Penyusun
1
TATA TERTIB PRAKTIKUM
10. Laporan resmi harus diserahkan paling lambat satu minggu setelah
percobaan dilakukan atau sebelum mengikuti acara praktikum
berikutnya.
11. Hal- hal yang belum tertuang dalam peraturan tata tertib ini akan diatur
lebih lanjut oleh koordinator praktikum.
Koordinator Praktikum
2
Format Laporan Sementara
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN
Kelompok :
Program : Reguler /Non Reg
I I . Jenis Sampel dan asalnya: (misal: air sungai X dan air sumur gali di)
Surabaya,
Mengetahui, Praktikan
Dosen/ Asistem pembimbing 1 ...................................................
2 ...................................................
(..........................................) 3 ...................................................
3
Format Laporan Resmi
Surabaya, ........
Mengetahui Praktikan,
Dosen/Asisten Pembimbing
(.......................................... ) ( ...................................... )
4
DAFTAR ISI
5
PENDAHULUAN
8
pemeriksaan nitrogen harus dipisahkan dalam botol yang bersih dan
ditambahkan beberapa bahan pengawet toluol (2 tetes toluol dalam 250
mL contoh air) . Kegiatan jasad renik dapat mengubah kesetimbangan
nitrat-nitrit-ammonia, menurunkan kadar BOD atau mereduksi sulfat
menjadi sulfida. Sisa klor akan direduksi menjadi klorida. Sulfat, sulfite,
ferro, iodide dan sianida akan hilang karena pengaruh oksidasi.
Wama, bau, kekeruhan dapat bertambah atau berkurang atau berubah
sifatnya. Natrium, silikat dan boron dapat larut dari gelas contoh air.
8
PERCOBAAN 1
E. Cara Kerja
Pengujian
1. Ambil 20 ml contoh air ke dalam tabung reaksi
2. Bandingkan warnanya dengan standar.
8
PERCOBAAN 2
D. Kerja
1. Pemeriksaan Rasa
Rasa hanya diperiksa pada air minum. Rasa air ditentukan secara
organoleptik dan dinyatakan sebagai rasa yang spesifik, misalnya asin,
pahit, manis atau normal.
2. Pemeriksaan Bau
Contoh air dimasukkan ke dalam botol bermulut sempit, ditutup dengan
gabus dan dipanaskan sampai suhu 40°C. Kemudian tutup dibuka dan
dicium bau gas yang keluar.
3. Pemeriksaan Kekeruhan
Kekeruhan dalam air antara lain dapat disebabkan oleh :
Bermacam-macam zat yang tersuspensi dalam air, mulai dari bentuk
koloid sampai lumpur kasar.
Zat organik kadar tinggi
Adanya besi dan mangan dalam air yang kadarnya tinggi
menyebabkan kekeruhan, karena Fe setelah mengalami oksidasi akan
membentuk senyawa Fe(OH)3 yang tidak larut.
Tinggi rendahnya kekeruhan dalam air dipengaruhi oleh banyak dan
besarnya turbulensi air tersebut.
Cara memeriksa dengan alat turbidimeter
100 ml contoh air dimasukkan dalam tabung turbidimeter dan diperiksa
kekeruhannya, bandingkan dengan standar. Kekeruhan dinyatakan dalam
FTU.
9
PERCOBAAN 3
E. Cara kerja
1. Siapkan cawan porselen yang bersih, panaskan dalam oven pada suhu
105°C selama kurang lebih 1 jam.
10
2. Angkat cawan porselen dengan menggunakan tang dan keluarkan dari
oven, lalu dinginkan dalam eksikator selama 15 menit, kemudian timbang
dengan neraca analitik
3. Siapkan penangas air dengan menggunakan beaker glass dan letakkan
cawan porselen tersebut di atas penangas.
4. Kocoklah larutan sampel air yang masih dalam botol sampel hingga
merata kemudian dengan pipet gondok ambil 100 mL sampel air tanpa
disaring.
5. Uapkan sampel air tersebut sedikit demi sedikit sampai 100 mL air
tersebut habis menguap.
6. Angkat cawan porselen yang mengandung sedikit sampel dan keringkan
dalam oven pada suhu 105°C -110 °C selama 30 - 60 menit, kemudian
dinginkan dalam eksikator selama 15 menit. Timbang beratnya
beberapakali sampai diperoleh berat konstan.
7. Lakukan percobaan blanko dengan menggunakan air suling sebagai
sampel.
8. Tentukan zat padat total, dengan rumus:
(a b) x 100 mg / L
Zat padat total (mg / L)
C
Keterangan : a = berat cawan porselen dan residu
b = berat cawan porselen kosong
c = volume sampel air
11
PERCOBAAN 4
A. Judul : Penentuan pH
B. Tujuan : Untuk mengetahui derajat keasaman air
C. Kajian teori :
Derajat keasaman (pH) air normal antara 6,5-8,0. Prinsip pengukuran pH
pada air berdasarkan kesetimbangan ion H+ dan ion OH- yang selalu dalam
keadaan kesetimbangan kimiawi yang dinamis dengan H2O. Reaksinya
sebagai berikut :
H2O → H+ + OH-
Penentuan derajat keasaman (pH) dapat dilakukan dengan menggunakan pH
meter atau kertas indikator universal.
E. Cara Kerja
Celupkan elektroda pH meter dan pengukur suhunya pada sampel. Tunggu
sampai angka yang muncul stabil. Angka yang tercantum pada layar
merupakan besarnya pH sampel air. (Sebaiknya lakukan kalibrasi pH meter
lebih dahulu dengan larutan buffer 4, 7 dan 9. Cek juga baterei pH meter,
untuk meyakinkan bahwa pH meter yang akan digunakan dalam keadaan
baik).
12
PERCOBAAN 5
E. Cara Kerja
Penentuan kadar klorida dalam air ditentukan dengan :
a. Kocok sampel air sampai tercampur rata, kemudian pipet dengan pipet
gondol 25 mL dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL.
b. Tambahkan 1 mL larutan K2Cr2O7
c. Kemudian titrasi dengan larutan baku AgNO3 sampai warna merah bata
terlihat pada titik akhir titrasi (A)
d. Membuat larutan blanko terhadap air, perlakukan seperti sampel.
e. Hitung kadar klorida dari sampel dalam mg/L
13
( A B ) x N x 35,450 x 1000
Clmg / L
mLsampel
N = normalitas AgNO3
I
Air limbah II
III
I
Air limbah II
III
I
Air limbah II
III
14
PERCOBAAN 6
E. Cara Kerja
1. Standarisasi KMnO4 dengan Asam oksalat
a. 50 ml aquades dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
b. Tambahkan dengan 2,5 ml H2SO4. Memasukkan beberapa butir batu
didih pada larutan dan dipanaskan pada suhu 60°C
c. Tambahkan dengan 5 ml asam oksalat. Setelah itu, dititrasi dengan
KMnO4 sampai berwarna merah jambu.
2. Penentuan kadar zat organik
15
a. 50 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL, kemudian
tambahkan KmnO4 0,01 N beberapa tetes sehingga timbul warna
merah muda
b. Tambahkan 2,5 mL H2SO4 8 N dan beberapa butir batu didih,
panaskan campuran di atas penangas air sampai mendidih
c. Tambahkan 5 mL larutan KMnO4 0,01 N dan didihkan lagi dengan
hati-hati selama 10 menit, setelah itu tambahkan segera 5 mL
asam oksalat 0,01 N
d. Titrasi kelebihan asam oksalat dengan larutan standar KMnO4
sampai timbul warna merah muda
e. Zat organik dalam air dihitung dengan rumus berikut:
mgKMnO4 / L
(10 a)b (10xc ) x 31,6 x 1000
d
a = mL KMnO4 0,01 N yang dibutuhkan pada titrasi
b = normalitas KMnO4 yang sebenarnya
c = normalitas asam oksalat
d = mL sampel yang digunakan
16
PERCOBAAN 7
E. Cara Kerja
17
c. Penentuan Nilai BOD.
Pengukuran kadar DO diperlukan botol Winkler yang sudah diketahui
volumenya. Pengerjaan dilakukan 3 kali pengulangan. Sampel air yang telah
diencerkan diambil volume tertentu (volume air disesuaikan dengan
pengencerannya, misal 10X) dimasukkan ke dalam 6 botol Winkler,
kemudian ditambah dengan air pengencer sampai penuh. 3 botol Winkler
yang pertama diukur kadar DO nol hari dan 3 botol Winkler lainnya disimpan
dalam ruang gelap pada suhu kamar untuk dihitung kadar DO 3 hari.
Pengukuran kadar DO nol dan 3 hari dilakukan dengan alat Portable DO
meter Hach senslong.
Perhitungan : BOD3 = (DO0 - D03) x Pengenceran
18
PERCOBAAN 8
C. Kajian Teori
Dalam terminologis mekanis, paru-paru dapat digambarkan sebagai
pusat pertukaran gas. Berikut adalah mekanismenya : Oksigen (sebagai
bahan bakar bagi sel-sel dan organ tubuh), dihirup dari udara bebas,
kemudian diinfuskan ke aliran darah dan disebarkan ke semua organ dan
jaringan lainnya, sedangkan karbondioksida (merupakan sisa pembakaran di
dalam tubuh) dikeluarkan ke udara bebas melalui paru-paru.
1. Pola hidup yang kurang baik misalnya merokok berisiko terkena kanker
paru-paru yang ditimbulkan oleh rokok yang dihisap. Dimana dalam asap
19
rokok mengandung zat karsinogenik (pencetus kanker) seperti tar, nikotin,
dan debu.
2. Polusi asap yang berasal dari kendaraan bermotor serta cerobong asap
pabrik yang mencemari udara sehingga kualitas uadara menjadi buruk.
3. Perbedaan usia, jenis kelamin dan tempat tinggal.
E. Cara Kerja
1. Siapkan 2 labu ukur (mempunyai penutup/sumbat karet yang berlubang
dua) yang berukuran 1000 mL dan 4 buah pipa bengkok kemudian
rangkailah alat tersebut seperti gambar.
2. Isilah masing-masing labu ukur dengan aquades sebanyak 900 mL lalu 2
pipa bengkok dipasang pada masing-masing labu ukur. Salah satu pipa
bengkok digunakan untuk tempat meniup sehingga udara yang masuk ke
dalam labu tersebut mendessak air yang ada di dalamnya yang kemudian
naik pada pipa bengkok yang satunya lagi sebagai tempat keluamya air.
Kemudian air yang keluar melalui pipa bengkok tersebut ditampung di
dalam gelas ukur.
3. Pengukuran kapasitas paru-paru pada manusia, cara yang dilakukan
adalah menarik nafas sedalam-dalamnya, dihembuskan kembali
pelan-pelan sampai habis. Maka aquades akan mengalir langsung melalui
pipa bengkok yang satunya lagi.
4. Tampung volume air pada gelas ukur dan catatlah hasilnya.
20
F. Data Pengamatan
21
PERCOBAAN 9
2?
E. Cara Kerja KESADAHAN Ca2+
1) Ukur 50 mL sampel, kemudian masukkan kedalam labu Erlenmeyer 100
ml.
2) Tambahkan 1-2 mL larutan NaOH 0,1 N dan 1-2 tetes serbuk murexid.
3) Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sambil diaduk-aduk dengan
pengaduk magnet sampai terjadi perubahan warna dari merah muda
menjadi ungu.
4) Catat mL larutan EDTA yang digunakan.
5) Encerkan contoh uji dengan aquades apabila larutan EDTA yang
digunakan untuk titrasi lebih. besar dari 15 mL dan ulangi langkah 1) - 4)
sehingga pemakaian EDTA lebih kecil atau sama dengan 15 mL.
KESADAHAN Mg2+
1) Ukur 50mL sampel, kemudian masukkan kedalam labu Erlenmeyer 100 mL.
2) Tambahkan 1-2 mL larutan penyangga pH 10 dan 1-2 tetes indikator EBT.
3) Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sambil diaduk-aduk dengan pengaduk
magnet sampai terjadi perubahan warna dari kemerah-merahan menjadi
biru.
4) Catat mL larutan EDTA yang digunakan.
5) Encerkan contoh uji dengan aquades apabila larutan EDTA yang digunakan
untuk titrasi lebih besar dari 15 mL dan ulangi langkah 1) - 4) sehingga
pemakaian EDTA lebih kecil atau sama dengan 15 mL.
Catatan : Untuk mendapatkan data yang akurat, lakukan pengerjaan
kesadahan sebanyak 3 kali.
2+
Perhitungan:
A x C x 1000 x Mr Ca
Ca 2 (mg / L) x Pengenceran
Vol sampel (mL)
B x C x 1000 x Mr Mg
Mg 2 (mg / L) x Pengenceran
Vol sampel (mL)
( A B) x C x 1000 x Mr Cu CO3
KesadaranTotal (mg / L) x Pengenceran
Vol sampel (mL)
24
PERCOBAAN 10
Bahan:
Kertas saring whatman 0,45 µm
Aquades, sampel air yang mau dianalisis ( air sungai, air limbah atau air
permukaan)
E. Cara Kerja
Penimbangan kertas saring
1. Sediakan kertas saring yang akan dicuci terlebih dahulu akan tetapi kertas
tersebut diberi nomor
2. Taruh kertas saring ke tempat alat penyaring
3. Lewatkan 40 ml air suling dan saring sampel kering
25
4. Ambil kertas saring tersebut dan letakkan pada aluminium plate kemudian
keringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 103°-105°C
5. Keluarkan dan dinginkan dalam desikator
6. Timbang kertas tersebut sehingga didapat berat kertas kosong
F. Data Pengamatan
Berat kertas saring
Kode sampel (grm) Vol.Sampel (ml) TSS (mg/l)
Kosong total
26
PERCOBAAN 11
E. Cara kerja
1. Tekan tombol yang tertulis ppm pada alat conductivity
2. 50 mL sampel air dimasukkan dalam gelas kimia
3. Jarum pada alat conductivity dimasukkan ke dalam sampel air minum
yang akan diukur dan ditunggu sampai stabil
4. Pada layar akan muncul angka yang menunjukan nilai dari zat padat
terlarut dari sampel air minum tersebut dengan satuan ppm (mg/L).
27
PERCOBAAN 12
E. Cara Kerja
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang telah disediakan.
1. Uji Organoleptik Penggunaan STPP Pada Ikan Nila
1. Aroma Ikan
Konsentrasi STP (g/I)
Kriteria Skor
A B C
Segar 5
Kurang segar 4
Sedikit asam 3
Asam 2
Busuk 1
28
2.Warna Mata Ikan
Konsentrasi STP (g/I)
Kriteria Skor
A B C
Jernih 5
Gelap 4
Pudar 3
Pucat/putih 2
Sangat pucat 1
29
7. Kuiit Ikan
Konsentrasi STPP (g/l)
Kriteria Skor
A B C
Tidak berlendir 5
Sedikit berlendir 4
Berlendir 3
Berlendir banyak 2
Berlendir sangat banyak 1
Kenyal 5
Agak kenyal 4
Sedikit lembek 3
Lembek 2
Sangat lembek 1
Keterangan:
A = 30/1 artinya konsentrasi STPP 30 g dalam 1 liter dengan lama
perendaman selama 1 jam
B = 60/1 artinya konsentrasi STPP 60 g dalam 1 liter dengan lama
perendaman selama 1 jam
C = 120/1 artinya konsentrasi STPP 120 g dalam 1 liter dengan lama
perendaman selama 1 jam
Total skor tiap konsentrasi dari 8 uji rganoleptik
Hasil tampilan organoleptik terbaik (skor tertinggi) diuji kadar P205.
30
(2) Larutan Fosfat Standar
Timbang tepat 0,3834 g Kalium dihidrogen fosfat kering. Larutkan
ke dalam air destilat dan encerkan sampai volume 100 ml. Larutan
tersebut diambil 10 ml dan masukkan ke dalam labu takar 100 ml
dan encerkan sampai tanda tera (1 ml = 0,2 mg P205).
31
c) Penetapan konsentrasi sampel
- Ambil 2,5 ml larutan yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke
dalam labu takar 20 ml.
- Tambahkan 10 ml air destilat dan 6,25 ml pereaksi
vanadat-molibdat.
- Encerkan dengan air destilat sampai tanda tera.
- Larutan didiamkan selama 10 menit, kemudian diukur
absorbansinya
- dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 380 nm.
- Dicatat konsentrasi fosfor dari kurva standar berdasarkan
absorbansi
- yang terbaca.
32
PERCOBAAN 13
E. Cara Kerja
1. Ambil 250 mL contoh air dan tambahkan HCI 1:1 10 mL dalam beaker
glass 400 mL.
2. Panaskan sampai tinggai ± 100 mL.
3. Saring dengan Whatman 40 dan cuci dengan aqua panas.
4. Tampung filtrat pada beaker glass 400 mL, kemudian didihkan.
5. Tambahkan dengan BaCI2 10% panas 20 mL, panaskan suhu ± 60°C
minimal 3 jam.
6. Saring dengan Whatman 42, mencuci dengan aqua panas.
7. Masukkan ke dalam krus dan pijarkan di dalam Furnace 800-900°C
sampai konstan.
8. Timbang residu tersebut sebagai BaS04.
9. Perhitungan:
SO4 = berat x 4 x 1000 x 0,4115 mg/L
= berat x 1646
= mg/L
33
F. Data Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
34
PERCOBAAN 14
35
- Pipet volume 10 ml, 25 ml, dan 50 ml
Labu ukur 100 ml
- Sampel air limbah yang akan dianalisis
- Larutan NaOH 1 N (Larutkan 40 gram NaOH ke dalam 200 ml air suling
bebas C02 kemudian encerkan sampai 1 liter dalam labu takar 1 liter,
simpan dalam botol plastik).
- Larutan H2S04 1 N (Ambil 27,8 ml H2S04 pekat (BJ : 1.842) masukkan
dengan hati-hati kedalam 630 ml air, dinginkan dan encerkan sampai 1
liter dalam labu takar 1 liter, simpan dalam botol gelas).
- Larutan indikator fenolftalein 0.5% (Larutkan 0.5 gram fenolftalein dalam
50ml etil alkohol 95%(isopropil alkohol) dalam labu takar 100ml, encerkan
sampai tanda batas simpan dalam botol gelap dari gelas).
- Larutan metilen blue (Larutkan 100 mg metilen blue dalam 50 ml air suling
dalam labu takar 100 m!. Encerkan sampai batas volume dengan air
suling, simpan dalam botol gelas).
- Kloroform (CHCI3)
E. Cara Kerja
1. Ukur 10 ml sampel, masukkan dalam corong pemisah.
2. Tambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein.
3. Tambahkan Larutan NaOH 1N beberapa tetes sampai berwarna merah
muda.
4. Tambahkan beberapa tetes larutan H2S04 1 N sampai larutan tidak
berwarna.
5. Tambahkan 2,5 ml larutan metilene blue.
6. Tambahkan 1 ml kloroform, kocok sambil membuka dan menutup kran
corong pisah beberapa kali.
7. Biarkan sampai terjadi pemisahan, tampung fase atas, masukkan dalam
corong pemisah lain. Fase atas merupakan hasil ekstraksi.
8. Lakukan langkah 6 dan 7 sebanyak 3 kali pada fase bawah.
9. Baca absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 523
nm.
Perhitungan
Perhitungan konsentrasi deterjen dapat ditetapkan dengan:
1. Buat kurva kaliberasi standar detergen.
36
2. Tentukan persamaan garis lurusnya.
3. Tentukan konsentrasi sampel air yang dianalisis dengan cara
mengintrapolasikan hasil absorbansinya dengan persamaan garis standar.
Konsentrasi
Kode Std dan Konsentrasi Pengen- sampel
Absorbansi
sampel (mg/L) ceran sesungguhnya
(mg/L)
Std 0 0
Std 1 0,5
Std 2 1
Std 3 1,5
Std 4 2
Sample 1a
Sampel 1b
Sampel 1c
F. Data Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Wama air limbah
Wama air limbah setelah + Indikator PP + Lartn
NaOH + H2SO4 + metilen blue + kloroform dan
dikocok
Warna larutan fase atas
Warna larutan fase bawah
37
PERCOBAAN 15
38
D. Alat dan Bahan
Spektrofotometer Absorpsi Atom (AAS),
Lampu katoda cekung Fe,
Labu ukur 25 mL,
Pipet volume
Bahan :
Larutan kerja Fe 50 mg/L
Sampel air sumur
E. Cara Kerja
1. Siapkan lima buah labu ukur 25 mL yang bersih, beri tanda nomor dengan
1, 2,3,4, 5
2. Buatlah 5 larutan standar Fe konsentrasi 1,2,4, 6 dan 8 mg/L dengan
mengencerkan larutan kerja Fe 50 mg/L.
3. Siapkan larutan.blanko, sesuai dengan pelarut pada larutan standar (1%
HNO3)
4. Siapkan larutan sampel air sumur
5. Urutkan letak larutan blanko, standar, dan sampel untuk persiapan
pengukuran AAS.
6. Baca absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer absorpsi atom
pada
panjang gelombang 248.3 nm.
7. Buatlah kurva standar Fe.
8. Hitung konsentrasi Fe dalam sampel
F. Data Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Warna air
Setelah dibuat larutan standar Pembacaan Absorbansi
dan dibaca dengan SAA,
Std 1:1 mg/L
Std 2: 2 mg/L
Std 3 : 4 mg/L
Std 4: 6 mg/L
Std5:8mg/L
Hasil kurva kaliberasi standar Persamaan garis lurus yang diperoleh:
Konsentrasi Fe di dalam
sampel
air adalah ................................ • ............................... mg/L
39
PERCOBAAN 16
E. Cara Kerja
1. Memasukkan 10 ml aquades untuk blanko, standar, dan sampel pada
erlenmeyer.
2. Ditambahkan 2 ml larutan NaCI 3 % ke dalam masing-masing erlenmeyer
kemudian di kocok.
3. Ditambahkan 10 ml larutan H2S04 dan 0,5 ml larutan brucin sulfanilat
kemudian dikocok.
4. Larutan blanko, standart dan sampel di pindahkan ke dalam tabung
reaksi.
5. Dimasukkan dalam penangas air yang mempunyai temperatur paling
sedikit 95° C dan didiamkan selama 20 menit.
6. Dipindahkan ke dalam beaker glass yang berisi air dingin.
7. Ditunggu sampai suhu kamar, kemudian tabung-tabung tersebut
dikeringkan dengan kertas tissue dan dibaca pada spectrofotometer
dengan panjang gelombang 410 nm.
8. Hasil yang diperoleh kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :
Nitrat (mg/lt) konsentrasi standar
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1973. Buku Cara-cara Analisis Kimia. Surabaya: Balai Penelitian Kimia.
Anonim, 1982. Pembuatan Perencanaan suatu Desain atau Gambar serta
Pengadaan Unit Peralatannya dalam Skala Pilot plan mengenai
Proses Nilai BOD (Biologycal Oxygen Demand). Surabaya:
Departemen Perindustrian Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri.
KIMIA LINGKUNGAN
Oleh :
Dra. Amaria, M.SI
Prof. Dr. Suyono, M.Pd
Rusmini, S.Pd, M.Si
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU NPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
42