Anda di halaman 1dari 15

KLIPING SENI BUDAYA

MEMPELAJARI MENELADANI KEHIDUPAN DAN AJARAN WALISONGO

Di Susun Oleh :

1.Abdul Khalim
2.Abdur Rohman
3.Lam Alif Muhammad Nashuha
4.Muhammad abdul karim
5.Masrur
6.Syaidi mukhtar ali

NAMA KELOMPOK: OJO SAKAREPE DEWE

Guru Pembimbing : Abdul Rosid


Pelajaran : Seni Budaya

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) RIYADUL ULUM


DESA SUKOHARJO KECAMATAN ABUNG SURAKARTA
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
WALISONGO : Biografi, Nama Asli,
Kisah, Sejarah, Letak Makam

Walisongo – Walisongo di kenal sebagai penyebar agama Islam terbesar di Pulau Jawa pada abad ke-14.
Para walisongo tinggal di tiga wilayah penting pantai utara pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Tuban-
Lamongan yang berada di provinsi Jawa Timur, sedangkan Demak, Kudus, dan Muria berada di provinsi
Jawa Tengah, dan Cirebon berada di provinsi Jawa Barat.
Para wali songo ini berdakwah di setiap bagian Nusantara negeri ini dengan mengajak masyarakat untuk
masuk dalam agama Islam tanpa adanya sebuah paksaan sama sekali. Dalam setiap berdakwah setiap
Sunan (Julukan walisongo) memiliki wilayahnya masing-masing,dan selain itu juga terdapat beberapa
peninggalan yang menjadi bukti terhadap perannya dalam tersebarnya agama Islam di Negeri ini.

DAFTAR ISI
 Wali Songo dan Peranannya Menyebarkan Agama Islam di Tanah Jawa
 1. Sunan Gresik – Walisongo
 2. Sunan Ampel – Walisongo
 3. Sunan Bonang – Walisongo
 4. Sunan Derajat – Walisongo
 5. Sunan Kudus – Walisongo
 6. Sunan Giri – Walisongo
 7. Sunan Kalijaga – Walisongo
 8. Sunan Muria – Walisongo
 9. Sunan Gunung Jati – Walisongo
 Arti Nama Wali Songo
 Karomah dan Kesaktian Salah Satu Wali Songo
 Pengaruh Wali Songo dalam Budaya Nusantara
 Peran Walisongo Dalam Menyebarluaskan Ajaran Agama Islam
 Makam Walisongo di Tanah Jawa
Study banding di pondok posantren nurul huda ploso dan wisata religi candi Borobudur
Raden panjalu dan sultan hasanudin
WALI SONGO DAN PERANANNYA MENYEBARKAN
AGAMA ISLAM DI TANAH JAWA

Walisongo

Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia
khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan
Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka
tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.
Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan
dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka
sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan
masyarakat.
Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia,
khususnya di pulau Jawa :

1. SUNAN GRESIK – WALISONGO

Walisongo
Maulana Malik Ibrahim di lahirkan di Campa (Kamboja), ayahnya bernama Barakat Zainul Alam yaitu
seorang ulama besar di  Maghrib.  Maulan Malik Ibrahim ini di sebut sebagai Sunan Gresik atau Syakh
Maghribi atau Makhdum Ibrahim al-Samarqandi, dan orang jawa biasa menyebutnya sebagai
Asmaraqandi.
Maulana Malik Ibrahim merupakan orang pertama yang menyebar luaskan agama Islam di tanah Jawa,
dan merupakan wali senior di antara para walisongo yang lainnya. Dengan di temani oleh beberapa
sahabatnya beliau datang pertama kali di Desa Sembolo yang sekarang adalah Desa Laren kecamatan
Manyar, 9 kilometer dari arah utara kota Gresik.
Sebelum masuk ke tanah Jawa, Maulana Malik Ibrahim bermukim di Champa (Dalam legenda disebut
sebagai negeri Chermain atau Cermin) selama 13 tahun. Beliau menikahi putri raja yang memberinya dua
putra, yaitu Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Rasyid Ali Murtadha (Raden Santri). Setelah dirasa cukup
berdakwah di negeri tersebut beliau hijrah di pulau Jawa yaitu di Gresik.
Setelah mendarat di kota Gresik, beliau memilih tempat  di sebuah Desa bernama Laren. Di desa itulah
tepatnya pada tahun 801 H/ 1329 M beliau menjalankan misi dakwah ajaran agama Islam. Selain itu,
beliau juga membuka toko di Desa Romo (3 km sebelah barat kota Gresik). Dengan memperkenalkan
barang-barang bawaanya.
Islamisasi Jawa, aktivitas pertama yang di lakukan oleh Maulan Malik Ibrahim adalah berdagang dengan
membuka warung yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus
beliau menawarkan diri sebagai tabib untuk mengobati masyarakat secara gratis. Maulan Malik Ibarahim
saat itu juga mengajarkan tentang bercocok tanam.
Beliau merangkul masyarakat bawah yang di sisihkan oleh komunitas Hindu. Pendekatan yang di lakukan
adalah dengan pergaulan dan berdagang. Dengan adanya budi bahasa yang ramah senantiasa di
perlihatkannya dalam pergaulan sehari-hari, beliau tidak menantang kepercayaan penduduk asli,
melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan agama Islam.
Berkat keramah tamahannya banyak masyarakat yang tertarik untuk masuk dalam agama Islam. Setelah
cukup mapan Maulana Malik Ibrahim melakukan kunjungan ke Ibu kota Majapahit di Trowulan,
meskipun raja tidak masuk Islam, namun raja menerimanya dengan baik, bahkan memberikan sebidang
tanah di pinggiran kota Gresik yang sekarang di sebut sebagai Gapura.
Sunan gresik terkenal sebagai wali pertama yang mengajarkan dakwah serta mengajarkan bagaimana
bercocok tanam kepada masyarakat di sekitar pulau jawa. Menarik garis keturunan kepada Nabi
muhammad berikut garis nasab atau keturunan sunan gresik:

1. As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin


2. As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin
3. As-Sayyid Husain Jamaluddin bin
4. As-Sayyid Ahmad Jalaluddin bin
5. As-Sayyid Abdullah bin
6. As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan
7. bin As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin
8. As-Sayyid Ali Khali’ Qasam bin
9. As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Muhammad bin
10. As-Sayyid Alwi bin
11. As-Sayyid Ubaidillah bin
12. Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin
13. Al-Imam Isa bin
14. Al-Imam Muhammad bin
15. Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin
16. Al-Imam Ja’far Shadiq bin
17. Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin
18. Al-Imam Ali Zainal Abidin bin
19. Al-Imam Al-Husain bin
20. Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin
21. Abi Thalib, binti
22. Nabi Muhammad Saw
2. SUNAN AMPEL – WALISONGO

Walisongo

Nama asli dari sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Pada umumnya sunan Ampel di anggap sebagai wali
sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya berada di Ampel Denta Surabaya, juga merupakan salah
satu penyebaran ajaran agama Islam tertua di Jawa. Beliau menikah dengan Dewi Condrowati yang
bergelar Nyai Ageng Manila.
Dewi Condrowati ini merupakan putri dari adipati Tuban yaitu Arya Teja, selain itu beliau juga menikah
dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning. Dari pernikahannya dengan Dewi Condrowati berputra-
putri Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Siti Syari’ah, Raden Qasim (Sunan Derajat), Sunan
Sedayu, Siti Mutma’innah, dan Siti Hafsah.
Sedangkan pernikahannya dengan Dewi Karimah berputra-putri Dewi Murtasiyah yang juga merupakan
istri dari Sunan Giri, Dewi Murtasimah (Dewi Asyiqah) yang juga merupakan istri dari Raden Fatah,
Raden Husamuddin (Sunan Lamongan), Raden Zaenal Abidin (Sunan Demak), Pangeran Tumapel dan
Raden Faqih (Sunan Ampel 2).
Sunan Ampel datang ke pulau Jawa pada tahun 1443,  untuk menemui bibinya Dwarawati, ia merupakan
seorang putri Champa yang menikah dengan raja Majapahit yang bernama Prabu Kertawijaya. Dakwah
sunan Ampel yang di kenalkan kepada masyarakatnya di kenal dengan sebutan Moh Limo.
Moh Limo yang di maksud adalah Moh Mabok (tidak mau minum minuman keras), Moh Main (tidak mau
judi, togel, taruhan), Moh Madon (tidak mau zina, lesbian, homo), Moh Madat (tidak mau mencuri), Moh
Maling (tidak mau mencuri, korupsi, dan lain sebagainya). Dakwah Sunan Ampel ini bertujuan untuk
memperbaiki kerusakan akhlaq di tengah masyarakat saat itu.
Pada tahun 1479 M, Sunan Ampel mendirikan masjid Agung Demak, dan yang menjadi penerus untuk
melanjutkan dakwahnya di kota Demak adalah Raden Zaenal Abidin yang di kenal sebagai sunan Demak,
Raden Zaenal Abidin merupakan putra sunan Ampel
Sunan ampel adalah tokoh wali yang di kenal sebagai wali sesepuh di antar wali. Dalam perannya
mendirikan pondok pesantren dan berdakwah agama islam, pesantren yang telah di dirikan yaitu
Pesantraen Ampel Denta, yang berlokasi di kota surabaya. Secara nasab sunan ampel dapat di lihat
melalui garis nasab sebagai berikut:

1. Sunan Ampel bin


2. Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin
3. Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin
4. Sayyid Ahmad Jalaluddin bin
5. Sayyid Abdullah bin
6. Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin
7. Sayyid Alwi Ammil Faqih bin
8. Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin
9. Sayyid Ali Khali’ Qasam bin
10. Sayyid Alwi bin
11. Sayyid Muhammad bin
12. Sayyid Alwi bin
13. Sayyid Ubaidillah bin
14. Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin
15. Sayyid Isa bin
16. Sayyid Muhammad bin
17. Sayyid Ali Al-Uraidhi bin
18. Imam Ja’far Shadiq bin
19. Imam Muhammad Al-Baqir bin
20. Imam Ali Zainal Abidin bin
21. Imam Al-Husain bin
22. Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti
23. Nabi Muhammad Saw

3. SUNAN BONANG – WALISONGO

Walisongo
Sunan Bonang di lahirkan pada tahun 1465 dengan nama asli yaitu Raden Maulana Makhdum Ibrahim,
beliau putra sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Bonang merupakan sebuah nama Desa di
kabupaten Rembang.  Nama sunan Bonang ada yang menyebutnya dari  Bong Ang yang sesuai dengan
marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel.
Setelah selesai menimba ilmu, beliau kembali lagi ke Tuban  dan kemudian mendirikan pesantren di tanah
kelahiran ibunya tersebut. Saat itu masyarakat Tuban sangat menyukai hiburan, oleh karena itu cara
berdakwah sunan Bonang salah satunya adalah dengan membuat alat musik tradisional yaitu gamelan
untuk menarik hati masyarakat agar tertarik untuk belajar agama Islam.
Selain menjadikan pesantren di Tuban sebagai basis wilayah dakwah, beliau juga menyebarkan Islam
dengan cara berkeliling. Sunan Bonang selain menyebarkan ajaran agama Islam dengan gamelan, beliau
juga menggunakan cara dakwah dengan adanya karya sastra yang berupa carangan paweyangan dan suluk
serta tembang tamsil.
Sunan Bonang berdakwah dengan menggunakan kesenian alat musik tradisional adalah untuk menarik
hati dan simpatik masyarakat. Menurut beliau cara berdakwah dengan alat musik tradisional merupakan
cara yang tepat, sehingga beliau juga mempelajari kesenian Jawa salah satunya adalah Bonang (alat musik
yang di pukul menimbulkan suara merdu).
Setiap kali sunan Bonang membunyikan alat musik tersebut banyak masyarakat berdatangan untuk
mendengar dan menyaksikan, setelah masyarakat tertarik hati dan simpati kemudian beliau menyisipkan
ajaran agama Islam kepada masyarakat.
Dengan keahlian seni dan sastranya, sunan Bonang mengajarkan dan menyebar luaskan ajaran Islam
dengan lantunan tembang-tembang yang mengandung nilai-nilai ke Islaman, sehingga tanpa terasa
penduduk sudah mempelajari ajaran Islam dengan senang hati dan tanpa paksaan. Salah satu tembang
dari  sunan Bonang  yang fenomenal adalah tembang “Tombo Ati”.
4. SUNAN DERAJAT – WALISONGO

Walisongo

Sunan Derajat mempunyai nama kecil syarifuddin atau Raden Qasim yang juga merupakan putra bungsu
sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, dan beliau juga merupakan saudara dari sunan Bonang. Sunan
Derajat di kenal dengan kecerdasannya, beliau menyebar luaskan ajaran agama Islam di Desa Paciran
Lamongan.
Dakwah yang di lakukan oleh Sunan Derajat pada mulanya di lakukan atas perintah ayahnya, yaitu
berdakwah di pesisir pantai Gresik, hingga akhirnya beliau menetap di Lamongan. Untuk menempati
tempat tersebut Raden Qasim di antar sunan Bonang dengan tujuan meminta izin sultan Demak untuk
menempati wilayah tersebut.
Sultan Demak tidak hanya mengizinkannya untuk tinggal namun memberikan tanahnya pada tahun 1486
H. Sunan Derajat di kenal sebagai penyebar agama Islam yang memiliki jiwa sosial tinggi dan sangat
memperhatikan nasib kaum fakir miskin, selain itu beliau mengutamakan pada kesejahteraan sosial
masyarakat.
Setelah memberikan perhatian penuh, barulah kemudian beliau memberikan pemahaman ajaran agama
Islam yang berkaitan tentang adanya empati dan etos kerja yang berupa kedermawanan, pengentasan
kemiskinan, usaha menciptakan kemakmuran, solidaritas serta gotong royong.  Cara dakwah yang beliau
lakukan banyak menggunakan ajaran luhur dan tradisional lokal.

5. SUNAN KUDUS – WALISONGO

Walisongo
Sunan Kudus sejatinya bukanlah merupakan penduduk asli Kudus, beliau berasal dan lahir dari Quds
negeri palestina, yang kemudian bersama kakek dan ayahnya untuk hijrah ke tanah Jawa. Dalam cerita
lain sunan Kudus merupakan pendatang dari daerah Jipang Panolan yang merupakan daerah di sebelah
utara Blora.
Sunan Kudus juga merupakan senopati hebat dari kerjaan Demak, ketika beliau menjabat sebagai senopati
kerajaan Majapahit di taklukannya. Kesuksesan mengalahkan majapahit membuat posisi Ja’far Shadiq
semakin kuat, namun kemudian ia meninggalkan Demak karena ingin hidup merdeka dan mendedikasikan
seluruh hidupnya untuk menyebar luaskan agama Islam.
Dalam menyebarkan ajaran agama Islam sunan Kudus memang banyak berguru dan belajar ilmu agama
kepada sunan Kalijaga, sehingga metode dakwah sunan Kudus tidak jauh beda dengan sunan Kali Jaga,
yang menekankan pada budaya kearifan lokal  dengan mengapresiasi budaya masyarakat setempat.
Sosok sunan Kudus di kenal karena telah memberikan pondasi pengajaran keagamaan dan kebudayaan
yang toleran. Beberapa nilai toleransi yang di perlihatkan sunan Kudus kepada masyarakatnya adalah
tidak boleh menyembelih sapi kepada para pengikutnya, karena saat itu sapi di anggap sebagai hewan
suci. Sehingga, ajaran agama Islam dari sunan Kudus ini menekankan pada toleransi beragama.
Sunan Kudus merupakan keturunan atau anak dari putra Sunan Ngudung atau yang sering kita kenal
dengan Raden Usman Haji, dengan pasangannya yaitu  Syarifah Ruhil atau di kenal dengan nama Dewi
Ruhil yang mempunyai gelar nama Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel.

Secara nasab keturunan, sunan kudus di dapat dilihat seperti ini:

1. Sunan Kudus bin


2. Sunan Ngudung bin
3. Fadhal Ali Murtadha bin
4. Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin
5. Jamaluddin Al-Husain bin
6. Ahmad Jalaluddin bin

7. Abdillah bin
8. Abdul Malik Azmatkhan bin
9. Alwi Ammil Faqih bin
10. Muhammad Shahib Mirbath bin
11. Ali Khali’ Qasam bin
12. Alwi bin
13. Muhammad bin
14. Alwi bin
15. Ubaidillah bin
16. Ahmad Al-Muhajir bin
17. Isa bin Muhammad bin
18. Ali Al-Uraidhi bin
19. Ja’far Shadiq bin
20. Muhammad Al-Baqir bin
21. Ali Zainal Abidin bin
22. Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra
23. binti Nabi Muhammad Rasulullah.

Dimasanya Sunan Kudus berperan penting dalam dalam pemerintahan kerajaan Kesultanan Demak, beliau
berperan sebagai panglima dan juga pemimpin perang, sekaligus menjadi penasihat Sultan Demak,
Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Target dakwah yang beliau lakukan yaitu kepada kalangan
kaum penguasa dan priyayi Jawa. Beberapa murid dakwahna yaitu Sunan Prawoto penguasa Demak, dan
Arya Penangsang adipati Jipang Panolan.
6. SUNAN GIRI – WALISONGO

Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu yaitu putri dari Menak Sembuyu
penguasa wilayah Balambangan pada masa akhir kerajaan Majaphit. Namun, sayang kelahirannya di
anggap sebagai sebuah kutukan oleh ayahnya Dewi Sekardadu, sehingga, ia di paksa oleh ayahnya untuk
membuang anaknya dengan menghanyutkannya ke laut.
Setelah Cukup Dewasa, Joko Samudra di bawa ibu angkatnya ke Ampel Denta untuk belajar agama
kepada Sunan Ampel. Tak selang beberapa lama mengajarnya sunan Ampel mengetahui Identitas dari
Sunan Giri tersebut, dan kemudian Sunan Ampel mengirimkan sunan Giri bersama juga dengan sunan
Bonang untuk mendalami agama Islam di wilayah Pasai.
Cara Dakwah yang di lakukan oleh Sunan Giri adalah dengan menciptakan unsur lagu dan permainan
dengan memasukkan beberapa unsur-unsur agamis, hal ini beliau lakukan untuk mendekatkan ajaran
agama Islam khususnya untuk anak-anak.
Sunan Giri menciptakan tembang dolanan yang di kenal dengan jelungan bukanlah sekadar nyanyian dan
tertawa belaka, namun dari semua itu terdapat pelajaran yang luar biasa terkait dengan ketauhidan.

7. SUNAN KALIJAGA – WALISONGO

Walisongo
Raden Said merupakan seseorang yang peduli dan dekat terhadap rakyat jelata, hal ini dibuktikan ketika
beliau membela rakyat jelata di masa sulit. Saat itu pemerintah sangat membutuhkan dana besar untuk
mengatasi roda pemerintahan, sehingga rakyat jelata mau tidak mau harus membayar pajak yang tinggi
untuk hal tersebut.
Saat itulah, sunan Kalijaga berpikir harus membantu rakyat jelata. Namun, tanpa berpikir panjang Raden
Said melakukan perbuatan tidak terpuji demi menolong rakyat jelata. Beliau mencuri hasil bumi yang
tersimpan di gudang ayahnya. Hasil bumi tersebut merupakan hasil upeti rakyat jelata yang akan di
setorkan kepada pemerintahan pusat.
8. SUNAN MURIA – WALISONGO

Walisongo
Nama Sunan Muria di ambil dari tempat tinggal terakhirnya yaitu di lereng Gunung Muria, yakni 18
kilometer ke utara kota Kudus. Sunan Muria mempunyai peran penting dalam menyebarkan ajaran agama
Islam di sekitar Gunung Muria. Dalam menyebarkan agama Islam beliau meniru cara ayahnya, yaitu
menyebarkan ajaran agama dengan halus.
Namun, berbeda dengan ayahnya, dalam menyebarkan dakwahnya Raden Umar Sahid (Sunan Muria)
lebih senang berdakwah di daerah terpencil dan jauh dari pusat kota. Tempat tinggal beliau berada di
puncak Gunung Muria yang bernama Colo, di tempat tersebut beliau berinteraksi dengan rakyat jelata,
dan mengajarkan cara bercocok tanam, berdagang serta melaut.
Sunan Muria dalam menyebarkan agama Islam  tetap  mempertahankan kesenian gamelan serta wayang
sebagai alat dakwah. Beliau menciptakan beberapa tembang untuk mengamalkan ajaran Islam. Dengan
cara inilah sunan Muria di kenal sebagai sunan yang suka berdakwah topo ngeli. Sunan Muria juga di
kenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai macam masalah.
Dengan gayanya yang moderat dalam berdakwah ini mengikuti jejak ayahnya menyelusup lewat berbagi
tradisi kebudayaan Jawa. Seperti halnya adanya adat kenduri pada hari tertentu setelah kematian yang
kemudian di ganti dengan nelung dino sampai nyewu yang tak di haramkannya,  Tradisi membakar
menyan atau sesaji di ganti dengan berdo’a dan bersholawat.

9. SUNAN GUNUNG JATI – WALISONGO

Walisongo
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Di usianya yang menginjak 20 tahun sunan
Gunung Jati telah di tinggal oleh ayahnya. Setelah di tinggal ayahnya beliau di daulat untuk menjadi Raja
Mesir untuk menggantikan ayahnya, namun beliau menolaknya dan memilih untuk menyebarkan ajaran
agama Islam ke tanah Jawa bersama ibunya.
Sebelum Sunan Gunung Jati dan ibunya Syaifah Muda’imah datang ke Jawa Barat tahun 1475 Masehi,
mereka terlebih dahulu singgah di Gujarat dan Pasai, guna untuk memperdalam ilmu agamanya.
Kedatangannya sambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana beserta keluarganya.
Dalam menyebarkan Islam, Sunan Gunung Jati tidak sendiri, beliau di bantu oleh para wali lainnya.
mereka biasanya bermusyawarah di masjid Demak. Karena pergaulannya dengan para wali dan sultan
Demak, menjadikan sunan Gunung Jati mendirikan Kesultanan Pakungwati, yang kemudian ia
memprokamirkan dirinya sebagai raja dan mendapat gelar sultan.
Dengan adanya kesultanan, Cirebon tidak lagi mengirimkan upeti kepada pajajaran. Kesultanan
pakungwati semakin besar dengan bergabungnya perwira dan prajurit pilihan, terlebih lagi adanya
perluasan pelabuhan Muara Jati, yang membuat perdagangan semakin pesat terutama dengan Negara
China.
Jalinan Cirebon dan China semakin erat, dalam dakwahnya tersebut beliau mengajarkan ilmu shalat
kepada rakyat China, dengan memberitahukan bahwa setiap melakukan gerakan sholat merupakan terapi
pijat ringan atau biasa yang disebut dengan akupuntur, ilmu pengobatan tersebut di perolah saat beliau
mengembara ilmu di China.

ARTI NAMA WALI SONGO

Walisongo
Nama walisongo masih terkenang hingga saat ini di kalangan masyarakat luas. Julukan walisongo ini
diberikan kepada 9 orang wali yang berjasa besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia pada
zaman dahulu.  Wali songo terdiri dari dua kata yaitu wali dan songo, yang artinya wali adalah wakil dan
songo adalah sembilan.
Menurut agama Islam adanya istilah waliyullah atau wali Allah mempunyai makna yang dekat dengan
kekasih Allah. Oleh karena itu, secara bahasanya arti wali songo adalah sembilan wali Allah. Sembilan
orang yang termasuk dalam wali songo dijuluki sebagai sunan yang berjasa dalam menyebarkan ajaran
agama Islam di Indonesia khususnya di tanah Jawa.

KAROMAH DAN KESAKTIAN SALAH SATU WALI SONGO

Walisongo
Setiap wali memiliki gaya dan cara yang unik untuk memikat hati para masyarakat, bangsawan, musuh
dan lain sebagainya untuk memeluk Islam tanpa adanya paksaan sama sekali.
Seperti halnya seorang Brahmana yang ingin menantang dengan mengadu keilmuannya dengan sunan
Bonang. Namun saat di tengah perjalanan kapal yang di naiki oleh Brahmana dan muridnya tenggelam.
Hingga akhirnya sang Brahmana terdampar di pesisir laut pantai Tuban. Ketika mereka sadar ada seorang
yang memakai jubah putih berjalan dan mendekatinya itu menancapkan tongkatnya, dan beberapa menit
kemudian beliau mencabut tongkatnya tersebut kemudian keluar air dan membawa buku-buku Brahmana
yang tenggelam.
Sementara itu, murid-murid sang Brahmana merasa kehausan. Hingga akhirnya murid-murid tersebut
memandang air jernih yang terpancar tersebut untuk meminumnya, namun sang Brahmana khawatir air
tersebut memabukkan, lalu yang terjadi adalah air tersebut sangat segar dan kemudian sang Brahmana ikut
meminumnya.
Berbagai kejadian tersebut, hingga akhirnya sang Brahmana dan muridnya masuk Islam tanpa paksaan
dengan sendirinya. Dan mereka menjadi murid sunan Bonang.

PENGARUH WALI SONGO DALAM BUDAYA NUSANTARA

Walisongo
Para walisongo tidak hidup persis secara bersamaan, namun hubungan mereka layaknya saudara, teman,
guru dan murid, Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua, sunan Ampel merupakan putra dari Maulana
Malik Ibrahim, sunan Giri yang juga merupakan keponakan dari Maulana Malik Ibrahim dan sepupu
dengan sunan Ampel.
Sunan Bonang dan sunan Derajat merupakan putra dari sunan Ampel, sunan Kalijaga merupakan murid
sekaligus teman dari sunan Bonang. Sunan Muria merupakan putra dan sunan Kalijaga, sunan Kudus
merupakan murid dari sunan Kalijaga, dan sunan Gunung Jati merupakan sahabat dari para sunan lainnya,
kecuali Maulana Malik Ibrahim karena lebih dahulu meninggal.
Mereka semua merupakan para pembaharu masyarakat pada masanya, mereka mengenalkan berbagai
bentuk peradaban baru seperti halnya bercocok tanam, berdagang, kebudayaan, kesenian, kesehatan,
kemasyarakatan hingga pemerintahan, meski demikian sebelum Islam masuk ke bumi Nusantara sudah
banyak suku, bangsa, organisasi, sosial budaya, ekonomi yang berkembang.
Era Wali Songo merupakan era berakhirnya kerajaan Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan
dengan kebudayaan Islam. Saat itulah peranan walisongo sangat penting dalam menyebarluaskan Islam di
tanah Jawa, beberapa metode yang di gunakan walisong adalah akulturasi Islam dengan adanya budaya-
budaya lokal Nusantara saat itu.
PERAN WALISONGO DALAM MENYEBARLUASKAN
AJARAN AGAMA ISLAM

Walisongo
Beberapa peran walisongo dalam menyebarkan ajaran agama Islam di antaranya adalah sebagai pelopor
penyebar luasan agama Islam kepada masyarakat yang belum banyak mengenal ajaran agama Islam di
daerahnya masing-masing, sebagai pejuang yang gigih dalam membela dan mengembangkan agama Islam
di masa hidupnya.
Sebagai orang yang ahli dalam bidang agama Islam, sebagai pemimimpin agama Islam di setiap daerah
yang di pimpinnya, sebagai guru agama Islam yang gigih mengajarkan agama Islam kepada setiap
muridnya, sebagai kyai yang menguasai ajaran Islam secara luas dan sebagai tokoh masyarakat yang
disegani di masa hidupnya.

MAKAM WALISONGO DI TANAH JAWA

Walisongo
kesembilan wali tersebut di kenang atas jasa-jasanya, selain itu mereka di kenal sebagai tokoh penting
Indonesia, oleh karena itu hingga saat ini adanya tradisi ziarah ke makam wali songo menjadi rutin di
lakukan oleh kebanyakan orang masyarakat Jawa pada khususnya. Dalam menyebarkan ajaran Islam
setiap wali singgah di daerah yang berbeda-beda, dan mengabdikan diri hingga wafat.
Makam sunan Ampel ini berada di kawasan wisata budaya Surabaya yang berdekatan dengan area
pecinan kya-kya Kembang Jepun dan kampung Arab di Jawa Timur. Sunan Giri dan sunan Gresik
makamnya berada di Kota yang sama yaitu kota Gresik, namun sunan Giri letaknya di puncak sebuah
bukti kebomas Gresik, sedangkan sunan Gresik berada di dekat dengan pusat kota Gresik.
Sang legenda pemilik tembang tombo ati yaitu sunan Bonang ini makamnya berada di seberang masjid
Agung Tuban, tepatnya di salah satu sisi alun-alun kota Tuban, Jawa Timur. Sedangkan makam dari
sunan Derajat berada di daerah wisata Lamongan bukit tinggi dan di kelilingi oleh pepohonan yang luas.
Sunan Kudus makamnya di letakkan di tengah bangunan yang menyerupai joglo.
Makam sunan Muria berada di gunung Muria Jepara, untuk makamnya sunan Kalijaga berada di pinggiran
kota Demak, namun cukup dekat dengan kompleks pemakaman kerajaan Demak. Makam tersebut
menjadi wisata sejarah dan religi populer di Demak. Sedangkan sunan Gunung Jati makamnya berada di
Cirobon, dan makamnya di hiasi beberapa ornamen budaya Tiangkok.
Sumber literatur sejarah yang beragam setidaknya harus di mengerti dan pahami isi kandungan ajaran
Islam dan kebaikan yang tersirat di dalamnya dengan baik. Meski zaman telah berubah dan berkembang
saat ini, sudah sepatutnya sebagai penerus harus menghargai sejarah, menghormati dan melanjutkan
perjuangan para pendahulu. Jangan pernah lupakan sejarah.

STUDY BANDING DI PONDOK


PESANTREN NURUL HUDA PLOSO
Pondok pesantren nunul huda berdiri pada 15 maret 1986 oleh abah yai syarif hidayatullah didesa ploso
kec.bondang kabupaten sragen jawa tengah awal mula abah yai merintis pondok di mulai dari tiga
bangunan yang terbuat dari bambu.dengan pekembangan zaman dan kerja keras yang dilakukan olah abah
yai kini pondok pesantren sudan menjadi pondok pesantren yang maju tanpa campur tangan pemerintah
misi pondok pesantren nurul huda meningkatkan mutu kegiatan balajar mengajar dalam rangka
menjadikan anak didik menjadi anak yang beritma maka tauhit sangat di utamakan disini bertaqwa
berahlak mulia berketerampil menjadikan pondok pesanrten nurul huda ploso rejo menjadikan pondok
pesantren sebagai Pendidikan yang mandiri tidak hanya itu para santri juga diajarkan cara Bertani dengan
baik jadi jika sewaktu santri keluar dari pondo siap terjun di masyarakat luwas lahan pondok
13.740.000m 1.232.000m salah satu bangunan yang dibuat oalh abah yai syarif iyalah
Membuat rumah makan yang pada waktu study banding kami sempat makan/sarapan di rumah makannya
abah yai syarif tidak hanya itu di dalam pondok pesantren ada yang Namanya alas abah yai atau dapat di
Artikan tempat abah yai syarif untuk beristirahat.pondok pesantren nurul huda juga mengajarkan cara
Bertani dan bahkan mengajarkan mengenai pertambangan jadi sewaktu kami melakukan study bandig
kami diajak untuk melihat cara bertambang yang dimaksud dari pertambangan ialah pertambangan batu
yang berguna buat bahan bangunan adapun jenis jenis batu 0,5ini berguna untuk jaln aspal sebagai
penghalus atau pengerata 1,0 buat bahan cor 1,5 baut cor dak /sebagai bahan bangunan yang bertingkat
dan yang paling besar ialah jenis batu 2,5 batu ini berguna sebagai jenis apapun bangunan yang barbau cor

WISATA RELIGI CANDI BOROBUDUR


candi Borobudur termasuk salah satu candi Tertua diindonesia, kids dan dibangun pada saat pemerintahan
dinasti syailendra, pada abad ke-8dan ke-9 masehi. Candi Borobudur menjadi peninggalan kuno tertua
didunia pembangunan candi Borobudur adalah konsep mandala yang mencerminkan alam semesta dan
budha nama Borobudur sendiri berarti vihara budha ihr yang berasal dari Bahasa sansekerta dan berarti
biara budha dibukit. Memang saat itu Borobudur terletak di bukit itulah sejarah singkat sebelum
pembangunanyan. Namun setelahnya Borobudur juga menjadi sansibagi sejarah Indonesia lainnya

RADEN PANJALU
Panjalu adalah sebuah kerajaan bercorak hindu yang terletak diketinggian 731 mdan berada dikaki gunung
sawal jawa barat panjalu dikelilingi oleh benteng alamiah berupa rangkaian pegunungan dari sebelah
selatan dan timur berdiri kukuh gunung sawal yang memisahkan dengan wilayah galuh ,bagian baratnya
dibentengi oleh gunung cakrabuana yang dahulu menjadi batas kerajaan sumedang larang dan di sebelah
utaranya memanjang gunung bitung yang menjadi batas kabupaten ciamis dengan menjelagyang dahulu
merupakan batas panjalu dengan kerajaan talaga.
Sewaktu kami berziarah kemakam raden panjalu kami harus memngelilingi danau terlebih dahulu supaya
kami bisa berziarah hal ini dikarenakan letak makan di tengah tengah danau .

SULTAN HASANUDIN
Sultan hasanudin [ lahiir digowa ,Sulawesi selatan, 12 januari 1631- meninggal di gowa Sulawesi
selatan,12 juni 1670 pada 39 tahun] adalah raja gowa ke-16 dan pahlawan nasiaonal yang lahir dengan
nama Muhammad bakir 1 mallombasi daeng mattawang karaeng bongto mangape sebagai mana penberian
dari qadi islam kesultanan gowa yakni syeikh sayyid jalaludin bin ahmad bafaqih al-aidid , seorang
mursyid tarekat baharunnur baalway Sulawesi selatan yang juga adalah gurunya , termasuk guru terdekat
dari syaikh yusuf al-makasari. Setelah menaiki tahta, ia degalar sultan hasanudin , seteah meninggal diberi
gelar tumenanga ri balla pangkana. Karena keberanianya, ia dijuluki de haantjes van het osten oleh
belanda yang artinya ayam jantan dari timur.ia dimakamkan dkatangka ,kabupaten gowa. Diangkat
sebagai pahlawan nasional dengan surat keputusaan presiden. Sultan hasanudin merupakan putra dari raja
gowa ke-15,1 manuntungi daeng mattola karaeng lakiyung sultan Muhammad said.sultan hassanudin
memerintah kerajaan gowa mulai tahun 1653 sampai 1669. Sampai kerajaan gowa adalah merupakan
kerajaan terbesar diwilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan

Anda mungkin juga menyukai