Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan hidayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul ‘Sejarah Masuknya Islam di Nusantara melalui
Wali Songo’.

Berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat dari luar maupun


dari dalam, makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi
mengenai sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui Wali Songo.
Juga memberikan penjelasan mengenai strategi masuknya islam di
Nusantara melalui Wali Songo.

Diharapkan bahwa makalah ini dapat membantu teman teman


untuk memahami lebih baik tentang sejarah masuknya Islam di
Nusantara melalui Wali Songo, kami harap teman teman dapat
mengerti. Disebabkan karena terbatasnya kemampuan kami, karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami perlukan dari
pendengar terutama dari Ibu guru kami. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Galung, Oktober 2022

Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa
pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa,
yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa
Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya
Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol
penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga
berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan-
kerajaan Islam di Pulau Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat
secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak
disebut dibanding yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Walisongo?
2. Siapa saja nama-nama Walisongo?
3. Bagaimana peranan Walisongo dalam berbagai bidang?

1.3 Tujuan

Makalah ini mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan


mengenai proses perkembangan Islam di Nusantara melalui Wali Songo bagi
para pembaca. Disamping itu, makalah ini juga bertujuan untuk mengenal
peranan Wali Songo dan strateginya dalam menyebarkan Agama Islam di
Nusantara.

1
BAB II
PEMBAHASAN

CARA PENYEBARAN AGAMA ISLAM MELALUI


WALI SONGO

Wali Songo adalah tokoh Islam yang dihormati di Indonesia, khususnya di


pulau Jawa, karena peran historis mereka dalam penyebaran agama Islam di
Indonesia. Setiap anggota Wali Sanga saling dikaitkan dengan gelar Sunan
dalam bahasa Jawa, konteks ini berarti "terhormat".
Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat 9 nama yang dikenal
sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:

 Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim


 Sunan Ampel atau Raden Rahmat
 Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
 Sunan Drajat atau Raden Qasim
 Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq
 Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
 Sunan Kalijaga atau Raden Sahid
 Sunan Muria atau Raden Umar Said
 Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

2
1. Sunan Gresik

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah nama salah seorang
Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di
tanah Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo, Gresik.
Beliau merupakan Guru para wali, Sunan Gresik termasuk orang
pertama yang masuk ke pulau Jawa untuk menyebarkan agama islam.
Beliau merangkul masyarakat saat itu dengan Beramah-tamah,
mengajari masyarakat saat itu dengan bercocok tanam yang baik dan
sekaligus menjadi Tabib.Upaya Sunan Gresik berhasil, masyarakat bersimpati
kepadanya dan mulai mengikuti arahan-arahan dan ajaran-ajaran Islam.
Sunan Grasik memiliki nama lain yang banyak antara lain: Maulana
Malik Ibrahim, Sunan Tandhes, Mursyid Akbar Thariqat, Syekh Magribi.
Sunan Gresik merupakan keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad.
Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra
Pasai. Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama
Maulana Jumadi Kubro.
3
- Profil Sunan Gresik
- Kelahiran: Kashan, Iran
- Meninggal: 8 April 1419, Kabupaten Gresik
- Anak: Sunan Ampel, Sunan Ngudung, Ali Murthada
- Cicit: Sunan Kudus, Trenggono, Dewi Ruhil, Panembahan Kudus Jayeng
Katon, Dewi Wuryan, lainnya
- Nama lengkap: Maulana Malik Ibrahim
- Tempat pemakaman: Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim, Gresik
- Orang tua: Syekh Jumadil Qubro, Barakat Zainal Alam
- Pasangan: Siti Fathimah, Siti Maryam, Wan Jamilah

 Strategi dakwah Sunan Gresik / Maulana Malik Ibrahim

- Hal pertama yang dilakukan Sunan Gresik dalam memulai


kegiatan berdakwah saat itu adalah berdagang dan menyediakan
kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu beliau juga
membuka layanan untuk sebagai tabib yang mengobati
masyarakat secara gratis.

- Sunan Gresik menyebarkan agama Islam melalui bidang


perdagangan dan pendidikan. Ia pertama berdakwah melalui
perdagangan, supaya masyarakat tidak kaget dengan ajaran
Islam. Selain itu, Sunan Gresik juga melakukan dakwah melalui
bertani, yang membuat masyarakat mulai menerima ajaran Islam
secara perlahan.

- Sunan gresik bekerja sebagai pedagang dan tabib yang


membantu mengobati masyarakat secara gratis. Di sela-sela
aktivitasnya, Sunan Gresik berdakwah tentang ajaran Islam.

4
2. Sunan Ampel

Sunan Ampel atau Raden Rahmat adalah salah seorang wali di


antara Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Ia
lahir pada tahun 1401 di Kerajaan Champa tepatnya di kota Phan Thiết,
Vietnam. Menurut Encyclopedia Van Nederlandesh Indie diketahui
bahwa Kerajaan Champa adalah satu kerajaan kuno yang terletak di
Vietnam hingga Laos sekarang.

 Profil Sunan Ampel

- Ayah beliau adalah Maulana Malik Ibrahim atau Malik


Maghribi atau yang dikenal Sunan Gresik.
- Ibu Sunan Ampel adalah seorang putri dari Raja Champa
Dinasti Azmatkhan I atau Ali Nurul Alam Maulana Israil yang
bernama Siti Fathimah.
- Anak: Sunan Bonang, Sunan Drajat, Siti Syari’ah, Asyikah
- Pasangan: Nyai Ageng Manila
- Tempat pemakaman: Masjid Agung Sunan Ampel, Surabaya
- Meninggal pada tahun 1481 di Surabaya, Majapahit.
5
 Strategi dakwah Sunan Ampel

Sunan Ampel melakukan dakwah dengan membangun jaringan


kekerabatan. Beliau juga melakukan upaya akulturasi dan asimilasi dari
aspek budaya pra-Islam dengan Islam agar lebih mudah diterima masyarakat.
Salah satu cara dakwahnya Sunan Ampel yang masih dikenal hingga kini
adalah falsafah "Moh Limo", yang artinya tidak melakukan lima hal tercela.

Lima perkara itu yang diajarkan dalam falsafah "Moh Limo" adalah:
1. Moh Main (tidak mau berjudi)
2. Moh Ngombe (tidak mau mabuk)
3. Moh Maling (tidak mau mencuri)
4. Moh Madat (tidak mau menghisap candu)
5. Moh Madon (tidak mau berzina).

Adapun yang dimaksud media dakwah, adalah peralatan yang


dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada
penerima dakwah. Pada zaman modern seperti sekarang ini, seperti televisi,
video, kaset rekaman, majalah, dan surat kabar.
Selain itu, Sunan Ampel juga melakukan dakwah dengan cara
membangun jaringan kekerabatan secara lebih luas. Caranya, yaitu dengan
menikahkan anak-anaknya dengan orang-orang penting di Pulau Jawa.
Pada tahun 1479, Sunan Ampel mendirikan Mesjid Agung Demak. Dan
yang menjadi penerus untuk melanjutkan perjuangan dakwah dia di Kota
Demak adalah Raden Zainal Abidin yang dikenal dengan Sunan Demak, dia
merupakan putra dia dari istri dewi Karimah.Sehingga Putra Raden Zainal
Abidin yang terakhir tercatat menjadi Imam Masjid Agung tersebut yang
bernama Raden Zakaria (Pangeran Sotopuro).
Peninggalan-peninggalan sunan ampel yang lestari sampai sekarang
seperti Masjid, Gapura, Sumur, Makam Sunan Ampel, Makam Mbah Bolong,
Makam Mbah Shonhaji, Makam Nyi Ageng Manila dapat di saksikan secara
langsung jika berkunjung ke sana.
Sejak tahun 1972 Kawasan Masjid Agung Sunan Ampel telah ditetapkan
menjadi tempat wisata religi oleh Pemkot Surabaya dan hingga kini masih
ramai didatangi oleh para peziarah.
Dakwah Sunan Ampel mudah diterima oleh penduduk pulau Jawa karena
beliau memupuk kekerabatan antara sesama. Selain itu, Sunan Ampel juga
melakukan perubahan menuju tradisi bernilai kesilaman, dan membangun
masjid serta pesantren sebagai sarana dakwah beliau. Jasa Raden Rahmat
begitu besar hingga mendapat gelar sunan.
6
3. Sunan Bonang

Sunan Bonang memiliki nama asli Raden Makdum Ibrahim yang tumbuh
dalam asuhan keluarga ningrat yang agamis. Beliau lahir pada tahun 1465 M di
Surabaya. Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang merupakan putra keempat
Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Ibunya bernama Nyai Ageng Manila (Dewi
Condrowati), yang merupakan putri dari Bupati Tuban, Arya Teja. Sunan Ampel
adalah pendiri Pesantren Ampeldenta, sehingga pendidikan Islam diperoleh Sunan
Bonang adalah ayahnya sendiri. Tak heran jika Sunan Ampel sudah mempersiapkan
Sunan Bonang untuk meneruskan kegiatan dakwahnya dalam menyebarkan Agama
Islam. Sunan Bonang mulai berdakwah dari Kediri, Jawa Timur dan kemudian
mendirikan sebuah mushola di Desa Singkal yang berada di tepi Sungai Brantas.

 Profil Sunan Bonang

- Kelahiran: 1465, Tuban
- Meninggal: 1525,  Pulau Bawean
- Saudara kandung: Sunan Drajat, Siti Syari’ah, Sunan Demak
- Nama lengkap: Raden Maulana Makdum Ibrahim
- Anak: Jayeng Katon, Jayeng Rono, Dewi Ruhil
- Orang tua: Sunan Ampel, Nyai Ageng Mani
- Tempat pemakaman: Makam Sunan Bonang, Tuban.
7
 Strategi Dakwah Sunan Bonang

Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim


menyebarkan agama Islam di Surabaya, Jawa Timur. Seperti anggota
Wali Songo yang lain, pendekatan yang dilakukan Sunan Bonang dalam
berdakwah tidak jauh dari kebudayaan dan tradisi yang telah ada di
masyarakat.
Strategi dakwah yang dilakukan oleh Sunan Bonang adalah
pendekatan dengan akulturasi budaya. Beliau memiliki keterampilan di
bidang sastra dan seni. Hal ini membuat banyak orang menjuluki Sunan
Bonang dengan sebutan seniman yang mengajarkan Islam. Alat musik
yang digunakan untuk media dakwah adalah gamelan
Sunan Bonang berdakwah menggunakan media Gending Jawa
dikarenakan mengamati masyarakat Jawa Khusunya masyarat pantai
utara Jawa yang suka dengan pementasan wayang kulit.
Wayang Wayang merupakan salah satu media seni yang
digunakan Sunan Bonang dalam dakwahnya. Media ini beliau gunakan
sebagai alat untuk mensyiarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat di
Nusantara.
Selain itu, Sunan Bonang juga diketahui sebagai tokoh yang
menemukan dan mendesain seperangkat gamelan Jawa yang disebut
bonang, yakni alat musik logam, berbentuk mirip gong, tetapi dengan
ukuran dan bentuk yang lebih kecil.
Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat 'cinta'('isyq). Sangat
mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta
sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan
kepada Allah SWT atau haq al yaqqin.

8
4. Sunan Drajat

Sunan Drajat adalah salah satu sunan dari sembilan sunan Wali Songo.
Nama kecilnya adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin.
Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 Masehi. Dia adalah putra dari
Sunan Ampel yang terkenal karena kecerdasannya, dan ia merupakan saudara dari
Sunan Bonang.
Setelah menguasai ajaran Islam, ia menyebarkan agama Islam di Desa Drajat
sebagai tanah perdikan di Kecamatan Paciran. Di sana ia mendirikan pesantren
Dalem Duwur. Tempat ini diberikan oleh Kerajaan Demak. Ia diberi gelar Sunan
Mayang Madu oleh Raden Patah pada tahun saka 1442/1520 Masehi. Dalam
sejarahnya Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang Wali pencipta tembang
Mocopat yakni Pangkur.

 Profil Sunan Drajat

- Kelahiran: 1470
- Meninggal: 1522, Kecamatan Paciran
- Anak: Dewi Wuryan, Rekyana, Sandi
- Saudara kandung: Sunan Bonang, Siti Syari’ah, Dewi Murtasiyah,
Asyikah, Siti Hafsah, Siti Muthmainn
- Tempat pemakaman: Makam Sunan Drajat
- Orang tua: Sunan Ampel, Nyai Ageng Manila
- Kakek-Nenek: Sunan Gresik, Dewi Candrawulah 9
 Strategi Dakwah Sunan Drajat

Sunan Drajat adalah adik Sunan Bonang yang kemudian diperintah


untuk berdakwah di Lamongan. Sesampainya di Desa Jelag, Kecamatan
Paciran, ia lantas mendirikan pesantren. Empat tahun kemudian, Sunan
Drajat mendapatkan wahyu untuk membangun tempat berdakwah di Dalem
Duwur.

Dalam berdakwah Sunan Drajat mengedepankan kebijaksanaan atau


dikenal dengan metode dakwah bil hikmah. Salah satu ajaran Sunan
Drajat yang penuh keluhuran budi tercermin dalam Pepali Pitu. Secara
bahasa, Pepali Pitu berarti tujuh dasar ajaran. Ajaran ini merujuk pada
bagaimana seharusnya sikap individu dalam kehidupan bersosial, dimana
setiap individu dituntut untuk memberikan rasa senang kepada sesama
manusia.

Dalam dakwahnya, Sunan Drajat dikenal dengan sosok yang berjiwa


sosial, sangat peduli dengan kehidupan fakir miskin serta lebih
mengutamakan peningkatan kesejahteraan masyarakat. digunakan untuk
memikul orang seperti tandu dan joli.

Di antara pendidikan moral yang ditekankan oleh Sunan Drajat dalam


melakukan syiar ajaran Islam di Lamongan dan sekitarnya yakni etos kerja
keras, kedermawanan, pengentasan kemiskinan, usaha menciptakan
kemakmuran, solidaritas sosial, serta gotong-royong.

Terutama ajaran Sunan Drajat akan kepeduliannya terhadap fakir


miskin. Artinya: Sebaiknya kita selalu membuat senang hati orang lain .
Artinya: Di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada. Artinya:
Dalam perjalanan untuk mencapai cita–cita luhur kita tidak peduli dengan
segala bentuk rintangan.

Singo Mengkok adalah seperangkat alat gamelan yang merupakan


peninggalan Sunan Drajat. Singo Mengkok ini adalah gamelan yang dipakai
Sunan Drajat pada saat berdakwah.

10
5. Sunan Kudus

Sunan Kudus adalah ulama yang dimasukkan dalam daftar Wali Songo.
Nama lahirnya adalah Ja'far Shodiq. Peninggalan lain Sunan Kudus adalah
permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam
perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan
mengganti kurban sapi dengan memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong
kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.
Pada tahun 1550, Sunan Kudus meninggal dunia saat menjadi Imam sholat
Subuh di Masjid Menara Kudus, dalam posisi sujud. kemudian dimakamkan di
lingkungan Masjid Menara Kudus.

 Profil Sunan Kudus

- Kelahiran: 9 September 1400, Kesultanan Utsmaniyah


- Meninggal: 5 Mei 1550, Kabupaten Kudus
- Anak: Amir Hasan, Panembahan Karimun, Nyai Ageng Pambayun, dll.
- Nama lengkap: Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan
- Orang tua: Sunan Ngudung (ayah), Siti Syari’ah (ibu).
- Saudara kandung: Dewi Sujinah
- Pasangan: Dewi Ruhil, Putri Pangeran Pecat, Tandha Terung.

11
 Strategi Dakwah Sunan Kudus

Strategi dakwah yang ia usung adalah melalui pendekatan seni dan


budaya. Ia tidak langsung melarang masyarakat yang masih menganut
kepercayaan animisme dan agama Hindu-Buddha, melainkan merangkulnya
pelan-pelan. Berkat kharisma dan keluwesan pergaulannya, Ja'far Shadiq
memperoleh simpati dari masyarakat. Dia juga mengedepankan jalan damai dan
menghindari perpecahan selama berdakwah. Kedua, Sunan Kudus menghormati
masyarakat Hindu untuk menarik perhatian mereka.
Sunan Kudus kemudian mengembangkan dakwahnya melalui akulturasi
budaya dengan perlahan agar bisa diterima masyarakat setempat. Terbukti,
masjid Kudus yang dibangun di masa dakwah beliau memiliki arsitektur unik.
Menara masjidnya serupa candi. Sunan Kudus berhasil mengompromikan
arsitektur Islam, Jawa, Hindu-Buddha, dan Tionghoa.
Di bidang ilmu agama, Sunan Kudus ahli dalam beberapa disiplin Ilmu,
antara lain ahli dalam bidang Ilmu Tauhid, Tafsir dan Hadist.
Hasil dakwahnya sangat luar biasa. Penduduk setempat yang dahulunya
pemeluk taat ajaran Hindu-Buddha, beralih memeluk ajaran tauhid (Islam). Kunci
sukses Sunan Kudus terletak pada kemampuannya melakukan pribumisasi ajaran
Islam di tengah masyarakat yang sudah punya budaya mapan.
Sunan Kudus memohon kepada Amir Palestina yang sekaligus sebagai
gurunya untuk memindahkan wewenang wilayah tersebut ke pulau Jawa.
Permohonan tersebut dapat disetujui dan Ja'far Shoddiq pulang ke Jawa. Setelah
pulang, Ja'far Shoddiq mendirikan Masjid di daerah Kudus pada tahun 1956 H
atau 1548 M.
Salah satu peninggalan dari Sunan Kudus adalah sebuah masjid yang
dikenal dengan nama Masjid Menara Kudus. Masjid ini juga dikenal dengan nama
Masjid al-Aqsa atau Masjid al-Manar. Masjid ini dibangun oleh Ja'far Shodiq atau
yang lebih dikenal dengan nama Sunan Kudus.
Sunan Kudus dikenal sangat gagah berani utamanya dalam menegakkan
kebenaran. Ia adalah sosok yang kharismatik, dihormati dan disegani semua
orang. Sunan Kudus bukan sekedar orang yang shaleh, ia juga Seorang
Seniman. Jadi selain Berdakwah, ia banyak mengembangkan arsitektur
bangunan.

12
6. Sunan Giri

Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri


kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa
Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran
agama Islam di Pulau Jawa yang pengaruhnya bahkan sampai ke
Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Sunan Giri
memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata,
Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudro.

 Profil Sunan Giri

- Kelahiran: 1442, Kerajaan Blambangan
- Meninggal: 1506, Giri
- Anak: Sunan Dalem, Nyai Ageng Seluluhur, Ratu Gede
Saworasa 
- Nama lengkap: Muhammad Ainul Yaki
- Orang tua:  Dewi Sekardadu, Maulana Ishak, Nyai Gede
Pinateh
- Tempat pemakaman: Masjid Sunan Giri, Batu
- Cucu: Sunan Prapen

13
 Strategi Dakwah Sunan Giri

Sunan Giri menggunakan cara dakwah yang ramah kepada


masyarakat, salah satunya dengan menggunakan seni tradisional Jawa.
Salah satu cara dakwah Sunan Giri yang menarik adalah dengan
membuat lagu-lagu permainan anak seperti Jelungan, Jor, Gula-ganti,
Lir-ilir, dan Cublak Suweng.

Selain ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat, penggunaan


lagu permainan (tembang dolanan) ini juga berfungsi untuk mendidik
anak-anak. Sunan Giri juga menciptakan beberapa gending seperti
Asmaradana dan Pucung.

Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu


pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai
ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera (terutama bagian
selatan) dan Maluku.

Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil


yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya
selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan
Agung.

Upaya Sunan Giri dalam berdakwah melalui pendidikan dilakukan


dengan mendirikan pesantren. Aktivitas dakwahnya dimulai di daerah
Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Sunan Giri berpendapat pelaksanaan syariat agama Islam di dalam


bidang ibadah dan tauhid harus mengikuti jalan yang lurus, lempang
menurut aslinya. Hal ini sebagaimana dijelaskan pada Alquran dan
sunah Rasullulah Muhammad SAW.
14
7. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga adalah seorang tokoh Walisongo, dikenal sebagai wali


yang sangat lekat dengan muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya
memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi dan budaya Jawa. Makamnya
berada di Kadilangu, Demak. Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan
mencapai lebih dari 100 tahun.

Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Santi
Kusumo. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya,
Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.Sunan kali jaga adalah adik dari
DAN MPU AWANG (Santi Puspo/Sayid Abubakar ). Dan sunan kalijaga
adalah anak terakhir dari sepuluh bersaudara. Ketika wafat, ia dimakamkan
di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam ini hingga sekarang
masih ramai diziarahi orang - orang dari seluruh Indonesia

 Profil Sunan Kalijaga

- Kelahiran: 1450, Tuban
- Meninggal: 1513, Kadilangu, Demak.
- Anak: Sunan Muria, Dewi Sofiah, Dewi Rakayuh
- Pasangan: Dewi Saroh
- Tempat pemakaman: Makam Sunan Kalijaga Demak, Demak
- Orang tua:  Tumenggung Wilatikta (ayah), Dewi Retno Dumilah (ibu).

15
 Strategi Dakwah Sunan Kalijaga

Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor


sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham
keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi
panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan
kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.

Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa


masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka
mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil
memengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah
dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.

jaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan


Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni
suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk
ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul.
Dialah menggagas baju takwa, perayaan sekatenan, garebeg
maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasada dan Petruk
Dadi Ratu ("Petruk Jadi Ratu"). Lanskap pusat kota berupa kraton,
alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep
oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara menggunakan


wayang. Saat itu, wayang menjadi pertunjukan seni yang digemari
oleh masyarakat.
Sifat yang bisa diteladani dari Sunan Kalijaga adalah sosok
yang sangat bijaksana. Sunan Kalijaga adalah sosok yang lembut
hatinya, alih-alih berdakwah dengan cara yang keras ia lebih
memilih berdakwah lewat seni.
16
8. Sunan Muria

Sunan Muria, lahir dengan nama Raden 'Umar Said, adalah tokoh
Walisongo. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama
gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa
Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan.

Di sebelah utara kota Kudus, sekitar 18 km, terdapat sebuah desa


bernama Colo, masuk dalam wilayah Kecamatan Gawe, Kabupaten Kudus,
Jawa Tengah. Desa kecil itu menjadi terkenal karena di situ berkubur
seorang waliyuilah yang masuk dalam barisan Wali Songo, dengan gelar
Sunan Muria.
 Profil Sunan Muria

- Meninggal: 1551, Kecamatan Dawe


- Orang tua: Sunan Kalijaga, Dewi Saroh
- Anak: Sunan Nyamplungan, Raden Ayu Nasiki, Pangeran Santri
- Saudara kandung: Dewi Sofiah, Dewi Rakayuh
- Kakek-Nenek: Tumenggung Wilatikta, Dewi Retno Dumilah
- Bibi: Dewi Rasawulan

17
 Strategi Dakwah Sunan Muria

Gaya berdakwah sunan Muria banyak mengambil cara


dakwah menitikberatkan rakyat jelata, dakwah menggunakan
akulturasi budaya, mempertahankan kesenian gamelan dan
wayang, menciptakan beberapa tembang Jawa.

Beliau berdakwah menggunakan sarana kesenian seperti


ayahnya, Sunan Kalijaga. Sunan Muria mengajarkan kebaikan dan
ketauhidan kepada Allah SWT melalui media gamelan, tembang,
dan wayang. Selain itu, Sunan Muria juga mengajarkan nilai-nilai
moral seperti hidup sederhana, kedermawanan, dan bijaksana
kepada masyarakat.

Sunan Muria adalah tokoh agama yang amat bersahaja.


Sebagai wali, Sunan Muria lebih banyak membenamkan dirinya
dalam kehidupan rakyat kecil, yang miskin. Para muridnya
kebanyakan dari kalangan para petani, pedagang, dan nelayan
kecil. Dia berbaur dan menyelami setiap sisi terdalam kehidupan
masyarakat.

Keistimewaan atau karomah Sunan Muria berada pada


benda-benda peninggalannya. Diantaranya adalah pelana kuda
yang sering digunakan masyarakat sekitar Gunung Muria dalam
meminta hujan saat terjadi kekeringan.

18
9. Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati, lahir dengan nama Syarif Hidayatullah atau Sayyid
Al-Kamil adalah salah seorang dari Walisongo, Nama Syarif Hidayatullah
kemudian diabadikan menjadi nama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta di daerah Tangerang Selatan, Banten.Sedangkan nama
Sunan Gunung Jati diabadikan menjadi nama Universitas Islam negeri di
Bandung, yaitu Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, dan Korem
063/Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Sunan Gunung Jati meninggal dalam usia 120 tahun, dimana putra
dan cucunya tidak sempat memimpin Cirebon karena meninggal terlebih
dahulu, melainkan cicitnya lah yang memimpin Kesultanan Cirebon setelah
wafatnya Syarif Hidayatullah. Syekh Syarif Hidayatullah kemudian dikenal
dengan Sunan Gunung Jati karena dimakamkan di Bukit Gunung Jati.

 Profil Sunan Gunung Jati

- Kelahiran: 1448, Kairo, Mesir


- Meninggal: 19 September 1568, Keraton Kasepuhan Cirebon, Cirebon
- Anak: Maulana Hasanuddin, Ratu Wulung Ayu
- Pasangan: Nyai Pakungwati
- Nama lengkap: Syarif Hidayatullah
- Tempat pemakaman: Cirebon
- Orang tua: Rara Santang, Syarif Abdullah Umdatuddin

19
 Strategi Dakwah Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati menggunakan pendekatan sosial budaya


untuk dakwahnya, yang membuat ajaran Islam dapat dengan
mudah diterima oleh masyarakat. Dengan memperkuat kedudukan
politik sekaligus memperluas hubungannya dengan tokoh yang
berpengaruh di daerah Cirebon, Demak dan Banten maka cara
dakwahnya makin kuat.

Selain melalui jalur politik, Sunan Gunung Jati juga


melakukan dakwahnya dengan cara memperluas wilayah. Adapun
cara lainnya yaitu Sunan Gunug Jati melakukan hubungan dengan
tokoh-tokoh berpengaruh di Cirebon, Banten, dan Demak melalui
pernikahan.

Selain di dukuh Sembung- Pesambangan, ia mengajar pula


di dukuh Babadan, sekitar tiga kilometer dari dukuh Sembung.
Setelah beberapa lama tinggal di dukuh Sembung, ia memperluas
medan dakwahnya hingga ke Banten. Cirebon.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa atau cukup disebut Masjid


Agung Sang Cipta Rasa dibangun pada tahun 1498 oleh Wali
Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati.

Keteladanan yang dapat kita ambil dari kisah hidup Sunan


Gunung Jati adalah: Kita harus menjadi yang giat dan tekut dalam
menyampaikan syariat islam kepada orang lain. Kita harus
menjaga sopan santun dan lemah lembut pada saat
menyampaikan syariat islam kepada orang lain.
20
MAKALAH

Sejarah Masuknya Islam di Nusantara Melalui


Wali Songo

Disusun Oleh:
KELOMPOK II

1. NUR AZIZAH
2. WINDA
3. FIRAYANI
4. TIARA
5. SAIFUR RIJAL
6. OTO ISKANDAR
7. ALMANSYAH
8. ASDAR
9. AIDIL
BAB III

A. Kesimpulan

Proses penyebaran islam di Nusantara termasuk Indonesia dilakukan


dengan cara perdagangan, perkawinan, pendidikan, dan melalui seni
dan budaya. Dan manfaat dari mempelajari sejarah perkembangan Islam di
nusantara, salah satunya yaitu mampu membangun masjid sebagai tempat
ibadah dari berbagai bentuk, dan dapat meneladani Wali Songo. Adapun
hikmah dari mempelajari sejarah perkembangan islam ini yaitu Islam
membawa ajaran yang berisi kedamaian, selain itu penyebar ajaran Islam di
Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.

B. Saran

Dengan mengetahui sejarah singkat Walisongo, mari kita bersama-sama


meningkatkaniman dan takwa kepada Allah SWT. Setelah mengetahui cara
Walisongo menyebarkan Islam pada umat Islam terdahulu, marilah kita juga
menyiarkan agama Islam dengan cara yang disenangi oleh masyarakat
zaman sekarang.

21
Daftar Isi

Kata Pengantar .........................................................................................................i


Daftar Isi.....................................................................................................................ii

Bab I
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................1

Bab II
Wali Songo............................................................................................................ 2
Sunan Gresik........................................................................................................... 3
Sunan Ampel.......................................................................................................... 5
Sunan Bonang........................................................................................................ 7
Sunan Drajat ......................................................................................................... 9
Sunan Kudus ......................................................................................................... 11
Sunan Giri ............................................................................................................ 13
Sunan Kalijaga ..................................................................................................... 15
Sunan Muria ......................................................................................................... 17
Sunan Gunung Jati................................................................................................. 19

Bab III
Kesimpulan...................................................................................................... 21
Saran.................................................................................................................21

Anda mungkin juga menyukai