Teks Prosedur adalah teks yang berisi cara, tujuan untuk membuat atau melakukan
sesuatu hal dengan langkah demi langkah yang tepat secara berurutan sehingga menghasilkan
suatu tujuan yang diinginkan. Teks prosedur biasanya terdapat pada tulisan yang mengandung
cara, tips atau tutorial melakukan langkah tertentu. Didalam teks prosedur terdapat kata imperatif
atau kata perintah untuk melakukan apa yang dibahas pada teks agar si pembaca melakukan apa
yang diperintahkan pada isi teks tersebut.
Pernyataan umum dan tahapan-tahapan merupakan bagian penting dalam teks prosedur.
Pernyataan umum adalah bagian pembuka dalam teks prosedur, biasaya berisi tujuan yang akan
dicapai pembaca jika pembaca mengikuti tahapan-tahapan dengan benar. Sedangkan tahapan
merupakan prosedur atau langkah yang harus diikuti untuk mencapai tujuan dengan tepat.
Contoh pernyataan umum dan tahapan-tahapan pada teks Kiat Berwawancara kerja.
Tahapan-tahapan:
Tujuan, Tujuan pada teks prosedur adalah pengantar umum sebagai penanda apa yang
akan dibuat atau dilakukan dan motivasi dalam melakukannya.
Bahan dan Alat, Berisi mengenai rincian bahan dan alat yang digunakan dengan ukuran
yang akurat.
Langkah-langkah, Berisi langkah melakukan sesuatu dengan urut secara per tahap.
Penutup, Berisi penekanan pada keuntungan dan ucapan selamat melakukan sesuatu.
Contoh :
1. Menyiram
2. Membungkus
3. Melempar dan lain – lain.
Kata penghubung yang menyatakan waktu kegiatan yang hadir dan bersifat kronologis.Contoh:
1. Selanjutnya
2. –Berikutnya
3. –Kemudian
4. –Lalu
5. –Setelah itu.
Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rinci waktu, tempat dan cara
yang akurat.
Contoh:
Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan sebab akibat suatu fenomena, baik itu
peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya. Teks eksplanasi berisi fakta yang
dapat menjawab pertanyaan tentang “bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena terjadi.
Oleh sebab itu, tujuan utama teks eksplanasi adalah untuk memaparkan proses dan sebab
terjadinya suatu fenomena. Penjelasan yang dipaparkan dalam teks eksplanasi berdasarkan
bidang keilmuan (bersifat ilmiah) yang mengacu pada fakta, realita, teori, dan hasil penelitian
yang dilakukan oleh ilmuwan.
Teks eksplanasi tersusun atas suatu struktur yang memudahkan kita dalam memahami isi teks.
Adapun struktur teks eksplanasi adalah sebagai berikut.
1. Pernyataan umum, Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang dan tinjauan umum
topik yang dapat berupa definisi, klasifikasi, sejarah, dan asal usul. Bagian dalam teks ini
berupa gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses peristiwa alam
terjadi.
2. Deretan penjelas, Pada bagian ini berisi perincian proses atau sebab terjadinya suatu
fenomena yang juga mencakup akibat dan dampak yang ditimbulkan.
3. Interpretasi, Bagian ini berisi penafsiran penulis mengenai topik dengan perspektif
tertentu yang lebih luas dan menyeluruh, serta menjelaskan korelasi peristiwa yang
menyertainya.
4. Simpulan, Pada bagian akhir teks terdapat tanggapan penulis dalam menyikapi fenomena
berupa pernyataan reflektif yang bersifat umum.
C. Ciri-ciri Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi menjelaskan secara ilmiah proses dan sebab terjadinya suatu fenomena dengan
menggunakan ragam bahasa baku yang bersifat universal. Pemaparan informasi dalam teks
eksplanasi mudah dimengerti pembaca umum atau tidak terbatas pada kalangan tertentu saja.
Oleh sebab itu, penulisan dan penggunaan kata dalam teks eksplanasi harus sesuai dengan
PUEBI. Berikut ciri kaidah kebahasaan teks eksplanasi.
Kopula, Kata ini digunakan untuk menjelaskan definisi kata, istilah, atau konsep yang
berkaitan dengan suatu fenomena. Misalnya, merupakan dalam kalimat Indonesia
merupakan negara kepulauan.
Kata kerja aktif, Kata ini kerap digunakan pada bagian deretan penjelas, sebab bertujuan
menjelaskan sebab dan proses, sehingga subjek (fenomena) berperan sebagai tujuan dari
suatu perbuatan atau peristiwa tertentu.
Konjungsi, Konjungsi yang digunakan menjelaskan hubungan sebab akibat dan hubungan
kronologi terjadinya suatu fenomena. Misalnya, jika, bila, sehingga, sebelum, pertama, dan
kemudian.
Keterangan waktu, Kata ini digunakan untuk menjelaskan waktu terjadinya suatu
fenomena.
Istilah ilmiah, Istilah ilmiah yang sesuai konteks kerap digunakan untuk memperjelas
definisi, hubungan sebab akibat, ataupun kronologi terjadinya suatu fenomena.
Kata ganti benda, Subjek yang dijelaskan menggunakan kata ganti benda (nonpersona),
seperti itu, ini, dan tersebut. Teks eksplanasi juga hanya fokus pada hal umum, seperti
gempa bumi, banjir, hujan, dan udara.
TEKS CERAMAH
A. Pengertian Ceramah
Teks ceramah adalah teks yang berisi pemberitahuan, penyampaian suatu informasi baik
pengetahuan maupun informasi umum lainnya untuk disampaikan di depan orang banyak oleh
pakar atau orang yang menguasai bidangnya baik secara langsung maupun melalui media
elektronik & digital.
B. Unsur-unsur Ceramah
5. Media ceramah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada
pendengar. Ceramah di zaman sekarang tidak hanya dilakukan di rumah ibadah, tetapi
juga bisa di banyak tempat. Adapun kegiatan ceramah bisa dilakukan secara langsung
ataupun direkam sehingga pendengar bisa melihat dari internet atau televisi.
Seperti teks lainnya, teks ceramah memiliki struktur yang membangun teks ini melalui beberapa
bagian pembangunnya. Bagian-bagian pembangun struktur teks ceramah meliputi:
pembuka/pendahuluan, isi, penutup. Berikut adalah struktur teks ceramah yang dikemukakan :
Teks ceramah juga memiliki karakteristik dan ciri khas kebahasaan tersendiri yang cenderung
beda dengan teks lain. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan dari teks ceramah.
1. Banyak memakai kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak
sebagai sapaan. Kata ganti pertama contohnya
adalah: saya, aku, kami (mengatasnamakan kelompok). Sementara kata kedua jamak
adalah: anak-anak, hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu, kalian, saudara-saudara.
2. Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang
dibahas. Misalnya jika topik yang di bahas adalah kebahasaan atau sastra, istilah-istilah
yang muncul meliputi: prosa, puisi, etika berbahasa, sarkasme, majas, kesantunan
berbahasa.
3. Menggunakan kata-kata yang menunjukan hubungan sebab akibat atau argumentasi.
Contohnya adalah: dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka, sebab, karena.
4. Banyak memakai kata kerja mental, misalnya: memprihatinkan, memperkirakan,
mengagumkan, diharapkan, berasumsi, menyimpulkan, berpendapat.
5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: diharapkan, sebaiknya, hendaklah, perlu,
harus.
CERPEN
A. Pengertian Cerpen
Cerpen (cerita pendek) adalah jenis karya sastra berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang
menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas disertai
dengan berbagai konflik dan terdapat penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi.
B. Struktur Cerpen
Hampir mirip seperti teks anekdot. Ada 6 elemen yang membangun teks cerpen sehingga
menjadi utuh, 6 struktur cerita pendek berikut ini:
Unsur Intrinsik adalah unsur yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur intrinsik tersebut yaitu:
1. Tema: gagasan utama yang menjadi dasar cerita jalannya cerita pendek.
2. Alur/Plot: tahapan urutan jalannya cerita pendek. Mulai dari perkenalan, konflik,
klimaks, penyelesaian.
3. Setting: meliputi latar/tempat, waktu, suasana yang terlihat cerita pendek.
4. Tokoh: pelaku yang ada dalam cerita pendek. Setiap tokoh mempunyai watak tersendiri.
5. Penokohan: sifat dari tokoh yang tercermin dari perilaku, sikap, ucapan, pikiran ,dan
pandangannya terhadap suatu hal dalam cerita. Ada 2 mode penokohan:
o Metode Analitik: menggambarkan sifat tokoh yang ada dalam cerita secara
langsung. Contoh nya: pemalu, penakut, pembohong.
o Metode Dramatik: menggambarkan sifat tokoh digambarkan secara tidak
langsung dengan menggambarkan fisik, percakapan, dan reaksi tokoh lain.
6. Sudut Pandang: cara pandang yang digambarkan oleh pengarang dalam suatu kejadian
yang terjadi dalamnya. Sudut pandangnya:
o Sudut pandang orang pertama: Ada pelaku utama dan sampingan.
Pelaku utama: “aku” akan menjadi pusat perhatian.
Pelaku sampingan: “aku” muncul hanya muncul dalam pengantar dan
penutup cerita.
o Sudut pandang orang ketiga: ada serbatahu dan pengamat.
Serbatahu: sudut pandang “dia”, pengarang atau narator mengetahui
segala hal yang berhubungan dengan tokoh “dia”.
Pengamat: pengarang hanya menggambarkan apa yang dirasakan, dialami,
dilihat, dan dipikir oleh seorang tokoh.
7. Amanat: pesan moral yang disisipkan pengarang dalam cerpen supaya pembaca dapat
menyerap pesan di dalamnya.
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk cerpen dari luar. Unsur ekstrinsik tersebut yaitu:
1. Latar Belakang Masyarakat: dapat mempengaruhi terbentuknya jalan cerita dalam cerpen,
misalnya: kondisi politik, ideologi, sosial, dan ekonomi masyarakat.
2. Latar Belakang Pengarang: Latar belakang pengarang memuat tentang pemahaman,
faktor-faktor, atau motivasi pengarang untuk membuat sebuah cerita pendek. Meliputi:
o Biografi: Riwayat hidup pengarang. bisa mempengaruhi pembuatan cerita pendek
melalui pengalaman pribadi.
o Kondisi Psikologis: meliputi mood dan motivasi, kondisi ini sangat
mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis dalam cerita.
o Aliran Sastra: berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan
pengarang.
Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik
buruk tingkah laku.
Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di
dalam masyarakat.
Nilai religius/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.
Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku
dari baik ke buruk (pengajaran).
Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang
menarik/menyenangkan (rasa
seni).
Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.
Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.
Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-
nilai ini ada yang bersifat ideologis, politis, ekonomis, sosiologis, budaya, edukatif,
humoris, dan sebagainya.
BUKU NON FIKSI
Nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada dalam
kehidupan nyata. Akan tetapi, penulis boleh mengembangkan data nonfiksi sesuai dengan
imajinasi penulis.
Untuk membangun keutuhan antar ceritanya, nonfiksi memiliki unsur-unsur atau landasan yang
dijadikan acuan dalam menulisnya. Berikut unsur-unsur cerita nonfiksi.
1. Cover Buku, Cover buku menjadi salah satu unsur penting dalam nonfiksi. Sebab
lewat cover buku dapat menarik minat pembaca. Misalnya saja nih, kamu pergi ke sebuah
toko buku, selain judul, hal yang menarik perhatianmu lainnya tentu covernya bukan?
2. Rincian Sub Bab Buku, Sub bab berfungsi agar pembaca dapat mengetahui keseluruhan
isi buku secara mendetail.
3. Judul Sub Bab, Paparkan sub bab serinci dan semenarik mungkin. Dalam pemilihan sub
bab, gunakan pilihan kata (diksi) yang menarik agar mengigit.
4. Tokoh dan Penokohan
5. Tema Cerita
6. Bahasa yang Digunakan, Nonfiksi menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan topik
buku tersebut. Misalnya saja, buku motivasi, maka bahasa yang digunakan harus
membangun dan membangkitkan semangat serta motivasi. Sebaliknya, jika buku tersebut
bersifat bahan ajar maka bahasa yang digunakan akademik dan ilmiah.
7. Penyajian Alur Cerita, Alur yang menarik dalam nonfiksi akan membuat pembaca
nyaman membacanya. Penyajian alur harus komunikatif dan mudah dipahami oleh
pembaca awam sekalipun.