Anda di halaman 1dari 42

panduan praktikum

Virtual Laboratory

TITRASI
Asam Basa

IDENTITAS

Nama :...............................................................
No. Absen :...............................................................
Kelompok :...............................................................
Kelas :...............................................................
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Allah yang Maha Mulia, karena atas rahmat dan
ridho-Nya buku panduan praktikum ini dapat diselesaikan. Buku panduan praktikum
virtual laboratory materi Titrasi Asam Basa ini disusun sebagai buku pelengkap
pelajaran Kimia SMA kelas XI. Penyusunan buku panduan praktikum ini bertujuan
untuk memberikan pedoman bagi peserta didik kelas XI MIPA dalam malakukan
eksperimen menggunakan laboratorium virtual (virtual laboratory). Materi yang terdapat
dalam buku ini mengacu pada Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016.
Penyajian materi di desain untuk memperkuat pemahaman konsep peserta didik
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan eksperimen. Buku
panduan praktikum ini dilengkapi dengan panduan singkat penggunaan virtual
laboratory IrYdium Chemistry Lab untuk memberikan pengetahuan dasar bagi peserta
didik dalam menggunakan virtual laboratory. Selain itu, pada setiap akhir eksperimen,
dberikan latihan soal dalam bentuk uraian untuk menunjang pemahaman konsep peserta
didik.
Buku panduan ini akan terus disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa
diharapkan penulis demi penyempurnaan buku ini. Semoga buku panduan praktikum
virtual laboratory materi titrasi asam basa ini dapat bermanfaat bagi peserta didik dan
guru kimia dalam mengembangkan pembelajaran ilmu kimia di SMA.

Semarang, Januari 2019


Penulis

1
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................1
Daftar Isi........................................................................................... 2
Peta Konsep....................................................................................... 3
Ketentuan Praktikum Virtual Laboratory............................................ 4
Format Laporan Praktikum................................................................ 4
Virtual Laboratory IrYdium Chemistry Lab........................................ 5
Penggunaan Virtual Laboratory IrYdium Chemistry Lab..................... 6
Alat dan Bahan Virtual Laboratory IrYdium Chemistry Lab................ 7
Stimulus : Titik ekivalen berhimpit dengan Titik Akhir Titrasi............. 11
Praktikum 1: Penentuan titik ekivalen dan titik akhir titrasi asam basa. 12
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi............................ 12
Tujuan Percobaan....................................................................................... 13
Landasan Teori........................................................................................... 13
Titrasi Asam Kuat-Basa Kuat...................................................................... 13
Titrasi Asam Lemah-Basa Kuat................................................................... 19
Titrasi Asam Kuat-Basa Lemah....................................................................... 24
Praktikum 2: Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Larutan Cuka...... 29
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi..................................... 30
Tujuan Percobaan................................................................................................ 30
Permasalahan.......................................................................................................30
Alat dan Bahan.................................................................................................... 30
Cara Kerja........................................................................................................... 30
Data Pengamatan................................................................................................. 31
Analisis Data....................................................................................................... 32
Pertanyaan........................................................................................................... 32
Daftar Pustaka................................................................................... 33
Praktikum RIil...................................................................................34

2
PETA KONSEP

3
K e t e n t u a n P r a kt i k u m
Virtual Laboratory

Pelaksanaan Praktikum Laporan praktikum


1. Praktikan wajib menginstall software 1. Setiap percobaan yang dilakukan harus
virtual laboratory IrYdium Chemistry Lab dibuat laporan dalam bentuk softfile.
yang dapat di unduh pada website 2. Laporan dibuat secara berkelompok
http://chemcollective.org/home, sesuai dengan kelompok praktikum.
2. Langkah-langkah menginstall software 3. Laporan dikumpulkan melalui google
virtual laboratory IrYdium Chemistry Lab: classroom (Kode kelas : bs0y2y9).
Buka website 4. Waktu pengumpulan laporan selambat-
http://chemcollective.org/home > Quick lambatnya adalah satu minggu setelah
Link > Virtual Lab > klik Download the kegiatan praktikum dilaksanakan.
JAVA Virtual Lab for offline use > klik
Download virtual lab for windows > buka Format Laporan Praktikum
file dalam bentuk .zip yang telah di unduh Susunan laporan praktikum meliputi:
> instal vlab.exe A. Cover
3. Setiap praktikan wajib memiliki buku 1. Judul praktikum
panduan praktikum virtual lab. 2. Logo SMA
3. Identitas Kelompok
Pengamatan Praktikum - No. kelompok
1. Setiap tahapan dalam pelaksanaan - Nama anggota
praktikum harus di screenshot untuk B. Tujuan
dijadikan sebagai lampiran dalam laporan C. Teori
praktikum. D. Alat dan Bahan
2. Semua pengamatan harus dicatat dalam E. Cara Kerja (setiap langkah disertai
lembar pengamatan yang ada pada dengan hasil screenshot percobaan)
petunjuk praktikum. F. Data Pengamatan
3. Semua data pengamatan harus disahkan G. Analisis data
oleh guru pengampu. H. Pembahasan
I. Kesimpulan
J. Jawaban Pertanyaan
K. Daftar Pustaka

4
Virtual Laboratory
IrYdium Chemistry Lab
Virtual Laboratory (Laboratorium virtual)
Virtual laboratory merupakan software komputer yang memungkinkan penggunanya
untuk dapat melakukan kegiatan praktikum seperti pada praktikum sesungguhnya. Salah
satu jenis software virtual laboratory dalam Kimia adalah IrYdium Chemistry Lab.
Berikut menu-menu yang ada pada software IrYdium Chemistry Lab.

Stockroom Explorer Workbench


Berisi bahan-bahan Workbenh terdiri dari Action bar dan area kerja untuk
yang dapat digunakan kegiatan praktikum. Pada Action Bar terdapat empat menu
untuk percobaan. yaitu:
Untuk memasukkan 1) Retrieve : Digunakan untuk memasukkan larutan yang
bahan ke dalam dipilih dari Stockroom solution ke dalam workbench.
workbench, klik dua 2) Glassware : Berisi peralatan gelas.
kali pada bahan yang di 3) Equipment : Berisi timbangan, bunsen, dan alas timbang.
inginkan. 4) Remove : Digunakan untuk menghapus alat atau
bahan pada workbench yang sudah tidak digunakan.

Transfer Field Termometer dan Solution Info


Digunakan untuk mengisi pHmeter Merupakan bagian yang
(pour)/mengambil Aktif ketika terdapat larutan berisi informasi terkait
(withdraw) larutan sesuai yang dipilih pada nama zat, volume, dan
jumlah yang di inginkan workbench. konsentrasi larutan.
(dalam mL). Termometer : menunjukkan Solution Info hanya
suhu dari larutan. aktif ketika ada bahan
pH meter : menunjukkan yang dipilih di
pH larutan workbench.

5
Panduan Penggunaan
Virtual Laboratory

Memasukkan bahan ke dalam (Jika peralatan yang digunakan adalah


Workbench pipet maka klik “withdraw” untuk
Cara 1: mengambil larutan)
Pilih bahan yang tersedia dalam stockroom
explorer > double klik pada larutan yang Mengganti nama larutan dalam
dipilih. workbench
Cara 2: Klik kanan pada larutan yang akan diganti
Pilih bahan yang tersedia dalam stockroom nama > pilih “rename”.
explorer > klik pada larutan yang dipilih >
klik retrieve (terletak di sebelah kiri Menduplikasi larutan
workbench) Duplikasi larutan bertujuan untuk
menggandakan alat atau bahan yang ada
Memasukkan alat kedalam pada workbench agar praktikan tidak perlu
Workbench membuat bahan lagi atau mengambil alat
Pilih alat yang tersedia pada glassware lagi.
(terletak di action bar) > klik pada alat Klik kanan pada larutan > pilih
yang dibutuhkan. “duplicate”.

Memasukkan bahan kedalam Menghapus alat atau bahan yang


peralatan gelas tidak dipakai pada workbench
Pastikan alat dan bahan telah berada pada Klik kanan pada alat atau bahan yang akan
workbench > double klik dan geser larutan dihapus > pilih “remove”.
yang akan dituang > letakkan larutan di (Alat atau bahan yang terlalu banyak pada
depan alat (posisi bertumpukan) > pada workbench menyebabkan worbench
bagian transfer bar (berada di bagian penuh, sehingga alat atau bahan yang ada
bawah) ketikkan volume larutan yang akan pada stockroom tidak dapat dimasukkan
dituang (dalam mL) > klik “pour” untuk ke dalam workbench).
menuang larutan.

Perlu Di Ingat!

Gambar 1.Tampilan transfer bar pada ICL


Agar pada kegiatan praktikum diperoleh hasil yang akurat, pada saat mengambil atau
menuang larutan kita perlu mengetikkan jumlah larutan dengan menambahkan dua
angka di belakang koma. Penambahan angka tersebut dapat memberikan jumlah
larutan yang akurat dalam mengambil ataupun menuang larutan.
Contoh: Jika kita akan mengambil 25 mL larutan, maka pada "transfer amount"
diketik angka 25.00.

6
Alat dan Bahan
Virtual Laboratory
IrYdium Chemistry Lab
Peralatan Laboratorium IrYdium Chemistry Lab
Virtual laboratory IrYdium Chemistry Lab (ICL) berisi beberapa peralatan yang biasa
digunakan dalam kegiatan praktikum. Sebelum melakukan praktikum, praktikan harus
mengenal dan memahami kegunaan peralatan praktikum yang ada di laboratorium ICL.
Berikut beberapa peralatan yang dapat digunakan pada praktikum menggunakan ICL.

No. Alat Fungsi Keterangan

1. Beakers/Gelas a. Tempat untuk membuat dan Pada ICL, terdapat dua


Beaker menyimpan larutan. ukuran beakers (250
b. Gelas beaker memiliki takaran mL dan 600 mL)
volume, namun jarang
digunakan untuk mengukur
volume larutan karena hasilnya
kurang akurat.

2. Erlenmeyer a. Alat untuk menyimpan larutan. Pada ICL, terdapat dua


flask/Labu b. Alat untuk menampung larutan ukuran erlenmeyer (250
erlenmeyer yang akan di titrasi (larutan mL dan 500 mL)
titrat).

3. Graduated Alat untuk mengukur volume Pada ICL, terdapat tiga


cylinder/Gelas larutan (tetapi tidak dapat ukuran gelas ukur (10
ukur digunakan untuk mengukur mL,25 mL dan 50 mL)
volume larutan yang
membutuhkan ketelitian tinggi).

4. Pipets/ Alat untuk mengambil larutan Pada ICL, terdapat tiga


Pipet Volume dengan volume tertentu sesuai ukuran pipet volume (5
dengan ukuran yang tertera pada mL, 10 mL, dan 25
alat. mL)

7
No. Alat Fungsi Keterangan

5. Disposable Pipet/ Alat untuk mengambil dan Pada ICL, pipet tetes
Pipet Tetes menuang larutan dalam jumlah terletak pada kelompok
kecil (tetes). “Pipets”.

6. Volumetrics/ Alat untuk membuat atau Pada ICL, terdapat


Labu Takar mengencerkan larutan sampai empat ukuran labu
pada volume tertentu sesuai takar (100 mL, 250 mL,
dengan ukuran labu takar. 500 mL, dan 1000 mL)

7. Buret Alat untuk melakukan titrasi (pada Pada ICL, terdapat satu
keadaan tertentu dapat digunakan jenis buret berukuran
untuk mengukur volume larutan). 50 mL

8. Foam cup Alat untuk menyimpan larutan


pada percobaan kalorimetri.

9. Bunsen Burner/ Alat untuk membakar/


Nyala Bunsen memanaskan zat.

Terletak pada ikon


equipment atau pada
1 0. Weighing Boat Wadah untuk meletakkan sampel menu “Tools” pada
padatan saat akan ditimbang. bagian “Instruments”

11 . Scale/ a. Alat untuk menimbang sampel.


Timbangan b. Sebelum sampel di timbang,
terlebih dahulu timbang
weighing boat kemudian klik
Tare. Selanjutnya masukkan
bahan pada weighing boat lalu
ditimbang.

8
Bahan Kimia Laboratorium IrYdium Chemistry Lab
Bahan kimia yang ada pada Virtual Laboratory ICL terdiri dari bahan padat dan cair.
Bahan kimia yang dibutuhkan dapat diambil dari Stockroom Explorer. Berikut bahan-
bahan kimia yang ada pada ICL.

No. Bahan Keterangan

1. Distilled H2O/ Volume : ~ (Tak terhingga, sehingga praktikan dapat


Akuades mengambil akuades sebanyak-banyaknya tanpa perlu
mengambil lagi dari Stockroom Solution).

2. Stock Solutions Berisi 2 L larutan dengan konsentrasi tinggi (pekat).


Larutan : 19 M NaOH 11,6 M HCl
17,8 M H2SO4 15,4 M HNO3
15 M HClO4 14,6 M H3PO4
14,8 M NH3
3. Strong Acids/ Berisi larutan asam kuat dengan konsentrasi 0,1 – 10 M.
Asam Kuat Volume : 100 mL
Larutan : HCl, HBr, H2SO4, HI, HNO3, HClO4

4. Weak Acids/ Berisi larutan asam lemah dengan konsentrasi 1 – 3 M.


Asam Lemah Volume : 100 mL
Larutan : HF, CH3COOH, NCCH2COOH, H3PO4, HOI,
HOCl, HOBr, ClCHCOOH, HCN
5. Conjugate Berisi larutan asam konjugasi dengan konsentrasi 1 M dan 3 M.
Acids/ Volume : 100 mL
Asam Konjugasi Larutan : NH4Cl, C5H5NHCl

6. Strong Bases/ Berisi larutan basa kuat (NaOH) dengan konsentrasi 0,1 M – 3
Basa Kuat M.
Volume : 100 mL
7. Weak Bases/ Berisi larutan basa lemah dengan konsentrasi 0,5 M – 3 M.
Basa Lemah Volume : 100 mL
Larutan : NH3, Mg(OH)2, C5H5N

8. Conjugate Berisi larutan basa konjugasi dengan konsentrasi 1 M.


Bases/ Volume : 100 mL
Basa Konjugasi Larutan : NaNCCH2COO, Na2CO3, Na3PO4, NaCH3COO,
NaHCO3, NaOCl, NaOI, NaCN, NaOBr, NaF, NaCl2CHCOO
9. Indicators/ Berisi larutan indikator untuk titrasi.
Indikator Volume : 100 mL
Larutan : Methyl orange, Methyl red, Phenolphthalein,
Bromcresol Green
1 0. Solids/Padatan Berisi padatan NaCl.
Massa : 1,7532 . 102 g

9
Reaksi lambung.
konsentrasi
Pada
asam
keadaan
lambung
tertentu,
dapat

Netralisasi meningkat. Peningkatan konsentrasi asam


lambung yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan luka pada dinding lambung.
Untuk mencegah hal tersebut, maka
digunakan antasida yang dapat
menetralkan asam dalam lambung.
Antasida adalah jenis obat yang
mengandung magnesium hidroksida
(bersifat basa). Antasida akan mengalami
reaksi netralisasi dengan asam lambung,
sehingga terjadi penurunan konsentrasi
Gambar 2. Ilustrasi reaksi netralisasi
asam dalam lambung. Untuk lebih
(Sumber gambar: Pinterest.com)
jelasnya, Anda dapat melihat demonstrasi
Reaksi netralisasi sangat berguna dalam reaksi antasida dengan HCl melalui link
kehidupan sehari-hari. Salah satunya video berikut
adalah pada proses penurunan konsentrasi https://www.youtube.com/watch?v=EXG
HCl dalam lambung dengan antasida. Kita HpXlBgZA. Dengan mempelajari reaksi
tahu bahwa dalam lambung kita terdapat netralisasi, kita dapat mengetahui cara
zat asam HCl atau biasa disebut asam untuk mengontrol agar konsentrasi asam
lambung. Asam lambung berfungsi untuk atau basa dalam tubuh kita agar tetap
merombak makanan yang masuk ke dalam terjaga.

Aplikasi Kimia

Amati bahan-bahan yang biasa Anda gunakan sehari-hari. Pilih 5 bahan yang paling
sering Anda butuhkan. Dapatkan Anda memperkirakan bahan tersebut bersifat asam,
basa, atau netral?
No. Bahan Asam Basa Netral
1. Air Mineral √

Apakah bahan tersebut akan mengalami reaksi netralisasi dengan tubuh kita seperti
yang terjadi antara asam lambung dengan antasida? Bagaimana reaksinya?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................

10
Titik Ekivalen Berhimpit
dengan Titik Akhir Titrasi
Penambahan larutan asam ke penambahan larutan asam ke dalam
dalam larutan basa atau penambahan larutan basa ataupun sebaliknya sampai
larutan basa ke dalam larutan asam secara reaksi berlangsung sempurna. Pada proses
bertahap dapat menyebabkan terjadinya titrasi, larutan yang harus dinetralkan
perubahan pH larutan. Perubahan pH (katakanlah larutan asam) dimasukkan ke
terjadi karena larutan asam dan basa yang dalam labu erlenmeyer bersama dengan
dicampurkan mengalami reaksi netralisasi. beberapa tetes indikator asam-basa. Titik
Reaksi netralisasi merupakan reaksi yang ekivalen dari titrasi netralisasi tercapai
terjadi antara ion H+ dari asam bereaksi ketika baik larutan asam maupun larutan
dengan ion OH- dari basa. Perubahan pH basa bereaksi satu sama lain dan tidak ada
larutan pada reaksi netralisasi dapat satupun yang berlebih. Titik ekivalen
teramati dengan jelas melalui kurva titrasi. dicari dengan memperhatikan perubahan
Kurva titrasi netralisasi adalah warna indikator asam basa. Titik dalam
kurva yang menggambarkan perubahan titrasi ketika indikator berubah warna
pH larutan analit sebagai fungsi dinamakan titik akhir titrasi. Titik akhir
penambahan titran. Kurva titrasi paling titrasi harus berhimpit atau cocok dengan
mudah dikonstruksi dengan mengukur pH titik ekivalen dalam reaksi netralisasi.
selama titrasi dengan pH meter. Contoh Artinya, jika titik akhir titrasi berada dekat
kurva titrasi dapat dilihat pada Gambar 2. titik ekivalen netralisasi, perubahan warna
Untuk mengetahui penjelasan lebih yang ditandai oleh titik akhir itu akan
lengkap mengenai kurva titrasi, buka link memberikan sinyal tercapainya titik
berikut https://blog.ruangguru.com/apa- ekivalen. Kecocokan ini dapat dicapai
itu-titrasi-asam-basa. menggunakan indikator yang perubahan
Titrasi asam basa merupakan warnanya terjadi pada kisaran pH yang
prosedur analisis yang dilakukan melalui melingkupi pH titik ekivalen.

(a) (b) (c)


Gambar 3. Kurva titrasi dari asam kuat-basa kuat (a), asam kuat-basa lemah (b),
asam lemah-basa kuat (c).
(Sumber gambar: Dokumen pribadi)

11
Praktikum Penentuan Titik
Ekivalen Dan Titik Akhir
Titrasi

Kompetensi Dasar (KD)

4.11. Merancang, melakukan, dan


menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan titrasi asam-basa.

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.11.1. Mensimulasikan titrasi asam


basa menggunakan software virtual
laboratory.

12
Penentuan Titik Ekivalen dan
Titik Akhir Titrasi Asam Basa
Tujuan suasana basa berwarna merah muda
1. Peserta didik mampu merancang dan (Brady, 2007).
melakukan percobaan titrasi. Penentuan titik ekivalen dapat
2. Peserta didik mampu memahami cara dilakukan melalui penambahan indikator
melakukan titrasi. yang mempunyai trayek perubahan pH
3. Peserta didik memahami kurva titrasi. dengan titik ekivalen termasuk di
4. Peserta didik dapat menentukan titik dalamnya. Untuk titrasi asam kuat-basa
ekivalen dan titik akhir titrasi. kuat maka titik ekivalennya terjadi pada
pH = 7. Sehingga diperlukan suatu
Landasan Teori indikator yang mempunyai trayek
Titrasi adalah cara analisis yang perubahan pH dengan pH =7 termasuk
memungkinkan kita untuk mengukur didalamya. Misalnya, bromkesol biru yang
jumlah yang pasti dari suatu larutan lain mempunyai trayek pH 6,0 – 7,6. Untuk
yang konsentrasinya diketahui. Pada suatu titrasi asam lemah-basa kuat, titik ekivalen
titrasi, salah satu larutan yang terjadi pada pH yang lebih besar dari 7,
mengandung suatu pereaksi dimasukkan kita harus memilih indikator yang
ke dalam buret, suatu lempeng gelas yang mempunyai trayek perubahan pH dengan
salah satu ujungnya mempunyai kran dan pH titik ekivalen di dalamnya. Misalnya,
diberi tanda tera dalam mililiter dan phenolptalin (PP) yang mempunyai trayek
sepersepuluh mililiter. Larutan dalam buret 8,2-10,0. Untuk titrasi asam kuat basa
disebut pentitrasi atau titran, dan selama lemah, titik ekivalennya terjadi pada pH
titrasi, larutan ini diteteskan secara yang lebih kecil dari 7, maka diperlukan
perlahan melalui kran ke dalam labu indikator yang mempunyai trayek
erlenmeyer yang mengandung larutan perubahan pH dengan pH titik ekivalen
pereaksi lain. Larutan titran ditambahkan termasuk di dalamnya. Misalnya metil
sampai seluruh reaksi selesai yang merah yang mempunyai trayek 4,8 - 6
dinyatakan dengan berubahnya warna (Supardi & Luhbandjono, 2014).
indikator. Perubahan warna ini
menandakan telah tercapainya titik akhir TITRASI ASAM KUAT DENGAN
titrasi. Diberi nama demikian karena pada
BASA KUAT
titik ini, penetesan larutan pentitrasi
dihentikan dan volumenya dicatat (Brady, Alat dan Bahan
2007). Alat: Buret 50 mL
Salah satu reaksi yang sering Erlenmeyer 250 mL
digunakan dalam titrasi adalah netralisasi Pipet volume 25 mL
asam basa. Biasanya sebagai larutan asam Pipet volume 10 mL
diletakkan pada erlenmeyer atau gelas Labu takar 100 mL
kimia. Indikator adalah suatu zat yang Pipet tetes
mempunyai warna dalam keadaan asam
dan basa berlainan. Indikator yan biasa Bahan : Larutan HCl 0,1M
digunakan di laboratorium adalah Larutan NaOH 0.1 M
fenolftalein. Fenolftalein dalam suasana Indikator methyl red
asam tak berwarna sedangkan dalam Aquades

13
Cara Kerja
1. Membuat larutan referensi
a. Siapkan erlenmeyer 250 mL, 2 pipet
volume 25 mL, indikator Methyl Red,
larutan HCl 0,1 M, dan larutan
NaOH 0,1 M ke dalam workbench. Gambar 6. Proses penambahan indikator
d. Ganti nama erlenmeyer menjadi "25
mL HCl 0,1M” dan duplicate
erlenmeyer menjadi 3 larutan.

3. Mengisi buret dengan larutan NaOH


Gambar 4. Alat dan bahan membuat 0,1 M.
larutan referensi a. Siapkan larutan NaOH 0,1M dan
b. Ambil 25 mL larutan NaOH 0,1 M buret 50 mL pada workbench.
menggunakan pipet volume pertama b. Isilah buret 50 mL dengan larutan
dan masukkan ke dalam erlenmeyer. NaOH 0,1 M hingga larutan
Tambahkan 25 mL larutan HCl 0,1 mencapai skala 0 mL. Ganti nama
M ke dalam erlenmeyer buret menjadi “NaOH 0,1 M”.
menggunakan pipet volume 2. Serta
tambahkan 0,3 mL indikator methyl
red.
c. Ganti nama erlenmeyer menjadi
“Larutan referensi” dan letakkan di
pojok kanan atas workbench (agar
tidak mengganggu pekerjaan
selanjutnya). Gambar 7. Proses memasukkan larutan
HCl ke dalam buret.
2. Membuat larutan titrat 4. Titrasi Asam Kuat-Basa Kuat
a. Siapkan larutan HCl 0,1 M, labu a. Letakkan larutan referensi di tengah
erlenmeyer 250 mL, dan pipet volume workbench dan letakkan larutan HCl
25 mL ke dalam workberch. 0,1 M 25 mL (titrat) di sebelahnya.
b. Masukkan 25 mL larutan HCl 0,1 M b. Letakkan buret berisi larutan NaOH
ke dalam erlenmeyer 250 mL 0,1 M di atas erlenmeyer berisi
menggunakan pipet 25 mL. larutan HCl 0,1 M 25 mL.

Gambar 5. Proses memasukkan larutan


HCl
c. Tambahkan 0,3 mL indikator Methyl Gambar 8. Proses titrasi HCl dengan
Red ke dalam erlenmeyer NaOH.
menggunakan disposable pipet. c. Tambahkan larutan NaOH 0,1 M ke
dalam erlenmeyer sedikit demi sedikit
hingga terjadi perubahan warna

14
(menjadi kuning pucat seperti pada 5. Apakah ketiga larutan titrat memiliki
warna larutan referensi). Catat perubahan warna yang sama dan sesuai
volume NaOH yang digunakan dan dengan warna larutan referensi?
perubahan pH pada setiap Konsultasikan hasil percobaan Anda
penambahan NaOH 0,1 M. kepada guru.
d. Ulangi perobaan diatas menggunakan
erlenmeyer HCl 0,1 M duplikat.

Penting!

Perubahan Warna Pada Indikator Methyl Red

(a) (b) (c)


Gambar 9. Perubahan warna indikator Methyl Red pada larutan dengan pH < 4,8
(a), 4,8 < pH < 6 (b), pH > 6 (c).

Data Pegamatan
1. Larutan titran:
Larutan yang digunakan =
Volume = mL
Konsentrasi = M
2. Larutan titrat :
Larutan yang digunakan =
Volume = mL
Konsentrasi = M
3. Indikator yang digunakan=
4. Data titrasi HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M.

No. Volume Larutan NaOH 0,1 M (mL) pH Perubahan Warna


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1 0.

15
No. Volume Larutan NaOH 0,1 M (mL) pH Perubahan Warna
11 .
1 2.
1 3.
14
1 5.
1 6.
1 7.
1 8.
1 9.
20.
21 .
22.
23.
24
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31 .
32.
33.
34
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41 .
42.
43.
44.
45.

16
5. Volume NaOH yang dibutuhkan agar HCl berubah warna pada proses titrasi.

Percobaan Volume HCl (mL) Volume NaOH (mL)


ke-
1. 25,00
2. 25,00
3. 25,00
Volume NaOH = VNaOH 1 + VNaOH 2 + VNaOH 3
3
= … + … + …
3
= ...
3
= … mL

Analisis Data
1. Penentuan titik ekivalen titrasi
Jumlah eq HCl = Jumlah eq NaOH
VHCl . NHCl = VNaOH . NNaOH
VNaOH = VHCl . NHCl
NNaOH
VNaOH = … x …

VNaOH = … mL

Volume NaOH pada titik ekivalen (TE) = mL


Titik eqivalen pada titrasi HCl dengan NaOH berada pada pH ….

2. Buatlah kurva titrasi asam kuat-basa kuat berdasarkan data pengamatan.

3. Menentukan presentase kesalahan (KR)


KR = |VTE – VTAT | x 100%
VTE
= | … – … | x 100%

= ... x 100%
...
= … %

17
Pertanyaan
1. Berdasarkan percobaan yang Anda lakukan, jelaskan mengenai titik ekivalen dan titik
akhir titrasi serta bagaimana hubungan keduanya? (Skor 5)
2. Menggunakan rumus matematis, tentukan pH awal dari HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M!
(Skor 5)
3. Pada reaksi netralisasi asam kuat dengan basa kuat, bagaimana sifat larutan (asam,
basa, atau netral) pada saat titik ekivalen? Jelaskan! (Skor 5)
4. Jelaskan cara kerja dari larutan indikator! Mengapa pada percobaan ini digunakan
indikator methyl red? (Skor 10)
5. Tuliskan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi saat praktikum titrasi netralisasi
asam basa! (Skor 5)
6. Pada percobaan sebelumnya, Anda telah menentukan titik ekivalen dan titik akhir
untuk asam kuat yang di titrasi dengan basa kuat. Bagaimana jika basa kuat di titrasi
dengan asam kuat? Bagaimana dengan titik ekivalen dan titik akhir titrasinya? (Skor
10)
7. Berdasarkan data hasil percobaan menggunakan virtual laboratory, buatlah kurva
titrasi untuk titrasi basa kuat dengan asam kuat! (Skor 10)

18
TITRASI ASAM LEMAH 2.Membuat larutan referensi
DENGAN BASA KUAT a. Siapkan erlenmeyer 250 mL, 2 pipet
volume 25 mL, indikator PP, dan
Alat dan Bahan larutan NaOH 0,1 M
Alat: Buret 50 mL padaworkbench.
Erlenmeyer 250 mL b. Ambil 25,10 mL larutan NaOH 0,1 M
Pipet volume 25 mL menggunakan pipet volume pertama
Pipet volume 10 mL dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
Labu takar 100 mL Tambahkan 25 mL larutan
Pipet tetes CH3COOH 0,1 M ke dalam
Bahan : Larutan CH3COOH 1M erlenmeyer dengan pipet volume
Larutan NaOH 0.1 M kedua, serta tambahkan 0,1 mL
Indikator Phenolptalin (PP) indikator PP.
Aquades c. Ganti nama erlenmeyer menjadi
“Larutan referensi”.
Cara Kerja
1. Mengencerkan larutan CH3COOH 1 M 3. Membuat larutan titrat CH3COOH
menjadi CH3COOH 0,1 M a. Masukkan 25 mL larutan
a. Masukkan larutan CH3COOH 1 M CH3COOH 0,1 M ke dalam
dari Stockroom explorer ke erlenmeyer 250 mL menggunakan
workbench. pipet 25 mL.
b. Ambil 10 mL larutan CH3COOH 1
M menggunakan pipet 10 mL.
c. Masukkan 10 mL larutan CH3COOH
1 M ke dalam labu takar 100 mL.

Gambar 12. Proses memasukkan 25 mL


larutan CH3COOH ke dalam erlenmeyer.
b. Tambahkan 0,3 mL indikator PP ke
Gambar 10. Proses memasukkan larutan dalam erlenmeyer menggunakan
CH3COOH ke dalam labu takar. disposable pipet.

d. Ke dalam larutan CH3COOH 1 M,


tambahkan aquades hingga
volumenya mencapai 100 mL.

Gambar 13. Proses memasukkan larutan


indikator PP ke dalam 25 mL larutan
CH3COOH 0,1 M.
c. Ganti nama erlenmeyer menjadi “25
Gambar 11. Proses pengenceran larutan
mL CH3COOH 0,1M” dan duplicate
dengan aquades.
larutan.
e. Ganti nama labu takar menjadi
“CH3COOH 0,1 M 100 mL”. 4. Mengisi buret dengan NaOH 0,1 M.
a. Siapkan larutan NaOH 0,1 M dan
buret 50 mL ke dalam workbench.

19
b. Isilah buret dengan larutan NaOH 0,1
M hingga larutan mencapai skala 0
mL.

Gambar 15. Proses titrasi larutan


CH3COOH dengan larutan NaOH.
c. Tambahkan larutan NaOH 0,1 M ke
Gambar 14. Proses memasukkan larutan dalam erlenmeyer sedikit demi sedikit
NaOH ke dalam buret. hingga terjadi perubahan warna
c. Ganti nama buret dengan "NaOH (menjadi merah muda). Catat
0,1 M". perubahan pH pada setiap
penambahan NaOH 0,1 M.
5. Titrasi Asam Lemah-Basa Kuat d. Ulangi perobaan diatas menggunakan
a. Letakkan larutan referensi di tengah erlenmeyer CH3COOH 0,1 M
workbench dan letakkan larutan 25 duplikat.
mL CH3COOH 0,1M (titrat) di
sebelahnya. 6. Apakah ketiga larutan titrat memiliki
b. Letakkan buret berisi larutan NaOH perubahan warna yang sama dan sesuai
0,1 M di atas erlenmeyer berisi dengan warna larutan referensi?
larutan 25 mL CH3COOH 0,1M. Konsultasikan hasil percobaan Anda
kepada guru.

Penting!

Perubahan Warna Pada Indikator Phenolphtalein

(a) (b) (c)


Gambar 16. Perubahan warna indikator PP pada larutan dengan pH < 8,2 (a),
8,2 < pH < 1 0 (b), pH > 1 0 (c).

Data Pegamatan
1. Larutan titran:
Larutan yang digunakan =
Konsentrasi = M
2. Larutan titrat :
Larutan yang digunakan =
Volume = mL
Konsentrasi = M
3. Indikator yang digunakan =

20
4. Data titrasi CH3COOH 0,1 M dengan NaOH 0,1 M.

No. Volume Larutan NaOH 0,1 M (mL) pH Perubahan Warna


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1 0.
11 .
1 2.
1 3.
14
1 5.
1 6.
1 7.
1 8.
1 9.
20.
21 .
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31 .
32.
33.

21
No. Volume Larutan NaOH 0,1 M (mL) pH Perubahan Warna
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41 .
42.
43.
44.
45.

5. Volume NaOH yang dibutuhkan agar CH 3COOH berubah warna pada proses
titrasi.
Percobaan Volume Volume NaOH (mL)
ke- CH 3COOH (mL)
1. 25,00
2. 25,00
3. 25,00

Volume NaOH = VNaOH 1 + VNaOH 2 + VNaOH 3


3
= … + … + …
3
= ...
3
= … mL

22
Analisis Data
1 . Penentuan titik ekivalen titrasi
Jumlah eq CH 3COOH = Jumlah eq NaOH
VCH 3COOH . N CH 3COOH = VNaOH . N NaOH
VNaOH = VCH 3COOH . N CH 3COOH
N NaOH
VNaOH = C x C
C
VNaOH = C mL
Volume NaOH pada titik ekivalen (TE) = mL
Titik eqivalen pada titrasi CH 3COOH dengan NaOH berada pada pH C.
2. Buatlah kurva titrasi asam lemah-basa kuat berdasarkan data pengamatan.
3. Menentukan presentase kesalahan (KR)
KR = |VTE – VTAT | x 1 00%
VTE
= | C – C | x 1 00%
C
= ... x 1 00%
...
= C %

Pertanyaan
1. Berdasarkan percobaan yang Anda lakukan, jelaskan mengenai titik ekivalen dan titik
akhir titrasi serta bagaimana hubungan keduanya? (Skor 5)
2. Menggunakan rumus matematis, tentukan pH awal dari CH3COOH 0,1 M dan NaOH
0,1 M! (Skor 5)
3. Pada reaksi netralisasi asam lemah dengan basa kuat, bagaimana sifat larutan (asam,
basa, atau netral) pada saat titik ekivalen? Jelaskan! (Skor 5)
4. Jelaskan cara kerja dari larutan indikator! Mengapa pada percobaan ini digunakan
indikator phenolphtalein? (Skor 10)
5. Tuliskan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi saat praktikum titrasi netralisasi
asam basa! (Skor 5)
6. Pada percobaan sebelumnya, Anda telah menentukan titik ekivalen dan titik akhir
untuk asam lemah yang di titrasi dengan basa kuat. Bagaimana jika basa kuat di titrasi
dengan asam lemah? Bagaimana dengan ekivalen dan titik akhir titrasinya? (Skor 10)
7. Berdasarkan data hasil percobaan menggunakan virtual laboratory, buatlah kurva
titrasi untuk titrasi basa kuat dengan asam lemah! (Skor 10)

23
TITRASI ASAM KUAT
DENGAN BASA LEMAH
Alat dan Bahan
Alat: Buret 50 mL
Erlenmeyer 250 mL Gambar 19. Proses pengenceran larutan
Pipet volume 25 mL dengan akuades.
Labu takar 100 mL
Pipet tetes d. Ganti nama labu takar menjadi “NH3
Bahan : Larutan NH3 1 M 0,1 M”. Letakkan di pojok kanan
Larutan HCl 0.1 M atas workbench. Remove alat atau
Indikator methyl red bahan yang tidak digunakan.
Aquades
2. Membuat larutan referensi
a. Masukkan erlenmeyer 250 mL, 2
Cara Kerja pipet volume 25 mL, indikator
1. Mengencerkan larutan NH3 1 M methyl red, dan larutan HCl 0,1 M
menjadi NH3 0,1 M ke dalam workbench.
a. Masukkan larutan NH3 1 M, aquades b. Ambil 25 mL larutan HCl 0,1 M
(distilled H2O), labu takar 100 mL, menggunakan pipet volume pertama
dan pipet volume 10 mL ke dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
workbench. Tambahkan 25 mL larutan NH3 0,1
M ke dalam erlenmeyer
menggunakan pipet volume kedua.
Serta tambahkan 0,1 mL indikator
methyl red.
c. Ganti nama erlenmeyer menjadi
“Larutan referensi”. Remove alat
Gambar 17. Alat dan bahan untuk
atau bahan yang tidak digunakan.
mengencerkan larutan NH3 1 M menjadi
NH3 0,1 M.
3. Membuat larutan titrat
b. Ambil 10 mL larutan NH3 1 M a. Masukkan 25 mL larutan HCl 0,1 M
menggunakan pipet 10 mL, kemudian ke dalam erlenmeyer 250 mL
masukkan ke dalam labu takar 100 menggunakan pipet 25 mL.
mL.

Gambar 20. Proses memasukkan larutan


Gambar 18. Proses memasukkan 10 mL
HCl menggunakan pipet volume 25 mL.
larutan NH3 ke dalam labu takar.
c. Ke dalam labu takar yang berisi 10 b. Tambahkan kurang lebih 0,3 mL
mL larutan NH3 1 M, tambahkan indikator methyl red ke dalam
aquades hingga volumenya mencapai erlenmeyer menggunakan disposable
100 mL. pipet.

24
b. Ganti nama buret menjadi “NaOH
0,1 M”.

5. Titrasi Asam Kuat-Basa Lemah


a. Letakkan larutan referensi di tengah
Gambar 21. Proses penambahan indikator workbench dan erlenmeyer berisi
PP ke dalam larutan HCl. larutan HCl 0,1M 25 mL (titrat) di
sebelahnya.
c. Ganti nama erlenmeyer menjadi “25 b. Letakkan buret berisi larutan NH3 0,1
mL HCl 0,1M” dan duplicate larutan M di atas erlenmeyer titrat.
menjadi 3 erlenmeyer. Remove alat c. Tambahkan larutan NH3 0,1 M ke
dan bahan yang sudah tidak dalam erlenmeyer sedikit demi sedikit
digunakan. hingga terjadi perubahan warna
(menjadi merah muda). Catat volume
4. Mengisi buret dengan larutan NH3 0,1 dan perubahan pH pada setiap
M. penambahan NH3 0,1 M.
a. Masukkan larutan NH3 0,1M ke d. Ulangi percobaan diatas
dalam buret 50 mL hingga larutan menggunakan erlenmeyer HCl 0,1 M
mencapai skala 0 mL. duplikat.

6. Apakah ketiga larutan titrat memiliki


perubahan warna yang sama dan sesuai
dengan warna larutan referensi?
Konsultasikan hasil percobaan Anda
Gambar 22. Proses pengisian buret. kepada guru.

Data Pegamatan
1. Larutan titran:
Larutan yang digunakan =
Konsentrasi = M
2. Larutan titrat :
Larutan yang digunakan =
Volume = mL
Konsentrasi = M
3. Indikator yang digunakan=
4. Data titrasi HCl 0,1 M dengan NH 3 0,1 M.

No. Volume Larutan NH 3 0,1 M (mL) pH Perubahan Warna


1.
2.
3.
4.
5.
5.

25
No. Volume Larutan NH 3 0,1 M (mL) pH Perubahan Warna
7.
8.
9.
1 0.
11 .
1 2.
1 3.
14
1 5.
1 6.
1 7.
1 8.
1 9.
20.
21 .
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31 .
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

26
No. Volume Larutan NH 3 0,1 M (mL) pH Perubahan Warna
41 .
42.
43.
44.
45.

5. Volume NaOH yang dibutuhkan agar HCl berubah warna pada proses titrasi.

Percobaan ke- Volume HCl (mL) Volume NH 3 (mL)


1. 25,00
2. 25,00
3. 25,00

Volume NH3 = VNH3 1 + VNH3 2 + VNH3 3


3
= … + … + …
3
= ...
3
= … mL

Analisis Data
1. Penentuan titik ekivalen titrasi
Jumlah eq HCl = Jumlah eq NH3
VHCl . NHCl = VNH3 . NNH3
VNH3 = VHCl . NHCl
NNaOH
VNH3 = … x …

VNH3 = … mL

Volume NH3 pada titik ekivalen (TE) = mL


Titik eqivalen pada titrasi HCl dengan NH3 berada pada pH ….

2. Buatlah kurva titrasi asam kuat-basa lemah berdasarkan data pengamatan.

27
3. Menentukan presentase kesalahan (KR)
KR = |VTE – VTAT | x 100%
VTE
= | … – … | x 100%

= ... x 100%
...
= … %

Pertanyaan
1. Berdasarkan percobaan yang Anda lakukan, jelaskan mengenai titik ekivalen dan titik
akhir titrasi serta bagaimana hubungan keduanya? (Skor 5)
2. Menggunakan rumus matematis, tentukan pH awal dari larutan NH3 0,1 M dan HCl
0,1 M! (Skor 5)
3. Pada reaksi netralisasi asam kuat dengan basa lemah, bagaimana sifat larutan (asam,
basa, atau netral) pada saat titik ekivalen? Jelaskan! (Skor 5)
4. Jelaskan cara kerja dari larutan indikator! Mengapa pada percobaan ini digunakan
indikator methyl red? (Skor 10)
5. Tuliskan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi saat praktikum titrasi netralisasi
asam basa! (Skor 5)
6. Pada percobaan sebelumnya, Anda telah menentukan titik ekivalen dan titik akhir
untuk asam kuat yang di titrasi dengan basa lemah. Bagaimana jika basa lemah di
titrasi dengan asam kuat? Bagaimana dengan titik ekivalen dan titik akhir titrasinya?
(Skor 10)
7. Berdasarkan data hasil percobaan menggunakan virtual laboratory, buatlah kurva
titrasi untuk titrasi basa lemah dengan asam kuat! (Skor 10)

28
Praktikum Penentuan
Kadar Asam Asetat Dalam
Cuka Makan

Kompetensi Dasar (KD)


4.11 . Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan titrasi asam-basa.

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.11 .2. Menentukan konsentrasi asam


melalui titrasi menggunakan software
virtual laboratory.

29
Penentuan Kadar Asam
Asetat dalam Cuka Makan
Tujuan Cara Kerja
1. Peserta didik mampu merancang 1. Buka web :
percobaan penentuan konsentrasi asam http://chemcollective.org/activities/aut
cuka menggunakan virtual laboratory ograded/131
IrYdium Chemistry Lab.
2. Peserta didik mampu menentukan 2. Melarutkan larutan cuka sepersepuluh
konsentrasi larutan asam cuka bagian
menggunakan virtual laboratory a. Masukkan larutan cuka dari
IrYdium Chemistry Lab. stockroom menuju workbench.
b. Ambil sepersepuluh bagian larutan
cuka dan masukkan ke dalam labu
takar 100 mL.
Permasalahan
Pada laboratorium virtual, Anda akan
menentukan konsentrasi asam asetat
dalam cuka menggunakan larutan standar
NaOH 0,110 M dan indikator fenolftalein.
Untuk melakukan percobaan ini, pertama-
tama Anda harus mengencerkan cuka Gambar 23. Proses memasukkan larutan
sepersepuluh dari konsentrasi semula. asam cuka ke dalam labu takar 100 mL.
Selanjutnya, tambahkan indikator dan c. Encerkan dengan aquades hingga
kemudian tambahkan NaOH perlahan ke volume mencapai 100 mL.
larutan cuka encer. Setelah semua asam
asetat bereaksi dengan basa, tetes NaOH
pertama yang berlebih akan menyebabkan
indikator dalam larutan cuka menjadi
merah muda. Hitung konsentrasi asam
asetat dalam sampel cuka Anda menjadi
tiga angka penting. Sekarang periksa Gambar 24. Proses pengenceran larutan
jawaban Anda menggunakan Lab Virtual. cuka hingga 100 mL.
d. Ganti nama labu takar menjadi
“larutan cuka encer”.

Alat dan bahan 3. Membuat larutan titrat


Alat: Labu ukur 100 mL a. Ambil 25 mL larutan cuka encer yang
Pipet volume 10 mL telah dibuat menggunakan pipet
Pipet volume 25 mL volume 25 mL dan masukkan ke
Erlenmeyer 250 mL dalam erlenmeyer 250 mL.
Buret 50 mL
Bahan: Larutan cuka 100 mL
Larutan NaOH 0.110 M
Indikator Phenolphtalein (PP)
Aquades

30
4. Menyiapkan larutan titran.
a. Ambil larutan NaOH dan buret 50
mL dari stockroom.
b. Masukkan larutan NaOH ke dalam
buret hingga larutan NaOH pada
buret mencapai skala 0 mL.
(a) (b)
Gambar 25. Proses mengambil larutan
cuka encer (a) dan menuang nya ke dalam
labu erlenmeyer (b).
b. Tambahkan 0.1 mL indikator PP.

Gambar 27. Proses pengisian buret


dengan larutan NaOH 0,1 M.
c. Ganti nama buret menjadi “Larutan
titran”.
Gambar 26. Proses pengenceran larutan d. Remove larutan NaOH (agar tidak
cuka hingga 100 mL. memenuhi workbench).

c. Ganti nama larutan menjadi “larutan 5. Melakukan titrasi.


titrat”. a. Titrasi larutan cuka 25 mL yang telah
d. Duplikat larutan sehingga diperoleh ditambah dengan indikator PP
tiga erlenmeyer dan pindahkan dengan larutan NaOH.
erlenmeyer ke sisi kanan workbench b. Catat setiap volume larutan NaOH
(agar tidak mengganggu pekerjaan yang ditambahkan dan pH larutan
selanjutnya). titrat sampai terjadi perubahan warna
e. Remove alat dan bahan yang sudah titrat menjadi merah muda.
tidak digunakan. c. Hitung konsentrasi larutan cuka yang
digunakan.

Data Pegamatan
1. Larutan titran:
Larutan yang digunakan =
Konsentrasi = M
2. Larutan titrat :
Larutan yang digunakan =
Volume = mL
Konsentrasi = M
3. Indikator yang digunakan=
4. Data titrasi larutan cuka 0,1 M dengan NaOH 0,1 M.

No. Volume Larutan Titrat (mL) Volume Larutan Titran (mL) pH


I 25,00
II 25,00
III 25,00

31
Rata-rata volume NaOH = VNaOH 1 + VNaOH 2 + VNaOH 3
3
= … + … + …
3
= … mL

5. Titik ekivalen titrasi terjadi pada penambahan NaOH sebanyak mL.

Analisis Data
1. Penentuan konsentrasi asam cuka.
Titik ekivalen:
Jumlah ekivalen cuka encer = Jumlah ekivalen NaOH
Vcuka . Ncuka = VNaOH .NNaOH
Ncuka = VNaOH .NNaOH
Vcuka
Ncuka = … x …

Ncuka = … N
Normalitas cuka encer = … N
Molaritas cuka encer = Normalitas = M
mol
Molaritas larutan cuka :
Vawal .Mawal = Vakhir . Makhir
10 mL x 1 M = … mL x Makhir
Makhir = ... M
Konsentrasi asam asetat adalah M.

Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil percobaan, berapa volume larutan NaOH yang dibutuhkan untuk
mencapai titik akhir titrasi? Mengapa Anda menganggap bahwa volume tersebut
merupakan titik akhir titrasi?
2. Mengapa pada percobaan penentuan kadar asam asetat digunakan indikator PP dan
larutan NaOH?
3. Berdasarkan hasil percobaan, berapa konsentrasi asam asetat yang terdapat pada
larutan cuka?
4. Apa kesimpulan yang Anda peroleh berdasarkan percobaan ini?
5. Apakah hasil konsentrasi asam asetat yang Anda peroleh sesuai dengan hasil yang ada
dalam virtual laboratory? Jika tidak, sebutkan kesalahan-kesalahan yang terjadi yang
menyebabkan jawaban Anda tidak sesuai!

32
Daftar Pustaka
Brady, J. E. (2007). Kimia Universitas Asas dan Struktur (II). Tangerang: Binarupa
Aksara Publisher.

Davis, R. E., Frey, R., Sarquis, M., Sarquis, J. L. (2007). Modern Chemistry. Austin:
Holt Rinehart and Winston.

Holler, F. J., Crouch, F. R. (2013). Fundamental of Analytical Chemistry (9 ed.).


Chengage Learning.

Petrucci, R. H., Harwood, W. S., Herring, F. G., & Madura, J. D. (2007). Kimia Dasar:
Prinsip-Prinsip Dan Aplikasi Modern (2 ed.). Jakarta: Erlangga.

Supardi, K. I., & Luhbandjono, G. (2014). Kimia Dasar II (IV). Semarang: Swadaya
Manunggal.

33
PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA

TITRASI
ASAM BASA

XI
MIPA
Prosedur Pra-Laboratorium

KESELAMATAN KERJA

Selalu gunakan jas laboratorium, masker, dan sarung tangan lateks


untuk melindungi kulit dan baju.
Kenakan sepatu flatshoes yang nyaman dan tertutup agar dapat
bekerja di laboratorium dengan aman.

MEMASANG PERANGKAT TITRASI

Buret
Klem

Statif
Keran buret

Gambar A. Perangkat titrasi


(Sumber gambar: id.wikihow.com)

1. Pasang klem pada statif.


2. Cuci buret dan keringkan hingga tidak ada air yang menempel di dinding buret.
3. Pasang buret pada statif. (Pastikan skala buret menghadap praktikan serta
pemasangan buret tegak dan sejajar dengan praktikan).
4. Cek buret dengan menambahkan akuades untuk memastikan bahwa buret tidak
bocor.

MENGOPERASIKAN BURET

1. Keran pada buret harus dioperasikan menggunakan tangan kiri. Pegangan harus
digerakkan menggunakan ibu jari dan dua jari pertama pada tangan kiri seperti
pada gambar B.
2. Pastikan bahwa keran dapat digunakan dengan cara memutar keran ke posisi
terbuka dan tertutup. Buret dapat berfungsi dengan baik, jika air dalam buret dapat
mengalir dengan lancar dan buret tidak mengalami kebocoran.

35
Gambar B Gambar C
(Sumber gambar: Davis et. al., 2009) (Sumber gambar: Davis et. al., 2009)

MENGISI BURET

1. Letakkan gelas kimia di bawah buret.

2. Untuk mengisi buret, letakkan corong di bagian atas buret. Perlahan dan hati-hati
tuangkan larutan yang diketahui konsentrasinya dari gelas ke dalam corong. Buka
keran buret, dan biarkan beberapa dari larutan mengalir ke gelas kimia.
Kemudian, tambahkan larutan untuk mengisi buret sampai pada skala nol.

3. Pastikan bahwa seluruh buret terisi dengan larutan sampai pada skala nol.

MEMBACA SKALA BURET

1. Larutan yang berada dalam buret akan membentuk garis cekung (meniskus).
Pembacaan skala dilihat dari titik yang paling bawah pada cekungan (seperti
terlihat pada gambar C).

2. Buret dirancang untuk membaca volume cairan yang dialirkan ke labu erlenmeyer,
sehingga jumlahnya meningkat dari atas ke bawah.

3. Pengukuran volume larutan yang keluar dibaca dari titik awal larutan sampai pada
titik akhir meniskus penambahan larutan. Sebagai contoh, pada Gambar C
menunjukkan bahwa titik akhir meniskus berada pada skala 30,84. Jika titik awal
larutan berada pada skala 0, maka jumlah larutan yang keluar adalah 30,84 mL.
Jika titik awal larutan berada pada skala 10, maka jumlah larutan yang keluar
adalah 20,84 mL (30,84 – 10).

36
MARI
BEREKSPERIMEN

MENENTUKAN KADAR ASAM ASETAT


DALAM CUKA MAKAN

Kompetensi Dasar (KD)


4.11. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan
hasil percobaan titrasi asam-basa.

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.11.3. Menyusun alat dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi


kadar cuka pasaran.
4.11.4. Memroses data hasil percobaan identifikasi kadar cuka pasaran.
4.11.5. Menyajikan data hasil percobaan identifikasi kadar cuka
pasaran.
Penentuan Kadar Asam Asetat
dalam Cuka Makan

Tujuan Percobaan:

1. Peserta didik mampu merancang dan melakukan percobaan melalui


titrasi.

2. Peserta didik mampu menentukan konsentrasi suatu zat melalui


percobaan titrasi.

3. Peserta didik mampu menentukan kadar asam asetat dalam cuka


makan.

Mari Bereksperimen
Penentuan mutu asam cuka yang kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari dapat dilakukan melalui titrasi. Benarkah kadar asam
asetat dalam cuka makan memiliki kadar sesuai dengan yang tertera
dalam botol?

Alat dan Bahan

Tentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan!

Alat Bahan

38
Cara Kerja

1. Catat merek cuka yang Anda tentukan kadarnya, kemudian ambil


dengan pipet volumetri sebanyak 5 mL. Masukkan ke dalam labu
takar 100 cm3, kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas. Titik akhir
titrasi
2. Ambillah larutan cuka yang telah diencerkan ini sebanyak 25 mL, dikatakan
tercapai jika
masukkan ke dalam labu erlenmeyer dan tambahkan 2-3 tetes titrat mulai
mengalami
indikator .
perubahan
warna dan
3. Titrasi larutan ini dengan larutan NaOH 0,100 M. Hentikan titrasi
warna tetap
apabila larutan sudah berubah warna. stabil ketika
titrat di
4. Lakukan titrasi 3-4 kali sampai didapatkan minimal 2 hasil yang guncang
selama 30
relatif tetap (selisih volume ˂ 0,05 mL). detik

5. Hitung kadar asam cuka tersebut dengan menganggap cuka murni


mempunyai kemolaran 17,4 M.

6. Periksakan jawaban Anda kepada guru.

(a) (b) (c)


Sumber gambar : Davis et.al., 2007)

Perubahan warna pada titrat yang ditambahkan dengan indikator


PP
Penambahan indikator PP pada titrat akan menyebabkan titrat
mengalami perubahan warna saat mengalami perubahan pH.
Pada pH asam titrat tidak berwarna (a), sedangkan pada pH
basa titratberwarna merah muda. Rentang perubahan warna
pada indikator PP adalah pada pH 8,3 – 10. Pada pH tersebut
titran akan berwarna merah muda (b), semakin titrat bersifat
basa maka warna titrat akan semakin pekat (c).

39
Data Pengamatan

Merek cuka makan yang digunakan :

Kadar asam asetat yang tertera pada botol : %

Volume cuka makan : mL

Volume cuka makan yang digunakan : mL

Konsentrasi larutan NaOH : M

Hasil Titrasi:

No. Volume CH3COOH


Volume NaOH (mL)
Percobaan (mL)

1 25

2 25

3 25

Volume rata-rata NaOH = VNaOH 1 + VNaOH 2 + VNaOH 3

40
Pertanyaan!

1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

2. Tentukan konsentrasi cuka makan setelah pengenceran!

3. Indikator apa yang sesuai untuk digunakan pada percobaan ini?


Jelaskan!

4. Pada volume berapa titik akhir titrasi tercapai? (Sertakan alasan


Anda!)

5. Tentukan konsentrasi asam asetat berdasarkan hasil titrasi!

6. Tentukan kadar asam asetat berdasarkan hasil percobaan!


(Konsentrasi asam asetat murni = 17,4 M.

41

Anda mungkin juga menyukai