbelikan rempah-rempah yang
berasal dari Maluku. Untuk mengatur pelayaran dan perniagaan dalam wilayahnya, disusunlah
hukum perniagaan yang disebut "Ade Allopiloping Bicaranna Pabbalu'e" pada sebuah naskah
lontar tentang hukum laut karya Amanna Gappa.

Kehidupan budaya masyarakat Makasar sangat dipengaruhi oleh keadaan Kerajaan


Makasar yang bersifat maritim. Hasil budayanya seperti alat penangkap ikan dan kapal pinisi.
Sampai sekarang kapal penisi dari Sulawesi Selatan menjadi salah satu kebanggan bangsa
Indonesia. Di samping itu, masyarakat Kerajaan Makasar juga mengembangkan seni sastra yaitu
Kitab Lontar.

8. Kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku

a. Letak Geografis

Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah barat Pulau Halmahera (Maluku Utara).
Wilayah kekuasaan kedua kerajaan ini meliputi Kepulauan Maluku dan sebagian Papua. Tanah
Maluku yang kaya akan rempah-rempah menjadikannya dikenal didunia internasional dengan
sebutan "The Spicy Island".

Dari wilayah Kerajaan ini banyak dihasilkan rempah-rempah terutama cengkih dan pala yang
banyak dicari para pedagang internasional. Maluku menjadi "Ladang Emas" yang tidak ternilai
harganya bagi mereka.

b. Kehidupan Politik

Di Kepulauan Maluku banyak terdapat Kerajaan kecil, di antaranya Kerajaan Ternate sebagai
pemimpin uli lima, yaitu lima bersaudara yang wilayahnya mencakup Pulau Ternate, Obi, Bacan,
dan Ambon. Uli siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara yang wilayahnya mencakup
Pulau Makayan, Jailolo atau Halmahera dan pulau-pulau di antara daerah itu sampai dengan
Pulau Papua.
Di antara Kerajaan-kerajaan kecil di daerah tersebut merupakan bagian dari dua kerajaan
yang memegang peranan penting, yaitu Kerajaan Ternate dan Tidore. kedua Kerajaan itu saling
bermusuhan dan ingin menduduki kekuasaan tertinggi atas seluruh daerah maluku sebagai
penghasil rempah-rempah.

Kerajaan Ternate mendapatkan bantuan dari Portugis. Sebaliknya Kerajaan tidore dibantu
oleh bangsa spanyol yang juga telah sampai di pusat rempah-rempah. Maka terjadilah
peperangan antara Kerajaan Ternate yang dibantu Portugis dan Kerajaan tidore yang dibantu
Spanyol. Untuk mengatasi pertikaian antara kedua bangsa eropa tersebut, Paus turun tangan dan
mengadakan perjanjian untuk perdamaian keduanya.

Perjanjian tersebut disebut Perjanjian Saragosa yang isinya "Spanyol harus meninggalkan
Maluku dan Portugis tetap dapat melaksanakan kegiatanya di Maluku". Keberadaan Portugis
dalam perjanjian itu juga merupakan kemenangan Kerajaan Ternate atas Kerajaan tidore.
Kerajaan Ternate berkembang pesat di bawah kekuasaan raja-raja sebagai berikut.

Sultan Zainal Abidin

Sultan Tabariji

Sultan Hairun

Sultan Baabullah

c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Daerah Maluku memiliki posisi penting sebagai sumber atau penghasil rempah-rempah
sehingga selalu menjadi pusat perhatian dunia. Setiap bangsa selalu berusaha untuk melakukan
kegiatan perdagangan di daerah Maluku. Kehidupan seperti itu sangat besar pengaruhnya
terhadap hubungan sosial di antara masyarakat di Maluku. Masyarakat Maluku dapat hidup
aman dan tenteram, hal itu dipengaruhi oleh kuatnya hubungan sosial antar masyarakat Ternate
dan Tidore.

Kehidupan ekonomi Kerajaan Ternate dan Tidore menitikberatkan pada kegiatan


perdagangan sebagai sumber pendapatan pekerjaan. Secara ekonomi, Maluku dikenal sebagai
penghasil rempah-rempah seperti cengkih dan pala. Kedua komoditi itu merupakan barang
dagangan yang diperlukan oleh bangsa Eropa. Akibatnya Maluku sering didatangi oleh para
pedagang baik dari Jawa, Sulawesi, Persia, dan Eropa.

Pusat perkembangan perdagangan di Maluku mengakibatkan terbentuknya persaingan


antarpersekutuan itu. Persaingan menjadi semakin tajam setelah datangnya bangsa Eropa ke
Maluku. Sebagian besar hasil budaya masyarakat Ternate dan Tidore dipengaruhi oleh keadaan
kerajaan yang merupakan kerajaan maritim. hasil kebudayaan yang terkenal adalah perau kora-
kora. Selain itu, jenis-jenis kebudayaan Maluku tidak banyak diketahui

kerajaan samudra pasai


Kerajaan samudra pasai terletak di pesisir timur sumatra tepatnya muara sungai pesuangan.
Salah satu bukti keberadan kerajaan Samudra Pasai adanya makam (kuburan) para raja aceh yang
terdapat di kampung gendong aceh utara. Salah satunya makam malik alshaleh yang merupakan
raja pertama dari kerajaan Samudra Pasai , banyak makam yang terdapat di daerah tersebut.
Namun belum terkomfirmasi dengan baik. Kemudian di temukanya batu nisan yang tulisannya
menceritakan tentang meninggalnya putri dari sultan malik attahir.

Awal berdiri dan perkembangan Kerajaan Samudra Pasai

Sebelum kerajaan ini beriri sudah ada kerajaan yang lebih dahulu berdiri di daerah dekat pasai
yaitu kerajaan perlak . Nama samudra pasai Sendiri di ambil dari gabungan dua nama kota yaitu
samudra dan pasai. Penggabungan ini dilakukan oleh sesepuh kampung yang bernama Marah
Silu.yang merupakan anak dari bangsawan persia.

Kerajaan ini berdiri pada abad ke 13 antara tahun 1270 M-1275 M. Raja pertama kerajaan
Samudara Sasai yait uMarah Silu.Pada awal perkembangannya di topang oleh perdagangan hal
ini tergambar dari banyaknya para pedagangyang berdagang di kerajaan samudra pasai. Hal ini
juga tidak terlepas dari mulai melemahnya pengaruh dari kerajaan sriwiya. Setelah perang
sriwijaya melawan singosari dalam perebutan selat malaka. Dengan melemahnya sriwijaya
menjadi kesempatan emas bagi kerajaan samudra pasai untuk menperluas pengaruhnya di
sumatra. Sehingga banyak daerah di sekitar pasai berhasil di taklukkan seperti tamiang, balek
bimba ,perlak takus dan daerah lainya. Perluasaan wilayah ini di lanjutkan pada masa raja malik
alsaleh.

Letaknya yang strategis di pintu masuk menuju malaka sehingga samudra pasai banyak di
singgahi oleh para pedagang dari luar yaitu arab persia,china india dan lain lain. Dengan
ramainya perdagangan menbuat samudra pasai menjadi sebuah kerajaan yang makmur dan
maju.

Berikut dafta nama raja kerajaan samudra pasai yaitu:

kerajaan samudra pasaiSultan Malik al-sholeh (12 75 1297 M)

Sultan muhamad malik azzahir (1297-1326)

Sultan mahmud Malik Azzahir (1346-1383)

Sultan Zai al abidin azzahir (1383- 1405)

Sultan Mahmud malik Azzahir (1513-1524)

kerajaan Samudra pasai mempunyai hubungan yang baik dengan kesultanan dan kerajaan islam
yang berada di timur tengan maupun turki dan india. Hal ini di tandai dengan seringnya datang
ahli agama dari timur tengah contoh Qadi Syarif dari persia.sayyid dari tiraz dan taj al din dari
isfahan.

Jika kita berangkat dari catatan ibnu batuta seorang pengembara dari magribi yang berkunjung
dari ke aceh 1346 M. Setelah dari aceh ibnu batutah singgah di cina dan ia mengatakan bahwa
melihat kapal-kapal dari samudra pasai di pelabuhan cina, hal ini menjadi indikator bahwa
samudra pasai menpunyai hubungan yang baik dengan cina. Perdagangan dengan daerah lain di
luar juga terjalin dengan baik.

Samudra pasai juga merupakanpenghasil lada seperti di beritan oleh tome pires menyebutkan
bahwa pasai menggekport 8000 sampai 10000 bahar lada pertahun ke india. Dalam
perdagangannya aceh memakai mata uang emas. Mata uang samudra pasai di sebut dirham.
Pada mata uang tersebut di cantumkan nama sultan samudra pasai. Malaka yang menjadi pusat
perdagangan rempah Rempah Waktu itu juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan samudra
pasai. Perkembangan seni berkembang pesat di samudra pasai hal itu bisa di lihat dari ukiran
makam para raja samudra pasai dan banyaknya penyair terkenal dari samudra pasai seperti
hamzah fansuri dll.

Pada tahun 1511 M malaka di kuasai oleh portugis , pada tahun 1521 samudra pasai pun berhasil
di taklukkan portugis Selama lebih kurang 3 tahun. Setelah di kuasai oleh portugis samudra pasai
melemah. Kemudian di serang oleh kerajaan pada tahun1524. Akhirnya kerajaan samudra pasai
di taklukkan oleh kerajaan aceh.

Kerajaan perlak
Kerajaan perlak ini berdiri 840 M 12 92 M. Kerajaan perlak sejatinya berdiri lebih awal di
bandingkan dengan kerajaan samudra pasai di aceh. Namun tidak begitu terkenal di bandingkan
dengan kerajaan lain di aceh. Seperti kerajaan aceh dan samudra pasai. Namun keberadaan
kerajaan ini sudah ada pada catatan marcopolo pada tahun 12 93 M. (marcopolo adalah
pedagang dan pengembara dari venesia italia) yang singgah di perlak, (Perlak adalah sebuah
nama tempat di propinsi aceh sekarang).

kerajaan perlakPerlak banyak di kenal waktu itu karena kekayaan alamnya dan letaknya yang
strategis .Sehingga banyak di kunjungi oleh para pedagang dari arab, persia dan cina. Selain
berdagang para pedagang dari arab kusunya juga menyebarkan agama islam . Dengan demikian
maka islam mulai di kenal dan di anut oleh masarakat perlak .

Pada tahun 840 M .kerajaan perlak kedatangan rombongan dari timur tengah yang berjumlah
seratus orang termasuk di dalamnya para mubalig (kyai ,ustad) yang di pinpin oleh nahkoda
khalifah. Mulai sejak itu agama islam mulai berkembang baik di perlak hal ini dibuktikan dalam
kurun waktu 50 tahun raja dan rakyat perlak sudah meninggalkan agama lama mereka yaitu hidu
dan menganut agama islam.

Salah satu dari rombongan dari timur tengah ali bin muhamad jafar shadiq di kawinkan dengan
makdum tansuri yang merupakan saudari dari Syahir nawi . Syahir nawi merupakan Raja perlak
waktu itu yang merupakan keturunan persia (iran dan irak sekarang). Dari pernikahan tersebut
melahirkan seorang putra bernama sultan allaidin sayyid maulana abdul azis syah yang
kemudian di angkat menjadi sultan perlak.

Akhir dari kerajaan perlak


Sultan perlak yang ke 17 sultan makhdun alaidin malik muhamad amin shah II menikahkan
putrinya dewi ratna dengan dengan raja malaka, dan putri ganggang di nikahkan dengan raja
samudra pasai sultan malik alsaleh. Akhirnya kesultanan perlak berahir di tangan sultan makdun
alaidin malik abdul azis johan berdaulat meninggal pada tahun 1292. Kemudian perlak menjadi
bagian dari kerajaan samudra pasai di bawah raja malik alsaleh .

Kerajaan Malaka
Berbeda dengan terbentuknya berbagai kerajaan di Nusantara yang hampir semuanya didahului
dengan invasi oleh kerajaan-kerajaan yang kuat terhadap wilayah-wilayah yang lemah secara
pemerintahan, sebagai sebuah kerajaan yang muncul setelah perkembangan kerajaan besar,
Samudera Pasai. Malaka tetap mampu menunjukkan jati dirinya sebagai kesultanan Islam yang
patut diperhitungkan dalam dunia internasional. Dimana mengenai hubungan awal dengan
Samudera Pasai, Malaka banyak belajar mengenai bagaimana adat kebiasaan para pedagang
Islam untuk berniaga di sepanjang Selat Malaka dan membuat Malaka sendiri dapat menarik
para pedagang Islam untuk berdagang di bandra perdagangan Malaka.

Strategi politik yang dijalankan oleh Parameswara sebagai pendiri kerajaan Malaka untuk
menjadikan Malaka sebagai bandar perdagangan Islam yang ramai dikunjungi adalah dengan
memeluk agama Islam dan berganti nama menjadi Iskandar Syah. Disamping itu Parameswara
juga menjalankan taktik perkawinan politik dengan menjadikan Putri Pasai menjadi
permaisurinya. Jadi secara tidak langsung dapat dilihat bahwa jaringan perniagaan internasional
telah beralih ke Malaka.

Kerajaan Malaka merupakan salah satu pusat perdagangan yang terkenal pada abad ke-15.
Posisinya yang strategis membuat para pedagang dari berbagai daerah maupun negara datang
menghampiri pelabuhan tersebut. Oleh sebab itulah maka Malaka menjadi pusat pelabuhan
yang ramai dan sangat mudah mendapat pengaruh dari pihak luar terutama para pedagang
asing. Selain itu, sistem arah mata angin yang yang berlaku memungkinkan para pedagang untuk
bertemu di kerajaan Malaka. Banyaknya para pedagang yang berkunjung ke kerajaan Malaka
menyebabkan daerah ini menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam pada abad ke-16.
Pada akhir abad ke-16 Malaka menjadi salah satu pusat perdagangan yang terbesar di Asia. Jalur
navigasi pada zaman itu sangat tergantung pada siklus musim panas dan musim dingin
khususnya di Asia. Di samping itu juga Malaka merupakan jalur silang antara Asia Timur dan Asia
Barat.

Melihat situasi kerajaan Malaka yang sangat terbuka dari pengaruh pihak luar, baik itu jalur
perdagangan maupun pelayaran, maka sangatlah mungkin bagi para pedagang untuk
memonopoli sistem perdagangan yang ada di Malaka. Letak geografisnya sangat mendukung
jalur lalu lintas untuk melewati pelabuhan tersebut. Para pedagang bukan hanya sekedar singgah
atau mampir, namun mereka juga hendak melakukan hubungan perdagangan yang lebih baik.

2. Perkembangan Kerajaan Malaka

Kesultanan Islam Malaka merupakan kesultanan Islam yang mempunyai pengaruh kuat dan
mencapai puncak kejayaan pada masa raja Sultan Mansyur Syah yang memerintah dari 1459
1477.Adapun raja-raja yang memegang kekuasaan di kerajaan Malaka adalah :

Prameswar (1402-1414)

Megat Iskandar syah (1414-1424)

Sultan Muhammad Syah (1424-1444)

Seri Parameswara Dewa Syah(1444-1445)

Sultan Mudzaffar Syah (1445-1459)

Sultan Mansur Syah (1459-1477)

Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1488)

Sultan Mahmud Syah (1488-1528)

Daerah yang ada di bawah kekuasaannya antara lain terletak di Sumatera yaitu daerah Kampar.
Dari situlah Malaka menjalankan pengawasannya sampai ke Minangkabau. Kemungkinan-
kemungkinan tersebut mengisyaratkan Malaka untuk mengadakan ekspansinya ke Utara dan ke
Selatan Sumatera.

Setelah berhasil mengembangkan diri sebagai kesultanan dengan jarinagn perniagaan


internasional, kerajaan Malaka kemudian memperkuat kedudukannya dengan mempergunakan
kekuasaan militer baik di darat maupun di laut yang kemudian melakukan kontrol yang kuat
terhadap kelancaran perniagaan yang berlangsung di bandar-bandar perdagangan kerajaan
Malaka. Langkah selanjutnya dalam mendukung kedudukan Malaka sebagai bandar perdagangan
internasional pihak kerajaan memungut bea dari seluruh gerak-gerik perdagangan baik dari yang
dalam skala kecil sampai pada jual beli tingkat Internasional, yang dikenal dengan Ikan Gurita
(POLYP).

Dengan ketentuan sebagai berikut :


1) Jual-beli Dipasar biasa rata-rata 2 %

2) Jual-beli dipasar niaga Internasional rata-rata 6% untuk pedagang-pedagang untuk utara atau
barat dan 3% untuk pedagang untuk timur atau selatan

3) Bea cukai ekspor impor mengenai setiap jenis barang yang masuk-keluar Malaka

Didalam kekuasaan politik, tidak mungkin tanpa adanya penggunaan kekuasaan. Maksudnya
disini adalah kekuasaan politik akan efektif apabila ada yang menguasai dan ada yang dikuasai.
Penguasa dapat mengikat kelompok yang dikuasai dengan adanya berbagai peraturan dan dapat
berbentuk undang-undang. Hal yang demikian juga telah dilaksanakan oleh para penguasa
Malaka yang merupakan pemilik dari pasar perniagaan tersebut. Salah satu bentuknya adalah
adanya kitab undang-undang laut yang berisikan peraturan-pertauran dilautan Asia Tenggara.

KerajaanMalaka yang merupakan pusat entripot, ingin menjalin hubungan dagang yang baik
dengan pelabuhan-pelabuhan di Jawa seperti di Demak, Jepara dan Tuban. Bertambahnya
jumlah penduduk Malaka sangat tergantung dengan Jawa untuk mendapatkan beras. Selain
Jawa, Malaka juga harus mendapatkan beras dan lada dari Pasai.

kerajaan pagaruyuang
kerajaan pagaruyuang berasal dari nama sebuah nagari (desa) di sumatra barat yaitu nagari
pagruyuang yang terletak di kabupaten tanah datar. Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi
daerah sumatra barat,sebagian daerah riau dan sebagian daerah jambi. Dalam perjalanan
sejarahnya kerajaan ini di dirikan oleh adityawaraman yang merupakan raja bawahan dari
kerajaan majapahit.Jika merujuk kepada silsilah keturunannya adityawaraman merupakan
keturunan bangsawan majapahit. Diamerupakan anak dari adywarman dengan dara jingga.
Dapat diartikan bahwa adityawaraman merupakan salah satu keturunan majapahit.

kerajaan pagaruyuang mulai berdiri pada tahun 1347 M. Agama yang di anut masarakatnya pada
waktu itu adalah agama hindu -bhuda. pada masa pemerintahan Adityawaraman. Kerajaan
pagaruyuang menperluas kekuasaan ke daerah kampar dan kuntu (sekarang kampar merupakan
daerah propinsi riau). Daerah kerajaan ini merupakan daerah penghasil lada. Setelah
adityawaraman meninggal ia di gantikan oleh anaknya yaitu anangga warman . Setelah anangga
warman meninggal tidak ada keturunannya yang manpu memimpin dengan baik. hal ini
berakibat di ambil alihnya kekuasaan raja pagaruyuang oleh orang minang kabau sendiri.

masuknya islam ke pagaruyuang

kerajaan pagaruyuang

Penyebaran islam mulai terjadi di indonesia berlangsung antara abad ke 7 M sampai abad ke 13
M. Di wilayah kerajaan pagaruyuang awalnya agama isalam masuk di daerah pesisir barat
sumatra yaitu tiku pariaman ,pesisi selatan dan daerah pantai lainnya di sumatra barat. Hal ini di
sebabkan karena para pembawa ajaran islam awalnya adalah para pedagang dari aceh,arab,
persia dan negara lainnya.Lambat laun pengaruh islam mulai masuk ke pedalam sumatra barat
tidak terkecuali daerah pagaruyuang.

Dengan semakin banyaknya penganut agama islam di kerajaan pagaruyuang maka kerajaan
pagaruyuang menyesuaikan kerajaan dengan ajaran islam dan berubah nama menjadi kesultanan
pagaruyuang. masarakat minang kabau merupakan penganut agama isla yang kuat hal ini
tercermin dari semboyan (adat basandi sarak,sarak basandi kitabullah).

Maka di rubahlah tata pemerintahan kerajaan pagaruyuang menjadi berbentuk dewan dengan
istilah rajo tigo selo dan basa ampek balai. Pada abad ke 15 kerajaan pagaruyuang merupakan
bagian dari kerajaan aceh. Melemahnya pengaruh kerajaan aceh pada abad ke 16 menberi
kesempatan kerajaan pagaruyuang untuk meninkatkan pergaruhnya. Dengan mengekpansi
daerah di sekitar kerajaan pagaruyuang. Wilayah kerajaan pagaruyuang merupakan daerah
penghasil emas ,lada dan padi. Hal ini menimbulkan minat yang besar dari negara- eropa untuk
memiliki hubungan dan menguasai kerajaan pagaruyung. pada tahun 1684 datang utusan dari
portugis dari malaka untuk menjalin hubungan dagang ke pagaruyuang.

kesultanan pagaruyuang

Dalam sistem pemerintahan dari kerajaan pagaruyuang berbeda dengan kerajaan di jawa. Di
mana raja pagaruyuang di sebut dengan raja alam yang bertugas menetapkan dan memutuskan
masalah yang tidak manpu di selesaikan raja bawahannya. Raja bawahannya terdiri dari raja
adat (bawahan raja yang mengurus masalah adat) dan raja ibadat (bawahan raja yang mengurus
soal agama). Raja adat berkedudukan di buo sedangkan raja ibadat berkedudukan di sumpur
kudus. ketiga raja tersebut di sebut rajo tigo selo (tiga raja yang bertahta).

Selain di bantu oleh dua orang raja. Raja pagaruyuang juga di bantu empat mentri yang di kenal
Dengan istilah basa ampek balai (empat orang besar). Terdiri dari bandaro (bendahara) yang
berkedudukan di sungai tarab, Mankudun berkedudukan di sumanik, Indomo berkedudukan di
suroaso dan Tuan gadang berkedudukan di batipuh.kerajaan ini menbawahi 500 nagari (desa)
dan setiap nagari menyelenggarakan pemerintahannya sendiri

kerajaan demak
kerajaan Demak pada awalnya merupakan salah satu wilayah bagian dari kerajaan majapahit
yang beragama hindu, Namun mundurnya pengaruh Kerajaan Majapahit karena perang saudara
dan perebutan kekuasaan memberikan kesempatan kepada para bupati yang berada di pesisir
pantai utara Jawa untuk melepaskan diri. Begitu juga halnya demak. Demak teletak di daerah
yang strategis di pesisr pantai jawa. Demak merupakan pertemuan para pedagang dari Maluku
(timur indonesia) dan Malaka.

Raja- raja kerajaan Demak

1.Raden Patah (14751518)

raden patah

Kerajaan demak awalnya terdiri dari daerah-daerah yang sudah memeluk agama islam di pesisir
pantai jawa. Seperti Jepara, Tuban, dan Gresik. Kerajaan demak di dirikan oleh Raden Patah pada
tahun 1475 M. Kerajaan demak merupakan kerajaan islam tertua di pulau jawa.

Menurut Babad Tanah Jawa, Raden Patah merupakan putra Brawijaya V (Raja Majapahit
terakhir) yang menikah dengan putri Campa (sebutan untuk daerah tailand sekarang). Ia diangkat
menjadi bupati oleh Kerajaan Majapahit di Bintoro Demak dengan gelar Sultan Alam Akhbar al
Fatah. majapahit melema Demak memisahkan diri dari majapahit dan mendirikan kerajaan
sendiri yang berlandaskan islam.

Pada tahun 1511 M portugis mendarat di malaka,hal ini menbuat raden patah tidak senang
karena beberapa sebab:

pertama demak merupakan mitra dari kerajaan aceh yang sedang berperang dengan portugis.

Sisa pasukan dari pedir (penguasa malaka yang di kalahkan portugis ) dan hang nadim
(pahlawan terkenal dari daerah sekitar malaka yang namanya di abadikan jadi bandara di kota
batam sekarang) yang menetap dan minta perlindungan demak.

Misi portugis dalam menopoli perdagangan di malaka menyebabkan arus perdagangan demak
ke perdagangan internasional terganggu

Adanya motifasi perang salib di eropa yang di bawa oleh portugis dalam rangka menguasai
tanah umat muslim.begitu pula sebalinya raden patah juga menbawa platfon perang sabil dalam
melawan portugis di malaka.

Berdasarkan sebab di atas pada tahun 1513 M. Demak mulai melancarkan serangan ke Malaka
dengan panglima pasukan Adipati Unus yang lebih di kenal dengan gelar Pangeran Sabrang Lor.
Namun gaga mengusir portugis dari malaka. Hal di sebabkan jarak tempuh dari demak ke
malaka, sistem persenjataan yang lebih kuno di bandingkan dengan portugis yang sudah
mengenal meriam, di tambah dengan ukuran kapal yang lebih kecil.

2.Adipati unus (pangeran sebranglor) 1518-1546

Adipati unus menggantikan ayahnya raden pateh karena sang ayah yang sudah meninggal pada
tahun 1518. Pangeran adipati unus meninggal pada 1546 M. Meninggalnya adipati unus tampa
meninggalkan seorang putra yang akan meneruskan tahta kerajaanya. ia di gantikan oleh sultan
trenggono.

3.Sultan Trenggono (15211546).

Adipati Unus meninggal tanpa meningalkan seorang putra sehingga di gantikan oleh Pangeran
Sekar Seda Lepen. Akan tetapi, pangeran ini dibunuh oleh kemenakanny sendiri . Sehingga yang
menggantikan takhta kerajaan Demak beralih ke adik Adipati Unus yang satu lagi yaitu
Pangeran Trenggono. Wilayah kekuasaan demak pada masa sultan trenggono sangat luas,
Meliputi Jawa Barat (Banten, Jayakarta, dan Cirebon), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.
Sultan trenggono melakukan beberapa gebrakan dalam memeritah demak antara lain:

menegakkan agama Islam;

membendung perluasan daerah yang dilakukan oleh Portugis

menguasai Banten, Cirebon, dan Sunda Kelapa

berhasil menakhlukkan Mataram, Singasari, dan

Sultan Trenggono gugur (1546) pada waktu ingin menaklukkan Pasuruan. Setelah meninggalnya
sultan trenggono terjadi Perang saudara di demak. hal ini di sebabkan perebutan kekuasaan.
Perperangan ini berlangsung selama beberapa tahun. Kemudian muncul tokoh yang kuat yaitu
Joko Tingkir merupakan menantu Sultan Trenggono dari Pajang. Joko tingkir menaiki tahta
sebagai raja dengan gelar Sultan Hadiwi- joyo (15521575)M. Setelah ia menjadi raja pusat
kerajaan di pindahkan ke pajang. Dengan demikian berhirlah kerajaan demak kemudian di
lanjutkan oleh kerajaan pajang.

Kehidupan Sosial Budaya dan Ekonomi demak

Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim. Menjalankan fungsinya sebagai
penghubung atau transit daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka
sebagai Pusat pasar rempah-rempah di bagian barat. Demak dapat berkembang dengan pesat di
dunia maritim karena didukung oleh hasil dalam bidang agraris yang cukup besar.

Dalam kehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, Namun juga masih menerima
tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh
Islam. Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid Agung Demak yang
terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai
untuk membuat masjid yang disebut soko tatal.
KERAJAAN BANTEn
Kerajaan banten merupakan salah satu kerajaan islam besar di indonesia .hal ini didukung oleh
hasil alam (dalam hal ini rempah-rempah,emas dll) ,letak banten waktu itu merupakan
pelabuhan perdagangan internasional .kerajaan banten terletak di daerah banten sekarang.

Kehidupan Politik kerajaan banten

kerajaan banten Daerah Banten berhasil dikuasai dan di islamkan oleh Fatahilah (Panglima
Perang Demak). Di samping menguasai Banten, Fatahilah juga berhasil merebut Cirebon dan
Sunda Kelapa yang kemudian namanya diubah menjadi Jayakarta (1527). Setelah Fatahilah
menetap di Cirebon, Banten diserahkan kepada putranya yang bernama Maulana Hasanuddin.

Banten masih tetap menjadi daerah kekuasaan Demak, namun setelah di Demak terjadi
kegoncangan politik akibat perebutan kekuasaan, Banten akhirnya melepaskan diri. Maulana
Hasanudin sebagai peletak dasar dan menjadi Raja kerajaan Banten yang pertama (15521570).
Daerah kekuasannya meluas sampai dengan Lampung dan berhasil mengusai perdagangan lada.

Pada tahun 1570 Sultan Hasanuddin meninggal dan digantikan oleh putranya, yakni Panembahan
Yusuf (15701580). Ia berhasil menundukkan Kerajaan Pajajaran.Raja yang terbesar Banten ialah
Sultan Ageng Tirtayasa (16511682). Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memajukan perdagangan
Banten. Politik Sultan Ageng terhadap VOC sangat keras, namun tidak disetujui oleh putranya
Sultan Haji (Abdulnasar Abdulkahar) sehingga terjadi perselisihan. Sultan Haji minta bantuan
VOC sehingga Kerajaan Banten yang jaya dan besar di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa
kemudian menjadi boneka Kompeni dengan rajanya, Sultan Haji.

Perang banten melawan voc

kerajaan banten Sebagai daerah yang letaknya strategis dalam hal perdagangan internasional
maka VOC sangat bernafsu menguasai banten.VOC pada tahun 1619 sudah bercokol di batavi
(jakarta sekarang).mereka sudah menbuat bandar perdagangan di batavia, hal ini menjadi
persaingan antara VOC dengan kerajaan banten,hal ini di perparah karena sikap arogan dari voc
itu sendiri,mulailah terjadi perperangan kecil antara masarakat banten dengan voc (badan usaha
dagan belanda).

Pada tahun 1651 terjadi pergantian sultan di banten dimana pangeran surya naik tahta anak dari
sul abu almali ahmad yang wafat 1650. Pageran sura ini lebih di kenal dengan nama sultan ageng
tirtayasa. Sultan ageng tirtayasa berusaha memulihkan banten sebagai bandar perdagangan
internasional waktu itu dan sekaligus menandingi batavia.dengan cara mengundang para
pedangan dari eropa ,arab,cina ,india dan persia untuk berdagang di banten.hal ini menbuat
VOC tidak senang.

Voc mulai menblokade kapal-kapal dari maluku dan daerah lain yang mau berdagan di banten,
terjadilah perang antara voc dengan banten.pada tahun 16671 sultan ageng tirtayasa mengankat
anaknya sultan haji menjadi raja pembantu dengan tugas dengan tugas urusan dalam negeri.dan
sultan ageng tirtayasa dalam urusan luar negeri.

Pembagian kekuasaan ini di mafaatkan oleh belanda untuk menghasut sultan haji dan
bersekonkol dengan belanda untuk melawan ayahnya sendiri. VOC bersedia menbantu sultan
haji dengan empat sarat:

Banten harus menyerahkan cirebon kepada VOC

Monopoli lada dan menyingkirkan para pedagan arab,cina dan india dari banten

Menbayar 60000 ringgit bila melanggar perjanjian

Pasukan banten di pesisirpantai di tarik kembali

Akhirnya pada tahun 1683 sultan haji dibantu VOC berhasil menguasai banten,hal itu di buktikan
dengan di tankapnya sultan ageng tirta yasa dan diasingkan ke batavia dan meninggal 1692.

Kehidupan Ekonomi kerajaan banten

kerajaan Banten di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dapat ber- kembang menjadi
bandar perdagangan dan pusat penyebaran agama Islam. Adapun faktor-faktornya, antara lain
sebagai berikut.

0 Letaknya strategis dalam lalu lintas perdagangan.


Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis sehingga para pedagang Islam tidak lagi singgah di Malaka,
namun langsung menuju Banten.

1 Banten mempunyai bahan ekspor penting, yakni lada.

Banten yang maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari Arab, Gujarat, Persia, Turki, Cina,
dan sebagainya. Di kota dagang Banten segera terbentuk perkampungan-perkampungan
menurut asal bangsa itu, seperti orang-orang Arab mendirikan Kampung Pekojan, orang Cina
mendirikan Kampung Pecinan, orang-orang Indonesia dari suku-suku lainnya mendirikan
Kampung Banda, Kampung Jawa, dan sebagainya.

Kehidupan Sosial Budaya kerajaan banten


kerajaan banten Sejak Banten di islamkan oleh Fatahilah (Faletehan) pada tahun 1527
maka kehidupan sosial masyarakat kerajaan Banten secara berangsur-angsur mulai berlandaskan
ajaran-ajaran Islam. Setelah Banten berhasil mengalahkan Pajajaran, pengaruh Islam makin kuat
di daerah pedalaman. Pendukung setia Kerajaan Pajajaran kemudian menyingkir ke pedalaman,
yakni ke daerah Banten Selatan. Mereka kemudian di kenal sebagai suku Badui. Kepercayaan
mereka disebut Pasundan Kawitan yang artinya Pasundan yang pertama . Mereka
mempertahankan tradisi-tradisi lama dan menolak pengaruh Islam.

Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa meningkat pesat sebab
sultan mempehatikan kehidupan dan kesejahteran rakyatnya. Namun, setelah Sultan Ageng
Tirtayasa meninggal, kehidupan sosialnya merosot tajam sebab adanya campur tangan Belanda
dalam berbagai kehidupan.

Kehidupan seni budaya Islam dapat ditemukan pada bangunan Masjid Agung Banten (tumpang
lima) dan bangunan gapura-gapura di Kaibon Banten. Di samping itu, bangunan istana yang
dibangun oleh Jan Lukas Cardeel, orang Belanda pelarian dari Batavia yang telah menganut
agama Islam. Susunan istananya menyerupai istana raja di Eropa.demikianlah sejarah kerajaan
banten baca juga sejarah

kerajaan cirebon
kerajaan cirebon merupakan kerajaan islam pertama di jawa barat. Cirebon pada masa lalu
merupakan salah satu kota pelabuhan dari kerajaan Padjajaran, Karena letaknya yang strategis di
perbatasan jawa barat dan jawa tengah. Cirebon merupakan tempat tinggal sunun gunung jati.
Islam masuk ke cirebon sekitar tahun 1470-1475 M. Hal ini berdasarkan catatan tone pires 1512-
1515 M.termasuk daerah awal penerima islam di pulau jawa

Raja yang memerintah kerajaan banten


Pada tahun 1479-1568 M kerajaan cirebon di pimpin oleh sunan gunung jati (syarif hidayatullah
yang merupakan nama lain dari sunan gunung jati) . Sunan gunung jati merupakan Pendiri dari
kerajaan ini . Sebagai seorang raja dan ulama ia sangat berjasa menyebarkan islam di jawa barat.
Ia di lahirkan 1448 dari ibu seorang putri kerajaan padjajaran dan ayahnya berasal dari mesir.

sunan gunung jati


Pada masa pemerintahan sunan gunung jati. Hubungan cirebon dengan kerajan demak sangat
baik. Hal ini terlihat dari bantuan cirebon kepada demak dalam perang Melawan VOC. Demak
dengan bantuan cirebo berhasil menaklukkan sunda kelapa (batavia). Hubungan kedua kerajaan
semakin erat ketika anak sunan gunung jati maulana hassanuddin di nikahkan dengan putri
sultan trenggana . (maulana hasanudin akhirnya mendirikan kerajaan sorosowan yang
merupakan cikal bakal kerjaaan banten).

Sunan gunung jati meninggal pada tahun 1568 M. Sehingga erjadi kekosongan kekuasaan di
kerajaan cerebon. Kekosongan kekuasaan ini di akibatkan oleh pangeran dipati cirebon yang
merupakn calon pengganti sunan meninggal lebih awal pada tahun 1565 m.Kekosongan
kekuasaan ini di isi oleh fatahillah (fadillah khan) yang hannya memerintah selama dua tahun
beliau meninggal dunia.

Setelah meninggalnya patahillah,kerajaan cirebo di pinpin oleh pangeran emas (putra dari dipati
cerebon) yang memeritah dari 1570-1649 M. Pageran mas naik tah tahta dengan gelar
panembahan ratu. Pada masa pemerintahan raden mas cirebon menjadi kerajaan yang stabil.
Setelah pangeran mas meninggal 1649 ia di gantikan oleh panembahan ratu II (pangeran karim).
Pada masa ini merupakan masa sulit bagi cerebon karena berada di antara dua kerajaan besar
yaitu mataram dan banten dimanna keduanya masih menpunyai hubungan darah.

Semenjak saat itu kerajaan cirebon mulai melemah. Hal ini di perparah campur tangan belanda
dalam pemerintahan cirebon. Akhirnya kerajaan cirebo Berahir ketika cirebon di ubah menjadi
kota cirebon pada tahun 1906 m. Maka dengan demikian berahirlah kerajaan cirebon.

Kerajaan ternate
kerajaan Ternate merupakan daerah di timur dari pulau sulawesi. Ternate sendiri awalnya
bernama Gapi. Awalnya terdapat empat kampung (mamale dalam bahasa ternate). Satu di
antaranya ternate. Penduduknya berasal dari halmahera.
Masuknya agama islam ke ternate

Ternate yang merupakan salah satu penghasil rempah-rempah banyak di kunjungi oleh para
pedagang dari luar seperti arab,cina,india dan bangsa eropa. Pedagang ini menetap di ternate
dan terjadilah akulturasi budaya dan agama di tidore.islam mulai masuk ke ternate di bawa para
pedagang-pedagan tersebut.

Seiring dengan meningkatnya perdagangan maka kriminalitas juga meningkat di daerah ternate
terutama perompakan. Untuk mengatasi hal tersebut maka di adakan musawarah untu
mengangkat seorang raja yang di sebut dengan istilah KOLANA. Raja pertamanya yaitu babb
masyhur malano 1257-1275 M. Dengan pusat kerajaan kampung ternate.ternate berkembang
dengan pesat . kemudian menjalin hubungan dengan maluku .

Masa pemerintahan kolano maruhun

Raja kalano maruhun juga di kenal dengan nama zainal abidin ,dia menbuat beberapa perubahan
di ternate salah satunya mengganti gelar kalano menjadi sultan. Pada tahun 1500 1521 M
ternate di perintah oleh bayanullah ia mewajibkan pakayan muslim di ternate. Pada masa
sultan zainal abidin memeritah banyak orang turki juga menetap di ternate untuk mengajarkan
ternate cara menbuat senjata kusunya meriam.Hal ini di sebabkan oleh adanya hubungan antara
turki dengan ternate

Kedatangan portugis

Portugis datang ke kerajaan ternate di bawah pinpinan fransisco serrao 1512 M. Berita
kedatangan ini di sambut baik oleh sultan ternate dan di lain pihak tidore juga beringinan
mendatangkan ke tidore. Kedua sultan ini berusaha mendatangkannya . fransisco serrao di
sambut sebagai tamu kerajan ternate.selain menberikan monopoli perdagangan cengkeh dan di
beri jabatan sebagai penasihat sultan.

Portugis mendapat kesempatan emas untuk mengusai ternate pada saat sultan bayan sirullah
karan meninggal dunia. Sedangkan penganti anaknya masih belia. Untuk mengisi kekosongan
kekuasaan maka di tunjuklah istri dan adikpangeran taarauwese sebagai pengganti raja.Namun
istri sultan putri nukila ingin menyatukan ternate dan tidore karena putri nukila merupan asli
tidore tetapi di tentang oleh adik sulta.

Mengetahui hal itu portugis menbantu pangeran taarawese untuk mengambil alih kekuasaan. Di
sisi lain putri nukila di bantu oleh tidore sehingga berkecamuklah perang ternate dan tidore.
Peperangan di menangkan oleh taarasewu. Kemudian portugis berkianat dan menbunuh nya.
Kemudian kerajaan ternate di perintah oleh tabariji atas usulan potugis. Karena sultan tabariji
menbangkang pada portugis akhirnya di buang ke india.dan juga di paksa menanda tangani surat
pernyataan bahwa ternate merupakan kerajaan kristen dan di bawah kekuasaan portugis.

Sultan hairun

setelah tabariji dibuang ke india. Maka tahta kerajaan ternate di isi oleh Sultan hairun 1534-1570
M. Pada masa pemerintahan sultan harun dia menentang perjanjian yang di paksakan portugis.
Karena penolakan sultang harun terhadap perjanjian dengan portugis. terjadilah perang antara
ternate dengan portugis.Dengan dukungan rakyat yang tidak senang dengan portugis . Portugis
waktu itu sudah kuat di maluku karena di bantu oleh pendukungnya dari pribumi maluku.
Dengan bantuan dari aceh dan demak membuat ternate berhasil mendesak posisi portugis di
maluku. Karena terdesak akhirnya portugis mengusulkan perundingan damai kepada ternate
namun portugis berhianat sultan hairun di bunuh.

Sultan baa bullah

Sultan baabullah merupakan penerus dari sultan harun di kerajaan ternate. Kematian sultan
harun menyebabkan kemarahan rakyat ternate dan maluku . kemarahan rakyat ternate dan
maluku menyebakan perang dengan portugis. Akhirnya setelah peperangan selama lima tahun
Akhirnya portugis dapat usir dari maluku. Setelah terusirnya portugis dari maluku ternate
berkembang dengan pesat. Setelah kematian sultan baabullah ternate megalami kemunduran.
Seiring dengan melemahnya kerajaan ternate portugis kembali hendak menopoli perdagangan di
ternate dengan bantuan spanyol.

karena beratnya perang melawan portugis dan spanyol.Akhirnya Sultan ternate meminta
bantuan dari belanda pada tahun 1603 M. Dengan bantuan belanda tersebut. Ternate manpu
menbendung kekuatan portugis dan spanyol .tapi ternate harus menbayar mahal dengan di
monopolinya perdagangan rempah-rempah oleh belanda di ternate.

Pemberontakan rakyat
Akibat monopoli perdagangan dan pelayaran hongi yang di lakukan belanda.Menyebabkan
perlawanan rakyat ternate di bawah pinpinan salahakan luhu yang merupakan raja muda
ambon. Namun perlawanan ini dapat di gagalkan oleh belanda dan ia di hukum mati beserta
keluarganya pada tahun 1643 M.

Karena sultan mandarsyah yang berkuasa 1646 -1650 M terlalu berpihak kepada belanda
menyebabkan pemberontakan yang di pimpin oleh tiga serangkai pangeran saidi (adik sultan
mandarsyah),pangeran majira muda dan kalumata (anak sultan Mandarsyah) .Pemberontakan ini
berhasil menurunkan sultan mandarsah dari tahta dan di gantikan sultan manilha 1650-1655 M.
Sultan mandarsyah tidak terima dengan kekalahan ini.Sultan mandarsyah meminta bantuan
belanda untuk mengembalikan tahta kerajaan kepadanya.Akhirnya pemberontakan ini berhasil di
padamkan oleh belanda kemudian sultan mandarsah kembali menjadi sutan ternate.

Setelah sultan mandarsyah meninggal ia di gantikan oleh sultan sibori 1675-1691 M. Ia


menentang belanda dan melakukan perlawanan namun daerah basisnya berhasil di kuasai
belanda dan sultan terpaksa menanda tangani perjanjian 1683 M yang isinya ternate menjadi
kerajaan vasal (taklukan belanda). Dengan demikian Berahirlah kerajaan ternate.

Catt: walaupunkesultanan ternate sudah berahir namun perlawan rakyat tetap di lanjutkan dan
sultan berikutnya menbantu rakyat melawan belanda secara diam-diam.

Kerajaan Mataram Islam

Berdirinya kerajan mataram islam merupakan kelanjutan dari kerajaan demak dan pajang .
Sesudah runtuhnya Kerajaan Demak, pusat pemerintahan dipindahkan ke Pajang oleh Joko
Tingkir. Joko tingkir merupakan menantu Sultan Trenggono. Setelah sultan trenggono meninggal
di demak terjadi perebutan kekuasaan dan perang saudara. Oleh karena itu Joko Tingkir
menbentuk kerajaan baru yang bernama pajang (nama pajang di ambil dari nama dari daerah
pajang ).
Joko tingkir menaiki takhta Kerajaan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijoyo (1568 M1586 M).
Sultan hadi wijoyo memeritah selama 20 tahun. Hal ini disebabkan kota-kota pesisir jawa
berupaya melepaskan dari kekuasaan Pajang. Sepeningal Sultan Hadiwijoyo tahun 1586 M. Ia
digantikan oleh putranya Pangeran Benowo. Pangeran Benowo tidak manpu mengatasi
pemberontakan dan lepasnya beberapa daerah bagian dari pajang. Sehingga kekuasaan
diberikan kepada Sutowijoyo. Sutawijoyo memindahkan pusat pemerintahan ke Kotagede.
Semenjak itu berdirilah kerajaan mataram islam.

Raja kerajaan Mataram islam pertama sutowitojo dengan gelar Panembahan Senopati 1586
1601 M. Sutowitojo melakukan beberapa perubahan besar pada pemerintahannya sebagai
berikut:

meletakkan dasar-dasar Kerajaan Mataram islam

menundukkan Surabaya, Madiun,Ponorogo,Cirebon dan Sehingga kerajaan mataram


menpunyai wilayah kekuasaan yang semakin luas.

Setelah sultan sutowijoyo meninggal pada tahun 1601 M. Ia di gantikan oleh Panembahan
Senopati (mas jolang). Namun mas jolang tidak lama berkuasa karena gugur saat berusaha
menaklukkan krapyak. karena Mas Jolang gugur di daerah Krapyak sehingga di beri gelar
Panembahan Seda Krapyak.

Setelah meninggalnya mas jolang di gantikan oleh Mas Rangsang dengan gelar Sultan Agung
Hanyokrokusumo (16131645). Sultan Agung berkeinginan mempersatukan seluruh Jawa
berada dalam kekuasaan Mataram dan mengusir Kompeni (VOC) dari Batavia. Pada masa sultan
agung kekuasaannya bisa di kelompokkan menjadi dua yaitu masa penyatuan dan masa
pembangunan.

Masa pertama yaitu Penyatuan Kerajaan mataram islam 16131629 M. Masa ini di tandai dengan
penaklukan daerah di sekitar mataram dan jawa pada umumnya. Di antaranya menundukkan
Gresik, Surabaya, Kediri, Pasuruan, dan Tuban. Kemudian menundukkan Lasem, Pamekasan, dan
Sumenep, dan juga Sukadana di Kalimantan. Bahkan sapai ke palembang di sumatra,dan Goa di
sulawesi
Dalam keinginanya menguasai pulau jawa sepenuhnya sultan agun terhalang oleh VoC yang
bercokol di Batavia. Sultan Agung merencanakan untuk menyerang Batavia yang di kuasai VOC.
Hal ini di sebabkan beberapa faktor;

Karean batavia merupakan penghalang sultan agung untuk menguasai banten yang merupakan
tempat asalnya.

Batavia merupakan pusat kekuasaan voc di nusantara.

mewujudkan cita-citanya menguasai penuh pulau jawa

Semangat perang sabil (jihad fi sabilillah melawan orang kafir)

Sikap voc yang ingin memonopoli perdagangansultan agung

Serangan pertama dilancarkan pada bulan Agustus 1628 M di bawah Komandan Bupati Baurekso
dan Bupati Ukur. Batavia dikepung dari darat dan laut selama kurang lebih selama 2 bulan.
Namun Voc tidak menyerah bahkan manpu memukul mundur pasukan sultan Agung. Serangan
pertama ini mengalami kegagalan

Kegagalan serangan pertama menjadi intropeksi bagi pasukan kerajaan mataram islam. Sehingga
mererka menpersiapkan menyerang batavia yang kedua kali dengan lebih matang. Salah satu
usahanya membuat pusat-pusat perbekalan makanan di Tegal, Cirebon, dan Krawang. karena
darerah tersebut merupakan daerah di jalan menuju batavia.

Setelah persiapan matang mataram melancarkan serangan kedua di bulan September 1629
dengan komandan Bupati Sura Agul-Agul, Mandurarejo, dan Uposonto. Namun kembali gagal
menguasai batavia karena kalah dalam hal persenjataan ,jarak tempuh yang jauh,banyaknya
tentara yang terserang penyakit dan kekurangan suplai makanan. Karena suplai makanan yang di
di siapkan jauh-jauh hari di bakar oleh voc.Hal ini di akibatkan di ketahuinya rencana
penyerangan tersebut oleh VOC.

Sepeninggal Sultan Agung 1645 M, ia digantikan putranya yang bergelar Sultan Amangkurat I
(16451677). Namun dalam sikap Politik ia berbeda dengan ayahnya. Hal ini tergambar dari
sikapnya yang tidak bijaksana,kejam dan kurang menperhatikan nasip rakyat di tambah
Amangkurat menjaling hubungan Dengan Voc.Di Mana di masa lalu merupakan musuh besar
ayahnya. Sehingga memunculkan permberontakan rakyat yang di pinpin oleh Trunojoyo pada
tahun 16741680 M.

Trunojoyo merupakan seorang pangeran dari Madura. Karena tidak senang terhadap tindakan
Amangkurat I sehingga menghimpun kekuatan kemudian menyerang kerajaan Mataram islam.
Trunojoyo berhasil mendesak pasukan mataram dan berhasil menduduki Plered, ibu kota
Mataram Pada tahun 1677M. Amangkuat I melarikan diri dengan tujuan meminta bantuan VOC
ke Batavia tapi di perjalanan ia meninggal dan di makamkan di tegal arum, Kemudian dia di
gantikan oleh putra mahkota yaitu Sultan Amangkurat II (1677 1703) aau yang di kenal juga
sultan tegal arum.

Dalam mengahadapi trunojoyo Amangkurat 2 memina bantuan kepada voc dan voc di bawah
gubenur jendral speelman menyetujui menberikan bantuan dengan sarat-sarat sebagai berikut:

VOC mengakui Amangkurat II sebagai Raja

VOC mendapatkan monopoli di

Seluruh biaya perang harus diganti oleh Amangkurat

Selama hutang belum lunas seluruh pantai utara Jawa digadaikan kepada

Mataram menyerahkan daerah Krawang, Priangan, Semarang dan sekitarnya kepada

Setelah Tronojoyo menguasai ibukota mataram. Trunojoyo membentuk pusat kekuasaan baru di
kediri dengan gelar Prabu Maduretno. Amngkurat II melakukan penyerangan ke kediri dengan
bantuanTentara VOC ( yang tediri dari tentara voc, tentara Aru Palaka dan Kapten Jonker dari
Ambon) trunojoyo dan pasukannya tidak manpu menahan serangan ini akhirnya menyinggkir
dan bertahan di Gunung Wilis. Trunojoyo akhirnya menyerah pada tanggal 25 Desember 1679
M. setelah ia meenyerah ia di tikam oleh amngkurat II pada tanggal 2 Januari 1680. setelah
berhasil mengalahkan Trunojoyoyo Amangkurat II kemudian memindahkan pusat pemerintahan
dari Plered ke Kartasura.

Perlawanan Untung Suropati (16861706)


Untung Suropati merupakan salah satu pasukan belanda dari pribumi. Dia adalah satu satuya
pasukan pribumi yang menjadi kapten,diskriminalisai yang di alaminya dan perlakuan voc yang
tidak manusiawi kepada pribumi. Menyisipkan dendam yang mendalam bagi untung suropati.
Karena alasan tersebut dia dan pasukannya melarikan diri ke cirebon.Kemudian melanjutkan
perjalanan ke Kartasura Ibu Kota kerajaan Mataram islam. Dia di sambut oleh amangkurat II.
Ternyata Amangkurat II sangat merasakan beratnya beban dari perjanjianya dengan voc dan
berusaha melepaskan diri dari perjaanjian tersebut. Pada tahun 1686 datang utusan dari Batavia
di bawah pimpinan Kapten Tack dengan tujuan merundingkan soal hutang Amangkurat II dan
menangkap Untung Suropati yang di anggap pemberontak oleh VOC.

Amangkurat II tidak menghadiri pertemmuan tersebut. maka terjadilah pertempuran. Kapten


Tack beserta pengikutnya berhasil dihancurkan oleh pasukan Untung Suropati. Setelah
pertempuran Untung Suropati melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur dan Pasuruan . Di
pasuruan dia mengangkat dirinya menjadi Bupati dengan gelar Adipati Wironagoro dan
mendirikan benteng di bangil , Karena sikapnya yang anti penjajah menyebabkan ia mendapat
dukungan kuat dari bebrapa penguasa pribumi di jawa timur sehingga kedudukannya makin kuat.

sultan amngkurat II

Amangkurat II wafat pada tahun 1703 M, digantikan oleh putranya Sunan Mas dengan gelar
Sultan Amangkurat III yang anti kepada Belanda. Namun pamannya Pangeran erambisi ingin
menjadi raja di Mataram kemudian pergi ke Semarang meminta dukungan VOC. VOC berserta
Pangeran Puger menyerang Kartasura dan berhasil diduduki. Amangkurat III melarikan diri ke
Jawa Timur bergabung dengan Untung Suropati. Kemudian pangeran puger 1705 di nobatkan
sebagai Raja Mataram dengan gelar Sunan Paku Buwono I.

Kemudian belanda mengirim pasukannya di bantu pakubowono menyerang pasuruan besar-


besaran dan berhasil mendesak perlawanan untung suropati dan akhirnya untung Suropati gugur
pada 12 oktober 1706 M. Sedangkan amangkurat III di tangkap dan di asingkan ke srilangka pada
tahun 1708 M. Dengan demikian berahirlah perlawanan dari untung surapati.Sunan Paku
Buwono I wafat pada tahun 1719 dan digantikan Amangkurat IV (Sunan Prabu) yang di bawah
mandat VOC.

Makin dekatnya hubungan kerajaan mataram islam dengan voc menyebabkan ketidak senangan
para bangsawan di mataram. D antaranya Pangeran Purboyo dan Pangeran Mangkunegoro yang
merupakan adik dan putra dari amangkurat IV. Namun perlawanan inipun dapat dipadamkan
oleh belanda dan para peminpinya di asingkan ke sailan dan srilangka.sedangkan pangerang
mangkunegoro diampuni oleh ayahnya

Setelah meninggalnya sunan prabu ia di gantikan oleh Paku Buwono II (17271749) . Pada masa
pemerintahan pakubuwono terjadi pemberotakan oleh mas grendi. Mas grendi adalah cucu dari
sunan mas. Pemberontakan ini berhasil menguasai ibu kota Mataram. Perlawanan ini Juga
dukung oleh orang-orang Tionghoa yang gagal mengadakan pemberontakan terhadap VOC di
Batavia.

Paku Buwono 2 melarikan diri ke Ponorogo untuk meminta bantuan voc melawan mas grendi .
VOC menbujuk bupati madura untuk menbantunya melawan pemberontakan dengan imbalan
kemerdekaan (lepas dari kekuasaan mataram). Cakraningrat berhasil menguasai Kartasura.
Namu kartasura mengkhianati voc dengan tidak mau meninggalkan karta sura. Akhirnya voc
menyerang cakraningrat dan berhasil di lumpuhkan oleh Voc. cakraningrat berhasil di tangkap
dan di asingkan ke srilangka. Setelah kejadian itu ibukota kerajaan mataram islam di pindahkan
ke surakarta.

Makin kuatnya VOC di kerajaan Mataram islam menyebabkan pada perlawanan lagi. Di bawah
pimpinan Raden Mas Saidyang yang merupakan putra Pangeran Mangkunegoro. Pada awal
pemberontakankannya ia berhasil menguasai Sukowati. Penguasaan sukowati menyebabkan
pakubuwono 2 marah dan mengeluarkan sayembara dengan imbalan penguasaan daerah
sukowati .Pangeran mangkubumi berhasil merebut Sukowati, Namun janji pangeran mangku
negoro tidak di penuhi. Akhirnya Pangeran Mangkubumi meninggalkan kota dan bergabung
dengan Raden Mas Said melakukan perlawanan terhadap mangku negoro.

Mataram Terpecah Belah

Bergabungnya mangku bumi dengan Mas Said melawan Paku Buwono II . menambah kekuatan
merka dalam melawan mataram. Sementara itu Paku Buwono II sakit keras. delegasi VOC dari
Batavia datang ke Surakarta. Paku Buwono II menyerahkan Mataram kepada VOC dalam keadaan
lemah dan tidak sadar. Hal ini menyebabkan semakin kuatnya perlawanan dari maangkubumi
dan mas said . Di tahun 1749 Paku Buwono II wafat dan menurunkan tahtanya kepada Paku
Buwono 3. Belanda mengakuinya sebagai Sultan Mataram yang baru ini.

Perselihan yang yang terjadi di antara mangkubumi dan paku buono di manfaatkan oleh belanda
untuk memecah belah mataram Paku Buwono II yang dibantu belanda dan Pangeran
Mangkubumi terjadi peperangan dahsat. Perang ini di akhiri dengan Perjanjian Giyanti pada
tanggal 13 Februari 1755 M yang isinya ;

Mataram bagian barat yakni Kasultanan Yogakarta diberikan kepada Mangkubumi dengan
gelar Sultan Hamengku Buwono

Mataram bagian timur ,yakni Kasunanan Surakarta diberikan kepada Paku Buwono

Selanjutnya ,untuk memadamkan perlawanan Raden Mas Said diadakan Perjanjian Salatiga pada
tanggal 17 Maret 175. Isi Perjanjian Salatiga pada intinya Surakarta dibagi menjadi dua.

Surakarta utara diberikan kepada Mas Said dengan gelar Mangkunegoro , kerajaannya
dinamakan Mangkunegaran.

Surakarta selatan diberikan kepada Paku Buwono 3 kerajaannya dinamakan Kasunanan

Pada tahun 1813 sebagian daerah Yogyakarta diberikan kepada Paku Alam sebagai bupati.
Dengan demikian, terpecah belahlah mataram menjadi daerah kecil yaitu

Kerajaan Yogyakarta;

Kasunanan Surakarta;

Pakualaman;

Kehidupan sosial,budaya dan Ekonomi

Kerajaan Mataram islam bertumpu pada ekonomi agraris Karena terletak di pedalaman.Pada
masa Sultan Agung memprogramkan pemindahan para petani ke daerah Krawang yang subur
untuk pertanian.masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat pemerintahan memperoleh
imbalan dari tanah garapan (lungguh), Sistem ini yang nanti menciptakan tuan-tuan tanah di
pulau jawa.
Seni dan kebudayaan juga berkembang dengan baik seperti seni tari, seni pahat, seni sastra, dan
sebagainya. muncul juga kebudayaan kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayan
jawa, Hindu, Buddha dengan Islam. Adanya acara Garebeg Syawal pada hari raya Idul Fitri dan
Garebeg Maulud pada bulan Rabiulawal. Hitungan tahun dari tarikh Hindu yang didasarkan pada
peredaran matahari di rubah menjadi tahun hijriah.pada tahu 1633 dan juga da tahun jawa

Home

FORUM SEJARAH INDONESIA

Hubungi Saya

SEJARAH INDONESIA

situs sejarah terlengkap di indonesia

UMUM

ILMU SEJARAH

PRA SEJARAH

INDONESIA

ISLAM

DUNIA

Kerajaan Tidore

almuksi Kerajaan Tidore2017-03-04T17:15:56+00:00 ISLAM, KERAJAAN ISLAM No Comment


Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore terletak di kepulauan Maluku berdekatan dengan kerajaan ternate.pusat
Kerajaan ini teletakKota Tidore Maluku Utara.Raja Mansur yang merupakan raja dari Tidore
menyambut baik kedatangan Spanyol. Menjadikannya sebagai sekutu dengan alasan waktu itu
kerajaan tidore sedang bermusuhan dengan kerajaan ternate yang sudah lebih dulu bersekutu
dengan portugis. Kedatangan spanyol di jadikan momentum yang baik bagi tidore untuk
melawan ternate.sekutu untuk mengimbangi kekuatan Kerajaan Ternate saingannya yang
bersekutu dengan Portugis.

Namun spanyol tidak bertahan lama di tidore hal ini di sebabkan hasil perjanjian Tordesillas
tahun 1494 M. Yang salah satu isinya maluku di di bawah portugis sedangkang spanyol
menguasai pilipina. Semenjak di tinggalkan sekutunya spanyo tidore di bawah raja Saifuddin
(1657-1689m), menjadi daerah yang merdeka baik dari portugis maupun belanda yang datang
keudian hari hingga abad ke 18 M.

raja ciri liyati

Pada saat raja ciri liyati memerintah ia berinisiatif memindahkan ibukota tidore ke pusat
pemeritahan baru yang ia bangun. Namanya Rum yang terletak di tidore utara. Letak kota Rum
berdekatan dengan ternate hannya di pisahkan oleh tanjung margogo dan pulau
maitara.kerajaan ini menjadi salah satu pusat perdangangan di timur indonesia waktu itu.
Namun pada masa raja mole malimo ibu kota kerajaan tidore di pindahkan ke limau timore.
Dengan alawan kota Rum terlalu dekat dengan ternate yang merupakan musuh bebuyutan dari
tidore. (kota limau timore sekarang namanya berganti menjadi soa-sio)

Pengaruh kerajaan tidore waktu itu meliputi daerah di halmahera dan sebagian pulau papua. Di
bawah pemerintahan raja nuku tidore mencapai puncak kejayaannya hal ini di tandai dengan
kerja sama antara ternate dan tidore dalam mengusir belanda dengan cara memanfaatkan
inggris yang waktu itu datang ke tidore. Dengan kesatuan ternate dan tidore di tambah inggri
belanda (pada waktu itu masih VOC) berhasil di usir menyusul kemudian inggrispun dapat di usir.

Taktik pintar dari raja nuku ini menyebabkan ia sangat di hormati. Sepeninggal raja nuku,kerajaan
tidore di peritah oleh raja zainal abidin yang juga anti penjajah.

raja nuku

Wilayah kekuasaan dan struktur pemerintahan

Daerah yang menjadi kekuasaan kerajaan tidore cukup luas.


Yaitu,halmahera,mikronesia,kepulauan pulau-pulau kecil sekitar tidore, gugusan pulau raja
empat dan seram. Dalam sistem pemerintahan kekuasaan tertinggi di pegang oleh seorang raja.
Namun menariknya pengganti raja tidak di wariskan kepada putra mahkota seperti kerajaan
lainnya di indonesia. DiA pilih oleh dewan marga (perwakilan marga) dewan marga inilah yang
mengusulkan calon raja. Calon dengan suara terbanyaklah yang nanti di lantik menjadi raja.

Raja di bantu oleh para anggota pewakilan marga (dewan wazir dalam istilah tidore) dan
pelaksana keputusan wazir di sebut dengan istilah joujau (perdana mentri).perdana mentri di
bantu lagi oleh empat pembantu yaitu:

Mentri urusan agam yang di namakan pehak labe

Mentri adat dan hubungan masarakat yang di sebut pehak adat

Mentri pertahan yang di sebut pehak kompania

Mentri sekretaris yang di sebut pehak juru tulis

Masih banyak lagi struktur di bawah mentri. Dalam kesempatan ini yang tidak saya sebutkan satu
per satu.Dari gambaran pembagian tugas di atas dapat kita simpulkan bahwa pemerintahan di
kerajaan ini sudah terstruktur dengan baik. Di mana adanya pembagian tugas yang jelas di
antara pejabat kerajaan.

Dalam kehidupan sosial masarakat tidore sangat taat dalam beragama. Hal ini dapat di lihat dari
aturan dan hukum kerajaan yang berpatokan kepada agama isalam yang di anutnya. Dalam
kehidupan ekonomi daerah ini merupakan pusat penghasil rempah rempah. Rempah
merupakan produk yang sangat berharga pada masanya. Dalam sistem kekerabatan awanya
menganut sistem matrilinial ( garis keturunan ibu) namun setelah pegaruh islam kuat di tidore
lambat laun berubah menjadi sistem patrilinial (garis keturunanan ayah).
Akulturasi antara Tradisi Lokal, Hindu-
Budha dan Islam di Indonesia
Keragaman suku bangsa yang tersebar di Nusantara merupakan kondisi objektif yang penting dan
sangat berpengaruh dalam keseluruhan proses penyebaran dan pembentukan tradisi Islam di
Indonesia. Perbedaan suku bangsa itu tidak hanya menyangkut perbedaan bahasa, adat istiadat,
dan sistem sosio-kultural pada umumnya, tetapi juga perbedaan orientasi nilai yang menyangkut
sistem keyakinan dan keragaman masyarakat.

Setiap suku bangsa, selain memiliki kepercayaan lokal masing-masing, juga memiliki sistem
pengetahuan dan cara pandang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Masuknya unsur baru
dalam kehidupan tentu saja mendapat reaksi yang berbeda-beda. Adanya hukum adat yang
terbentuk dari tradisi sosial budaya masyarakat setempat merupakan bentuk paling jelas dari
institusi lokal yang mengatur tatanan masyarakat. Berdasarkan pengelompokan yang
diperkenalkan oleh pelopor studi hukum adat, Van Vollenhoven, terdapat Sembilan belas wilayah
hukum adat yang mengisyaratkan agama Islam tersosialisasikan dalam masyarakat yang memiliki
ciri adat tertentu. Interaksi antara hukum Islam dan hukum adat yang tinggi telah ada sebelum
Islam menjadi perdebatan diberbagai daerah. Daerah yang keterkaitannya dengan adat begitu
tinggi dan paling intens menerima proses islamisasi antara lain Aceh, Sumatera Barat, dan
Sulawesi Selatan. Terutama menyangkut persoalan untuk mempertemukan atau menyelaraskan
agama dan adat dalam kehidupan sehari-hari.

Kepercayaan dan tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi
meghalithikum (adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar,
seperti menhir adalah tugu yang melambangkan arwah nenek moyang sehingga menjadi benda
pujaan. Dolmen adalah bentuknya seperti meja batu berkakikan tiang satu dan merupakan
tempat sesaji). Pada dasarnya tertumpu pada keyakinan tentang adanya aturan tetap yang
mengatasi segala yang terjadi dalam alam dunia. Tradisi kepercayaan dan sistem sosial budaya
adalah produk masyarakat lokal dalam menciptakan keteraturan. Seperti tradisi lokal itu adalah
melakukan upacara adat, menghadirkan tata cara menanam dan memanen, melakukan
selamatan serta melakukan upacara peralihan hidup.
Contoh lain tradisi lokal:

Di Tapanuli, kepercayaan lokal dikenal dengan nama parmalim atau agama si Raja Batak. Di
Kepulauwan Mentawai disebut Sabulungan, di Dayak disebut Kaharingan, di Toraja disebut Aluk
to dolo. Di Sulawesi Tengah di sebut Parandangan, di Sumbawa disebut Baramarapu, di Nias
disebut Ono niha. Di Sika (Maumere) disebut Ratu bita bantara. Kepercayaan lokal tersebut
memang berbeda di setiap daerah, hal itu menunjukkan keragaman budaya yang ada di
Indonesia.

Kemudian tadi dijelaskan mengenai kebudayaan megalithikum yang belum disebutkan adalah
ada juga arca-arca (ini mungkin melambangkan nenek moyang mereka dan menjadi pemujaan),
kubur batu (peti mayat dari batu yang keempat sisinya berdindingkan papan-papan batu, alas
dan bidang atasnya juga dari papan batu). Punden berundap-undap (yaitu bangunan pemujaan
yang tersusun berttingkat-tingkat). Pada umumnya kebudayaan megalithikum ini terdapat di
seluruh Indonesia seperti di Sumatera, Bali, Jawa, dan Sulawesi. Di samping itu masyarakat Jawa
telah mengenal cerita wayang dan ini adalah merupakan asli budaya Jawa.

Indonesia sejak zaman neolithikum atau zaman batu muda di mana alat yang dibuat sudah
diasah sehingga menjadi halus dan indah. Dikatakan bahwa sejak zaman Neolithikum bangsa
Indonesia telah mengenal:

1.Cara pertanian padi

2.Mengenal alat pemotong padi

3.Teknik pembuatan batik

4.Peternakan

5.Teknik pembuatan periuk belanga


6.Membuat alat-alat dari logam

7.Pembuatan rumah panggung

8.Mendirikan monument (bangunan pemujaan)

9.Sudah mengenal organisasi pemerintahan secara teratur yang dikepalai Kepala Desa dan
menurut Adat

10.Membuat/menggunakan mata uang.

Perpaduan Tradisi Lokal dengan Hindu-Budha

Telah diketahui bahwa sebelum masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha, masyarakat


Indonesia telah memiliki kebudayaan yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Kebudayaan asli masyarakat Indonesia tersebut sudah cukup maju. Masuknya budaya Hindu-
Budha membawa perubahan dalam kehidupan budaya masyarakat Indonesia. Unsur kebudayaan
Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
Indonesia, tetapi tanpa menghilangkan sifat kebudayaan asli Indonesia. Dengan demikian,
lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dan Hindu-Budha.

Wujud akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Budha tersebut,


antara lai sebagai berikut:

Sistem Kepercayaan. Sejak zaman prasejarah bangsa Indonesia telah memiliki kepercayaan
berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang dan juga kepercayaan terhadap benda-benda
tertentu. Kepercayaan itu disebut animism dan dinamisme. Dengan masuknya kebudayaan
Hindu-Budha ke Indonesia, terjadilah akulturasi. Sebagai contoh, dalam upacara keagamaan atau
pemujaan terhadap para dewa di candi, terlihat pula adanya unsur pemujaan terhadap roh
nenek moyang. Dalam bangunan candi terdapat pripih yang di dalamnya terdapat benda-benda
lambang jasmaniah raja yang membangun candi. Sehingga candi berfungsi sebagai makam. Di
atas pripih terdapat arca dewa yang merupakan perwujudan raja dan pada puncak candi
terdapat lambang para dewa (biasanya berupa gambar teratai pada batu persegi empat). Jadi,
upacara keagamaan atau pemujaan terhadap dewa yang ada pada candi tersebut pada
hakekatnya juga merupakan pemujaan terhadap roh nenek moyang, dan di situlah letak
akulturasinya. Dengan nama yang lain tetapi esensinya adalah pemujaan terhadap roh nenek
moyang.

Filsafat (maknanya secara sederhana alam pikiran, berpikir secara mendalam). Wujud
akulturasi Indonesia dan HinduBudha di bidang filsafat dapat ditemukan dalam cerita wayang.
Isi cerita tersebut mengandung nilai filosofis, yaitu bahwa kebenaran dan kejujuran akan berakhir
dengan kebahagiaan dan kemenangan. Sebaliknya, keserakahan dan kecurangan akan berakhir
dengan kehancuran.

Seni wayang yang sudah popular dalam kehidupan masyarakat Indonesia (khususnya
masyarakat Jawa) bersumber dari cerita Ramayana dan mahabrata yang berasal dari India.
Namun, penampilan wujud tokoh dalam wayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara
daerah satu dan lainnya berbeda. Baik dalam agama Hindu maupun Budha, keduanya
mempercayai adanya hukum karma dan reinkarnasi. Kedua hukum tersebut mengandung makna
filosofis, yaitu bahwa manusia harus berbuat kebaikan, kebenaran, dan kejujuran agar lepas dari
samsara atau penderitaan. Sedangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak dulu telah
berkembang suatu konsep berupa petuah-petuah, nasehat atau pesan yang mengandung makna
filosofis tentang kebenaran, kejujuran dan kebaikan.

Pemerintahan. Sebelum masuknya pengaruh budaya Hindu-Budha, pemerintahan di Indonesia


berlangsung secara demokratis, yaitu untuk menentukan seorang pemimpin (kepala suku)
dilakukan melalui pemilihan. Setelah masuknya budaya Hindu-Budha dikenal sistem
pemerintahan kerajaan yang tidak lagi dipilih secara demokratis, tetapi secara turun temurun.
Namun, dalam perkembangannya sifat pemerintahan demokratis tetap menampakkan kembali
ciri khasnya. Pemerintah kerajaan tetap menerapkan musyawarah dalam mengambil keputusan.
Kekuasaan raja tidak bersifat mutlak seperti di India. Dalam pergantian raja tidak selalu dilakukan
secara turun-temurun. Unsur musyawarah sangat menentukan, terutama bila raja tidak
mempunyai putra mahkota.

Seni Bangunan. Masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap


seni bangunan, terutama bangunan candi. Jika dilihat dari bentuknya, bangunan candi selalu
bertingkat-tingkat yang terdiri atas kaki candi, tubuh candi, dan puncak candi. Pada candi Hindu
ditemukan pripih yang berisikan lambang jasmaniah raja (yang membuat candi), kemudian di
atasnya terdapat patung dewa dan pada puncaknya terdapat lambang para dewa. Dengan
demikian, jika dilihat dari bentuk bangunannya candi akan mengingatkan kita pada bangunan
punden berundak. Oleh karena itu, pada candi ditemukan unsur Indonesia dan unsur Hindu-
Budha.

Fungsi candi di India adalah sebagai tempat untuk memuja dewa. Di Indonesia, candi berfungsi
sebagai makam dan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Hal itu dapat dilihat dengan
lambang jasmaniah raja di dalam pripih, sedangkan arca di atasnya adalah perwujudan raja yang
telah meninggal tersebut.

Seni Rupa. Masuknya kebudayan Hindu-Budha berpengaruh terhadap perkembangan seni


rupa di Indonseia. Contoh, seni hias yang berupa relief pada dinding candi di Indonesia
menunjukkan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Budha. Hiasan relief pada
candi biasanya merupakan suatu cerita yang berhubungan dengan agama.

Relief pada dinding Candi Borobudur seharusnya adalah cerita tentang riwayat Sang Budha
Gautama. Namun, yang digambarkan adalah suasana kehidupan masyarakat Indonesia karena
ditemukannya hiasan gambar perahu bercadik, rumah panggung, dan burung merpati. Pada
Candi Jago di Jawa Timur dijumpai tokoh Punakawan, yaitu orang yang menjadi pengawal
seorang ksatria. Cerita itu hanya ditemukan di Indonesia.

Seni Sastra. Pengaruh seni sastra India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia.
Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadab sastra Indonesia. Prasasti di Indonesia, seperti
Kutai, Tarumanegara, dan prasasti di Jawa tengah pada umumnya ditulis dalam bahasa
sansekerta dan huruf pallawa. Dalam perkembangan bahasa Indonesia dewasa ini, pengaruh
bahasa sansekerta cukup dominan, terutama dalam istilah pemerintahan. Seperti kata-kata patih
lebet (sebuah jabatan yang mengkordinasi pemerintahan dalam istana). Pada masa Sultan Agung
Titayasa di Banten, patih lebet dijabat oleh Adipati Mandaraka.

Sistem Kalender. Sistem penanggalan (kalender) Hindu-Budha turut berpengaruh dalam


kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya kalender Saka di Indonesia, juga ditemukan
candrasangkala dalam usaha memperingati suatu peristiwa dengan tahun atau kalender Saka.
Tahun Saka dimulai tahun 78 M. Kalender Saka merupakan kalender dari India yang digunakan di
Indonesia. Penggunaan kalender Saka ditemukan dalam prasasti Talang Tuo (adalah prasasti yang
menjelaskan mengenai keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra) yang berangka tahun 606 Saka
(686 M). Prasasti tersebut menggunakan huruf pallawa dan bahasa melayu kuno. Dua contoh
prasasti tersebut merupakan wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan Hindu-Budha.
Candrasangkala adalah angka huruf yang berupa susunan kalimat atau gambar. Setiap kata
dalam kalimat tersebut dapat diartikan dengan angka, kemudian dibaca dari belakang maka akan
terbaca tahun Saka. Beberapa gambar harus dapat diartikan ke dalam kalimat.

Contoh tahun candrasangkala adalah sirna ilang kertaning bumi yang artinya:

Sirna : berarti angka 0

Ilang : berarti angka 0

Kertaning : berarti 4

Bumi : berarti 1

Jadi, sirna ilang kertaning bumi dalam tahun Saka adalah 1400 dan sama dengan tahun 1478 M.

Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia

Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam, berkembang pula kebudayaan
Islam di Indonesia. Unsur kebudayaan Islam itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah
kebudayaan baru yang merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi
kebudayaan Indonesia dan Islam itu juga mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha. Perpaduan
kebudayaan Indonesia dan Islam, antara lain dapat dilihat sebagai berikut:

Seni Bangunan. Misalnya bangunan makam. Makam sebagai hasil kebudayaan zaman Islam
mempunyai ciri-ciri perpaduan antara unsur budaya Islam dan unsur budaya sebelumnya, seperti
berikut ini;

Fisik Bangunan. Pada makam Islam sering kita jumpai bangunan kijing atau jirat (bangunan
makam yang terbuat dari tembok batu bata) yang kadang-kadang disertai bangunan rumah
(cungkup) di atasnya. Dalam ajaran Islam tidak ada aturan tentang adanya kijing atau cungkup.
Adanya bangunan tersebut merupakan ciri bangunan candi dalam ajaran Hindu-Budha. Tidak
berbeda dengan candi, makam Islam, terutama makam para raja, biasanya dibuat dengan megah
dan lengkap dengan keluarga dan para pengiringnya. Setiap keluarga dipisahkan oleh tembok
dengan gapura (pintu gerbang) sebagai penghubungnya. Gapura itu belanggam seni zaman pra-
Islam, misalnya ada yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk
candi.

Tata Upacara Pemakaman. Pada tata cara upacara pemakaman terlihat jelas dalam bentuk
upacara dan selamatan sesudah acara pemakaman. Tradisi memasukkan jenazah dalam peti
merupakan unsur tradisi zaman purba (kebudayaan megalithikum yang mengenal kubur batu)
yang hidup terus menerus sampai sekarang. Demikian pula, tradisi penaburan bunga di makam
dan upacara selamatan tiga hari, tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari, dan seribu hari untuk
memperingati orang yang telah meninggal merupakan unsur Islam dan juga unsur agama Hindu-
Budha. Dan hingga saat ini tetap dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Islam.

Penempatan Makam. Dalam penempatan makampun terjadi akulturasi antara kebudayaan lokal,
Hindu-Budha dan Islam. Misalnya, makam terletak di tempat yang lebih tinggi dan dekat dengan
masjid. Contohnya, makam raja-raja Mataram yang terletak di bukit Imogiri dan makam para wali
yang berdekatan dengan masjid. Dalam agama Hindu-Budha makam dalam candi.

Bangunan Masjid. Bangunan masjid merupakan salah satu wujud budaya Islam yang berfungsi
sebagai tempat ibadah. Dalam sejarah Islam, masjid memiliki perkembangan yang beragam
sesuai dengan daerah tempat berkembangnya. Di Indonesia, masjid mempunyai bentuk khusus
yang merupakan perpaduan budaya Islam dengan budaya setempat. Perpaduan budaya pada
bangunan masjid terlihat pada;

Bentuk Bangunan. Bentuk masjid di Indonesia, terutama di pulau Jawa, bentuknya seperti
pendopo (balai atau ruang besar tempat rapat) dengan komposisi ruang yang berbentuk persegi
dan beratap tumpang. Cirri khusus bangunan masjid di Timur Tengah biasanya bagian atapnya
berbentuk kubah, tetapi di Jawa diganti dengan atap tumpang dengan jumlah susunan bertingkat
dua, tiga, dan lima.

Menara. Menara merupakan bangunan kelengkapan masjid yang dibangun menjulang tinggi dan
berfungsi sebagai tempat menyerukan azan, yaitu tanda datangnya waktu shalat. Di Jawa
terdapat bentuk menara yang dibuat seperti candi dengan susunan bata merah dan beratap
tumpang, seperti menara masjid Kudus (Jawa Tengah).
Letak Bangunan. Dalam ajaran Islam, letak bangunanmasjid tidak diatur secara khusus. Namun,
di Indonesia, penempatan masjid khususnya masjid agung, diatur sedemikian rupa sesuai dengan
komposisi mocopat (yaitu masjid ditempatkan di sebelah barat alun-alun), dan dekat dengan
istana (keraton) yang merupakan symbol tempat bersatunya rakyat dengan raja di bawah
pimpinan imam. Selain itu, adanya kentongan atau bedug yang dibunyikan di masjid Indonesia
sebagai pertanda masuknya waktu shalat. Hal itu juga menunjukkan adanya unsur Indonesia asli.
Bedug atau kentongan tidak ditemukan pada masjid di Timur Tengah.

Seni Rupa. Wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan islam pada seni rupa dapat dilihat
pada ukiran bangunan makam. Hiasan pada jirat (batu kubur) yang berupa susunan bingkai
meniru bingkai candi. Pada dinding rumah, makam dan gapura terdapat corak dan hiasan yang
mirip dengan corak dan hiasan yang terdapat pada Pura Ulu Watu dan Pura Sakenan Duwur di
Tuban (Jawa Timur). Salah satu cabang seni rupa yang berkembang pada awal penyebaran agama
Islam di Indonesia adalah seni kaligrafi. Kaligrafi tersebut biasanya digunakan untuk menghias
bangunan makam atau masjid.

Aksara. Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam dalam hal aksara diwujudkan dengan
berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis
dalam bahasa Melayu. Tulisan Arab Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u seperti lazimnya
tulisan Arab. Tulisan Arab Melayu disebut dengan istilah Arab gundul.

Seni Sastra. Kesusastraan pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar selat Malaka
(daerah Melayu) dan Jawa. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari
Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dn Cerita 1001 Malam. Di
samping itu, pengaruh budaya Hindu-Budha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia. Misalnya,
Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair Panji Semirang.

Cara penulisan karya sastra pada zaman Islam dilakukan dalam bentuk gancaran dan tembang. Di
Jawa, tembang merupakan suatu bentuk yang lazim, tetapi di daerah Melayu, tembang dan
gancaran ada semua. Cerita yang ditulis dalam bentuk gancaran disebut hikayat, sedangkan
cerita yang ditulis dalam bentuk tembang disebut syair. Di daerah Melayu, karya sastra itu ditulis
dengan menggunakan huruf Arab, sedangkan di Jawa, naskah itu ditulis dengan menggunakan
huruf Jawa dan Arab (terutama yang membahas soal keagamaan).
Sistem Pemerintahan. Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang
pemerintahan sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudyaan pra-Islam.
Sebelum masuknya agama Islam, di Indonesia telah berkembang sistem pemerintahan dalam
bentuk kerajaan. Raja mempunyai kekuasaan besar dan bersifat turun-temurun. Masuknya
pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintahan dalam penyebutan raja. Raja
tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan atau sunan (susuhunan),
panembahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja pun disesuaikan dengan nama Islam
(Arab).

Akulturasi dalam penyebutan nama raja di Jawa lebih kelihatan karena raja tetap memakai nama
Jawa dibelakang gelar sultan, sunan, atau panembahan, seperti Sultan Trenggono. Di samping
itu, juga muncul tradisi baru di Jawa, yaitu pemakaian gelar raja secara turun-temurun,
sedangkan untuk membedakan raja yang satu dengan yang lainnya ditentukan dengan
menambah angka urutan di belakang gelar, seperti Hamengkubuwono I, II, III, dan seterusnya.

Begitu pula, dengan sistem pengangkatan raja pada masa berdirinya kerajaan Islam di Nusantara
tetap tidak mengabaikan cara-cara pengangkatan raja pada masa sebelumnya. Di Kerajaan Aceh,
tata cara pengangkatan raja diatur dalam permufakatan hukum adat.

Catatan tambahan

Di Kerajaan Aceh, tata cara pengangkatan raja diatur dalam permufakatan hukum adat. Tata cara
pengangkatan raja di Kerajaan Aceh adalah raja berdiri di atas tabal (tabuh/beduk yang dipalu
pada ketika meresmikan penobatan raja, mengumumkan penobatan raja), kemudian disertai
ulama sambil membawa al-Quran berdiri di sebelah kanan dan perdana menteri memegang
pedang di sebelah kiri. Di Jawa, pengangkatan raja dilakukan oleh para wali. Raden Fatah menjadi
Sultan Demak dengan permufakatan para wali dan dilakukan di masjid Demak. Pengangkatan
Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang dan Penembahan Senopati dari Mataram juga tidak
terlepas dari peran Wali Sanga. Perbedaan tata cara pengangkatan raja di setiap daerah
menunjukkan bahwa tradisi lokal tetap digunakan.

Sistem Kalender. Wujud akulturasi budaya Indonesia dan Islam dalam sistem kalender dapat
dilihat dengan berkembagnnya sistem kalender Jawa atau Tarikh Jawa. Sistem kalender tersebut
diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1043 H atau 1643 M. Sebelum masuknya
budaya Islam, masyarakat Jawa telah menggunakan kalender Saka yang dimulai tahun 78 M.
Dalam kalender Jawa, nama bulan adalah Sura, Safar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal,
Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, Pasa, Syawal, Zulkaidah, dan Besar. Nama harinya adalah Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad yang dilengkapi hari pasaran, seperti Legi, Pahing,
Pon, Wege, dan Kliwon.

Filsafat. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha menjawab masalah-masalah yang tidak
terjawab oleh disiplin ilmu yang lain. Filsafat akan mencari suatu kebenaran yang hakiki. Dalam
mencari kebenaran, umat Islam menggunakan pendekatan tasawuf. Tasawuf adalah ilmu yang
mempelajari tentang orang-orang yang langsung mencari Tuhan karena terdorong oleh cinta dan
rindu terhadap Tuhan. Mereka meninggalkan masyarakat ramai dan kemewahan dunia serta
mendekatkan diri kepada Tuhan dengan seluruh jiwa dan raga mereka. Para pencari Tuhan itu
mengembara ke mana-mana. Mereka dinamakan sufi dan alirannya dinamakan tasawuf.
Bersamaan dengan perkembangan tasawuf, muncul tarekat di Indonesia, seperti tarekat
qadariyah. Tarekat adalah jalan atau cara yang ditempuh oleh kaum sufi untuk mendekatkan
dirinya kepada Allah.

Bentuk akulturasi ilmu tasawuf dengan budaya pra-Islam tampak dalam hal-hal sebagai berikut:

Aliran Kebatinan

Dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan, muncul usaha mencari Tuhan dari kalangan sufi.
Seperti ajaran manunggaling kawulo gusti yang diajarkan oleh Syeikh Siti Jenar. Ajaran Syeikh Siti
Jenar banyak dipengaruhi oleh unsur budaya pra-Islam. Akibatnya, ia dihukum oleh para wali,
karena dianggap menyesatkan.

Filsafat Jawa

Filsafat Jawa sangat erat sekali hubungannya dengan dunia pewayangan. Oleh karena itu, dalam
penyebaran Islam di pulau Jawa para walimenggunakan wayang sebagai medianya. Tokoh yang
terkenal adalah Sunan Kalijaga.

Perbandingan Konsep Kekuasaan di Kerajaan Hindu-Budha dengan Kerajaan yang bercorak Islam.
Dalam ajaran Hinduisme dan Budhisme terdapat suatu pandangan yang dikenal sebagai
kosmogoni (asal-usul alam semesta). Dalam konsepsi tersebut manusia mengaggap bahwa
antara dunia manusia dan jagat raya terdapat kesejajaran. Pandangan tersebut memengaruhi
alam pikiran manusia sehingga melahirkan konsepsi tentang hubungan antara manusia dan jagat
raya. Selanjutnya, hal Itu dihubungkan dengan kegiatan politik dan kekuasaan yang berwujud
dalam susunan pemerintahan. Hal itu terjadi juga pada kerajaan yang bercorak Hindu-Budha
yang menganggap raja dan kerajaannya (mikro kosmos) merupakan gambaran nyata dari jagat
raya (makro kosmos).

Menurut pandangan masyarakat pada zaman Hindu-Budha, raja dianggap sebagai orang tokoh
yang diidentikkan dengan dewa. Kekuasaan raja dianggap tidak terbatas. Ia tidak dapat diatur
dengan cara duniawi karena dalam dirinya terdapat kekuatan yang mencerminkan roh dewa yang
mengendalikan kehendak pribadinya. Negara dianggap sebagai citra kerajaan para dewa, baik
dalam aspek material maupun aspek spiritualnya. Raja dan para pegawainya memiliki kekuasaan
dan kekuatan yang sepadan dengan yang dimiliki oleh para dewa. Oleh sebab itu, apa yang
dilakukan raja tidak boleh dibantah oleh siapa pun.

Dalam konsep kekuasaan kerajaan yang bercorak Islam, mengkultuskan raja tidak berlaku karena
dalam ajaran agama Islam kedudukan antara manusia dengan Tuhan sangat berbeda. Tuhan
berada di atas segala-galanya. Ajaran Islam menempatkan raja dalam kedudukan yang tidak
semulia dan seagung pada zaman Hindu-Budha, tetapi sebagai khalifatullah, yaitu sebagai wakil
penguasa di dunia dan akan dimintai pertanggungjawabannya nanti. Manusia yang akan diangkat
sebagai khalifatullah akan mendapat tanda-tanda khusus dari Tuhan dalam bentuk perlambang
tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, seorang raja harus memiliki legitimasi (pengesahan) dari Tuhan.
Bentuk legitimasi itu oleh orang Jawa disebut wahyu atau cahaya nubuwat atau pulung.
Seseorang yang mendapat wahyu dari Tuhan berupa pulung keraton atau kekuatan suci, ia akan
menjadi penguasa tanah Jawa. Selain itu, seorang raja harus memiliki perlambang yang
mempunyai kekuatan magis.

Dalam kitab Babad Tanah Jawi, dikisahkan bahwa takhta Kerajaan Majapahit sebelum diserahkan
kepada Raden Patah harus terlebih dahulu diduduki (dilungguhi) oleh Sunan Giri selama empat
puluh hari sebagai syarat untuk menolak bala. Perlambang lainnya yang menunjukkan kekuatan
magis adalah alat gamelan berupa gong. Di Kerajaan Banjar, tanda yang berkekuatan magis
berupa payung, keris, umbul-umbul, mahkota dan gamelan. Di Ternate, benda yang dianggap
mempunyai kekuatan magis, antara lain mahkota kereta keranjang, paying, bendera, keris dan
pedang.
Penghapusan konsep dewa raja pada zaman islam tidak mengurangi tuntutan pokok, yaitu
kekuasaan raja yang menyeluruh dan mutlak atas seluruh rakyat. Sultan sebagai seorang raja
yang berkuasa atas rakyatnya dianggap dapat menghubungkan mereka dengan alam gaib. Hal itu
dapat dilihat dalam tradisi pemberian gelar pangeran (susuhunan, panembahan) kepada seorang
sultan atau raja. Karena raja menduduki posisi sentral, seluruh aparat pemerintahan merupakan
perpanjangan kekuasaan raja. Kekuatan apapun yang mungkin dimiliki oleh para pejabat diyakini
diperoleh dari raja.

Jadi, baik dalam kerajaan-kerajaan Hindu-Budha maupun Islam, konsepsi magis-religius


memainkan peran yang menentukan, tidak hanya dalam melegitimasi kekuasaan raja, tetai juga
dalam menjelaskan peranan orang yang memerintah dan yang diperintah serta hubungan antara
raja dan rakyatnya.

Rangkuman:

Perpadun antara tradisi lokal dengan kebudayaan Hindu-Budha terlihat pada sistem
kepercayaan, filsafat, pemerintahan, seni bangunan, seni rupa, seni sastra, dan sistem kalender.

Perpaduan antara tradisi lokal, Hindu-Budha, dan Islam terlihat pada seni bangunan seperti
makam dan masjid, seni rupa, aksara, seni sastra, sistem pemerintahan, sistem kalender, dan
filsafat seperti aliran kebatinan serta filsafat jawa.

Dalam hal kekuasaan raja, ajaran Hindu-Budha sangat mengagungkan kedudukan seorang raja,
sedangkan ajaran islam tidak. Karena dalam ajaran agama Islam, semua manusia di mata Tuhan
memiliki kedudukan yang sama atauyang membedakannya hanya karena taqwanya.

Sejarah VOC di Indonesia


Latar belakang dibentuknya

Keinginan Belanda untuk melakukan monopoli dibidang perdagangan dikawasan Nusantara,


ternyata tidak hanya merupakan keingan Belanda sendiri, tetapi juga negara lainnya, seperti
Inggris. Bahkan Inggris telah mendahului langkah VOC dengan membentuk sebuah perserikatan
dagang untuk kawasan Asia di tahun 1600 yang diberi nama EIC (East India Company), yang
mana telah menimbulkan kekawatiran dikalangan para pedagang Belanda sehingga persaingan
yang tadinya ada diantara mereka sendiri berubah menjadi kesepakatan untuk membentuk
sebuah badan dagang guna membendung EIC.

Untuk menghilangkan persaingan antar pedagang Belanda dan untuk mengahadapi persaingan
dagang dengan bangsa Eropa lainya, seorang anggota parlemen dari Belanda bernama Johan van
Oldebanevelt mengajukan usul mengenai penggabungan pedagang - pedagang Belanda menjadi
serikat dagang. Maka pada tanggal 20 Maret 1602, atas prakarsa Pangeran Maurits dan Olden
Barneveld didirikan kongsi perdagangan bernama Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC
(Perkumpulan Dagang India Timur). Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. Pada tahun 1602
VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang di kepalai oleh Francois Wittert.

Tujuan dibentuknya VOC

Adapun tujuan dari dibentunya VOC di Indonesia:

a. Menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda sehinggan
keuntungan maksimal dapat diperoleh.

b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa
lainya.

c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spayol yang masih
menduduki Bealnda.

Hak istimewa ( hak octroi ) VOC

Untuk menguasai perdagangan di Indonesia dan dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa ,
maka VOC diberikan hak-hak istimewa ( Hak Octroi ) dari pemerintah Belanda yang meliputi hal
berikut :

a. Hak monopoli perdagangan


b. Hak mencetak dan mengedarkan uang

c. Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai

d. Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja

e. Hak memiliki tentara sendiri

f. Hak mendirikan benteng

g. Hak menyatakan perang dan damai

h. Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa setempat.

i. Hak menjalankan kekuasaan kehakiman

Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini, menyebabkan VOC berkembang pesat, bahkan Portugis
mulai terdesak. Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubnur jendral VOC yang
pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Pada masa gubnur jendral J.P Coen menilai Jayakarta
lebih strategis, pada tahun 1611 berhasil direbutnya dan diuabh namanya menjadi Batavia. Kota
ini lalu dijadikan pusat kekuasaan VOC di Indonesia.

Politik Ekonomi VOC

Usaha VOC untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah melalui monopoli
perdagangan. Untuk itu VOC menerapakan beberapa aturan dalam melaksanakan monopoli
perdagangan antara lain :

Verplichhte Leverantie

Verplichhte Leverantie yaitu memaksa pribumi untuk menjual hasil bumi dengan harga yang
telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk menjual hasil bumi kepada
pedagang lain selain VOC. Hasil bumi tersebut diantaranya lada, kapas, kayu manis, gula, beras,
nila serta binatang ternak.

Contingenten

Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
Ektripasi

Ektripasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan
produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.

Pelayaran Hongi

Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu kora-kora untuk mengawasi
pelaksanaan perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya. Tujuan diadakannya pelayaran
Hongi adalah menghindari adanya penyelundupan dan pasar gelap yang menyalahi aturan
monopoli VOC. Tindakan VOC bagi yang melanggar ketentuan yang sudah disepakati VOC
diantaranya penyitaan barang dagangan, di masukkan ke penjara, dijual ke pasar budak sampai
yang terkejam yaitu di bunuh.

Preanger Stelsel

Sistem Priangan atau lebih dikenal dengan Preanger Stelsel yaitu penyerahan wajib pajak
kepada VOC atas hasil bumi masyrakat di wilayah Priangan pada periode 1677 - 1871 bukan
berupa uang melainkan hasil bumi yang setara dengan uang pajak tersebut. Selain penyerahan
wajib berupa hasil bumi, VOC juga memaksa pribumi menjadi budak apabila pribumi tersebut
tidak mempunyai lahan. Pribumi tersebut dipekerjakan untuk menanam tanaman sesuai yang
diinginkan VOC dengan sistem kerja rodi / kerja paksa tanpa adanya upah dari VOC.

Dampak positif dari politik ekonomi VOC bagi Indonesia adalah rempah - rempah Indonesia
menjadi komoditi yang sangat laku di Eropa sedangkan dampak negatif dari politik ekonomi ini
adalah terjadi penindasan pada kaum pribumi dalam upaya monopoli VOC dalam perdagangan
rempah - rempah. Dampak positif bagi pihak VOC adalah keuntunga sebesar besarnya untuk
mengisi kas negeri Belanda. Namun keuntungan ini tidak diimbangi dengan moral pejabat
petinggi VOC, terjadi korupsi di berbagai tingkatan pejabat VOC. Meskipun pendapatannya besar
tetapi akibat dari korupsi - korupsi yang dilakukan pejabat VOC juga turut mengurangi kas
pemasukan untuk Belanda. Hutang - hutangpun dilakukan negeri Belanda dan pada akhirnya
pada 31 Desember 1799 VOC dibubarkan untuk selanjutnya digantikan oleh Belanda. Hutang -
hutang VOC pada periode sebelumnya kemudian berpindah tangn ke Belanda mengakibatkan kas
belanda berkurang dan bahkan kosong.

Sistem Birokrasi VOC

Untuk memerintah wilayah-wilayah di Indonesia, VOC mengangkat seorang gubernur jendral


yang dibantu oleh empat orang anggota yang disebut Raad van Indie (dewan India). Dibawah
gubernur jendral ada gubernur yang memimpin suatu daerah, serta dibawah gubernur ada
residen yang dibantu oleh asisten residen. Beberapa gubernur jendral VOC yang duianggap
berhasil mengembangkan usaha dagang dan kolonisasi di Indonesia:

a) Jaan Pieterszoon Coen ( 1619-1629 )

b) Antonio van Diemen ( 1636-1645 )

c) Joan Maetsycker ( 1653-1678 )

d) Cornelis Speelman ( 1681-1684 )

Dalam melaksanakan sistem pemerintahan VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak


langsung dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang di Indonesia.

Perlawanan kerajaan-kerajaan Islam terhadap VOC

Perlawanan Mataram terhadap VOC (1628-1629)

Sultan Agung (1613-1645) adalah raja terbesar Mataram yang bercita-cita: (1) mempersatukan
seluruh Jawa di bawah Mataram, dan (2) mengusir Kompeni (VOC) dari Pulau Jawa. Untuk
merealisir cita-citanya, ia bermaksud membendung usaha-usaha Kompeni menjalankan
penetrasi politik dan monopoli perdagangan.

Pada tanggal 18 Agustus 1618, kantor dagang VOC di Jepara diserbu oleh Mataram. Serbuan ini
merupakan reaksi pertama yang dilakukan oleh Mataram terhadap VOC. Pihak VOC kemudian
melakukan balasan dengan menghantam pertahanan Mataram yang ada di Jepara. Sejak itu,
sering terjadi perlawanan antara keduanya, bahkan Sultan Agung berketetapan untuk mengusir
Kompeni dari Batavia.

Serangan besar-besaran terhadap Batavia, dilancarkan dua kali. Serangan pertama, pada bulan
Agustus 1628 dan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang I di bawah pimpinan Baurekso
dan Dipati Ukur, sedangkan gelombang II di bawah pimpinan Suro Agul-Agul, Manduroredjo, dan
Uposonto. Batavia dikepung dari darat dan laut selama tiga bulan, tetapi tidak menyerah. Bahkan
sebaliknya, tentara Mataram akhirnya terpukul mundur. Perlawanan pertama mengalami
kegagalan disebabkan :

a. Kondisi pasukan Mataram yang kelelahan

b. Terserang penyakit

Perlawanan rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia dilaksanakan tahun 1629. Sultan
Agung menyerang Batavia untuk kedua kalinya yang dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati
Purbaya. Pasukan Mataram berusaha membendung sungai Citarum yang melewati kota Batavia.
Pembendungan itu pun bermaksud agar VOC di Batavia kekurangan air dan mudah kelelahan.
Strategi ini ternyata cukup efektif, terbukti bangsa Belanda kekurangan air dan terjangkit wabah
penyakit malaria dan kolera yang sangat membahayakan jiwa manusia.

Perlawanan pasukan Mataram yang kedua terpaksa mengalami kegagalan lagi karena :

a. Kalah persenjataan.

b. Kekurangan persediaan makanan, karena lumbung-lumbung persediaan makanan yang


dipersiapkan di Tegal, Cirebon, dan Kerawang telah dimusnahkan oleh Kompeni.

c. Jarak Mataram - Batavia terlalu jauh.

d. Datanglah musim penghujan, sehingga taktik Sultan Agung untuk membendung sungai
Ciliwung gagal.

e. Terjangkitnya wabah penyakit yang menyerang prajurit Mataram.

Perlawanan Banten terhadap VOC (1651-1682)

Pertentangan antara banten dengan VOC diawali Pada tahun 1619 J.P Coen berhasil merebut
Jayakarta. VOC yang berpusat di Batavia ingin menguasai Selat Sunda, karena Selat Sunda
merupaka daerah perdagangan Banten yang sangat penting, langkah Belanda ditentang terus
oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Perlawanan Banten meningkat setelah Sultan Ageng Tirtayasa naik
tahta pada tahun 1651.

Untuk melemahkan kerajaan banten VOC melakukan politik "devide et impera". Pada tahun 1671
Sultan Ageng Tirtoyoso mengangkat putra mahkota (dikenal dengan sebutan Sultan Haji karena
pernah naik haji) sebagai pembantu yang mengurusi urusan dalam negeri, sedangkan urusan
luar negeri dipercayakan kepada Pangeran Purboyo ( adik Sultan Haji). Atas hasutan VOC, Sultan
Haji mencurigai ayahnya dan menyatakan bahwa ayahnya ingin mengangkat Pangeran Purboyo
sebagai raja Banten. Pada tahun 1680, Sultan Haji berusaha merebut kekuasaan, sehingga
terjadilah perang terbuka antara Sultan Haji yang dibantu VOC melawan Sultan Ageng Tirtoyoso
(ayahnya) yang dibantu Pangeran Purboyo. Sultan Ageng Tirtoyoso dan Pangeran Purboyo
terdesak ke luar kota, dan akhirnya Sultan Ageng Tirtoyoso berhasil di tawan oleh VOC;
sedangkan Pangeran Purboyo mengundurkan diri ke daerah Priangan. Pada tahun 1682 Sultan
Haji dipaksa oleh VOC untuk menandatangani suatu perjanjian yang isinya :

a. VOC mendapat hak monopoli dagang di Banten dan daerah pengaruhnya.

b. Banten dilarang berdagang di Maluku.

c. Banten melepaskan haknya atas Cirebon.

d. Sungai Cisadane menjadi batas wilayah Banten dengan VOC.

Perlawanan Makasar terhadap VOC (1666-1667)

Pada abad ke-17 di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil seperti Gowa, Tello,
Sopeng, dan Bone. Di antara kerajaan tersebut yang muncul menjadi kerajaan yang paling kuat
ialah Gowa, yang lebih dikenal dengan nama Makasar yang mencapai puncak kejayaannya pada
masa pemerintahan Sultan Hasanudin antara tahun 1654 - 1669.

Kerajaan Makasar menjadi pesaing berat bagi kompeni VOC pelayaran dan perdagangan di
wilayah Indonesia Timur. Persaingan dagang tersebut terasa semakin berat untuk VOC sehingga
VOC berpura-pura ingin membangun hubungan baik dan saling menguntungkan. Upaya VOC
yang sepertinya terlihat baik ini disambut baik oleh Raja Gowa dan kemudian VOC diizinkan
berdagang secara bebas. Setelah mendapatkan kesempatan berdagang dan mendapatkan
pengaruh di Makasar, VOC mulai menunjukkan perilaku dan niat utamanya, yaitu mulai
mengajukan tuntutan kepada Sultan Hasanuddin.

Tuntutan VOC terhadap Makasar ditentang oleh Sultan Hasanudin dalam bentuk perlawanan dan
penolakan semua bentuk isi tuntutan yang diajukan oleh VOC. Oleh karena itu, kompeni selalu
berusaha mencari jalan untuk menghancurkan Makassar sehingga terjadilah beberapa kali
pertempuran antara rakyat Makassar melawan VOC.
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654.
Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi
pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makasar. Dua kali upaya VOC tersebut
mengalami kegagalan karena pelaut Makasar memberikan perlawanan sengit terhadap kompeni.
Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 - 1667 dalam bentuk perang besar. Ketika VOC menyerbu
Makasar, pasukan kompeni dibantu oleh pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten
Yonker dari Ambon. Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang
pelabuhan Makasar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil
mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta
melakukan penyerbuan ke Makasar.

Peperangan berlangsung seru dan cukup lama, tetapi pada saat itu Kota Makassar masih dapat
dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Pada akhir kesempatan itu, Sultan Hasanudin terdesak
dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667.

Perlawanan rakyat Makasar akhirnya mengalami kegagalan. Salah satu faktor penyebab
kegagalan rakyat Makasar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan
Hasanudin dengan Aru Palaka. Perlawanan rakyat Makasar selanjutnya dilakukan dalam bentuk
lain, seperti membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap
VOC.

Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November


1667, yang isinya :

Wilayah Makasar terbatas pada Goa, wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka.

Kapal Makasar dilarang berlayar tanpa izin VOC.

Makasar tertutup untuk semua bangsa, kecuali VOC dengan hak monopolinya.

Semua benteng harus dihancurkan, kecuali satu benteng Ujung Pandang yang kemudian
diganti dengan nama Benteng Roterrdam.

Makasar harus mengganti kerugian perang sebesar 250.000 ringgit.


Perlawanan Rakyat Maluku (1817)

Perlawanan yang dilakukan oleh Thomas Matulesi (Pattimura) terjadi di Saparua, yaitu sebuah
kota kecil di dekat pulau Ambon. Adapun Sebab-sebab terjadinya perlawanan ini adalah :

a. Rakyat Maluku menolak kehadiran Belanda karena pengalaman mereka yang menderita
dibawah VOC

b. Pemerintah Belanda menindas rakyat Maluku dengan diberlakukannya kembali penyerahan


wajib dan kerja wajib

c. Dikuasainya benteng Duursteide oleh pasukan Belanda

Akibat penderitaan yang panjang rakyat menetang Belanda dibawah pimpinan Thomas Matulesi
atau Pattimura. Tanggal 15 Mei 1817 rakyat Maluku mulai bergerak dengan membakar perahu-
perahu milik Belanda di pelabuhan Porto. Selanjutnya rakyat menyerang penjara Duurstede.
Residen Van den Berg tewas tertembak dan benteng berhasil dikuasai oleh rakyat Maluku.

Pada bulan Oktober 1817 pasukan Belanda dikerahkan secara besar-besaran, Belanda berhasil
menangkap Pattimura dan kawan-kawan dan pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dijatuhi
hukuman mati ditiang gantungan, dan berakhir perlawanan rakyat Maluku.

Kemunduran VOC

Pemerintah Belanda di Eropa terjadi perubahan yang diakibatkan adanya Revolusi Perancis (1789
- 1799) dan membuat Republik Btaaf pada tahun 1795. Hutang VOC pada saat itu mencapai
136,7 juta gulden dan tak lagi tertolong. Pemerintah Belanda akhirnya memutuskan untuk
membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember 1799. Semua hutang-hutang dan kekayaan VOC
diambil alih oleh pemerintah Belanda. Runtuhnya disebabkan oleh hal-hal berikut :

a. Banyak pegawai VOC yang korupsi

b. VOC terjerat banyak hutang


c. Pengeluaran VOC yang semakin besar akibat intervensi politik

d. Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa

e. Penggunaan tentara sewaan yang membebani kas VOC

f. Menejemen yang jelek

g. Mutu pegawai yang merosot

h. Sistem monopoli yang sudah tidak sesuai lagi

sumber : tirto.id

VOC kemudian diambil alih oleh Belanda (repubik Bataaf / Bataafche Republiek). Pada awal
pemerintahannya, Belanda menghadapi permasalahan yang kacau balau akibat dari sistem VOC
yang kurang baik. Selain adanya perang yang berkepanjangan di Eropa, Belanda juga
ketergantungan terhadap pemasukan berupa impor perak dari VOC yang pada saat itu terhambat
oleh blokade yang dilakukan Inggris di Eropa.

Pada perkembangannya, hegemoni perebutan wilayah serta akibat pergolakan politik di Eropa
berupa perluasan Revolusi Perancis oleh Napoleon Bonaparte menyebabkan Belanda jatuh ke
tangan Prancis. Hal ini menyebabkan tanah jajahan Belanda diambil alih oleh Prancis.

Anda mungkin juga menyukai