Disusun oleh
Kelas : IX A
Sunan Gresik
Asmaraqandi adalah nama yang biasa disebut oleh masyarakat jawa untuk
Sunan Gresik. Pertama kali sunan datang ke daerah Gresik dengan ditemani
oleh beberapa sahabat. Tepatnya yaitu ke Desa Sembolo yang saat ini berganti
nama menjadi Desa Laren kecamatan Manyar. Desa ini berada sekitar 9
kilometer kota Gresik bagian utara.
Sunan Gresik mulai berdakwah di pulau Jawa tepatnya di daerah Gresik pada
tahun 801 H/ 1329 M. Beliau juga mendirikan toko di sebuah desa yang
terletak sekitar 3 km dari barat kota Gresik. Nama desa tersebut adalah Desa
Romo, dimana sunan mulai memperkenalkan barang yang dibawanya dari
negeri sebelumnya.
Toko ini merupakan salah satu cara sunan untuk melakukan pendekatan
kepada masyarakat sekitar. Sunan menjual berbagai keperluan pokok dengan
harga terjangkau. Selain itu beliau juga menjadi tabib untuk mengobati warga
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)
dengan gratis. Sunan juga mengajarkan cara-cara bercocok tanam kepada
masyarakat di daerah tersebut.
Beliau yang sangat ramah tamah tersebut membuat banyak masyarakat jadi
tertarik untuk mempelajari Islam. Setelah merasa cukup mapan Sunan Gresik
sempat melakukan kunjungan ke kerajaan Majapahit di Trowulan. Kunjungan
tersebut disambut baik oleh raja yang berbeda keyakinan dengan memberikan
sebidang tanah di Gresik (Gapura).
Setelah Sunan Gresik meninggal pada 1419 M, dimakamkan tidak jauh dari
alun-alun kota Gresik, provinsi Jawa Timur. Bagi Anda yang ingin berwisata
religi di kota Gresik dapat mengunjungi makam di Jl.Malik Ibrahim No.52-62,
Gapura Sukolilo, Bedilan.
Sunan Ampel
Raden Rahmat adalah nama asli Sunan Ampel, merupakan seorang wali
sesepuh. Sunan Ampel menikah dengan dua wanita yaitu Dewi
Condrowati (Nyai Ageng Manila) dan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning.
Dewi Condrowati adalah salah satu putri dari adipati Tuban, Arya Teja. Dari
pernikahan dengan Dewi Condrowati, sunan memiliki enam orang anak.
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)
Pada awalnya sunan datang ke pulau Jawa untuk mengunjungi bibinya yang
bernama Dwarawati. Bibinya adalah seorang putri negeri Champa yang
menikah dengan seorang raja Majapahit bernama Prabu Kertawijaya. Moh
Limo merupakan dakwah yang disampaikan Sunan Ampel dan sangat terkenal
di masyarakat Jawa.
Sunan Ampel juga sempat mendirikan sebuah masjid pada tahun 1479 M,
yang dikenal dengan masjid Agung Demak. Pesantrennya berada di Ampel
Denta di kota Surabaya. Makam Sunan Ampel juga terletak di kota Surabaya,
Jawa Timur. Tepatnya berada di Jalan Nyamplungan dan merupakan salah
satu wisata religi yang ramai dikunjungi serta berada di tengah kota.
Sunan Bonang
Raden Maulana Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang lahir pada tahun
1465. Sunan Bonang merupakan anak dari Sunan Ampel dengan Dewi
Condrowati. Bonang adalah sebuah desa yang berada di wilayah kabuoaten
Rembang. Nama Sunan Bonang diambil dari kata Bong Ang, nama marga
ayahnya yaitu Bong Swi Hoo atau Sunan Ampel.
Sunan Bonang sempat menimba ilmu sebelum kembali ke daerah Tuban dan
mendirikan sebuah pesantren. Cara berdakwah disesuaikan dengan budaya
masyarakat pada saat itu, yaitu kesenian. Masyarakat yang menyukai hiburan
mendorong sunan untuk membuat alat musik gamelan. Pertunjukan musik ini
bertujan untuk menarik masyarakat agar tertarik untuk belajar agama Islam.
Pesantren yang dibangun adalah basis untuk belajar agama Islam. Sunan
Bonang juga aktif berkeliling untuk berdakwah dengan alat musik. Cara
berdakwah menggunakan alat musik ini sangat menarik hati masyarakat pada
saat itu. Beliau juga mempelajari kesenian masyarakat Jawa seperti Bonang.
Bonang merupakan alat musik yang mengeluarkan suara merdu jika dipukul.
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)
menyelipkan ajaran agama Islam. Keahliannya di bidang seni mampu
menciptakan tembang yang berisi ajaran Islam. Tembang tersebut juga disukai
oleh masyarakat sehingga dipelajari secara tidak langsung dan tanpa paksaan.
Tombo Ati adalah salah satu lagu ciptaan Sunan Bonang yang sangat terkenal
hingga saat ini. Makam Sunan Bonang dikatakan terdapat di tiga lokasi yaitu
Tuban, Rembang dan Pulau Bawean. Namun para ahli sejarah dan ulama
setuju jika makam tersebut terletak di Tuban. Tepatnya berada di sebelah
barat masjid Agung kota Tuban, Jawa Timur.
Sunan Derajat
Raden Qasim atau Sunan Drajat memiliki nama kecil Syarifuddin. Sunan
Drajat merupakan putra bungsu Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati.
Sunan ini berdakwah untuk menyebarkan agama Islam di Desa Paciran
Lamongan. Awalnya sunan berdakwah di pesisir pantai Gresik atas perintah
ayahnya, namun akhirnya menetap di Lamongan.
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)
Museum berisi tentang sejarah dan budaya untuk pendidikan, sehingga dapat
dikunjungi dengan keluarga Anda.
Sunan Kudus
Sunan Kudus lahir pada 9 September 1400 M atau 808 H di Palestina. Nama
aslinya adalah Ja’far Shadiq berasal dari Al-Quds Yerussalem, Palestina.
Ayahnya bernama Raden Usman Haji dan ibunya bernama Syarifah Ruhil.
Sunan ini datang ke pulau Jawa bersama ayah dan kakeknya, jadi bukan
merupakan warga asli Kudus.
Ada juga cerita yang mengisahkan jika Sunan Kudus pendatang dari daerah
Jipang Panolan yaitu sebuah daerah di Blora Utara. Sunan ini belajar agama
Islam melalui Sunan Ampel dan Kyai Telingsing. Selama hidupnya Sunan
Kudus banyak berperan dalam kerajaan Islam Demak yaitu sebagai penasehat
sultan Demak.
Metode penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh sunan ini hampir sama
dengan Sunan Kalijaga. Persamaan ini dikarenakan Sunan Kudus memang
belajar agama Islam dengan Sunan Kalijaga. Cara berdakwah yang digunakan
adalah dengan mengapresiasi budaya kearifan lokal masyarakat daerah
tersebut.
Saat itu sapi adalah hewan suci bagi agama Hindu dan Budha. Sunan Kudus
mengajarkan pengikutnya untuk tidak menyembelih sapi guna menghormati
agama lain. Sunan mengajarkan toleransi dalam beragama dalam berbagai
bentuk seperti diatas. Sehingga Sunan Kudus terkenal karena toleransinya
dalam beragama dan berbudaya.
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)
Makam Sunan Kudus berada di kota Kudus, Jawa Tengah. Tepatnya tidak
jauh dari Masjid Kudus dengan menara yang berbentuk mirip candi agama
Hindu. Makam sunan ini juga dapat dikunjungi sebagai salah satu wisata
walisongo.
Sunan Giri
Sunan Giri memiliki nama asli Raden Paku dan diberi nama Joko Samudro
oleh ibu yang menemukannya di lautan. Kelahiran Raden Paku dianggap
kutukan oleh kakeknya sehingga dibuang ke lautan. Ayahnya bernama Syekh
Maulana Ishaq yang merupakan seorang ulama dari Gujarat. Ibunya bernama
Dewi Sekardadu yang merupakan putri raja Blambangan beragama Hindu.
Setelah dewasa, ibu angkat Sunan Giri membawanya ke Ampel Denta untuk
belajar agama Islam kepada Sunan Ampel. Saat Sunan Ampel mengetahui
identitas asli Joko Samudro, maka beliau dikirim untuk berdakwah ke daerah
Pasai. Sunan berangkat dengan temannya yaitu Sunan Bonang. Sunan Giri
berdakwah melalui lagu dan permainan untuk mendekatkan Islam pada anak-
anak.
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)
Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga memiliki nama asli Raden Said yang lahir pada tahun 1450.
Ayahnya adalah seorang adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta/
Raden Sahur. Nama Kalijaga berasal dari sebuah desa di Cirebon. Sebelum
menjadi sunan, Raden Said sering berdiam diri di sungai desa. Dalam bahasa
Jawa disebut dengan jogo kali dan akhirnya menjadi Kalijaga.
Raden Said sangat peduli dan dekat dengan rakyat jelata. Sehingga ketika
rakyat berada dalam masa sulit, sunan mencuri untuk mereka. Hasil bumi
yang dicuri tersebut berasal dari gudang ayahnya yang akan disetorkan ke
pemerintah pusat. Pemerintah saat itu membuat rakyat membayar pajak
tinggi untuk mengatasi pembangunan.
Saat malam tiba Raden Said membagikan hasil curiannya secara sembunyi-
sembunyi kepada rakyat miskin. Namun perbuatan tersebut ketahuan oleh
ayahnya. Setelah bebas dari ayahnya, Raden Said kembali mencuri ke orang
kaya pelit luar istana. Hingga dijebak dan diusir oleh ayahnya dari daerah
tersebut. Dari sinilah kemudian Raden Said betemu dan berguru dengan
Sunan Bonang.
Sunan Kalijaga sangat terkenal dibanding sunan lainnya. Hal ini karena beliau
memiliki banyak ilmu dan kecerdasan. Sunan Kalijaga menguasai banyak ilmu
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)
yang didapatkan dari Sunan Bonang. Ilmu tersebut dipercaya sangat
bermanfaat untuk membawa rejeki, kewibawaan dan perlindungan. Saat ini
banyak yang mengunjungi makam sunan untuk mendapatkan ilmu-ilmu
tersebut.
Sunan Muria
Wilayah dakwah meliputi lereng dan gunung Muria. Selain itu wilayah
dakwahnya diperluas hingga ke daerah Tayu, Juwana dan Kudus. Sunan
Muria, keluarganya dan pengikutnya terkenal memiliki kondisi fisik yang kuat.
Mereka mampu naik turun gunung yang memiliki tinggi sekitar 750 meter,
untuk melakukan perluasan wilayah dakwah.
Gemelan dan wayang adalah kesenian yang sering digunakan sunan untuk
berdakwah. Beliau juga menciptakan tembang-tembang yang berisi amalan
agama Islam dan dikenal dengan topo ngeli. Sunan ini dikenal cerdas karena
selain berdakwah juga mampu memberikan penyelesaian terhadap bermacam
masalah dalam masyarakat.
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)
(seratus harian). Masyarakat juga sangat gemar membakar kemenyam dan
memberi sesaji pada saat itu, namun diganti dengan bersholawat dan berdoa.
Setelah wafat, Sunan Muria dimakamkan di puncak gunung Muria, utara kota
Kudus. Untuk mencapai ke makam, Anda harus melewati 700 anak tangga.
Makamnya berada persis di belakang masjid dengan nama Masjid Muria.
Syarif Hidayatullah adalah nama asli Sunan Gunung Jati lahir pada tahun
1448 M. Sunan merupakan cucu dari Prabu Siliwangi dan ayahnya adalah
seorang raja di Mesir. Saat dewasa sunan di daulat untuk menggantikan
ayahnya, namun beliau menolak dan kembali ke pulau Jawa untuk
berdakwah. Syaifah Muda’imah adalah ibunya yang kembali bersama ke pulau
Jawa.
Pada tahun 1487, Sunan Gunung Jati diangkat menjadi seorang sultan di
Cirebon. Sunan memiliki pergaulan yang luas dengan walisongo lainnya. Saat
menjadi sultan di Cirebon, hubungan dengan Cina semakin erat. Sunan
mengajarkan gerakan salat yang memiliki manfaat yang sama dengen terapi
akupuntur ringan. Akupuntur pernah dipelajari ketika sunan mengembara ke
Cina.
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)
Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1569, tepatnya tanggal 19 September.
Usianya mencapai 121 dan dimakamkan di gunung Sembung. Gunung ini
berada di desa Astana, Cirebon. Makamnya juga merupakan salah satu wisata
religi yang banyak dikunjungi masyarakat hingga saat ini.
Sumber : Biografi Walisongo: Nama Asli, Kisah, Sejarah, Letak Makam (Terlengkap) (sekolahnesia.com)