Anda di halaman 1dari 31

PETUNJUK PRAKTIKUM

MAKHLUK HIDUP DAN PROSES KEHIDUPAN

NAMA : .................................................................
NIM : .................................................................
KELOMPOK : .................................................................
KELAS : .................................................................

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan petunjuk-NYA sehingga penyusun mampu menyelesaikan diktat yang sangat
sederhana ini. Adapun diktat ini berisi tentang petunjuk praktikum Fisiologi Hewan untuk
membantu mahasiswa yang menempuh mata kuliah Fisiologi Hewan agar dapat
melaksanakan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa diktat ini masih jauh dari sempurna karena itu kritik dan
saran dari pembaca sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan diktat ini. Akhirnya
penyusun berharap semoga diktat ini dapat membantu dan bermanfaat khususnya bagi para
mahasiswa yang menempuh mata kuliah Fisiologi Hewan.

Jember, September 2019

Penyusun

Program Studi Pendidikan IPA ©2019 ii


Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM ......................................................................................... iv
ACARA I PERCOBAAN FOTOSINTESIS ................................................. 1
ACARA II PERCOBAAN INGENHOUZ .................................................... 4
ACARA III RESPIRASI ANAEROB ........................................................... 6

ACARA IV PENGARUH HORMON IAA ................................................... 8

ACARA V PERTUMBUHAN PUCUK ........................................................ 10


ACARA VI PEMATAHAN DORMANSI BIJI............................................ 12
ACARA VII PENYESUAIAN HEWAN POIKILOTERMIK ................... 15
ACARA VIII RESPIRASI HEWAN ............................................................. 18
ACARA IX MENENTUKAN KADAR HB .................................................. 21
ACARA X SUHU TUBUH HEWAN............................................................. 24
ACARA XI PENCERNAAN MAKANAN.................................................... 26

Program Studi Pendidikan IPA ©2019 iii


Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

TATA TERTIB PRAKTIKUM

I. Tata cara praktikum


1. Praktikan harus sudah datang sebelum tes praktikum dimulai (toleransi keterlambatan
5 menit dari waktu praktikum)
2. Setiap kelompok harus lengkap anggotanya, kecuali ada ijin yang sah dari wali/orang
tua atau surat keterangan dokter.
3. Selama praktikum, praktikan harus mengenakan jas praktikum.
4. Patuh terhadap petunjuk – petunjuk asisten.
5. Sebelum menjalankan praktikum, wakil kelompok mengajukan bon pinjam alat – alat
yang akan digunakan kepada asisten.
6. Memeriksa alat – alat yang telah diterima dan segera melapor jika ada kerusakan alat
– alat tersebut.
7. Selama menjalankan praktikum, praktikan bertanggung jawab penuh atas alat – alat
yang digunakan. Jika memecahkan alat kelompok harus mengganti dengan alat yang
serupa dan ini merupakan tanggung jawab kelompok.
8. Setelah selesai praktikum, harus membersihkan alat yang digunakan kemudian
menyerahkan kembali pada asisten.
9. Membuat/menuliskan hasil pengamatan yang harus diperiksakan kepada asisten untuk
tanda tangan.
10. Responsi dapat diikuti dengan syarat telah menyelesaikan semua acara praktikum
yang ditentukan, berikut menyerahkan semua laporan.

II. Pembuatan Laporan (Jurnal)


Setiap percobaan dibuat laporan dengan perincian sebagai berikut:
1. Laporan dibuat dengan sistematika: Judul (dalam bahasa Indonesia dan Inggris)
(point = 2), Abstrak (Indonesia + Inggris) (point = 8), Pendahuluan (point = 15),
Metode Penelitian (point = 10), Hasil Penelitian (point = 5), Pembahasan (point
= 25), Kesimpulan dan Saran (point = 5), Daftar Pustaka + Lampiran (point =
15)
2. Setiap laporan (jurnal) praktikum harus sudah diserahkan kepada asisten sebelum
kegiatan praktikum berikutnya dimulai.

Program Studi Pendidikan IPA ©2019 iv


Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA I
PERCOBAAN FOTOSINTESIS

TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui peranan cahaya dalam fotosintesis

DASAR TEORI
Fotosintesis merupakan proses pembentukan zat – zat organik yang mengandung
tenaga potensial tinggi dari bahan-bahan anorganik dengan tenaga potensial rendah. Proses
ini merupakan ciri khas dari tumbuhan hijau yang mempunyai klorofil dengan memanfaatkan
energi sinar matahari. Fotosintesis dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik meliputi perbedaan antara spesies, pengaruh umur daun, dan
pengaruh laju translokasi fotosintat (hasil fotosintesis). Faktor lingkungan meliputi
ketersediaan air, ketersediaan CO2, pengaruh cahaya, serta pengaruh suhu.
Dalam proses fotosintesis, yang mempunyai kedudukan penting ialah klorofil, matahari
atau sumber cahaya yang lain, CO2 dan H2O sebagai bahan sintesis, karbohidrat sebagai hasil
fotosintesis serta oksigen yang dibebaskan sebagai hasil samping dari proses tersebut.
Persamaan reaksi fotosintesis adalah ;
Persamaan reaksi fotosintesis adalah ;

Sinar matahari
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2 + 675 Kalori
klorofil
Karbon Air Karbohidrat Oksigen
Dioksida

Dari persamaan tersebut diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah :


1. Konsentrasi CO2
2. Persediaan air
3. Intensitas cahaya
4. Kandungan klorofil
5. Persediaan penimbunan hasil fotosintesis

ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Gelas piala ukuran 1000 ml berisi 300 ml air.
2. Gelas piala ukuran 500 ml

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 1


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

3. Bunsen/ pemanas listrik


4. Silet
5. Penjepit kertas/isolasi
6. Cawan Petri (diameter 9-10 cm)
7. Pipet tetes
8. Pinset
9. Gunting
B. Bahan :
1. Kertas manila hitam
2. Berbagai tumbuhan dengan ketebalan daun berbeda
3. Alkohol 70%
4. Air
5. Larutan I2 pekat dalam alkohol
6. Kantung plastik (polybag)

PROSEDUR KERJA :
a. Perlakuan
1. Satu minggu sebelum percobaan dilaksanakan, pilih tanaman yang telah memiliki 3-4
daun trifoliate dan pilih daun yang sehat. Tentukan 4 lembar daun yang akan diberi
perlakuan.
2. Siapkan sepasang kertas manila hitam. Potong kertas manila dengan lebar 3 cm dengan
panjang sesuai dengan panjang daun.
3. Tempelkan tiap pasangan kertas tersebut pada tiap daun yang telah dipilih sedemikian
rupa sehingga lembar daun berada diantara dua potongan kertas. Jepitlah daun yang
telah terbungkus tersebut dengan penjepit kertas.
4. Letakkan tanaman pada daerah yang mempunyai cahaya penuh dan biarkan sampai
percobaan dilakukan (satu minggu kemudian).

b. Uji Kandungan Karbohidrat


1. Pada hari percobaan, ambil daun yang telah ditempeli potongan plastik/kertas tadi dan
bawa ke meja praktikum anda. Jangan melepas potongan plastik dari daun sampai
daun direbus dalam alkohol.
2. Siapkan ethanol mendidih dengan cara menempatkan gelas piala ukuran 1000 ml yang telah
berisi air 300 ml diatas pemanas listrik. Dengan hati – hati tempatkan gelas piala ukuran 500 ml

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 2


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

yang telah berisi 100 ml etanol 70% ke dalam gelas piala 1000 ml tersebut. Nyalakan pemanas
listrik dan tunggu hingga ethanol mendidih. Jangan meletakkan gelas piala berisi etanol
langsung diatas pemanas listrik karena etanol mudah terbakar.
3. Lepaskan kertas tersebut dari masing – masing daun dengan menggunakan pinset dan
masukkan tiap daun ke dalam ethanol yang telah mendidih untuk mengekstrak pigmen.
4. Jika daun telah berwarna putih, angkat daun dengan hati-hati dengan pinset. Letakkan tiap daun
pada cawan petri yang berbeda. Cuci daun dengan akuades dan tambahkan lebih banyak
aquades sampai daun terendam. Matikan pemanas listrik.
5. Teteskan beberapa tetes larutan Iodine pekat ke dalam cawan petri yang telah berisi daun
terendam air sampai air menjadi berwarna merah. Biarkan larutan Iodine bereaksi dengan pati
dalam daun dan akan menghasilkan warna ungu kehitaman.
6. Amati bagian daun yang berubah menjadi warna ungu kehitaman dan gambarkan hasil
pengamatan anda.
7. Buatlah laporan hasil pengamatan anda, yang mencakup :
 Gambar daun sebelum direbus dalam etanol 70% dan tunjukan posisi kertas/plastik dari
masing-masing warna.
 Gambar daun setelah direbus di dalam etanol 70% dan tunjukkan posisi terbentuknya warna.

TABEL PENGAMATAN
Hasil
Kel. Daun Perlakuan
Sebelum Sesudah
1

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 3


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA II
PERCOBAAN INGENHOUSZ

TUJUAN PRAKTIKUM
Membuktikan Bahwa Fotosintesis Menghasilkan Gas Oksigen dan Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Laju Fotosintesis

DASAR TEORI
Walaupun proses fotosintesis antara pada tumbuhan air dan terestrial serupa, ada
beberapa perbedaan penting. Sebagai contoh, tanaman emersed, tanaman berdaun apung, dan
tanaman terestrial mengekstraksi karbondioksida dari udara, sementara tanaman yang
terendam mengekstraknya dari air. Selain itu, tanaman yang tenggelam memiliki waktu lebih
sulit untuk memperoleh karbon dioksida (CO2) dari lingkungan air karena memiliki nilai
tukar gas yang lebih rendah (Difusi gas dalam air 104 kali lebih lambat daripada di udara).
Untuk mengimbangi, beberapa tanaman memiliki daun yang tumbuh di atas air,
memungkinkan mereka untuk juga mengekstrak CO2 dari udara. Faktor – faktor yang
mempengaruhi tingkat fotosintesis dan produksi oksigen pada tumbuhan akuatik,
diantaranya:
1. Warna air. Zat terlarut dalam air, seperti tanin – perwarna teh yang terjadi secara alami
– dapat mencegah sinar matahari menembus ke dalam kolom air.
2. Kekeruhan. Kelimpahan tanah liat, lanau, atau fitoplankton (alga yang mengambang
bebas) yang melimpah juga dapat membuat air menjadi keruh, sehingga memperlambat
fotosintesis dan pertumbuhan tanaman yang terbenam karena kondisi cahaya rendah.
3. Panjang hari. Lebih sedikit jam siang hari (selama musim gugur dan musim dingin)
juga mempengaruhi fotosintesis, serta suhu dan kelembaban.
4. Karakteristik daun. Perubahan kondisi daun (penuaan, robek, dll.), susunan daun pada
cabang, bahkan bentuk dan ukuran daun mempengaruhi jumlah fotosintesis yang terjadi
pada tanaman

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Gelas Kimia 4. Kaki tiga, bunsen, kawat kasa
2. Corong Kaca 5. Stopwatch
3. Tabung Reaksi 6. Termometer

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 4


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

B. Bahan
1. Tumbuhan Hydrilla verticillata 3. Aquades
2. NaHCO3 4. Es Batu

PROSEDUR KERJA
1. Susunlah perangkat seperti gambar di bawah ini

dengan cara sebagai berikut:


a. letakkan tumbuhan Hydrilla pada corong kaca.
b. isilah gelas kimia dengan air sampai penuh.
c. letakkan corong kaca yang berisi Hydrilla dalam posisi terbalik
d. tutuplah corong kaca dengan tabung reaksi yang berisi air penuh.
2. Berilah label di masing – masing perangkat (A, B, C, D, E)!
3. Tambahlah NaHCO3 pada perangkat C, air hangat pada perangkat D, dan es pada
perangkat E!
4. Letakkan perangkat A, C, D, dan E di tempat yang langsung terkena sinar matahari dan
perangkat B di tempat teduh.
5. Ukurlah suhu perangkat D dan E, jagalah agar suhu tetap sama!
6. Amati kelima perangkat tersebut selama 30 menit!
7. Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan!

TABEL PENGAMATAN
Perlakuan Jumlah Gelembung
Kelompok
Air Tempat 10m 20m 30m
1
2
3
4
5
6

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 5


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA III
RESPIRASI ANAEROB

TUJUAN
Mengukur laju respirasi anaerob melalui pembentukan CO2

DASAR TEORI
Respirasi anaerob merupakan jalur pemecahan glukosa menjadi molekul tanpa adanya
oksigen untuk menghasilkan energi. Langkah pertama dalam semua jalur respirasi seluler
adalah glikolisis yang terjadi tanpa adanya oksigen molekuler. Jika ada oksigen dalam sel,
maka secara otomatis beralih ke respirasi aerobik dengan bantuan siklus asam tricarboxylic
(TCA). Tanaman berbunga adalah aerobik obligat: tidak ada tanaman berbunga yang dapat
menyelesaikan siklus hidupnya tanpa O2. Sebagian besar organ tanaman berbunga, kecuali
biji yang dalam keadaan dorman, terbunuh oleh anoxia (kekurangan O2) dalam waktu
beberapa jam atau beberapa hari paling lama. Namun demikian ada juga banyak situasi di
mana jaringan tanaman secara teratur bertahan setidaknya hipoksia, konsentrasi O2 terlalu
rendah untuk mendukung tingkat respirasi aerob yang normal. Karena itu respirasi anaerob
(fermentasi) bukan tidak biasa pada tanaman. Pada hipoksia, baik jalur aerob maupun
anaerob beroperasi secara bersamaan.
Mekanisme respirasi atau fermentasi anaerob mirip dengan jalur umum respirasi
aerobik hingga glikolisis. Glikolisis memecah glukosa secara enzimatis dalam beberapa
langkah untuk membentuk dua molekul piruvat, 2 ATP dan 2 NADH (+H+). Piruvat secara
anaerob dipecah untuk menghasilkan berbagai produk tergantung pada organisme dan jenis
jaringan. Dua produk yang umum adalah etil alkohol dan asam laktat. Respirasi anaerob
menghasilkan energi yang sangat sedikit (sekitar 5%) dibandingkan dengan respirasi aerob,
hal ini dikarenakan:
b. Proses pemecahan substrat yang tidak lengkap
c. Setidaknya salah satu produk dari respirasi anaerob adalah organik. Lebih lanjut dapat
dioksidasi untuk melepaskan energi
d. NADH yang diproduksi selama glikolisis sering digunakan.
e. Pembentukan ATP tidak terjadi selama regenerasi NAD+.
f. Tidak ada rantai transpor elektron.

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 6


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Timbangan 5. Karet gelang
2. Gelas ukur 6. Botol Kaca
3. Pengaduk 7. Balon
4. Meteran
B. BAHAN
1. Fermipan
2. Gula pasir
3. Gula jawa/gula aren
4. Sari buah
5. Air

PROSEDUR KERJA
1. Larutkan 18,75 gram gula pasir, gula jawa/gula aren atau sari buah dengan 75 ml air,
kemudian tambahkan 3 gram fermipan, aduk kembali hingga fermipan larut.
2. Masukkan larutan tersebut kedalam botol kaca, kemudian tutup bagian atas botol
dengan menggunakan balon, seperti ilustrasi berikut:

3. Jika diperlukan, ikatlah sambungan antara mulut botol dan balon dengan karet.
4. Dengan meteran, ukurlah perubahan diameter balon selama 30 menit setiap 5 menit
sekali.
5. Tulis hasil pengukuran dalam tabel pengamatan.

TABEL PENGAMATAN
Perubahan Diamater Balon Menit Ke -
Kelompok Keterangan
1 2 3 4 5 6

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 7


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA IV
PENGARUH HORMON IAA TERHADAP PERTUMBUHAN
AKAR TUMBUHAN

TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi IAA terhadap pertumbuhan akar dan
proses pembentukan akar tumbuhan.

DASAR TEORI
Kemampuan bagian tumbuhan membentuk akar, batang dan tunas – tunas baru
memungkinkan banyak spesies tubuhan dapat dikembangkan dengan cara vegetatif. Organ –
organ baru yang terbentuk tersebut hanyalah akar yang enjamin kelangsungan hidup.
Agar perakaran berjalan baik hendaknya faktor – faktor lingkungan diusahakan
sedemikian rupa sehingga diperoleh kondisi terbaik untuk perakaran. Untuk mendapatkan
pertumbuhan perakaran yang baik telah banyak digunakan hormon pertumbuhan atau zat
pengatur tumbuh. Para ahli fisiologi telah memberi batasan mengenai istilah zat pengatur
tumbuh (plant regulator), zat tumbuh (growth regulator), hormon tubuhan (phytohormon)
dan zat hara (nutrient).
Zat pengatur tumbuh dikelompokkan menjadi 5, yaitu; Auxin, Giberelin, Cytokinin,
Ethylin dan inhibitor (Asam Absisat). Auxin dicirikan dengan struktur kimia yang khas yaitu
indol ring , beberapa struktur kimia zat pengatur tumbuh yang dikelompokkan kedalam auxin
adalah IAA, NAA, IBA, IAN, 2.4 D dan banyak lagi yang lainnya. Percobaan Luckwill,1965
dengan menggunakan zat kimia NAA (Alpha Naphtalene Acetic Acid), IAA (Indole Acetic
Acid) dan IAN (Indol-3-Aceto Nitrille) pada kecambah kacang menunjukkan bahwa ketiga
jenis auxin tersebut mampu mendorong pertumbuhan primordial akar kacang. Hormon
auksin berkerja secara fleksibel, maksudnya saat tanaman berada dalam vase vegetatif,
auksin akan merangsang pertumbuhan vegetatif ke arah pertumbuhan daun. Kemudian
hormon ini akan merangsang pertumbuhan biji dan buah saat tumbuhan mulai memasuki fase
generatif
Devlin (1975) dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa pemberian IAA yang relatif
tinggi pada akar menyebabkan terhambatnya perpanjangan akar tetapi meningkatkan jumlah
akar. Hormon tumbuh IAA berfungsi sebagai sinyal molekul penting dalam regulasi
perkembangan tanaman, memacu perkembangan perakaran tanaman inang, meningkatkan
ketahanan terhadap patogen dan memacu pertumbuhan tanaman

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 8


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ALAT DAN BAHAN


C. Alat :
1. Beaker glass
2. Pisau
3. Gelas ukur
4. Penggaris atau meteran
D. Bahan :
1. Tumbuhan kacang hijau berumur 5 hari
2. IAA konsentrasi 0,0 ppm; 1,0 ppm; 10 ppm; 100 ppm
3. Larutan hara
4. Aquades

PROSEDUR KERJA
1. Ambil 2 tumbuhan kacang panjang, potong bagian hipokotilnya di dalam air
kemudian rendam dalam larutan IAA selama 2 jam.
2. Setelah 2 jam pindahkan ke beaker glass yang berisi larutan hara, simpan di tempat
terang selama 1 minggu.
3. Amati proses terbentuknya akar pada bagian hipokotil yang mendapat perlakuan IAA,
hitung jumlah dan panjang akar yang ada.
4. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan ulangan sesuai jumlah kelompok.
5. Analisis data hasil pengamatan dengan software SPSS

TABEL PENGAMATAN
Panjang Rata – rata
Ulangan
Perlakuan Jumlah akar Akar Ke - akar Panjang
(Kelompok)
Akar
1
2
0 ppm 1 5 3
4
5

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 9


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA V
PERTUMBUHAN PUCUK

TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui letak daerah morfologi mana yang terutama terjadi pertumbuhan pucuk
tumbuhan.

DASAR TEORI
Pertumbuhan dalam arti terbatas menunjukkan pertambahan ukuran yang irreversible,
yang mencerminkan pertambahan protoplasma karena bertambahnya jumlah dan ukuran sel.
Jadi pertumbuhan merupakan kuantitatif dalam jumlah sel. Pembatasan daerah pertumbuhan
terjadi karena daerah embrional umumnya dibatasi oleh jaringan – jaringan yang lebih keras
dan kaku. Pertumbuhan biasanya mengalami kemacetan bila proses differensiasi terjadi.
Pertumbuhan pada tumbuhan bersifat terbatas pada bagian-bagian tertentu (localized)
dibandingkan dengan pertumbuhan pada hewan yang lebih merata diseluruh tubuh.
Pada jaringan meristem apical, titik tumbuh hanya terbatas pada pucuk atau ujung,
sedangkan jaringan baru berada dibawahnya. Pola tumbuh yang demikian disebut tumbuh
accretinary , pucuk tumbuh batang dan akar biasanya tetap selalu embrional dan berpotensi
tumbuh untuk jangka waktu lama.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Gelas Plastik
B. Bahan :
1. Benih kacang hijau
2. Spidol hitam
3. Kapas
4. Air

PROSEDUR KERJA
1. Isi gelas plastik dengan kapa secukupnya.
2. Tanamlah benih kacang panjang sebanyak 5 biji tiap gelas, siram dengan air
secukupnya
3. Letakkan ditempat gelap selama 5 hari

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 10


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

4. Berilah 10 tanda pada epikotilnya dengan interval 2 mm yang dimulai dari pucuk
tumbuhan. Letakkan kembali ke tempat gelap
5. Setelah 48 jam ukurlah jarak diantara interval dan hitung nilai rata – rata panjang pada
masing-masing nomor interval.
6. Amati pada nomor interval mana yang mengalami pertumbuhan tercepat dan paling
lambat.

TABEL PENGAMATAN
Tumbuhan Interval Ket
Kel.
Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 11


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA VI
PEMATAHAN DORMANSI BIJI

TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik
dan kimiawi

DASAR TEORI
Sebelum berubah menjadi tumbuhan baru, biji harus mengalami fase yang berupa
suatu proses perkecambahan. Perkecambahan adalah permulaan aktif dari embrio yang
menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya tanaman yang mampu mencukupi
kebutuhan nutrisinya sendiri.
Faktor – faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan antara lain adalah tingkat
kemasakan benih, ukuran, zat penghambat perkecambahan dan dormansi benih. Sedangkan
faktor dari luarnya adalah air, suhu, cahaya, oksigen dan medium. Suatu benih dikatakan
dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah. Periode
dormansi ini dapat berlangsung musiman atau bahkan sampai beberapa tahun tergantung
pada jenis benih dan tipe dormansinya.
Dormansi dapat dikategorikan menjadi dormansi fisik yakni dormansi yang
disebabkan oleh resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, dan
permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas. Kemudian terdapat pula dormansi
fisiologis yang disebabkan oleh immaturity embrio, dan after ripening. Terakhir adalah
dormansi sekunder yakni dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.
Penyebab dan mekanisme dormansi merupakan hal yang sangat penting diketahui untuk
dapat menentukan cara pematahan dormansi yang tepat sehingga benih dapat berkecambah
dengan cepat dan seragam. Dormansi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
impermeabilitas kulit biji terhadap air dan gas atau resistensi kulit biji terhadap pengaruh
mekanis, dormansi sekunder dan bahan penghambat perkecambahan.
Dikenal beberapa cara untuk memecahkan dormansi yaitu dengan perlakuan mekanis,
kimia, perendaman dengan air, pemberian suhu tertentu dan perlakuan cahaya. Tujuan utama
yang diharapkan adalah memudahkan proses imbibisi, dengan menjadikan kulit biji menjadi
permeabel sehingga mudah dimasuki oleh air saat proses imbibisi

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 12


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Beaker glass
2. Petridish
3. Kertas ampelas
B. Bahan :
1. Biji asam atau biji lain yang berkulit keras
2. Asam sulfat pekat
3. Tisu/kapas
4. Air

PROSEDUR KERJA
1. Pilih 30 biji asam, bagi kedalam 3 kelompok
2. Rendam 10 biji dengan hati – hati dalam asam sulfat selama 15 menit kemudian cuci
dengan air
3. Hilangkan kulit biji pada bagian yang tidak ada lembaganya dengan cara digosok
menggunakan amplas sebanyak 10 biji, bilas dengan air
4. Susun biji - biji di atas cawan petri yang telah dilapisi tisu/kapas basah
5. Untuk menjaga kelembaban siram dengan air secukupnya tiap hari
6. Sebagai kontrol, lakukan perkecambahan terhadap 10 biji tanpa perlakuan
7. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
ulangan sesuai jumlah kelompok.
8. Amati proses terbentuknya radikula yang menandai biji telah berkecambah dan hitung
prosentase perkecambahannya. Hentikan pengamatan setelah 2 minggu.

Petunjuk
Prosentase = Jumlah benih yang berkecambah x 100%
Jumlah benih keseluruhan

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 13


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

TABEL PENGAMATAN
Jumlah Biji
Kelompok Perlakuan Prosentase Keterangan
yang Tumbuh
Kontrol

1 Kimia

Mekanik

Kontrol

2 Kimia

Mekanik

Kontrol

3 Kimia

Mekanik

Kontrol

4 Kimia

Mekanik

Kontrol

5 Kimia

Mekanik

Kontrol

6 Kimia

Mekanik

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 14


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA VII
PENYESUAIAN HEWAN POIKILOTERMIK
TERHADAP OKSIGEN TERLARUT

TUJUAN:
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian hewan poikilotermik terhadap:
1. Oksigen yang terkandung di dalam air karena pengaruh suhu air
2. Oksigen yang terkandung dalam air karena pengaruh kadar garam dalam air

DASAR TEORI:
Oksigen berperan pada proses respirasi maupun metabolisme.Respirasi meliputi 2 hal:
respirasi eskternal dan respirasi internal. Respirasi eksternal bersangkutan dengan pemasukan
oksigen ke dalam tubuh organisme dan pelepasan karbondioksida dari dalam tubuh
organisme. Respirasi internal atau metabolisme intemedier, bersangkutan dengan keseluruhan
reaksi enzimatis, yaitu reaksi oksidatif dan reaksi non oksidatif yang dapat menghasilkan
energi aktivitas biologis. Metabolisme bersangkutan dengan konsumsi oksigen produksi
panas dan pembebasan karbondioksida.
Respirasi eksternal sangat dipengaruhi oleh kadar oksigen didalam lingkungan
organisme yang bersangkutan. Untuk lingkungan air, kadar oksigen dipengaruhi oleh
kelarutan oksigen dalam air. Kelarutan oksigen dalam cairan secara umum dipengaruhi oleh:
1. Tekanan parsial oksigen (O2) di atas permukaan cairan. Makin tinggi tekanan O2 di atas
permukaan cairan, makin tinggi pada kelarutan oksigen di dalam cairan
2. Suhu cairan/medium. Makin tinggi suhu cairan/medium, makin rendah kelarutan
oksigen dalam cairan/medium
3. Kadar garam di dalam cairan. Makin tinggi kadar oksigen cairan, makin rendah
kelarutan oksigen di dalam cairan
Dengan mengubah-ubah suhu cairan, maka kadar oksigen dalam cairan akan berubah-
ubah. Demikian pula dengan mengubah-ubah kadar garam, cairan, maka kelarutan oksigen
dalam cairan juga berubah.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Termometer
2. Timbangan

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 15


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

3. Kompor
4. Panci
5. Gelas Piala
6. Gelas Ukur
7. Pengaduk
8. Stopwatch
9. Boardmaker
B. Bahan
1. Hewan percobaan: Ikan Mas
2. Es batu

CARA KERJA:
a) Pengaruh kenaikan suhu medium
1. Jerang air dalam panci
2. Isi bak plastik dengan air kran, beri tanda tingginya air dengan boardmaker, dan catat
suhu air
3. Timbangan berat ikan yang akan dipakai, kemudian masukkan ke dalam bak plastik
yang telah berisi air tadi. Tunggu sampai ikan nampak tenang, kemudian hitung gerak
operculum selama satu menit. Ulangi sampai tiga kali hitungan, kemudian ambil rata-
ratanya
4. Naikkan suhu medium dengan interval 30C, dengan cara menuangkan air panas ke
dalam bak sampai tercapai suhu yang kita kehendaki, namun jaga volume air tidak
berubah, yaitu dengan mengurangi air bak sebanyak air panas yang ditambahkan. Pada
saat air panas, jangan sampai mengenai ikannya. Setelah ikan tenang, hitung gerak
opekulum per menit. Lakukan ulangan sebanyak tiga kali
5. Kenaikan suhu diteruskan sampai mencapai suhu kritis tertinggi. Hentikan perlakuan
pada saat ikan nampak kolaps.

b) Pengaruh penurunan suhu medium


1. cara kerja seperti a)
2. penurunan suhu dikerjakan dengan memasukkan es kedalam bak sampai tercapai suhu
yang dikehendaki yang dikehendaki (interval suhu 30C)
3. penurunan suhu diteruskan, sampai tercapai suhu kritis terendah (ikan nampak kolaps)

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 16


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

TABEL PENGAMATAN
Suhu Hitungan Jumlah Gerakan Operkulum
Kel Berat Rerata Ket
Kolaps Normal 1 2 3 4 5 6
1

DISKUSI
1. Mengapa volume air bak harus dijaga tetap sama?
2. Bagaimanakah mekanisme pengaruh suhu air terhadap aktivitas respirasi?
3. Untuk apa ikan ditimbang beratnya?

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 17


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA VIII
RESPIRASI
KECEPATAN PENGGUNAAN OKSIGEN DALAM RESPIRASI HEWAN

TUJUAN:
1. Membuktikan bahwa respirasi membutuhkan oksigen
2. Menghitung kecepatan penggunaan O2 dalam proses respirasi beberapa macam hewan
dan tumbuhan

DASAR TEORI (RESPIRASI HEWAN)


Setiap makhluk hidup melakukan respirasi yang membutuhkan oksigen. Oksigen
adalah salah satu kebutuhan yang paling vital dalam respirasi. Seekor hewan masih dapat
bertahan hidup beberapa hari tanpa air atau beberapa minggu tanpa makanan tetapi tanpa
oksigen hanya beberapa menit saja. Fungsi respirasi adalah makhluk hidup menyediakan
oksigen untuk darah dan mengambil karbondioksida dari dalam darah.
Prosedur respirasi mempunyai arti :
a. proses pernapasan O2, pengeluaran CO2, penggunaan energi yang dihasilkan oleh
tubuh.
b. Pertukaran gas antar sel dengan lingkungan
c. Reaksi enzymatik dalam proses tersebut ada satu enzim yang memegang peranan
penting yaitu sitokrom.
Manusia dan vertebrata lainnya bernafas secara tidak langsung dengan perantara alat
pernafasan dan darah, pertukaran gas dan penggunaan energi, reaksi enziamatik itu dapat
berlangsung berdasarkan tempat. Berdasarkan tempat terjadinya, pernapasan dapat dibedakan
menjadi dua :
a. pernafasan luar (respirasi eksternal) yaitu pertukaran O2 dalam alveolus dan CO2 dalam
darah
b. pernafasan dalam (pernafasan internal) yaitu pertukaran udara dari aliran darah dengan
sel tubuh.
Oksigen yang masuk dalam tubuh hanya sedikit, yang dapat disimpan dalam tubuh
yaitu berupa oksimioglobin (dalam otot) dan sebagai oksihaemoglobin (dalam darah).
Frekuensi pernafasan berkisar antara 13-18/menit. Frekuensi pernafasan dipengaruhi oleh :
a. umur
b. jenis kelamin
c. posisi tubuh
d. kegiatan tubuh

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 18


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Respirometer
2. Beaker glass
3. Pipet
4. Pencatat waktu
5. Timbangan analitik
B. Bahan
1. Belalang
2. Cacing tanah
3. Cicak
4. Jangkrik
5. Katak
6. Kapas
7. KOH/NaOH kristal
8. Vaselin dan/atau plastisin
9. Eosin

PROSEDUR KERJA
1. menyediakan respirometer unit
2. menimbang hewan percobaan
3. memasukkan hewan percobaan kedalam tabung respirometer dan memasukkan pula
KOH/NaOH kristal yang telah dibungkus dengan kapas
4. menutup tabung dengan pipet kapiler yang terdapat pada respirometer, pada posisi
horisontal
5. meletakkan respirometer pada posisi horizontal
6. memasukkan eosin ke dalam ujung pipa kapiler dengan menggunakan pipet sebanyak
satu tetes
7. mengamati dan mengukur gerakkan eosin tiap satu menit sampai sepuluh kali
8. menghitung kecepatan penggunaan O2 tiap menit hewan sepuluh percobaan
9. mengulangi kegiatan diatas untuk percobaan hewan lainnya

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 19


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

TABEL PENGAMATAN
Vol
Menit Ke- Laju
Kel Hewan Berat (gr) Penggunaan
Respirasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 O2

DISKUSI
a. Bagaimanakah kecepatan penggunaan O2 pada masing-masing hewan tersebut?
b. Adakah perbedaan kecepatan penggunaan O2 pada masing-masing hewan tersebut?
Mengapa?

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 20


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA IX
MENENTUKAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

TUJUAN
1. Menentukan kadar Hb pada vertebrata
2. Menghitung eritrosit

DASAR TEORI
Eritrosit hewan vertebrata mengandung pigmen perpasan yang disebut hemoglobin
pada manusia antara 14,5 gr%. Kadar hemoglobin dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin dan
kondisi lingkungan.
Di dalam laboratorium sel darah dapat dihitung dengan menggunakan alat yang disebut
hemasitometer, yang terdiri dari pipet dan keping kaca. Ada dua macam pipet yaitu pipet sel
darah merah (yang bertanda sel butiran darah merah) dan pipet untuk sel darah putih (yang
bertanda butiran darah putih).
Jumlah eritrosit pada hewan dan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
oleh jenis kelamin, umur dan adaptasi hewan terhadap oksigen lingkungan. Pada umumnya
hewan jantan memiliki jumlah eritrosit lebih banyak dari pada hewan betina. Misalnya pada
manusia jumlah eritrosit pria sekitar 5 juta per mm3 dan eritrosit wanita dewasa kurang lebih
4,5 juta per mm3. jumlah eritrosit itu terendah pada usia baru lahir sampai umur sekitar 8-12
minggu, kemudian jumlah eritrosit akan terus bertambah sampai pada usia sekitar 25 tahun.
Dan kan menurun kembali pada usia tua,jumlah leukosit rata-rata 11.000 /mm3. Leukosit
berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Pada umumnya hewan atau manusia yang
beradaptasi dengan lingkungan oksigen rendah (misalnya hidup didaerah dataran tinggi)
memiliki jumlah eritrosit lebih banyak daripada yang beradaptasi dengan lingkungan oksigen
tinggi (misalnya hidup didataran rendah). Setiap eritrosit mengandung pigmen darah yang
berfungsi untuk mengikat oksigen. Kalau setiap butir eritrosit mengandung pigmen darah
yang sama maka dapat dipahami semakin banyak tambahan eritrosit maka semakin tinggi
pula oksigennya, yaitu kemampuan darah mengikat oksigen bila darah dijenuhkan dengan
oksigen.

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 21


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Menentukan Kadar Hb
1. Haemocitometer
2. Aquadest
3. 0,1 HCl
4. Pipet
5. batang pangaduk
Menghitung Eritrosit
1. Mikroskop
2. Haemometer
3. pipet tetes
B. Bahan :
1. larutan hayem
2. larutan turk
3. aquades
4. Darah Kapiler

CARA KERJA
a) Menentukan Kadar Hb
1. Tabung pengencer hemometer diisi dengan 0,1 nHCl sampai angka 2
2. Hisaplah darah kapiler dengan pipet Hb sampai angka 20
3. Hapuslah darah yang melekat pada ujung pipet
4. Sebelum darah menjedal, segera dimasukkan kedalam tabung pengencer tersebut
dengan cara ujung pipet masuk sedikit kedalam larutan 0,1 n HCl
5. Hisaplah HCl didalam tabung ke dalam pipet kemudian dikeluarkan lagi. Perlakuan ini
dilakukan sampai tiga kali
6. Diamkan selama satu sampai tiga menit
7. Encerkan dengan aquadest setetes demi setetes dan diaduk dnegan batang pangaduk
sampai warnanya sesuai dengan standart
8. Kadar Hb pada tabung pengencer hemometer yang terletak sesuai dengan tinggi
permukaan larutan darah tersebut

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 22


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

b) Menghitung Eritrosit
1. Hewan coba dimasukkan pada sungkup kaca, ether atau kloroform yang dipersiapkan
pada kapas di masukkan kedalam sungkup kaca tersebut.
2. Setelah hewan coba pingsan bukalah bagian dada sehingga nampak jantung dan
pembuluh darah besar disekitar jantung.
3. tusuk salah satu pembuluh darah sehingga darah keluar
4. hisaplah darah yang keluar dengan pipet darah merah sampai tanda 0,5 setelah itu
segera masukkan pipet tersebut kedalam larutan hayem, hisap larutan hayem sampai
larutan dalam pipet mencapai angka 100.
5. Kocoklah pipet selama kira – kira 3 menit, kemudian buang beberapa tetes larutan dari
pipet dengan menempelkan ujungnya pada kertas hisap.
6. Sentuhlah ujung pipet pada ruangan udara hemositometer dengan gelas penutupnya
(hemositometer sudah disiapkan dibawah mikroskop)
7. Hitung jumlah sel darah merah dalam petak perhitungan sel darah merah (ambil lima
petak perhitungan)

HASIL PENGAMATAN
Berat Tinggi
Kadar Hb
No Nama Badan Badan Umur Ket
(%)
(Kg) (cm)
1

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 23


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA X
SUHU TUBUH HEWAN

TUJUAN
Mengetahui pengaruh beberapa faktor terhadap suhu tubuh hewan.

DASAR TEORI
a) Hewan hidup memerlukan suhu tertentu.
b) Ada beberapa hewan yang suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungan, ada pula yang
stabil.
c) Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh hewan dapat dari dalam (metabolisme) maupun
dari luar.

ALAT dan BAHAN


1. Termometer alkohol 70o
2. Timbangan
3. Ayam dan marmot

PROSEDUR KERJA
a) Suhu Tubuh Ayam
1. Siapkan beberapa ayam jantan dan betina yang dewasa dan anak-anak.
2. Siapkan termometer suhu badan.
3. Turunkan air raksa termometer.
4. Masukkan thermometer ke kloaka ayam selama 5 menit.
5. Amati dan catat suhu yang terukur ke dalam tabel.

b) Pengaruh Gerakan terhadap Suhu Tubuh Ayam


1. Siapkan beberapa ayam jantan dan betina yang dewasa dan anak-anak.
2. Siapkan termometer suhu badan.
3. Turunkan air raksa thermometer.
4. Masukkan thermometer ke kloaka ayam selama 5 menit.
5. Amati dan catat suhu yang terukur ke dalam tabel.
6. Usahakan ayam tersebut lari berterbangan selama 10 menit.
7. Ulangi kegiatan 3 s.d 5.
8. Tunggulah 5 menit kemudian ulangi kegiatan no. 7 ( lakukan sampai 5x ulangan)

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 24


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

c) Pengaruh Perendaman terhadap Suhu Tubuh Ayam


1. Siapkan beberapa ayam jantan dan betina yang dewasa dan anak-anak.
2. Siapkan termometer suhu badan.
3. Turunkan air raksa termometer.
4. Masukkan termometer ke kloaka ayam selama 5 menit.
5. Amati dan catat suhu yang terukur ke dalam tabel.
6. Rendamlah ayam ke dalam air selama 10 menit.
7. Ulangi kegiatan 3 s.d 5.
8. Tunggulah 5 menit kemudian ulangi kegiatan no. 7 ( lakukan sampai 5x ulangan)

TABEL PENGAMATAN (AKTIVITAS)


Jenis Berat Suhu Tubuh Ayam Menit Ke-
Kel Umur
Kelamin Badan 0 5 10 15
1

TABEL PENGAMATAN (PERENDAMAN)


Jenis Berat Suhu Tubuh Ayam Menit Ke-
Kel Umur
Kelamin Badan 0 5 10 15
1

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 25


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

ACARA XI
PENCERNAAN MAKANAN

TUJUAN
1. Untuk mengetahui perubahan bentuk beberapa jenis makanan dalam proses pencernaan
2. Untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh organ pencernaan dalam mencerna
beberapa jenis makanan

DASAR TEORI
Pencernaan makanan pada hewan vertebrata dilakukan secara mekanis oleh saluran
pencernaan makanan dan secara chemis oleh enzim-enzim yang disekresikan oleh kelenjar
pencernaan makanan. Dengan gerakan peristaltik makanan dapat berjalan dari mulut sampai
ke bagian penyerapan sari makanan dan sampahnya di buang melalui dubur.
Tembolok merupakan pembesaran saluran pencernaan yang menyimpan makanan
untuk sementara sebelum di cerna. Tujuan pencernaan makanan adalah :
a. Mengubah substansi makanan menjadi bentuk yang ukurannya kecil dan larut dalam air
sehingga dengan mudah menembus dinding usus dan dapat segera digunakan oleh sel-
sel untuk sintesa sel-sel baru
b. Menghilangkan kemungkinan adanya sifat antigenetik dari substansi makanan terutama
protein

ALAT DAN BAHAN


1. 6 ekor burung merpati yang relatif sama
2. Makanan (jagung dan gabah)
3. Timbangan
4. Gelas ukur
5. Sangkar
6. Seperangkat alat seksio

PROSEDUR KERJA
1. siapkan bahan yang diperlukan
2. buatlah kondisi burung lapar (tidak diberi makanan selama paling sedikit 2 jam)
3. berilah makaan dan minuman
- 3 burung group A
Jagung dan air telah terukur berat/volumenya ± ½ ons.

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 26


8
Petunjuk Praktikum Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

- 3 burung group B
Gabah dan air yang telah diukur berat/volumenya ½ ons. Pemberian makan ini
dilakukan terus sampai dilakukan pembedahan
4. setelah satu jam pertama dilakukan:
a. ambil 1 burung dari group A, 1 dari group B
b. catat volume air yang diminum
c. catat berat makan yang tersisa
d. bedahlah burung tersebut dan amati
7. panjang masing-masing organ saluran pencernaan makanan
8. catat makanan yang berbeda di masing-masing bagian organ saluran pencernaan
makanan tentang : berat, kondisi warna, organisme /parasit yang ada, dll
9. catatlah data – data tersebut ke dalam tabel
10. setiap satu jam kemudian, lakukan kegiatan yang sama seperti no. 4 untuk burung
berikutya.

TABEL PENGAMATAN

Makanan Minuman Kondisi Makanan


Jenis Jam Panjan
Kel Maka Beda g Usus Organ
Akh Aw Akh
nan h Awal (cm)
ir al ir Warna Tekstur Parasit
(gr)
(gr) (ml) (ml)
Tembolok
Proventrik
ulus
Ventrikulu
s
Usus
halus

DISKUSI
a) Bagaimanakah perubahan bentuk jenis makanan dalam proses pencernaan burung grup
A dan burung grup B? Jelaskan perbedaannya!
b) Bagaimana hubungan antara jenis makanan dengan waktu yang diperlukan oleh
masing-masing organ pencernaan? Jelaskan!

Program Studi Pendidikan IPA © 2019 27


8

Anda mungkin juga menyukai