Anda di halaman 1dari 54

LEMBAR KERJA SISWA DALAM KEGIATAN LIBUR SEKOLAH

DAN STUDI TOUR KE JOGJAKARTA DAN SEKITARNYA


NAMA : KELAS :

PETUNJUK KERJA :
1. Tugas Laporan bersifat perseorangan, tetapi mencari datanya bersama kelompok
kamar atau kelompok perjalanan wisata.
2. Data diperoleh di arena objek wisata, yaitu Candi Borobudur dengan kelompoknya.
3. Siswa setelah memperoleh data dari hasil pengamatan atau wawancara, maka
tuangkan dalam catatan sebagai bahan pembuatan laporan nantinya.
4. Teks atau laporan lengkap diselesaikan dirumah dan selanjutnya dilaporkan kepada
guru Bahasa Indonesia di Kelas IX pada saat masuk pertama tahun pelajaran
2018/2019 dan sebagai bahan pertimbangan ujian praktik nanti.
5. Laporan dikumpulkan dalam bentuk bendelan dengan dilampiri foto-foto aktivitas
di Candi Borobudur.
Kerjakan hal-hal berikut ini berdasarkan hasil kunjungan di Candi Borobudur .
1. Begitu kalian memasuki kawasan Candi Borobudur, maka komentar apa yang
Bisa kalian sampaikan tentang Candi tersebut ? (jawaban berbentuk uraian).
2.Sekilas Candi Borobudur ( tanyakan kepada Guide atau petugas di sana ) ,
misalnya tentang : sejarah berdiri, pendiri, penemuannya, atau kemanfaatannya
3. Lokasi Cabdi Borobudur, seperti alamat jalan, wilayah kecamatan, kabupaten
dan provinsinya.
4. Pengelola/penanggung jawab keberadaannya (tanya ke guide/petugas}
5. Pengunjung, baik lokal mapun mancanegara, misalnya jumlah/perbandingan,
atau saat-saat membludaknya pengunjung.
6. Catatlah tentang pelataran/halaman candi dan ambil beberapa gambar.
7. Catatlah beberapa hal dalam candi (bisa tanya ke guide) seperti :
a. Nama-nama arca atau relief
b. Gapura/pintu masuk di setiap bagian atau undaan candi
c. Jumlah stupa dan namanya
d. Jumlah tangga/undaan
e. Tinggi candi dan letaknya menurut garis lintang (tanya ke petugas)
8. Setelah kalian sampai di atas/puncak, maka berilah komentarmu tentang candi
Borobudur dan sekitarnya.
9. Dalam proses pembuatannya, Candi Borobudur ini dibuat secara manual, karena
belum ada teknologi dan alat yang canggih.Berilah komentarmu terhadap proses
pembangunannya. (kalian boleh berimajinasi atau berlogika )
CATATAN : Bagi siswa yang tidak ikut Studi Wisata, maka dapat mencari pening-
galan bersejarah terdekat lainnya dengan mengganti Candi Borobudur dengan
nama tempat itu. Sedangkan cara menggali datanya dengan mengunjungi tempat
tersebut beserta foto aktivitasmu di tempat tersebut.
LEMBAR KERJA SISWA DALAM KEGIATAN LIBUR SEKOLAH

DAN STUDI TOUR KE JOGJAKARTA DAN SEKITARNYA


NAMA : KELAS :

PETUNJUK KERJA :
1. Tugas Laporan bersifat perseorangan, tetapi mencari datanya bersama kelompok
kamar atau kelompok perjalanan wisata.
2. Data diperoleh di arena objek wisata, yaitu Monjali dengan kelompoknya.
3. Siswa setelah memperoleh data dari hasil pengamatan atau wawancara, maka
tuangkan dalam catatan sebagai bahan pembuatan laporan nantinya.
4. Laporan dikumpulkan dalam bentuk bendelan sei berita dengan dilampiri foto-foto
aktivitas di Monjali.
Kerjakan hal-hal berikut ini berdasarkan hasil kunjungan di Monjali .
1. Begitu kalian memasuki kawasan Monjali, maka komentar apa yang
Bisa kalian sampaikan tentang Moseum tersebut ? (jawaban berbentuk
uraian).
2.Sekilas Monjali ( tanyakan kepada Guide atau petugas di sana ) , misalnya
tentang : sejarah berdiri, pendiri, penemuannya, atau kemanfaatannya
3. Lokasi Monjali, seperti alamat jalan, wilayah kecamatan, kabupaten dan
provinsinya.
4. Pengelola/penanggung jawab keberadaannya (tanya ke guide/petugas}
5. Pengunjung, baik lokal mapun mancanegara, misalnya jumlah/perbandingan,
atau saat-saat membludaknya pengunjung.
6. Catatlah tentang pelataran/halaman Moseum dan ambil beberapa gambar.
7. Catatlah beberapa hal dalam Moseum (bisa tanya ke guide) seperti :
a. Model atau arsitek bvangunannya.
a. Nama-nama benda-benda bernilai perjuangan Jogja kembali.
e. Letaknya menurut garis lintang (tanya ke petugas)
8. Setelah kalian sampai di atas/puncak, maka berilah komentarmu tentang
Monjali dan sekitarnya.
CATATAN : Bagi siswa yang tidak ikut Studi Wisata, maka dapat mencari pening-
galan bersejarah terdekat lainnya dengan mengganti Candi Borobudur dengan
nama tempat itu. Sedangkan cara menggali datanya dengan mengunjungi tempat
tersebut beserta foto aktivitasmu di tempat tersebut.
KELENGKAPAN LAPORAN STUDI TOUR KELAS VIII ATAU IX BARU
CATATAN :

1. Isilah titik-titik dalam teks berikut ini sesuai dengan faktanya.


2. Redaksi boleh diubah sesuai dengan selera bahasamu.
3. Bagian ini diletakkan pada awal bendelan/sebelum dokumentasi beserta uraiannya.
4. Setiap bagian laporan disusun pada kertas/lembaran berbeda.

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang terindah yang terucap selaian syukur alhamdulillah kepada Allah Swt.,
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan studi semester genap
tahun pelajaran 2017/2018. Selanjutnya bisa naik ke jenjang kelas ix sesuai dengan harapan.

Selanjutnya pada program penutup akhir tahun pelajaran dan persiapan masuk tahun
ajaran 2018/2019 sekolah mengadakan studi tour bagi seluruh siswa kelas VIII lama atau IX
yang baru. Dlam kegiatan ini sluruh siswa dibimbing oleh beberapa orang guru. Tujuannya,
agar kegiatan sutdi tour ini sesuai dengan harapan dan teredukasi. Hal ini, karena dalam
kegiatan ini para siswa mendapat tugas untuk mencari informasi sebagai bahan untuk
menyusun laporan, yang nantinya sebagai bahan/prngganti ujian praktik pada akhir tahun
pelajaran kelas IX nanti.

Oleh karena itu, maka saya mengucapkan terim kasih kepada :


1. Bapak Drs. Trikustriyanto, M.Pd. selaku Kepala UPT SMP Negeri 3 Lumajang
2. Dan seterusnya mulai ketua, wali kelas, pendamping, ortu dan teman ( uraikan sendiri)

Mudah-mudahan semua kebaikan, bantuan, serta dukungan mendapatkan balasan


dari Allah Swt. Dan dicatat sebagai amal kebaikan. Amin.

Pelapor

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat menjelang berakhirnya tahun pelajaran merupakan saat yang penuh dengan
tugas dan pemikiran, terutama jika masih ada tugas-tugas yang belum terselesaikan. Pun-
caknya ujian akhir semester. Yang sudah barang tentu amenguras pikiran, perhatian, dan
waktu. Hal ini menimbulkan beban pikiran semua [pihak, mulai siswa, guru, mapun orang
tua. Apalagi ujian akhir semester yang menentukan seorang siswa akan naik atau tetap ting-
gal kelas.

Oleh karena itu, diperlukan saat reses atau jedah untuk menenangkan pikiran, Se-
hingga nantinya pikiran menjadi lebih tenang, senang, dan ceriah. Walaupun hal ini memer-
lukan pengorbanan. Berkaitan itulah, maka sekolah dengan dukungan semuanya perlu
mengadakan kegiatan studi tour.

1.2Pelaksanaan

Kegiatan studi tour dilaksanakan pada :


1.2.1 Waktu pelaksanaan pada hari, tanggal . . . .
1.2.2 Lokasi/objek yangh dituju meliputi . . . . . .

1.3 Peserta Studi tour terdiri dari :

1.3.1 Unsur siswa sebanyak . . . . dari kelas . . . . . . ... . . ., yang terbagi dalam . . .
kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari . . . .
1.3.2 Unsur guru dan pendamping terdiri dari . . . . .
1.3.3 Seluruh peserta studi tour menggunakan jasa travel Java Tour dengan armada bus
Pandhawa sebanyak lima unit.

1.4 Pembiayaan

Seluruh biaya perjalanan studi tour ditanggung siswa peserta dengan besaran sebesar
RP 630.000. Adapun fasilitas yang diperoleh dari pihat kedua/travel meli;puti : ( Uraikan
sendiri secara rinci/lihat brosur).

1.5 Tujuan Kegiatan Studi Tour :

1.5.1 Menghibur pata siswa setelah penat mengikuti ujian kenaikan kelas.
1.5.2 Memberikan wawasan kebangsaan dan keilmuan yang lebih luas dan nyata.
1.5.3 Mencari informasi sebagai bahan untuk membuat laporan pada saat ujian praktik di
kelas IX nanti.

1.6. Jadwal Kegiatan

Agar kegiatan berlangsung dengan tertib, lancar, menyenangkan, sesuai dengan ren-
cana, dan sukses, maka diberilah setiap peserta jadwal perjalanan dan kegiatan seperti pada
lampiran berikut ini. ( lampirkan jadwal ked=giatan dari panitia studi tour ).
DAFTAR ISI

D A F T A R I S I .................................................................................... I

KATA PEN GANTAR .................................................................................... II

BAB I P E N D A H U L U A N :

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Pelaksanaan ........................................................................................

1.3 Peserfta Study Tour ..................................................................................

1.4 Pembiayaan .......................................................................................

1.5 Tujuan Kegiatan Study Tour ...................................................................

1.6 Jadwal Kegiatan ......................................................................................

BAB II KUNJUNGAN KE KALI OYO GUNUNG KIDUL UNTUK BAHASA INGGRIS...

BAB III KUNJUNGAN KE CANDI BOROBUDUR UNTUK BAHASA INDONESIA ..... .

BAB IV KUNJUNGAN KE MOSEUM JOGJA KEMBALI ATAU MONJALI UNTUK

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL/IPS .......................................................

BAB VI P E N U T U P ....................................................................................
B A B VI

P E N U T U P

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena dengan segala rahmat
dan hidayah-Nya dapat terlaksana kegiatan study tour dan laporan kunjungan ke Jogjakarta
dan sekitarnya dalam keadaan lancar, nyaman, dan sukses.

Dalam penyusuna n laporan kegiatan study tour yang dikemas dalam tugas laporan dari ma-
ta pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPS ini masih sangat ederhana. Masih jauh
dari karya laporan yan g sesungguhnya. Apalagi hal ini masih taraf permulaan dan belajar.
Sudah barang tentu banyak kekurangan, baik itu tentang pola penyusunan laporan, penggu-
naan bahasa, maupun materi atau hal-hal yang berkaitan dengan objek kunjungannya.

Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari para pembaca. Hal ini sangat penting bagi
saya sebagai bekal, jika pada masa yang akan datang mendapat tugas-tugas yang sama.
Dengan dermikian, akan menambah kemudahan saya dlam mengerjakan tugas-tugas terse-
but menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Mudah-mudahan karya laporan yang sederhana dengan berbagai kekurangan ini menambah
pengalaman dalam kegiatan menulis dan bermanfaat. Dan yang pada akhirnya dapat mem-
bantu menyelesaikan tugas-tugas akhir, khususnya sebagai pengganti kegiatan ujian praktik
di akhir kelas IX nanti. Amin.
CONTOH COVER

LAPORAN STUDY TOUR


SISWA KELAS VIII S M P N E G E R I 3 LUMAJANG TAHUN 2018/2019

KE JOJAKARTA DAN SEKITARNYA

(ILLUSTRASI )

DISUSUN OLEH :

NAMA :

NISN :

KELAS :

TAHUN 2018
KD 3.6. Menulis Surat Pribadi dengan dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa

Penjelasan istilah :

1. Surat Pribadi adalah surat dibuat oleh perseorangan untuk kepentingan keluarga,
kekerabatan, persahabatan, dan urusan pribadi lainnya.
Ciri-ciri surat pribadi:
a. Bahasanya lebih familier/bersahabat, maksudnya sesuai dengan budaya dan
usianya. Jadi surat pribadi dari keluarga Jawa, tentu akan berbeda denagn surat
dari keluarga Batak atau surat anak muda akan berbeda dengan surat orang tua.
b. Penggunaan bahasa kurang diperhatikan, asal isi surat dapat dipahami oleh
penerima suratnya
c. Penggunaan dan model kertas lebih bebas, bahkan tulisannya
d. Tidak harus mematuhi aturan korespondensi atau aturan surat-menyurat lainnya.
2. Komposisi adalah susunan dari unsur-unsur surat yang meliputi :
- Alamat /tujuan surat : orang yang dituju/dikirimi
- Salam pembuka , seperti assalamualaikum, salam kangen, dll.
- Pembuka surat, seperti Hai . . sobat. Gimana kabarnya ? Dll.
- Isi surat , seperti : Tak terasa sudah setahun kita berjumpa. Rasanya . . . . .
- Penutup surat , seperti : Semoga dengan surat pertamaku ini dapat . . . .
- Salam penutup ,seperti Wassalam …, Dari Sobatmu . . . ., dll.
- Pengirim surat , seperti Joko Widodo
Catatan :
a. Pada surat pribadi tidak harus dibubuhi tanda tangan
b. Tidak ada kop surat dan tanda tangan atau stempel
c. Jika alamat yang dikirim dan pengirim surat ditaruh di sampul, maka pada
bagian dalam cukup ditulis nama orangnya saja.
3. Isi Surat, maksudnya surat yang dikirim itu isinya harus komunikatif/bisa dimengerti
oleh penerima surat dengan jelas dan mudah. Bahkan surat pribadi ini isinya harus
menimbulkan rasa-tertentu dari si penerima. Oleh karena itu, kata-kata atau kalimat
yang dipakai harus menimbulkan nilai rasa.
4. Bahasa Surat, maksudnya kata-kata atau kalimat yang dipakai harus bernilai rasa,
bahkan bila perlu menyimpang dari kaidah/aturan berbahasa. Misalnya dengan
menggunakan dialek/bahasa daerah tertentu, seperti Kagem Eyang , Mbok ya kamu .
.itu . . . , Gue kali ini . . . , Emangnya Elu nggak mikir, dll.
Bahasanya juga bisa menggunakan ungkapan dan peribahasa, seperti pikiranku kini
mumet seperti kitiran, Beneran kamu berantem sama dia . . ., Emang Eyang adalah
matahariku . . . , dll.

Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan

Dongeng adalah jenis cerita yang dibuat untuk member hiburan kepada orang lain, terutama
anak-anak yang berupa khayalan belaka atau kisah nyata. Dongeng ini termasuk jenis
karangan lama dengan cirri-ciri ; 1. Disampaikan dari mulut ke mulut
2. Anonim (tak ada pengarangnya) 3. Kisahnya khayal dan seram-seram
Dalam keberadaannya, dongeng ada empat macam :

1. Sage adalah dongeng yang berisi sejarah, seperti kisah Ande-ande Lumut, dll.
2. Mite adalah dongeng tentang makhluk halus yang sakti dan menyeramkan, seperti
cerita Nyi Loro Kidul, Ki Ageng Selo, dll.
3. Legende adalah cerita tentang asal mula daerah, seperti Asal Mula Kota Banyuwangi,
Gunung Tengger, dll.

4. Fabel adalah cerita binatang yang bisa berbuat/bertingkah laku seperti manusia,
seperti beberapa cerita , Kancil.
Dalam perkembangannya, maka cerita pun bermuncullan jenisnya, misalnya cerita lucu
atau komedi/lelucun, seperti Pak Pendir, Pak Belalang, Abunawas, dll.

Dongeng diciptakan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk menghibur, mengkritik,
teladan/tuntunan hidup, bahkan membangkitkan semangat. Tentukan perasaan kita akan
berbeda rasa jika mendengar cerita Kancil, Abunawas, Si Malin Kundang, Ratapan Anak
Tiri,Kisah Para Nabi, Beranak Dalam Kubur, dll.

Hal-hal menarik yang dapat kita ambil dari sebuah cerita bisa berupa :

1. Kepribadian para pelaku, seperti ksatria, pendendam, pemaaf, dermawan, dll.


14
2. Kisah perjuangan hidupnya yang luar biasa sengsara, keberhasilannya, dll.
3. Tempat tinggal atau berjuang
4. Orang atau benda-benda lain yang mengiringi kehidupannya

Kompetensi Dasar 5.2 Menunjukkan Relevansi isi dongeng yang di[perdengarkan dengan
situasi sekarang.

Maksud dari KD di atas ialah isi dari dongeng tentu ada kaitannya dengan zaman sekarang.
Ada relevansi antara cerita dongeng dengan kehidupan sekarang yang berupa nilai moral.
Misalnya kecerdasan dan kecerdikan sI Kancil yang dapat menyelesaikan masalah yang
berat, walaupun badannya kecil, Si Abunawas dengan jiwa humornya bisa selamat dari
amarah Raja Iskandar Zulkarnaen, Kedurhakaan Malin Kundang kepada orang tua yang
berakhir tragis (menjadi batu). Perilaku-perilaku seperti dalam cerita tersebut sering terjadi
pada zaman sekarang. Dan akibatnya, maka sang pelakulah yang menanggungnya.

Kompetensi Dasar 6.1 Bercerita dengan urutan yang baik dan suara, lafal, intonasi, gesture,
serta mimik yang tepat.

Pengertian Istilah:

1. Suara, maksudnya ketika bercerita harus dibedakan antara menyuarakan narasi dengan
menyuarakan sang tokoh, bahkan antartokoh disuarakan yang berbeda, seperti seorang
dalang dalam cerita yang kita bawakan tidak mebosankan.
2. Lafal adalah pengucapan yang jelas, terutama bunyi-bunyi yang hamper sama, seperti
sebab, kebab, kerap, lalap, sasat, sesat, kasat, jasad, lesat, lezat, serat, sarat, syarat, dll’
3. Intonasi adalah tinggi rendahnya suara dalam melafalkan/mengucapkan kata-kata, atau-
kata dalam dialog para tokoh. Misalnya diucapkan tinggi, rendah, kecil, besar, berat,
serat, dll. Karena intonasi ini akan mempengaruhi maksud.
4. Gestur adalah gerakan anggota tubuh dalam membacakan cerita juga , pengaruh
terhadap maksud cerita, misalnya dengan gerakan tangan, kaki, kepala, dll.
5. Mimik adalah gerakan atau perubahan wajah yang ceriah, tegang, memerah, senyum,
sendu, tentu mempunyai maksud yang berbeda.

KEBAHASAAN “ Imbuhan dalam bahasa Indonesia”

Ada beberapa macam imbuhan dalam bahasa Indonesia.

1. Awalan/prefiks adalah Imbuhan yang letaknya berada di depan kata.


Contoh : me- seperti menlis, menyapu, mengepel, melayat, menggoreng dll.
di- seperti ditulis, disapu, digoreng, diambil, dll.
ke-, seperti ketua, kehendak, dan kekasih.
ter-, seperti tertusuk, terbakar, terbuang, tersandung, dll.
pe N- (dibaca pe-sengau), seperti penulis, penyapu, penggoreng, dll.
se- , seperti sesame, selangit, sebangsa, sekali, serupa, setangkai, dll.
ber-, seperti bersama, bergurau, berolahraga, bersahabat, dll
2. Sisipan/infiks adalah imbuhan yang terletak di tengah kata. (-el-, -em-, dan –er-)
Contoh: telunjuk dari kata tunjuk mendapat sisipan –el-.
gerigi dari kata gigi mendapat sisipan –er-
gemetar dari kata getar mendapat sisipan –em-
kemuning dari kata kuning mendapat sisipan –em-
3. Akhiran/sufiks adalah imbuhan yang terletak dingan belakang kata (-I, -kan, dan -an)
Contoh : cabuti, kotori, lumuri, lempari, dll.
ramaikan, lemparkan, harumkan, kembalikan. Dll.
larangan, tikungan, manisan, duluan, dll..
4. Konfiks adalah gabungan antara awalan dengan akhiran yang sudah menjadi pasangan
setia, maksudnya tidak semua awalan dan akhir bisa digabungkan. Yang tergolong
konfiks, yaitu ke-an, me-I, me-kan, peN – an, di-kan, di-I, ber-an, dan ber-kan. Yang
tidak bisa digabung, seperti di – an, me- an, ke-kan, ke-I, pe-I, ter-an, se-kan, se-an,
se-an.
Contoh kata-kata yang mendapat konfiks, seperti dilarikan, mencabuti, terlewatkan,
kedahuluan, bergandengan, berdaqsarkan, dll.
5. Simulfiks/gabungan imbuhan adalah gabungan antara imbuhan yang tidak lazim atau
umum, seperti :
a. Awalan dengan awalan “ memper-“ : memperindah, memperkeruh, dll.
b. Awalan dengan awalan “ diper-“ “ dipercantik, diperluas, diperpendek, dll.
c. Awalan + awalan + akhiran : memper-kan, diper-kan, memper-I , seperti pada kata
memperlakukan, dipermalukan, memperbarui, dll.
CATATAN : Imbuhan-imbuhan tersebut merupakan imbuhan yang asli dari bahasa
Indonesia, di samping ada pula imbuhan dari bahasa Asing. Imbuhan-imbuhan
tersebut , jika bergabung dengan suatu kata dasar dapat menimbulkan :
1) Perubahan bentuk kata dari kata yang digabungi :
Contoh : me-tulis menjadi menulis, bukan metulis,
me-jadi menjadi menjadi, bukan mejadi,
pe-karang menjadi pengarang , bukan pekarang,dll.
2) Perubahan makna kata, seperti:

Kata makan dengan imbuhan berbeda tentu berbeda pula arti/maknanya,


yaitu makanan, termakan, dimakan, termakan, dll.

]]Imbuhan peN-, pe-aan, ke-, dan ke-an.

A. Imbuhan peN-
Berfungsi untuk membentuk kata benda, seperti lari (kt. Kerja) menjadi pelari
(kt,benda), makan (kt.kerja) menjadi pemakan (kt.benda), juang (kt. Kerja) menjadi
pekerja (kt.benda), hitam (kt.sifat) menjadi penghitam (kt.benda), dll.
Bentuk-bentuk perubahan imbuhan peN- di antaranya :
1. Berubah menjadi pe-, jika kata yang dugabungi diawali huruf “ w, l, dan z“ atau
peN- yang menyatakan arti ber- , seperti pelari (berlari), pejuang (berjuang),
petani (bertani), petinju (bertinju). Akan tetapi, jika peN- berarti me . . ., maka
peN- mengalami perubahan, seperti penari (menari), penjarung (menjaring), dll.
2. Berubah menjadi peng-, jika bergabung dengan kata yang diawali dengan huruf
vocal (a, I, o, e, u), k, h, kh, dan g.
Contoh : mengambil, mengiris, mengolah, mengentas, mengurung, menghias,
mengkhianati, menggoreng, dll.]
3. Berubah menjadi peny-, jika bergabung dengan kata yang diawli dengan huruf “s”.
Contoh : penyerang, penyapu, penyiram, penyuap, dll.
Imbuhan peN- mempunyai beberapa arti/makna bergantung pada kata atau
kalimat yang dibentuknya, di antaranya :
a. Berarti alat untuk me- .. “
Contoh : -Penggergaji kayu itu buatan dalam negeri.
-Pengukur suhu udara disebut thermometer.
-Pengikat kapal itu diikatkan pada tiang dermaka.

b. Berarti orang yang melakukan perbuatan

Contoh : -Pengendara bus yang terjungkal itu luka berat.


-Perampok sadis sudah diringkus polisi.
-Para pendidik berkumpul di Pendopo Kabupaten.
c. Berarti yang mempunyai sifat
Contoh : - Maargriet Megawe seorang wanita pemarah.
-Anak pendiam itu kurang baik dalam pergaulan. ]
d. Berarti yang ber –
Contoh : -Para pejuang kemerdekaan harus dihargai jasa-jasanya.
-Pelari medali mas Sea Games mendapat bonus dari pemerintah.
-Para pedagang asongan berlarian di jalan raya.

B. Imbuhan peN-an
Berfungsi juga membentuk kata benda, seperti ambil (kt.kerja) pengambilan (kt. Benda),
hemat (kt.keteranga) penghematan (kt.benda), didik (kt.kerja) pendidikan (kt.benda), dll.
Beberapa arti imbuhan peN-an, di ataranya :

a. Berarti tempat

Contoh : - Pemukiman penduduk itu sangat bersih dan indah.


-Piengungsian warga Kab. Karo d.guyur hujan debu Sinabung.
-Penggalian pasir di Lumajang berpusat di Pasirian.
b. Berarti proses/cara me- . . .
Contoh : - Penyembelihan lembu itu menggunakan pisau besar yang tajam.
-Pengergajian kayu sering menggunakan mesin.
-Pendidikan anak usia dini membutuhkan kesabaran.

C.Imbuhan ke-
Berfungsi untuk membentuk kata benda dengan jumlah sangat terbatas (hanya 3 kata saja),
yaitu pada kata tua menjadi ketua, hendak menjadi kehendak, dan kasih menjadi kekasih.
Arti imbuhan ke- ini ialah orang yang me- (kekasih), orang yang dianggap (ketua), dan yang
di- . . . (kehendak).

Akan tetapi pada kata bilangan, imbuhan ke- tidak mengubah jenis kata. Contoh : dua (kt.bil.)
kedua (kt.bil.), tiga (kt. Bil.) ketiga (kt.bil.), dll. Sebagai pembentuk kata bilangan, maka dapat
menjadi :

a. Bilangan tingkat :- Juara ketiga mendapat hadiah Rp 5.000.000,-


-Bangku keempat itu rusak berat.
-Putra kedua dari Pak Amir menjadi dokter.
b. Bilangan kumpulan: - Keempat pelajara itu menjadi duta Sanitasi Jawa Timur
-Kedua petinju itu bertarung habis-habisan.
-Kesebelas korban tewas Bus Rukun Sayur dievakuasi.

D.Imbuhan ke-an

Berfungsi untuk membentuk kata benda.


Contoh : dulu (kt,keterangan) menjadi kedahuluan (kt.benda), terang (kt.ket.) menjadi
keteangan (kt.benda), satu (kt.bilangan) menjadi kesatuan (kt.benda), dll.

Imbuhan mempunyai arti/makna :


a. yang di - . . . . (kedudukan, kepemilikan, kebutuhan, kerahasiaan dll.)
Contoh :- Kedudukan dia sebagai ketua organisasi sulit dipertahankan.

-Kepemilikan lahan di desa ini belum mempunyai sertipikat.

b. dapat di- . . . ( kedengaran, kedahuluan, kelihatan, ketercapaian, dll.)

Contoh : -Gemuruh letusan Gunung Raung kedengaran sampai jarak 60 km.

-Dalam balapan itu Pedrosa kedahuluan Valentino Rossi.

c. Terlalu/sangat . . . (kesiangan, kemalaman, ketinggian, dll.)


Contoh : - Saya tadi bangun kesiangan.
- Karena kemalaman di rumah nenek, akhirnya saya bermalam di sana.

d. Dalam keadaan/mengalami (kekurangan, kekeringan, kejatuhan, kedinginan, dll.)

Contoh : -Daerah NTT mulai kekurangan air bersih, karena kekeringan.

- Pada bulan Romadlon kemarin, saya sering kedinginan.

e.Berkaitan/berhubungan dengan .. (kepemudaan, ketuhanan, keagaman, dll)


Contoh : -Organisasi kepemudaan harus mendapat pembinaan dari Pemerintah.

- Negara kita berdasar atas azas ketuhanan.

Dasar: 7.1 Menceritakan kembali cerita yang dibaca

Teknik atau caranya :

1. Membaca seluruh rangkaian/teks cerita yang akan diceritakan kembali


2. Mencatat/mengidentifikasi pokok-pokok cerita
3. Mengembangkan pokok-pokok cerita, baik di dalam benak atau ditulis dengan
menggunakan bahasa sendiri, artinya kalimat-kalimatnya tidak sama dengan bentuk
kalimat dari cerita asli/semula
4. Karena diceritakan kembali, maka cerita diceritakan tanpa membawa teks/naskah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membawakan cerita di depan kelas :]


a. Menguasai isi cerita
b. Menceritakan dengan suara yang lebih nyaring (keras), tegas (setiap huruf diucap-
kan dengan jelas), intonasi yang menarik (suara terdengar bervariasi), tempo ( ada
jarak dalam pengucapan)
c. Membawakan cerita dengan baik, benar, dan menarik, maksudnya dalam memba-
wakan menyesuaikan dengan asal cerita, misalnya busana atau logatnya.
d. Bisa mengubah beberapa bagian cerita yang dikaitkan dengan keadaan sekarang.

7.2 Mengomentari buku cerita yang dibaca

Mengomentari adalah member tanggapan atau reaksi terhadap buku yang dibaca
yang ditinjau dari banyak hal atau sisi. Dalam mengomentari buku cerita dapat ditinjau :

dari unsur :
a. Penggunaan bahasa, maksudnya bahasa yang digunakan mudah dimengerti, sulit
(bahasanya penuh peribahasa/perumpamaan), bersahaja/sederhana
b. Isi cerita masih berkaitan dengan zaman sekarang atau tidak
c. Amanat/maksud cerita mengandung unsure pendidikan, social, politik, agama, dll.
d. Peristiwa yang ada tidak pernah terjadi atau biasa terjadi dalam kehidupan sekarang

KEBAHASAAN

Menggunakan imbuhan meN- (dibaca me-sengau)

Berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif, baik transitif maupun intransitive. Setelah
bergabung dengan kata dasar, maka imbuhan meN- juga akan mengalami perubahan
bentuk (alomorf) seperti pada imbuhan peN- terdahulu.

Perubahan bentuk imbuhan meN- penjelasannya sama dengan perubahan imbuhan peN-,
yaitu berubah menjadi me- (l,w,y), men- (t,d,c,danj), meng-(vocal, h, k, kh, dan g), mem-
(p,b,f. dan v), dan meny-( s).

Kata kerja aktif yang dibentuk oleh imbuhan meN-, misalnya :


a. tuls (kt.kerja) menjadi menulis (kt.kerja aktif)
b. sabit (kt. Benda) menjadi menyabit (kt. kerja aktif)

c. sapu (kt. Benda) menjadi menyapu (kt.kerja aktif)


d. dll.

Imbuhan meN- juga dapat berkombinasi dengan akhiran -I, dan –kan.
Contoh : meninggikan, mencabuti, menyirami, menanamkan, dll.

Setelah dibuat kalimat, maka kalimat yang dibentuk oleh kata kerja aktif berimbuhan
meN- ada dua macam :
1. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya berimbuhan meN- dan mempu-
nyai objek penderita.
Contoh :- Pak Kebun menanam pohon. (pohon sebagai Objek penderita)

-Guru BK memanggil temanku. (temanku sebagai Objek penderita)


Kata “ menanam dan memohon” termasuk kata kerja aktif transitif.
Contoh lain dari kata kerja aktif transitif ialah mencubit, menulis, menyaring,
memasak, menunggu, memandu, mencukur, dll.
2. Kalimat aktif intransitive adalah kalimat aktif yang predikatnya berimbuhan meN- dan
ber-, tetapi tidak membutuhkan/mempunya]I objek.
Contoh :- Saya mengantuk sekali. Bersusun/berpola S - P - K

-Ibunya sudah meninggal. Bersusun/berpola S - P.

Contoh lain dari kata kerja aktif intransitive berimbuhan meN-, misalnya melamun, merana,
menguning, meninggi, mengeras, membesar, dll.

C ATATAN : Setiap kata kerja aktif transitif dapat diubah menjadi kata kerja pasif, yaitu
dengan mengganti imbuhan meN- menjadi imbuhan di-. Contoh : mengurung X dikurung,
menulis X ditulis, menjahit X dijahit , menggoreng X digoreng, menyapu X disapu, dll.,
Akan tetapi, jika kata kerja aktif intransitive tidak bisa diubah menjadi kata kerja pasif.
Contoh : merana bukan dirana, melamun bukan dilamun, mengantuk bukan dikantuk, dll.
Untuk lebih jelasnya, maka lebih tepat jika dibuat menjadi kalimat.
Contoh : - Ibunya meninggal. Bukan Ibunya ditinggal.

-Pagi ini saya mengantuk. Bukan Pagi ini saya dikantuk,

Kompetensi Dasar 8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat penulisannya.

Pantun adalah jenis puisi lama yang asli dari Indonesia dengan persyaratan :

1. Setiap bait (paragraf dlm. Karangan) terdiri dari 4 larik (kalimat)


2. Setiap bait terdiri dari 3-4 kata
3. Setiap larik/baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
4. Dua baris pertama ( baris I dan II ) berupa sampiran
5. Dua baris terakhir ( baris III dan IV) berupa isi/pokok/maksud pantun.
6. Bersaja silang/ABAB.

Bagian yang berupa sampiran, kata-katanya boleh tidah masuk akal/tidak logis.
Contoh : -gajah mati diinjak semut, semut merah tersenyum bahagia, dll.
Sedangkan bagian yang namanya “isi” haruslah logis/masuk akal, karena merupan maksud.
Contoh : Kalau kita berzakat, Niscaya nanti masuk surga.

Contoh pantun yang baik dan lengkap :

1. Gajah mati diinjak semut


Semut merah tersenyum bahagia
Kalau kita rajin berzakat
Niscaya nanti masuk surge
Dll.

Dalam perkembangannya, pantun terus berkembang dan mempunyai banyak jenis.


Macam-macam pantun :

a. Pantun anak-anak, yaitu pantun yang isinya tentang dunia anak dengan berbagai
macam maksud, seperti pantun suka cita, duka cita, teka-teki, lucu, dll.
Contoh : Kancil semalam pergi berlayar
Berlayar mengarungi samudra
Jika kecil rajin belajar
Masa depan pastilah bahagia
Hari raya pergi ke rembulan
Rembulan purnama bersinar terang
Mari kita saling berkenalan
Agar hidup selalu senang
b. Pantun remaja, yaitu pantun tentang kehidupan anak muda/remaja. Isinya pun juga
tentang suka cita, duka cita, kasih sayang, perpisa]han, dll.
Contoh ; Hari lebaran ke kota Semarang
Semarang itu pusatnya bakwan
Sungguh hatiku terasa senang
Punya kenalan cantik rupawan
Kelas atas namanya bangsawan
Mendapat gelar raden mas
Temanku itu memang rupawan
Setiap hari belajar keras
c. Pantun Dewasa, yaitu pantun yang biasa dilakukan untuk orang dewasa/tua.
Contoh : Hutan bamboo di lereng Semeru
Di sana juga banyak keranya
Hidup ini penuh liku
Kita sulit menghindarinya
Es degan kelapa muda
Minumnya sambil berayun
Pesanku kepada pemuda
Berbahasalah yang santun
d. Pantun agama, yaitu pantun yang isinya tentang nilai-nilai keagamaan.
Contoh : Semakiin nilai emas berkarat
Semakin tinggi pula harganya
Kalau kita rajin berzakat
Di akhirat nanti masuk surge
Makhluk patuh namanya malaikat
Tak pernah berbuat salah
Kalau kita rajin sholat
Hidup selalu dirahmati Allah.
CATATAN :
Persajakan/sajak adalah persamaan bunyi pada akhir baris/larik puisi/pantun.
Macam-macam sajak :
1. Sajak terus/mutlak/aaaa, yaitu puisi yang diakhiri dengan bunyi yang sama. Biasa
disimbulkan dengan bunyi/huruf “a a a a “. Digunakan dalam syair.
2. Sajak silang/abab, yaitu puisi seperti pantun dengan ketentuang baris I dan III
sama bunyinya, sedang baris II sama dengan bunyi akhir baris IV
3. Sajak berpeluk, yaitu puisi yang baris pertama = baris IV dan baris II = baris III
dengan rumus abba.
4. Sajak berpasangan, yaitu puisi yang baris I = baris II dan baris III = baris IV, dengan
rumus aabb
5. Sajak bebas, yaitu puisi yang jumlah bait, larik/baris, serta akhir bunyi bebas(tidak
ada ketentuan). Banyak digunakan dalam pembuatan puis-puisi modern.

Kalimat Perintah

Adalah kalimat berisi permintaan atau anjuran kepada orang lain untuk menuruti sesuai yang
dikehendaki oleh pengucapnya. Kalimat perintah pada akhir kalimat harus diakhiri dengan
tanda baca “seru” ( ! ). Pada kata kerjanya bisa diberi partikel penegas (-lah).
Kalimat perintah ada dua macam :

1. Kalimat perintah negatif/larangan, yaitu kalimat perintah yang di dalamnya terdapat


kata keterangan larangan, seperti jangan atau tidak boleh.
Contoh : a. Jangan membuang sampah sembarangan ! Atau
b.Janganlah membuang sampah sembarangan !
c.Tidak boleh membeli makanan dalam kemasan plastik.

2. Kalimat perintah positif, yaitu kalimat berita yang berisi anjuran untuk melakukan
perbuatan yang baik/positif (tanpa kata negatif) dan kata kerjanya dikembalikan menjadi
kata dasar. Perhatikan beberapa contoh berikut ini :
Belilah buku tulis di Kopsis Atau Beli buku tulis di Kopsis !
Buanglah sampah pada tempatnya ! Atau Buang sampah pada tempatnya!

Dilihat dari contoh-contoh di atas, maka kalimat perintah mempunyai ciri-ciri sbb. :
a. Diakhiri dengan tanda baca seru b.
Diawali dengan kata kerja dasar, seperti : ambil, tulis, hapus, pangkas, dll.
C. Kata kerja tersebut bisa diberi akhiran -kan, seperti ambilkan, tuliskan, hapukan, dll.
d. Atau lebih baku lagi, jika diberi partikel “-lah”, seperti ambilkanlah/ambillah,
tulislah/tuliskanlah, hapuslah/hapuskanlah, dll.
e. Pelakunya (orang yang diperintah) tidak perlu disertakan.
Contoh : - Ambilkanlah sampah berserakan itu ! (tepat )

Kamu ambilkanlah sampah-sampah yang bererakan itu ! (tidak perlu)

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi unsure-unsur teks narasi (cerita fantasi

yang dibaca/didengar.

4.1 Menceritakan kembali isi teks narasi (cerita narasi) yang


dibaca/didengar.

Pada KD 3.1 dan 4.2 telah kalian pelajari tentang bentuk teks deskripsi dengan rin-
ci dan jelas, bahkan kalian sudah bisa membuat contoh teksnya. Pembelajaran se-
karang akan kita bahas tentang bentuk teks yang lain, yaitu teks narasi, khususnya
cerita fantasi. Kalian tentu sudah tahu sinonim dari kata fantasi, yaitu impian atau
khayalan, yang berarti sesuatu yang tidak ada, tidak pernah terjadi. Jadi hanya
ada dalam angan-angan atau imajinasi saja. Karena berupa angan-angan, maka
peristiwa, tokoh, seting/latar, dll. tidak ada atau tidak akan pernah terjadi di alam
nyata. Cerita/narasi fantasi banyak ragam/jenisnya, di antaranya cerita rakyat,
seperti fable, mite, sage, legenda, dll. atau cerita modern, seperti cerpen dan
novel.Perhatikan contoh teks pada Buku Siswa hal. 44-46 yang berjudul
Kekuatan Ekor Biru Nagata karya Ugi Agustono tersebut!

Kekuatan Ekor Biru Nataga

Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari itu. Nagata membagi tugas kepada seluruh pang-lima
dan pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tam-pak
gagah dengan keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar
Tana Modo akan terukir di hati seluruh binatang. Mereka akan berjuang hingga titik da-rah
penghabisan untuk membela tanah air tercinta.

Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar
dari kabut.Jumlah pasukan cukup banyak. Nataga dan seluruh panglima member isyarat untuk
tidak panic.

Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana MOdo, susul-menyusul bagai air.
Tubuh mereka besar-besar dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angka-
ra murka dan kesombnongan,disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan.
Mereka tidak menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menu-
nggu aba-aba dari Nataga.

“Serbuuuuuu . . . !” teriak Nataga sambung-menyambung dengan seluruh panglima.

Pasukan terdepan dari binatang-binatang hutan segera mengepung para serigala dengan
lemparan bola api.Pasukan serigala sempat kaget,tak percaya. Cukup banyak korban yang ber-
jatuhan di pihak serigala,karena lemparan bola api. Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok
serigala langsung mengatur kembali anak buahnya pada posisi siap memnyerang.Mereka terta-
wa mengejek binatang-binatang ketika banyak bola api yang padam sebelum mengenai tubuh
mereka. Bahkan dengan kekuatan mereka, mereka meniup bola api yang terbang menuju arah
mereka.

“Hai . . . ! Tak ada gunanya kalian melempar bola api kepada kami !” Seru serigala dengan
sorot mata merah penuh amarah.

Binatang-binatang tidak putus asa. Namun, pasukan serigala dalam jumlah dua kalilipat,
bahkan lebih dari pasukan binatang mulai bergerak maju, seolah hendak menelan binatang-
binatang yang mengepung. Binatang-binatang yang pantang menyerah juga tidak takut dengan
gertakan para serigala.

“Gunakan kekuatan ekormu, Nataga !” bisik Dewi Kabut di telinga Nataga.

Nataga sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam,
Nataga segera member aba-aba berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.

Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat me-
nyeret ekor birunya. Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api besar. Nataga mengibaskan api
pada ekornya yang keras, membentuk lingkaran sesaui tanda yang dibuat oleh semut, rayap,
dan para tikus. Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepung-
an api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru. Teriakan
panic dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang terbakar. Nataga tidak member am-
pun kepada para serigala licik itu.

Selesai pertempuran Nataga segera menuju ke atas bukit, bergabung dengan seluruh pang-
lima. Levo, Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nataga dengan haru dan tersenyum
mengisyaratkan hormat dan bahagia.

Ugi Agustono The Little Dragon

Setelah kalian baca teks atau cerita fantasi tersebut, maka kerjakanlah tugas-
tugas berikut ini !

NO. Unsur-unsur cerita Uraian/Penjelasan/Kalimat yang menjelaskan

1. Tokoh dan 1. . . . . berwatak….


wataknya 2. . . . . . . berwatak . . . .
3. . . . . . . berwatak . . . .

Latar/seting:
2.
a. Tempat
b. Waktu
c. Suasana

3. Ciri-ciri teks fantasi

4. Latar/seting:

d. Tempat
e. Waktu
f. Suasana
5. Tema cerita

6. Alur/Jalan Cerita

Setelah kalian data bagian-bagian cerita/alur ceritanya, maka ceritakan kembali


dengan gaya dan bahasamu sendiri !
Buku roman yang berjudul Siti Nurbaya dikarang oleh Marah Rusli. Roman ini merupakan sa-
lah satu roman terbaik , yang pernah diterbitkan Balai Pustaka Jakarta pada tahun 1920. Pa-
da awalnya terbit dengan tebal 500 halaman. Akan tetapi oleh pemerintah Hidia Belanda di-
revisi hingga menjadi hanya 150 halaman.

Roman Sii Nurbaya ini dinobatkan sebagai roman terbaik Angkatan Balai Pustaka. Hal ini, ka-
rena isi atau tema romannya tentang kehidupan nyata di masyarakat dan mengangkat kisah
keseharian masyarakat. Pada hal masalah seperti itu tidak boleh diangkat, kecuali permasa-
lahan orang-orang ningrat. Oleh karena itu, masyarakat sangat antusias dan tertarik untuk
membacanya. Akibatnya, makin banyaklah orang membuat karangan berjenis roman ini.
Sampai-sampai muncullah banyak roman yang tidak bermutu dan dinamakan sebagai roman
picisan. Roman yang dibuat hanya untuk mendapatkan uang “picis”.

Roman Siti Nurbaya ini menggambarkan tentang kisah tragis sepasang remaja yang telah me-
njalin percintaan. Namun, cinta mereka kandas. Hal ini, karena ayah Siti Nurbaya terjerat
hutang dari seorang rintenir bernama Datuk Maringgih. Datuk ini lelaki tua, jelek, berkulit hi-
tam bersisik, dengan wajah bopeng. Umurnya sudah 67 tahun. Seluruh hutang Datuk Bagi-
ndo, ayah Siti Nurbaya, bisa dihapus dengan syarat Siti Nurbaya mau dijadikan sebagai istri
yang kesekian. Siti Nurbaya sendiri masih berusia 17 tahun. Jika tidak menuruti permintaan
Datuk Maringgih, maka Datuk Bagindo akan dihukum mati. Bagaikan petir di siang hari hati
Siti Nurbaya. Ia seperti mendapat buah simalaka, jika dimakan ayah mati, dan jika tidak dima-
kan ibu yang mati. Karena sayangnya kepada sang ayah, maka Ia menerima permintaan Da-
tuk, meskipun harus melepas cintanya bersama kekasihnya, Syamsul Bahri. Akhir cerita, Siti
Nurbaya tewas diracun algojo Datuk dan Datuk tewas ditembak Letnam Syam, nama depan
dari Syamsul Bahri.

Buku roman ini memang mengisahkan tentang tak sampainya cinta kasih sepasang remaja,
karena ulah lelaki hidug belang yang bernama Datuk Maringgih. Dalam kish ini Siti Nurbaya
dan Syamsul Bahri sebagai tokoh utama yang menderita, sedangkan Datuk Maringgih sebagai
korban angkara murka lelaki hidung belang. Kisahnya disusun mulai masa kanak-kanak kedua
tokoh utama hingga akhir hayatnya sekitar usia 18 tahunan.

Roman Siti Nurbaya ini telah mendapat perhatian banyak kalangan. Hal ini , karena bahasa-
nya yang mudah dicerna atau bahasa keseharian dengan mengangkat kisah nyata di masyara-
kat. Akan tetapi buku terlalu tebal, karena yang diungkap kehidupan seseorang mulai terlahir
hingga akhir hayatnya, sehingga terlalu lama waktunya.
PENJABARAN MATERI PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V/Genap

Tahun Pelajaran : 2015/2016


Guru Mata Pelajaran : Drs. H. UKSUL WIDAYAT

Nama Siswa/Kelas :

Tahun 2016
I.Standar Kompetensi : 9. Mampu memahami wacana lisan melalui wawancara
A. Kompetensi Dasar 9.1 Mampu menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh
atau narasumber yang disampaikan dalam wawancara dengan “buruh tani di persawahan seki-
tar sekolah (di belakang).

Uraian Materi:
Wawancara adalah kegiatan berdialog untuk mencari informasi dari seorang tokoh/narasumber
dengan mekanisme/cara tertentu. Pihak-pihak yang terlibat dalam wawancara. Di antaranya
ada narasumber (yang diwawancarai), pewawancara, dan notulis (pencatat hasil wawancara).
Agar kegiatan wawancara (bagi pemula/pembelajaran) berlangsung dengan baik, maka harus
dilakukan tiga langkah kegiatan :
1. Tahap Persiapan dengan kegiatan :
a. Menentukan topic wawancara/permasalahan yang akan diwawancarakan ;
b. Menentukan narasumber/orang yang akan diwawancrai dan beberapa kesepakatan ,seperti
kesanggupan,waktu, tempat, dan hal-hal lain yang dibutuhkan; dan
c. Membuat daftar pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibicarakan.

2.Tahap Pelaksanaan dengan kegiatan :


a. Mendatangi atau mempersiapkan tempat wawancara;
b. Melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan, seperti
yang sudah dipersiapkan (dilakukan pewawancara); dan
c. Mencatat hasil wawancara (dilakukan notulis).

3.Tahap Pasca Wawancara (setelah wawancara ) dengan kegiatan :


a. Menyusun kembali hasil wawancara dalam bentuk laporan dengan baik dan benar;
b. Membahas berkas laporan yang telah disusun ( bersama kelompoknya );
c. Mempresentasikan/mempertanggungjawabkan laporannya di depan kelas/guru; dan
d. Melaporkan hasil kegiatan wawancara dengan sistematika tertentu.

Hal-hal lain yang harus diperhatikan selama kegiatan wawancara, antara lain :
a. Berwawancara dengan sopan dan santun, misalnya dengan diawali salam, basa-basi, sikap
luwes, dan diakhiri ucapan permintaan maaf dan terima kasih, serta salam ,
b. Menanyakan hal-hal yang hanya berkaitan dengan pokok permasalahannya saja, dan
c. Sebelum bertanya bisa diawali dengan ulasan atau komentar, agar kegiatan wawancara tidak
kaku atau monoton.
Contoh komentar/ulasan :
Tadi Ibu mengatakan, bahwa rumah Ibu berjarak 3 km dari sini. Itupun dilakukan dengan ber-
jalan kaki. Pada hal jalan dari rumah Ibu berupa jalan macadam penuh batu. Jadi, apakah Ibu

tidak kelelahan, jika tiap hari selalu berjalan kaki berjarak 6 km, belum lagi masih harus memba-
wa barang-barang seperti ini ?

Contoh kegiatan wawancara :

Topik : Masalah Pedagang kaki lima


Daftar pertanyaan yang tepat :
1. Siswa :”Permisi, Bu. Perkenalkan kami . . . . Klau boleh tahu . . . Siapakah nama Ibu . . .?”
2. Siswa :”Kami bertiga hendak menanyai Ibu tentang . . . .”
3. Siswa:” Tadi Ibu katakana, bahwa Ibu seorang single parents, karena suami Ibu sudah meni-
nggal.Putra Ibu sebanyak empat orang yang masih kecil-kecil. Penghasilan Ibu sehari sekitar
Rp 20.000 - Rp 30.000 sehari. Apakah cukup penghasilan sebesar itu cukup untuk biaya hidup
sehari-hari ? Lalu bagaimanakah Cara Ibu mengaturnya ?”

(LKS terlampir di berkas LKS)

B.Kompetensi Dasar 9.2 Mampu menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh
atau narasumber yang disampaikan dalam wawancara.
Penjelasan :
Setelah kegiatan dan membuat laporan hasil wawancara, maka kegiatan yang berikutnya ada-
lah membuat kesimpulan/deskripsi dari informasi-informasi yang telah diperoleh. Contoh 1
hasil wawancara : Siswa :”
Assalammualaikum, Bu. Kami bertiga siswa SMP Negeri 3 “ PKL
:” Mualaikum salam.Tumben pagi-pagi dating kemari ?” Siswa
:” Sebelumnya maaf kalau kedatangan kami mengganggu Ibu. Kami hendak bertanya-tanya
kepada Ibu seputar kehidupan Ibu sehari-hari, terutama tentang kehidupan Ibu sebagai
pedagang kaki lima. Boleh kan , Bu ?”
PKL :” Oh . . silakan-silakan. Ibu sangat senang dengan kedatangan kalian bertiga!”
Siswa : “Siapakah nama Ibu ? Di manakah rumah Ibu /”
PKL :”Nama Ibu . . . Sumarni. Rumah Ibu di Bagusari.”
Siswa :”Dari rumah ke Taman Toga ini naik apa, Bu?”
PKL :”Ya … jalan kaki sambil memanggul barang dagangan ini .”
Siswa :” Tadi Ibu berkata, bahwa rumah Ibu di Bagusari yang dari sini berjarak 5 km. Jarak itu
ditempuh dengan berjalan kaki ssambil memanggul barang dagangan yang sebanyak ini.
Apakah Ibu tidak kelelahan. Mengapa tidak naik sepeda atau suami Ibu saja yang mbantu?”
Dan seterusnya . Penyusunan
deskripsinya (bisa berupa kesimpulan) Pada pagi
hari tiga orang siswa SMP Negeri 3 mendatangi seorang Ibu PKL di Taman Toga. Dengan sopan
mereka mendatangi ibu PKL . Mereka bertanya tentang beberapa hal seputar penghasilan
seorang PKL. Ibu PKL yang bernama Sumarni yang beralamat di Bagusari. Ia sehari-hari
berdagang di Taman Toga yang ditempuhnya dengan berjalan kaki, sambil il, sudah tidak
memanggul barang dagangannya. Dan seterusnya.Catatan : untuk menyusun deskripsi hasil
wawancara dengan menuliskan hal-hal penting, kemudian dikembangkan menjadi kalimat-
kalimat baru dan wacana.

Sistematika penyusunan teks wawancara yang baik dan benar :


a. Antara pelaku dengan dialognya dibatasi oleh tanda petik dua ( Adik : “ . . . .”
b. Kalimat dialog diapit oleh dua tanda petik ( . . . : “Kapan Ibu mulai berjualan gorengan ?”
c. Kata sapaan ditulis dengan huruf capital, di manapun letaknya dalam kalimat.
Contoh : Siswa : “ Kapan Ibumulai berjualan di sini?” Kalau Bapak ini sendiri sudah lama ?”
Kata “Bapak dan Ibu” termasuk kata sapaan. Kata sapaan itu adalah kata pengganti panggilan
dari orang kedua (mitra bicara), misalnya Adik, Kakak, Kakek, Saudara, Papa, dll.). Akan tetapi,
jika ditulis dengan huruf kecil, maka kata-kata itu termasuk kata ganti orang/kata benda keke-
rabatan. Contoh : Dia sudah tidak mempunyai bapak dan ibu lagi. Saya dan adik tidur nyenyak.

II. Standar Kompetensi 10. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan penga-
laman melalui kegiatan menanggapi cerita dan telepon.

A. Kompetensi Dasar 10.1 Mampu menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan iden-
titas , keunggulan, dan laasan mengidolakannya dengan pilihan kata/diksi yang sesua
Penjelasan :
Tokoh idola adalah seseorang yang menjadi figure/percontohan bagi orang lain dengan
alasan tertentu.Seseorang patut menjadi idola, karena mempunyai keunggulan tertentu.
Misalnya : unggul dalam prestasi, kinerja, kepandaiannya, ketampanannya, kehebatan-
nya, dll. Demikian juga seseorang mengidolakan orang lain, juga karena alas an tertentu.
Misalnya, karena kehebatannya, ketampanannya, kinerjanya, perjuangannya, dll. Setiap
seseorang yang mempunyai idola sudah barang tentu sudah mengetahui banyak hal dari
sang tokoh idola, paling tidak tahu tentang data/identitas pribadinya. Contoh sistema-
tika identitas seperti identitas siswa yang telah dibuat pada semester ganjil yang lalu.
Dalam menceritakan tokoh idola, hal-hal yang perlu diceritakan selain identitasnya, juga
berkaitan dengan :
1. Perjuangan hidup,
2. Pandangan atau pendapatnya tentang kehidupan (keadaan terkini),
3. Pengalaman-pengalaman menarik/fenomenal, dan
4. Cita-cita besarnya.

Riwayat hidup para tokoh penting banyak dimuat dalam buku cerita yang disebut buku
biografi. Misalnya biografi Bung Karno, Bung Hatta, PB Jend. Sudirman, dll.

B. Kompetensi Dasar 10.2 Mampu bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa
yang santun.
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, tetapi sudah dapat menyampaikan maksud
dan dapat dimengerti maksudnya oleh penerima/mitra bicaranya. Dalam penggunaan
kalimat/bahasa yang singkat dalam bertelepon, karena berkaitan dengan biayanya. Se-
dangkan bahasa yang santun, karena dalam berkomunikasi dengan bahasa lisan pilihan
kata/diksi yang tepat, terutama disesuaikan dengan mitra/lawan bicaranya sangatlah
penting. Apalagi jika yang kita telepon orang yang lebih tua atau terhormat.
Untuk memudahkan pencarian alamat pada buku telepon, maka caranya dicari berda-
sarkan urutan alphabet seperti pada buku kamus. Dalm perkembangnanya, peranan
telepon sudah mulai berkurang, karena munculnya alat komunikasi modern yang lebih
praktis, seperti HP yang juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan. Seperti
pengambilan gambar, pengolahan data, akses internet, dll.
Etika dalam bertelepon secara umum haruslah :
1. Sopan
2. Berbicara seperlunya saja (hindari basa-basi)
3. Intonasinya jelaspat dan tepat.
4. Diawali salam dan perkenalan
5. Diakhiri terima kasih, mohon maaf, dan salam.

. Standar Kompetensi 11.Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan
membaca memindai.

A.Kompetensi Dasar 11.1 Mampu mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku
biografi yang dibaca secara intensif.

Penjelasan :
a .Membaca intensif adalah membaca dengan penuh kesungguhan, agar dapat memperoleh
informasi secara cepat dan tepat. Dalam membaca intensif yang harus dilakukan, diantaranya
konsentrasi dan hindari bersuara. Contoh membaca soal.
B.Membaca memindai adalah membaca penuh konsentrasi sambil mencatat hal=hal penting
dan kesalah-kesalahan dalam bacaan yang dibaca. Membaca memindai sering dilakukan pada
kegiatan merangkum/meresum yang kalian lakukan sebelum pembelajaran dimulai. Setelah
kalian pelajari tentang tokoh idola pada KD 10.2 tersebut, maka untuk menceritakan kembali
dapat digabungkan antara penjelasan pada KD 10.2 tersebut dengan KD 11.1 ini, sehingga akan
memudahkan dan menghasilkan rangkuman yang baik dan benar.

B.Kompetensi Dasar 11.2 Mampu menemukan gagasan utama dalam teks.

Penjelasan :

kegiatan berbahasa, baik tulis maupun lisan.


Gagasan utma dalam kegiatan berbahasa dapat berupa :
a. Pikiran utama/ide pokok adalah gagasan utama yang menjadi dasar terbentuknya sebuah
B.Topik adalah gagasan utama yang terdapat pada bacaan nonfiksi, seperti argumentasi, karya
ilmiah, ulasan, dll.
c.Tema adalah gagasan utama yang terdapat pada karangan fiksi, seperti cerpen, dongeng,dll.
Khusus tentang gagasan utama/ide pokok atau pikiran utama dalam sebuah paragraf tentu
masih disertai pikiran penjelas, kalimat utama, dan kalimat penjelas. Secara khusus tentang
keempat hal tersebut dapat dijelaskan seperti berikut ini.
1. Pikiran utama/ide pokok dengan ciri-ciri :
a.Disampaikan secara implicit/samar-samar (tak bisa dibaca/dilihat);
b.Terdapat di seluruh bagian paragraf.
c. Jika ditulis hanya berupa kalimat pendek.
d.Setiap paragraf hanya ada satu saja (tidak boleh lebih).

2.Pikiran/ide penjelas dengan ciri-ciri :


a.Berfungsi memperjelas keberadaan pikiran utama/ide pokok.
B. Disampaikan secara implicit juag.
C. Berupa kalimat-kalimat pendek.
d.Jumlahnya bisa lebih dari satu.

3.Kalimat utama/kalimat pokok atau kalimat terpenting dalam sebuah paragraf dengan ciri :
a. Disampaikan secara eksplisit atau jelas (bisa dilihat dan dibaca).
b.Jumlahnya setiap paragraf hanya ada satu saja. c.Letaknya dalam paragraf
bisa : - di awal paragraf disebut
paragraf deduktif dan

- di akhir paragraf disebut paragraf induktif

4.Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang mendukung keberadaan kalimat penjelas.


Dengan ciri-ciri :
a.Disampaikan secara eksplisit/jelas.
B.Berfungsi memperjelas keberadaan kalimat utama.
C.Jumlahnya bisa lebih dari satu.
Coontoh :

Dalam teori Tabularasa dijelaskan, bahwa seorang anak manusia lahir dalam keadaan
bersih, seperti kertas putih yang tiada tulisannya. Maksudnya, manusia yang baru lahir itu
dalam keadaan putih bersih/suci. Lambat laun, manusia akan berkomunikasi dengan
lingkungannya. Akhirnya berbagai pengaruh ia terima. Dari berbagai pengaruh itu dapat
mempengaruhi keberadaan manusia. Jika ia sering berada atau mendapat pengaruh baik, maka
ia akan tumbuh menjadi manusia yang baik. Sebaliknya, jika berada dalam lingkungan yang
jelek, maka akan cenderung berkepribadian yang tidak baik.

Jika paragraf tersebut dianalisis, maka hasilnya sebagai berikut :


a.Ide pokok/pikiran utama : Manusia lahir dalam keadaan putih suci.
b.Pikiran/ide penjelas : --
manusia dilahirkan tidak berdosa dan manusia tergantung pada pengaruh dan lingkungannya.
c.Kalimat utama : Dalam teori Tabularasa dijelaskan, bahwa . . . (kalimat pertama).
d.Kalimat penjelas: Semua kalimat, kecuali kalimat pertama (sebagai kalimat utama).
e.Jenis paragrafnya termasuk paragraf deduktif, karena kalimat utamanya di awal paragraf.

C.Kompetensi Dasar 11.3 Mampu menemukan informasi yang cepat dan tepat dalam Tabel
atau Diagram

Penjelasan:
Tabel adalah penyimpanan data atau informasi dalam bentuk garis /kolom.
Tabel banyak digunakan pada kegiatan-kegiatan administrasi atau pendataan dalam berbagai
bidang. Misalnya bidang keuangan, kependudukan, pemerintahan, bahkan bidang pembelajar-
an, terutama Matematika.
Diagram adalah penyimpanan data atau informasi dalam bentuk garis tidak lurus , misalnya
lingkaran. Diagram juga banyak digunakan untuk hal-hal yang bersifat realistic, seperti Tabel.
Banyak keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan table atau diagram, di antaranya :
1. Lebih praktis, karena dapat menyimpan data dalam jumlah banyak dan bermacam-macam
2. Lebih hemat , karena hanya menggunakan beberapa file atau lembar kertas
3. Lebih mudah dipampangkan di tempat umum
4. Tidak terlalu banyak menggunakan literatur bahasa, cukup diwakili angka-angka saja.
5. Dapat digunakan untuk data sejenis yang lain, tinggal mengganti data atau informasinya.

Contoh singkatnya : dengan angka 1825 lebih praktis daripada seribu delapan ratus dua
puluh lima. Belum lagi jika dengan symbol tambahan seperti 18,25 %.
Agar data atau informasi yang disimpan di dalam diagram atau table dapat dipahami, maka di
dalamnya harus ditandai dengan tanda-tanda tertentu, misalnya warna berbeda, ketebalan
tampilan, dll.
IV. Standar Kompetensi 12. Menyampaikan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan
singkat atau memo.

A.Kompetensi Dasar 12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan
cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.

Penjelasan :
Pada pembelajaran KD 9.1 telah dibelajarkan tentang wawancara. Bagian terpenting dalam teks
wawancara, teruma penyusunan pertanyaannya adalah penggunaan kalimat langsung. Semua
kalimat dalam teks wawancara tergolong kalimat langsung. Untuk mengingat kembali tentang
kalimat langsung, maka sebaiknya dipelajari lagi contoh-contoh kalimat langsung berikut ini.
1. Ayah berkata (:), “ Di manakah rumah Ibu ?” 2. Adik : “ Berapakah penghasilan Ibu perhari?”

Untuk mengubah teks wawancara menjadi narasi, maka yang harus diubah adalah mengubah
kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung. Caranya yaitu :
1. Jika kalimatnya bernada Tanya, maka setelah pelaku diikuti kata menanyakan dan dua tanda
petik dihilangkan.
Contoh : Ayah : “Kapan kamu liburan semester genap ?” menjadi
Ayah menanyakan kepada aku tentang liburan semester genap.
2. Jika kalimat lansungnya bernada membertahu, maka setelah pelaku diikuti kata memberi-
tahu (-kan) dan tanda petik dihilangkan.
Contoh : Ibu berkata (:) , “Besok kalian harus bangun lebih pagi.” Menjadi
Ibu mengatakan, bahwa besok kami harus bangun lebih pagi.
3. Jika kalimat langsungnya bernada perintah, maka setelah pelaku diikuti kata memerintahkan
dan dua tanda petik dihilangkan.
Contoh : “Cepat lari!” perintah komandan kepada prajuridnya. Menjadi
Komandan memerintah kepada prajuridnya, agar cepat berlari.

Untuk lebih jelasnya dapat dipelajari contoh lengkap berikut ini.

(Ilustrasi) Sore itu Andi berjalan-jalan di alun-alun Lumajang. Ia ingin sekali menikmati suasana
alun-alun setelah bersih dari kegiatan Harjalu. Jagung rebus yang biasa mangkal di trotoar sebe-
lah timur menjadi sasarannya. Ia beli beberapa buah jagung rebus. Selagi menikamti jagung re-
bus itu, Andi sambil berbincang-bincang dengan pedagangnya.

Andi :”Jagungnya masih ada, Pak ? Kalau ada, tolong ambilkan lima saja. Berapa harganya ?”
Pedagang :”Ada Dik. Baiklah . . . . Yang ini masih hangat dan manis lagi .”
Andi :” Enak sekali jagungnya ini, Pak? Bagimana cara merebusnya dan berapa lama ?”
Pedagang :” Merebusnya dengan menggunakan drum dan pada tungku yang besar. Pada saat
merebus itu juga seskali diputar, agar yang matang merata. Setelah air mendidih, maka beri
pula potongan kayu manis dan sedikit garam. Hal ini ini untuk menambah rasa.”
Andi :” Oh. . . begitu. Pantas rasanya sangat berbeda dengan jagung-jagung rebus yang lain.”

Ilustrasinya sama dengan yang atas. Sore itu Andi berjalan-jalan di alun-alun Lumajang. . . . .
Andi pun langsung menghampiri penjual jagung rebus. Ia minta diambilkan lima buah. Si pen-
jual pun menuruti permintaan Andi. Malah Andi diambilkan jagung rebus yang enak dan manis.
Setelah dimakan, Andi sangat heran dengan jagung rebus ini. Ia pun menanyakan tentang cara
merebusnya kepada si penjual. Si penjual pun menjelaskannya cara merebusnya. Bahwa untuk
merebus jagung ini dengan direbus pada drum dan di atas tungku besar. Selama direbus., sese-
kali diputar-putar, agar matangnya merata. Tak lupa rebusan diberi potongan kayu manis dan
sedikit garam, agar mengahsilkan rasa yang khas atau berbeda dengan jagung rebus yang bia-
sanya.

B.Kompetensi Dasar 12.2 Menulis pesan singkat sesuai dengan isi dengan menggunakan kalimat
efektif dan bahasa yang santun.

Penjelasan :
Memo adalah pesan singkat yang dibuat dalam keadaan darurat/saqngat mendesak.
Ciri-ciri memo :
1. Bahasanya sangat singkat, bahkan bisa menggunakan bahasa yang familier/pribadi.
2. Tempat dan penulisannya tidak harus resmi/korespondensis (aturan surat-menyurat).
3. Dibuat dalam waktu singkat dan darurat (tidak mungkin dihindari/ditunda).
4. Dibuat oleh orangnya sendiri, sehingga lebih bisa dipercaya.
Bahasa yang santun maksudnya menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan usia atau status
si penerima memo, terutama dalam menggunakan kata sapaannya, Bapak, Anda, Saudara, dll.
Kalimatnya efektif, maksudnya bahasa/kata-kata yang dipakai yyang pokok-pokok saja.
Contoh memo :

Memo Buat : Andika Pratama


Dari : Rina Nose

Tolong . . .ya . . . Andika. Aku sore nanti ndak bisa hadir membawakan acara
Akademi Asia, karena aku demam tinggi. Sampaikan salamku kepada Ramzi dan Irfan, serta
para komentator. Terima kasih.

Tanggerang, 22 Desember 2015

RINA NOSE
VI. Standar Kompetensi 13. Memahami Pembacaan Puisi

A. Menanggapi cara pembacaan Puisi.


Membaca puisi tergolong jenis seni bahasa yang sulit dilakukan, karena pembacaannya
tidak menggunakan acuan yang jelas. Pembacaannya berdasarkan penjiwaan dari isi
puisi. Pada hal bahasa puisi itu sangat dalam kandungan maknanya (puitis). Tidak
sembarang orang yang bisa memahami kandungan maknanya. Salah penafsiran, maka
akan salah pula cara pembacaannya. Namun demikian, ada beberapa criteria
pendukung untuk pembacaan puisi yang tepat.
1. Dalami dulu makna kata-katanya.
Kata-kata dalam puisi bisa mempunyai jenis makna :
a. Makna simbolis : kata yang melambangkan hal-hal tertentu.
Misalnya: kata “bunglon” melambangkan orang yang tidak berpendirian,
kata”jalang” lambing dari tidak patuh pada kebiasaan, dll.
b. Makna konotasi/kiasan : kata yang maknanya menimbulkan perasaan tertentu.
Contoh : Penjilat, bau busuk, termenung, bersenandung, merona, dll.
2. Lakukan gerakan-gerakan anggota badn (pantomimik), wajah (mimik) sesuai dengan
kandungan makna kata.
Contoh : gerakan tangan ke atas untuk kata Tuhan, langit, awan, matahari, bintang,
Gerakan tangan ke bawah untuk kata bumi, mati, air, pertiwi, dll.
3. Lakukan gerakan mimik sesuai dengan kandungan makna kata-katanya.
Misalnya : gerakan mata melotot untuk kata yang bernada marah, kesungguhan,dll.
4. Ucapkan/bacakan dengan warna suara tertentu.
Misalnya: suara lirih untukikan suasana damai, sedih, suara keras dan berat untuk
suasana marah, bersemangat, dll.
5. Tempo dan tekanan pengucapan/pembacaan
Misalnya : nada tinggi untuk suasana marah, eforia, dll., rendah dan lirih untuk
suasana sedih, hening, dll.
Sehingga untuk menaggapi pembacaan puisi yang dapat dijadikan sebagai acuan
menanggapinya ialah dari segi penjiwaan, gesture (gerakan), dan suara.

B. Kompetensi Dasar 13.2 Merefleksi puisi yang dibacakan.


Setiap kali kita membaca puisi, tentu kita ingin mengetahui isi atau maksud puisi itu
secara utuh.
Refleksi adalah respon/tanggapan seseorang setelah membaca (puisi) untuk direnungkan. Hal-
hal yang direnungkan dapat tentang anatomi (komposisi/susunan), latar belakang pencip-taan,
pribadi pengarang, amanat, penggunaan bahasa, pilihan kata/diksi, gaya berbahasa, dll. Uraian
: 1.Komposisi/susunan
.Puisi diciptakan dengan menggunakan model-model tertentu, seperti model teras
siring, zig-zag, lurus, atau menggunakan alur. 2. Latar belakang.
Puisi diciptakan dengan berpedoman pada kondisi lingkungan saat itu. Misal-nya pada puisi-
puisi tahun 1945 yang banyak bertema tentang perjuangan. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan
tahun 1945-an yang merupakan masa perjuangan kemerdekaan. 3. Pribadi
pengarang. Hal ini sangat berpengaruh terhadap puisi yang dibuatnya. Pencipta yang berjiwa
keras, pemberontak, maka nuansa/suasana puisi yang diciptakannya akan terasa keras dan
penuh semangat. Lihat saja puisi-puisi karya Choiril Anwar yang penuh semangat, membe-
rontak, keegoisan, dll. Demikian juga dengan pengarang-pengarang wanita. Tentu puisi yang
diciptakan akan terasa halus, manja, dan kasih sayang.
4. Amanat. Adalah pesan pengarang kepada pembaca melalui puisi yang diciptakannya. Hal ini
juga dipengaruhi kondisi saat puisi itu diciptakan. Amanat ini bisa brupa teguran, ancaman,
kritikan, sanjungan, kebencian, kasih sayang, dll.
5. Penggunaan bahasa. Maksudnya, puisi yang diciptakan terkadang menggunakan bahasa yang
dangkal (mudah dipahami), puitis (sulit dipahami), fulgar (kasar/seronok), bertata karma.
6. Pilihan kata/diksi. Maksudnya, kata-kata yang dipakai bisa bermakna konotasi, kiasan,
simbolis, biasa-biasa saja (seperti pencipta puisi pemula/taraf belajar).
7. Gaya bahasa. Model penyampaian dengan menggunakan bahasa yang sederhana, melebih-
lebihkan, perumpamaan, perbandingan, mengulang-ulang, dll.

Perhatikan cuplikan puisi berjudul “AKU” karya Choiril Anwar berikut ini !

Aku

Kalau sampai waktu Dari puisi tersebut, maka jelaslah bahwa :


“Ku mau tak seorang “kan merayu a. pribadi pengarangnya keras/pemberontak
Tidak juga kau b.berlatar belakang zaman perjuangan
Tak perlu seduh sedan itu c.gaya bahasanya meledak-ledak/melebihkan
Aku ini binatang jalang d. penggunaan bahasanya fulgar Dari
kumpulannya terbuang e. amanatnya berupa kritikan Biar
peluru menembus kulitku

......................... .

VII. Standar Kompetensi 14. Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen.


A. Menanggapi cara pembacaan cerpen
Dalam naskah/teks cerpen terdapat dua bentuk literasi/penulisan.
1. Berbentuk narasi. Maksudnya kalimat-kalimatnya berupa narasi, sehingga cara
membacanya seperti membaca berita atau cerita.
2. Berbentuk dialog. Maksudnya kalimat-kalimatnya berupa kalimat langsung, sehingga
cara seperti orang berbicara. Bahkan, dengan gaya-gaya tertentu yang dapat me-
nimbulkan suasana tertentu. Misalnya tentang intonasi, irama, tekanan, dan tempo.
Misalnya pada kata “sayang”, jika dibaca dengan tekanan yang berbeda, maka
“sayang” bisa berarti cinta atau kecewa. Demikian juga dengan kata “hem, aduh,
jangan, dll . Tentang penjelasan intonbasi, irama, tekanan, dll. sudah dijelaskan pada
KD 13. yang lalu. Dengan demikian, jika kita menanggapi tentang pembacaan cerpen
yang dapat dijadikan acuan ialah tentang intonasi, tekanan, tempo, dan iramanya.

B. Menjelaskan hubungan antara latar/seting suatu cerpen dengan realitas siswa pada
zaman sekarang.
Realitas adalah kenyataan yang selalu ada dan dialami oleh manusia dari waktu ke wak-
tu, termasuk dari dahulu sampai dengan sekarang. Misalnya realitas cita-cita, cinta, ka-
sih sayang, semangat, perjuangan, dll. yang merupakan bagian dari kehidupan sudah
ada sejak zaman dahulu, hingga sekarang dan yang akan datang.
Cerpen pun tentu di dalamnya mengandung realitas atau nilai-nilai kehidupan tersebut.
Oleh karena itu, cerpen pun diciptakan dengan alam yang berbeda-beda. Misalnya cer-
pen remaja atau anak-anak. Dalam cerpen tersebut, tentu yang dimuat tentang dunia
remaja anak-anak. Demikian juga, cerpen yang dibuat remaja atau anak-anak, maka isi-
nya berlatar belakang remaja/anak-anak.
Oleh karena itu, untuk menanggapi isi /realitas dalam cerpen yang berkaitan dengan
realitas siswa dapat menggunakan patokan/aciuan nilai-nilai kehidupan tersebut.
Misalnya pada kalimat berikut ini.
“Aku hanya bisa memberikan yang sedikit saja. Inilah yang bisa saya lakukan. Walaupun
kehidupanku seperti burung, yang hanya bisa mencari sekarang untuk dimakan seka-
rang” kata Anton mengawali pertemuan itu.
Kalimat cerpen tersebut menggambarkan sikap bersahaja /merendahkan diri. Realitas
ini juga terdapat pada realitas siswa (siswa dermawan dan bersahaja).

VIII Kompetensi Dasar 15. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku
cerita anak.

A. Kompetensi Dasar 15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume,
suara, mimic, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.
Makna atau maksud sebuah puisi akan lebih jelas/mudah dipahami, jika dibacakan.
Tentu pembacaannya dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu, seperti irama,
intonasi, jedah, mimic, gesture, tekanan, volume suara, dll.
1. Irama, maksudnya pembacaan puisi dengan variasi suara (tidak monoton)
2. Intonasi, maksudnya tinggi-rendahnya suara
3. Jedah, maksudnya perhentian yang tepat sesuai dengan maksud puisi. Misalnya
Bukan tidur sayang berbeda dengan Bukan tidur, sayang, dll.
4. Mimik, maksudnya perubahan bagia-bagian dari wajah.
5. Gestur, maksudnya gerakan-gerakan anggota tubuh.
6. Tekanan, maksudnya membacakan suatu kata dengan tekanan tertentu akan
menimbulkan maksud yang berbeda.
7. Volume, maksudnya dalam membaca puisi dengan suara tinggi, rendah, lembut, dan
nyaring akan menimbulkan suasana atau maksud yang berbeda.
Oleh karena itu, ketujuh hal di atas harus diperhatikan dalam membacakan puisi.

B. Kompetensi Dasar 15.2. Menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam
buku cerita anak, baik asli maupun terjemahan.
Permasalahan dalam cerita anak sama dengan permasalahan/realitas pada cerpen.
Hanya saja dalam cerita anak realitas yang dimuat adalah realitas yang ringan-ringan
saja, karena sifatnya menghibur. Dengan demikian, hal-hal yang terlalu berat atau
menyedihkan tidak dimuat. Misalnya tentang tragedy, pembunuhan, penipuan,
perebutan, atau bentuk-bentuk kejahatan lainnya. Relitas kehidupan dalam cerita anak
di antaranya tentang cita-cita, belajar, semangat, kerja sama, saling menhormati/meng-
hargai, bermain, bahkan ada khayalan. Dunia anak pun banyak tentang khayalan.
Contoh realita anak yang terdapat dalam cerita anak.
Pak Tani sedang menanam mentimun. Buahnya sudah mulai membesar, tetapi selalu
hilang. Oleh karena itu, Pak Tani member mainan berupa orang-orangan untuk mena-
kut-nakuti binatang pengganggu, yati Kancil. Dasar Kancil. “ Apa ini ? . . . Ini orang
beneran atau Cuma mainan, agar aku takut ? “ Kancil menggerak-gerakan mainan itu. Ia
semakin yakin, karena tidak bisa ngomong. Berarti ini Cuma mainan. Kancil jadi tidak
takut. Kancil pun semakin sering mengambil mentimun Pak Tani itu. . . . . .
Dalam cerita Kancil tersebut ada realitas bermain-main, mengambil, dan boneka, yang
juga terdapat dalam realitas kehidupan anak zaman sekarang.

IX. Standar Kompetensi 16. Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui
kegiatan menulis kreatif puisi.
A.Kompetensi Dasar 16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.
Puisi adalah bentuk karangan yang merupakan curahan perasaan. Setiap orang tentu
mempunyai rasa yang berbeda. Demikian juga cara mengungkapkannya. Bahkan,
walaupun dalam bentuk puisi pun bisa berbeda. Puisi juga termasuk bentuk karangan
yang subjektif. Artinya semua hal yang berkaitan dengan penulisan puisi bergantung
pada selera pengarangnya. Ada puisi yang pendek, panjang, halus, kasar, dll.
Bagi para pemula, menulis puisi tergolong sangat sulit, terutama untuk mengawalinya.
Oleh karena itu, menulis puisi tentang alam lebih mudah dilakukan, karena objeknya
nyata/realis. Cara yang lebih mudah dilakukan dalam menulis puisi, di antaranya :
a. Lakukan pengamatan terhadap objek yang ada di sekitar kita.
b. Catatlah hal-hal penting dari objek tersebut (kata-kata kunci).
c. Kembangkanlah kata-kata kunci tersebut menjadi kalimat-kalimat puitis.
d. Gabunglah kalimat-kalimat tersebut menjadi kesatuan maksud.
e. Baca dan resapilah rangkain kata dan kalimat tersebut.
f. Perbaiki (mengurangi atau menambah) kata-kata , agar lebih padu.
g. Bacalah dan resapi sampai menurut kita sudah lebih bagus/indah.

Dalam mencipta puisi semua indra kita harus dilibatkan. Mulai indra penciuman, pengli-
hatan, pendengaran, perasa, pikiran, perasaan, dan imajinasi/daya khayall. Aspek-aspek
yang melibatkan indra itu disebut citraan. Kata-kata yang berkaitan dengan citraan :
1. Penglihatan : indah, terang, mentari, bintang, gelap, dll.
2. Pendengaran : merdu, nyaring, sumbang, gemericik, dll.
3. Penciuman : harum, busuk, amis, basi, dll.
4. Perasa : lembut, kasar, rata, halus, sakit, dll.
5. Pikiran : hebat, takjub, pandai, cerdik, bodoh, dll.
6. Perasaan : cinta, sayang, benci, sedih, bangga, dll.
7. Imajinasi : sakti, hantu, Tuhan, malaikat, setan, roh, dll.

Contoh puisi tentang keindahan alam.

Sawah

Berpetak-petak wajahmu (citraan penglihatan)

Melingkar hijau rerumputan melilit tubuhmu (citraan penglihatan)

Pepohonan mencurahkan kasih sayangnya (citraan perasaan )

Nyanyian burung mengiringi hari-harimu (citraan pendengaran)

Para petani sujud syukur kepada Illahi Robbi (citraan imajinasi)

Padi dan sawah memberi kehidupan sejahtera (citraan perasaan)


B.Kompetensi Dasar 16.2 Menluis kreatif puisi berkenaan dengan pengalaman

Setiap manusia tentu pernah mengalami suatu peristiwa, baik yang menyenangkan,
maupun yang tidak menyenangkan. Untuk mengungkapkan perasaan dari penglaman-
pengalaman tersebut bisa secara lisan maupun tertulis. Secara tertulis bisa dalam bentuk
tertulis, yaitu puisi. Cara membuat puisi tentang pengalaman tidak jauh berbeda dengan
membuat puisi tentang keindahan alam. Hanya saja objeknya tentang pengalaman diri
sendiri. Dalam hal ini kita lebih leluasa membuatnya, karena berupa masalah pribadi.

Contoh puisi tentang pengalaman pribadi

Siapa aku

Aku lahir sebagai manusia biasa

Tak banyak yang kumiliki

Hanyalah cita-cita dan harapan

Terpendam sejak aku kecil

Namun. . .

Tak banyak yang bisa kuperbuat

Aku hanya manusia biasa

Yang hanya punya badan yang lemah ini

Sandaranku hanyalah Illahi Robbi

Tuhan yang penuh kasih sayang kepada umat-Nya

Dzikir dan bersujud kepersembahkan dalam hidupku

Sebagai rasa syukurku kepada-Nya.


Materi Kebahasaan

I. Pergeseran Makna
Karena perkembangan zaman dqan peradaban manusia, maka bahasa/kata-kata pun
ikut mengalami perubahan atau pergeseran makna. Ada kata yang maknanya
menjadi lebih luas, sempit, baik, atau jelek, bahkanberganti penggunaannya.
Macam-macam pergeseran makna :
a. Meluas
Adalah kata-kata yang pemakaian sekarang lebih luas/banyak daripada dulunya.
Contoh :1. kata berlayar – dulu perjalanan laut dengan perahu layar,
- sekarang semua perjalanan di air
2. kata berantem – dulu berarti berkelai
- sekarang berarti semua perbedaan/perselisihan
3. kata berjuang - dulu berarti berperang
- sekarang usaha untuk memujudkan keinginan

b. Menyempit

Adalah kata-kata yang makna sekarang menjadi lebih sempit atau terbatas .

Contoh ; 1. Kata madrasah – dulu semua tempat mencari ilmu/sekolah

-sekarang berarti khusu sekolah agama Islam


2. Kata kiyai - dulu berarti semua hal yang keramat
-sekarang berarti guru ngaji agama Islam
3. Kata kitab - dulu berarti semua buku ilmu pengetahuan
-sekarang khusus buku suci agama
c. Peyoratif
Adalah kata yang sekarang maknanya menjadi lebih jelek/tidak terhormat.
Contoh : 1. kata babu, PRT, kini menjadi asisten rumah tangga
2.kata perempuan kini menjadi wanita
3.kata laki-bini, kini menjadi suami-istri
d. Amelioratif
Adalah kata-kata yang sekarang maknanya menjadi lebih baik/terhormat.
Contoh : 1. Kata gila, kini amenjadi lebih terhormat, seperti gila bola, gila buku
2.kata edan pada kalimat : Pendukung Singo Edan mendatangi Solo.
3.kaata gendeng pada kalimat: Ki Gendeng Pamungkas seorang . . . .

II. Kata Umum dan Kata Khusus


A. Kata Umum adalah kata yang dapat dipakai banyak hal dari sesuatu yang masih
berkaitan.
B. Kata khusus adalah kata-kata yang hanya dapat dipakai untuk hal-hal tertentu,
karena masih terdapat perbedaan dalam suatu kalimat.
Contoh: melihat (umum), kata khusunya bisa memandang, mengamati,
memantau, mengintip, menyelidiki, menyaksikan, memelototi, membesuk
Contoh pemakaian kata “melihat” yang masih cocok dipakai untuk kalimat-
kalimat berikut ini.
a. Saya melihat pertandingan sepakbola antara Tim SMP kita dengan SMP lain.
b. Ibu melihat saudara yang opname di RSUD Dr.Haryoto.
c. Kapolri melihat kondisi lalu lintas dari udara.
d. Adik melihat ikan di aquarium dengan penuh kekaguman.
e. Andi melihat orang yang sedang berpacaran.
f. Para guru sedang melihat para siswa yang kerja bakti.

Kalimat-kalimat tersebut, jika menggunakan kata –kata yang merupakan kata


khusus dari kata umum”melihat”, maka han ya bisa dipakai oleh kata tertentu
saja.

Contoh :

a. Saya menyaksikan pertandingan . . . .


b. Ibu membesuk saudara yang . . . .
c. Kapolri memantau kondisi . . . .
d. Adik memelototi ikan di dalam aquarium . . .
e. Andi mengintip orang yang . . . .
f. Para guru mengamati para siswa yang . . . .

III. Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)


Adalah kalimat yang berupa gabungan antara anak kalimat dengan induk kalimat.
Anak kalimat merupakan perluasan/pengembangan dari salah satu unsure kalimat .
Unsur kalimat itu meliputi Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K).
Contoh : Gajah itu memakan rumput di kebun. Gajah itu (S) , memakan (P), rumput
(O), dan di kebun (K).
Jika diperluas “gajah” menjadi binatang besar berrhidung panjang (anak kalimat),
“rumput” menjadi tumbuhan perdu makanan ternak (anak kalimat).
Jika kalimat awal “Gajah itu memakan rumput di kebun” menjadi ;
a. Binatang besar berhidung panjang itu memakan rumput di kebun. (KMB). Atau
b. Gajah itu memakan tumbuhan perdu makanan ternak di kebun. (KMB).
Contoh lain :
1.Ayahnya seorang ahli teknologi lulusan ITB. (KMB)
2.Adik dilahirkan di kota kecil yang terletak di lereng gunung Semeru. (KMB)
Macam-macam Kalimat Majemuk Bertingkat
1. KMB dengan anak kalimat (AK) pengangganti Subjek (S), jika yang diperluas
subjeknya.
Contoh : a.Real Madrid tersingkir dari Copa Del Ray tahun 2015. Menjadi
Klub besar tempat Ronaldo bermain tersingkir dari Copa Del Ray.
b.Apel itu mengandung vitamin C. menjadi
Buah bulat dari Malang itu mengandung vitamin C.
c.Luis Suarez memborong gol ke gawang lawan. Menjadi
. ............................
2. KMB dengan anak kalimat (AK) pengganti predikat (P), jika yang diperluas P.
Contoh : a.Ayahnya guru. Menjadi
Ayahnya seorang biasa mengajar siswa di sekolah.
b.Ia pilitikus terkenal. Menjadi
Ia seorang yang ahli tata pemerintahan terkenal.
c.Amir pingsan saat saat upcara. Menjadi
........................
3. KMB dengan anak kalimat (AK) pengganti objek (O), jika yang diperluas Objek
Contoh : a. Ayah membeli kambing, menjadi
Ayah membeli binatang ternak biasa untuk sate-gulai.
b.Ibu memasak mie. Menjadi
Ibu memasak makanan kesukaanku.
c.Saya membuat batik. Menjadi
..............................
4. KMB dengan anak kalimat (AK) pengganti keterangan (K), jika yang diperluas
keterangannya (K).
Contoh :a. Istana Merdeka terletak di kota Jakarta. Menjadi
Istana Merdeka terletak di ibukota Negara RI. (ket. Tempat)
b.Kursi itu terbuat dari rotan. Menjadi
Kursi itu terbuat dari tanaman lentur dari Kalimantan.(ket. Asal)
c.Nenek meninggal tahun 1945. Menjadi
Nenek meninggal pada saat Indonesia merdeka. (ket. Waktu)
d.Andi memotong pohon dengan clurit. Menjadi
Andi meotong pohon dengan senjata tajam asli Madura. (ket.alat)
e.Saya berekreasi ke Probolinggo. Menjadi
Saya berekreasi ke kota yang menghasilkan mangga. (ket.tujuan)
f.Adik menggambar gunung dengan tidur. Menjadi
Adik menggambir dengan merebahkan tubuhnya. (ket. Cara)

IV. Kata Kajian dan Kata Populer


A. Kata kajian adalah kata yang hanya dimengerti/digunakan oleh kalangan tertentu
atau di bidang tertentu saja. Jika dgunakan di bidang yang lain mungkin artinya
bisa berbeda.
Contoh.
1. Pertamina mengadakan eksplorasi minyak di laut Jawa.
2. Indikasi adanya tsunami diawli dengan gempa di dasar laut.
3. Kehidupan zaman sekarang memerlukan profesionalisme seseorang.
4. Sikap yang ambiqu sangat diperlukan dalam persaingan zaman.
Kata-kata yang dicetak miring tersebut termasuk kata kajian.
B. Kata popular adalah kata-kata, baik dari dalam maupun asing yang sudah banyak
dikenal/dimengerti oleh khalayak umum/masyarakat luas.
Contoh :
1. Para selebritis sering membuat sensasi.
2. Lesti merupakan calon artis dangdut masa depan.
3. Konser D” Akademi sangat diminati masyarakat awam.
4. Seorang professor dari Amerika berhasil menemukan obat penyakit HIV/AIDS

Kata-kata yang dicetak miring tersebut termasuk kata popular.

V. Partikel
Adalah sejenis imbuhan yang melekat pada suatu kata. Partikel itu tidak termasuk
imbuhan, karena tidak berfungsi mengubah bentuk dan arti kata. Partikel hanya
berfungsi mempertegas saja, artinya tanpa partikel sudah jelas.
Macam-macam partikel :
A. Partikel – lah, yang digunakan dalam :
1. Kalimat perintah :- Ambillah sampah yang berserakan itu !
-Bersihkalah halaman kelasmu !
-Siramlah setiap selesai buang air!
2. Kalimat berita:-Presidenlah yang menjalankan undang-undang.

-Sekolah kamilah juara ketiga karnaval Harjalu.

B. Partikel –kah, yang digunakan dalam kalimat Tanya,

Contoh : - Siapakah yang pandai melukis di kelas ini ?

-Berapakah besarnya uang kas kelas yang pantas ?


C. Partikel –pun, yang digunakan dalam kalimat berita.
Contoh ; - Karena murah, saya pun akhirnya membeli.
-Walaupun kondisinya sakit, Andi tetap saja bersekolah.
-Biarpun bumi tergoncang, kau tetap Indonesiaku.
Catatan: Untuk partikel –pun bisa sama dengan bentuk “pun” sebagai pengganti
kata juga atau saja. Bedanya, jika “-Pun” sebagai partikel harus ditulis dirangkaikan.
Akan tetapi, “pun” sebagai pengganti kata saja dan juga, penulisannya harus
dipisahkan.
Contoh bentuk “pun” sebagai pengganti kata juga dan saja :
1. Saya pun ikut ke Malang. (pun berarti juga)
2. Jangankan dua kali, sekali pun saya belum pernah ke Sumatra.(pun berarti saja)

VI. Kata Sapaan


Adalah kata yang digunakan untuk mengganti nama seseorang yang diajak
bicara/mitra bicara.
Ciri-ciri kata sapaan :
1. Selalu ditulis dengan huruf capital di mania pun letaknya dalam kalimat.
Contoh ; a. Mengapa Bapak bekerja sebagai buruh tani ?
b.Ibukah yang berjualan nasi goring ini?
c.Jadi ini lapak Bapak ?

2. Dapat digunakan sebagian dengan tetap ditulis dengan huruf kapital.

Contoh : a. Kak, di mana rumahnya ? b. Ambillah sampah-sampah itu, Dik !

VII. Tanda Baca


Tanda baca adalah bagian dari kaidah bahasa Indonesia dalam ejaan yang berfungsi
sebagai petunjuk untuk berbahasa tulis dengan baik dan benar. Jadi, tanda baca itu
hanya ada dalam bahasa tulis, bukan bahasa lisan. Tanda baca dalam bahasa Indo-
nesia bermacam-macam dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Tanda baca itu meliputi :
1. Huruf capital
Digunakan untuk penulisan nama orang, gelar, kota, tokoh cerita, awal kalimat
Contoh :a. Pada tanggal 19 Desember 2015 diadakan pawai karnaval Harjalu.
b.Ir. H. Joko Widodo menjadi presiden Indonesia keenam.
c.Ia dilahirkan di kota Solo-Jawa Tengah.
d.Si Kancil berhasil menipu Buaya.
2. Tanda baca titik (.)
Digunakan untuk akhir kalimat, penanda satuan bilangan, akhir singkatan gelar.
Contoh : a. Sekolah kami menjadi sekolah Adiwiyata. (akhir kalimat)
b.Prof. Dr. Ir. Eng. H. B.J. Habibi ahli membuat pesawat terbang.
c.Baju itu harganya Rp. 123.300,-.
3. Tanda baca titik dua (:)
Digunakan dalam teks wawancara dan rincian
Contoh : a. Andi : “Kapan Ibu mulai berjualan di Taman Toga ini ?”
b.Tanda baca itu terdiri daria : 1. Huruf capital
2. Tanda koma
3. dll.
4. Tanda baca koma (,)
Digunakan untuk : 1.memisahkan antara anak kalimat yang terletak di awal
Contoh : Karena sakit, maka ia tidak masuk sekolah.
Ketika hujan turun lebat, air di selokan meluap.
2.memisahkan antara satuan dengan pecahan
Contoh : Perolehan suara Amir 75,5% pada pemilihan itu.
Maraton itu ditempuh selama 2,40 jam.
5. Tanda Tanya (?)
Digunakan dalam kalimat Tanya. (sudah jelas)
6. Tanda seru (!)
Digunakan dalam kalimat perintah. (sudah jelas)
7. Tanda petik (“)
Digunakan untuk mengapit kalimat dialog dan istilah tertentu
Contoh : a. Andika :” Rin… sekarang siapa kira-kira yang akan tampil ?”
b.Dia itu sedang bermain “mata” dengan gadis pujaannya.
8. Dan lain-lain. Coba lihat dan pelajari tentang tanda baca yang lain dalam
buku Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Kompetensi Dasar 16.1 Membuat puisi kreatif tentang keindahan alam atau
curahan perasaan ( dimajukan)

Kriteria puisi kreatif :


1. Puisi harus buatan sendiri dan terbaru, dengan cara setiap awal larik puisi dimulai dari
huruf-huruf yang terdapat pada nama siswa . Jadi, nama siswa disusun secara vertikal.
Hal ini untuk menghindari puisi jiplakan/plagiat dari puisi orang lain, Dengan demikian,
puisi yang dibuat itu betul-betul buatan siswa sendiri/orisinil.
2. Cara menulisnya dengan menggunakan alat tulis yang bukan konvensional, yaitu dari
benda-benda tidak bertinta yang ujungnya runcing, seperti paku, lidi, jarum, atau bekas
isi bolpoin.
3. Tempat menulis berupa bahan daur ulang, seperti kertas kotak kue, sampul buku, dan
kalender.
4. Untuk memperindah tampilan, maka pada tempat/media puisi bisa diberi ilustrasi yang
menarik atau sesuai dengan tema isi puisinya.
5. Bahan bakunya berupa pewarna dari krayon.

Cara membuatnya :
1. Susun nama siswa secara vertikal dengan setiap kata pada nama tersebut diberi jarak.
2. Susunan kata bisa menggunakan model teras siring, lurus, zigzag, atau bebas.
3. Konsep puisi yang sudah dibuat harus diajukan/dikonfirmasikan kepada guru pengajar.
4. Tentukan media penulisan dengan ukuran sesuai dengan konsep puisi yang sudah
dibuat/dikonfirmasikan kepada guru.
5. Media selanjutnya diarsir krayon dengan cara :
a. Arsir permukaan media secara merata dan tebal
b. Pada arsiran dasar dengan arsiran teraknhir harus kontras warnanya
c. Pada arsiran pertama/dasar bisa berwarna-warni, agar warna tulisan yang muncul
nan gtinya bisa bervariasi
d. Setelah semua arisiran selesai, maka tulislah dengan menggunakan alat-alat selain
bolpoin berisi, sehingga warna tulisan akan muncul.
LEMBAR KERJA SISWA

Nama : Kelas : No. Absen :


Kompetensi Dasar : Mendidentifikasi informasi alam teks deskripsi tentang lingkungan sekolah.

Setelah kalian pelajari secara detail dan lengkap tentang teks deskripsi, maka selanjutya
deskripsikan tentang lingkungan sekolah ( kolam di depan).
Perhatikan bentuk teks rumpang atau belum lengkap tentang kolam depan, kemudian lakukan
pengamatan secara seksama. Dengan demikian kalian dapat melengkapi teks deskripsi yang
rumpang tersebut.

Kolam Sekolah

Kolam merupakan media untuk . . . , karena guru dan siswa dapat


menggunakannya untuk belajar. Letaknya sangat . . . . . , karena berada di depan halaman
sekolah dan bisa dikunjungi dengan sangat mudah. Kolam ini sangat . . . , di samping
untuk memelihara . . . . juga sebagai sarna untuk membuat . . . segar.

Untuk lebih jelasnya, maka kita bisa lihat dari dekat tentang kolam sekolah kita. Bentuk
kolamnya . . . . , karena sulit dikatakan dengan bentuk seperti apa. Di dinding-dindingnya
terbuat dari . . . . dengan motif seperti . . . . . Hal dapat menimbulkan kesan
seperti. . . . . Di dalamnya dipelihara . . . . . , seperti . . . . . Di sekelilingnya
terdapat berbagai macam pohon . . . seperti . . . . . Sedangkan untuk memperindah
pemandangan, maka ditanamlah berbagai macam . . . . , seperti . . . . . Bahkan untuk
mempercantik dan alami, maka diberilah . . . . . Suara air yang gemericik, seperti air terjun
yang turun dari . . . . . Kondisi kolamnya . . . . . Hal ini menandakan, bahwa
pemeliharaan kolam tersebut . . . . . Di sana-sini terdapat . . . . , sehingga membuat
pemandangannya menjadi . . . . . Demikian juga kondisi tanaman yang ada di sekitarnya
terlihat . . . pertanda . . . . .

Kita semua berharap, agar keberadan kolam sekolah selalu . . . sehingga siapa saja yang
berada di dekatnya akan menjadi . . . . . Apalagi jika sedang istirahat. Dengan indahnya
pemandangan suara . . . air terjun dan keadaan kolam . . . . Wah rasanya sangat berlama-
lama berada . . . . . . Oleh karena itu, maka marilah kolam sekolah ini kita . . . . . . . . , sehingga
akan melahirkan rasa . . . . bagi siapa saja yang . . . . ..

Tugas berikutnya adalah susunlah kembali dengan jelas dan lengkap teks rumpang yang sudah
kalian lengkapi menjadi bentuk teks deskripsi yang baru. Kerjakan pada lembaran folio atau
HVS.

LEMBAR KERJA SISWA

NAMA : KELAS : NO. ABSEN :

Kompetensi Dasar :4.6 Menyajikan rangkaian data dalam bentuk teks prosedur
tentang cara membuat media hidroponik dan budidayanya.
A. Cara Membuat media Hidroponik.
1. Bahan pembuatannya :
Barang-barang bekas di sekitar kita, seperti kaleng cat (kecil), gelas air mineral,
steorofon atau tutup kalengnya, gabus, dan kain planel.
2. Alat pembuatannya :
a) Gunting
b) Pisau
c) Alat pelubang ( obeng/bor).
3. Cara pembuatannya :
a) Siapkan kaleng cat yang sudah bersih dan tidak berlubang. Jika ada tutup,
maka lubangilah tutupnya selebar gelas air mineral atau jika menggunakan
steorofon, maka bentuklah lingkaran lebih besar daripada tutup kalengnya.
Kemiudian lubangilah yang lebih lebar daripada gelas air mineral.
b) Bagian bawah ghelas air mineral dilubangi atau diiris selebar 2-3 cm dari empat
arah.
c) Guntinglah kain planel berukuran 25 cm X 2 cm.
d) Masukkan potongan kain planel pada lubang gelas air mineral dari arah yang
berlawanan, kemudian tarik ujung-ujungnya Ke bawah.
e) Potonglah gabus dengan ukuran 3 X 3 cm/ 4X4 cm.
f) Masukkan potongan gabus tersebut pada gelas air meniral sampai menyentuh
potongan kain planel tersebut.
4. Fungsi bahan-bahannya :
a) Gabus sebagai tempat bertumpuhnya tanaman
b) Potongan kain planel sebagai penyerap air, sehingga tanaman mendapat
asupan air dan makanan. Jika tanaman sudah membesar, maka fungsi kain
planel sebagai tempat merambatnya akar tanaman untuk menggapai air.
Sehingga bisa menyerap air dan asupan makanan secara mandiri.

SELAMAT MENCOBA SEMOGA BERHASIL

B. Cara Budi Daya Hidroponik


1. Bahan :
a) Bibit biji tanaman sayuran, seperti sawi, bayam, kangkung, seledri, dll.
b) Air tawar
c) Pupuk cair organik atau pupuk mutiara
2. Alat berupa media hidroponik yang sudah dibuat tersebut.
3. Cara menanam secara hidroponik :
a) Masukkan pupuk cair atau mutiara dengan cukup takarannya pada air.
Kemudian aduk agar larut di dalam air.
b) Masukkan air larutan pupuk tersebut pada kaleng secukupnya.
c) Masukkan gelas air mineral yang sudah dimasuki kain planel dan gabus mellui
lubang tutup kaleng.
d) Tanamlah satu atau dua biji sayuran pada gabus.
e) Penanaman sudah selesai tinggal menunggu tumbuh dan pertumbuhan
berikutnya.
SELAMAT BEKERJA DAN BERBUDIDAYA SEMOGA BERHASIL

TUGAS BERIKUTNYA BERLANJUT PADA KD TENTANG TEKS LAPORAN


HASIL OBSERVASI. TUNGGULAH PEMBELAJARAN BERIKUTNYA !
Kelanjutan dari struktur teks cerita fantasi.
Pada pembahasan yang lalu kalian telah mempelajari tentang struktur teks cerita fantasi
secara garis besarnya yang terbagi menjadi tiga hal, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi.
Dalam pembahasan berikut akan dibahas lebih lanjut/rinci tentang struktur
sebagai berikut ini :
1. Orientasi adalah bagian teks yang bersifat memperkenalkan unsur-unsur intrinsik, seperti para tokoh,
seting/latar.
Contoh : Saat itu cuaca sangat panas, karena musin kemarau telah mencapai puncaknya. Tetumbuhan
di hutan belantara banyak yang meranggas. Dalam situasi seperti itu Kancil agak kesulitan mencari
makanan kesukaannya. Apalagi para petani tidak bisa lagi menanam mentimun, lantaran lahan
pertanian kekeringan. Demikian halnya dengan Buaya. Mereka tidak bisa berendam di kubangan atau
sungai, karena sungai dan kubangan pun mengering.

2.Komplikasi adalah bagian yang berisi pertentangan atau perselisihan di antara para pelaku. Namun,
secara rinci bagian komplikasi ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
A. Penanjakan, yaitu bagian yang berisi mulai terjadinya perbedaan pendapat di antara para pelaku/to-
koh, terutama tokoh protagonis dengan antagonis. Contoh :
Dalam pada itu Kancil dan Buaya bermusyawarah bagaimanakah cara mencari makanan kesu-kaan
masing-masing. Hal ini wajar sja, karena makanan kesukaan mereka memang sangat berbeda. Si Kancil
makanannya sayuran dan mentinum, sedangkan Buaya makanannya daging. Mereka saling ber-beda
pendapat untuk cara mencari makanan itu. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .

B. Penggawatan, yaitu bagian yang berisi tentang perbedaan di antara kedua pelku/tokoh semakin me-
manas. Keduanya tidak saling mengalah, agar pendapatnya saja yang dituruti/dilaksanakan.
Contoh : Antara Kancil dan Buaya saling berpendapat, bahwa pendapat dirinyalah yang paling tepat. Me-
reka saling berdebat dan mengancam. Kancil mengancam Buaya, bahwa dirinya akan meninggalkan
Buaya di tengah kekeringan itu. Kancil tahu, bahwa Buaya tidak akan kuat hidup di daerah yang tidak
berair. Sedangkan Buaya mengancam akan memangsa Kancil hidup-hidup, jika tidak menuruti kehen-
daknya. Keduanya saling berstegang urat leher, sampai-sampai tenggorokannya kering. Mereka saling
tidak mengalah. . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . ..

C. Klimaks adalah bagian yang berisi pertengkaran fisik antara tokoh protagonis dengan antagonis.
Contoh : Akhirnya antara Kancil dn Buaya berkelai di tengah hutan tersebut. Kancil dengan lincahnya se-
lalu menhindari sabetan ekor Buaya. Tidak hanya dengan ekornya, Buaya sesekali juga berusaha untuk
menyambar tubuh Kancil dengan mulutnya yang leber mengangah itu. Namun, lagi-lagi Kancil bisa
menghindar. Bahkan, Kancil dengan nada mengejekmenantang Buaya untuk berloncat-loncat dan lari.
Pertempuran di natara kedua tokoh ityu sangat sengit dan lama sekali. Mereka tidak ada yang saling
mengalah dan menyadari, betapa mereka sebenarnya masih bersaudara dan bertetangga.

D. Antiklimaks adalah bagian yang berisi ketegangan/pertentangan di antara kedua tokoh itu mulai me-
reda. Hal ini, karena di natara kedua tokoh itu mulai kehabisan tenaga, saling menyadari, atau datang-
nya orang ketiga/tritagonis yang hendak memisah/melerai.

Contoh : Kedua tokoh itu napasnya terengah-engah. Sesekali perutnya dipegangnya erat-erat. Rupanya
perutnya mulai lapar. Dari jauh terlihat Gajah yang berjalan santai. Namun betapa terkejutnya dia, ka-
rena terlihat kedua sahabatnya itu saling berkelai. Gajah pun segera berlari mendekati mereka. Dengan
bijaksana dan adil, maka Gajah memisahkan kedua sahabatnya itu. Keduanya didudukkan untuk dicari
penyelesaian pertikaiannya. Menurut Gajah, maslah sulitnya mencari makanan itu juga dialami semua
penghuni hutan, termasuk dirinya. Namun tidak jharus saling bermusuhan dan berkelai. Gajah menya-
rankan, agar mereka semua bernomaden ke hutan seberang. Eeee...... siapa tahu di tempat lain masih
banyak makanan. Kita harus harus terus e-rjuang dan bekerja sama. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .

3.Resolusi adalah bagian akhir cerita fantasi yang berisi tentang keadaan/nasib dari semua tokoh.
Conoh : Akhirnya, makanan yang dicarinya pun ditemukan. Kancil menemukan tanaman mentimun
yang buahnya lebat dan besar-besar, Buaya menemukan kubangan yang bayak ikannya, dan Gajah
menemukan padang rumput yang subur. Mereka bertiga sangat menikmati makanan itu dan berpesta
pora. Setelah kenyang, maka mereka bertiga segera mencari tempat tinggal yang baru di hutan tersebut.
Tidak lupa mereka pun beranjak dari tempat makanan itu sambil membawa perbekalan makanan.

Anda mungkin juga menyukai