Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

LAPORAN PERJALANAN STUDI WISATA DAN SITUS


PENINGGALAN SEJARAH

DAERAH NGAYOGYAKARTA DAN SEKITARNYA

Disusun Oleh:
MELYNDA SRI WULANDARI (23)
ELEN APRILIA NURSELA (10)
FENI WULAN DARI (13)
SWINARSIH MAULIDAH (32)

Karya Tulis ini dibuat untuk memenuhi laporan kegiatan Study Tour sekaligus memenuhi salah
satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

SMP NEGERI 1 TURI


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
MAKALAH
LAPORAN PERJALANAN STUDI WISATA DAN SITUS
PENINGGALAN SEJARAH

DAERAH NGAYOGYAKARTA DAN SEKITARNYA

Disusun Oleh:
MELYNDA SRI WULANDARI (23)
ELEN APRILIA NURSELA (10)
FENI WULAN DARI (13)
SWINARSIH MAULIDAH (32)

Karya Tulis ini dibuat untuk memenuhi laporan kegiatan Study Tour sekaligus memenuhi salah
satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

SMP NEGERI 1 TURI


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH
Laporan Studi Wisata dan Situs Peninggalan Sejarah
Daerah Ngayogyakarta dan sekitarnya

Oleh:
MELYNDA SRI WULANDARI (23)
ELEN APRILIA NURSELA (10)
FENI WULAN DARI (13)
SWINARSIH MAULIDAH (32)

Telah disahkan karya tulis dengan judul tersebut pada:

Hari :Sabtu
Tanggal :08 April 2017

Menyetujui,

Ketua Kelompok, Guru Pembimbing,

MELYNDA SRI W MULYADI,S.PD.M.PD

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Turi,

Idris,S.Pd,M.Pd.
Pembina Tk. 1
NIP.19620614 198512 1 001
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Ilmu ibarat buruan, sedangkan tulisan adalah talinya, ibarat buruanmu dengan talinya yang
kokoh.Maka sediakanlah waktumu untuk belajar ,karena kita tak kuasa untuk memutar kemabli
waktu yang telah pergi”

Makalah ini kami persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua kami tercinta yang telah membimbing kami tanpa rasa lelah sejak kami
terlahir hingga saat ini dan telah menanggung keperluan kami dengan ikhlas. Terimakasih
Ya Rabb telah menganugerahkan kami kedua orang tua yang sangat menyayangi kami
dengan tulus.
2. Bapak Kepala SMP Negeri 1 Turi yang telah memberi izin atas kegiatan study tour ini.
3. Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 1 Turi yang telah mencurahkan ilmunya pada kami
sehingga kami memperoleh ilmu yang takkan terbalas.
4. Ibu Sri Indarti,S.Pd.M.Pd selaku wali kelas yang telah memberi dukungan kepada kami.
5. Pembimbing yang telah membimbing kami, dan memberikan pengetahuan yang sangat
berguna untuk kami.
6. Teman – teman kelas VIII B atas kerja sama dan waktu yang telah kita lalui bersama,
yang telah memberikan keceriaan di sela waktu yang telah terlewatkan. Terimakasih telah
menjadi teman terbaik dan telah menjadi bagian dari hidup kami.
7. Keluarga besar SMP Negeri 1 Turi yang telah memberikan warna selama kami menuntut
ilmu di sekolah ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, terimakasih atas kerja sama
yang telah terjalin sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

Setiap goresan tinta ini adalah wujud dari keagungan dan kasih sayang yang diberikan Allah
SWT kepada umatnya.

Setiap detik waktu menyelesaikan karya tulis ini merupakan hasil getaran doa kedua orang tua,
saudara, dan orang-orang terkasih yang mengalir tiada henti.

Setiap pancaran semangat dalam penulisan ini merupakan dorongan dan dukungan dari sahabat-
sahabatku tercinta.

Setiap makna pokok bahasan pada bab-bab dalam skripsi ini merupakan hempasan kritik dan
saran dari teman-teman almamaterku.

Terima kasih untuk semuanya….


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan perjalanan Study tour ke Yogyakarta
yang diberikan sekolah sebagai kelengkapan tugas dengan tepat waktu.
Kami ucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Idris, S.pd,M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Turi
2.      Bapak Mulyadi,S.Pd.M.Pd selaku Guru Pembimbing
3.      Bapak Mohammad Arif R,,S.Kom,M.Pd selaku Guru Pendamping
4. Bapak/Ibu Guru SMP Negeri 1 Turi
5. Teman-teman SMP Negeri 1 Turi dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per
satu
Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Kami
sudah berusaha menampilkan yang terbaik dalam laporan Study Tour ini. Namun, kami
menyadari bahwa laporan perjalanan ini masih belum sempurna. Maka dari itu, dengan tulus dan
kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan laporan di masa yang mendatang. Atas saran, kritik maupun bantuan kami
ucapkan terima kasih.

Turi, April 2017

Peneliti
DAFTAR ISI

1. Bagian Awal Makalah

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………

HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………………………      

HALAMAN
PENGESAHAN…………………………………………………………………….      

HALAMAN MOTTO……………………………………………………………….      

KATA PENGANTAR………………………………………………………………      

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..  

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….   

1. Bagian Utama Makalah

BAB I   : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang …………………………………………………………………….


2. Batasan Masalah
3. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
4. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………
5. Manfaat Penelitian …………………………………………………………………

BAB II :METODOLOGI PENELITIAN

1. Tahap Penelitian ……………………………………………………………


2. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………...
3. Populasi dan Sampul………………………………………………………..
4. Instrumen Penelitian………………………………………………………..

BAB III    : ISI DAN PEMBAHASAN

1.Waktu dan Tempat Pemberangkatan………………………………………….


2.Pemberangkatan ………………………………………………………………
3.Perjalanan di Yogyakarta ……………………………………………………..
4.Identifikasi Objek Wisata……………………………………………………..
2. Bagian Akhir Makalah

BAB IV : PENUTUP

1. Kesimpulan……………………………………………………………………….
2. Saran-saran………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Kegiatan Study Tour……………………………………………...


2. Gambar/Foto Penilitian……………………………………………………
3. Biodata Peneliti……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia adalah Negara dengan wilayah kepulauan yang terdiri dari 17.000
pulau lebih. Pulau – pulau di Indonesia mempunyai kekayaan alam dan objek wisata yang
berbeda – beda. Objek wisata khususnya di Bali sangat menarik wisatawan domestic
maupun mancanegara.

Karya wisata bagi siswa merupakan program tahunan di sekolah – sekolah baik SD,
SMP maupun SMA. Dengan diadakannya karya wisata ini dimaksudkan agar para siswa
mendapat pengalaman belajar di luar sekolah sekaligus sebagai sarana untuk menambah
pengetahuan, wawasan, dan sarana rekreasi bagi para siswa.

Berkenaan dengan karya wisata, untuk menumbuhkan kreatifitas, inspirasi, gagasan,


serta pola pikir yang konstruktif maka siswa mengadakan study observasi terhadap suatu
daerah atau objek wisata. Dalam hal ini kami mengikuti karya wisata di Yogyakarta
sebagai objek wisata di Indonesia yang telah menjadi wisata Internasional, selain itu
Provinsi D.I Yogyakarta juga menyediakan kekayaan alam yang sangat indah yang dapat
menarik perhatian wisatawan. Sebagai bangsa Indonesia kita juga harus bangga terhadap
asset yang dimiliki Provinsi D.I Yogyakarta karena sangat membantu perkembangan
devisa Negara melalui objek – objek wisata yang ada di sini.

2. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,batasan masalah dalam penelitian ini


adalah sebagai berikut:

 Pelaksanaan Study Tour


 Objek Wisata yang dikunjungi dan sejarahny
 Kebudayaan masyarakat Yogyakarta

3. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan batasan masalah diatas,rumusan masalah dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut:

 Kapan pelaksanaan Study Tour ke Yogya?


 Apa saja objek Wisata yang dikunjungi dan sejarahnya?
 Bagaimana kebudayaan masyarakat Yogyakarta?
4. TUJUAN PENELITIAN

 Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Study Tour


 Untuk mendeskripsikan objek Wisata yang dikunjungi dan sejarahnya
 Untuk mendeskripsikan kebudayaan masyarakat Yogyakarta

5. MANFAAT PENELITIAN

 Sebagai tambahan materi di luar sekolah.


 Melatih siswa agar dapat mengolah laporan widya wisata.
 Menambah pembendaharaan pustaka sekolah yang menunjang minat baca siswa
agar pengetahuannya lebih luas
 Menambah wawasan mengenai wisata dan budaya Indonesia.
 Mengasah kemampuan menyusun karya tulis secara sistematis.
BAB II
METODOLOGI
PENELITIAN
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

 TAHAP PENELITIAN

Penelitian ini meliputi beberapa tahap Antara lain:

1. Tahap Pendahuluan

Meliputi:

1. Tahap perencanaan yaitu tahap menentukan permasalahan


penelitian
2. Tahap penyusunan instrument penelitian ,yaitu kamera,objek
wisata,dan lainnya yang bersangkutan
3. Tahap revisi instrument yaitu memperbaiki instumen penelitian
setelah mendapat masukan dan saran dari guru pembimbing

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Meliputi:

4. Tahap pengumpulan data dengan metode penelitian objek wisata


secara langsung
5. Tahap revisi,yaitu kegiatan penyempurnaan laporan penelitian
berdasarkan masukan dari guru pembimbing
6. Tahap penulisan akhir yaitu kegiatan menulis nlaporan akhir
setelah direvisi
 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian

Penelitian karya tulis study tour dilaksanakan di Yogyakarta (Pantai


Baron,Pantai Kukup,Goa Pindul,Malioboro,Candi Borobudur,Monumen
Yogya Kembali)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 maret – 02 April 2017

 POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh siswa kelas 8 SMP Negeri 1
Turi Lamongan sejumlah 277 Siswa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua benda yang ada di obyek wisata
yang kita kunjungi

 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan metoda meneliti secara


langsung.
BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
BAB III

ISI DAN PEMBAHASAN

1. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Karya wisata ini dilaksanakan setelah Ujian Tengah Semester pada tanggal 31 Maret – 02
April 2017. Penulis berada di Yogyakarta selama 2 hari dan mengamati objek wisata di
Yogyakarta.

2. PEMBERANGKATAN

Pemberangkatan pada hari Jum’at tanggal 31 Maret 2017,Pukul 21.00 WIB. Sebelum
pemberangkatan siswa-siswi berkumpul di SMPN 1 Turi pukul 19.30 WIB. Sebelumnya
siswa – siswi diberi pengarahan oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Turi Bpk. Idris,S.Pd,M.Pd,
lalu dipimpin do’a oleh Bapak Ali Fahmi S.Pd,M.Pd.Setelah itu rombongan sebanyak 5
bus memulai perjalanan study tour ke Yogyakarta.

Perjalanan menuju Yogya berlangsung dengan ceria, semua siswa menikmati kegiatanya
selama dalam perjalanan, keceriaan tergambar jelas karena ini adalah pengalaman
pertama kami pergi ke Yogya dan juga karena kami belum merasakan lelah. Dalam
perjalanan sebagian ada yang bernyanyi bersama,ada yang bermain dengan ponselnya dan
ada pula yang hanya mengisi dengan beristirahat.

Pada sekitar pukul 04.10 pagi, rombongan berhenti di masjid untuk sholat shubuh.
Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pantai Baron Yogyakarta. Pada pukul 06.30
WIB kami tiba di Pantai Baron dan sarapan di rumah makan Bu Min. Semua siswa
terlihat sangat ceria dan tak sabar untuk melakukan perjalanan ke Yogyakarta.

3. PERJALANAN DI YOGYAKARTA

Perjalanan kami pada hari pertama yaitu ke beberapa tempat di Yogyakarta. Perjalanan
kami dimulai dengan mengunjungi Pantai Baron yaitu sebuah pantai di daerah
Kemadang,Tanjungsari,Kabupaten Gunung Kidul,Daerah Istimewa Yogyakarta.Dan
disini juga kami mengunjungi pantai kukup di Jl.Pantai Selatan Jawa,Kemadang
Tanjungsari,Gunungkidul,Daerah Istimewa Yogyakarta.Pantai kukup ini masih
bersebelahan atau bertetangga dengan pantai baron. Setelah itu, kami melanjutkan
perjalan menuju Goa Pindul, disini kami melihat batu-batu yang terbentuk secara alami
dan kelelawar-kelelawar didalamnya.mengitari Goa pindul menggunakan ban yang
mengapung layaknya rafting. Pada pukul 12.30 siang WIB kami meninggalkan Goa
Pindul menuju ke Rumah Makan Pak Kirun untuk makan siang dilanjutkan mampir ke
pusat oleh-oleh pak kirun. Lalu setelah semua objek wisata terlewati dengan baik kami
menuju Hotel Pop.Sesampainya disana ketua kelompok check in dan mengambil kunci.
Akhirnya pada pukul 17.40 WIB.Kami mandi,makan, sholat dan beristirahat karena
sehabis maghrib kami akan jalan-jalan ke Malioboro di Jl.Malioboro
Sosromenduran,Gedong Tengen,Kota Yogyakarta,Daerah Istimewa Yogyakarta.Di
Malioboro kami melihat berbagai macam kuliner dan karya tekstil yang
diperdagangkan.Dan pada pukul 22.00 kami kembali ke Hotel,dan beristirahat karena
harus mempersiapkan perjalanan di hari berikutnya.

Hari kedua di Yogya kami check out hotel.Setelah itu,kami melanjutkan perjalanan ke
Candi Borobudur di Jl.Badrawati,Borobudur,Magelang,Jawa Tengah.Kami melihat stupa
candi dan kami juga naik mengitari candi,tidak lupa juga untuk foto bersama untuk
kenang-kenangan.Di Borobudur juga ada pusat oleh-oleh yang tak kalah banyaknya
dengan malioboro.Kemudian kami menuju Monjali (Monumen Yogya Kembali)untuk
melihat Peninggalan para pahlawan di sekitar Yogyakarta sekitar pukul 15.00
siang.Setelah ke Monjali kami menuju ke Pusat Oleh-oleh bakpia 25.Lalu,kami
melanjutkan perjalanan kembali ke Lamongan.Di tengah-tengah perjalanan kami juga
mampir ke

 IDENTIFIKASI OBJEK WISATA

Objek wisata di Kota Gudeg yang menarik dan telah kami kunjungi di antaranya :

1. Pantai Baron

Tempat wisata pantai memang menjadi favorit bagi para pengunjung seperti Pantai
Baron di Kabupaten Gunung Kidul contohnya. Pantai ini berlokasi di Desa Kemadang,
Kecamatan Tanjung Sari, Yogyakarta. Untuk sampai ke pantai ini harus menempuh jarak
kira-kira 40 kilometer dari kota Yogyakarta. Anda bisa menaiki kendaraan pribadi anda
untuk sampai ke objek wisata ini.

Nama Pantai Baron berasal dari nama seorang bangsawan jaman dahulu yaitu Baron
Skeber yang pernah mendaratkan kapalnya di pantai ini. Tempat wisata Pantai Baron
banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara karena terkenal akan
keindahan pemandangan pantai yang disuguhkan. Selain itu, pantai ini juga terkenal
dengan aneka macam masakan lautnya.

Walaupun para wisatawan yang datang diperbolehkan untuk berenang di Pantai Baron
Gunung Kidul Yogyakarta, namun harus mendapat pengawasan ketat karena ombak
pantai ini termasuk besar. Selain itu, para pengunjung tidak boleh asal melewati batas-
batas pantai yang sudah ditentukan. Di pantai ini anda bisa menikmati sejuknya udara
segar, matahari terik, dan panorama alam yang menakjubkan. Di salah satu sudut pantai
ini juga terdapat muara sungai yang mempertemukan air laut dengan air tawar. Di
pinggiran pantai anda juga bisa melihat kapal-kapal nelayan yang menepi karena Pantai
ini juga terkenal sebagai tempat untuk para nelayan berlayar dan mencari ikan.

Jangan pernah lupa untuk mencicipi masakan laut khas Pantai Baron. Karena di pantai ini
banyak nelayan yang mencari ikan di laut maka terdapat tempat pelelangan ikan yang
cukup besar. Anda bisa menemukan berbagai macam jenis hewan laut seperti udang,
lobster, ikan tongkol, ikan bawal, dan ikan kakap. Lakukanlah wisata kuliner di tempat
ini maka anda bisa menikmati enaknya makan sea food di beberapa restoran atau rumah
makan sekitaran objek wisata ini. Di pantai ini juga terdapat beberapa fasilitas yang bisa
dinikmati oleh para pengunjung seperti wahana bermain anak dan perahu mesin. Jika
anda ingin membawa oleh-oleh dari area wisata Pantai Baron maka ada toko-toko
cenderamata di area wisata ini yang siap memanjakan anda.

2. Pantai Kukup

Saat berkunjung ke Gunung Kidul coba sempatkan diri untuk menikmati deburan ombak
Pantai Kukup di Kecamatan Tanjung Sari yang masuk wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pantai yang masuk di dalam bagian pesisir selatan Jawa ini memiliki pasir
pantai putih serta air laut jernih. Nikmatilah deburan ombak yang menerjang serta angin
sejuk sepoi-sepoi sambil duduk di bebatuan karang yang kokoh.

Untuk sampai ke objek wisata Pantai Kukup maka anda bisa naik kendaraan pribadi dari
kota Yogyakarta dengan lama perjalanan kurang lebih satu setengah jam sampai dengan
dua jam. Jalan menuju ke Pantai Kukup Gunung Kidul pun sangat lancar dan terawat,
jadi anda dapat dengan mudah dan cepat sampai ke sana. Sampai di tempat tujuan maka
anda bisa melihat pemandangan alam pantai yang luar biasa. Untuk melihat keindahan
laut lebih jelas maka silahkan datang ke gardu pandang di Pantai Kukup. Gardu pandang
ini terletak di atas sebuah batu karang kokoh yang menjorok ke arah laut. Batu karang ini
terpisah cukup jauh dari pesisir pantai. Untuk sampai ke Gardu Pandang Pantai Kukup ,
para pengunjung dapat melewati jembatan yang sengaja dibuat untuk menghubungkan
batu karang tersebut dengan daratan dekat pesisir pantai.

Pantai Kukup Jogja juga terkenal dengan sebutan aquarium alam karena banyak sekali
ikan hias berwarna-warni yang hidup di habitat laut pantai ini. Anda bisa mencoba untuk
menangkap ikan hias tersebut yang sering berenang di sekitaran batu karang. Bahkan
ikan-ikan hias ini juga ditawarkan kepada para pengunjung yang ingin membelinya. Di
sekitaran objek wisata ini juga banyak sekali warung makan di mana anda bisa mencicipi
masakan khas Gunung Kidul sambil beristirahat. Jika ingin membeli oleh-oleh banyak
pedagang kaki lima yang menjual cinderamata untuk oleh-oleh. Tempat penginapan pun
ada di sekitaran area objek wisata. Tips bagi mereka yang ingin berkunjung ke tempat
wisata Pantai Kukup adalah tetap harus berhati-hati karena ombaknya cukup deras dan
kadang ada ubur-ubur yang berenang sangat dekat di kawasan pantai ini.
3. Goa Pindul

Gua Pindul adalah objek wisata berupa gua yang terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan
Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.Gua Pindul dikenal karena cara menyusuri gua
yang dilakukan dengan menaiki ban pelampung di atas aliran sungai bawah tanah di
dalam gua, kegiatan ini dikenal dengan istilah cave tubing.Aliran sungai bawah tanah
dimulai dari mulut gua sampai bagian akhir gua, di dalam gua terdapat bagian sempit
yang hanya bisa dilewati satu ban pelampung, sehingga biasanya wisatawan akan
bergantian satu per satu untuk melewati bagian ini.Panjang gua Pindul adalah 350 meter
dengan lebar 5 meter dan jarak permukaan air dengan atap gua 4 meter. Penelusuran gua
Pindul memakan waktu kurang lebih selama satu jam yang berakhir pada sebuah dam.
Aliran sungai yang berada di dalam Gua Pindul berasal dari mata air Gedong Tujuh.
Obyek wisata Gua Pindul diresmikan pada 10 Oktober 2010.

Desa Bejiharjo terletak di kawasan pebukitan karst sehingga didominasi oleh batuan. Gua
Pindul dapat dicapai dari kota Yogyakarta menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda
motor atau mobil melewati jalan Wonosari, letaknya sekitar 7 km ke arah utara kota
Wonosari, setelah memasuki Desa Bejiharjo, perjalanan dilanjutkan mengikuti jalan
aspal. Lokasi sekretariat Gua Pindul berada di ujung jalan. Penulusuran di dalam gua
akan terdapat formasi bebatuan stalaktit, yaitu yaitu sejenis mineral sekunder yang
menggantung di langit-langit gua kapur. Bahkan ada stalaktit yang sudah tumbuh sampai
bawah dan menjadi seperti pilar. Beberapa batuan karst masih hidup dan meneteskan air.
Gua Pindul terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona terang, remang dan gelap Salah satu
bagian Gua Pindul terdapat tempat yang cukup lebar sehingga terlihat seperti kolam dan
terdapat celah yang cukup lebar tempat sinar matahari masuk Celah ini juga dapat dilalui
sebagai jalur masuk dengan cara memasuki gua secara vertikal. Tempat wisata sekitar
Gua Pindul terdapat Gua Gelatik (gua kering), monumen peninggalan Jenderal
Soedirman, serta situs purbakala Sokoliman.Legenda penamaan Gua Pindul yang
dipercayai dan dikisahkan turun temurun oleh masyarakat sekitar berasal dari kisah
perjalanan Joko Singlulung yang menelusuri hutan lebat, sungai, hingga gua untuk
mencari ayahnya. Saat sedang menyusuri 7 gua yang memiliki aliran sungai di bawahnya,
kepala Joko terbentur sebuah batu sesar yang ada di dalam gua. Gua tempat Joko
terbentur tersebut dinamai Gua Pindul yang berasal dari kata dalam bahasa Jawa pipi
gebendul yang berarti pipi yang terbentur.

4. Malioboro

Siapa yang menyangka jika dahulu jalanan ini hanyalah jalan sepi dengan banyak pohon
asam di tepinya. Jalan Malioboro dahulu hanya dilewati oleh warga yang ingin ke
keraton, Benteng Vredeburg ataupun ke Pasar Beringhardjo

Asal nama Malioboro pun memiliki dua versi. Pertama, nama ini diambil dari bahasa
Sansekerta, yang berarti ‘karangan bunga’. Hal ini dikarenakan sepanjang jalan dahulu
dipenuhi oleh karangan bunga setiap kali keraton menggelar acara atau hajatan. Versi
kedua mengatakan bahwa nama jalan diambil dari seorang bangsawan Inggris,
Marlborough, yang tinggal di Yogyakarta antara tahun 1881-1816.
Terlepas dari mana nama Malioboro berawal, jalan paling populer di Yogyakarta ini
selalu berhasil menarik perhatian wisatawan yang datang ke kota ini. Jalan Malioboro
menjadi semacam pusat oleh-oleh khas Yogyakarta. Sepanjang jalan, Anda bisa
menemukan beragam suvenir khas mulai dari kaos, batik, blangkon, sandal, kerajinan
tangan sampai bakpia patok dan yangko yang merupakan jajanan khas Yogyakarta.

Untuk kuliner, di tempat wisata ini terdapat deretan pedagang kaki lima yang
menawarkam sajian sederhana namun nikmat. Jangan lupa mencicipi nasi gudeg yang
sudah menjadi kuliner wajib coba di Yogyakarta. Untuk minuman, nikmati es dawet yang
menawarkan rasa legit gula merah dipadu kental dan gurihnya santan kelapa. Sambil
menikmati makanan Anda, sekelompok pangamen akan datang silih berganti dengan
menyanyikan lagu-lagu yang semakin membuat Anda jatuh cinta pada Yogyakarta.

Di sepanjang jalan terdapat deretan tukang becak dan delman yang setia menunggu
pelanggan. Inilah saatnya Anda berkeliling sekitar Jalan Malioboro dengan moda
transportasi khas Yogyakarta. Tukang becak biasa menawarkan paket keliling tempat
wisata sekitar dengan biaya yang terjangkau. Delman juga bisa Anda jadikan pilihan jika
ingin merasakan pengalaman unik berkeliling Yogyakarta.

Selama di Jalan Malioboro, Anda hampir selalu bisa mendengarkan alunan gamelan Jawa
yang diputar dari kaset maupun dimainkan secara langsung oleh seniman jalanan
Yogyakarta. Tak hanya di siang hari, tempat wisata ini pun ramai di malam hari. Budaya
lesehan dan angkringan tak bisa terlepaskan dari kota cantik ini.

Sampai sekarang, Jalan Malioboro masih menjadi bagian penting dari Keraton
Yogyakarta. Jalan ini selalu menjadi lokasi kirab setiap kali keraton mengadakan sebuah
acara dan perayaan tertentu.

Apa yang menarik dari Jalan Malioboro dan sekitarnya?

Jalan Malioboro tak hanya tentang oleh-oleh khas Yogyakarta. Sepanjang jalan ini
terdapat beberapa lokasi yang tak kalah menarik dibandingkan berburu oleh-oleh.

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta merupakan pusat budaya dan pemerintahan di Provinsi DI


Yogyakarta. Keraton menjadi kerajaan sekaligus tempat tinggal keluarga Sri Sultan.
Keraton dibangun dengan perhitungan yang luar biasa matang. Setiap tata letak dan detil
dari bangunannya diatur sesuai falsafah budaya Jawa.

Keraton dibangun menghadap ke arah utara bukan tanpa sebab. Dengan menghadap utara,
berarti keraton menghadap ke Gunung Merapi. Jika ditarik garis lurus dari utara ke
selatan, maka akan muncul garis imajiner antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta
dan Pantai Parangtritis.

Tak hanya menjadi pusat pemerintahan dan tempat tinggal sultan beserta keluarganya,
keraton juga menjadi salah satu tempat wisata budaya di Yogyakarta. Keraton dibuka
untuk umum setiap hari mulai pukul 08:30 – 12:30. Untuk hari Jum’at dan Sabtu, keraton
tutup lebih awal, yaitu pada pukul 11:00.
Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg merupakan sebuah museum sekaligus tempat wisata yang berada di
Jalan Malioboro. Layaknya sebuah museum, di dalam benteng terdapat koleksi berbagai
benda peninggalan masa perjuangan. Selain itu, terdapat ruang pemutaran film
perjuangan dan diorama yang menggambarkan keadaan Indonesia pada zaman
penjajahan.

Benteng ini awalnya dibangun di bawah perintah Sultan Hamengkubuwono I. Bangunan


awalnya sangat sederhana, hanya dari tanah liat dan kayu. Karena merasa terancam
karena kemajuan dan perkembangan keraton, Belanda akhirnya mengambil alih benteng
ini dan menamainya Fort Rustenburg yang kemudian berubah menjadi Fort Vredeburg
atau Benteng Perdamaian sampai sekarang.

Benteng Vredeburg buka setiap hari dengan jam buka, Selasa – Jum’at mulai pukul 08:00
sampai 16:00, dan Sabtu – Minggu mulai pukul 08:00 – 17:00. Tempat wisata ini tutup
setiap hari Senin. Untuk tiket masuk, Anda hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar
2.000 Rupiah per orang untuk dewasa dan 1.000 Rupiah untuk anak-anak. Harga yang
berbeda dikenakan pada wisatawan asing, yaitu 10.000 per orang untuk dewasa maupun
anak-anak.

Pasar Beringhardjo

Pasar Beringhardjo adalah salah satu pasar tradisional sekaligus tempat wisata di
Yogyakarta yang ramai dikunjungi wisatawan. Di sini, Anda bisa menemukan batik
dengan beragam motif, kerajinan tangan, jajanan, aksesoris sampai rempah-rempah
sebagai bahan dasar pembuatan jamu tradisional.

Lokasi pasar ini berdiri dahulu merupakan sebuah hutan yang dipenuhi pohon beringin.
Dari sini pula nama Beringhardjo didapat. ‘Bering’ yang berarti pohon beringin dan
‘hardjo’ yang berarti sejahtera. Pasar Beringhardjo sebagai salah satu pusat kegiatan
ekonomi Yogyakarta pada zaman dahulu diharapkan bisa membawa kesejahteraan pada
warga Yogyakarta.

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta

Daerah Ketandan yang berada di sekitar Jalan Malioboro merupakan sebuah daerah


pecinan di Yogyakarta. Keberadaan etnis Tionghoa tak dapat dipisahkan dari sejarah dan
perkembangan kota ini.

Salah satu wujud eksistensi etnis Tionghoa di Yogyakarta adalah dengan


diselenggarakannya Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta sebagai bagian dari perayaan
Hari Imlek setiap tahunnya. Acara ini bertempat di sepanjang Jalan Malioboro dan
sekitarnya. Beberapa kegiatannya antara lain karnaval barongsai, bazaar kuliner, pameran
budaya, panggung hiburan dan juga lomba karaoke lagu mandarin.

5. Candi Borobudur

Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya
Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.
Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar
tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah
candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,H[1][2] sekaligus salah satu monumen Buddha
terbesar di dunia.[3]

Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya
terdapat 504 arca Buddha.[4] Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan
terbanyak di dunia.[3] Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai
bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di
dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna
dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma). ditulis oleh
Mpu Prapanca pada 1365.[12]

Nama Bore-Budur, yang kemudian ditulis BoroBudur, kemungkinan ditulis Raffles dalam
tata bahasa Inggris untuk menyebut desa terdekat dengan candi itu yaitu desa Bore
(Boro); kebanyakan candi memang seringkali dinamai berdasarkan desa tempat candi itu
berdiri. Raffles juga menduga bahwa istilah 'Budur' mungkin berkaitan dengan istilah
Buda dalam bahasa Jawa yang berarti "purba"– maka bermakna, "Boro purba".[10] Akan
tetapi arkeolog lain beranggapan bahwa nama Budur berasal dari istilah bhudhara yang
berarti gunung.[13]

Terletak sekitar 40 kilometer (25 mi) barat laut dari Kota Yogyakarta, Borobudur terletak
di atas bukit pada dataran yang dikeliling dua pasang gunung kembar; Gunung Sundoro-
Sumbing di sebelah barat laut dan Merbabu-Merapi di sebelah timur laut, di sebelah
utaranya terdapat bukit Tidar, lebih dekat di sebelah selatan terdapat jajaran perbukitan
Menoreh, serta candi ini terletak dekat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Progo dan
Sungai Elo di sebelah timur. Menurut legenda Jawa, daerah yang dikenal sebagai dataran
Kedu adalah tempat yang dianggap suci dalam kepercayaan Jawa dan disanjung sebagai
'Taman pulau Jawa' karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya.[16]

Ketiga tingkatan ranah spiritual dalam kosmologi Buddha adalah:

Kamadhatu Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih
dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh
tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian kaki
asli yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 160 panel cerita Karmawibhangga yang
kini tersembunyi. Sebagian kecil struktur tambahan di sudut tenggara disisihkan sehingga
orang masih dapat melihat beberapa relief pada bagian ini. Struktur batu andesit kaki
tambahan yang menutupi kaki asli ini memiliki volume 13.000 meter kubik.[5]

Rupadhatu Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang pada dindingnya
dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi.
Rupadhatu terdiri dari empat lorong dengan 1.300 gambar relief. Panjang relief
seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel berukir dekoratif. Rupadhatu adalah dunia yang
sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk.
Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada
bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung dinding di
atas pagar langkan atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung
terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan.[5] Pada pagar langkan terdapat sedikit
perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu menuju ranah
Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna, sedangkan empat tingkat
pagar langkan diatasnya dimahkotai stupika (stupa kecil). Bagian teras-teras bujursangkar
ini kaya akan hiasan dan ukiran relief.

Arupadhatu Berbeda dengan lorong-lorong Rupadhatu yang kaya akan relief, mulai
lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan
Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk
lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari
segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Pada
pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil berterawang yang tersusun dalam tiga
barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa induk. Stupa kecil berbentuk
lonceng ini disusun dalam 3 teras lingkaran yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan
16 (total 72 stupa). Dua teras terbawah stupanya lebih besar dengan lubang berbentuk
belah ketupat, satu teras teratas stupanya sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk
kotak bujur sangkar. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup
berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak
samar-samar. Rancang bangun ini dengan cerdas menjelaskan konsep peralihan menuju
keadaan tanpa wujud, yakni arca Buddha itu ada tetapi tak terlihat.

Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud yang sempurna dilambangkan


berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang.
Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau
disebut juga Buddha yang tidak rampung, yang disalahsangkakan sebagai patung
'Adibuddha', padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung di dalam
stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman
dahulu. Menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang
tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini
menemukan banyak patung seperti ini. Stupa utama yang dibiarkan kosong diduga
bermakna kebijaksanaan tertinggi, yaitu kasunyatan, kesunyian dan ketiadaan sempurna
di mana jiwa manusia sudah tidak terikat hasrat, keinginan, dan bentuk serta terbebas dari
lingkaran samsara.

Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan
halus di antaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan
mudra: Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah
utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat
mudra: Utara, Timur, Selatan, dan Barat, di mana masing-masing arca buddha yang
menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar
langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas
menampilkan mudra: Tengah atau Pusat. Masing-masing mudra melambangkan lima
Dhyani Buddha; masing-masing dengan makna simbolisnya tersendiri.[63]

6. Monumen Yogya Kembali (MONJALI)


Yogyakarta pernah menjadi ibukota Republik Indonesia pada 1946-1949. Di masa itu,
Yogyakarta juga menjadi kota revolusi yang penuh dengan perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan. Beragam peristiwa bersejarah
terjadi dan Anda dapat melihatnya kembali dengan mengunjungi museum ini yang
merepresentasikan kembalinya ibukota Yogyakarta sebagai tanda berakhirnya kekuasaan
kolonial Belanda. Di dalamnya Anda dapat menyaksikan diorama-diorama dan beragam
koleksi yang mengisahkan perjuangan bangsa Indonesia.

Monumen Yogya Kembali didirikan di Ring Road Utara Yogyakarta. Monumen ini
didirikan untuk memperingati bahwa kota Yogyakarta pernah kembali menjadi ibu kota
negara Republik Indonesia pada tanggal 6 Juli 1966.

Monumen ini terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama berisi musium, perpustakaan,
auditorium dan kafetaria. Lantai 2 terdapat 10 diorama menggambarkan garis besar
perjuangan Yogyakarta untuk mempertahankan Republik Indonesia dari penjajahan
Belanda mulai dari Desember 1948 hingga Juli 1949.

Di sepanjang sisi tangga terdapat 40 relief yang menggambarkan sejarah orang-orang


Indonesia berjuang melawan penjajahan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga
mendapat pengakuan internasional sebagai Republik pada tanggal 27 Desember 1949.
Tulisan pada lantai ini adalah tulisan tentang bendera nasional Merah Putih.

Pada sisi luar bangunan ini terdapat halaman yang luas untuk panggung pertunjukan atau
acara-acara tertentu, serta dinding bertuliskan lebih dari 400 nama pahlawan Indonesia.
Lokasi Monumen Yogya Kembali dekat dengan jalan menuju candi Borobudur.

Jam Buka

 Selasa - Minggu
 Pukul 08.00 - 16.30 WIB

Harga Tiket Masuk

 Rp 10.000,-
 Rombongan di atas 30 orang: diskon 10%
 Panti Asuhan dan murid Tk: diskon 50%
Fasilitas

 Auditorium
 Cafetaria
 Arena bermain anak-anak
 Tempat parkir
 Telpon umum
 Kamar mandi dan WC

Cara Menuju ke Lokasi

 Dari perempatan Tugu Yogyakarta lurus ke arah utara sampai ke perempatan


ringroad utara
 Setelah sampai di perempatan ringroad utara belok ke kiri (arah barat), kemudian
ambil jalur ke arah sebaliknya melalui area pemotong arah yang sudah disediakan
 Monumen Jogja Kembali berada sekitar 50 meter sebelah barat perempatan
ringroad pada sisi utara jalan
BAB IV
PENUTUP
BAB IV
PENUTUP

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan laporan ini. Penulis
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelisan ini, sehingga
bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak kesalahan dalam penguraian tulisan
dan lainnya, maka dari itu kami meminta maaf sebesar-besarnya. Atas kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian, akan sangat bermanfaat untuk
menyempurnakan laporan ini.

A.    Kesimpulan
Dengan melihat uraian yang telah penulis sampaikan maka disimpulkan bahwa :
1.      Dengan adanya objek-objek wisata yang menarik dapat meningkatkan jumlah wisatawan
dari mancanegara sehingga dapat menambah devisa di provinsi Bali pada khususnya dan
devisa negara pada umumnya.

B.     Saran
1.      Perlu ditingkannya tenaga-tenaga profesional dalam bidang pariwisata yang memiliki
pengalaman, keterampilan dan kemampuan berinteraksi yang baik dengan cara
mendirikan perguruan tinggi pariwisata, pendidikan menengah pariwisata, pusat
penelitian dan pengembangan pariwisata.
2.      Perlu adanya penambahan fasilitas-fasilitas yang masih dianggap kurang seperti tempat
parkir, transportasi, dan akomodasi. Karena hal tersebut sangat berpengaruh bagi
kemajuan jasa pariwisata Bali.
LAMPIRAN
1. Jadwal Kegiatan Study Tour Jogya
2. Gambar Foto Penelitian
3. Biodata Peneliti

Nama

No.Abs

Kelas

Alamat

Cita-Cita

Anda mungkin juga menyukai