Anda di halaman 1dari 4

Ada beberapa pendapat mengenai arti Wali Sanga.

Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang
berjumlah Sembilan. Pendapat lain yang mengatakan bahwa Wali Sanga adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali
didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah). Para Wali Sanga adalah pembaharu
masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka dapat ditemui dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa,
mulai dari kesehatan, bercocok tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga pemerintahan.

Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Ayah : Syekh jumadil qubro

Ibu : Amira Fathimahbinti Amir Husain.

Beliau adalah bapak dari Sunan Ampel dan merupakan kakek dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Tidak diketahui
secara pasti tanggal dan tahun kelahiran dari Sunan Gresik, tapi beliau ini meninggal di tahun 1419, tepatnya pada
hari Senin 12 Rabbiul Awwal 822 Hijriah.

Pada tahun 1371, Sunan Gresik pertama kali datang ke kota Gresik dan mulai menyebarkan agama Islam dengan cara
berdagang.Beliau kemudian dipertemukan dengan Raja Majapahit dan diperbolehkan untuk menyebarkan agama
Islam kepada masyarakat setempat.Sunan Gresik kemudian menetap di desa bernama Sembalo, Kecamatan Manyar,
KabupDi sanalah beliau pertama kali mendirikan masjid di Desa Pasucinan, Manyar.

1. Mempelajari Budaya dan Adat Istiadat

Ia beradaptasi dengan masyarakat setempat dengan mempelajari bahasa Jawa , mengenal adat istiadat, hingga
mempelajari kebiasaan yang dilakukan penduduk, seperti mata pencahariannya, pandangan hidup, dan lainnya.

2. Membuka Warung

Permulaannya Sunan Gresik membuka warung yang mana menjual kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat sekitar.

Ia mulai akrab dan membangun kenalan dengan masyarakat dengan aktivitas berdagang.

Warung yang Ia dirikan sangat ramai pengunjung, lantaran ia menjual barang-barang dengan harga murah dan tidak
mencari untung.

Sehingga masyarakat senang dan sering mengunjungi warungnya.

3. Membuka Lahan Pertanian

Disebutkan, Sunan Gresik merupakan ahli dalam bidang pertanian.

Ia memanfaatkan lahan yang subur untuk menanam bahan pokok seperti, padi , umbi-umbian, dan sebagainya.

Hasil pertaniannya yang meningkat membuat banyak penduduk ingin belajar kepadanya.

4. Menjadi Tabib

Sunan Gresik juga pandai dan mengerti tentang masalah kesehatan.

Ia mampu meracik obat-obatan untuk berbagai penyakit, dan orang yang berobat kepadanya banyak mendapat
kesembuhan.Dalam praktik pengobatannya, ia juga tak memungut biaya sepeser pun.

5. Menghapus Perbedaan Kasta

Karena masyarakat setempat pada kala itu percaya dan ada perbedaan kelas sosial.

Ia mengajarkan ajaran Islam yang mana tak ada perbedaan kasta di dalamnya.
Dari sinilah, banyak masyarakat yang masuk Islam.

6. Membangun Masjid dan Pesantren

Setelah penganut Islam semakin banyak, Ia mendirikan sebuah masjid sebagai tempat ibadah, sarana dakwah, dan
pembelajaran agama Islam untuk masayarakat.

2. SUNAN AMPEL : Ahmad Rahmatullah.

SUNAN GRESIK DAN DEWI CANDrawulan

Ada beberapa strategi dakwah Walisongo yang digunakan oleh Sunan Ampel. Salah satunya sekaligus yang paling
terkenal ialah dengan lima ajaran dasar yang Sunan Ampel ajarkan. Ajaran ini diberi nama “moh lima”. “moh” dalam
bahasa Jawa berarti tidak dan “lima” memiliki arti yang sama dengan bahasa Indonesia, yakni angka lima. Ajaran
Moh limo terdiri dari moh main (tidak bermain judi), moh ngombe (tidak minum/mabuk), moh maling (tidak
mencuri), moh madat (tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang), dan moh madon (tidak melakukan zina).

Sosok dengan nama asli Raden Makdum Ibrahim ini melahirkan banyak karya sastra berupa suluk atau tembang
tamsil. Salah satu tembang tamsil ciptaannya yang paling populer berjudul “Tombo Ati. Pemahaman soal sastra, ,
dan budaya Jawa yang dimilikinya dimanfaatkan untuk menarik minat masyarakat Jawa agar memeluk agama Islam.
Misalnya dengan menggunakan pertunjukan wayang sebagai media dakwah dan memanfaatkan lagu-lagu gamelan
wayang untuk menyampaikan ajaran Islam.

Dijelaskan dalam buku Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa tulisan Alik Al Adhim, Sunan Bonang yang lahir pada 1465
M juga menciptakan gending Dharma dan mengganti nama-nama hari sial menurut kepercayaan Hindu.

Misalnya, nama-nama Dewa Hindu diganti dengan nama-nama malaikat dan nabi. Tujuannya tidak lain untuk
mendekati masyarakat agar mereka tertarik memeluk agama Islam.

3. SUNAN BONANG

Strategi dakwah Walisongo yang dilakukan oleh Sunan Bonang ialah dengan melakukan pendekatan melalui
akulturasi budaya. Beliau mempunyai keterampilan pada bidang sastra dan seni. Hal ini menjadikan orang-orang
memberikan julukan kepada Sunan Bonang, yakni seniman yang mengajarkan Islam.

Alat musik yang digunakan sebagai media dakwah, yaitu seperangkat gamelan. Berdasarkan pada beberapa sumber,
nama Sunan Bonang berasal dari nama salah satu alat gamelan yang beliau ciptakan. Gamelan merupakan alat musik
tradisional dari suku Jawa yang terbuat dari bahan kuningan dan pemukulnya terbuat dari kayu.

Gamelan memiliki bentuk lingkaran serta memiliki sebuah tonjolan di bagian tengahnya. Saat gamelan dimainkan
dengan cara dipukul, akan menghasilkan bunyi yang merdu.

Permainan musik gamelan yang dilakukan oleh Sunan Bonang memperoleh banyak perhatian dari masyarakat. Hal
tersebut dibuktikan saat beliau memainkan alat musik gamelan, masyarakat sekitar selalu berdatangan untuk
menonton. Masyarakat daerah Tuban pada masa itu memang terkenal kental dengan budaya Jawanya.

4. SUNAN DRAJAT

Mengubah Kebiasaan Masyarakat

Di awal dakwahnya di Pulau Jawa, Sunan Ampel tidak setuju dengan adat Jawa seperti kenduri, selamatan, dan
sesaji. Ia ingin hidup dalam sistem sosial budaya masyarakat yang menganut Islam.
Salah satu caranya yakni dengan pemasangan bedug dan kentongan di beberapa masjid dan mushola di Jawa sebagai
waktu penanda salat tiba. Kala itu, bedug adalah alat yang disukai umat Buddha sebagai alat musik, sedangkan
kentongan adalah alat musik yang digemari oleh umat Hindu.

Mendekatkan Istilah Islam dengan Bahasa Jawa

Untuk terhubung dengan masyarakat setempat, Sunan Ampel memiliki cara dakwah yang unik. Caranya yakni
dengan mendekati dan menggabungkan istilah-istilah Islami dengan bahasa yang dituturkan oleh orang Jawa.

Misalnya, kata salat diganti dengan kata sembahyang yang identik digunakan masyarakat Jawa saat beribadah. Tak
hanya itu, kata musala juga diganti dengan nama langgar yang terdengar sanggar. Sanggar kala itu merupakan tempat
pemujaan atau tempat menyimpan sesaji pada masyarakat Jawa.

5. sunan kalijaga

Perjalanan Sunan Kalijaga untuk menjadi wali bukanlah merupakan hal yang mudah. Di masa mudanya, beliau adalah seorang
bromocorah. Bromocorah adalah nama lain dari penjahat pada era tersebut. Semasa muda, beliau merupakan remaja yang nakal.

Raden Said sangat menyukai minum minuman keras dan berjudi. Selain itu, beliau juga kerap mencuri. Sunan Kalijaga juga
sudah banyak melakukan berbagai perbuatan buruk.

Suatu ketika, Sunan Kalijaga memiliki keinginan untuk merampok seseorang. Kebetulan, orang yang akan ia rampok adalah
Sunan Bonang. Dengan melalui pengaruh-pengaruh dari Sunan Bonang tersebutlah yang menjadikan Sunan Kalijaga bisa
tergugah untuk bertaubat.

Pasca kejadian tersebut, Sunan Bonang menjadi guru spiritual dari Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga memulai dakwahnya di
daerah Cirebon, tepatnya di Desa Kalijaga. Beliau memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Islam pada masyarakat Indramayu
dan Pamanukan dan.

Sunan Kalijaga melakukan dakwah dengan melalui pendekatan seni dan budaya. Beliau melakukan dakwah dengan cara
memainkan wayang. Beliau membuat pertunjukan dan tidak mematok harga bagi siapa saja yang ingin menonton. Strategi
dakwah ini ternyata berhasil menarik perhatian dan minat dari masyarakat sekitar.

6. suann muria

Salah satu strategi dakwah yang dilakukan oleh Sunan Muria ialah tradisi bancakan. Fungsi tumpeng di dalam tradisi tersebut
diubah sebagai kenduri. Fungsinya untuk mengirim doa kepada leluhur dengan menggunakan doa-doa Islam.

Sunan Muria juga mengembangkan dakwah melalui bidang seni. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh ayahnya, Sunan
Kalijaga. Sunan Muria mengembangkan penulisan mengenai sekar alit atau tembang cilik.

Penulisan tersebut memiliki jenis Sinom dan Kinanthi. Tembang cilik tersebut masih populer hingga masa kini di kalangan
masyarakat Jawa. Dari usia muda hingga tua mengetahui tembang ini karena diajarkan di sekolah.

7. suanna gunung jati

Strategi dakwah yang beliau lakukan dengan melalui jalur perkawinan. Menurut sumber yang beredar, tak kurang dari 6
perempuan dipersunting oleh beliau untuk dijadikan isti. Pada mulanya, Sunan Gunung Jati menikahi Nyai Babadan yang
merupakan putri dari Ki Ageng Gedeng Badadan.

Pendekatan lain yang dilakukan untuk berdakwah ialah dengan memperkuat kedudukan politik. Sekaligus memperluas
hubungannya dengan tokoh yang berpengaruh di daerah Cirebon, Banten, dan Demak.
Legitimasi kekuasaan politik dan spiritual dari rakyat menjadikan Sunan Gunung Jati bisa terus melanjutkan dakwahnya dengan
keyakinan penuh. Sebagai penguasa Cirebon pada masa itu, Sunan Gunung Jati berhasil mendapatkan kesejahteraan rakyat di
sepanjang pesisir pantai Cirebon. Pada masa itu, wilayah pelabuhan berada di bawah kekuasaan Pajajaran yang masih tertutup.

8. Sunan giri

Sunan Giri adalah putra Syekh Maulana Ishaq. Selain Sunan Giri, qda beberapa nama yang dikenal seperti Muhammad Ainul
Yaqin, Joko Samudro, Raden Paku, dan Sultan Abdul Faqih.

Sunan Giri melakukan dakwah dengan melalui bidang pendidikan. Selain itu, beliau juga berdakwah menggunakan karya seni
khusus yang beliau ciptakan. Contohnya, yakni permainan anak-anak dan tembang.

Beberapa permainan yang dibuat oleh Sunan Giri, yaitu gendi gerit, Jelungan, jamuran, dan lain sebagainya. Tembang anak-anak
yang diciptakan oleh beliau adalah gula ganti, jor, padang bulan, dan cublak-cublak suweng.

9. suann kudus

Strategi dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kudus dengan cara mendekati masyarakat. Sunan Kudus mulai menyelami serta
memahami apa saja kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Oleh karena itu, Sunan Kudus mengajarkan penyempurnaan
alat-alat pertukangan dalam proses dakwahnya.

Selain itu, Sunan Kudus juga mengajarkan cara untuk membuat pande besi dan kerajinan emas. Beliau juga mengajarkan
mengenai cara membuat keris pusaka. Tak sekadar itu, Sunan Kudus juga mengajarkan mengenai berbagai hukum dalam agama
Islam dengan tegas.

Anda mungkin juga menyukai