Anda di halaman 1dari 28

KEINDAHAN GARUDA WISNU KENCANA DAN KEUNIKAN

PUJA MANDALA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Karya Tulis Disusun Sebagai Persyaratan Kenaikan Bagi Peserta


Didik Kelas XI

SMA
NEGERI 1

TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG

Disusun oleh :

Nama : MUHAMMAD SA’DAN ALFI MUBAROK

NISN : 0027406099

KELAS : XI MIPA 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 TENGARAN


KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : KEINDAHAN GARUDA WISNU KENCANA


DAN KEUNIKAN PUJA MANDALA SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN

Nama : MUHAMMAD SA’DAN ALFI MUBAROK

NISN : 0027406099

Kelas : XI MIPA 1

Karya Tulis ini disetujui dan disahkan di Tengaran pada tanggal :...............

Pembimbing I Pembimbing II

Bejo Marsana, S.Pd., M.Pd. Yuli Setyorini, S.Pd.


NIP.197004092005011004 NIP.198009062014062002

Mengetahui
Wakil Kepala Bidang Kurikulum

Sulistyarini, S.Pd.
NIP.197008252002122005

ii
MOTTO
1. Kegagalan adalah hal yang harus kita lewati untuk sebuah kesuksesan.
2. Jangan menyerah sebelum kamu mencoba untuk melakukannya.
3. Awali kesuksesnmu dengan sesuatu yang kecil.
4. Jadilah kalah karena mengalah bukankalah karena menyerah. Jadilah
menang karena kemampuan, bukan menang karena kecurangan.
5. Iringi semua usahamu dengan doa.
6. Jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan jadikan hari esok lebih
baik dari hari ini.
7. Jangan pernah bosan untuk belajar, karena itulah kunci keberhasilanmu.
8. Kesuksesanmu tidak aka nada akhirnya, begitu pula dengan kegagalan,
tidak akan ada puncaknya.
9. Perilaku yang baik, lebih baik daripada ucapan yang baik.
10. Lakukan sesuatu hal yang biasa, menggunakan cara yang luar biasa.
11. Kegagalan adalah biaya yang harus kita bayar dengan kesuksesan.
12. PIkirkan terlebih dahulu sebelum kamu melakukannya.

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak yang membantu


penulis dalam pembuatan karya tulis yang berjudul KEINDAHAN GARUDA
WISNU KENCANA DAN KEUNIKAN PUJA MANDALA SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN.
Penulis persembahkan karya tulis ini untuk:
1. Kedua orang tua penulis yang telah membimbing penulis tanpa rasa
lelah, sejak penulis lahir hingga saat ini, dan telah menanggung
keperluan penulis dengan ikhlas.
2. Bapak Munarso M.Pd. selaku kepala SMA Negeri 1 Tengaran yang
telah memberi izin atas kegiatan wisata ini.
3. Bapak Bejo Marsana, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Yuli Setyorini, S.Pd.
selaku guru pembimbing penulis, yang telah mencurahkan ilmunya
pada penulis dan teman teman penulis, sehingga penulis dapat
memperoleh ilmu yang tak terbatas.
4. Teman teman kelas XI MIPA 1 atas kerja sama dan waktu yang telah
kita lalui bersama, yang telah memberikan keceriaan disela waktu yang
telah terlewatkan, maupun semangat yang saling diberikan.
5. Sahabat penulis yang saya sayangi, terimakasih telah menjadi sahabat
yang setia.
6. Keluarga besar SMA Negeri 1 Tengaran yang telah memberikan warna
selama penulis dan teman teman penulis menuntut ilmu di SMA
Negeri 1 Tengaran.
7. Pemandu wisata yang telah membimbing penulis dan teman teman
penulis saat kunjungan ke Bali.
8. Pembaca yang budiman.

iv
ABSTRAK

Tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan studi lapangan di Pulau


Bali tersebut adalah untuk mengetahuiletak Pulau Bali, tempat-tempat yang
dijadikan studi lapangan di pulau Bali bagi siswa SMA Negeri 1 Tengaran, profil
masing-masing tempat yang dijadikan studi lapangan siswa SMA Negeri 1
Tengaran di pulau Bali, tempat yang dijadikan studi lapangan dapat terlaksana
atau tida, factor dukungan dan hambatan dalam pelaksanaan studi lapangan di
Pulau Bali bagi siswa dan hasilnya yang diperoleh.
Tempat yang dijadikan untuk studi lapangan di Bali tersebut adalah Tanah
Lot, Tanjung Benoa, Puja Mandala, Pantai Pandhawa, Garuda Wisnu Kencana
(GWK), Tari Barong, Cening Bagus, Sokawati, Pantai Kuta, Jogger, Danau
Beratan Bedugul. Hasil yang diperoleh siswa saat studi lapangan di Pulau Bali
yaitu:
1. Pulau Bali adalah pulau yang memiliki ragam budaya yang unik,
sehingga menjadikanpoin dan kebanggaan bangsa Indonesia.
2. Profil masing-masing tempat yang dijadikan studi lapangan siswa
SMA Negeri 1 Tengaran tahun 2019 sudah tersedia diselebaran,
pamflet, maupun internet yang sudah tercover disitus Pulau Bali dapat
digunakan untuk melengkapi data hasil pengamatan.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan studi lapangan
di Pulau Bali bagi siswa, antara lain:
Dukungan:
a) Guide yang sangat aktif, bagus, ramah, cara memberi informasi
yang sangat jelas akurat, dan asik.
b) Guru pendamping yang sangat sabar, dan perhatian.
c) Sopir bus tidak ugal-ugalan, sehingga perjalanan sangat nyaman
dan menyenangkan.

v
Hambatan:
a) Saat ke studi lapangan terutama pantai, cuaca kurang mendukung.
b) Sebagian siswa masih ada yang kurang aktif dalam menjalankan
ibadahnya.
4. Hasilnya adalah: Wawasan semakin luas, karena sepanjang perjalanan
saat di Bali Guide menjelaskan tentang isi Pulau Bali mulai dari
agama, adat istiadat, bentuk rumah, tempat wisata, bahasa Bali, gaya
berpakaian orang Bali, makanan khas Bali, Oleh-oleh khas Bali, dan
masih banyak lagi. Sehingga kami mampu membuat laporan ini secara
sistematis.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmad, hidayah dan karuni-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “KEINDAHAN GARUDA
WISNU KENCANA DAN KEUNIKAN PUJA MANDALA SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN” ini sebagai salah satu syarat untuk naik ke
kelas 12.
Karya tulis ini dapat selesai dengan baik atas dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. Kedua orang tua kami tercinta yang telah memberikan kasih sayang
dengan sepenuh hati,dengan doa dan restu mereka kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
2. Bapak Bejo Marsana, S.Pd., M.Pd. selaku guru pembimbing.
3. Ibu Yuli Setyorini, S.Pd. selaku guru pembimbing.
4. Bapak Ibu guru yang telah memberikan pengarahan kepada saya..
5. Biro perjalanan dan pemandu wisata yang telah membantu dalam
pelaksanaan penulisan karya tulis ini.
Saya menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis
ini. Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak akan saya terima
dengan penuh keterbukaan dan senang hati demi sempurnanya laporan hasil
studi wisata ke Pulau Bali ini
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca umumnya, amin.
Tengaran, 14 Juni 2019

vii
Muhammad Sa’dan Alfi Mubarok

DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... ii
MOTTO............................................................................................................................iii
PERSEMBAHAN............................................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................2
1.5 Metode Penelitian..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Garuda Wisnu Kencana.........................................................................4
2.1.1 Legenda Garuda Wisnu Kencana.................................................4
2..1.2 Filosofi Garuda Wisnu Kencana.................................................6
2.2 Puja Mandala.........................................................................................7
2.2.1 Latar Belakang Pembangunan Puja Mandala...............................7
2.2.2 Tempat Ibadah di Puja Mandala...................................................8
2.2.3 Manfaat Adanya Puja Mandala....................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................x
LAMPIRAN.....................................................................................................................xi

viii
AUTOBIOGRAFI..........................................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Jadwal Perjalanan................................................................................................. xi

Lampiran Foto ................................................................................................... xiii

Gambar 1.1 GWK Cultural Park........................................................................ xiii

Gambar 1.2 Lotus Pond..................................................................................... xiii

Gambar 1.3 Tari Kecak..................................................................................... xiiv

Gambar 1.4 Patung Garuda Wisnu Kencana..................................................... xiv

Gambar 1.5 GWK patung tertinggi ke-3 di dunia............................................. xiv

Gambar 2.1 Tulisan Pantai Pandawa di Tebing Kapur...................................... xv

Gambar 2.2 Wisatawan bermain kano di Pantai Pandawa .................................xv

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Study tour merupakan salah satu program sekolah yang digemari para
siswa dan telah menjadi progam atau agenda sekolah disetiap tahunnya. Study
tour juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang peninggalan budaya
maupun keindahan alam yang ada di Indonesia.

Negara Indonesia adalah negara dengan wilayah kepulauan yang terdiri


dari 17.000 pulau lebih. Pulau – pulau di Indonesia mempunyai kekayaan alam
dan objek wisata yang berbeda –beda. Dan juga mempunyai kebudayaan sendiri
sendiri.

Seiring dengan perkembangan dunia pariwisata di negara kita, terutama


peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke
menjadi salah satu alasan diadakan study tour. Study tour ini mengambil objek –
objek karya wisata di pulau Bali karena di sana banyak terdapat tempat – tempat
wisata yang terkenal di dunia . Objek wisata tersebut misalnya monumen, tarian,
pantai, danau,dan yang lainnya.

Dalam hal ini kami mengikuti karya wisata di Indonesia yang telah
menjadi wisata Internasional , selain itu provinsi Bali juga menyediakan kekayaan
alam yang sangat indah yang dapat menarik perhatian wisatawan. Sebagai bangsa
Indonesia kita juga harus bangga terhadap aset yang dimiliki provinsi Balikarena
sangat membantu perkembangan devisa negara melalui objek – objek wisata yang
ada di Bali.

Kaitannya dengan Study tour , kami ditugasi untuk membuat laporan dalam
Karya Tulis mengenai objek – objek wisata yang kami kunjungi di Pulau Bali.
Dalam menyusun laporan tersebut, kami memerlukan data – data yang akurat.

x
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ditulis diatas , maka muncul beberapa masalah:
1.2.1 Bagaimanakah legenda cerita Garuda Wisnu Kencana?
1.2.2 Apa kandungan filosofi dari Garuda Wisnu Kencana?
1.2.3 Bagaimana sejarah tentang objek wisata Puja Mandala?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan laporan pengamatan objek – objek wisata di Pulau Bali sebagai
berikut :
1.3.1 Untuk menambah wawasan mengenai objek wisata Garuda Wisnu Kencana.
1.3.2 Untuk menambah wawasan mengenai filosofi dari Garuda Wisnu Kencana.
1.3.3 Untuk mengetahui sejarah tentang Puja Mandala.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan karya tulis sebagai berikut:
1.4.1 Dapat memberikan informasi mengenai Garuda Wisnu Kencana.
1.4.2 Dapat memberikan penjelasan filosofis Garuda Wisnu Kencana kepada
siswa.
1.4.3 Dapat memberikan pengetahuan tentang sejarah Puja Mandala.

1.5 Metode Penulisan

............... Metode merupakan suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan
atau kerangka berfikir menyusun gagasan yang beraturan dan tempat dengan
maksud dan tujuan dalam penulisan untuk memperoleh data yang membutuhkan.
Untuk mengetahui dan mendapatkan data – data yang berhubungan dengan
kebudayaan serta objek wisata di Pulau Bali penulis menggunakan beberapa
metode sebagai berikut:

xi
a) Metode Observasi
Penulis melakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap
keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti, kemudian dilakukan
pencatatan secara sistematis terhadap kenyataan yang dilakukan di
lapangan
b) Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
yang bersumber dari dokumen atau arsip. Dokumen media yang berupa
foto.
c) Metode Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini penulis membaca buku yang berkaitan dengan
penyusunan Karya Tulis, seperti menggali informasi pada Karya Tulis
sebelumnya.

xii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 GARUDA WISNU KENCANA

2.1.1 Legenda Garuda Wisnu Kencana

Konon disebuah negeri di Pulau Bali, hiduplah seorang Resi yang


arif dan bijaksana. Resi itu bernama Resi Kasyapa. Beliau memiliki dua
orang istri yakni Kadru dan Winata. Resi kasyapa bersikap adil kepada
kedua istrinya, namun salah satu istrinya yaitu Kadru selalu menyimpan
rasa iri dan dengki kepada Winata.
Alkisah Kedua istri Resi Kasyapa masing-masing dikaruniai anak.
Kadru dikaruniai para Naga, sedangkan Winata dikaruniai seekor Burung
Garuda. Kadru yang tetap memiliki rasa iri dan dengki terhadap Winata
selalu melancarkan niat jahat agar Winata dapat keluar dari lingkaran
keluarga Resi Kasyapa.
Suatu ketika, Para Dewa mengaduk-aduk samudra untuk
mendapatkan Tirtha Amartha. Tirtha(air) yang diebut-sebut dapat
memberikan keabadian kepada siapapun yang dapat meminumnya
walaupun hanya setetes. Bersamaan dengan kejadian itu, muncullah kuda
terbang bernama Ucaihswara. Oleh karena Kadru yang selalu menaruh
rasa dengki terhadapa Winata, Kadru kemudian menantang Winata untuk
menebak warna Kuda Ucaihswara yang belum terlihat oleh mereka.
Winata kemudian menyanggupi tantangan dari Kadru dengan
perjanjian, jika siapapun yang kalah harus bersedia menjadi budak dan
selalu mentaati seluruh perintah dari yang menang. Kemudian Kadru
menebak warna kuda itu berwarna hitam, dan Winata menebak warna
kuda itu berwarna putih. Sebelum kuda itu muncul, secara diam-diam
Kadru menerima informasi dari anaknya(naga) bahwa kuda itu sebenarnya
berwarna putih.

4
5

Mengetahui bahwa dirinya akan kalah, maka Kadru berbuat licik


dengan menyuruh anaknya untuk menyembur dengan racun tubuh kuda itu
sehingga terlihat kehitaman. Benar saja kuda yang dulunya putih
kemudian menjadi hitam setelah muncul dan dilihat oleh Kadru dan
Winata. Karena Winata merasa dirinya telah kalah, maka ia bersedia
menjadi budak Kadru selama hidupnya.
Garuda wisnu kencana menyadari kelicikan Kadru, anak Winata
yakni sang Garuda tidak tinggal diam. Dia kemudian bertarung dengan
anak-anak Kadru yakni para Naga yang berlangsung tanpa henti siang dan
malam. Keduanya berhasil menahan imbang disetiap pertarungan sampai
akhirnya para Nagapun memberikan persyaratan bahwa dia akan
membebaskan Winata dengan syarat sang Garuda dapat membawakan
Tirtha Amartha kepada para Naga.
Sang Garuda menyanggupinya, dia bersedia mencari Tirtha
Amertha yang tidak dia ketahui tempatnya agar dia dapat menyelamatkan
ibunya dari perbudakan. Di tengah petualangannya, sang Garuda bertemu
dengan Dewa Wisnu yang membawa Tirtha Amertha. Garuda kemudian
meminta Tirtha Amertha itu, Dewa Wisnu menyerahkannya dengan syarat
agar Garuda mau menjadi tunggangan Dewa Wisnu yang kemudian
dikenal dengan nama Garuda Wisnu Kencana.
Garuda kemudian mendapat tirtha amertha dengan berwadahkan
kamendalu dengan tali rumput ilalang. Ia memberikan tirtha tersebut
kepada para naga, namun sebelum para naga sempat meminumnya tirtha
itu terlebih dahulu diambil oleh dewa indra yang kebetulan lewat. Namun
tetesan tirtha amertha itu masih tertinggal di tali rumput ilalangnya. Naga
kemudian menjilat rumput ilalang tersebut yang ternyata sangat tajam dan
lebih tajam dari pisau. Oleh karena itu lidah naga menjadi terbelah
menjadi 2 ujung yang kemudian disetiap keturunan naga itu juga memiliki
lidah yang terbelah. Kemudian ibu Winata berhasil dibebaskan dari jeratan
perbudakan.
6

2.1.2 Filosofi Garuda Wisnu Kencana


Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di kawasan kebudayaan
Desa Ungasan, Kuta Selatan, Bali akan diresmikan malam ini, Sabtu
(22/9/2018). Patung setinggi 121 meter tersebut dibangun di atas lahan
seluas 60 hektar. Tidak dalam waktu singkat, pembuatan patung ini
menjalani proses panjang, yaitu selama 28 tahun. Seniman sekligus
desainer patung megah ini, Nyoman Nuarta, mengungkapkan rasa
bahagianya melihat patung GWK dapat diselesaikan. "Ya tentu
berbahagia, janji saya kepada bangsa bisa saya rampungkan," kata
Nyoman saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/9/2018). "Kemarin, kan,
anak-anak yang bertahun kerja sama kami, waktu itu kami masih muda-
muda. Dulu (mereka) datang masih kecil-kecil, sekarang rambutnya sudah
pada putih, saya lihat mereka malah jadi pengin menangis, 28 tahun waktu
yang cukup panjang," ujar dia.
Nyoman menyampaikan, awalnya tidak sedikit yang meragukan
niatnya menyelesaikan patung ini. "Memang jarang sih orang bertahan 28
tahun. Saya sering disebut orang gila, tapi bagi saya janji itu utang yang
harus saya tebus," ucapnya. Ia mengatakan, proses pembuatan patung
tembaga dengan teknik cor las terbesar di dunia ini membutuhkan suatu
perjuangan yang gigih. "Mental harus tahan dengan segala macam
kecaman, kritik, saran. Kami harus tahan," kata dia. Tak hanya besar
Patung GWK terdiri dari sekitar 754 modul. Satu modulnya berukuran 4x3
meter dengan berat kurang lebih 1 ton.
Pembuatan patung ini pernah melibatkan 1.000 pekerja yang
terbagi menjadi dua, yakni 400 pekerja di Bandung dan 600 pekerja di
Bali. Nyoman mengatakan, pembuatan GWK ini bukan hanya merupakan
sebuah patung dengan ukuran besar. "Kami tidak sekedar bikin patung
besar, waktu kami membuat modelnya yang sudah melalui seleksi,
pemikiran segala macam, baru kami putuskan bentuk GWK seperti itu,"
ujar Nyoman. "Modelnya 3 meter, sekarang kami perbesar 20 kalinya.
Bentuk harus sesuai dengan aslinya. GWK bentuk kecil dan besarnya
7

sama," tuturnya. Baca juga: Gubernur Pastika: Patung GWK Akan Jadi
Kebanggaan Bali dan Indonesia Patung Garuda Wisnu Kencana (Nyoman
Nuarta) Simbolisasi Menurut Nyoman, patung GWK dalam konteks
modern sesuai dengan keadaan sekarang, di mana saat ini bangsa mulai
memperhatikan masalah lingkungan.
Garuda Wisnu Kencana merupakan wujud dari Dewa Wisnu
sedang mengendarai seekor Garuda. Dalam agama Hindu, Dewa Wisnu
merupakan Dewa Pemelihara (Sthiti). GWK, menurut Nyoman, simbol
dari misi penyelamatan lingkungan. "Simboliknya begini, sebenarnya
garuda itu manusia yang berjanji terhadap kehidupan ini untuk
memelihara, mengembangkannya dan melindunginya. Manusia inilah
yang bisa menghancurkan dan memperbaiki keadaan lingkungan," ujar
Nyoman. Respons baik Menjelang peresmian, begitu terlihat antusiasme
masyarakat terhadap Garuda Wisnu Kencana. Nyoman merasa senang
melihat respons baik dari masyarakat terhadap patung GWK ini.

2.2 PUJA MANDALA


2.2.1 Latar Belakang Pembangunan Puja Mandala
Pada era 90an umat Islam di daerah Nusa Dua mengalami kesulitan
dalam melakukan shalat Jum’at karena mayoritas agama di Bali adalah
Hindu. Masjid di wilayah Nusa Dua berada di Kuta yang cukup jauh.
Untuk itu MUI Bali dan Yayasan Ibnu Batutah mengusulkan pendirian
Masjid kepada pemerintah. Alasannya, kebutuhan para wisatawan
domestik maupun mancanegara selama di Bali, selain makan, minum,
rekreasi dan istirahat, adalah juga beribadah sesuai kepercayaan masing-
masing. Berlatar-belakang wacana itulah, Joop Ave meminta agar
dipikirkan pembangunan tempat-tempat peribadatan. Namun pendirian
Masjid terhalang oleh SKB 2 Menteri yang mensyaratkan pendirian rumah
ibadah dengan 500 warga pemohon beragama Islam yang tinggal di lokasi.
Ketika permasalahan ini sampai ke pemerintah pusat, maka atas saran Joop
Ave kepada Presiden Soeharto, berdirilah satu komplek rumah ibadah
8

yang menampilkan kehidupan beragama umat Indonesia yang dinamakan


Puja Mandala.
Pembangunan proyek Kompleks Puja Mandala, dimulai pada tahun
1994, dan tak lepas kaitannya dengan bantuan serta fasilitasi dari pihak PT
Pengembangan Pariwisata Bali (Persero), dan Bali Tourism Development
Corporation (BTDC). Pendirian bangunan diserahkan sepenuhnya pada
umat masing-masing agama dengan membagi sama besar dan luasnya.
Puja Mandala Nusa Dua secara resmi disahkan pada tahun 1997 oleh
Menteri Agama Bapak Tarmidzi Taher.
Ijin pendirian tempat peribadatan tersebut terhalang dengan Surat
Keputusan Bersama 2 menteri yang mensyaratkan berdirinya rumah
ibadah minimal 500 warga pemohon yang berada di sekitar lokasi. Ketika
masalah pembangunan ini sampai ke pemerintah pusat pada jaman
Pemerintahan Soeharto melalui saran menteri Joop Ave, maka berdirilah
komplek Puja Mandala Bali di Nusa Dua ini. Mulai dibangun tahun 1994
dan disahkan pada tahun 1997 oleh Menteri Agama saat itu yaitu Bapak
Tarmidzi Taher. Pada saat disahkan hanya Masjid Ibnu Batutah, Jemaat
Bukit Doa, Gereja Bunda Maria Segala Bangsa yang sudah kelar,
sedangkan Wihara Budha Guna selesai di tahun 2003 dan Pura Jagat
Natha pada tahun 2005.

2.2.2. Tempat Ibadah di Puja Mandala


a) Masjid Agung Ibnu Batutah yang beratap tumpang susun
merupakan bangunan khas Masjid yang sering ditemukan di daerah
Jawa. Nama Masjid Ibnu Batutah diambil dari nama seorang
pengembara Maroko, yaitu Ibnu Batutah dengan catatan perjalanan
dunia terlengkap dari abad ke-14, melintasi jarak 120.000 km
sepanjang dunia kaum Muslim, mencakup 44 negara modern
termasuk Indonesia.
b) Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa, tepat di sebelah
Masjid Agung Ibnu Batutah, dengan menara tunggal, dinding
9

depan gevel mengikuti bentuk atap dan bagian belakang atap


tumpang. Nama ini diilhami oleh penampakan Bunda Maria di
Amsterdam, Belanda, yang mengijinkan disapa sebagai Bundanya
Para Bangsa. Bersandingkan nama Maria Bunda Segala Bangsa
dan sesuai dengan namanya, umat Gereja MBSB berasal dari
berbagai latarbelakang suku yang ada di Indonesia, maupun umat
mancanegara yang melakukan perjalanan bisnis atau berlibur.
Maka, tidaklah berlebihan kalau gereja Katolik MBSB menjadi
miliknya segala bangsa.
c) Wihara Budhina Guna dengan ornamen cantik berwarna putih dan
keemasan. Wihara ini tampak anggun dan mewah. Pengerjaan
patung dan ornamennya terkesan sangat halus dan detail.
d) Gereja Kristen Protestan Bukit Doa dengan sentuhan ornamen
lokal yang cukup kental dan menara di depan gereja dengan
lonceng diatasnya.
e) Pura Jagat Natha Nusa Dua yang terletak di bagian paling kanan
kompleks. Kala makara paling besar dibuat dengan sepasang
tangan berkuku panjang, yang tidak lazim dijumpai pada candi-
candi Jawa.

2.2.4 Manfaat Adanya Puja Mandala


a) Tempat ibadah
Puja Mandala dijadikan tempat beribadah untuk umat beragama
islam dengan masjidnya, umat katolik dan protestan dengan
gerejanya, umat hindu dengan puranya, dan umat buddha dengan
wiharanya. Selain itu, Puja Mandala juga digunakan untuk
perayaan hari-hari besar masing-masing agama.
b) Menumbuhkan rasa toleransi
Dengan disatukannya masing-masing tempat ibadah, masyarakat
bisa belajar untuk saling bertoleran dengan menghormati umat
beragama lain, menghormati proses ibadah agama lain, serta turut
10

serta menghormati dan memberikan kemudahan untuk perayaan


hari besar agama lain.
c) Obyek pembelajaran oleh berbagai pihak.
Puja Mandala juga bisa dijadikan sebagai obyek pembelajaran bagi
berbagai pihak, misalnya delegasi FKUB Provinsi Kalimantan
Selatan, yang pada 2010 lalu melakukan studi banding dengan
meninjau langsung Kompleks Puja Mandala, sekaligus menggelar
pertemuan dengan FKUB Provinsi Bali. Sedangkan dari
mancanegara, anggota parlemen dari 17 negara peserta
Parliamentary Event on Interfaith Dialog, pada tahun lalu, juga
menyempatkan diri untuk berkunjung sambil mengeksplorasi fakta
dan data seputar Puja Mandala.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan terselesainya karya tulis ini dapat saya simpulkan bahwa:
a) Bali adalah sebuah tempat wisata yang sangat menarik. Pulau Bali adalah
bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 Kilometer dan selebar
112 Kilometer sekitar 3.2 Kilometer dari Pulau Jawa. Provinsi Pulau Bali
adalah Denpasar Wisata yang sangat menarik di Bali adalah kebudayaan
dan wisata baharinya.
b) Objek Wisata yang ada di Pulau Bali sangatlah beraneka macam, ada yang
berupa wisata olahraga, ada yang berupa fasilitas yang sudah modern,
wisata kebudayaan bali yang begitu kental dan ada juga yang berupa wisata
keindahan alam yang begitu terjaga aslinya.
c) Dalam Study Tour ini peserta dapat lebih memahami dan menghormati
budaya – budaya yang masih kental yang berada di Indonesia serta dapat
mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membeda –
bedakan golongan, ras, budaya dan agamanya.
3.2 Saran
a) Untuk Panitia:
Sebaiknya panitia melakuka evaluasi agar program study wisata dapat
berjalan lebih baik untuk tahun depan.
b) Untuk pihak sekolah:
Sebaiknya studytour tetap dilaksanakan untuk tahun-tahun selanjutnya
agar wawasan peserta didik bertambah.
c) Untuk Pemerintah:
Sebaiknya pengelola objek lebih memerhatikan kebersihan agar di
lingkungan terlihat indah dan dapat menjadi objek wisata yang menarik
minat para wisatawan.
d) Untuk peserta:
Seharusnya peserta memperhatikan ketertiban agar rencana dari pihak
sekolah berjalan lebih lancar.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

a) https://histori.id/legenda-garuda-wisnu-kencana/
b) https://aninditarehana.blogspot.com/2016/07/amazing-bali-2016-puja-
mandala-sebagai_21.html
c) https://www.balitoursclub.net/puja-mandala-bali-di-nusa-dua/
d) https://www.kintamani.id/puja-mandala-nusa-dua-5-tempat-ibadah-di-
satu-tempat-wujud-toleransi-beragama-di-bali-004981.html

xi
13

LAMPIRAN
1. Jadwal Kegiatan
 Sabtu, 27 April 2019 : Tengaran – Ketapang

09.30 WIB : Berkumpul di SMAN 1 Tengaran

10.30 WIB : Berangkat dari SMAN 1 Tengaran

12.00 – 13.00 WIB : Makan Siang di RM. Taman Sari-Solo

13.00 WIB : Melanjutkan perjalanan

18.00 – 19.00 WIB : Makan malam di local restoran

00.30 WIB : Tiba di pelabuhan Ketapang

04.00 WITA : Sampai di pelabuhan Gilimanuk

 Minggu, 28 april 2019 : Hari Pertama di Bali

07.00 WITA : Mandi, Sarapan Pagi di RM Kurnia Village

08.00 – 09.30 WITA : Wisata di Tanah Lot

11.00 – 12.30 WITA : Wisata di Tanjung Benoa dan Pulau Penyu

12.30 – 13.00 WITA : Makan siang

13.0 – 13.30 WITA : Wisata di Puja Mandala

14.00– 15.30 WITA : Wisata di Pantai Pandawa

16.00-19.00 WITA : Wisata di GWK

19.30 WITA : acara makan malam

20.30 WITA : check in hotel

 Senin, 29 April 2019 : Hari Kedua di Bali

06.00 – 08.00 WITA : Sarapan pagi di hotel

08.00 – 09.00 WITA : Menuju objek wisata tari Barong

xi
14

09.30 – 11.00 WITA : Menyaksikan tari barong

11.00 – 13.00 WITA : Makan siang dan wisata belanja Cening Bagus

13.30 – 14.30 WITA : Wisata belanja di Sukowati

14.30 – 15.30 WITA : wisata di monument Bajra Sandhi

16.00 – 18.30 WITA : Wisata di Pantai Kuta

19.00 – 21.00 WITA : Makan malan di Mr. Kuta dan check in hotel

 Selasa, 30 April 2019 : Hari Ketiga di Bali

06.30 – 07.30 WITA : Sarapan pagi dan check out hotel

09.00 – 10.00 WITA : Wisata belanja di Jogger

10.00 – 11.30 WITA : Ishoma siang di Bedugul

11.30 – 13.30 WITA : Wisata di Danau Bratan Bedugul

13.30 – 17.00 WITA : Perjalanan menuju Pelabuhan

18.00 – 19.00 WIB : Makan malam di local restoran

19.00 WIB : Melanjutkan perjalanan ke Tengaran

 Rabu, 1 Mei 2019: Bali-Tengaran

4.00 WIB WIB : Tiba di SMAN 1 Tengaran

xi
15

2.

3. Lampiran Foto

Gambar 1.1 GWK Cultural Park

xi
16

Gambar 1.2 Lotus Pond GWK

Gambar 1.3 Tari Kecak di GWK

Gambar 1.4 Patung Garuda Wisnu Kencana

xi
17

Gambar 1.5 GWK patung tertinggi ke-3 di dunia

xi
18

Gambar 2.1 Tulisan Pantai Pandawa di Tebing Kap

xi
AUTOBIOGRAFI

Muhammad Sa’dan Alfi Mubarok yang sering


dipanggil Sa’dan atau Alfi lahir pada tanggal 24 Mei 2002.
Beragama Islam dan bertempat tinggal di Dusun Reksosari
RT 11 RW 1 Desa Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang. Terlahir dari pasangan bahagia bernama Ihwanul
Muslim dan Enik Wijayanti. Sa’dan merupakan anak kedua
dari 3 bersaudara, kakaknya bernama Muhammad Yaisir
Alfa Nur Rosyid dan adiknya bernama Mustika Ning Tyas Wijayanti.

Memulai pendidikan di TK Muslimat Reksosari kemudian di SD Negeri


Reksosari 1, selanjutnya sekolah di SMP Negeri 3 Suruh, hingga saat ini
menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Tengaran. Sa’dan merupakan anak yang
aktif diberbagai bidang baik akademis maupun non akademis, sejak dari SD dia
mengikti berbagai lomba seperti lomba Cerdas Cermas, Pesta Siaga dan lain –
lain. Kemudian saat bersekolah di SMP Negeri 3 Suruh dia mengikuti berbagai
ekstrakulikuler seperti Komputer dan juga organisasi OSIS maupun Pramuka.
Saat di SMP Sa’dan menjabat sebagai ketua OSIS. Setelah lulus dari SMP Negeri
3 Suruh, dia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tengaran hingga saat ini,
berada di kelas XI MIPA 1. Di SMA Negeri 1 Tengaran Sa’dan juga mengikuti
Ekstrakulikuker seperti Rebana, dan juga aktif di Organisasi seperti OSIS dan
Paskibra. Dia juga menjabat sebagai Ketua OSIS dan Sie Dokumentasi di
Paskibra.

Sa’dan memiliki ketertarikan tentang perkembangan teknologi, khususnya


segala sesuatu terkait internet, komputer maupun gadget. Disamping itu dia juga
sering bermain permainan online untuk mengisi waktu luang. Diwaktu waktu
tertentu dia juga menyempatkan waktu untuk pergi ke pantai maupun mendaki
gunung. Sa’dan memiliki cita – cita menjadi seorang pengusaha yang membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

xvi

Anda mungkin juga menyukai