Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS

ZIARAH WALI EMPAT

Disusun Oleh :
1. FAREL AKBAR
2. AHMAD RIZAL
3. WILDAN CAHYADI
4. ALI WAFA
5. WIWIT PUTRA PRADANA

Kelas : IX F

MTS SYAMSUL HUDA CIKLAPA KEDUNGREJA CILACAP


TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyusun Karya tulis ini dengan baik.
Penyusun Laporan Karya tulis ini tidak mungkin berhasil
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak.Rahmad Basuki selaku kepala madrasah Mts Syamsul
Huda
2. Ibu. Ma’murotun Sholihah selaku guru pembimbing
Kami menyadari bahwa ada kekurangan dalam menyusun karya
tulis ini. Kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.
Kedungreja, 06 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 1
C. Manfaat Penelitian ........................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................ 2
A. Raden Patah ..................................................................... 2
B. Sunan Kudus .................................................................... 4
C. Sunan Muria ..................................................................... 5
BAB III PENUTUP .................................................................... 7
A. Simpulan .......................................................................... 7
B. Saran ................................................................................ 7
Daftar Pustaka ............................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ziarah wisata merupakan kegiatan yang terdiri atas dua kegiatan,
yaitu ziarah dan wisata. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia
(2005), ziarah merupakan kegiatan berkunjung ke tempat-tempat
yang dianggap keramat atau mulia, sedangkan wisata merupakan
kegiatan bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan
atau bergembira).
Kegiatan ziarah wisata Mts Syamsul Huda adalah kegiatan
tahunan yang selalu dilaksanakan bagi siswa kelas IX. Kegiatan ini
mempunyai tujuan untuk tetap menggalakkan kegiatan ziarah, yang
mungkin bagi beberapa orang sedikit terlupakan dan juga
mengkombinasikan dengan kegiatan wisata. Hasil akhirnya adalah
siswa dapat memperoleh tambahan pengetahuan, hiburan, tetapi
juga tetap melaksanakan kegiatan ziarah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan ziarah wisata?
2. Apa dampak negatif dan positif dari kegiatan ziarah wisata
ini?
C. Tujuan Penulisan
Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ziarah wisata siswa
kelas IX Mts Syamsul Huda di beberapa tempat di Jawa.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Raden Patah

Mengutip buku Jejak Islam di Nusantara oleh Adi Teruna Effendi


dkk, Raden Patah merupakan seorang putra dari Raja Kertabumi (Prabu
Brawijaya V) dari kerajaan Majapahit dengan seorang selirnya yaitu
putri Cina yang bernama Siu Ban Ci yang merupakan putri saudagar
atau ulama Syaikh Bantong/Syeh Bentong (alias Tan Go Hwat). Saat
selirnya hamil tua, permaisuri Prabu Brawijaya V, Ratu Darawati yang
seorang putri Campa, cemburu. Kecemburuan ini membuat selir
tersebut diceraikan dan dihadiahkan pada Arya Damar atau Jaka Dilah
atau Swan Liong (Naga Berlian), seorang pemimpin legendaris
keturunan Tionghoa yang berkuasa di Palembang pada pertengahan
Abad 14 sebagai bawahan Kerajaan Majapahit. Siu Ban Ci akhirnya
dinikahi oleh Arya Damar hingga melahirkan Raden Patah di

2
Palembang. Dari Siu Banci dan Arya Damar, Raden Patah memiliki
adik tiri Bernama Raden Kusen.
Dari Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik
sampai Kontemporer oleh Adi Sudirman menyebutkan, Raden Patah
dikenal dengan nama Pangeran Jimbun. Sedangkan Jejak Islam di
Nusantara oleh Adi Teruna Effendi dkk, di komunitas Cina nama Raden
Patah dikenal dengan Jin Bun. Arya Damar diketahui telah masuk
Islam, sehingga Raden Patah lahir dan dibesarkan di lingkungan
keraton Palembang dan dididik secara Islam.
Dalam asuhan Arya Damar, Raden Patah tumbuh menjadi pemeluk
Islam yang kuat. Saat berusia 20 tahun, Raden Patah berlayar ke Gresik
untuk menemui ayah kandungnya, Prabu Brawijaya V. Namun ia
berguru terlebih dahulu pada Raden Rahmat atau yang dikenal dengan
Sunan Ampel yang terletak di Ampel Denta, Surabaya.
Setelah menemui ayahnya, Prabu Brawijaya V, ia kemudian
dihadiahi sebidang tanah hutan di Bintoro, Kudus. Saat berguru dengan
Sunan Ampel, Raden Patah dinikahkan dengan cucu dari Sunan Ampel.
Tahun 1475 M, ia mulai melaksanakan perintah gurunya dengan
jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di daerah itu untuk
menyiarkan agama Islam. Namanya pun makin tersohor. Pondok yang
didirikan Raden Patah berkembang menjadi pusat ilmu pengetahuan,
agama, dan perdagangan. Hingga akhirnya menjadi pusat kerajaan
Islam pertama di Pulau Jawa.

3
B. Sunan Kudus

Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman


Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai
Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel.
Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan
Kudus bin Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim
Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad
Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi
Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam
bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-
Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq
bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin
Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar
dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima
perang, penasehat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim
peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa
dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah

4
Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati
Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah
Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu
dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
C. Sunan Muria

Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said.


Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra dari Sunan Kalijaga dari
pernikahan dengan Dewi Saroh, putri Syekh Maulana Ishaq. Nama
Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung
(Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa
Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada
tahun 1560 M. Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah[pranala
nonaktif permanen] putri Sunan ngudung Adik dari Sunan Kudus
dan Dewi Roro noyorono[pranala nonaktif permanen]. Putri Ki
Ageng NGerang Dari pernikahan Dengan dewi Sujinah sunan Muria
di karuniai seorang anak yang bernama Saridin. Dan dari Dewi Roro
noyorono sunan Muria di karuniai tiga orang anak sunan Sunan
Nyamplungan Raden Raden santri dan dewi Nasiki.

5
Silsilah Silsilah Raden Umar Said atau Sunan Muria menurut
Naskah Pustoko Darah Agung, rangkainya sebagai berikut (1)
Abdul Muthalib (Adipati Mekah) (2) Sayid Abbas (3) Sayid Abdul
Azhar (4) Syaikh Wais (5) Syaikh Mudzakir (6) Syaikh Abdullah
(7) Syaikh Kurames (8) Syaikh Mubarak (9) Syaikh Abdullah (10)
Syaikh Ma'ruf (11) Syaikh Arifin (12) Syaikh Hasanuddin (13)
Syaikh Jamal (14) Syaikh Ahmad (15) Syaikh Abdullah (16) Syaikh
Abbas (17) Syaikh Abdullah (18) Syaikh Kurames (Pendeta di
Mekah) (19) Abdur Rahman (Ario Teja, Bupati Tuban) (20) Ario
Teja I (Bupati Tuban) (21) Ario Teja Laku (Tuban) (22) Ario Teja
II (Bupati Tuban) (23) Tumenggung Wilatikta (Bupati Tuban) (24)
Raden Mas Said (Sunan Kalijaga) (25) Raden Umar Said (Sunan
Muria).
Mengaitkan Sunan Muria dengan Sunan Kalijaga sebagai ayah
beranak dalam konteks kebenaran silsilah Sunia Muria, tampaknya
lebih didukung oleh data historis dibading menempatkan Sunan
Muria sebgai putra Sunan Ngudung.

6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan ziarah wisata ke daerah Jawa Tengah merupakan
kegiatan tahunan di Mts Syamsul Huda yang selalu dilaksanakan
bagi kelas IX. Kegiatan ziarah wisata ke daerah Jawa Tengah,
merupakan kegiatan yang memiliki manfaat, yaitu dapat
melakukan ziarah ke makam – makam Wali atau tokoh penting
dan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah
pengetahuan, serta mendapat hiburan.
B. Saran
1. Sebagai pengunjung yang baik kita harus memperhatikan
dan melaksanakan tata tertib.
2. Jangan mencoret-coret fasilitas yang ada.
3. Buanglah sampah pada tempatnya.
4. Sebagai pelajar yang baik kita harus menjaga ketertiban dan
kesopanan.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/jawa

http://id.wikipedia.org/wiki/jawatimur

http://id.wikipedia.org/wiki/walisongo

https://www.google.com/search?q=laporan+wisata+bahari+lamongan

8
LAMPIRAN-LAMPIRAN

( Foto Di Pemakaman Sunan Kalijaga )

( Foto Di Pemakaman Sunan Kudus )

9
( Foto Di Pemakaman Mbah KH. Hisyam Zuhdi )

( Foto Bedug Pendowo )

10
( Foto Di Pemakaman Sunan Muria )

( Foto Bedug Pendowo )

11
( Foto Bersama di Depan Masjid Agung Semarang )

12

Anda mungkin juga menyukai