Anda di halaman 1dari 34

WISATA CANDI PRAMBANAN SEBAGAI DAYA TARIK BAGI

WISATAWAN ASING

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa


Indonesia dan Sejarah Indonesia

oleh
DINI DELIANI AZZAHRA
NISN 0068679292

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGRI 1 TANJUNGSIANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

WISATA CANDI PRAMBANAN SEBAGAI DAYA TARIK BAGI

WISATAWAN ASING

Disetujui dan disahkan oleh:

Penguji, Pembimbing,

Olis Lisnawati, S.Pd. Wini Widiastuti, S.Pd.


NIP 197807292014102001 NIP 1991091320222122012

Mengetahui
Kepala Sekolah,

Ujang Sonjaya, S.Pd., M.M.


NIP. 19641111 198803 1 009
LEMBAR PERSETUJUAN

WISATA CANDI PRAMBANAN SEBAGAI DAYA TARIK BAGI


WISATAWAN ASING

Disetujui oleh
Pembimbing,

Wini Widiastuti, S.Pd.


NIP. 1991091320222122012
MOTO

 Orang yang jujur adalah orang yang sesuai dengan apa yang dibicarakan.

 Anak yang pintar dan solehah selalu belajar, beribadah dan berusaha.

 Awali kejujuran dengan iman agar berjalan dengan hati yang tulus.

 Tergesa-gesa membuat hidup tidak berguna.

 Hindup ini seperti sepeda, agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.

 Waktumu terbatas. Jangan menyia-nyiakannya dengan menjalani hidup

orang lain.

Kami persembahkan makalah ini untuk Ayahanda dan Ibunda kami

tersayang. guru-guru kami, dan rekan-rekan yang telah memberikan

motivasi dan semangat sampai akhir penyusunan makalah


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin puji dan syukur penulis panjatkan ke hadiran

Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Wisata Candi Prambanan Sebagai

Daya Tarik Bagi Wisatawan Asing”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah

satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sejarah Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.

1. Ujang Sonjaya, S.Pd., M.M, selaku kepala SMA Negri 1 Tanjungsiang yang

telah memfasilitasi penulis dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian

serta telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.

2. Drs. Samsudin, M.M.Pd, selaku Wakasek Urusan Humas SMA Negri 1

Tanjungsiang yang telah memberikan arahan kepada kami khususnya penulis

sehingga dapat tersusun makalah ini.

3. Dedi Maemun, S.Pd, M.M.Pd, Selaku Wakasek Urusan Kesiswaan SMA

Negri 1 Tanjungsiang.

4. Iwan Setiawan, M.Pd, selaku pembina Osis yang memberikan motivasi dan

dorongan dalam penyusunan makalah ini.

5. Asep Agung, S.Pd., M.Pd. selaku wali kelas XI MIPA-4 yang telah

memberikan pengarahan dan dorongan kepada penulis.

i
6. Wini Widiastuti, S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan dengan sabar memberikan pengarahan dalam menyusun

makalah ini.

7. Seluruh guru pengajar, staf TU, staf perpustakaan dan elemen penting lainnya

di lingkungan SMA Negri 1 Tanjungsiang yang telah banyak membantu

dalam penyusunan makalah ini.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan, baik berupa

materi, nasehat, maupun do’a kepada penulis agar dapat menyelesaikan

makalah ini dengan sebaik-baiknya.

9. Rekan-rekan kelas XI MIPA-4 yang senantiasa telah memberikan dorongan

dan bantuan selama pembelajaran hinga terseleksinya makalah ini.

10. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan do’a, nasihat, bantuan moral maupun material.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, Aminn.

Tanjungsiang, November 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
MOTO
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................3
1.5 Metode Penelitian....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Candi Prambanan.......................................................................................5
2.2 Pesona yang Dimiliki Candi Prambanan Sehingga Menjadi Daya Tarik bagi
Wisatawan Asing.....................................................................................................6
2.3 Upaya yang Dilakukan Masyarakat dan Pemerintah Setempat untuk
Meningkatkan Daya Tarik Candi Prambanan Dimata Wisatawan Asing.........9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
RIWAYAT HIDUP PENULIS............................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Wisata Candi Prambanan merupakan salah satu situs warisan dunia yang

telah diakui oleh UNESCO selain Candi Borobudur yang ada di Magelang, Jawa

Tengah. Candi Prambanan merupakan salah satu warisan budaya terbesar yang

ada di Indonesia. Candi ini berbeda dengan Candi Borobudur yang merupakan

candi Budha, melainkan Candi Prambanan merupakan candi peninggalan kerajaan

Hindu pada masa dinasti Sanjaya dan diperkirakan dibangun pada abad ke 9 M.

Candi Prambanan juga sering disebut dengan candi sewu atau candi seribu, meski

pun jumlah candi di Candi Prambanan hanya berjumlah 240 buah. Hal tersebut

berkaitan dengan legenda Roro Jongrang yang dikutuk oleh Bandung Bondowoso.

Meski hal ini hanya merupakan sebuah cerita rakyat, legenda, forklor atau mitos

namun hal ini justru menambah keunikan dan daya tarik dari Candi Prambanan

ini.

Konon Candi Prambanan juga merupakan salah satu candi yang terindah

di Asia Tenggara. Arsitektur dari bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping

seperti arsitektur Hindu pada umumnya. Candi Siwa merupakan candi utama yang

memiliki ketinggian mencapai 47 meter yang menjulang di tengah kompleks

gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi yang termegah di

Asia Tenggara, Candi Prambanan menjadi daya tarik dari wisatawan dari seluruh

dunia.

1
2

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membahas

tentang Candi Prambanan dengan judul "Wisata Candi Prambanan Sebagai Daya

Tarik Bagi Wisatawan Asing" dan bahasan tersebut penulis jadikan judul makalah

ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut.

1) Bagaimana sejarah Candi Prambanan?

2) Pesona apa saja yang dimiliki Candi Prambanan sehingga menjadi daya

tarik bagi wisatawan asing?

3) Bagaimana upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah setempat

untuk meningkatkan daya tarik Candi Prambanan dimata wisatawan asing?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dalam penelitian ini penulis

memiliki tujuan sebagai berikut.

1) Penulis dapat menjelaskan tentang sejarah Candi Prambanan.

2) Penulis dapat menjelaskan pesona apa saja yang dimiliki Candi

Prambanan.

3) Penulis dapat menjelaskan upaya yang dilakukan masyarakat dan

pemerintah setempat agar daya tarik Candi Prambanan meningkat dimata

wisatawan asing.
3

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapan dapat memberikan manfaat terhadap semua

pihak yang terkait baik secara umum maupun secara khusus. Manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.

1) Manfaat untuk sekolah

Adapun manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu diharapkan dapat

dijadikan sebagai salah satu solusi yang bisa menjembatani permasalah

keterbatasan buku sumber yang dimilili oleh sekolah, sihingga kelak dapat

meningkatkan prestasi siswa di sekolah.

2) Manfaat penelitian

Adapun manfaat untuk peneliti yaitu dapat menambah wawasan dan

meningkatkan ilmu pengetahuan.

3) Manfaat untuk penelitian yang akan datang

Adapun manfaat untuk peneliti yang akan datang yaitu sebagai salah satu

sumber atau panduan bagi siswa-siswi SMA Negri 1 Tanjungsiang dalam

perbuatan makalah yang berikutnya.

1.5 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian dan penulisan makalah ini, penulis

menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2018) penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
4

satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel yang lain.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu sebagai berikut.

1) Metode kajian pustaka

Metode ini berupa pengumpulan data yang dilaksanakan dengan mencari

informasi-informasi penting dalam buku yang berhubngan Candi Prambanan.

2) Metode mencari data di dunia maya

Metode ini dilakukan untuk memperoleh yang tidak dapat didapatkan di

kajian pustaka, cara ini dilakukan dengan mencari data data melalui website yang

tertarik dengan Candi Prambanan.

1.5.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dan observasi dilaksanakan di Kabupaten Klaten Jawa Tengah

lokasi Candi Prambanan, bertempatan pada hari Kamis tanggal 06 Oktober 2022.

1.5.2 Subjek Penelitian

Adapun penelitian yang diambil dalam penelitian makalah ini adalah

Candi Prambanan..

1.5.3 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian ini mengikuti langkah-lamhkah sebagai

berikut.

1) Menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat wisata.

2) Mengidentifikasi masalah untuk dijadikan rumusan masalah.

3) Megumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian.


5

4) Menyusun semua informasi dan sumber penelitian yang diperoleh untuk

menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan.

5) Membuat makalah secara utuh.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang merupakan kompleks Candi

Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi

Prambanan dipersembahkan untuk Trimukti, tiga dewa utama Hindu yaitu

Brahmana sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan siwa

sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks

Candi ini adalah siwagrha, dalam bahasa sanskerta bermakna rumah siwa. Candi

Prambanan menjadikan Dewa Siwa sebagai Dewa Utama, hal ini ditandai dengan

bersemayamnya Arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter di garbagriha (ruang

utama).

Candi Prambanan mendapat pengakuan dari UNESCO, sebagai salah satu

warisan dunia pada tahun 1991. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan

ramping sesuai dengan arsitektur Hindu dengan ketinggian mencapai 47 m, berada

di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Beberapa sejarawan

lama menduga bahwa pembangunan Candi agung Hindu ini untuk manandai

kembali berkuasanya keluarga sanjaya atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa

kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing yaitu wangsa sanjaya penganut

Hindu dan wangsa Syaillendra penganut Buddha.

Dibangunnya Candi Prambanan merupakan simbol bahwa Hinduisme

aliran siwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya

5
6

wangsa Syaillendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran mahayana. Hal ini

manandai bahwa kerajaan Medang beralih fokus dukungan keagamaannya, dari

Buddha mahayana ke pemujaan terhadap siwa. Sumber lain menyebutkan

keberadaan Candi Prambanan merupakan simbol kerajaan Mataram Hindu.

Sekitar tahun 930-an ibu kota kerajaan beroindah ke Jawa Timur oleh Mpu

Sindok, mendirikan wangsa Isyana.

2.2 Pesona yang Dimiliki Candi Prambanan Sehingga Menjadi Daya

Tarik bagi Wisatawan Asing

Tak kalah indahnya dengan Candi Borobudur, Candi Perambanan pun

menjadi magnet wisata sejarah di Yogyakarta. Maklum saja, Candi Prambanan

termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO dan merupakan candi Hindu yang

terbesar di Indonesia. Konon Candi Prambanan juga merupakan salah satu candi

yang terindah di Asia Tenggara.

Arsitektur dari bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping seperti

arsitektur Hindu pada umumnya. Kitab Wastu Sastra sebagai dasar dalam adat

arsitektur Hindu. Keunikan candi Hindu dipertunjukkan dengan wujud candi yang

membubung tinggi dengan ketinggian mencapai 47 meter melunjang ditengah

kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Denah Candi ini ikuti style

Mandala. Candi ini berupa mengikuti gunung Mahameru yang seperti rumah

Siwa, yaitu tempat bersemayamnya beberapa dewa. Tiap sisi dari candi ini

mengikuti skema dari semesta alam. Hal tersebut berdasar pada ide kosmologi

Hindu yang dipisah menurut susunan ranah, alam atau loka.


7

Kompleks Candi Prambanan juga disebut memiliki seribu candi karena

adanya cerita rakyat Roro Jonggrang, namun sebenarnya hanya ada sekitar 240

candi di kompleks tempat wisata ini. Tempat wisata ini menghadap timur, tetapi

terdapat empat pintu masuk di masing-masing mata angin. Gerbang utama candi

ini adalah yang berada di sebelah Timur. 

Candi ini merupakan persembahan bagi Dewa Siwa yang dalam ajaran

Hindu dikenal sebagai Dewa Penghancur. Menurut prasasti Siwaghra yang saat

ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, nama asli kompleks candi ini adalah

Siwaghra yang berasal dari bahasa Sansekerta, yang mempunyai arti Rumah

Siwa. Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi

Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam

kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama

memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk

Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu.

Selain candi-candi tersebut, masih ada banyak sekali candi lain di

kompleks ini, yaitu Candi Kelir, Candi Apit, Candi Patok, dan Candi Perwara.

Semua candi ini mengelilingi Candi Trimurti. Untuk Candi Perwara, peletakan

candi dibagi menjadi empat lapisan atau zona yang disebut sebagai gambaran

empat kasta manusia dalam ajaran Hindu. Lapisan terluar diperuntukkan untuk

sembahyang kasta sudra, lapisan yang lebih dalam untuk waisya dan dua lapisan

berikutnya masing-masing untuk ksatrya dan brahmana.

Sebagai salah satu candi yang termegah di Asia Tenggara, Candi

Prambanan menjadi daya tarik dari wisatawan dari seluruh dunia. Candi ini juga
8

disebut dengan nama Candi Roro Jonggrang dan merupakan kompleks candi

Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini

dibuat dan dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Agama Hindu yaitu

Brahma sebagai sang dewa pencipta, Wishnu sebagai sang dewa pemelihara, dan

Siwa sebagai sang dewa pemusnah.

Berdasarkan tulisan pada prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini

adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta bermakna ‘Rumah Siwa’), di garbagriha atau

ruang utama dari candi ini ada arca Siwa Mahadewa dengan tinggi tiga meter

yang menujukkan jika di candi ini dewa Siwa yang lebih diutamakan. Prambanan

merupakan candi umat Hindhu yang sekarang menjadi peninggalan bersejarah di

Indonesia. Candi ini berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (masuk dalam

kabupaten Klaten serta kabupaten Sleman) dan sekarang menjadi tujuan objek

wisata yang paling banyak diminati oleh wisatawan lokal dan mancanegara di

Yogyakarta. Sampai sekarang candi ini juga masih digunakan untuk

melangsungkan berbagai macam upacara keagamaan Hindhu khususnya saat hari

raya besar keagamaan yaitu Nyepi. Candi ini juga memiliki nama lain yaitu Candi

Rara Jonggrang yang terkenal dengan legenda 1.000 candinya.

Menurut tulisan yang terdapat pada prasasti Siwagrha, candi ini pertama

dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, yang kemudian terus

dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa kerajaan

Medang Mataram. Saat anda memasuki kompleks Candi Prambanan Yogyakarta

maka anda akan disuguhkan dengan tiga candi Trimurti. Di sini pengunjung dapat

melihat berbagai macam relief, ukiran, dan arca atau patung Dewa-Dewa Hindhu.
9

Di kompleks ini sendiri terdapat total 240 candi yang bisa dinikmati

keindahannya.

2.3 Upaya yang Dilakukan Masyarakat dan Pemerintah Setempat untuk

Meningkatkan Daya Tarik Candi Prambanan Dimata Wisatawan Asing

Potensi Candi Prambanan sebagai destinasi wisata unggulan di bidang

budaya melalui pengembangan Prambanan Culture Festival sangat potensial

untuk dikembangkan. Disamping daya dukung dan daya saing yang dimiliki

berupa keragaman potensi budaya dan festival yang secara regular sudah

dilakukan, peluang pasar kedepan sangat terbuka luas untuk menjadikan budaya

sebagai kekuatan utama pengembangan wisata di Candi Prambanan.

Hal ini juga sangat didukung oleh potensi sumber daya manusia dalam hal

ini pengelola Candi Prambanan, dan masyarakat sekitar candi yang selama ini

memanfaatkan Candi Prambanan sebagai sumber penghidupan serta sebagai

orientasi spiritual sangat dimungkinkan untuk menyelenggarakan sebuah festival

budaya yang memberi corak dan warna Indonesia dan menjadikan Candi

Prambanan sebagai Pusat Pengembangan Budaya di Bumi Mataram. Dengan

sinergi potensi dan sumber daya manusia dan pengelolaan yang professional,

niscaya Prambanan Culture Festival nantinya akan mampu menjadikan

Prambanan sebagai pusat budaya dunia, dimana wisata budaya akan menjadi

penggerak utama dan bisa menarik minat kunjungan wisatawan nusantara dan

mancanegara yang pada akhirya akan berbuah peningkatan devisa bagi Negara.
10

Tingkat kunjungan wisatawan ke Candi Prambanan setiap tahun selalu

meningkat. Beragam atraksi baik kalam, budaya dan minat khusus dikemas dan

disajikan bagi wisatawan yang datang ke Prambanan.

Landscape Candi Prambanan merupakan daya tarik utama, di samping itu

pagelaran sendratari Ramayana juga menjadi magnet utama kunjungan wisata ke

Candi Prambanan. Pagelaran sendratari diselenggarakan di panggung terbuka dan

panggung tertutup hampir setiap hari. Beragam kegiatan pameran dan festival juga

dilakukan untuk menarik kunjungan wisata. Namun upaya menjadikan Prambanan

sebagai pusat festival budaya belum ada, padahal potensi dan kekuatan utama

Candi Prambanan terletak pada daya saing budaya dan keragaman potensi budaya

yang dimiliki. Oleh karena itu melalui Prambanan Culture Festival diharapkan

mampu menjadikan prambanan sebagai destinasi unggulan yang berbasis wisata

budaya/cultural tourism.

Selain Festival salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dan

masyarakat dalam meningkatkan daya tarik terhadap wisatawan, yaitu dengan

melakukan kegiatan promosi dan penjualan yang bekerjasama dengan stakeholder

terkait antara lain Travel Agent, Kementrian Pariwisata, KBRI, VITO,

Pengelola world heritage luar negeri, melalui pameran yang sudah di jelaskan di

atas, Sales Mission, table top dan mengundang Family Trip pelaku wisata luar

negeri. Selain itu juga menyediakan fasilitas umum bagi para wisatawan

mancanegara seperti toilet, lahan parkir, mushola, fasilitas kesehatan,

transportasi keliling, photo both untuk Photo session, ada foodcourt juga cafe &

restoran, kursi untuk istrahat di taman dan restoran dibuat nyaman supaya tidak
11

kalah dengan yang diluar prambanan adalah salah satu alternatif untuk memberi

kenyamanan bagi pengunjung wisatawan mancanegara. Ada beberapa

wisatawan yang beragama Hindu menginginkan fasilitas untuk beribadah namun

sementara ini belom ada fasilitas khusus untuk itu. Untuk atraksi-atraksi di

candi prambanan sendiri ada yang setiap hari dan ada yang temporer seperti

pentas musik, pentas komedi, ayunan langit, musik tradisi, dan ada beberapa

binatang peliharaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas,penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut.

1. Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang merupakan kompleks Candi

Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi

Prambanan dipersembahkan untuk Trimukti, tiga dewa utama Hindu yaitu

Brahmana sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan

Siwa sebagai dewa pemusnah. Candi Prambanan mendapat pengakuan dari

UNESCO, sebagai salah satu warisan dunia pada tahun 1991.

2. Keunikan candi Hindu dipertunjukkan dengan wujud candi yang

membubung tinggi dengan ketinggian mencapai 47 meter melunjang

ditengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Denah Candi ini

mengikuti style Mandala. Bentuk candi ini mengikuti gunung Mahameru

yang seperti rumah Siwa, yaitu tempat bersemayamnya beberapa dewa.

Tiap sisi dari candi ini mengikuti skema dari semesta alam. Hal tersebut

berdasar ide kosmologi Hindu yang dipisah menurut susunan ranah, alam

atau loka.

3. Potensi Candi Prambanan sebagai destinasi wisata unggulan di bidang

budaya melalui pengembangan Prambanan Culture Festival sangat

potensial untuk dikembangkan.. Selain Culture Festival upaya lain yang

dilakukan dalam meningkatkan daya tarik bagi wisatawan yaitu dengan

12
13

melakukan strategi promosi yang lain, seperti bekerjasama dengan

stakeholder terkait antara lain Travel Agent, Kementrian Pariwisata,

KBRI, VITO, Pengelola world heritage luar negeri, Sales Mission, table

top dan mengundang Family Trip pelaku wisata luar negeri.

3.2 Saran

Setelah penulis membahas dan mengkaji ternyata penulis mendapatkan

banyak manfaat dari hasil pembahasan tersebut, diantaranya pengetahuan tentang

Candi Prambanan. Adapun saran yang ingin disampaikan penulis dari

pembahasan materi ini diantaranya sebagai berikut.

1) Saran Akademis

(1) Bagi lembaga pendidikan

Dalam melakukan penyususnan hendak nya menydiakan buku-buku sebagai

sunber referensi perbandingan teori yang akan disajikan dalam penyusunan

makalah.

(2) Bagi peneliti selanjutnya

Dalam penyusunan yang akan datang agar lebih rinci dalam pengambilan

data dan teori trutama pada saat melakukan observasi di lapangan dengan

melakukan wawancara detail terhadap narasumber yang kompetitip.

(3) Saran Praktis

Untuk menjaga kelestarian bangunan yang bersejarah candi pramabanan

hendaknya selalu menjaga kebersihan dan tidak merusak atau menodai setiap

bangunan candi pada saat observasi.


DAFTAR PUSTAKA

Erna Wigati. Juni 2020. Upaya yang Dilakukan Masyarakat dan Pemerintah
Setempat untuk Meningkatkan Daya Tarik Candi Prambanan Dimata
Wisatawan Asing. Diakses pada 20 November 2022, dari
https://www.researchgate.net/publication/342198292_STRATEGI_PROM
OSI_DALAM_MENINGKATKAN_KUNJUNGAN_WISATAWAN_MA
NCANEGARA_KE_CANDI_PRAMBANAN_JOGYAKARTA_PERAN
AN_PUBLIC_RELATIONS_DALAM_MENJAGA_HUBUNGAN_DEN
GAN_MEDIA_UNTUK_MEMPERKUAT_CITRA_POSITIF_DI_ALIL
A_H.

Gamal Thabroni. 11 Febuari 2021. Metode Penelitian . Diakses pada 7 Desember


2022, dari https://serupa.id/metode-penelitian-deskriptif/.

Wikipedia.com. 14 November 2022. Sejarah Candi Prambanan. Diakses pada 18


November 2022, dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Candi_Prambanan.
Wisatanews.id. 20 Maret 2022. Pesona yang Dimiliki Candi Prambanan
Sehingga Menjadi Daya Tarik bagi Wisatawan Asing. Diakses pada 18
November 2022, dari https://wisatanews.id/daya-tarik-wisata-situs-
sejarah-candi-prambanan/.

15
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1

Gambar 1. Candi Prambanan di lihat dari sudut depan

Gambar 2. Candi Prambanan di ihat dari sudut belakang


Lampiran 2

Gambar 3. Candi Prambanan dilihat dari dalam

Gambar 4. Candi Prambanan secara keseluruhan


Lampiran 3

Gambar 5. Wisatawan Asing


Lampiran 4

Gambar 6. Culture Festival

Gambar 7. Culture Festival


Lampiran 5

Gambar 8. Fasilitas di Candi Prambanan

Gambar 9. Fasilitas di Candi Prambanan


Lampiran 6

Gambar 10. Fasilitas di Candi Prambanan

Gambar 11. Pusat oleh-oleh (pasar) Candi Prambanan


Lampiran 7

Gambar 12. Pusat oleh-oleh (pasar) Candi Prambanan

Gambar 13. Pusat oleh-oleh (pasar) Candi Prambanan


Lampiran 8

Gambar 14. Pusat oleh-oleh (pasar) Candi Prambanan


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis makalah ini bernama Dini Deliani Azzahra, lahir di Subang

tanggal 16 Januari 2006. Alamat penulis di Kampung Cileat Rt 04 Rw 03 Desa

Gardusayang Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Penulis beragama Islam.

Ayah handa penulis bernama Nono Suhartono dan Ibunda penulis bernama Ade

Siti Aisyah.

Semasa kecil penulis mengikuti pendidikan di Sekolah MI Hayatul Islam

dan lulus pada tahun 2018. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama yaitu di Madrasah Tsanawiah Negri 2 Subang, dan lulus pada

tahun 2021. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama, penulis melanjutkan ke

Sekolah Menengah Atas Negri 1 Tanjungsiang dan ketika pembuatan makalah ini

penulis masih duduk di kelas XI MIPA-4. Selain menjadi pelajar, penulis juga

aktif dalam Organisasi Sport dan MPK SMA Negeri 1 Tanjungsiang..


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis makalah ini bernama Rezki Kusgianto, lahir di Subang tanggal 26

juli 2005. Alamat penulis di Sirap Rt 03 Rw 01 Desa Sirap Kecamatan

Tanjungsiang Kabupaten Subang. Penulis beragama Islam. Ayah handa penulis

bernama Wahnan dan ibunda penulis bernama Eros.

Semasa kecil penulis mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar Negri Sirap

dan lulus pada tahun 2018. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama yaitu di SMP 2 Tanjungsiang, dan lulus pada tahun 2021.

Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama, penulis melanjutkan ke Sekolah

Menengah Atas Negri 1 Tanjungsiang dan ketika pembuatan makalah ini penulis

masih duduk di kelas XI MIPA-4. Selain menjadi pelajar, penulis juga aktif dalam

Organisasi Pecinta Alam Rajawana SMA Negri 1 Tanjungsiang.


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis makalah ini bernama Widanengsing, lahir di Subang tanggal 24

September 2005. Alamat penulis di Kampung Pasirwangi Rt 18 Rw 04 Desa

Sindanglaya Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Penulis beragama

Islam. Ayah handa penulis bernama Ano Sumarno dan ibunda penulis bernama

Dasih.

Semasa kecil penulis mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar Neglasari

dan lulus pada tahun 2018. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama di Madrasah Tsanawiah Plus al-mumtaz, dan lulus pada tahun

2021. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama, penulis melanjutkan ke Sekolah

Menengah Atas Negri 1 Tangjungsiang dan ketika pembuatan makalah ini penulis

masih duduk di kelas XI MIPA-4. Selain menjadi pelajar penulis juga aktif dalam

Organisasi Irma SMA Negri 1 Tanjungsiang.

Anda mungkin juga menyukai