Disusun oleh :
Kharisma Rizqy Kholifatul Husna
Kelas : VIII B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Wali Songo “ ini dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas penyusun menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada kedua orangtua penyusun, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang telah
memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk
keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya bagi
para pembaca. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti Wali Songo...................................................................................... 2
B. Nama – Nama Wali Songo .................................................................. 3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 9
3.2 Saran........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali yang sembilan,
yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain
menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti
mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa Walisongo adalah sebuah majelis dakwah yang
pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi
(808 Hijriah). Saat itu, majelis dakwah Walisongo beranggotakan Maulana Malik Ibrahim
sendiri, Maulana Ishaq (Sunan Wali Lanang), Maulana Ahmad Jumadil Kubro (Sunan Kubrawi);
Maulana Muhammad Al-Maghrabi (Sunan Maghribi); Maulana Malik Isra'il (dari Champa),
Maulana Muhammad Ali Akbar, Maulana Hasanuddin, Maulana 'Aliyuddin, dan Syekh Subakir.
Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal
sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:
Para Walisongo adalah intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya.
Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi peradaban masyarakatJawa,mulai
dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke
pemerintahan.
5
B. Nama-Nama Wali Songo
6
belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya
terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
7
Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek van Bonang atau
Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin
saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525.
8
6. Sunan Giri ( Sunan Ainul Yaqin )
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri
adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad, merupakan
murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan
Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri
Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat
dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan
sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu keturunannya yang
terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok
dan Bima.
9
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah
putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali Nurul Alam putra
Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih
keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu
anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati
mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan
pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi
Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana
Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di
Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Para Walisongo adalah intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada
masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru
masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan,
kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan.
Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal
sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:
1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
3. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
4. Sunan Drajat atau Raden Qasim
5. Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq
6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
7. Sunan Kalijaga atau Raden Said
8. Sunan Muria atau Raden Umar Said
9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
B. SARAN
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
http://sepengatahuanku.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-wali-songo.html
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/05/makalah-peran-walisongo-dalam.html
11