Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
Kata pengantar

Daftar isi

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang

BAB II
PEMBAHASAN

1 .Sunan Ampel (Raden Rahmat)

2. Sunan Gresik(Maulana Malik Ibrahim)

3. Sunan Bonang ( Maulana Maksum Ibrahim)

4. Sunan Drajat ( Raden Qosim / Raden Sjarifuddin)

5. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)

6. Sunan Kudus ( Ja'far Shadiq)

7. Sunan Muria ( Raden Umar Said)

8. Sunan Gunung Jati ( Sjarif Hidayatullah)

9. Sunan Giri ( Raden Paku / Muhammad Ainul Yakin)

BAB III
PENUTUP
BAB I

Pendahuluan
A. Latar belakang

Pada abad 15 para saudagar muslim telah mencapai kemajuan pesat

dalam usaha bisnis dan dakwah hingga mereka memiliki jaringan di kota-kota

bisnis di sepanjang pantai Utara. Komunitas ini dipelopori oleh Walisongo

yang membangun masjid pertama di tanah Jawa, Masjid Demak yang

menjadi pusat agama yang mempunyai peran besar dalam menuntaskan

Islamisasi di seluruh Jawa. Walisongo berasal dari keturunan syeikh ahmad

bin isa muhajir dari hadramaut. Beliau dikenal sebagai tempat pelarian bagi

para keturunan nabi dari arab saudi dan daerah arab lain yang tidak menganut

syiah.Penyebaran agama Islam di Jawa terjadi pada waktu kerajaan

Majapahit runtuh disusul dengan berdirinya kerajaan Demak. Era tersebut

merupakan masa peralihan kehidupan agama, politik, dan seni budaya. Di

kalangan penganut agama Islam tingkat atas ada sekelompok tokoh pemuka

agama dengan sebutan Wali. Zaman itu pun dikenal sebagai zaman

“kewalen”. Para wali itu dalam tradisi Jawa dikenal sebagai “Walisanga”,

yang merupakan lanjutan konsep pantheon dewa Hindhu yang jumlahnya

juga Sembilan orang. Adapun Sembilan orang wali yang dikelompokkan

sebagai pemangku kekuasaan pemerintah yaitu Maulana Malik Ibrahim,

Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan

Kudus, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati


BAB II

PEMBAHASAN

SUNAN AMPEL ( RADEN RAHMAT)

Raden Rahmat atau lebih dikenal dengan Sunan Ampel Merupakan putra dari Syekh
MaulanaMalik Ibrahim (Sunan Gresik) dengan Dewi Condro Wulan. Dewi Condro Wulan
merupakansalah satu putri dari Raja Champa yang masih memiliki termasuk dalam keturunan
DinastiMing yang terakhir.Beliau lahir pada tahun 1401 masehi dan wafat pada tahun 1478
masehi. Kemudian pada tahun1443 beliau mulai hijrah ke Pulau Jawa. Dalam menyebarkan
ajaran Islam , Sunan Ampelmelakukan dakwah di daerah Ampel Denta, Surabaya.Setelah
berhijrah beliau lalu menikah dengan putri Adipati Tuban yang bernama Nyai AgengManila. Dari
hasil pernikahan tersebut lahirlah 4 anak yang diberi nama Putri Nyai AgengMaloka, Maulana
Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syaifuddin (Sunan Drajat) dan Syarifahyang nantinya akan
menjadi istri dari Sunan Kudus.Di daerah tersebut, Raden Rahmat memberikan fasilitas kepada
masyarakat sekitar untuk belajar ilmu agama Islam dan berkonsultasi dengan mendirikan
sebuah pondok. Ajaran dari beliau yang sangat terkenal salah satunya adalah falsafa“
MohLimo“. Kata moh limo berasaldari bahasa jawa yaitu kata moh yang memiliki arti menolak,
sedangkan kata limo berarti lima.Jadi maksud dari falsafah moh limo tersebut adalah menolak
lima hal perkara yang dilarangdalam Islam. Isi dari falsafah adalah:

: Moh Main (tidak berjudi)

:Moh Maling (tidak mencuri)


: Moh Nogmbe (tinak minum minuman keras atau khamr )

: Moh Madat (tidak menghisap narkoba)

: Moh Madon (tidak main perempuan atau berzina)Dalam jasanya dalam berdakwah
menyebarkan ajaran Islam, salah satu peninggalannya adalahMasjid Ampel desata.

SUNAN GRESIK (MAULANA MALIK IBRAHIM)

Maulana Malik Ibrahim adalah nama asli dari Sunan Gresik. Beliau merupakan orang
pertamayang menyebarkan ajaran agama Islam pertama kali di tanah Jawa. Selain itu beliau
jugaseorang Habib, yaitu silsilah ke 22 dari keturunan Nabi Muhammad SAW.Sunan Gresik juga
baru memulai dakwahnya pada akhir Kerajaan Majapahit. Dalam memulaidakwahnya beliau
merangkul rakyat biasa yang menjadi korban dari perang saudara padaKerajaan Majapahit.
Pendekatan yang beliau lakukan kepada rakyat dengan melalui cocoktanam dan jalur
perdaganganSehingga masyarakat tersebut lebih terbantu dalam hal ekonomi dan perlahan
mempelajariIslam atas bimbingan beliau. Seiring dengan berjalannya waktu,orangyang belajar
Islam pun semakin banyak dan akhirnya Sunan Gresik mendirikan sebuah Pondok Pesantren di
daerahLeran. Dari pondok tulah beliau mengajarkan berbagai ilmu hingga akhir hayatnya.Beliau
meninggal pada tahun 1941 dan kemudian dimakamkan di Desa Gapura Wetan, Gresik.Selama
berdakwah beliau selalu berusaha menghilangkan sistem kasta yang menjadi
sumber perpecahan dalam masyarakat. Peninggalan sejarah dari Sunan Gresik berupa Masjid
MaulanaMalik Ibrahim di daerah Leran, Gresik.

SUNAN BONANG ( MAULANA MAKDUM IBRAHIM)


Maulana Makdum Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan Sunan Bonang adalah putra
dariSunan Ampel. Sunan Bonang pernah menimba ilmu agama Islam di daerah Pasai, Malaka.
Disana beliau menimba ilmu kepada Sunan Giri terutama dalam metode dakwah
penyebaranIslam agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.Setelah selesai menimba
ilmu dari Sunan Gresik, kemudian beliau pulang kembali ke kotaTuban (kota kelahiran ibunya)
lalu mendirikan sebuah Pondok Pesantren. Karena kebanyakanmasyarakat Tuban senang
dengan musik, kemudian dalam dakwahnya beliau menggunakanalat musik yaitu
gamelan.Beliau melakukan dakwahnya disela-sela pertunjukan musik tersebut berlangsung.
Sehinggaada beberapa peninggalan bersejarah dari beliau dalam alat musik tradisional yaitu
berupa bonang, kenong dan bend.

SUNAN DRAJAT (RADEN QOSIM / RADEN SJARIFUDDIN)


Beliau adalah salah satu saudara seibu dari Sunan Bonang. Dari beberapa kisah beliau
jugadikenal dengan nama Raden Syaifudin. Setelah Ayahnya wafat beliau juga pernah
menimbailmu agama kepada Sunan Muria. Setelah selesai kemudian beliau kembali ke daerah
pesisirBanjarwati, Lamongan untuk menyebarkan ajaran Islam.Seiring dengan berjalannya
waktu, sudah banyak sekali murid dari Sunan Drajat. Hinggaakhirnya beliau mendirikan sebuah
pondok pesantren di daerah Daleman di Desa DrajatPaciran Lamongan.Dalam dakwahnya
beliau melalui suluk seperti yang pernah diajarkan olehgurunya yaitu Sunan Muria.Suluk Petuah
adalah salah satu suluk yang beliau sampaikan kepada murid-muridnya. Dalam suluk tersebut
berisi beberapa pesan beliau yang harus ditanamkan dalam diri untuk salingmenolong sesama
manusia. Salah satu kutipan dari suluk tersebut adalah:

1.“Wenehono teken marang wong kang wuto”

maksudnya adalah berilah tongka tkepada orang yang buta.

2.“Wenehono mangan marang wong kang luwe”

yaitu berilah makanan kepada orangyang lapar.

3.“Wenehono busono marang wong kang wudo”

maksudnya berilah pakaian kepadaorang yang telanjang.

4.“Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan” artinya berilah tempat kepada orangyang
kehujanan.Dan masih banyak lagi suluk lain yang dikenal sebagai peninggalan Raden Syaifudin.
Hinggasekarang ini suluk tersebut dipelajari di pondok-pondok Jawa kuno.

SUNAN KALIJAGA ( RADEN SYAHID)


Sunan Kalijaga adalah salah satu diantara walisongo yang terkenal sekali di tanah Jawa. Beliau
adalah salah satu putra dari seorang bupati Tuban pada waktu itu yaitu Arya Wilatika. Ayah dari
Sunan Kalijaga sendiri adalah seorang pemimpin pemberontakan Ronggolawe. pada zaman
Kerajaan Majapahit. Ketika muda Raden Syahid telah mewarisi dari semangat ayahnya, beliau
pernah memprotes keras terhadap penarikan pajak yang tidak memiliki rasa kemanusiaan pada
pemerintahan Kerajaan Majapahit. Kemudian dibuatlah susunan rencana perampokan kepada
seluruh anggota pejabat pajak dan kemudian untuk dibagikan keseluruh rakyat miskin. Akan
tetapi aksi perampokan tersebut berhenti ketika Raden Syahid bertemu dengan seseorang yang
kemudian menjadi gurunya yaitu Sunan Bonang. Saat bertemu dengan Sunan Bonang, beliau
diberi nasehat agar berhenti dari tindakannya tersebut, karena untuk melakukan suatu
kebaikan tidak harus ditempuh dengan sesuatu yang buruk. Dan akhirnya Raden Syahid pun
berhenti dari tindakan perampokannya serta kemudian beliau berguru kepada Sunan Bonang
untuk mempelajari ilmu agama. Dari sang gurulah SunanKalijaga mendapatkan ide untuk
melakukan dakwah dengan cara yang berbeda yaitu memanfaatkan wayang dan gamelan.
Dalam pertunjukan tersebut beliau menyisipkan sedikit demi sedikit tentang ajaran Islam. Dan
dengan metode dakwah tersebut akhirnya bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Selain
berdakwah dengan wayang dan gamelan, beliau juga menanamkan nilai-nilai ajaran Islam
dalam berbagai kebudayaan lainnya. Dalam peninggalan dari Sunan Kalijaga ada beberapa
kesenian yang telah menjadi seni khas yaitu wayang, gamelan, ukir dan juga ada beberapa lagu
jawa yang terkenal yaitu tembang lir ilir.

SUNAN KUDUS ( JA'FAR SHADIQ)


Sunan Kudus atau dikenal dengan nama Ja’far Shadiq adalah salah satu cucu dari Sunan Ampel.
Selain itu Sunan Kudus juga salah satu keponakan dari Sunan Drajat dan Sunan Bonang. Dari
beberapa sumber, Sunan Kudus pernah menuntut ilmu di Yerusalem Palestina yang langsung
kepada ulama-ulama dari Arab. Setelah lama menuntut ilmu di sana, kemudian Sunan Kudus
pulang ke Jawa lalu mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Kudus. Untuk
mempermudah dalam berdakwah, beliau menyebarkan ajaran Islam dikalangan para pejabat,
bangsawan kerajaan dan para priyayi di tanah Jawa dengan menyanggupi menjadi seorang
pemimpin di sana. Dalam menyebarkan ajaran Islam beliau juga menggunakan metode yang
hampir sama dengan Sunan Kalijaga yaitu melakukan pendekatan terhadap kebudayaan daerah
setempat. Dengan keluasan ilmunya, sampai-sampai para wali memberi gelar kepada Sunan
Kudus sebagai WaliAl’ilmi yang berarti orang yang mempunyai ilmu yang luas. Selama Sunan
Kudus berdakwah ada beberapa peninggalan yang sampai sekarang masih ada yaitu Masjid
Menara Kudus, tempat tersebut memiliki sebuah menara dengan bercorak khas Hindu. Selain
menara, beliau juga mewariskan budaya toleransi yang sangat mulia.
SUNAN MURIA ( RADEN UMAR SAID)

Sunan Muria adalah salah satu putra dari Sunan Kalijaga dengan istrinya yang bernama Saroh.
Selain itu Sunan Muria juga merupakan keponakan dari Sunan Giri, karena Saroh merupakan
adik dari Sunan Giri. Dalam dakwahnya mengajarkan ajaran Islam, beliau menggunakan metode
yang sama dengan ayahnya. Beliau menyampaikan ajaran Islam dengan melalui kebudayaan
dan kesenian jawa. Akan tetapi Sunan Muria lebih memilih tempat terpencil di pesisir pantai
sebagai tempatnya berdakwah. Tempat yang ia pilih adalah Gunung Muria yang berada di
daerah Jawa Tengah. Dari tempatnya berdakwah telah menyebar ajarannya hingga ke Pati,
Kudus, Juana, Tayu dan Jepara. Dimana setiap tempat yang ia datangi hanyalah pedesaan,
pesisir pantai dan pegunungan. Agar dalam berdakwah menarik banyak orang, beliau
menggunakan sebuah tembang jawa. Tembang jawa yang beliau gunakan salah satunya adalah
tembang Sinom dan Kinanti. Dalam peninggalannya selama berdakwah ada sebuah Masjid
Muria yang berada di daerah pusat tempat beliau berdakwah.
SUNAN GUNUNG JATI ( SJARIF HIDAYATULLAH)

Menurut sejarah Sunan Gunung Jati merupakan salah satu putra dari kerajaan Pajajaran yang
bernama Pangeran Walangsungsang dan adiknya yang bernama Raja Santang. Beliau
merupakan salah satu dari Walisongo yang berdakwah di daerah Jawa Barat. Dalam dakwahnya
beliau memilih untuk menyebarkan ajaran Islam di daerah Cirebon. Sebelum beliau berdakwah
di tanah Jawa, sebenarnya sudah ada seorang ulama yang berasal dari Baghdad untuk
berdakwah di daerah Cirebon. Ulama tersebut bernama Syekh Kahfi dengan membawa dua
puluh muridnya berdakwah di tanah Jawa. Selain itu Sunan Gunung Jati juga pernah dinobatkan
sebagai Raja Cirebon ke 2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati. Selain di Cirebon beliau
juga berdakwah sampai ke Banten. Peninggalan sejarah Sunan Gunung Jati salah satunya adalah
Masjid Agung Banten.
SUNAN GIRI ( RADEN PAKU / MUHAMMAD AINUL YAKIN)

Nama Walisongo yang terakhir adalah Sunan Giri atau biasa dikenal dengan Raden Paku. Beliau
adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq, seorang ulama dari Gujarat yang pernah menetap di
Pasai atau Aceh. Sementara ibunya bernama Dewi Sekardadu yang menjadi putri Raja Hindu
Blambangan Jawa Timur. Awal mula Sunan Giri menyebarkan ajaran Islam sejak beliau bertemu
dengan Sunan Ampel yang asih menjadi sepupunya. Setelah itu kemudian beliau disarankan
oleh Sunan Ampel untuk berdakwah di daerah Blambangan, sebelah selatan Banyuwangi Jawa
Timur. Saat itu masyarakat Blambangan sedang tertimpa sebuah penyakit. Hingga putri Raja
Blambangan pun juga terkena penyakit tersebut. Akhirnya Sunan Giri pun dapat
menyembuhkan putri tersebut juga para masyarakat Blambangan. Dalam peninggalannya
Sunan Giri juga menciptakan beberapa tembang jawa yang terkenal oleh masyarakat jawa,
yaitu tembang Asmaradana dan Pucung. Selain itu beliau juga menciptakan beberapa lagu
anak-anak dalam bahasa jawa, diantaranya Jamuran, Cublak-cublak suweng, Jithungan dan
Delikan yang sekarang masih ada dikalangan anak-anak.
-Anjani membaca : Sunan Gunung Jati

-Anjani berkomentar : Sunan Gunung Jati, lahir dengan nama Hidayatullah atau lebih di kenal
sebagai Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari Walisongo, ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi
dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang, Putri Sri
Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran (yang setelah masuk Islam berganti
nama menjadi Syarifah Mudaim). Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatulloh)

Sultan Cirebon ke-1 Masa jabatan 1482–1568

Pendahulu: Jabatan baru

Pengganti: Fatahillah Tumenggung Cirebon

Masa jabatan: 1479–1482

Pendahulu: Pangeran Cakrabuana

Pengganti: Jabatan dihapus

Informasi pribadi: Syarif Hidayatullah

Lahir: 1448

Meninggal: 19 September 1568 Kesultanan Cirebon

Makam: Astana Gunung Sembung

Agama: Islam

Pasangan: Nyai Ratu Dewi Pakungwati

Nyai Ratu Kawunganten

Nyai Babadan

Nyai Ageng Tepasari

Nyai Lara Baghdad

Ong Tien Nio

Anak: Sabakingking

Pasarean

Ratu Ayu
Winahon

Trusmi

Bratakelana

Jayalelana

Orang tua: Syarif Abdullah Umdatuddin (ayah)

Rara Santang (ibu)

Denominasi: Sunni

Dikenal sebagai: Wali Sanga

Pemimpin Muslim: Pendahulu Maulana Muhammad Ali Akbar

Penerus: Maulana Hasanuddin

Syarif Hidayatullah sampai di Cirebon pada tahun 1470 Masehi, yang kemudian dengan
dukungan Kesultanan Demak dan Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana
(Tumenggung Cirebon pertama sekaligus uwak Syarif Hidayatullah dari pihak ibu), ia dinobatkan
menjadi Tumenggung Cirebon ke-2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati.

Nama Syarif Hidayatullah kemudian diabadikan menjadi nama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta di daerah Tangerang Selatan, Banten. Sedangkan nama Sunan Gunung Jati
diabadikan menjadi nama Universitas Islam negeri di Bandung, yaitu Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati[1], dan Korem 063/Sunan Gunung Jati di Cirebon.

-Ginara membaca: Sunan Muria

-Ginara berkomentar: Sunan Muria adalah salah satu tokoh wali songo. Dia dikenal sebagai
tokoh yang menyebarkan agama Islam di daerah Gunung Muria, pantai utara Jepara. Dikutip
dari buku Sejarah Wali Songo oleh Zulham Farobi, Sunan Muria menyebarkan Islam sampai ke
daerah Tayu, Pati, Juana, Kudus, dan di lereng Gunung Muria.

•> Biografi Singkat

Berdasarkan buku Tasawuf Nusantara oleh Sri Mulyati, Sunan Muria adalah putra dari Sunan
Kalijaga dengan Dewi Saroh. Ia memiliki nama asli Raden Umar Said. Kemudian ia menikah
dengan Dewi Roroyono, putri dari seorang ulama Bernama Sunan Ngerang atau Ki Ageng
Ngerang yang sangat disegani oleh masyarakat.Disebutkan juga dalam buku tersebut bahwa ia
memiliki kelebihan di antaranya ia termasuk wali yang sakti, kuat fisiknya. Bukti fisik Sunan
Muria yang kuat bisa dilihat dari lokasi padepokannya yang terletak di atas gunung.Adapun
pendapat lain yang dikutip dari buku Wali Sanga oleh Masykur Ali, terdapat dua versi mengenai
pendapat tentang asal-usul Raden Umar Said. Namun apabila diikuti arah keturunan keduanya,
maka bertemu moyang dengan Sunan Kudus pada Syekh Jumadil Kubra.Syekh Jumadil Kubra
adalah putra dari Zainal Husain, putra Zainal Kubra, putra Zainal Alim, putra Zainal Abidin, putra
Husain, putra Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW.Kemudian dijelaskan juga bahwa ada
pendapat jika merupakan keturunan orang Arab atau Jawa asli. Namun dari pendapat tersebut,
semuanya menyebutkan bahwa Raden Umar Said adalah keturunan orang-orang terhormat.

•> Strategi dakwah

Berikut ini adalah beberapa strategi dakwah yang dilakukan oleh sunan Muria dalam
menyebarkan agama Islam

Pertama, dalam buku oleh Sri Mulyati tadi dijelaskan bahwa dalam menyebarkan agama, Raden
Umar Said biasanya mendekati kaum dagang, nelayan, dan pelaut.Kedua, disebutkan juga
ketika berdakwah, ia mempertahankan gamelan sebagaikesenian Jawa yang sangat digemari
rakyatnya. Ia menggunakan kesenian ini sebagai sarana untuk memasukkan nilai-nilai keislaman
kepada rakyat, sehingga secara tidak langsung, rakyat kemudian dibawa untuk mengingat
Tuhan lebih dekat.Cara dakwah ini menurut Zulham Farobi dalam bukunya tadi, menjadi cara
yang digunakan ketika awal mula ia menyebarkan agama Islam. Ia juga banyak menggunakan
cara yang halus dan tidak menghilangkan tradisi lama dalam budaya yang sudah melekat
dengan kehidupan, sehingga masyarakat juga tidak terkejut dengan ajaran yang dibawanya
itu.Salah satu contohnya adalah ketika Raden Umar Said mengubah syair dari tembang-
tembang Jawa dengan menyisipkan berbagai nilai keislaman. Sehingga masyarakat juga bisa
mengenal Islam dengan sesuatu yang tidak terkesan memaksa.Ketiga, karena ia adalah putra
Sunan Kalijaga, maka dalam berdakwah ia juga menggunakan cara yang halus, sesuai dengan
istilah 'ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya.' Dalam buku Sejarah Wali
Songo juga disebutkan, bahwa caranya mengikuti dakwah Sunan Kalijaga membuatnya lebih
mengenal tradisi yang ada di Pulau Jawa.Oleh karenanya, ia sangat dekat dengan masyarakat,
hingga ajarannya menyebar luas sampai pemukiman terkecil. Adapun selain dikenal sebagai
tokoh yang menyebarkan Islam, Sunan Muria juga dikenal karena mengajarkan tentang
bagaimana cara untuk merawat alam.

-Raisha membaca: Sunan Gresik


-Raisha berkomentar: sunan maulana malik Ibrahim dikenal juga dengan nama sunan gresik.
nama tersebut diberikan karena ia bermukim di gresik dan menyiarkan ajaran agama Islam dari
daerah ini. sunan gresik juga dimakamkan di desa gapura dikota gresik. sunan maulana malik
Ibrahim, lebih dikenal dengan nama sunan gresik merupakan keturunan ali zainal abidin, cicit
nabi Muhammad SAW. sunan maulana malik Ibrahim bermukim di gresik untuk menyiarkan
agama Islam hingga akhir hayatnya pada tanggal 12 raibul awwal 822H , bertepatan dengan 8
april 1429,dan dimakamkan di desa gapura kota gresik. sunan maulana malik Ibrahim adalah
seorang ahli tata negara yang menjadi penasehat raja, guru para pangeran, dan juga dermawsn
terhadap fakir miskin. makamnya banyak diziarahi masyarakat hingga sekarang. sunan maulana
malik Ibrahim dianggap sebagai penyiar Islam pertama ditanah jawa, sehingga dianggap sebagai
ayah dari wali songo.

-Sintia membaca: Sunan Kudus

-Sintia berkomentar: Asal Usul Sunan Kudus Ja'far Shadiq atau yang akrab dikenal dengan Sunan
Kudus merupakan salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa khususnya di daerah Kudus,
Jawa Tengah. Sunan Kudus adalah putra dari Raden Utsman Haji alias Sunan Ngudung di Jipang
Panolan (letaknya di sebelah utara Kota Blora) dengan Syarifah Dewi Rahil binti Sunan
Bonang.Di dalam babad tanah Jawa disebutkan bahwa Raden Utsman Haji yang merupakan
ayah kandung Sunan Kudus pernah memimpin pasukan Majapahit. Sunan Ngundung selaku
senopati Demak bertarung dengan sengit melawan Raden Husain atau Adipati Terung dari
Majapahit. Dalam pertempuran tersebut Sunan Ngundung gugur, sehingga kedudukannya
sebagai senopati Demak digantikan oleh Sunan Kudus. Sementara ibu Sunan Kudus merupakan
putri dari Sunan Bonang. Ia dilahirkan pada tanggal 9 September 1400M. Dengan demikian
Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Bonang, sehingga silsilahnya pun mengikuti silsilah Sunan
Bonang, yakni masih beraliran atau keturunan langsung dari Husain bin Ali, cucu Nabi
Muhammad SAW.

Cara Berdakwah Sunan Kudus

Strategi dakwah melalui pendekatan massa.

Melakukan pendekatan berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat

Tidak melakukan atau menggunakan jalan kekerasan

Mengikuti dari belakang terhadap kelakuan dan adat rakyat tetapi diusahakan untuk
mempengaruhinya dan memasukan nilai ajaran Islam
Menghindari konfrontasi secara langsung. Dengan prinsip mengambil ikan tanpa membuat
keruh airnya.

-Uvi membaca: Sunan Ampel

-Uvi berkomentar: Sunan ampel terkenal sebagai orang yang ramah. Keramahannya ini pun
menjadi metode tersendiri dalam menyebarkan agama Islam. Sebab tak sedikit orang tertarik
masuk Islam karena sikapnya yang ramah. Selain itu, Sunan Ampel juga mampu beradaptasi
dengan cepat pada masyarakat setempat. Ia diketahui berusaha belajar bahasa Jawa, walaupun
dalam pengucapannya sering bercampur dengan cara pengucapan Bahasa Arab. Uniknya, tidak
jarang Sunan Ampel akan memberikan cendera mata saat berdakwah. Tepatnya ketika Sunan
Ampel melakukan perjalanan dari Kerajaan Majapahit ke Ampeldenta, dakwah yang dilakukan
sambil memberi cenderamata pada penduduk. Cendera mata yang diberikan berupa kipas yang
terbuat dari anyaman akar pepohonan dan rotan. Kipas ini sangat berguna bagi masyarakat
karena mengandung obat untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Untuk mendapat cendera
mata pemberian sang wali, penduduk cukup mengucapkan kalimat syahadat. Secara tak
langsung, metode dakwah ini menjaring penduduk untuk masuk Islam. Sekaligus pula
membangun rasa persaudaraan yang kuat lewat pemberian cendera mata. Dalam metode
dakwah Sunan Ampel, dikenal ada istilah moh limo dari bahasa Jawa yang berarti tidak
mengerjakan lima hal tercela. Di antaranya, moh main (tidak berjudi), moh ngombe (tidak
mabuk-mabukan), moh maling (tidak mencuri),moh madat (tidak mengisap candu), dan moh
madon (tidak berzina).

Metode dakwah ini terbukti dapat memperbaiki moralitas masyarakat yang konon saat itu telah
merosot sampai pada level yang memprihatinkan. Inilah salah satu alasan mengapa Prabu Sri
Kertawijaya memberikan keleluasaan kepada Sunan Ampel, menyebarkan Islam kepada semua
tingkatan sosial masyarakat. Di Ampel, beliau mendirikan sarana ibadah yang kini menjadi
Masjid Sunan Ampel dan sarana pendidikan untuk menunjang internalisasi ajaran dan nilai-nilai
keislaman, menggantikan keyakinan lama.

-Alya membaca: Sunan Kalijaga

-Alya berkomentar: Sunan Kalijaga merupakan Waliyullah yang tergabung dalam anggota
dewan Walisongo. Beliau dikenal sebagai wali yang berperan penting dalam penyebaran agama
Islam di Pulau Jawa. Selain menjadi Ulama' ia juga menjadi penasihat keraton, seniman, dan
arsitek yang ulung. Ia sangat toleran pada budaya lokal. WKelahiran: 1450, Tuban. Meninggal:
1513, Kadilangu. Anak: Sunan Muria, Dewi Rakayuh, Nyi Ageng Ngerang III, Dewi
Sofiah.Pasangan: Dewi Saroh , Orang tua: Tumenggung Wilatikta, Dewi Retno Dumilah.Tempat
pemakaman: Makam Sunan Kalijaga Demak, Demak.Cucu: Sunan Nyamplungan, Raden Ayu
Nasiki, Ki Ageng Panjawi, Pangeran Santri. SikapSunan Kalijaga dalam berdakwah selalu
menyesuaikan budaya lokal yang telah ada. Salah satunya menggunakan media wayang yang
pada awalnya adalah wayang beber kuno yang mencitrakan gambar manusia secara detail,
tetapi wayang tersebut diubahnya menjadi wayang kulit yang tidak terlalu mirip dengan
manusia.Sunan Kalijaga dikenal sebagai sosok yang memiliki sikap religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, mandiri, kreatif, demokratis, peduli lingkungan, peduli sosial, dan memiliki
tanggung jawab tinggi. peninggalan yang paling terkenal yaitu :keris Kyai Carubuk. Benda
pusaka ini dibuat dari biji besi berukuran sangat kecil dan dipercaya mempunyai
kesaktian,rompi ontokusumo,sumur jalatunda,batu bobot. Sunan Kalijaga juga di kenal dengan
sejumlah nama lainnya yakni seperti Sunan Kalijaga juga dikenal dengan Syekh Sa'id atau
Syekh Malaya karena dia berdakwah ke Semenanjung Malaya. Dia diakui sebagai tabib karena
menyembuhkan Raja Patani dari penyakit kulit yang parah.dan juga sunan Kalijaga juga
memiliki sejumlah nama lainnya seperti Usul dan Nasab Sunan Kalijaga.Ia juga dikenal dengan
sejumlah nama lainnya, yakni lokajaya, Raden Abdurrahman, Pangeran Tuban, dan Ki Dalang
Sida Brangti. Ada beberapa kreasi seni budaya yang dipercayai diasaskan oleh Sunan Kalijaga,
antara lain Sekatenan, Grebeg Maulud, Layang Kalimasada dan lakon wayang Petruk Jadi Raja.

Ilmu yang Dimiliki Sunan Kalijaga antara lain:

a.Ilmu Aji Kungkum. Sungai Merupakan Tempat Untuk Melakukan Tirakat Kungkum,

b.Ilmu Asmak Sapu Jagat. Ilustrasi Ilmu Sapu Jagat

C.Ilmu Singkir Sengkolo. Ilustrasi Energi Ilmu Singkir Sengkolo.

d.Ilmu Aji Tapa Pendem.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di

tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting

pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di

Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa

Barat. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam

budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka

adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu

banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang

sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga

pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah

secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut

dibanding yang lain.

Anda mungkin juga menyukai