Anda di halaman 1dari 12

TEKS PROSEDUR

A. Pengertian Teks Prosedur

Teks Prosedur adalah teks yang berisi cara, tujuan untuk membuat atau melakukan
sesuatu hal dengan langkah demi langkah yang tepat secara berurutan sehingga menghasilkan
suatu tujuan yang diinginkan. Teks prosedur biasanya terdapat pada tulisan yang mengandung
cara, tips atau tutorial melakukan langkah tertentu. Didalam teks prosedur terdapat kata imperatif
atau kata perintah untuk melakukan apa yang dibahas pada teks agar si pembaca melakukan apa
yang diperintahkan pada isi teks tersebut.

B. Pernyataan Umum dan Tahapan-Tahapan Teks Prosedur

Pernyataan umum dan tahapan-tahapan merupakan bagian penting dalam teks prosedur.
Pernyataan umum adalah bagian pembuka dalam teks prosedur, biasaya berisi tujuan yang akan
dicapai pembaca jika pembaca mengikuti tahapan-tahapan dengan benar. Sedangkan tahapan
merupakan prosedur atau langkah yang harus diikuti untuk mencapai tujuan dengan tepat.
Contoh pernyataan umum dan tahapan-tahapan pada teks Kiat Berwawancara kerja.

Pernyataan umum: Bagi perusahaan, wawancara merupakan kesempatan untuk menggali


kualifkasi calon pegawai secara lebih mendalam.

Tahapan-tahapan:

1. Berbicara dengan jelas.


2. Memberikan jawaban yang relevan.
3. Peranan bahasa tubuh.
4. Menampilkan sikap yang antusias secara verbal maupun nonverbal.
5. Menghindari uraian yang panjang lebar dan bertele-tele.
6. Menjadi diri sendiri.
7. Kesempatan untuk mengajukan pertanyaan di akhir wawancara.

C. Struktur dalam Teks Prosedur

 Tujuan, Tujuan pada teks prosedur adalah  pengantar umum sebagai penanda apa yang
akan dibuat atau dilakukan dan motivasi dalam melakukannya.
 Bahan dan Alat, Berisi mengenai rincian bahan dan alat yang digunakan dengan ukuran
yang akurat.

 Langkah-langkah, Berisi langkah melakukan sesuatu dengan urut secara per tahap.

 Penutup, Berisi penekanan pada keuntungan dan ucapan selamat melakukan sesuatu. 

D. Ciri Ciri Teks Prosedur

Adapun ciri-ciri teks prosedur yang diantaranya yaitu:

 Menggunakan pola kalimat perintah (imperatif).

Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna meminta/ memerintah


seseorang untuk melakukan sesuatu.

Contoh :

1. Tolong matikan kran air itu!


2. Jangan membuat ribut, anak-anak!
3. Saya minta kerjakan tugasmu tepat waktu!

 Menggunakan kata kerja aktif.

Kata kerja yang memberikan suatu tindakan kepada objeknya misalnya :

1. Menyiram
2. Membungkus
3. Melempar  dan lain – lain.

 Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk mengurutkan kegiatan.

Kata penghubung yang menyatakan waktu kegiatan yang hadir dan bersifat kronologis.Contoh:

1. Selanjutnya
2. –Berikutnya
3. –Kemudian
4. –Lalu
5. –Setelah itu.

 Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rinci waktu, tempat dan cara
yang akurat.

Contoh:

1. Ibu mengiris lobak menggunakan pisau tajam.


2. inta menyiram bunga dengan tangki air miliknya.
3. Aku harus pergi ke rumah paman sekarang.

E. Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur

 Kalimat Imperatif – Kalimat yang mengandung perintah, fungsinya ialah untuk


meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.
 Kalimat Deklaratif – Kalimat yang berisi pernyataan, fungsinya ialah untuk
memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.
 Kalimat Interogatif – Kalimat yang berisi pertanyaan, fungsinya ialah untuk
meminta informasi tentang sesuatu.
 Konjungsi – Konjungsi temporal merupakan kata penghubung yang berhubungan
secara kronologis dengan waktu dan kejadian dari kedua peristiwa yang memiliki
keterkaitan. Misalnya, setelah ini, kemudian, lalu, sesudah itu, selanjutnya, sebelum
itu, dan lain-lain.
 Verba material dan tingkah laku – Verba material adalah perbuatan yang mengacu
pada tindakan, seperti potonglah ubi itu, masukan air kedalam wadah. Sedangkan
Verba tingkah laku adalah perbuatan yang mengacu pada tindakan berdasarkan
ungkapan, seperti, tunggu kira-kira 5 menit, tunggu sampai matang, tetap pertahankan,
dan lainnya.
 Partisipan manusia – Partisipan manusia adalah mempartisipasikan atau
mengikutsertakan manusia dalam tulisan tersebut untuk membantu langkah-
langkahnya.
TEKS EKSPLANASI

A. Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan sebab akibat suatu fenomena, baik itu
peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya. Teks eksplanasi berisi fakta yang
dapat menjawab pertanyaan tentang “bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena terjadi.
Oleh sebab itu, tujuan utama teks eksplanasi adalah untuk memaparkan proses dan sebab
terjadinya suatu fenomena. Penjelasan yang dipaparkan dalam teks eksplanasi berdasarkan
bidang keilmuan (bersifat ilmiah) yang mengacu pada fakta, realita, teori, dan hasil penelitian
yang dilakukan oleh ilmuwan.

B. Struktur teks eksplanasi

Teks eksplanasi tersusun atas suatu struktur yang memudahkan kita dalam memahami isi teks.
Adapun struktur teks eksplanasi adalah sebagai berikut.

1. Pernyataan umum, Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang dan tinjauan umum
topik yang dapat berupa definisi, klasifikasi, sejarah, dan asal usul. Bagian dalam teks ini
berupa gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses peristiwa alam
terjadi.
2. Deretan penjelas, Pada bagian ini berisi perincian proses atau sebab terjadinya suatu
fenomena yang juga mencakup akibat dan dampak yang ditimbulkan.
3. Interpretasi, Bagian ini berisi penafsiran penulis mengenai topik dengan perspektif
tertentu yang lebih luas dan menyeluruh, serta menjelaskan korelasi peristiwa yang
menyertainya.
4. Simpulan, Pada bagian akhir teks terdapat tanggapan penulis dalam menyikapi fenomena
berupa pernyataan reflektif yang bersifat umum.
C. Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Pembahasan dalam teks eksplanasi menggunakan konteks ilmiah melalui pemaparan sejarah,


definisi, klasifikasi, dan kebiasaan. Informasi tersebut dapat berupa fakta-fakta empiris, data
statistik, dan rangkaian peristiwa yang menjelaskan korelasi antaraspek dan antarperistiwa dalam
teks. Berikut ciri-ciri atau karakteristik teks eksplanasi yang dapat memudahkan kita untuk
membedakan antara teks eksplanasi dengan teks lainnya.
 Ilmiah, Fenomena yang dijelaskan dalam teks eksplanasi berdasarkan konteks ilmiah,
yaitu berupa fakta, realita, teori, dan penelitian. Penjelasan tersebut dapat berupa sejarah,
klasifikasi, atau definisi.
 Logis, Penjelasan fenomena dalam teks eksplanasi bersifat logis dan teoretis.
 Objektif, Penjelasan dalam teks dapat disertai argumen yang bersifat objektif dengan
didukung teori yang relevan, sehingga dapat pula dijadikan rujukan yang valid.

D. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi menjelaskan secara ilmiah proses dan sebab terjadinya suatu fenomena dengan
menggunakan ragam bahasa baku yang bersifat universal. Pemaparan informasi dalam teks
eksplanasi mudah dimengerti pembaca umum atau tidak terbatas pada kalangan tertentu saja.
Oleh sebab itu, penulisan dan penggunaan kata dalam teks eksplanasi harus sesuai dengan
PUEBI. Berikut ciri kaidah kebahasaan teks eksplanasi.

 Kopula, Kata ini digunakan untuk menjelaskan definisi kata, istilah, atau konsep yang
berkaitan dengan suatu fenomena. Misalnya, merupakan dalam kalimat Indonesia
merupakan negara kepulauan.
 Kata kerja aktif, Kata ini kerap digunakan pada bagian deretan penjelas, sebab bertujuan
menjelaskan sebab dan proses, sehingga subjek (fenomena) berperan sebagai tujuan dari
suatu perbuatan atau peristiwa tertentu.
 Konjungsi, Konjungsi yang digunakan menjelaskan hubungan sebab akibat dan hubungan
kronologi terjadinya suatu fenomena. Misalnya, jika, bila, sehingga, sebelum, pertama, dan
kemudian.
 Keterangan waktu, Kata ini digunakan untuk menjelaskan waktu terjadinya suatu
fenomena.
 Istilah ilmiah, Istilah ilmiah yang sesuai konteks kerap digunakan untuk memperjelas
definisi, hubungan sebab akibat, ataupun kronologi terjadinya suatu fenomena.
 Kata ganti benda, Subjek yang dijelaskan menggunakan kata ganti benda (nonpersona),
seperti itu, ini, dan tersebut. Teks eksplanasi juga hanya fokus pada hal umum, seperti
gempa bumi, banjir, hujan, dan udara.

TEKS CERAMAH

A. Pengertian Ceramah

Teks ceramah adalah teks yang berisi pemberitahuan, penyampaian suatu informasi baik
pengetahuan maupun informasi umum lainnya untuk disampaikan di depan orang banyak oleh
pakar atau orang yang menguasai bidangnya baik secara langsung maupun melalui media
elektronik & digital.

B. Unsur-unsur Ceramah

1. Penceramah, Penceramah adalah orang yang melakukan kegiatan ceramah. Untuk


menjadi penceramah, seseorang harus memiliki ilmu yang mumpuni terhadap materi
yang diberikan kepada pendengar.
2. Pendengar, Pendengar merupakan penerima nasihat-nasihat dari penceramah. Dalam hal
ini, pendengar bisa siapa saja tidak terbatas status sosial, umur, jenis kelamin, latar
belakang, dan lain-lain.
3. Materi, Materi dalam ceramah berasal dari ajaran-ajaran agama. Akan tetapi, ceramah
yang bagus adalah ceramah yang mampu membuat pendengar tergugah dan terdorong
untuk melakukan nasihat-nasihat yang disampaikan oleh penceramah. Selain itu, materi
hendaknya disusun secara sistematis sehingga materi yang disampaikan dapat diterima
dengan baik oleh pendengar.
4. Metode Ceramah, Metode ceramah adalah cara-cara yang digunakan seorang penceramah
untuk menyampaikan materi. Metode ceramah terbagi menjadi:

 Impromptu, yakni metode ceramah tanpa persiapan. Biasanya penceramah yang


melakukan metode ini sudah memiliki jam terbang berceramah yang cukup tinggi.
 Menghafal, yakni dilakukan dengan persiapan, kemudian menghafalnya.
 Membaca naskah, yakni melakukan ceramah dengan naskah lengkap.
 Ekstemporan, yakni metode ceramah yang menuliskan pokok-pokok pikiran
sebagai catatan pengingat.

5. Media ceramah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada
pendengar. Ceramah di zaman sekarang tidak hanya dilakukan di rumah ibadah, tetapi
juga bisa di banyak tempat. Adapun kegiatan ceramah bisa dilakukan secara langsung
ataupun direkam sehingga pendengar bisa melihat dari internet atau televisi.

C. Struktur Teks Ceramah

Seperti teks lainnya, teks ceramah memiliki struktur yang membangun teks ini melalui beberapa
bagian pembangunnya. Bagian-bagian pembangun struktur teks ceramah meliputi:
pembuka/pendahuluan, isi, penutup. Berikut adalah struktur teks ceramah yang dikemukakan :

1. Pembuka (Tesis) Berisi pengenalan isu, masalah, pengetahuan hingga pandangan


penceramah mengenai topik yang akan dibahas. Bagian ini sama dengan tesis dalam teks
eksposisi.
2. Isi (Rangkaian argumen) Berupa rangkaian argumen-argumen penceramah yang
berkaitan dengan topik yang dibicarakan pada pembuka atau tesis. Bagian ini biasanya
mengemukakan pula berbagai fakta dan data yang memperkuat argumen-argumen
penceramah.
3. Penutup (Penegasan kembali) Merupakan penegasan kembali mengenai apa yang
disampaikan dalam ceramah. Hal ini bertujuan untuk memastikan ceramah tidak
memberikan pemahaman yang keliru dari yang dimaksudkan, hingga agar diingat oleh
pendengarnya. Selain itu, agar ceramah terkenang dan pendengarnya terpengaruh untuk
melakukan sesuatu, bagian ini juga biasa diisi oleh rekomendasi atau saran mengenai
topik yang disampaikan.

D. Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah

Teks ceramah juga memiliki karakteristik dan ciri khas kebahasaan tersendiri yang cenderung
beda dengan teks lain. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan dari teks ceramah.
1. Banyak memakai kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak
sebagai sapaan. Kata ganti pertama contohnya
adalah: saya, aku, kami (mengatasnamakan kelompok). Sementara kata kedua jamak
adalah: anak-anak, hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu, kalian, saudara-saudara.
2. Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang
dibahas. Misalnya jika topik yang di bahas adalah kebahasaan atau sastra, istilah-istilah
yang muncul meliputi: prosa, puisi, etika berbahasa, sarkasme, majas, kesantunan
berbahasa.
3. Menggunakan kata-kata yang menunjukan hubungan sebab akibat atau argumentasi.
Contohnya adalah: dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka, sebab, karena.
4. Banyak memakai kata kerja mental, misalnya: memprihatinkan, memperkirakan,
mengagumkan, diharapkan, berasumsi, menyimpulkan, berpendapat.
5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: diharapkan, sebaiknya, hendaklah, perlu,
harus.
CERPEN

A. Pengertian Cerpen

Cerpen (cerita pendek) adalah jenis karya sastra berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang
menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas disertai
dengan berbagai konflik dan terdapat penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi.

B. Struktur Cerpen

Hampir mirip seperti teks anekdot. Ada 6 elemen yang membangun teks cerpen sehingga
menjadi utuh, 6 struktur cerita pendek berikut ini:

1. Abstrak: gambaran awal dari cerita yang akan diceritakan, bersifat opsional..


2. Orientasi: berhubungan dengan waktu, suasana, tempat di dalam cerita pendek tersebut.
3. Komplikasi: urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Karakter dan
watak tokoh biasanya terlihat di struktur ini.
4. Evaluasi: konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks serta mulai mendapatkan
penyelesaian dari konflik tersebut.
5. Resolusi: pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang dialami tokoh dalam
cerpen.
6. Koda: nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh pembaca.

C. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen

Unsur Intrinsik adalah unsur yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur intrinsik tersebut yaitu:

1. Tema: gagasan utama yang menjadi dasar cerita jalannya cerita pendek.
2. Alur/Plot: tahapan urutan jalannya cerita pendek. Mulai dari perkenalan, konflik,
klimaks, penyelesaian.
3. Setting: meliputi latar/tempat, waktu, suasana yang terlihat cerita pendek.
4. Tokoh: pelaku yang ada dalam cerita pendek. Setiap tokoh mempunyai watak tersendiri.
5. Penokohan: sifat dari tokoh yang tercermin dari perilaku, sikap, ucapan, pikiran ,dan
pandangannya terhadap suatu hal dalam cerita. Ada 2 mode penokohan:
o Metode Analitik: menggambarkan sifat tokoh yang ada dalam cerita secara
langsung. Contoh nya: pemalu, penakut, pembohong.
o Metode Dramatik: menggambarkan sifat tokoh digambarkan secara tidak
langsung dengan menggambarkan fisik, percakapan, dan reaksi tokoh lain.
6. Sudut Pandang: cara pandang yang digambarkan oleh pengarang dalam suatu kejadian
yang terjadi dalamnya. Sudut pandangnya:
o Sudut pandang orang pertama: Ada pelaku utama dan sampingan.
 Pelaku utama: “aku” akan menjadi pusat perhatian.
 Pelaku sampingan: “aku” muncul hanya muncul dalam pengantar dan
penutup cerita.
o Sudut pandang orang ketiga: ada serbatahu dan pengamat.
 Serbatahu: sudut pandang “dia”, pengarang atau narator mengetahui
segala hal yang berhubungan dengan tokoh “dia”.
 Pengamat: pengarang hanya menggambarkan apa yang dirasakan, dialami,
dilihat, dan dipikir oleh seorang tokoh.
7. Amanat: pesan moral yang disisipkan pengarang dalam cerpen supaya pembaca dapat
menyerap pesan di dalamnya.

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk cerpen dari luar. Unsur ekstrinsik tersebut yaitu:

1. Latar Belakang Masyarakat: dapat mempengaruhi terbentuknya jalan cerita dalam cerpen,
misalnya: kondisi politik, ideologi, sosial, dan ekonomi masyarakat.
2. Latar Belakang Pengarang: Latar belakang pengarang memuat tentang pemahaman,
faktor-faktor, atau motivasi pengarang untuk membuat sebuah cerita pendek. Meliputi:
o Biografi: Riwayat hidup pengarang. bisa mempengaruhi pembuatan cerita pendek
melalui pengalaman pribadi.
o Kondisi Psikologis: meliputi mood dan motivasi, kondisi ini sangat
mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis dalam cerita.
o Aliran Sastra: berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan
pengarang.

E. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen

Antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.

 Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik
buruk tingkah laku.
 Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di
dalam masyarakat.
 Nilai religius/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.
 Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku
dari baik ke buruk (pengajaran).
 Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang
menarik/menyenangkan (rasa
seni).
 Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.
 Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.
 Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
 Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-
nilai ini ada yang bersifat ideologis, politis, ekonomis, sosiologis, budaya, edukatif,
humoris, dan sebagainya.
BUKU NON FIKSI

A. Pengetian Buku Nonfiksi

Nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada dalam
kehidupan nyata. Akan tetapi, penulis boleh mengembangkan data nonfiksi sesuai dengan
imajinasi penulis.

B. Unsur-Unsur buku Nonfiksi

Untuk membangun keutuhan antar ceritanya, nonfiksi memiliki unsur-unsur atau landasan yang
dijadikan acuan dalam menulisnya. Berikut unsur-unsur cerita nonfiksi.

1. Cover Buku, Cover buku menjadi salah satu unsur penting dalam nonfiksi. Sebab
lewat cover buku dapat menarik minat pembaca. Misalnya saja nih, kamu pergi ke sebuah
toko buku, selain judul, hal yang menarik perhatianmu lainnya tentu covernya bukan?
2. Rincian Sub Bab Buku, Sub bab berfungsi agar pembaca dapat mengetahui keseluruhan
isi buku secara mendetail.
3. Judul Sub Bab, Paparkan sub bab serinci dan semenarik mungkin. Dalam pemilihan sub
bab, gunakan pilihan kata (diksi) yang menarik agar mengigit.
4. Tokoh dan Penokohan
5. Tema Cerita
6. Bahasa yang Digunakan, Nonfiksi menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan topik
buku tersebut. Misalnya saja, buku motivasi, maka bahasa yang digunakan harus
membangun dan membangkitkan semangat serta motivasi. Sebaliknya, jika buku tersebut
bersifat bahan ajar maka bahasa yang digunakan akademik dan ilmiah.
7. Penyajian Alur Cerita, Alur yang menarik dalam nonfiksi akan membuat pembaca
nyaman membacanya. Penyajian alur harus komunikatif dan mudah dipahami oleh
pembaca awam sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai