Anda di halaman 1dari 62

Disusun Oleh:

1. Desi Nurmala Sari (6)


2. Diana Utami (7)
3. Lili Diah Utami (16)
4. Tri Krismonalisa (26)
5. Yachyu Sri Suhesti (28)

PENGESAHAN
Laporan study tour ini yang merupakan tugas wajib Bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumpiuh Tahun Ajaran 2013/2014.
Kami siswa kelas VIII D yang beranggotakan 5 siswa yaitu:

1. Desi Nurmala Sari


2. Diana Utami
3. Lili Diah Utami
4. Tri Krismonalisa
5. Yachyu Sri Suhesti

dengan tujuan study tour ke Jakarta-Bandung yang dilaksanakan pada


tanggal 17-20 Oktober 2013 dengan kunjungan di berbagai obyek wisata
di Jakarta-Bandung telah selesai kami susun.
Laporan study tour telah di konsultasikan kepada Guru Bhs.Indonesia
serta telah disetujui dan disahkan guna melengkapi tugas Bhs.Indonesia.

Disahkan pada :

Hari :
Tanggal :
Pembimbing, Wali Kelas,

Suhono,S.pd,
Dartun Eko Km

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Rudi Kristanto,S.pd,

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah swt karena telah melimpahkan nikmat
dan hidayahnya sehingga pada kesempatan kali ini saya dapat
menyelesaikan laporan perjalanan study tour ke Bandung-Jakarta dengan
baik.
Kami berupaya menyusun laporan perjalanan ini secara
sistematis.Untuk penyajiannya kami sesuaikan dengan kaidah-kaidah guru
Bahasa Indonesia kami.
Laporan study tour ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari pihak-
pihakyang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada kami. Untuk
itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat
dalam penyusunan laporan perjalanan ini yaitu :
1. Bapak Rudi Kristanto,S.Pd, selaku bapak kepala sekolah SMPN 1 Sumpiuh
yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk mengikuti kegiatan
Study Wisata ke Bandung-Jakarta
2. Bapak Dartun Eko K.M,Kom, selaku wali kelas kami yang telah
membimbing kami.
3. Bapak Suhono,S.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia kami yang telah
memberikan pengarahan dalam penyusunan laporan perjalanan ini.
4. Bapak dan Ibu staf dewan guru yang ikut mendampingi,mengawasi,dan
memotivasi kami selama perjalanan study wisata.
5. Tour Leader dari CV. INDOTIARA yang telah mendampingi kami.
6. Orang tua dan keluarga kami yang telah mengizinkjan kami untuk
mengikuti kegiatan Study Wisata ka Bandung-Jakarta.
7. Dan semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan
perjalanan Study Wisata.
Kami menyadari atas kekurangan dari laporan perjalanan yang kami
buat ini,oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata,kami berharap semoga laporan study wisata ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca,khususnya siswa SMP N 1 SUMPIUH.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Sumpiuh,14
Nopember 2013

Daftar Isi
Halaman
Judul
.1
Kata
Pengesahan
..2
Kata
Pengantar
..3
Daftar
Isi
.4
Bab 1 Pendahuluan
a. Latar Belakang
Kegiatan
5
b. Tujuan
Kegiatan
..5
c. Ruang Lingkup
Kegiatan
.5
d.
Sasaran
..5
e. Metode dan Teknik Penulisan
Laporan..5
Bab 2 Hasil Pengamatan/Kunjungan
a. Rincian Objek yang
dikunjungi
6
b.
Deskripsi
.6-45
1.
TMII
6-13
2. PP
IPTEK
.14-18
3. Gelanggang
Samudera
....19-20
4.
Dufan
.21-25
5. Museum
Gajah
.26-28
6. Istana
Negara
...29-35
7.
Monas
36-41
8.
Cibaduyut
..42

c. Kesan-
kesan
43
d. Faktor Pendukung
Kunjungan
.43
Bab 3 Penutup
a.
Kesimpulan
..44
b.
Saran
.44

BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada tanggal17-20 Oktober, SMP N 1 SUMPIUH mengadakan kegiatan
study tour ke Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi kelas VIII. Latar
belakangdilaksanakannya kegiatan ini berdasarkan :

1. Progam Tahunan SMP N 1 SUMPIUH

2. Keinginan para siswa kelas VIII untuk pergi ke Jakarta


Study Tour adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan
untuk menambah dan menumpuk pengetahuan siswa. Setelah karya
wisata, siswa diwajibkan untuk membuat karya tulis. Karya tulis adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telahdilaksanakan. Laporan karya tulis ini
merupakan tugas bagi semua Siswa kelas VIII. Dalam penyusunan karya
tulis ini, siswa diharapkan dapat melaporkan segala pengetahuan dan
pengalamannya yang diperoleh selama menjalankan Study Tour.
Pengalaman dan pengetahuan selama mengikuti study tour semoga dapat
bermanfaat bagi penulis.Dan untuk mengenang apa saja
yang sudah dialami diwaktu Study Tour di Jakarta dan kita dapat
mempelajari
sejarah- sejarah yang sudah dirangkum dan dicatat. Dan dapat menikmati
keindahan
tempat wisata yang ada diJakarta
B. Tujuan Kegiatan
1. Melaksanakan kegiatan sekolah yang diadakan setiap tahun.
2. Menambah wawasan tentang daerah wisata di Jakarta.
3. Menambah pengetahuan/ pengalaman.
4. Mengetahui sejarah dahulu kala.
5. Menambah ilmu pengetahuan yang tidak diajarkan di
sekolah,mengetahui tempat-tempat wisata yang ada di Jakarta, dan dapat
mengetahui seluk beluk tempat-tempat wisata yang ada di Jakarta.
6. Untuk nilai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
a) TMII
b) PP IPTEK
c) Gelanggang Samudera
d) Dufan
e) Istana Negara
f) Museum Gajah
g) Monas
h) Cibaduyut
D. Sasaran
I. Untuk mengetahui lebih jauh tentang kota Jakarta sebagai Ibukota
Negara Republik Indonesia.
II. Agar dapat mengetahui tentang wisata-wisata yang ada di Jakatra dan
ragam adat tata cara orang Jakarta.
III. Untuk mendapatkan Nilai Bhs.Indonesia
IV. Untuk melaksanakan kegiatan sekolah yang diadakan setiap tahun pada
waktu kelas VIII
E. Metode dan Teknik Penulisan Laporan
Di dalam pembuatan karya tulis ini perlu adanya metode. Yang tidak lain
adalah
1. Informatikan
Secara tidak lansung, mendengakan penjelasan yang di berikan petugas,
bertanya pada guru pembimbing.
2. Obsevasi
Mengamati objek secara lansung dengan indera kita.

Bab 2
Hasil Pengamatan/Kunjungan
A. Rincian Objek Yang Dikunjungi
TMII
PP IPTEK
GELANGGANG SAMUDERA
DUFAN
ISTANA NEGARA
MUSEUM GAJAH
MONAS
CIBADUYUT

B. Deskripsi

A. TMII

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan


taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas
kurang lebih 150 hektare[1] atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada
koordinat 6186.8LS,1065347.2BT. Taman ini merupakan
rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai
aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada
tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur
tradisional, seta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di
samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang
menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta
gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah
Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu
kawasan wisata terkemuka di ibu kota.

Sejarah

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan


Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti
Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan
ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada
tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat
membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh
bangsa Indonesia.[2] Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek
Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan
Harapan Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20
April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai
pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare.
Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan
perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak
rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya,
menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.[2]
Logo dan maskot
TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII,
Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya
berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra).
Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh
Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun
1991
.

Bagian-bagian TMII
Anjungan daerah

Tari Jaipongan di Anjungan Jawa Barat TMII.

Rumah gadang di Anjungan Sumatera Barat


Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak
bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki
lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur
tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi
lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut
diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa
yang berada di 33 Provinsi Indonesia. Anjungan provinsi ini dibangun di
sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik
dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan
Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan
khas setempat. Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat,
busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas
dan perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan.
Semuanya ini dimaksudkan untuk memberi informasi lengkap mengenai
cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Setiap anjungan
provinsi juga dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk
menampilkan berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan
berbagai upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu. beberapa
anjungan juga dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang menyajikan
berbagai Masakan Indonesia khas provinsi tersebut, serta dilengkapi toko
cenderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan, kaus, dan berbagai
cenderamata.
Sejak tahun 1975 hingga tahun 2000 rancangan asli TMII terdiri atas
anjungan rumah adat dari 27 provinsi di Indonesia, termasuk Timor Timur.
Akan tetapi setelah Timor Leste merdeka dan memisahkan diri dari
Indonesia pada tahun 2002, status anjungan Timor Timur berubah
menjadi Museum Timor Timur. Selain itu karena kini Indonesia terdiri atas
33 provinsi, anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung,
Banten, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan
Papua Barat telah dibangun di sudut Timur Laut TMII, walaupun ukuran
dan luas anjungan provinsi baru ini jauh lebih kecil dari anjungan provinsi
yang telah dibangun sebelumnya.

Bangunan keagamaan

Bangunan keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah agama


resmi yang diakui di Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi
dan keselarasan hubungan antar agama di Indonesia. Bangunan-
bangunan keagamaan antara lain:

Masjid Pangeran Diponegoro

Gereja Katolik Santa Catharina

Gereja Protestan Haleluya

Pura Penataran Agung Kertabhumi

Wihara Arya Dwipa Arama

Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa

Kuil Konghucu Kong Miao

Sarana rekreasi
Istana Anak-anak Indonesia

Keong Mas

Istana Anak-anak Indonesia

Kereta gantung

Perahu Angsa Arsipel Indonesia

Taman Among Putro

Taman Ria Atmaja

Desa Wisata

Kolam renang Snow Bay

Taman
Di TMII terdapat sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan
flora dan fauna Indonesia:
Kubah Taman Burung.

Taman Anggrek

Taman Apotek Hidup

Taman Kaktus

Taman Melati

Taman Bunga Keong Emas

Akuarium Ikan Air Tawar

Taman Bekisar

Taman Burung

Taman Ria Atmaja Park, panggung pagelaran musik

Taman Budaya Tionghoa Indonesia

Museum

Purna Bhakti Pertiwi Museum berbentuk Tumpeng.


Museum Indonesia berarsitektur Bali.
Museum yang ada diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya,
flora dan fauna, serta teknologi di Indonesia. Terdapat 16 museum di TMII:

Museum Indonesia

Museum Purna Bhakti Pertiwi

Museum Keprajuritan Indonesia

Museum Perangko Indonesia

Museum Pusaka

Museum Transportasi

Museum Listrik dan Energi Baru

Museum Telekomunikasi

Museum Penerangan

Museum Olahraga

Museum Asmat

Museum Komodo dan Taman Reptil

Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu

Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Museum Minyak dan Gas Bumi

Museum Timor Timur (bekas Anjungan Timor Timur)

Teater atau bioskop


Teater IMAX Keong Emas yaitu teater dengan layar berukuran
raksasa, jauh lebih besar daripada layar bioskop ukuran normal. Di
Teater IMAX Keong Mas diputar berbagai film mulai dari film
bertemakan lingkungan dan kebudayaan nusantara sampai film-film
box office yang resolusinya diubah menjadi khusus untuk teater
IMAX. Film IMAX yang diputar antara lain Indonesia Indah II, Force of
Nature, T-Rex, Blue Planet, Arabia, Journey to Mecca, dll. Beberapa
film box office yang pernah diputar di sini di antaranya adalah:

o Final Destination 1 (17 Maret 2000)

o Final Destination 2 (31 Januari 2003)

o Final Destination 3 (10 Februari 2006)

o Final Destination 4 (28 Agustus 2009)

o Final Destination 5 (12 Agustus 2011)

Teater Tanah Airku

Teater 4D

Galeri

Anjungan Kalimantan Selatan

Gerbang Anjungan Bali


Rumah adat Batak Toba di Anjungan Sumatera Utara

Rumah adat Batak Karo di Anjungan Sumatera Utara

Rumah adat Nias di Anjungan Sumatera Utara

Rumah adat Baluk di Anjungan Kalimantan Barat


Anjungan Jambi

Rumah Limas, Anjungan Sumatera Selatan

Anjungan Riau

Rumah Melayu di Anjungan Riau

Anjungan Aceh

Rumah Toraja, Anjungan Sulawesi Selatan

Rumah Bugis, Anjungan Sulawesi Selatan

Rumah joglo di Anjungan Jawa Tengah

Interior rumah Joglo, Anjungan Jawa Tengah

Rumah ibadah Konghucu Kong Miao


Perahu kayuh angsa di danau kepulauan Indonesia

B. PP IPTEK
PP-IPTEK merupakan sarana pembelajaran luar sekolah untuk
menumbuh-kembangkan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
di masyarakat untuk segala generasi secara MUDAH, MENGHIBUR,
BERKESAN dan KREATIF; melalui berbagai program dan peragaan
interaktif yang dapat disentuh dan mainkan. Melalui interaksi ini, akan
dapat mendorong tumbuhnya pemikiran tentang APA, MENGAPA dan
BAGAIMANA iptek digali dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia agar
lebih nyaman dan sejahtera.

Visi dan Misi PP-IPTEK

Visi PP-IPTEK adalah menjadi wahana pembudayaan iptek yang dinamis


dan berperan aktif dalam menciptakan masyarakat berbudaya iptek.
Untuk itu, misi yang dijalankan adalah :
1. Meningkatkan peran aktif sebagai agen pembaruan di masyarakat
dalam pengembangan daya kreativitas dan inovasi
2. Mengembangkan pembelajaran public di bidang iptek dalam
mendukung program nasional
3. Merintis pembangunan Science Centre di daerah
4. Mengembangkan referensi nasional Science Centre di Indonesia
5. PP-IPTEK berkomitmen untuk menjadi titik temu pembelajaran iptek
bagi segala generasi, agar komunikasi, inspirasi dan kreativitas tumbuh
bersama.

Sejarah PP-IPTEK
Pada tahun 1984 gagasan pendirian science centre di Indonesia
diprakasai oleh Menristek, Prof. Dr. B.J. Habibie, dengan dibentuknya
Panitia Kerja dengan SK Menistek No.15/M/Kp/IX/1984 untuk melakukan
studi banding, pengkajian konsepsi dasar pembangunan, tema peragaan,
system pengelolaan, serta bentuk arsitekturnya. Dibentuk Supporting
Committee tahun 1987 untuk melakukan sosialisasi science centre kepada
masyarakat melalui penyelenggaraan pameran fisiska dan matematika di
Gedung Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang dibuka oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan.

Pada tahun 1988-1990 dikembangkan 20 peragaan interaktif bidang


IPA di Anjungan Istana Anak-Anak TMII, sebagai hasil kerjasama dengan
Fakultas Pendidikan Matematika & IPA, IKIP Jakarta. Tujuannya untuk
pengenalan dan studi penjajakan animo masyarakat, ternyata kesan
pengunjung sangat positif dan para remaja dapat mengenal iptek dengan
lebih mudah dan nyata.
Konsep awal perencanaan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (PP-IPTEK) dibantu oleh US Agency for International
Development dan Asia Foundation. Sesuai dengan konsep awal tersebut,
Master Plan PP-IPTEK dikembangkan oleh Tim Kementerian Ristek, PT
Tripanoto Sri Konsultan, Tim dari Musee de La Villete dan Sopha
Development dari Perancis.
Pada tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden
Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII seluas 1.000 m2. Alat peraga
merupakan sumbangan dari industri strategis, IBM, serta sebagian dibuat
secara in-house dengan bantuan KIM-LIPI, LUK BPPT, dan BATAN.
PP-IPTEK menempati gedung permanen pada tanggal 10 November 1995,
yang berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza
Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Filosofi konsep desain bangunannya
futuristic, menjelajah tanpa batas, dengan luas bangunan 24.000 m2 dan
luas area 42.300 m2. Sejak saat itu tersedia sarana pembelajaran iptek
yang memberi kesempatan kepada pengunjung untuk melihat dan
mempelajari rahasia dan gejala alam yang diperagakan, mempelajari
dengan menggunakan indera pendengar, pencium, dan peraba melalui
manipulasi, operasi dan eksperimen. Melalui peragaan dan program,
pengunjung diberi kesempatan untuk menjajagi fenomena dan khasanah
iptek secara mandiri, kelompok, dan keluarga, agar memberi inspirasi
dalam meningkatkan daya kretivitas dan inovasi.

Kelembagaan PP-IPTEK
PP-IPTEK berada di bawah pembinaan Kementerian Riset dan
Teknologi, diatur berdasarkan Peraturan Menteri Riset dan Teknologi RI
Nomor : 10/M/PER/XII/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja PP-IPTEK.
Sejak 20 Maret 2007 status PP-IPTEK ditetapkan sebagai Unit Pelaksana
Teknis yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLU) Penuh oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
157/KMK.05/2007.
Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, PP-IPTEK dituntut
secara profesional namun tidak mengutamakan keuntungan, didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Standar Pelayanan Minimum
diterapkan dengan mempertimbangkan : kualitas layanan, pemerataan
dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan layanan. Untuk itu, sejak
tahun 2007 PP-IPTEK merintis penerapan sistem management mutu Total
Quality Management (TQM).
Dedikasi dan profesionalisme 100 karyawan senantiasa ditekankan
dalam menentukan faktor sukses PP-IPTEK. Oleh karenanya tiap karyawan
diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan diri melalui workshop,
pendidikan dan pelatihan, guna peningkatan pengetahuan, keterampilan
dan profesionalisme mereka. Peningkatan pendidikan formal dan non
formal menjadi salah satu focus pengembangan bagi manajemen
sumberdaya manusia.

Riset Inovasi Pengembangan Peragaan dan Program


Untuk mendesain suatu alat peraga dan program sesuai dengan
pesan yang ingin disampaikan atau dikomunikasikan, tim pengembangan
PP-IPTEK harus mengidentifikasi berbagai ide dan informasi yang
dibutuhkan Dalam hal ini pengetahuan tentang komunikasi sains mutlak
dibutuhkan. Misalnya, harus menggugah rasa ingin tahu, membangkitkan
minat, menantang, menyenangkan, komunikatif, aman, merubah perilaku,
melibatkan orang berpikir secara ilmuwan. Riset inovasi meliputi : desain
dan rekayasa, system teknologi yang dipakai, pengembangan prototype,
uji coba, apabila perlu dilakukan modifikasi. Setelah itu baru dilakukan
proses produksi alat peraga.
Dalam hal substansi dan teknis pelaksanaan, PP-IPTEK melibatkan
para pakar dan narasumber di lingkungan PP-IPTEK maupun dari lembaga
litbang, universitas dan industri. Para pakar memvalidasi substansi yang
dikembangkan, kemudian diuji berdasarkan pesan yang akan disampaikan
dan untuk tingkatan usia. Tema yang diambil disesuaikan atau mengikuti
perkembangan iptek dan isu terkini di masyarakat, sehingga secara
berkala dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan.

Kegiatan di PP-IPTEK
Sebagai suatu science center, kompetensi utama PP-IPTEK
menyajikan berbagai alat peraga interaktif yang dapat dimainkan untuk
merangsang keingin-tahuan pengunjung akan fenomena iptek yang
terjadi. Galeri berisi sekitar 300 alat peraga yang dikelompokkan menjadi
14 wahana : antariksa, lingkungan, energi, fluida, gelombang, listrik dan
magnet, mekanika, optic, transportasi darat, transportasi udara, arena
peneliti cilik, matematika, penyakit dan kesehatan, galeri Plato.

Pengunjung diajak menjelajahi iptek dengan metoda pembelajaran


discovery learning, yakni mencari sendiri pengetahuan yang dibutuhkan
dengan cara berinteraksi, bermain sambil belajar dengan alat peraga.
Selain peragaan indoor, dikembangkan pula peragaan outdoor, yaitu
Taman Herbal, yang akan dibuka pada tahun 2010. Untuk melengkapi alat
peraga interaktif, PP-IPTEK mengembangkan berbagai program
pendukung khusus bagi siswa, pendidik dan keluarga, guna memperkuat
pemahaman pengunjung dan pengkayaan sains serta melengkapi
kurikulum sekolah. Kegiatannya a.l.: demo sains, demo sains spektakuler,
workshop dan demo roket air, workshop dan demo robot, workshop skill
process, lets play science, science film, sanggar kerja, kegiatan tematik,
science camp, science party, science fair, stargazing, peragaan iptek
keliling, dll. Kegiatan dapat dilakukan pula di pusat keramaian, mall,
pameran, sekolah, dan daerah.
Pendidik mempunyai tanggung jawab luhur dalam
mentransformasikan iptek kepada siswa, maka peningkatan kompetensi
pengetahuan dan profesionalisme perlu diasah terus-menerus. Untuk itu
PP-IPTEK menyelenggarakan program pengkayaan iptek khusus bagi guru
MIPA dalam bentuk workshop dan seminar.

PP-IPTEK juga menyelenggarakan dan menjadi fasilitator berbagai


kompetisi bagi generasi muda, serta merupakan arena pentas kreativitas.
Hal ini perlu digaris-bawahi mengingat karakter generasi muda yang
selalu ingin tahu dan perlu ditantang kreativitas dan kemampuannya,
agar dapat lebih mengembangkan diri seoptimal mungkin. Karena PP-
IPTEK merupakan ajang kreativitas, maka kompetisi yang diselenggarakan
bernuansa unik, istimewa, lain dari kompetisi umumnya. Unsur seni
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari iptek, untuk
menyeimbangkan otak kiri dan kanan. Selain itu, PP-IPTEK juga menjadi
fasilitator bagi forum remaja dan kompetisi tingkat internasional, a.l. 5th
World Creativity Festival di Daejeon Korea.
KERJASAMA PP-IPTEK DENGAN BERBAGAI PIHAK TAHUN 2009

Lembaga Penelitian dan Pengembangan :


LAPAN, BATAN, BAKOSURTANAL, LIPI da BSN dalam Program Binokuler
(Bincang-bincang Sains & Teknologi Populer).
BTC-Network KRT dalam Workshop Marketing, Promotion, Distribution &
Customer.
Kementerian Ristek dalam : Science for All, Ritech Expo 2009, Wisata
Iptek dan Temu Pakar di Pekanbaru, Binokuler di Semarang, kontribusi alat
peraga Volcanopedia Magic Box untuk pembelajaran gunung berapi.
LAPAN dalam kompetisi roket air tingkat daerah, nasional dan Asia Pasifik.
LIPI dalam National Young Innovator Awards (NYIA) 2 dan peragaan
Wallacea.
Bakosurtanal dalam Workshop Mapping Technology Learning bagi siswa,
guru dan masyarakat, di Jakarta dan Semarang.

Lembaga Pemerintah dan Departemen :


Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah dalam Jambore
Iptek di Semarang.
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau dalam Peragaan Iptek
keliling di Pekanbaru.
Direktorat Pendidikan Luar Biasa Depdiknas dalam : Oliampiade Sains
Nasional bagi siswa berkebutuhan khusus, Cerdas Cermat MIPA bagi siswa
SMA cerdas istimewa, program Sains Interaktif cerdas istimewa, program
beasiswa siswa cerdas istimewa di Korea Science Academy, 5th World
Creativity Festival di Daejeon.

Universitas dan Perguruan Tinggi :


Observatorium Bosscha dalam peneropongan gerhana matahari cincin.
Departemen Fisika ITB dalam BINOKULER.
Fakultas MIPA Universitas Parahyangan dalam : workshop Ma-the-matrick,
workshop Science of Toys.

Industri dan Lembaga Lain :


Klub Robotik G-Com Teknologi dan Fischertechnic dalam Megabazar
Imagine 2009.
Forum Silaturahmi Insan Pariwisata (FOSIPA) dalam gathering bagi travel
agent di Jogyakarta.
Sanggar Opera Anak Pustaka Lebah dalam mengisi acara pementasan
the Tale of Missing Unicorn di Keong Emas TMII, Istora Senayan, Taman
Wisata Mekarsari Cileungsi.
Astra Honda Motor dalam BINOKULER.
PT Kalbe Nutritionals dalam kick off CSR.
Margo City Mall di Depok dalam expo sains the Place to be Smart.
PT Microsoft Indonesia dalam kontribusi alat peraga Worldwide Telescope
(WWT) untuk pembelajaran bidang astronomi.
Majalah Bobo Kompas Gramedia Group dalam 7th Bobo Fair 2009 di
Jakarta Convention Center.
The Wallacea Foundation dan LIPI dalam Peragaan Wallacea.
Pusdiklat PT Krakatau Steel dan Yayasan Pendidikan Warga Krakatau Steel
dalam Peragaan Iptek Keliling di Cilegon, workshop Skill Process bagi guru.
PT Dexa Medica dalam pengembangan Taman Herbal PP-IPTEK.
Kerjasama Internasional :
UNICEF dalam penyelenggaraan Peragaan Iptek Keliling di Ambon.
Australia dalam : pameran kebudayaan Aborigin, Australia Indonesia
institute Conference, International Cultural Visit, Australian Young
Ambassadors for Development, Australia Leadership Awards Fellowship,
Strike a Chord Science of Music Exhibit, berbagai internasional expo.
Korea dalam : ASEAN COST Plus Three Center for the Gifted in Science,
5th World Creativity Festival, Students Camp and Teachers Training, Korea
Science Academy Fellowship.
GTZ Jerman dalam pengembangan klaster Flu Burung di PP-IPTEK.
Anggota pada the Asia Pacific Network of Science and Technology Centers
(ASPAC).
Anggota pada the Association of Science Technology Centers (ASTC).
C. Gelanggang Samudera

Gelanggang Samudra Ancol merupakan sebuah oseanarium atau


oceanarium. Oseanarium merupakan taman mamalia laut dan mahluk laut
lainnya. Selain menikmati rekreasi bersama keluarga, di sini Anda akan
mendapatkan berbagai pengetahuan yang menarik mengenai mamalia
laut seperti lumba-lumba, paus, singa laut, dan binatang laut lainnya.
Gelanggang Samudra Ancol juga menjadi sarana konservasi satwa laut.
Ada 4 wahana utama yang terdapat di Gelanggang Samudra, Ancol.
Pertama, adalah wahana pertunjukan Aneka Satwa, wahana pertunjukan
Singa Laut, wahana pertunjukan Lumba-Lumba dan Paus Putih, serta
wahana Sinema 4D atau 4D Theatre. Dalam 1 hari ada 3 kali pementasan
untuk masing-masing wahana, atau di hari libur akan ditambahkan jumlah
pementasan untuk setiap wahana. Agar tidak terlewat, Anda dapat
melihat jam pertunjukan yang ada di depan wahana. Setelah selesai
menyaksikan satu pertunjukan, petugas akan menganjurkan Anda untuk
menyaksikan perunjukan berikutnya. Bila Anda ingin menyaksikan semua
pertunjukan, sebaiknya mengikuti petunjuk tersebut agar Anda tidak
tertinggal sehingga harus menunggu lebih lama.
Aneka Satwa
Pertunjukan paling awal, Anda dapat menyaksikan pentas aneka
satwa. Pertunjukan akan dimulai dengan aksi dari 2 ekor berang-berang.
Mereka akan beraksi dengan berjalan di atas lingkaran yang menyerupai
roda, naik sepeda, berjualan bakso dan bermain basket. Selanjutnya, akan
tampil beruang madu yang beraksi dengan berputar, menangkap hula
hup, mengendarai mobil dan berolahraga. Kehadiran kuda nil besar yang
diiringi dengan musik Jawa merupakan bagian terakhir.
Menurut pelatihnya, berat badan kuda nil ini lebih dari 1 ton. Pelatih
akan memberikan makanan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
dalam jumlah banyak sekaligus. Kuda nil yang membuka mulut besarnya
sambil mengunyah makanan menjadi penutup pertunjukan. Tingkah dari
satwa-satwa tersebut akan membuat Anda dan anak-anak tertawa karena
ditambah komentar dari pengisi suara yang lucu dan cocok dengan
tingkah satwa.
Singa Laut
Jadwal pertunjukan setelah itu adalah pentas singa laut. Kehadiran
3 ekor singa laut yang berjalan masuk ke arena akan menarik perhatian
penonton. Mereka akan mengibarkan bendera sebagai tanda pertunjukan
dimulai. Singa laut dapat melakukan gerakan-gerakan yang mengundang
tawa seperti sikap hormat dan berguling. Mereka juga akan
mempertunjukan kepandaiannya dengan menjawab soal matematika,
mengambil bola, berjalan di atas drum dan membawa boneka di atas
kolam renang tanpa menjatuhkannya. Sikap dan celoteh dari pelatih
semakin menghidupkan pertunjukan. Selesai pertunjukan, Anda dapat
minta cium dan berfoto dengan singa laut ini.
Lumba-Lumba dan Paus Putih

Lumba-lumba dan paus putih siap beraksi di pentas lumba-


lumba. Wahana ini yang sering menjadi favorit bagi pengunjung
Gelanggang Samudra. Tiga orang pelatih yang energik akan memandu
aksi dari mamalia laut ini. Lumba-lumba yang pandai meloncat di air
dibuktikan dengan diperlihatkan seekor lumba-lumba yang mampu
menyentuh bola yang digantung tinggi. Seorang pelatih akan berdiri di
punggung 2 ekor lumba-lumba dan mamalia ini akan mengajak pelatihnya
berkeliling kolam. Aksi lainnya adalah berenang bersama, dengan
memegang siripnya, lumba-lumba menarik pelatih mereka berekeliling
kolam menyapa penonton. Lumba-lumba juga pandai berhitung dengan
menjawab soal dari penonton. Di bagian akhir, lumba-lumba akan
mengepakkan ekor mereka di atas air. Hasilnya, penonton bagian depan
akan terkena percikan airnya.
Sesi kedua dari pertunjukan lumba-lumba dan paus putih adalah aksi dari
2 ekor paus putih atau disebut Beluga. Merupakan satwa pendatang baru
di Gelanggang Samudra. Habitat asalnya, mereka hidup di daerah dingin.
Agar sesuai, suhu air kolam sudah disesuaikan dengan habitat asal
mereka yaitu 21 Celcius. Aksi mereka antara lain dengan berdansa di
dalam air dengan pelatihnya, mereka juga bernyanyi dengan
mengeluarkan suara melengking yang merupakan salah satu sarana
komunikasi dari satwa ini.
Mereka juga akan mencium 2 orang penonton terpilih, salah seekor
paus putih kemudian akan meminta agar bertukar penonton yang dicium,
setelah bertukar, kejutan akan menanti 2 orang tersebut. Moderator juga
akan meminta penonton yang ingin memegang paus putih ini untuk
mendekat ke pinggir kolam dan byurr... paus tersebut akan
menyemburkan air dari mulutnya kepada mereka. Pada salah satu bagian,
paus juga akan naik di pinggir kolam dekat pelatih untuk mempertunjukan
keseluruhan tubuh mereka. Ini akan menarik perhatian, karena paus putih
merupakan mamalia laut besar, dengan wajah lucu mirip lumba-lumba
dan dengan kulit licin serta warna putih yang menarik.
Sinema 4D
Wahana lain yang tidak kalah seru adalah Sinema 4D atau
pertunjukan 4 dimensi. Anda harus mengantri untuk masuk ke dalam
bangunan teater ini. Di dalam, petugas akan membagikan kacamata 3
dimensi. Setelah menunggu beberapa lama di depan pintu, penonton
akan masuk ke dalam teater. Film yang disajikan berdurasi kurang lebih 15
menit.
Dengan memakai kacamata 3 dimensi, Anda akan merasakan
gambar ada di depan Anda dan seolah dapat disentuh, ditambah dengan
kursi yang dapat bergoyang-goyang dan semburan air atau angin pada
adegan tertentu sehingga Anda dapat mesakana suasana sesungguhnya.
Ada 5 pilihan jadwal pada hari Senin sampai Sabtu dan 2 kali ekstra
pertunjukan pada hari Minggu dan hari Libur. Tapi, Anda hanya dapat
menontonnya satu kali karena untuk masuk ke dalam wahana ini harus
menggunakan tiket yang terdapat pada tiket masuk.
Selain berbagai sarana edukasi, terdapat juga beberapa
permainan menarik berupa wahana ride seperti Kiddy Bumper Car yang
disebut Laga Logon, Boto-boto yaitu permainan miniatur pesawat yang
berputar-putar untuk anak-anak, serta Ubur-ubur yaitu ballon ride.
Wahana permainan ini dapat menambah senang rekreasi Anda di
Gelanggang Samudra.

D. DUFAN

Dunia Fantasi atau disebut juga Dufan (juga disebut "Do Fun")
yang diresmikan pada 29 Agustus 1985 adalah tempat hiburan yang
terletak di kompleks Taman Impian Jaya Ancol (Ancol taman impian),
Jakarta Utara, Indonesia.
Dunia Fantasi mempunyai maskot berupa kera bekantan yang diberi
nama Dufan (singkatan dari Dunia Fantasi). Dipilih kera sebagai karakter
adalah untuk mengingatkan bahwa Ancol dahulu adalah kawasan kera.
Pemilihan kera bekantan adalah semata-mata untuk mengenalkan jenis
satwa langka yang kini dilindungi. Bentuk karikatural kera bekantan ini
divisualisasikan oleh Matari Advertising yang ikut serta dalam program
komunikasi awal Dunia Fantasi.
Karakter/Maskot Dunia Fantasi

Dufan: dunia fantasi

Dufi

Kabul: katak gembul

Bije: bison jenaka

Garin: garuda indonesia

Tanit: tapir genit

Kombi: komodo gembira

cili: kancil licik

Barus: babi rakus

Kawasan yang ada di Dufan

Dunia Fantasi dibagi dalam beberapa kawasan dengan tema


tersendiri dan ciri khas wilayah masing-masing. Pembagian kawasan ini
ditujukan untuk membangkitkan imajinasi pengunjung yang diharapkan
merasakan sensasi berjalan-jalan pada daerah Jakarta zaman dahulu,
Eropa, Amerika, Indonesia, Asia, Fantasi Yunani, Fantasi Hikayat, Balara,
dan Istabon.
Selain atraksi permainan, kawasan ini juga memiliki sejumlah
restoran dan toko-toko suvenir. Luas Dunia Fantasi mencapai 9,5 hektar
dari rencana pembangunan 552 hektar kawasan hiburan terpadu Taman
Impian Jaya Ancol.

Kawasan Jakarta

Turangga Rangga

Merupakan ciri khas taman permainan di Kawasan Jakarta. Permainan ini


berupa sebuah komidi putar.

Kawasan Kalila

Kalila Adventure (Wahana baru dunia fantasi)

Wahana ini diluncurkan pada 18 Juni 2011 untuk menyambut musim


liburan sekolah. Kalila Adventure disebut-sebut sebagai pentas
animatronik terlengkap pertama di dunia. Karena menggabungkan empat
unsur teknologi yaitu film, animatronik, musical show, dan special effect.
Kalila Adventure menampilkan karakter-karakter lucu binatang-binatang
Indonesia. Beberapa karakter memang ikon dari Dufan. Mereka bersama-
sama tinggal di hutan dan bekerja sama menghadapi bencana gunung
merapi. Pentas ini penuh dengan berbagai lagu anak-anak karena itu
pentas tersebut pantas disebut sebagai drama musikal. Hanya saja yang
bernyanyi adalah robot-robot karakter.

Ubangga

Safari Game

Kawasan Indonesia

Alap-Alap

Tornado
Wahana ini beroperasi sejak 10 Juni 2007 dan diresmikan oleh
Gubernur Jakarta Sutiyoso dan merupakan wahana paling menegangkan
dari semua arena di Dufan. Wahana ini juga sangat memacu adrenalin
karena cara pengoperasiannya, yaitu saat mulai kita langsung naik keatas
lalu kita dijungkir balikkan. Begitu juga saat kita diturunkan juga dijungkir
balikkan. Wahana ini paling banyak diminati oleh masyarakat luas; selain
memacu adrenalin wahana ini juga menyenangkan.

Kawasan Eropa

Beng Beng

Kicir Kicir
Sebuah kincir raksasa yang akan memutar penumpang ke segala arah.
Wahana dengan nama lain Power Surge ini didatangkan dari Zamperia
Italia pada tahun 2002.

Hysteria

Hysteria berupa menara setinggi 56 meter. Di wahana ini, pengunjung


dapat merasakan desiran adrenalin saat ditembakkan ke atas dengan
kecepatan mencapai 4G dan kemudian dijatuhkan dengan kapasitas
minus 1G. Satu menara memiliki kapasitas 12 tempat duduk. Ancol
berencana akan membuat dua menara di kawasan ini.

Panggung Maksima

Panggung maksima adalah panggung dimana biasanya para musisi,


koreografer serta dramawan terkenal di negeri ini mementaskan
karyanya. Artis yang pernah mementaskan karyanya disini antara lain
adalah Guruh Soekarno Putra, N. Riantiarno dan Harry Rusli. Biasanya
setiap hari Dabtu sering diadakan acara Dufan Show yang kurang lebih
mementaskan 300 artis studio fantasi. Beberapa acara yg pernah di
adakan di panggung maksima yaitu operet Sleeping Beauty, Putri Salju,
Dufan Incredible Extravaganza, Bon Aniversaire Dunia Fantasi, Zabogar,
Junggle Night Fantasy, Jesus Christ Superstars, Dufan Super Stars Show,
Opera Rama Shinta - Legenda Masa Depan, Opera Mahabratha, Opera
Fantasia, Dufan dan Dufi di unia mimpi, Dufan Show ulang tahun ke 18,
Dufan Show lebaran, Dufan Show Natal, Dufan Show Sampek Engtay,
Dufan Show Perang Bintang, Colour Guard Show dan Percusion Attraction.

Kawasan Fantasi Hikayat

Burung Tempur

Perang Bintang

Wahana ini dibangun dengan latar lingkungan masa depan.


Pengunjung dipersiapkan seakan-akan sedang mengarungi angkasa luar
dengan menaiki kendaraan semacam piring terbang yang dilengkapi
dengan persenjataan laser.

Hikayat Game

Rajawali

Hall Ice Age

Bertempatkan di atas lahan Ex Wahana Rama Shita Legenda Masa


Depan. Dufan indoor, Dengan memiliki luas kurang lebih 20.000 meter
persegi. Didalamnya akan dipenuhi dengan beberapa wahana dan satu
wahana yg bertemakan ice age itu sendiri. Ruangan ini dilengkapi dengan
pendingin(AC)indoor tersebut juga dilengkapi dengan panggung untuk
pertunjukkan, cafe dan juga tempat untuk karnaval, untuk keluarga
beristirahat dan anak-anak bermanin.
Beberapa Wahana Yang Berada di dalam Dufan indoor:

Ice Age Sid's Arctic Tours: di wahana ini anda akan diajak
mengarungi cerita ice age di masa lampau dengan menggunakan
perahu dan belajar bagaimana proses terjadinya Zaman es bersama
Sid's dan teman-teman.

Kontiki swing boat

Airborn shot

Teenage extreme sports

Character live show atau Panggung pertunjukan


Hegee Tower

Kawasan Fantasi Yunani

Kawasan ini merupakan daya tarik utama dari seluruh wilayah dufan.
Disinilah lokasi permainan yang paling mendebarkan yang mengutamakan
kecepatan, naik turun, menikung tajam, berputar di kumpulkan menjadi
satu.

Halilintar

Halilintar beroperasi sejak tahun 1987. Dalam satu rangkaian kereta


terdapat 6 gerbong, dimana dalam satu gerbong memuat dua baris dan
dua kolom tempat duduk. Total kapasitas dalam satu rangkaian kereta
adalah 24 penumpang.
Ombang Ambing
Ontang Anting
Pontang Pontang
Arung Jeram
Teater Simulator
Film yang pernah ditayangkan antara lain Turbo Tour atau Robocop
(1992), Dinosaurus (1997), Wings Discovery (2000), Star Warrior (2004),
Meteor Attack (2006), Extreme Log (2008), Journey to the Center of the
Earth (2010) dan Happy Feet (2012).

Historical Dunia Fantasi

Pentas Prestasi

Kawasan Amerika

Lorong Sesat

Lorong Sesat, terdiri dari lorong berdinding kaca sepanjang lebih dari
90 meter, memberi refleksi tak terbatas sehingga terasa seakan tak ada
dimensi ruang

Niagara

Kereta luncur Niagara gara, yaitu perahu berbentuk balok kayu yang
meluncur bertualang mengikuti arus air. Kemudian, pada klimaksnya, naik
setinggi 30 meter dan terjun seolah-olah mencebur mengikuti air terjun
sungai-sungai di Amerika.

Poci Poci

Rango Rango
Di rumah miring Rango Rango, bangunan rumah kayu bergaya country,
pengunjung akan menikmati pengalaman aneh, seolah-olah kehilangan
orientasi gravitasi.

Tembak Jitu

Arena Tembak Jitu akan membawa pengunjung ke alam Wild West, di


mana ketangkasan menembak akan diuji dengan sasaran tembak 100
boneka animatronik.

Kawasan Istana

Istana Boneka

Istana ini dirancang dengan nuansa gabungan 10 gaya bangunan


arsitektur Indonesia, yang distilir hingga menjadi sebuah bangunan baru,
dan berwarna-warni sehingga memberi kesan semarak dan unik. Di
dalamnya, sambil berperahu, pegunjung diajak menjelajahi dan
merasakan beragam budaya etnis seluruh nusantara maupun berbagai
bangsa, diiringi lagu rakyat setempat yang mengesankan. Ada sekitar 600
boneka animatronik. Wahana ini merupakan bangunan tertutup yang
dilengkapi dengan penyejuk ruangan.

Kawasan Asia

Baku Toki

Bianglala
Wahana ini berupa kincir ria setinggi 33 meter. Wahana ini adalah salah
satu bangunan tertinggi di Dunia Fantasi. Dari bagian atas kincir dapat
dilihat cakrawala laut serta bangunan-bangunan di Dunia Fantasi.
Bianglala dibangun dengan arsitektur dan ornamen bernuansa warna khas
Thailand.

Gajah Bledug

Kora Kora
Wahana ini berbentuk kapal besar yang berayun hampir 90 derajat.
Sensasi yang diberikan pada wahana ini adalah kegerian pada saat
berada dipuncak ketinggian dan pada saat berayun turun.

Wahana Terdahulu

Puri Misteri/Bima and the Dragon

Rama Shita Legenda masa depan

Yunior Bogati
Balon Race

Undur undur

Kunang kunang

Panggung Jakarta

Animatronic Theater of Science/Teater sang Pelopor

Red Baroon

Balada Kera

Fasilitas

Telepon Umum

PPPK

Toilet

Acara khusus

Kursi Roda

Parade

Mushola

Fasttrack

Club Dufan & Lounge

Parade Dunia Fantasi

Euforia dunia fantasi hidup dalam parade mingguan yang


mengikutkan lebih dari 200 profesional seniman, penari dan musisi semua
dalam kostum menarik dan spektakuler. Parade ini biasanya dihadirkan
setiap hari minggu atau libur nasional.
Beberapa parade yang pernah ditampilkan:
Parade Akbar Dunia fantasi (1985 - 1987)

Parade Dufan show (1987 - 1989)

Parade Dufan (1989 - 1990)

Parade Ultah Dufan ke 5 (1990 - 1994)

Parade Rama Shinta (1994 - 1998)

Parade Keliling Dunia fantasi (1998 - 2004)

Parade Perang Bintang (2004 - 2007)

Dufan around the world parade (2007 - 2008)

Dufan fantasy parade (2008 - 2009)

Dufan entertaiment spirit parade (2009 - 2010)

The Fun parade (2010 - Seterusnya)

Dufan Defender Parade(2011-Seterusnya)

Parade Listrik Dunia Fantasi

Berbagai bentuk binatang eksotis yang sangat besar datang untuk


dihidupkan dengan kekuatan lampu kelap kelip, memberikan tampilan
yang spektakuler untuk pertunjukan malam untuk seluruh keluarga.
Parade listrik hadir setiap hari sabtu malam minggu.
Beberapa parade yang pernah ditampilkan:

Parade Elektrik Dufan :(1985 - 1995)


Dufan electrical parade : (1995 - 2004)

Glow in the Dark parade : (2006 - 2007)

Dufan imagination night parade : (2007 - 2009)

Rama shita a legend of the future electric parade (2009 - berakhir


pada 2010)

E. Museum Gajah

Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah,


adalah sebuah museum yang terletak di Jakarta Pusat dan persisnya di
Jalan Merdeka Barat 12[2]. Museum ini merupakan museum pertama dan
terbesar di Asia Tenggara.
Daftar isi

1 Sejarah Museum Nasional

2 Bangunan Museum Nasional

3 Koleksi Museum Nasional

4 Lihat pula

5 Referensi
6 Pranala Luar

Sejarah Museum Nasional


Museum Royal Batavian Society of Arts and Sciences Batavia
(sekarang Museum Nasional) pada tahun 1900-an
Cikal bakal museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April,
pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen. J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang
sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi
buku dan benda-benda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian
museum.
Di masa pemerintahan Inggris (1811-1816), Sir Thomas Stamford
Raffles yang juga merupakan direktur dari Bataviaasch Genootschap van
Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru
yang terletak di Jalan Majapahit No. 3. Gedung ini digunakan sebagai
museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama
"Societeit de Harmonie".) Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari
kompleks Sekretariat Negara.
Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan
Majapahit, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan gedung yang hingga
kini masih ditempati. Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun
1868.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia
yang mengelola menyerahkan museum tersebut kepada pemerintah
Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September 1962. Sejak itu
pengelolaan museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di
bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2005,
Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata sehubungan dengan dipindahnya Direktorat Jenderal
Kebudayaan ke lingkungan kementerian tersebut.
Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena
dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja
Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 yang kemudian dipasang di
halaman depan museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei 1979, nama
resmi lembaga ini adalah Museum Nasional Republik Indonesia.
Bangunan Museum Nasional
Dengan gaya Klasisisme, gedung Museum Nasional Republik
Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat
Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Gedung ini
dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah sebagai tanggapan atas
perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda.
Sayap baru ditambahkan pada tahun 1996 di sebelah utara gedung lama.
Gedung ini disebut dengan Unit B atau Gedung Arca.

Monumen Gajah

Gedung Gajah Museum Nasional (Gedung Selatan)

Gedung Arca Museum Nasional (Gedung Utara)

Halaman Dalam dari arah Timur

Halaman Dalam dari arah Barat


Koleksi Museum Nasional

Arca Adityawarman sebagai Bhairawa, salah satu kekayaan koleksi masa


Hindu-Buddha.

Gambar Prasasti dari Singosari, Malang bertarikh tahun 1351


Masehi. Prasasti yang merupakan koleksi museum, terkenal karena
menyebut nama 'Mada' yang kemungkinan berkaitan dengan tokoh Gajah
Mada.
Museum Gajah banyak mengoleksi benda-benda kuno dari seluruh
Nusantara. Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuno,
prasasti, benda-benda kuno lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-
koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu,
prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda
berharga.
Catatan di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun
2001 menunjukkan bahwa koleksi telah mencapai 109.342 buah. Jumlah
koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal sebagai yang terlengkap
di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah koleksi museum sudah melebihi
140.000 buah, meskipun hanya sepertiganya yang dapat diperlihatkan
kepada khalayak.
Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan
Salemba No. 27, Jakarta Pusat didirikan, koleksi Museum Gajah juga
meliputi naskah-naskah manuskrip kuno. Naskah-naskah tersebut dan
koleksi perpustakaan Museum Gajah lainnya kini disimpan di
Perpustakaan Nasional.
Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah
kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan
koleksi etnografi Indonesia di museum ini cukup lengkap.
Koleksi yang menarik adalah patung Bhairawa. Patung yang
tertinggi di Museum Nasional ini (414 cm) merupakan manifestasi dari
Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan
Boddhisatwa (pancaran Buddha) di Bumi. Patung ini berupa laki-laki
berdiri di atas mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir
terbuat dari tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab
di tangan kanannya. Diperkirakan, patung yang ditemukan di Padang
Roco, Sumatera Barat ini berasal dari abad ke 13 - 14.
Koleksi arca Buddha tertua di museum ini berupa arca Buddha
Dipangkara yang terbuat dari perunggu disimpan dalam Ruang Perunggu
dalam kotak kaca tersendiri. Sementara itu, arca Hindu tertua di
Nusantara, yaitu Wisnu Cibuaya (sekitar abad ke-4 M) terletak di Ruang
Arca Batu. Koleksi ini dipajang tanpa teks label dan terhalang oleh arca
Ganesha dari Candi Banon.

F. ISTANA NEGARA

Istana Merdeka adalah yang paling diingat khalayak diantara enam


Istana Kepresidenan meski jelaslah ia bukan yang paling tua, paling
megah, atau paling indah. Istana Negara yang berada di belakang dan
satu halaman dengannya, jauh lebih dulu dibangun. Istana Bogor jelas
lebih luas dan megah. Sementara Istana Yogyakarta mempunyai peran
paling besar dalam revolusi kemerdekaan.
Pastilah khalayak tahu bahwa Istana Merdeka adalah tempat kediaman
resmi Presiden,khususnya Presiden pertama, dan tempat berlangsungnya
upacara-upacara kenegaraan. Ia mendapat tempat khusus di hati rakyat
karena bernama Merdeka perlambang kemenangan perjuangan bangsa.
Nama itu menandai berakhirnya penjajahan di Indonesia dan mulainya
pemerintahan oleh bangsa sendiri.

Pemberian nama itu mempunyai latar sejarah tersendiri. Pada tanggal 27


Desember 1949 Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Republik
Indonesia Serikat. Acaranya berlangsung di dua tempat: di Istana Gambir,
Jakarta, Indonesia, dan Istana Dam, Amsterdam, Belanda. Di Istana
Gambir, Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink melakukan upacara
itu di hadapan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Delegasi
Republik Indonesia.

Karena perbedaan waktu antara Amsterdam dan Jakarta, upacara di


Istana Gambir itu dimulai menjelang senja. Matahari sudah hampr
terbenam ketika lagu kebangsaan Belanda Wilhelmus berkumandang
mengiringi bendera Merah-Putih-Biru untuk terakhir kalinya merayap
turun dari puncak tiangnya. Masyarakat yang berkumpul di luar halaman
Istana Gamir bersorak-sorak menyaksikan turunnya bendera tiga warna
itu. Sorak-sorai kian gemuruh setelah kemudian lagu kebangsaan
Indonesia Raya dikumandangkan mengantar bendera Merah-Putih ke
puncak tiang. Merdeka ! Merdeka! Hidup Indonesia!.

Sementara di Troonzaal (Bangsal Singgasana) Istana Dam, Amsterdam,


Ratu Juliana menandatangani naskah pengakuan kedaulatan itu dan
menyerahkan kepada Perdana Menteri Republik Indonesia Mohammad
Hatta yang memimpin Delegasi Republik Indonesia dalam perundingan
itu. Untuk pertama kalinya lagu kebangsaan Indonesia Raya
diperdengarkan di Istana Dam.

Kobaran pekik Merdeka pada senja bersejarah itulah yang kemudian


menggerakkan Bung Karno untuk mengubah nama Istana Gambir menjadi
Istana Merdeka.

Bangunan Istana Negara didirikan pada tahun 1796. semula ia adalah


rumah Jacob Andries van Braam, mantan Residen Belanda pertama untuk
Surakarta yang menjadi kaya-raya karena jabatan-jabatannya dibawah
Gubernur Jenderal Daendels. Sedangkan bangunan Istana Merdeka, yang
memang dimaksudkan sebagai Istana, dibangun pada tahun 1873 dan
selesai enam tahun berikutnya.

Kedua bangunan itu berada di kawasan yang dimasa lalu bernama


Weltervreden (dalam bahasa Belanda berarti sangat memuaskan)
merupakan kantung permukiman orang-orang Belanda dan terhitung
paling elit. Weltervreden kala itu dikenal sebagai kota yang tertata cantik
dengan pohon-pohon yang dipangkas rapi seperti di taman-taman Eropa.
Pejabat-pejabat dan saudarag-saudagar kaya Belanda segera membangun
rumah-rumah besar di Weltervreden.

Terdapat dua taman di Weltervreden, yaitu : Koningsplein (sekarang


taman Monas) dan Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Di sisi
Koningsplein yang lain, membelakangi taman pada kedua sisi anak sungai
Ciliwung, terbentang dua jalan pada saat itu disebut Noordwijk (sekarang
Jalan Juanda) dan Rijswijk (sekarang Jalan Veteran). Di Rijkswijk itulah
pada tahun 1796 Van Braam membangun sebuah rumah besar yang
berhalaman sangat luas dan menghadap ke anak sungai Ciliwung.

Bangunan bekas rumah Van Braam aslinya merupakan bangunan


bertingkat dua. Pada tahun 1848, tingkat atasnya diruntuhkan dan bagian
depannya dibut lebih lebar untuk menampilkan wajah yang lebih resmi
sesuai dengan martabat pembesar yang menghuninya. Di kiri-kanan
gedung utama dibangun tempat penginapan untuk para kusir dan ajudan
Gubernur Jenderal.

Disamping untuk penginapan Gubernur Jenderal, gedung bekas rumah


Van Braam juga menampung funsgi sekretariat umum pemerintahan.
Kantor-kantor sekretariat itu terletak di bagian bangunan yang
menghadap ke gang yang kemudian memperoleh nama sebagai Gang
Secretarie. Dalam perjalanan waktu, gedung itu kemudian tidak mampu
menampung semua kegiatan yang semakin meningkat.

Pada tahun 1869, Gubernur Jenderal Pieter Mijer mengajukan permohonan


untuk membangun sebuah hotel baru dibelakang Hotel Gubernur
Jenderal di Rijswijk. Seorang arsitek bernama Drossares dipercayakan
untuk merancang gedung baru yang menghadap ke Koningsplein yang
kelak bernama Istana Merdeka. Gagasan itu baru tuntas diwujudkan
sepuluh tahun kemudian. Sementara itu, bangunan lama yang
menghadap Rijswijk akhirnya diperluas.

Istana Negara dan Istana Merdeka dibangun mengikuti konsep rumah


panggung untuk memperhitungkan kemungkinan banjir atau pasang surut
air. Konsep rumah panggung itu juga berfungsi sebaga sarana aliran udara
(ventilasi) untuk menyejukkan isi bangunan. Dengan hadirnya teknologi
penyejuk udara di masa modern, bagian bawah ini kemudian ditembok
dan diubah menjadi berbagai ruang layanan, seperti dapur, gudang, dan
sebagainya.

Gaya arsitektur Pallado tampak jelas dari eksterior kedua gedung ini yang
menampilkan saka-saka bercorak Yunani. Ada enam saka bundar laras
Doria di bagian depan Istana Merdeka, sedangkan bagian depan Istana
Negara menonjolkan 14 saka dengan laras yang sama. Kesan arsitektur
Palladio juga terlihat pada bingkai-bingkai jendela dan pintu yang besar
disamping lengkung-lengkung gapura di kedua sisi Istana Merdeka. Kedua
Istana Jakarta ini mempunyai ciri yang hampir mirip, yaitu serambi depan
yang luas dan terbuka. Di Istana Merdeka, serambi itu dicapai dengan
mendaki 16 anak tangga batu pualam, langsung dari arah depan. Di
Istana Negara, serambinya yang sedikit lebih sempit dicapai dari dua anak
tangga di sisi kanan dan kiri, dan bagian depannya ditutup dengan pagar
balustrada.

Sebagai Presiden pertama Republik Indonesia, Insinyur Sukarno dan


keluarga semula tinggal di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, dan
terpaksa mengungsi ke Yogyakarta setelah Proklamasi Kemerdekaan
karena agresi Belanda. Sukarno dan keluarga baru masuk Istana Gambir
pada 28 Desember 1949, sehari setelah penyerahan kedaulatan.
Sebelumnya Istana Gambir dihuni oleh Dr. Hubertus J. Van Mook, Letnan
Gubernur Jenderal, hingga 1948, dan kemudian oleh Dr. L.M.J. Beel, Wakil
Tinggi Mahkota.

Rakyat yang berkumpul di depan Istana Gambir mengelu-elukan


kedatangan Bung Karno dengan pekik kemerdekaan. Semua peristiwa ini
dilaporkan secara pandangan mata melalui RRI (Radio Republik
Indonesia). Dengan gaya yang khas, Bung Karno kemudian berpidato di
depan Istana Gambir. Salah satu keputusannya adalah mengubah nama
Istana Gambir menjadi Istana Merdekan dan Istana Rijswijk menjadi Istana
Negara.
Presiden Sukarno memakai sebuah ruang di sisi timur Istana Merdeka
sebagai kamar tidurnya. Ruang tidur itu berseberangan dengan ruang
kerjanya dan dipisahkan oleh bangsal luas yang dikenal sebagai Ruang
Resepsi. Ruang tidur Bung Karno tidak mempunyai kamar mandi sendiri.
Bung Karno dan Ibu Fatma menggunakan kamar mandi yang terletak di
belakang kamar tidur, bersebelahan dengan kamar tidur Guntur, anak
sulung mereka. Semuanya berada di sisi timur Istana Merdeka.

Sisi barat depan Istana Merdeka dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan


yang lebih resmi. Di antara serambi depan dan ruang kerja Presiden
semula merupakan teras terbuka dengan perabotan dari rotan. Ruangan
ini pada masa Presiden Soeharto ditutup tembok. Sebagian menjadi ruang
tunggu untuk para duta besar sebelum menyerahkan surat keprecayaan
kepada Presiden. Sebagian lagi menjadi ruang tamu Presiden yang
kemuadian dikenal sebagai ruang Jepara karena ruangan ini pada masa
Presiden Soeharto diisi dengan meja-kursi kayu dan ragam interior dari
ukuran Jepara.

Ruang kerja Presiden Sukarno diisi dengan meja dari kayu jati masif,
setelan kursi tamu dari kulit, dan dua dinding yang dipenuhi lemari buku
tingginya sepertiga dinding. Ruang kerja ini nyaris tidak berubah setelah
ditinggalkan Bung Karno dan selama 32 tahun dipergunakan oleh Presiden
Soeharto. Baru pada masa Presiden B.J. Habibie ruang tersebut
mengalami sediikt perubahan.

Ketika putra-putri Bung Karno masih kecil, mereka tidak dikirim ke sekolah
umum. Sebuah gazebo di pelataran tengah diubah menjadi kelas taman
kanak-kanak bagi mereka. Gazebo itu di masa Hindia-Belanda dipakai
sebagai muziek-koepel tempat para pemusik bermain pada acara-acara
pesta kebun. Guru untuk taman kanak-kanak itu didatangkan ke sana.
Anak-anak staf Istana yang seusia juga diajak bersekolah di situ untuk
menemani putra-putri Bung Karno. Kebanyakan mereka tinggal di
bangunan samping untuk karyawan Istana, di lahan yang sekarang
menjadi kompleks Sekretariat Militer.

Di pelataran juga terdapat sebuah bangunan yang disebut sanggar.


Bangunan itu terbuat dari kayu, bertingkat dua, dan sering dipakai Bung
Karno sebagai studio untuk melukis atau menulis naskah pidato. Kelak di
atas lokasi ini Pak Harto membangun Puri Bhakti Renatama yang
berfungsi sebagai museum untuk menyimpan lukisan dan benda-benda
seni.

Pada masa Bung Karno, bagian-bagian luar Istana Merdeka masih terbuka
sehingga merupakan serambi-serambi dan beranda-beranda yang luas.
Sekeliling Istana, sekalipun berpagar, tetap memberi kesan terbuka.
Beberapa bagian beranda yang terbuka itu dilengkapi dengan setelah
kursi-kursi rotan. Di situ kadang-kadang Presiden Sukarno menemui tamu-
tamunya, termasuk juga melayani wawancara para wartawan.
Untuk menegaskan Istana Jakarta sebagai tempat tinggal keluarga
Presiden dan tempat kerja Presiden dan stafnya maka dirasa perlu
menyediakan tempat ibadah di lingkungan itu. Akhirnya dibangunlah
Masjid Baiturrahim disamping barat Istana Merdeka dengan arsitek R.M.
Soedarsono pada tahun 1958 dan selesai pada tahun 1961. Pada masa
pemerintahan Presiden Habibie, masjid itu diperluas pada sisi selatan
dengan bangunan simetris dengan sisi utara, sedangkan bagian dalam
kubah masjid dihiasi dengan kaligrafi dari ayat-ayat suci Alquran.

Setelah membangun Masjid Baiturrahim, Presiden Soekarno juga


memerintahkan Soedarsono merancang bangunan tempat tinggal para
tamu negara di dalam lingkungan Istana Jakarta. Bangunan bertingkat
enam itu disebut Wisma Negara, terletak di sisi barat pelataran dalam
Istana Jakarta dan dibangun sepanjang tahun 1962-1964.

Lantai teratas Wisma negara adalah ruang makan dan ruang tamu bagi
para tamu agung negara. Lantai lima atalah suite untuk tamu agung
setingkat kepala negara, sedangkan lantai empat merupakan suite bagi
tamu agung sederajat perdana menteri atau wakil presiden. Wisma
Negara juga dilengkapi dengan kantor pos, salon pangkas dan kecantikan,
tempat penukaran uang, serta toko cenderamata.

Halaman luas yang menjadi pelataran bagi Istana Merdeka, Istana Negara,
dan Wisma Negara juga menjadi surga bagi berbagai macam burung.
Sesuai dengan musimnya, ratusan burung betet, perkutut, jalak
menyinggahi halaman Istana Jakarta. Bung Karno dulu selalu meminta
para staf untuk menyediakan makanan bagi peliharaan burung-burung.
Sebagai pecinta kemerdekaan, ia juga dikenal pembenci sangkar burung.
Pada masa pemerntahan Presiden Megawati, Taufiq Kiemas, suami
Presiden, menanam pohon salam di halaman ini untuk mengundang
burung-burung bebas.

Beberapa arca kuno juga menghiasi berbagai sudut pekarangan Istana


Jakarta. Salah satu diantaranya adalah arca Dhyani Boddhisattva, yang
berasal dari Jawa Tengah pada abad ke-9 merupakan arca langka yang
sudah ada disana sejak masa Hindia-Belanda.

Bila Presiden Sukarno sedang berada di Istana Jakarta, sebuah bendera


kepresidenan berwarna kuning dengan bintang emas ditengahnya
dikibarkan di atas Istana Merdeka. Sejak Presiden Soeharto, penandaan
seperti itu tidak dilakukan lagi.

Denyut kehidupan Istana Jakarta berubah sejak Jenderal TNI Soeharto


menggantikan Ir. Sukarno. Sebagai Presiden Republik Indonesia yang
kedua, Presiden Soeharto memutuskan untuk tinggal di kediaman
pribadinya di Jalan Cendana 8, Jakarta. Sejak itu praktis Istana Merdeka
dan Istana Negara hanya dipakai sebagai tempat kerja, upacara, dan
resepsi kenegaraan.
Pak Harto berkantor di Bina Graha yang terletak di sebelah timur Istana
Negara, menghadap ke arah Sungai Ciliwung, kemudian menjadi kantor
resmi Pak Harto. Gedung ini berdiri di atas lahan bekas Hotel Dharma
Nirmala, bangunan yang pada masa sebelumnya bernama Hotel der
Nederlanden dan Raffles House.

Presiden Soeharto mempunyai dua ruang kerja di Bina Graha, yaitu di


lantai dasar dan lantai atas. Kedua ruang kerja ini dihubungkan dengan
tangga. Ruang kerja di lantai atas biasanya dipakai sebelum menghadiri
sidang-sidang kabinet terbatas. Ruang kerja di lantai bawah dipakai untuk
menerima tamu-tamu yang berhubungan dengan kegiatan pemerintahan.
Untuk menerima tamu negara dan pejabat lembaga tinggi negara,
Presiden Soeharto menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka.

Pada dasawarsa terakhir masa pemerintahannya, Pak Harto bahkan makin


sering menggunakan kediamannya di Jalan Cendana untuk menerima para
tamu. Pada periode itu Pak Harto juga mulai sering menggunakan ruang
kerja di Istana Merdeka pada hari Jumat agar dekat dengan Masjid
Baiturrahim. Beliau juga menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka itu
untuk pertemuan-pertemuan yang bersifat khusus.

Tidak adanya kebutuhan untuk kehidupan rumah tangga di Istana


Merdeka juga mengubah berbagai fungsi ruangan. Atas persetujuan
Presiden Soeharto, bekas kamar tidur Bung Karno pada renovasi tahun
1997 diubah menjadi tempat untuk menyimpan Bendera Pusaka dan
naskah asli Proklamasi Kemerdekaan. Patung dada Bung Karno dan Bung
Hatta juga ditempatkan di ruang itu. Pada dinding utara ruang pusaka itu
dipasang relief yang menggambarkan Sajuti Melik mengetik teks
proklamasi, serdangkan pada dinging selatan menggambarkan Ibu
Fatmawati menjahit Bendera Pusaka. Diantara semua Presiden Republik
Indonesia, Presiden Habibie yang paling sering membawa tamunya
mengunjungi Ruang Bendera Pusaka ini.

Bekas ruang tidur Ibu Fatmawati di sisi barat, disamping belakang ruang
kerja Presiden, diubah menjadi dua ruang tidur untuk istirahat kepala
negara, dilengkapi dengan kamar mandi yang telah direnovasi. Pak Harto
hanya menggunakan ruang ini untuk bermalam setiap tanggal 16 Agustus
setelah mengikuti upacara ranungan suci di Taman Makam Pahlawan
Nasional Kalibata, menjelang upacara peringata hari Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.

Ruang Kredensial yaitu bangsal pertama yang dicapai setelah memasuki


pintu utama Istana Merdeka dari arah serambi depan, tidak berubah
fungsinya. Di situlah para duta besar negara sahabat menyampaikan
surat keprecayaan (kredensial) kepada Kepala Negara Republik Indonesia.
Di ruang ini pula Kepala Negara setiap tahun menerima para duta besar
yang menyampaikan ucapan selamat ulang tahun Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dibelakang Ruang Kredensial terdapat sebuat koridor yang memisahkan
Ruang Jepara di sisi barat sedangkan di sisi timur adalah salon yang
dipakai sebagai ruang kerja, ruang tamu, dan ruang makan Ibu Negara.
Pada masa Presiden Megawari, ruang ini dirombak menjadi Ruang Raden
Saleh, khusus untuk menyimpan lima lukisan Raden Saleh.

Melalui koridor yang memisahkan Ruang Jepara dan Ruang Raden Saleh,
para tamu bisa melangkah ke bangsal berikutnya, yaitu Ruang Resepsi
yang merupakan ruang terluas di Istana Merdeka. Beberapa resepsi
kenegaraan khususnya pada 17 Agustus malam diselenggarakan di ruang
ini.

Ruang Respsi ini berlanjut ke serambi belakang yang sudah diperluas


sejak renovasi tahun 1997. serambi ini semula merupakan teras terbuka,
kemudian ditutup pada masa Presiden Soeharto dengan dinding pintu dan
jendela kaca yang disesuaikan dengan gaya arsitektur bangunan. Serambi
belakang tertutup ini juga bersambung ke sebuah teras terbuka yang
menghadap ke pelataran Istana Jakarta. Di bagian atas dinding dalam
serambi tersebut dihi8asi dengan relief aksara Arab yang mengandung
arti damailah mereka yang berkunjung ke tempat ini pada masa
pemerintahan Presiden B.J. Habibie.

Di halaman depan Istana Merdeka berdekatan dengan kolam air mancur,


berdiri sebuah tiang bendera dari beton setinggi 17 meter. Sebelumnya,
pada masa Hindia-Belanda, bendera dikibarkan di puncak Istana Merdeka.
Setiap tahun dalam peringatan Proklamasi Kemerdekaan, pada tiang
bendera ini dikibarkan duplikat Bendera Pusaka.

Upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan di Istana Merdeka mempunyai ciri


khas masing-masing, baik pada masa Bung Karno maupun Pak Harto.
Pada masa Bung Karno, masyarakat datang berduyun-duyun pada puncak
peringatan untuk mendengar pidato Bung Karno serta melihat parade di
Jalan Medan Merdeka Utara dengan panggung kehormatan di depan
Istana Merdeka. Pada masa Pak Harto, parade militer diubah menjadi
Pawai Pembangunan yang diselenggarkan pada setiap tanggal 18
Agustus. Presiden kedua ini juga melembagakan acara makan malam
Peringatan Hari Kemerdekaan dengan mengundang para perintis
kemerdekaan, veteran dan warakawuri di Istana Merdeka.

Pada masa Pak Harto, upacara dipusatkan pada detik-detik Proklamasi


dengan pembacaan Naskah Proklamasi. Upacara pengibaran dan
penurunan bendera pada senja hari dikembangkan menjadi seremoni
yang anggun. Pada masa inilah mulai diperkenalkan konsep Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang terdiri dari siswa-siswi SMU
terpilih yang mewakili provinsi Indonesia.

Pada bulan-bulan lainnya, sejak tahun 1984, setiap senja tanggal 17


diselenggarakan acara tetap di halaman depan Istana Merdeka, yaitu
upacara penurunan bendera dan penggantian regu Kawal Jaga Istana.
Upacara yang disebut Parade Senja itu disemarakkan dengan atraksi
marching band dari berbagai sekolah atau organisasi massa, serta kolone
senjata yang diiringi Korps Musik Pasukan Pengamanan Presiden.

Secara bertahap Istana Jakarta pun mengalami perubahan wajah.


Kegemaran Ibu Negara Tien Soeharto terhadap ukir-ukiran kayu Jepara
dengan segera mengubah penampilan Istana. Di luar bergaya Palladio,
didalam bergaya Jepara. Menurut Joop Ave, yang menjabat sebagai Kepala
Istana-Istana Presiden pada saat diawalinya renovasi interior, upaya itu
juga untuk mengindonesiakan sekaligus memasyarakatkan Istana. Ketika
Sampoerno menjadi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan,
pengindonesiaan ragam hias tersebut dilanjutkan.

Ruang tamu Presiden di sisi Istana Merdeka misalnya, kemudian diberi


nama Ruang Jepara, karena menggunakan ragam hias ukiran Jepara. Pada
dinding-dindingnya digantung beberapa relief ukiran kayu berukuran
besar. Salah satunya menggambarkan epik Ramayana. Beberapa saka di
ruang itu juga dibungkus dengan kayu berukir. Dua pasang saka masif
berlaras Ionia, masing-masing di Ruang Kredensial dan di Ruang Jepara,
juga dibungkus dengan ukiran Jepara.

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, lantai marmer di berbagai


ruang utama Istana Merdeka ditutup permadani berwarna merah marun,
sedangkan di Istana Negara dengan permadani warna hijau hutan.
Permadani itu memakai hiasan dengan ragam hias lung-lungan di
sepanjang tepi serta bagian tengahnya. Di Ruang Kredensial, hiasan
tengah permadaninnya memakai motif Cakra Manggilingan.

Pilihan warna merah untuk Istana Merdeka dan hijau untuk Istana Negara
juga diterapkan pada gorden atau tirai jendela dan pintu di kedua
bangunan itu. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, gorden di Istana
Merdeka diubah warnanya menjadi biru.

Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, jabatan Kepala Rumah Tangga


Istana diubah menjadi Sekretariat Presiden RI yang pada masa presiden
Megawati dijabat oleh Kemal Munawar. Presiden Megawati mengangkat
staf khusus Kris Danubrata yang ditugasi melakukan penataan ulang
interior Istana-Istana Presiden Republik Indonesia. Hal pertama yang
dilakukannya adalah melepaskan semua ukiran-ukiran Jepara dari interior
Istana Merdeka dan Istana Negara kecuali Ruang Jepara yang sengaja
dilestarikan sebagai bagian sejarah kepemimpinan Presiden Soeharto. Hal
itu dilakukan untuk mengembalikan nuansa asli klasik Eropa pada Istana
Jakarta.

Secara bertahap dilakukan pula penggantian gorden dan karpet di Istana


Jakarta. Gorden yang semula tebal dan berwarna masif digantikan dengan
vitrase semi-transparan yang memberi kesan ringan dan terbuka. Karpet
yang semula wall-to-wall diganti dengan lembaran-lembaran luas kapet
Persia, Pakistan, dan Afganistan, yang menimbulkan kesan ramah dan
akrab.

Kursi dan sofa dari kayu ukiran Jepara dengan bantalan berwarna kuning
emas yang semula memenuhi Istana Jakarta juga diganti dengan kursi dan
sofa peninggalan kolonial Hindia-Belanda dulu. Sebagian besar mebel itu
dikeluarkan kembali dari gudang untuk direnovasi dan diganti bantalan
baru dengan warna dan corak yang menimbulkan kesan elegan dan
hangat.

Di masa Presiden Megawati dilakukan penataan dan penempatan kembali


lukisan serta benda-benda seni lainnya dengan penataan interior yang
baru. Beberapa lukisan dikembalikan ke tempatnya semula seperti ketika
pada awalnya ditempatkan secara khusus oleh Bung Karno atas
pertimbangan estetis dan teknis yang khusus.

Presiden Megawati juga memilih untuk tidak tinggal di Istana Merdeka.


Sekalipun demikian Ibu Mega menggunakan Istana Negara sebagai
kantornya. Oleh karenanya, Istana Negara perlu mengalami sedikit
perubahan penataan interior.

Istana negara pada dasarnya terdiri dari dua balairung besar: Ruang
Upacara dan Ruang Jamuan. Sesuai dengan namanya, Ruang Upacara
adalah untuk tempat penyelenggaraan upacara-upacara resmi
kenegaraan. Di masa Hindia-Belanda, Ruang Upacara dipakai sebagai
ballroom untuk pesta-pesta yang disemarakkan dengan acara dansa.

Di Ruang Upacara tersedia dua perangkat gamelan: Jawa dan Bali,


masing-masing ditempatkan di timur dan barat dari podium yang berada
di sisi selatan Ruang Upacara. Jika upacara mengharuskan diperdengarkan
lagu kebangsaan dengan korps musik dari pasukan pengamanan presiden
maka ditempatkan di serambi belakang yang hanya dipisahkan oleh
dinding belakang podium Ruang Upacara. Auditorium ini dapat
menampung seribu hadirin berdiri atau 350 hadirin duduk.

Sedangkan Ruang Jamuan dipakai untuk jamuan kenegaraan atau sebagai


tempat para tamu beramah-tamah setelah upacara selesai. Ruangan ini
dapat menampung 150 orang. Sebuah luisan Basoeki Abdullah bertema
Ratu Kidul merupakan elemen hias utama di ruang ini.

Serambi depan yang terbuka, menghadap ke Jalan Veteran dapat dicapai


dengan anak-anak tangga di kedua sisinya. Melalui pintu-pintu kaca,
pengunjung akan tiba di ruang depan. Ruang depan ini dipergunakan
sebagai tempat untuk tukar-menukar cinderamata antara dua kepala
negara sebelum memasuki Ruang Jamuan. Di ruang ii terdapat tiga
kandelabra besar dan sepasang cermin antik yang tingginya hampir
mencapai tiga meter.

Dari depan ini terdapat sebuah koridor untuk mencapai Ruang Jamuan.
Sejumlah lukisan bertema revolusi kemerdekaan karya S. Sudjojono,
Dullah, dan Rustamadji dipajang di kedua dinding di sepanjang koridor itu.

Di kedua sisi koridor itu terdapat beberapa ruang khusus. Di sisi barat
terdapat suite untuk Wakil Presiden dan ruang tunggu tamu Presiden.
Ruang tamu Presiden ini dulunya merupakan Ruang Pusaka untuk
menyimpan berbagai benda pusaka. Di ruang ini Presiden menemui tamu-
tamunya.

Ruang kerja Presiden berada di sisi timur koridor ini, diapit dengan ruang
tunggu tamu dan ruang ajudan. Ruang kerja ini hanya dilengkapi dengan
sebuah meja kerja besar, sebuah kursi kerja untuk Presiden, dua kursi
hadap, dan sebuah lemari panjang untuk menyiman berbagai benda seni
dari keramik dan perak. Di belakang ruang kerja ini terdapat ruang
istirahat dan ruang makan bagi Presiden.

Pemerintahan Presiden Soeharto berakhir dalam sebuah upacara


mendadak di Ruang Kredensial Istana Merdeka pada tanggal 21 Mei 1998.
dalam acara singkat yang disiarkan langsung melalui televisi, Wakil
Presdien Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie mengucapkan sumpah di
hadapan Ketua Mahkamah Agung untuk memulai tugasnya sebagai
Presdien Republik Indonesia yang ketiga.

Presiden Habibie tinggal di kediaman pribadi di bilangan Kuningan, Jakarta


Selatan, dan berkantor di Istana Merdeka. Ia menggunakan kantor di Bina
Graha hanya pada saat-saat tertentu, misalnya bila memimpin Sidang
Kabinet Terbatas. Untuk itu, dilakukan berbagai penyesuaian untuk
membuat ruang kerja di Istana Merdeka itu memenuhi syarat guna
menunjang kerja seorang Presiden yang akrab dengan teknologi baru.

Sebuah setelah sofa dari kulit bergaya Chesterfield ditempatkan di ruang


kerja. Di atas meja kerja ditempatkan dua komputer. Pada batang lampu-
duduk di atas meja kerja. Presiden Habibie menggantungkan sebuah
boneka beruang kecil yang didapatnya dari seorang teman sebagai
kenang-kenangan.

Irama kerja Presiden Habibie berbeda dengan irama kerja kedua


pendahulunya. Sebagai orang yang bekerja tanpa henti hingga larut
malam, Pak Habibie baru memulai acaranya di Istana Merdeka pada pukul
sepuluh pagi. Kadang-kadang ia tidak keluar dari Istana hingga menjelang
tengah malam. Pada hari Sabtu, ia mengkhususkan waktunya di Istana
Merdeka untuk menerima wartawan yang hendak mewawancarainya.

Untuk menerima tamu-tamu diantara dua kegiatan di Istana Negara dan


Istana Merdeka, Presiden Habbie kadang-kadang menggunakan salah satu
ruang di Puri Bhakti Renatama. Ini juga demi alasan praktis karena
gedung itu terletak dalam perjalanan antara kedua Istana. Untuk jumpa
pers, ia sering mengundang para wartawan ke Wisma Negara. Presiden
Habibie juga sering memanfaatkan ruang makan yang berbeda untuk
acara santap siangnya. Ia sering membawa sendiri makan siangnya dari
rumah.

Presiden Habibie hanya sempat memerintah selama 13 bulan, dan


menyerahkan kepemimpinan bangsa Indonesia kepada Presiden
Abdurrahman Wahid, yang biasa dipanggil Gus Dur. Pada masa
kepemimpinannya, Gus Dur memindahkan keluarganya ke Istana
Merdeka. Ia menggunakan ruang tidur yang semula dipergunakan Bung
Karno di Istana Merdeka.

Gaya hidup Gus Dur yang sangat terbuka memberi warna baru degup
kehidupan Istana Jakarta. Seringkali Istana hidup selama 24 jam karena
berbagai jamuan dan pertemuan keluarga yang menghadirkan tamu
berjumlah besar.

Gus Dur juga bekerja di ruang kerja Bung Karno. Sebaliknya, Presiden
Megawati justru tidak menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka
sebagai kantornya, melainkan salah satu ruangan di Istana Negara.

Pada masa Presiden Megawati dipersiapkan rencana memindahkan Kantor


Presiden ke Puri Bhakti Renatama yang terletak di pelataran dalam antara
Istaa Merdeka dan Istana Negara. Bangunan tambahan itu dibangun
semasa Presiden Soeharto sebagai museum untuk menyiman lukisan dan
benda-benda seni serta benda-benda hadiah.

Tetapi karena koleksi lukisan, benda seni, dan benda hadiah terus
bertambah, museum itu tidak mampu lagi menampung semuanya.
Gedung Bina Graha yang semula menjadi Kantor Presiden diubah
fungsinya menjadi museum untuk menyimpan semua koleksi benda seni
yang tidak dipajang di Istana. Sedangkan bekas bangunan museum itu
direnovasi menjadi kantor Presiden yang baru, lengkap dengan ruang
untuk konferensi pers dan ruang Rapat Kabinet.

Baik pada masa penjajahan maupun masa kemerdekaan, Istana Negara


dan Istana Merdeka sarat dengan berbagai puncak peristiwa sejarah. Di
Istana Rijswijk pada tahun 1829 Gubernur Jenderal G.A.G. baron Van Der
Capellen mendengarkan rancana Jenderal Hendrik Merkus baron De Kock
untuk menumpas pemberontakan Diponegoro. Sebagai Panglima Tertinggi
Tentara Hindia-Belanda De Kock berhasil memerpdaya Diponegoro pada
awal 1830 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Graaf Van
Den Bosch.

Setelah proklamasi kemerdekaan, Istana Negara menjadi saksi sejarah


atas penandatanganan naskah Persetujuan Linggarjati pada hari Selasa,
25 Maret 1947. Persetujuan ini antara lain menetapkan bahwa Pemerintah
Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda akan bersama-sama
menyelenggarakan berdirinya sebuah negara berdasarkan prinsip
federasi. Setahun kemudian, pada tanggal 13 Maret 1948, Istana Negara
kembali menjadi tuan rumah untuk pertemuan empat mata antara Wakil
Presiden Mohammad Hatta dan Letnan Gubernur Jenderal Dr. Hubertus J.
Van Mook.

Pada masa pemerintahan Presiden Sukarno, beberapa puncak peristiwa


sejarah yang terjadi di Istana Merdeka dan Istana Negara antara lain
adalah: pembubaran Republik Indonesia Serikat dan kembali ke bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1950.
Dekrit Presiden Kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 di depan Istana
Merdeka pada 5 Juli 1959, pidato Dekrit Ekonomi di Istana Negara pada
tanggal 28 Maret 1963 sebagai akibat ditolaknya permintaan utang
kepada IMF (Dana Moneter Internasional). Di masa Presiden Sukarno
halaman Istana Merdeka juga beberapa kali dipakai untuk pawai raksasa.

Isu tentang pengepungan Istana Jakarta oleh sekelompok tentara pada


akhir pemerintahan Presiden Soeharto tampaknya mengulangi insiden
serupa yang terjadi pada akhir masa pemerintahan Presiden Sukarno.
Ketika itu, Presiden Sukarno segera meninggalkan Istana Jakarta dengan
helikopter menuju Istana Bogor.

Ruang Kredensial Istana Merdeka menjadi perhatian dunia ketika pada


tanggal 21 Mei 1998 dilangsungkan upacara singkat pengambilan sumpah
Presiden Habibie yang disiarkan secara langsung ke seluruh penjuru
dunia. Sekelompok mahasiswa sempat mendekati halaman depan Istana
Merdeka untuk melakukan unjuk rasa.

Hampir semua kepala negara dan kepala pemerintahan dari seluruh dunia
telah mendaki anak-anak tangga Istana Merdeka di Jakarta. Nama-nama
mereka tercatat dalam daftar panjang para tamu negara di Istana Jakarta.
Beberapa nama besar dalam sejarah dunia yang pernah berkunjung ke
Istana Jakarta antara lain adalah: Shri Pandit Jawaharlal Nehru, Perdana
Menteri Indira Gandhi, Ratu Elizabeth, Raja Norodom Sihanouk, Jaksa
Agung Robert Kennedy, Presiden Nelson Mandela, Kanselir Helmut Kohl,
Presiden Bill Clinton, dan Putri Diana.

Sampai kini, tercatat 23 kepala pemerintahan yang pernah memakai


kompleks Istana Jakarta ini, yaitu: 15 Gubernur Jenderal Hindia-Belanda,
tiga Saiko Shikikan (Panglima Tertinggi Tentara ke-16 Jepang di Jawa), dan
lima orang Presiden Indonesia. Dari 15 Gubernur Jenderal Hindia-Belanda,
hanya empat orang yang benar0benar tinggal di Istana Waltevreden; yang
lain menetap di Istana Buitenzorg dan hanya datang ke Batavia untuk
menghadiri pertemuan Raad van Indie. Hanya dua orang Presiden
Republik Indonesia yang pernah tinggal di kompleks Istana Jakarta yaitu
Presiden Sukarno dan Presiden Abdurrahman Wahid.

G. MONAS
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu
Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan
untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut
kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen
ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno,
dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api
yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang
menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan
Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul
08.00 - 15.00 WIB. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk
umum.
Sejarah
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta
setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul
pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun
1949, Presiden Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional
yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka.
Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan
bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus
membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan
mendatang.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan
sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51
karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich
Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain
menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-
abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari
136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk
menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang
menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan
yoni. Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu,
akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya
sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi
ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih
kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik.
Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan
rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17
Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan
monumen itu.Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80
hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai
dibangun 17 Agustus 1961.
Pembangunan

Sukarno menginspeksi pembangunan Monas. Foto ini dibuat sekitar tahun 1963-
1964.
Pembangunan terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, kurun 1961/1962 -
1964/1965 dimulai dengan dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17
Agustus 1961 dengan Sukarno secara seremonial menancapkan pasak beton
pertama. Total 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak
360 pasak bumi ditanamkan untuk fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan
pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar
bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan
akhirnya rampung pada bulan Agustus 1963. Pembangunan tahap kedua
berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30
September 1965 (G-30-S/PKI) dan upaya kudeta, tahap ini sempat tertunda.
Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama
pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih saja
terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara
resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden
Republik Indonesia Soeharto.[4][5] Lokasi pembangunan monumen ini dikenal
dengan nama Medan Merdeka. Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian
nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan
Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan
beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan
Merdeka dipenuhi pengunjung yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu
Monas dan melakukan berbagai aktivitas dalam taman.
Rancang Bangun Monumen
Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal
yang abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga
yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif,
serta melambangkan siang hari. Sementara pelataran cawan landasan obelisk
adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan
negatif, serta melambangkan malam hari.[6] Lingga dan yoni merupakan lambang
kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari masa prasejarah
Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai
sepasang "alu" dan "Lesung", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap
rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun
Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7
meter obelisk di atas landasan persegi setinggi The 17 meter, pelataran cawan.
Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.
Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter
dirancang sebagai bagian dari sistem pendingin udara sekaligus mempercantik
penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung
Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu
seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato [7] sebagai
sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario Bross di Indonesia. Pintu
masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran
Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan
jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket
berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan tanah
di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief
sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui
pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang
kemerdekaan atau lift menuju pelataran puncak monumen.
Relief Sejarah Indonesia

Relief timbul sejarah Indonesia menampilkan Gajah Mada dan sejarah Majapahit
Pada halaman luar mengelilingi monumen, pada tiap sudutnya terdapat
relief timbul yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di sudut
timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau;
menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara
kronologis searah jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut.
Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat
Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi
modern yang memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah
Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan
Indonesia disusul Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga
mencapai masa pembangunan Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini
dibuat dari semen dengan kerangka pipa atau logam, sayang sekali beberapa
patung dan arca mulai rontok dan rusak akibat hujan dan cuaca tropis.
Museum Sejarah Nasional

Pelajar memperhatikan diorama sejarah Indonesia


Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan
tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum
sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat
menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini
terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga
menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa
pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari sudut timur laut
bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa
pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul
masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional
pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama
berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20,
pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde
Baru pada masa pemerintahan Suharto.
Ruang Kemerdekaan

Ruang kemerdekaan
Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk
amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar di dari pintu sisi
utara dan selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan
Republik Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara
Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis emas,
dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.[1][8]. Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen
Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan
bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia.
Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam
pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4
ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan
keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak
pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu
ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan
membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri" diikuti kemudian oleh
rekaman suara Sukarno tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus
1945. Pada sisi selatan terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara
Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi
timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini
menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih,
yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi karena
kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi
utara diding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas,
melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Semua itu sangat
indah.
Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan

Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat menikmati


panorama Jakarta dari ketinggian
Sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung
menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari
permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak
ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat
panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga
darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung
dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca
cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak
di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas
dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala lampu
perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah
api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari
77 bagian yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan
rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini
dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram [1], akan tetapi untuk menyambut
perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995,
lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran
emas.[9] Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar
Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam
berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan
memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari
permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun
dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi
pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang
museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter dibawah tanah ditambah 5
meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur
sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka
keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Sebanyak 28 kg dari 38 kg emas pada obor monas tersebut merupakan
sumbangan dari Teuku Markam, seorang pengusaha Aceh yang pernah menjadi
salah satu orang terkaya di Indonesia. [10]

Pandangan Jakarta Pusat dari puncak Monumen Nasional


Galeri

Museum Sejarah Nasional Indonesia di kaki monumen.

Diorama sejarah Indonesia di dalam museum.

Kolam pantul Monas di Taman Medan Merdeka Monas.


Monas di kala malam.

Dewi Pertiwi

Garuda Pancasila di dalam Ruang Kemerdekaan Monas.

Naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disimpan di Ruang Kemerdekaan


Monas.

Peta Nusantara berlapis emas di dalam Ruang Kemerdekaan.


Referensi

Heuken, A, (2008) Medan Merdeka - Jantung Ibukota RI, Yayasan Cipta


Loka Caraka, Jakarta, No ISBN

Jakarta Local Government website: Museums in Jakarta


National Monument Office, Jakarta Capital City Administration (1996),
National Monument: The Monument of the Indonesian National Struggle
ISBN 979-95172-0-6

H. CIBADUYUT

Sepatu, tas dan dompet merupakan salah satu asesoris yang selalu
digunakan dan dibawa baik bagi pria maupun wanita. Bandung
merupakan salah satu sentral pembuatan asesoris tersebut. Tepatnya
berada di Cibaduyut Bandung. Cibaduyut pun dikenal sebagai deretan
toko terpanjang di Asia. Hasil produk sepatu cibayudut tidak kalah dengan
merek luar negeri. Buktinya dengan banyaknya turis domestik yang
datang ke sini.

Cibaduyut Bandung berada di daerah selatan Bandung kira kira dari


pusat kota sekitar 30 menit. Kawasan ini awalnya terkenal dengan sentral
sepatu kulit.

Untuk menuju ke Cibaduyut tidak sulit. Di tandai dengan patung sepatu


yang besar di depan perempatan sebelum memasuki jalan Cibaduyut
Bandung. Dengan adanya patung yang Sepatu memudahkan untuk para
pengunjung untuk bisa sampai ke cibaduyut bandung, karena patung
sepatu merupakan lambang atau ciri khas dari jalan cibaduyut dan patung
sepatu satu-satunya yang ada di kota Bandung. Pantung sepatu cibaduyut
merupakan akses pintu masuk menuju dari jalan Cibaduyut Bandung.

Sepanjang Jalan Cibaduyut Bandung banyak berdiri toko toko yang


menjual dan menerima pesanan sepatu. Semua ukuran sepatu dapat
dibuatkan di sini. Daerah ini terkenal karena harga yang mereka tawarkan
cukup murah, dan kwalitas yang cukup bagus.

Kita bisa melihat toko-toko yang berjejer memajang dagangan yang


didominasi oleh tas dan sepatu. Kalau kita masuk ke dalamnya, kita dapat
menemukan lebih banyak lagi. Ada pakaian termasuk jaket kulit, tas kulit,
tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka, sandal, bahan kulit untuk
mebuat sepatu atau sendal dan lain-lain.

Keistimewaan dari cibaduyut adalah bagi anda yang ingin membeli


sepatu dengan model yang anda inginkan anda bisa melakukan
pemesanan. Harganya pun bervariasi, mulai dari beberapa puluh ribu saja
sampai dengan ratusan ribu rupiah. Harganya pun bisa di tawar. Dengan
kualitas yang bagus juga. Mangkanya deangan kualitas yang terjamin
prodak dari cibaduyut sangat terkenal hingga ke Asia.

Selain sepatu, dompet dan tas banyak juga di sini di jual makanan khas
Bandung sebagai oleh oleh bandung. Jika datang ke cibaduyut Bandung
anda tak hanya belanja sepatu atau makanan saja, namun dompet pun
disini bisa dijadikan oleh oleh Bandung, karena harga, bentuk dan kwalitas
yang bagus.

Tidak jauh dari jalan cibaduyut bandung terdapat terminal bus leuwih
panjang, yang bisa memudahkan para pengunjung yang menggunakan
alat tranportasi untuk mengunjungi cibaduyut bandung. Untuk anda yang
menggunakan kendaraan pribadi dari luar bandung anda bisa keluar dar
Tol Kopo atau tol Moch. Toha, karna kedua Tol ini akses keluar dari tol yang
sangat dekat. Berbagai oleh-oleh ciri khas kota bandung bisa anda
dapatkan disini, seperti penyeum, dodol, opak, dan lain-lain.

Jika Cibaduyut terkenal akan sentral sepatu dan tas ada wilayah lain yang
juga terkenal dengan produk Jeans, yaitu Cihampelas Bandung. Jangan
lupa jika anda berlibur ke Bandung mintalah Cibaduyut Bandung dan
Cihampelas Bandung masuk dalam Bandung tour package anda. Maka
anda akan menemukan sensasi lain dari Kota Bandun

C. Kesan-kesan
o Selama di Kota Bandung dan Jakarta kami mendapat pengalaman baru
yang tidak pernah kami lupakan.
o Kami senang karena pada saat di kota Bandung kami mendapat
wawasan,ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat melihat sejarah
pada masa lalu.
o Kami sangat senang karena pada saat di Jakarta kami dapat menikmati
wahana di DUFAN.
D. Faktor Pendukung Kunjungan
Melaksanakan kegiatan sekolah yang diadakan setiap tahun.
Menambah wawasan tentang daerah wisata di Jakarta.
Untuk nilai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Bab 3
Penutup
Kesimpulan
Kami merasa senang pada saat berwisata ke Bandung-Jakarta
karena kami jadi lebih mengerti tentang tempat-tempat wisata yang ada
di kota Bandung dan Jakarta serta ilmu pengetahuan kami menjadi
bertambah,serta menambah pengalaman saat berwisata. Kota Jakarta
adalah kota yang banyak mengandung sejarah. Disana banyak terdapat
tempat wisata. Maka dari itu apabila kita berwisata ke Jakarta sebaiknya
kita tidak boleh hanya bersenang-senang saja. Kita juga harus
mengetahui sejarh tentang tempat tersebut. Terlebih apabila kita pergi ke
museum, kita dapat melihat benda-benda bersejarah, dari situ kita dapat
mengetahui hehidupan zaman dahulu.

Saran

o Untuk para panitia sebaiknya pada saat di tempat wisata kami diberikan
waktu yang cukup lama,supaya kami bisa mencari informasi dan
pengalaman tanpa terburu-buru.
o Untuk guru dan panitia penyelenggara diharapkan tahun-tahun
mendatang tujuan wisata yang belum pernah dikunjungi tahun-tahun
lampau.
o Untuk adik kelas sebaiknya jika ada Study Wisata diharapkan agar dapat
mengikuti kegiatan Study Wisata tersebut karena selain menyenangkan
juga menambah pengalaman dan wawasan bersama teman-teman dan
guru-guru.
o Semoga laporan perjalanan Study Wisata ini bermanfaat bagi adik-adik
kelas dan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai