PETUNJUK KERJA :
1. Tugas Laporan bersifat perseorangan, tetapi mencari datanya bersama kelompok
kamar atau kelompok perjalanan wisata.
2. Data diperoleh di arena objek wisata, yaitu Candi Borobudur dengan kelompoknya.
3. Siswa setelah memperoleh data dari hasil pengamatan atau wawancara, maka
tuangkan dalam catatan sebagai bahan pembuatan laporan nantinya.
4. Teks atau laporan lengkap diselesaikan dirumah dan selanjutnya dilaporkan kepada
guru Bahasa Indonesia di Kelas IX pada saat masuk pertama tahun pelajaran
2018/2019 dan sebagai bahan pertimbangan ujian praktik nanti.
5. Laporan dikumpulkan dalam bentuk bendelan dengan dilampiri foto-foto aktivitas
di Candi Borobudur.
Kerjakan hal-hal berikut ini berdasarkan hasil kunjungan di Candi Borobudur .
1. Begitu kalian memasuki kawasan Candi Borobudur, maka komentar apa yang
Bisa kalian sampaikan tentang Candi tersebut ? (jawaban berbentuk uraian).
2.Sekilas Candi Borobudur ( tanyakan kepada Guide atau petugas di sana ) ,
misalnya tentang : sejarah berdiri, pendiri, penemuannya, atau kemanfaatannya
3. Lokasi Cabdi Borobudur, seperti alamat jalan, wilayah kecamatan, kabupaten
dan provinsinya.
4. Pengelola/penanggung jawab keberadaannya (tanya ke guide/petugas}
5. Pengunjung, baik lokal mapun mancanegara, misalnya jumlah/perbandingan,
atau saat-saat membludaknya pengunjung.
6. Catatlah tentang pelataran/halaman candi dan ambil beberapa gambar.
7. Catatlah beberapa hal dalam candi (bisa tanya ke guide) seperti :
a. Nama-nama arca atau relief
b. Gapura/pintu masuk di setiap bagian atau undaan candi
c. Jumlah stupa dan namanya
d. Jumlah tangga/undaan
e. Tinggi candi dan letaknya menurut garis lintang (tanya ke petugas)
8. Setelah kalian sampai di atas/puncak, maka berilah komentarmu tentang candi
Borobudur dan sekitarnya.
9. Dalam proses pembuatannya, Candi Borobudur ini dibuat secara manual, karena
belum ada teknologi dan alat yang canggih.Berilah komentarmu terhadap proses
pembangunannya. (kalian boleh berimajinasi atau berlogika )
CATATAN : Bagi siswa yang tidak ikut Studi Wisata, maka dapat mencari pening-
galan bersejarah terdekat lainnya dengan mengganti Candi Borobudur dengan
nama tempat itu. Sedangkan cara menggali datanya dengan mengunjungi tempat
tersebut beserta foto aktivitasmu di tempat tersebut.
LEMBAR KERJA SISWA DALAM KEGIATAN LIBUR SEKOLAH
PETUNJUK KERJA :
1. Tugas Laporan bersifat perseorangan, tetapi mencari datanya bersama kelompok
kamar atau kelompok perjalanan wisata.
2. Data diperoleh di arena objek wisata, yaitu Monjali dengan kelompoknya.
3. Siswa setelah memperoleh data dari hasil pengamatan atau wawancara, maka
tuangkan dalam catatan sebagai bahan pembuatan laporan nantinya.
4. Laporan dikumpulkan dalam bentuk bendelan sei berita dengan dilampiri foto-foto
aktivitas di Monjali.
Kerjakan hal-hal berikut ini berdasarkan hasil kunjungan di Monjali .
1. Begitu kalian memasuki kawasan Monjali, maka komentar apa yang
Bisa kalian sampaikan tentang Moseum tersebut ? (jawaban berbentuk
uraian).
2.Sekilas Monjali ( tanyakan kepada Guide atau petugas di sana ) , misalnya
tentang : sejarah berdiri, pendiri, penemuannya, atau kemanfaatannya
3. Lokasi Monjali, seperti alamat jalan, wilayah kecamatan, kabupaten dan
provinsinya.
4. Pengelola/penanggung jawab keberadaannya (tanya ke guide/petugas}
5. Pengunjung, baik lokal mapun mancanegara, misalnya jumlah/perbandingan,
atau saat-saat membludaknya pengunjung.
6. Catatlah tentang pelataran/halaman Moseum dan ambil beberapa gambar.
7. Catatlah beberapa hal dalam Moseum (bisa tanya ke guide) seperti :
a. Model atau arsitek bvangunannya.
a. Nama-nama benda-benda bernilai perjuangan Jogja kembali.
e. Letaknya menurut garis lintang (tanya ke petugas)
8. Setelah kalian sampai di atas/puncak, maka berilah komentarmu tentang
Monjali dan sekitarnya.
CATATAN : Bagi siswa yang tidak ikut Studi Wisata, maka dapat mencari pening-
galan bersejarah terdekat lainnya dengan mengganti Candi Borobudur dengan
nama tempat itu. Sedangkan cara menggali datanya dengan mengunjungi tempat
tersebut beserta foto aktivitasmu di tempat tersebut.
KELENGKAPAN LAPORAN STUDI TOUR KELAS VIII ATAU IX BARU
CATATAN :
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang terindah yang terucap selaian syukur alhamdulillah kepada Allah Swt.,
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan studi semester genap
tahun pelajaran 2017/2018. Selanjutnya bisa naik ke jenjang kelas ix sesuai dengan harapan.
Selanjutnya pada program penutup akhir tahun pelajaran dan persiapan masuk tahun
ajaran 2018/2019 sekolah mengadakan studi tour bagi seluruh siswa kelas VIII lama atau IX
yang baru. Dlam kegiatan ini sluruh siswa dibimbing oleh beberapa orang guru. Tujuannya,
agar kegiatan sutdi tour ini sesuai dengan harapan dan teredukasi. Hal ini, karena dalam
kegiatan ini para siswa mendapat tugas untuk mencari informasi sebagai bahan untuk
menyusun laporan, yang nantinya sebagai bahan/prngganti ujian praktik pada akhir tahun
pelajaran kelas IX nanti.
Pelapor
BAB I
PENDAHULUAN
Saat menjelang berakhirnya tahun pelajaran merupakan saat yang penuh dengan
tugas dan pemikiran, terutama jika masih ada tugas-tugas yang belum terselesaikan. Pun-
caknya ujian akhir semester. Yang sudah barang tentu amenguras pikiran, perhatian, dan
waktu. Hal ini menimbulkan beban pikiran semua [pihak, mulai siswa, guru, mapun orang
tua. Apalagi ujian akhir semester yang menentukan seorang siswa akan naik atau tetap ting-
gal kelas.
Oleh karena itu, diperlukan saat reses atau jedah untuk menenangkan pikiran, Se-
hingga nantinya pikiran menjadi lebih tenang, senang, dan ceriah. Walaupun hal ini memer-
lukan pengorbanan. Berkaitan itulah, maka sekolah dengan dukungan semuanya perlu
mengadakan kegiatan studi tour.
1.2Pelaksanaan
1.3.1 Unsur siswa sebanyak . . . . dari kelas . . . . . . ... . . ., yang terbagi dalam . . .
kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari . . . .
1.3.2 Unsur guru dan pendamping terdiri dari . . . . .
1.3.3 Seluruh peserta studi tour menggunakan jasa travel Java Tour dengan armada bus
Pandhawa sebanyak lima unit.
1.4 Pembiayaan
Seluruh biaya perjalanan studi tour ditanggung siswa peserta dengan besaran sebesar
RP 630.000. Adapun fasilitas yang diperoleh dari pihat kedua/travel meli;puti : ( Uraikan
sendiri secara rinci/lihat brosur).
1.5.1 Menghibur pata siswa setelah penat mengikuti ujian kenaikan kelas.
1.5.2 Memberikan wawasan kebangsaan dan keilmuan yang lebih luas dan nyata.
1.5.3 Mencari informasi sebagai bahan untuk membuat laporan pada saat ujian praktik di
kelas IX nanti.
Agar kegiatan berlangsung dengan tertib, lancar, menyenangkan, sesuai dengan ren-
cana, dan sukses, maka diberilah setiap peserta jadwal perjalanan dan kegiatan seperti pada
lampiran berikut ini. ( lampirkan jadwal ked=giatan dari panitia studi tour ).
DAFTAR ISI
D A F T A R I S I .................................................................................... I
BAB I P E N D A H U L U A N :
BAB VI P E N U T U P ....................................................................................
B A B VI
P E N U T U P
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena dengan segala rahmat
dan hidayah-Nya dapat terlaksana kegiatan study tour dan laporan kunjungan ke Jogjakarta
dan sekitarnya dalam keadaan lancar, nyaman, dan sukses.
Dalam penyusuna n laporan kegiatan study tour yang dikemas dalam tugas laporan dari ma-
ta pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPS ini masih sangat ederhana. Masih jauh
dari karya laporan yan g sesungguhnya. Apalagi hal ini masih taraf permulaan dan belajar.
Sudah barang tentu banyak kekurangan, baik itu tentang pola penyusunan laporan, penggu-
naan bahasa, maupun materi atau hal-hal yang berkaitan dengan objek kunjungannya.
Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari para pembaca. Hal ini sangat penting bagi
saya sebagai bekal, jika pada masa yang akan datang mendapat tugas-tugas yang sama.
Dengan dermikian, akan menambah kemudahan saya dlam mengerjakan tugas-tugas terse-
but menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Mudah-mudahan karya laporan yang sederhana dengan berbagai kekurangan ini menambah
pengalaman dalam kegiatan menulis dan bermanfaat. Dan yang pada akhirnya dapat mem-
bantu menyelesaikan tugas-tugas akhir, khususnya sebagai pengganti kegiatan ujian praktik
di akhir kelas IX nanti. Amin.
CONTOH COVER
(ILLUSTRASI )
DISUSUN OLEH :
NAMA :
NISN :
KELAS :
TAHUN 2018
KD 3.6. Menulis Surat Pribadi dengan dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa
Penjelasan istilah :
1. Surat Pribadi adalah surat dibuat oleh perseorangan untuk kepentingan keluarga,
kekerabatan, persahabatan, dan urusan pribadi lainnya.
Ciri-ciri surat pribadi:
a. Bahasanya lebih familier/bersahabat, maksudnya sesuai dengan budaya dan
usianya. Jadi surat pribadi dari keluarga Jawa, tentu akan berbeda denagn surat
dari keluarga Batak atau surat anak muda akan berbeda dengan surat orang tua.
b. Penggunaan bahasa kurang diperhatikan, asal isi surat dapat dipahami oleh
penerima suratnya
c. Penggunaan dan model kertas lebih bebas, bahkan tulisannya
d. Tidak harus mematuhi aturan korespondensi atau aturan surat-menyurat lainnya.
2. Komposisi adalah susunan dari unsur-unsur surat yang meliputi :
- Alamat /tujuan surat : orang yang dituju/dikirimi
- Salam pembuka , seperti assalamualaikum, salam kangen, dll.
- Pembuka surat, seperti Hai . . sobat. Gimana kabarnya ? Dll.
- Isi surat , seperti : Tak terasa sudah setahun kita berjumpa. Rasanya . . . . .
- Penutup surat , seperti : Semoga dengan surat pertamaku ini dapat . . . .
- Salam penutup ,seperti Wassalam …, Dari Sobatmu . . . ., dll.
- Pengirim surat , seperti Joko Widodo
Catatan :
a. Pada surat pribadi tidak harus dibubuhi tanda tangan
b. Tidak ada kop surat dan tanda tangan atau stempel
c. Jika alamat yang dikirim dan pengirim surat ditaruh di sampul, maka pada
bagian dalam cukup ditulis nama orangnya saja.
3. Isi Surat, maksudnya surat yang dikirim itu isinya harus komunikatif/bisa dimengerti
oleh penerima surat dengan jelas dan mudah. Bahkan surat pribadi ini isinya harus
menimbulkan rasa-tertentu dari si penerima. Oleh karena itu, kata-kata atau kalimat
yang dipakai harus menimbulkan nilai rasa.
4. Bahasa Surat, maksudnya kata-kata atau kalimat yang dipakai harus bernilai rasa,
bahkan bila perlu menyimpang dari kaidah/aturan berbahasa. Misalnya dengan
menggunakan dialek/bahasa daerah tertentu, seperti Kagem Eyang , Mbok ya kamu .
.itu . . . , Gue kali ini . . . , Emangnya Elu nggak mikir, dll.
Bahasanya juga bisa menggunakan ungkapan dan peribahasa, seperti pikiranku kini
mumet seperti kitiran, Beneran kamu berantem sama dia . . ., Emang Eyang adalah
matahariku . . . , dll.
Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan
Dongeng adalah jenis cerita yang dibuat untuk member hiburan kepada orang lain, terutama
anak-anak yang berupa khayalan belaka atau kisah nyata. Dongeng ini termasuk jenis
karangan lama dengan cirri-ciri ; 1. Disampaikan dari mulut ke mulut
2. Anonim (tak ada pengarangnya) 3. Kisahnya khayal dan seram-seram
Dalam keberadaannya, dongeng ada empat macam :
1. Sage adalah dongeng yang berisi sejarah, seperti kisah Ande-ande Lumut, dll.
2. Mite adalah dongeng tentang makhluk halus yang sakti dan menyeramkan, seperti
cerita Nyi Loro Kidul, Ki Ageng Selo, dll.
3. Legende adalah cerita tentang asal mula daerah, seperti Asal Mula Kota Banyuwangi,
Gunung Tengger, dll.
4. Fabel adalah cerita binatang yang bisa berbuat/bertingkah laku seperti manusia,
seperti beberapa cerita , Kancil.
Dalam perkembangannya, maka cerita pun bermuncullan jenisnya, misalnya cerita lucu
atau komedi/lelucun, seperti Pak Pendir, Pak Belalang, Abunawas, dll.
Dongeng diciptakan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk menghibur, mengkritik,
teladan/tuntunan hidup, bahkan membangkitkan semangat. Tentukan perasaan kita akan
berbeda rasa jika mendengar cerita Kancil, Abunawas, Si Malin Kundang, Ratapan Anak
Tiri,Kisah Para Nabi, Beranak Dalam Kubur, dll.
Hal-hal menarik yang dapat kita ambil dari sebuah cerita bisa berupa :
Kompetensi Dasar 5.2 Menunjukkan Relevansi isi dongeng yang di[perdengarkan dengan
situasi sekarang.
Maksud dari KD di atas ialah isi dari dongeng tentu ada kaitannya dengan zaman sekarang.
Ada relevansi antara cerita dongeng dengan kehidupan sekarang yang berupa nilai moral.
Misalnya kecerdasan dan kecerdikan sI Kancil yang dapat menyelesaikan masalah yang
berat, walaupun badannya kecil, Si Abunawas dengan jiwa humornya bisa selamat dari
amarah Raja Iskandar Zulkarnaen, Kedurhakaan Malin Kundang kepada orang tua yang
berakhir tragis (menjadi batu). Perilaku-perilaku seperti dalam cerita tersebut sering terjadi
pada zaman sekarang. Dan akibatnya, maka sang pelakulah yang menanggungnya.
Kompetensi Dasar 6.1 Bercerita dengan urutan yang baik dan suara, lafal, intonasi, gesture,
serta mimik yang tepat.
Pengertian Istilah:
1. Suara, maksudnya ketika bercerita harus dibedakan antara menyuarakan narasi dengan
menyuarakan sang tokoh, bahkan antartokoh disuarakan yang berbeda, seperti seorang
dalang dalam cerita yang kita bawakan tidak mebosankan.
2. Lafal adalah pengucapan yang jelas, terutama bunyi-bunyi yang hamper sama, seperti
sebab, kebab, kerap, lalap, sasat, sesat, kasat, jasad, lesat, lezat, serat, sarat, syarat, dll’
3. Intonasi adalah tinggi rendahnya suara dalam melafalkan/mengucapkan kata-kata, atau-
kata dalam dialog para tokoh. Misalnya diucapkan tinggi, rendah, kecil, besar, berat,
serat, dll. Karena intonasi ini akan mempengaruhi maksud.
4. Gestur adalah gerakan anggota tubuh dalam membacakan cerita juga , pengaruh
terhadap maksud cerita, misalnya dengan gerakan tangan, kaki, kepala, dll.
5. Mimik adalah gerakan atau perubahan wajah yang ceriah, tegang, memerah, senyum,
sendu, tentu mempunyai maksud yang berbeda.
A. Imbuhan peN-
Berfungsi untuk membentuk kata benda, seperti lari (kt. Kerja) menjadi pelari
(kt,benda), makan (kt.kerja) menjadi pemakan (kt.benda), juang (kt. Kerja) menjadi
pekerja (kt.benda), hitam (kt.sifat) menjadi penghitam (kt.benda), dll.
Bentuk-bentuk perubahan imbuhan peN- di antaranya :
1. Berubah menjadi pe-, jika kata yang dugabungi diawali huruf “ w, l, dan z“ atau
peN- yang menyatakan arti ber- , seperti pelari (berlari), pejuang (berjuang),
petani (bertani), petinju (bertinju). Akan tetapi, jika peN- berarti me . . ., maka
peN- mengalami perubahan, seperti penari (menari), penjarung (menjaring), dll.
2. Berubah menjadi peng-, jika bergabung dengan kata yang diawali dengan huruf
vocal (a, I, o, e, u), k, h, kh, dan g.
Contoh : mengambil, mengiris, mengolah, mengentas, mengurung, menghias,
mengkhianati, menggoreng, dll.]
3. Berubah menjadi peny-, jika bergabung dengan kata yang diawli dengan huruf “s”.
Contoh : penyerang, penyapu, penyiram, penyuap, dll.
Imbuhan peN- mempunyai beberapa arti/makna bergantung pada kata atau
kalimat yang dibentuknya, di antaranya :
a. Berarti alat untuk me- .. “
Contoh : -Penggergaji kayu itu buatan dalam negeri.
-Pengukur suhu udara disebut thermometer.
-Pengikat kapal itu diikatkan pada tiang dermaka.
B. Imbuhan peN-an
Berfungsi juga membentuk kata benda, seperti ambil (kt.kerja) pengambilan (kt. Benda),
hemat (kt.keteranga) penghematan (kt.benda), didik (kt.kerja) pendidikan (kt.benda), dll.
Beberapa arti imbuhan peN-an, di ataranya :
a. Berarti tempat
C.Imbuhan ke-
Berfungsi untuk membentuk kata benda dengan jumlah sangat terbatas (hanya 3 kata saja),
yaitu pada kata tua menjadi ketua, hendak menjadi kehendak, dan kasih menjadi kekasih.
Arti imbuhan ke- ini ialah orang yang me- (kekasih), orang yang dianggap (ketua), dan yang
di- . . . (kehendak).
Akan tetapi pada kata bilangan, imbuhan ke- tidak mengubah jenis kata. Contoh : dua (kt.bil.)
kedua (kt.bil.), tiga (kt. Bil.) ketiga (kt.bil.), dll. Sebagai pembentuk kata bilangan, maka dapat
menjadi :
D.Imbuhan ke-an
Mengomentari adalah member tanggapan atau reaksi terhadap buku yang dibaca
yang ditinjau dari banyak hal atau sisi. Dalam mengomentari buku cerita dapat ditinjau :
dari unsur :
a. Penggunaan bahasa, maksudnya bahasa yang digunakan mudah dimengerti, sulit
(bahasanya penuh peribahasa/perumpamaan), bersahaja/sederhana
b. Isi cerita masih berkaitan dengan zaman sekarang atau tidak
c. Amanat/maksud cerita mengandung unsure pendidikan, social, politik, agama, dll.
d. Peristiwa yang ada tidak pernah terjadi atau biasa terjadi dalam kehidupan sekarang
KEBAHASAAN
Berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif, baik transitif maupun intransitive. Setelah
bergabung dengan kata dasar, maka imbuhan meN- juga akan mengalami perubahan
bentuk (alomorf) seperti pada imbuhan peN- terdahulu.
Perubahan bentuk imbuhan meN- penjelasannya sama dengan perubahan imbuhan peN-,
yaitu berubah menjadi me- (l,w,y), men- (t,d,c,danj), meng-(vocal, h, k, kh, dan g), mem-
(p,b,f. dan v), dan meny-( s).
Imbuhan meN- juga dapat berkombinasi dengan akhiran -I, dan –kan.
Contoh : meninggikan, mencabuti, menyirami, menanamkan, dll.
Setelah dibuat kalimat, maka kalimat yang dibentuk oleh kata kerja aktif berimbuhan
meN- ada dua macam :
1. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya berimbuhan meN- dan mempu-
nyai objek penderita.
Contoh :- Pak Kebun menanam pohon. (pohon sebagai Objek penderita)
Contoh lain dari kata kerja aktif intransitive berimbuhan meN-, misalnya melamun, merana,
menguning, meninggi, mengeras, membesar, dll.
C ATATAN : Setiap kata kerja aktif transitif dapat diubah menjadi kata kerja pasif, yaitu
dengan mengganti imbuhan meN- menjadi imbuhan di-. Contoh : mengurung X dikurung,
menulis X ditulis, menjahit X dijahit , menggoreng X digoreng, menyapu X disapu, dll.,
Akan tetapi, jika kata kerja aktif intransitive tidak bisa diubah menjadi kata kerja pasif.
Contoh : merana bukan dirana, melamun bukan dilamun, mengantuk bukan dikantuk, dll.
Untuk lebih jelasnya, maka lebih tepat jika dibuat menjadi kalimat.
Contoh : - Ibunya meninggal. Bukan Ibunya ditinggal.
Kompetensi Dasar 8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat penulisannya.
Pantun adalah jenis puisi lama yang asli dari Indonesia dengan persyaratan :
Bagian yang berupa sampiran, kata-katanya boleh tidah masuk akal/tidak logis.
Contoh : -gajah mati diinjak semut, semut merah tersenyum bahagia, dll.
Sedangkan bagian yang namanya “isi” haruslah logis/masuk akal, karena merupan maksud.
Contoh : Kalau kita berzakat, Niscaya nanti masuk surga.
a. Pantun anak-anak, yaitu pantun yang isinya tentang dunia anak dengan berbagai
macam maksud, seperti pantun suka cita, duka cita, teka-teki, lucu, dll.
Contoh : Kancil semalam pergi berlayar
Berlayar mengarungi samudra
Jika kecil rajin belajar
Masa depan pastilah bahagia
Hari raya pergi ke rembulan
Rembulan purnama bersinar terang
Mari kita saling berkenalan
Agar hidup selalu senang
b. Pantun remaja, yaitu pantun tentang kehidupan anak muda/remaja. Isinya pun juga
tentang suka cita, duka cita, kasih sayang, perpisa]han, dll.
Contoh ; Hari lebaran ke kota Semarang
Semarang itu pusatnya bakwan
Sungguh hatiku terasa senang
Punya kenalan cantik rupawan
Kelas atas namanya bangsawan
Mendapat gelar raden mas
Temanku itu memang rupawan
Setiap hari belajar keras
c. Pantun Dewasa, yaitu pantun yang biasa dilakukan untuk orang dewasa/tua.
Contoh : Hutan bamboo di lereng Semeru
Di sana juga banyak keranya
Hidup ini penuh liku
Kita sulit menghindarinya
Es degan kelapa muda
Minumnya sambil berayun
Pesanku kepada pemuda
Berbahasalah yang santun
d. Pantun agama, yaitu pantun yang isinya tentang nilai-nilai keagamaan.
Contoh : Semakiin nilai emas berkarat
Semakin tinggi pula harganya
Kalau kita rajin berzakat
Di akhirat nanti masuk surge
Makhluk patuh namanya malaikat
Tak pernah berbuat salah
Kalau kita rajin sholat
Hidup selalu dirahmati Allah.
CATATAN :
Persajakan/sajak adalah persamaan bunyi pada akhir baris/larik puisi/pantun.
Macam-macam sajak :
1. Sajak terus/mutlak/aaaa, yaitu puisi yang diakhiri dengan bunyi yang sama. Biasa
disimbulkan dengan bunyi/huruf “a a a a “. Digunakan dalam syair.
2. Sajak silang/abab, yaitu puisi seperti pantun dengan ketentuang baris I dan III
sama bunyinya, sedang baris II sama dengan bunyi akhir baris IV
3. Sajak berpeluk, yaitu puisi yang baris pertama = baris IV dan baris II = baris III
dengan rumus abba.
4. Sajak berpasangan, yaitu puisi yang baris I = baris II dan baris III = baris IV, dengan
rumus aabb
5. Sajak bebas, yaitu puisi yang jumlah bait, larik/baris, serta akhir bunyi bebas(tidak
ada ketentuan). Banyak digunakan dalam pembuatan puis-puisi modern.
Kalimat Perintah
Adalah kalimat berisi permintaan atau anjuran kepada orang lain untuk menuruti sesuai yang
dikehendaki oleh pengucapnya. Kalimat perintah pada akhir kalimat harus diakhiri dengan
tanda baca “seru” ( ! ). Pada kata kerjanya bisa diberi partikel penegas (-lah).
Kalimat perintah ada dua macam :
2. Kalimat perintah positif, yaitu kalimat berita yang berisi anjuran untuk melakukan
perbuatan yang baik/positif (tanpa kata negatif) dan kata kerjanya dikembalikan menjadi
kata dasar. Perhatikan beberapa contoh berikut ini :
Belilah buku tulis di Kopsis Atau Beli buku tulis di Kopsis !
Buanglah sampah pada tempatnya ! Atau Buang sampah pada tempatnya!
Dilihat dari contoh-contoh di atas, maka kalimat perintah mempunyai ciri-ciri sbb. :
a. Diakhiri dengan tanda baca seru b.
Diawali dengan kata kerja dasar, seperti : ambil, tulis, hapus, pangkas, dll.
C. Kata kerja tersebut bisa diberi akhiran -kan, seperti ambilkan, tuliskan, hapukan, dll.
d. Atau lebih baku lagi, jika diberi partikel “-lah”, seperti ambilkanlah/ambillah,
tulislah/tuliskanlah, hapuslah/hapuskanlah, dll.
e. Pelakunya (orang yang diperintah) tidak perlu disertakan.
Contoh : - Ambilkanlah sampah berserakan itu ! (tepat )
yang dibaca/didengar.
Pada KD 3.1 dan 4.2 telah kalian pelajari tentang bentuk teks deskripsi dengan rin-
ci dan jelas, bahkan kalian sudah bisa membuat contoh teksnya. Pembelajaran se-
karang akan kita bahas tentang bentuk teks yang lain, yaitu teks narasi, khususnya
cerita fantasi. Kalian tentu sudah tahu sinonim dari kata fantasi, yaitu impian atau
khayalan, yang berarti sesuatu yang tidak ada, tidak pernah terjadi. Jadi hanya
ada dalam angan-angan atau imajinasi saja. Karena berupa angan-angan, maka
peristiwa, tokoh, seting/latar, dll. tidak ada atau tidak akan pernah terjadi di alam
nyata. Cerita/narasi fantasi banyak ragam/jenisnya, di antaranya cerita rakyat,
seperti fable, mite, sage, legenda, dll. atau cerita modern, seperti cerpen dan
novel.Perhatikan contoh teks pada Buku Siswa hal. 44-46 yang berjudul
Kekuatan Ekor Biru Nagata karya Ugi Agustono tersebut!
Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari itu. Nagata membagi tugas kepada seluruh pang-lima
dan pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tam-pak
gagah dengan keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar
Tana Modo akan terukir di hati seluruh binatang. Mereka akan berjuang hingga titik da-rah
penghabisan untuk membela tanah air tercinta.
Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar
dari kabut.Jumlah pasukan cukup banyak. Nataga dan seluruh panglima member isyarat untuk
tidak panic.
Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana MOdo, susul-menyusul bagai air.
Tubuh mereka besar-besar dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angka-
ra murka dan kesombnongan,disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan.
Mereka tidak menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menu-
nggu aba-aba dari Nataga.
Pasukan terdepan dari binatang-binatang hutan segera mengepung para serigala dengan
lemparan bola api.Pasukan serigala sempat kaget,tak percaya. Cukup banyak korban yang ber-
jatuhan di pihak serigala,karena lemparan bola api. Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok
serigala langsung mengatur kembali anak buahnya pada posisi siap memnyerang.Mereka terta-
wa mengejek binatang-binatang ketika banyak bola api yang padam sebelum mengenai tubuh
mereka. Bahkan dengan kekuatan mereka, mereka meniup bola api yang terbang menuju arah
mereka.
“Hai . . . ! Tak ada gunanya kalian melempar bola api kepada kami !” Seru serigala dengan
sorot mata merah penuh amarah.
Binatang-binatang tidak putus asa. Namun, pasukan serigala dalam jumlah dua kalilipat,
bahkan lebih dari pasukan binatang mulai bergerak maju, seolah hendak menelan binatang-
binatang yang mengepung. Binatang-binatang yang pantang menyerah juga tidak takut dengan
gertakan para serigala.
Nataga sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam,
Nataga segera member aba-aba berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.
Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat me-
nyeret ekor birunya. Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api besar. Nataga mengibaskan api
pada ekornya yang keras, membentuk lingkaran sesaui tanda yang dibuat oleh semut, rayap,
dan para tikus. Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepung-
an api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru. Teriakan
panic dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang terbakar. Nataga tidak member am-
pun kepada para serigala licik itu.
Selesai pertempuran Nataga segera menuju ke atas bukit, bergabung dengan seluruh pang-
lima. Levo, Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nataga dengan haru dan tersenyum
mengisyaratkan hormat dan bahagia.
Setelah kalian baca teks atau cerita fantasi tersebut, maka kerjakanlah tugas-
tugas berikut ini !
Latar/seting:
2.
a. Tempat
b. Waktu
c. Suasana
4. Latar/seting:
d. Tempat
e. Waktu
f. Suasana
5. Tema cerita
6. Alur/Jalan Cerita
Roman Sii Nurbaya ini dinobatkan sebagai roman terbaik Angkatan Balai Pustaka. Hal ini, ka-
rena isi atau tema romannya tentang kehidupan nyata di masyarakat dan mengangkat kisah
keseharian masyarakat. Pada hal masalah seperti itu tidak boleh diangkat, kecuali permasa-
lahan orang-orang ningrat. Oleh karena itu, masyarakat sangat antusias dan tertarik untuk
membacanya. Akibatnya, makin banyaklah orang membuat karangan berjenis roman ini.
Sampai-sampai muncullah banyak roman yang tidak bermutu dan dinamakan sebagai roman
picisan. Roman yang dibuat hanya untuk mendapatkan uang “picis”.
Roman Siti Nurbaya ini menggambarkan tentang kisah tragis sepasang remaja yang telah me-
njalin percintaan. Namun, cinta mereka kandas. Hal ini, karena ayah Siti Nurbaya terjerat
hutang dari seorang rintenir bernama Datuk Maringgih. Datuk ini lelaki tua, jelek, berkulit hi-
tam bersisik, dengan wajah bopeng. Umurnya sudah 67 tahun. Seluruh hutang Datuk Bagi-
ndo, ayah Siti Nurbaya, bisa dihapus dengan syarat Siti Nurbaya mau dijadikan sebagai istri
yang kesekian. Siti Nurbaya sendiri masih berusia 17 tahun. Jika tidak menuruti permintaan
Datuk Maringgih, maka Datuk Bagindo akan dihukum mati. Bagaikan petir di siang hari hati
Siti Nurbaya. Ia seperti mendapat buah simalaka, jika dimakan ayah mati, dan jika tidak dima-
kan ibu yang mati. Karena sayangnya kepada sang ayah, maka Ia menerima permintaan Da-
tuk, meskipun harus melepas cintanya bersama kekasihnya, Syamsul Bahri. Akhir cerita, Siti
Nurbaya tewas diracun algojo Datuk dan Datuk tewas ditembak Letnam Syam, nama depan
dari Syamsul Bahri.
Buku roman ini memang mengisahkan tentang tak sampainya cinta kasih sepasang remaja,
karena ulah lelaki hidug belang yang bernama Datuk Maringgih. Dalam kish ini Siti Nurbaya
dan Syamsul Bahri sebagai tokoh utama yang menderita, sedangkan Datuk Maringgih sebagai
korban angkara murka lelaki hidung belang. Kisahnya disusun mulai masa kanak-kanak kedua
tokoh utama hingga akhir hayatnya sekitar usia 18 tahunan.
Roman Siti Nurbaya ini telah mendapat perhatian banyak kalangan. Hal ini , karena bahasa-
nya yang mudah dicerna atau bahasa keseharian dengan mengangkat kisah nyata di masyara-
kat. Akan tetapi buku terlalu tebal, karena yang diungkap kehidupan seseorang mulai terlahir
hingga akhir hayatnya, sehingga terlalu lama waktunya.
PENJABARAN MATERI PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/Genap
Nama Siswa/Kelas :
Tahun 2016
I.Standar Kompetensi : 9. Mampu memahami wacana lisan melalui wawancara
A. Kompetensi Dasar 9.1 Mampu menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh
atau narasumber yang disampaikan dalam wawancara dengan “buruh tani di persawahan seki-
tar sekolah (di belakang).
Uraian Materi:
Wawancara adalah kegiatan berdialog untuk mencari informasi dari seorang tokoh/narasumber
dengan mekanisme/cara tertentu. Pihak-pihak yang terlibat dalam wawancara. Di antaranya
ada narasumber (yang diwawancarai), pewawancara, dan notulis (pencatat hasil wawancara).
Agar kegiatan wawancara (bagi pemula/pembelajaran) berlangsung dengan baik, maka harus
dilakukan tiga langkah kegiatan :
1. Tahap Persiapan dengan kegiatan :
a. Menentukan topic wawancara/permasalahan yang akan diwawancarakan ;
b. Menentukan narasumber/orang yang akan diwawancrai dan beberapa kesepakatan ,seperti
kesanggupan,waktu, tempat, dan hal-hal lain yang dibutuhkan; dan
c. Membuat daftar pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibicarakan.
Hal-hal lain yang harus diperhatikan selama kegiatan wawancara, antara lain :
a. Berwawancara dengan sopan dan santun, misalnya dengan diawali salam, basa-basi, sikap
luwes, dan diakhiri ucapan permintaan maaf dan terima kasih, serta salam ,
b. Menanyakan hal-hal yang hanya berkaitan dengan pokok permasalahannya saja, dan
c. Sebelum bertanya bisa diawali dengan ulasan atau komentar, agar kegiatan wawancara tidak
kaku atau monoton.
Contoh komentar/ulasan :
Tadi Ibu mengatakan, bahwa rumah Ibu berjarak 3 km dari sini. Itupun dilakukan dengan ber-
jalan kaki. Pada hal jalan dari rumah Ibu berupa jalan macadam penuh batu. Jadi, apakah Ibu
tidak kelelahan, jika tiap hari selalu berjalan kaki berjarak 6 km, belum lagi masih harus memba-
wa barang-barang seperti ini ?
B.Kompetensi Dasar 9.2 Mampu menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh
atau narasumber yang disampaikan dalam wawancara.
Penjelasan :
Setelah kegiatan dan membuat laporan hasil wawancara, maka kegiatan yang berikutnya ada-
lah membuat kesimpulan/deskripsi dari informasi-informasi yang telah diperoleh. Contoh 1
hasil wawancara : Siswa :”
Assalammualaikum, Bu. Kami bertiga siswa SMP Negeri 3 “ PKL
:” Mualaikum salam.Tumben pagi-pagi dating kemari ?” Siswa
:” Sebelumnya maaf kalau kedatangan kami mengganggu Ibu. Kami hendak bertanya-tanya
kepada Ibu seputar kehidupan Ibu sehari-hari, terutama tentang kehidupan Ibu sebagai
pedagang kaki lima. Boleh kan , Bu ?”
PKL :” Oh . . silakan-silakan. Ibu sangat senang dengan kedatangan kalian bertiga!”
Siswa : “Siapakah nama Ibu ? Di manakah rumah Ibu /”
PKL :”Nama Ibu . . . Sumarni. Rumah Ibu di Bagusari.”
Siswa :”Dari rumah ke Taman Toga ini naik apa, Bu?”
PKL :”Ya … jalan kaki sambil memanggul barang dagangan ini .”
Siswa :” Tadi Ibu berkata, bahwa rumah Ibu di Bagusari yang dari sini berjarak 5 km. Jarak itu
ditempuh dengan berjalan kaki ssambil memanggul barang dagangan yang sebanyak ini.
Apakah Ibu tidak kelelahan. Mengapa tidak naik sepeda atau suami Ibu saja yang mbantu?”
Dan seterusnya . Penyusunan
deskripsinya (bisa berupa kesimpulan) Pada pagi
hari tiga orang siswa SMP Negeri 3 mendatangi seorang Ibu PKL di Taman Toga. Dengan sopan
mereka mendatangi ibu PKL . Mereka bertanya tentang beberapa hal seputar penghasilan
seorang PKL. Ibu PKL yang bernama Sumarni yang beralamat di Bagusari. Ia sehari-hari
berdagang di Taman Toga yang ditempuhnya dengan berjalan kaki, sambil il, sudah tidak
memanggul barang dagangannya. Dan seterusnya.Catatan : untuk menyusun deskripsi hasil
wawancara dengan menuliskan hal-hal penting, kemudian dikembangkan menjadi kalimat-
kalimat baru dan wacana.
II. Standar Kompetensi 10. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan penga-
laman melalui kegiatan menanggapi cerita dan telepon.
A. Kompetensi Dasar 10.1 Mampu menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan iden-
titas , keunggulan, dan laasan mengidolakannya dengan pilihan kata/diksi yang sesua
Penjelasan :
Tokoh idola adalah seseorang yang menjadi figure/percontohan bagi orang lain dengan
alasan tertentu.Seseorang patut menjadi idola, karena mempunyai keunggulan tertentu.
Misalnya : unggul dalam prestasi, kinerja, kepandaiannya, ketampanannya, kehebatan-
nya, dll. Demikian juga seseorang mengidolakan orang lain, juga karena alas an tertentu.
Misalnya, karena kehebatannya, ketampanannya, kinerjanya, perjuangannya, dll. Setiap
seseorang yang mempunyai idola sudah barang tentu sudah mengetahui banyak hal dari
sang tokoh idola, paling tidak tahu tentang data/identitas pribadinya. Contoh sistema-
tika identitas seperti identitas siswa yang telah dibuat pada semester ganjil yang lalu.
Dalam menceritakan tokoh idola, hal-hal yang perlu diceritakan selain identitasnya, juga
berkaitan dengan :
1. Perjuangan hidup,
2. Pandangan atau pendapatnya tentang kehidupan (keadaan terkini),
3. Pengalaman-pengalaman menarik/fenomenal, dan
4. Cita-cita besarnya.
Riwayat hidup para tokoh penting banyak dimuat dalam buku cerita yang disebut buku
biografi. Misalnya biografi Bung Karno, Bung Hatta, PB Jend. Sudirman, dll.
B. Kompetensi Dasar 10.2 Mampu bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa
yang santun.
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, tetapi sudah dapat menyampaikan maksud
dan dapat dimengerti maksudnya oleh penerima/mitra bicaranya. Dalam penggunaan
kalimat/bahasa yang singkat dalam bertelepon, karena berkaitan dengan biayanya. Se-
dangkan bahasa yang santun, karena dalam berkomunikasi dengan bahasa lisan pilihan
kata/diksi yang tepat, terutama disesuaikan dengan mitra/lawan bicaranya sangatlah
penting. Apalagi jika yang kita telepon orang yang lebih tua atau terhormat.
Untuk memudahkan pencarian alamat pada buku telepon, maka caranya dicari berda-
sarkan urutan alphabet seperti pada buku kamus. Dalm perkembangnanya, peranan
telepon sudah mulai berkurang, karena munculnya alat komunikasi modern yang lebih
praktis, seperti HP yang juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan. Seperti
pengambilan gambar, pengolahan data, akses internet, dll.
Etika dalam bertelepon secara umum haruslah :
1. Sopan
2. Berbicara seperlunya saja (hindari basa-basi)
3. Intonasinya jelaspat dan tepat.
4. Diawali salam dan perkenalan
5. Diakhiri terima kasih, mohon maaf, dan salam.
. Standar Kompetensi 11.Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan
membaca memindai.
A.Kompetensi Dasar 11.1 Mampu mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku
biografi yang dibaca secara intensif.
Penjelasan :
a .Membaca intensif adalah membaca dengan penuh kesungguhan, agar dapat memperoleh
informasi secara cepat dan tepat. Dalam membaca intensif yang harus dilakukan, diantaranya
konsentrasi dan hindari bersuara. Contoh membaca soal.
B.Membaca memindai adalah membaca penuh konsentrasi sambil mencatat hal=hal penting
dan kesalah-kesalahan dalam bacaan yang dibaca. Membaca memindai sering dilakukan pada
kegiatan merangkum/meresum yang kalian lakukan sebelum pembelajaran dimulai. Setelah
kalian pelajari tentang tokoh idola pada KD 10.2 tersebut, maka untuk menceritakan kembali
dapat digabungkan antara penjelasan pada KD 10.2 tersebut dengan KD 11.1 ini, sehingga akan
memudahkan dan menghasilkan rangkuman yang baik dan benar.
Penjelasan :
3.Kalimat utama/kalimat pokok atau kalimat terpenting dalam sebuah paragraf dengan ciri :
a. Disampaikan secara eksplisit atau jelas (bisa dilihat dan dibaca).
b.Jumlahnya setiap paragraf hanya ada satu saja. c.Letaknya dalam paragraf
bisa : - di awal paragraf disebut
paragraf deduktif dan
Dalam teori Tabularasa dijelaskan, bahwa seorang anak manusia lahir dalam keadaan
bersih, seperti kertas putih yang tiada tulisannya. Maksudnya, manusia yang baru lahir itu
dalam keadaan putih bersih/suci. Lambat laun, manusia akan berkomunikasi dengan
lingkungannya. Akhirnya berbagai pengaruh ia terima. Dari berbagai pengaruh itu dapat
mempengaruhi keberadaan manusia. Jika ia sering berada atau mendapat pengaruh baik, maka
ia akan tumbuh menjadi manusia yang baik. Sebaliknya, jika berada dalam lingkungan yang
jelek, maka akan cenderung berkepribadian yang tidak baik.
C.Kompetensi Dasar 11.3 Mampu menemukan informasi yang cepat dan tepat dalam Tabel
atau Diagram
Penjelasan:
Tabel adalah penyimpanan data atau informasi dalam bentuk garis /kolom.
Tabel banyak digunakan pada kegiatan-kegiatan administrasi atau pendataan dalam berbagai
bidang. Misalnya bidang keuangan, kependudukan, pemerintahan, bahkan bidang pembelajar-
an, terutama Matematika.
Diagram adalah penyimpanan data atau informasi dalam bentuk garis tidak lurus , misalnya
lingkaran. Diagram juga banyak digunakan untuk hal-hal yang bersifat realistic, seperti Tabel.
Banyak keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan table atau diagram, di antaranya :
1. Lebih praktis, karena dapat menyimpan data dalam jumlah banyak dan bermacam-macam
2. Lebih hemat , karena hanya menggunakan beberapa file atau lembar kertas
3. Lebih mudah dipampangkan di tempat umum
4. Tidak terlalu banyak menggunakan literatur bahasa, cukup diwakili angka-angka saja.
5. Dapat digunakan untuk data sejenis yang lain, tinggal mengganti data atau informasinya.
Contoh singkatnya : dengan angka 1825 lebih praktis daripada seribu delapan ratus dua
puluh lima. Belum lagi jika dengan symbol tambahan seperti 18,25 %.
Agar data atau informasi yang disimpan di dalam diagram atau table dapat dipahami, maka di
dalamnya harus ditandai dengan tanda-tanda tertentu, misalnya warna berbeda, ketebalan
tampilan, dll.
IV. Standar Kompetensi 12. Menyampaikan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan
singkat atau memo.
A.Kompetensi Dasar 12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan
cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.
Penjelasan :
Pada pembelajaran KD 9.1 telah dibelajarkan tentang wawancara. Bagian terpenting dalam teks
wawancara, teruma penyusunan pertanyaannya adalah penggunaan kalimat langsung. Semua
kalimat dalam teks wawancara tergolong kalimat langsung. Untuk mengingat kembali tentang
kalimat langsung, maka sebaiknya dipelajari lagi contoh-contoh kalimat langsung berikut ini.
1. Ayah berkata (:), “ Di manakah rumah Ibu ?” 2. Adik : “ Berapakah penghasilan Ibu perhari?”
Untuk mengubah teks wawancara menjadi narasi, maka yang harus diubah adalah mengubah
kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung. Caranya yaitu :
1. Jika kalimatnya bernada Tanya, maka setelah pelaku diikuti kata menanyakan dan dua tanda
petik dihilangkan.
Contoh : Ayah : “Kapan kamu liburan semester genap ?” menjadi
Ayah menanyakan kepada aku tentang liburan semester genap.
2. Jika kalimat lansungnya bernada membertahu, maka setelah pelaku diikuti kata memberi-
tahu (-kan) dan tanda petik dihilangkan.
Contoh : Ibu berkata (:) , “Besok kalian harus bangun lebih pagi.” Menjadi
Ibu mengatakan, bahwa besok kami harus bangun lebih pagi.
3. Jika kalimat langsungnya bernada perintah, maka setelah pelaku diikuti kata memerintahkan
dan dua tanda petik dihilangkan.
Contoh : “Cepat lari!” perintah komandan kepada prajuridnya. Menjadi
Komandan memerintah kepada prajuridnya, agar cepat berlari.
(Ilustrasi) Sore itu Andi berjalan-jalan di alun-alun Lumajang. Ia ingin sekali menikmati suasana
alun-alun setelah bersih dari kegiatan Harjalu. Jagung rebus yang biasa mangkal di trotoar sebe-
lah timur menjadi sasarannya. Ia beli beberapa buah jagung rebus. Selagi menikamti jagung re-
bus itu, Andi sambil berbincang-bincang dengan pedagangnya.
Andi :”Jagungnya masih ada, Pak ? Kalau ada, tolong ambilkan lima saja. Berapa harganya ?”
Pedagang :”Ada Dik. Baiklah . . . . Yang ini masih hangat dan manis lagi .”
Andi :” Enak sekali jagungnya ini, Pak? Bagimana cara merebusnya dan berapa lama ?”
Pedagang :” Merebusnya dengan menggunakan drum dan pada tungku yang besar. Pada saat
merebus itu juga seskali diputar, agar yang matang merata. Setelah air mendidih, maka beri
pula potongan kayu manis dan sedikit garam. Hal ini ini untuk menambah rasa.”
Andi :” Oh. . . begitu. Pantas rasanya sangat berbeda dengan jagung-jagung rebus yang lain.”
Ilustrasinya sama dengan yang atas. Sore itu Andi berjalan-jalan di alun-alun Lumajang. . . . .
Andi pun langsung menghampiri penjual jagung rebus. Ia minta diambilkan lima buah. Si pen-
jual pun menuruti permintaan Andi. Malah Andi diambilkan jagung rebus yang enak dan manis.
Setelah dimakan, Andi sangat heran dengan jagung rebus ini. Ia pun menanyakan tentang cara
merebusnya kepada si penjual. Si penjual pun menjelaskannya cara merebusnya. Bahwa untuk
merebus jagung ini dengan direbus pada drum dan di atas tungku besar. Selama direbus., sese-
kali diputar-putar, agar matangnya merata. Tak lupa rebusan diberi potongan kayu manis dan
sedikit garam, agar mengahsilkan rasa yang khas atau berbeda dengan jagung rebus yang bia-
sanya.
B.Kompetensi Dasar 12.2 Menulis pesan singkat sesuai dengan isi dengan menggunakan kalimat
efektif dan bahasa yang santun.
Penjelasan :
Memo adalah pesan singkat yang dibuat dalam keadaan darurat/saqngat mendesak.
Ciri-ciri memo :
1. Bahasanya sangat singkat, bahkan bisa menggunakan bahasa yang familier/pribadi.
2. Tempat dan penulisannya tidak harus resmi/korespondensis (aturan surat-menyurat).
3. Dibuat dalam waktu singkat dan darurat (tidak mungkin dihindari/ditunda).
4. Dibuat oleh orangnya sendiri, sehingga lebih bisa dipercaya.
Bahasa yang santun maksudnya menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan usia atau status
si penerima memo, terutama dalam menggunakan kata sapaannya, Bapak, Anda, Saudara, dll.
Kalimatnya efektif, maksudnya bahasa/kata-kata yang dipakai yyang pokok-pokok saja.
Contoh memo :
Tolong . . .ya . . . Andika. Aku sore nanti ndak bisa hadir membawakan acara
Akademi Asia, karena aku demam tinggi. Sampaikan salamku kepada Ramzi dan Irfan, serta
para komentator. Terima kasih.
RINA NOSE
VI. Standar Kompetensi 13. Memahami Pembacaan Puisi
Perhatikan cuplikan puisi berjudul “AKU” karya Choiril Anwar berikut ini !
Aku
......................... .
B. Menjelaskan hubungan antara latar/seting suatu cerpen dengan realitas siswa pada
zaman sekarang.
Realitas adalah kenyataan yang selalu ada dan dialami oleh manusia dari waktu ke wak-
tu, termasuk dari dahulu sampai dengan sekarang. Misalnya realitas cita-cita, cinta, ka-
sih sayang, semangat, perjuangan, dll. yang merupakan bagian dari kehidupan sudah
ada sejak zaman dahulu, hingga sekarang dan yang akan datang.
Cerpen pun tentu di dalamnya mengandung realitas atau nilai-nilai kehidupan tersebut.
Oleh karena itu, cerpen pun diciptakan dengan alam yang berbeda-beda. Misalnya cer-
pen remaja atau anak-anak. Dalam cerpen tersebut, tentu yang dimuat tentang dunia
remaja anak-anak. Demikian juga, cerpen yang dibuat remaja atau anak-anak, maka isi-
nya berlatar belakang remaja/anak-anak.
Oleh karena itu, untuk menanggapi isi /realitas dalam cerpen yang berkaitan dengan
realitas siswa dapat menggunakan patokan/aciuan nilai-nilai kehidupan tersebut.
Misalnya pada kalimat berikut ini.
“Aku hanya bisa memberikan yang sedikit saja. Inilah yang bisa saya lakukan. Walaupun
kehidupanku seperti burung, yang hanya bisa mencari sekarang untuk dimakan seka-
rang” kata Anton mengawali pertemuan itu.
Kalimat cerpen tersebut menggambarkan sikap bersahaja /merendahkan diri. Realitas
ini juga terdapat pada realitas siswa (siswa dermawan dan bersahaja).
VIII Kompetensi Dasar 15. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku
cerita anak.
A. Kompetensi Dasar 15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume,
suara, mimic, kinesik yang sesuai dengan isi puisi.
Makna atau maksud sebuah puisi akan lebih jelas/mudah dipahami, jika dibacakan.
Tentu pembacaannya dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu, seperti irama,
intonasi, jedah, mimic, gesture, tekanan, volume suara, dll.
1. Irama, maksudnya pembacaan puisi dengan variasi suara (tidak monoton)
2. Intonasi, maksudnya tinggi-rendahnya suara
3. Jedah, maksudnya perhentian yang tepat sesuai dengan maksud puisi. Misalnya
Bukan tidur sayang berbeda dengan Bukan tidur, sayang, dll.
4. Mimik, maksudnya perubahan bagia-bagian dari wajah.
5. Gestur, maksudnya gerakan-gerakan anggota tubuh.
6. Tekanan, maksudnya membacakan suatu kata dengan tekanan tertentu akan
menimbulkan maksud yang berbeda.
7. Volume, maksudnya dalam membaca puisi dengan suara tinggi, rendah, lembut, dan
nyaring akan menimbulkan suasana atau maksud yang berbeda.
Oleh karena itu, ketujuh hal di atas harus diperhatikan dalam membacakan puisi.
B. Kompetensi Dasar 15.2. Menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam
buku cerita anak, baik asli maupun terjemahan.
Permasalahan dalam cerita anak sama dengan permasalahan/realitas pada cerpen.
Hanya saja dalam cerita anak realitas yang dimuat adalah realitas yang ringan-ringan
saja, karena sifatnya menghibur. Dengan demikian, hal-hal yang terlalu berat atau
menyedihkan tidak dimuat. Misalnya tentang tragedy, pembunuhan, penipuan,
perebutan, atau bentuk-bentuk kejahatan lainnya. Relitas kehidupan dalam cerita anak
di antaranya tentang cita-cita, belajar, semangat, kerja sama, saling menhormati/meng-
hargai, bermain, bahkan ada khayalan. Dunia anak pun banyak tentang khayalan.
Contoh realita anak yang terdapat dalam cerita anak.
Pak Tani sedang menanam mentimun. Buahnya sudah mulai membesar, tetapi selalu
hilang. Oleh karena itu, Pak Tani member mainan berupa orang-orangan untuk mena-
kut-nakuti binatang pengganggu, yati Kancil. Dasar Kancil. “ Apa ini ? . . . Ini orang
beneran atau Cuma mainan, agar aku takut ? “ Kancil menggerak-gerakan mainan itu. Ia
semakin yakin, karena tidak bisa ngomong. Berarti ini Cuma mainan. Kancil jadi tidak
takut. Kancil pun semakin sering mengambil mentimun Pak Tani itu. . . . . .
Dalam cerita Kancil tersebut ada realitas bermain-main, mengambil, dan boneka, yang
juga terdapat dalam realitas kehidupan anak zaman sekarang.
IX. Standar Kompetensi 16. Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui
kegiatan menulis kreatif puisi.
A.Kompetensi Dasar 16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.
Puisi adalah bentuk karangan yang merupakan curahan perasaan. Setiap orang tentu
mempunyai rasa yang berbeda. Demikian juga cara mengungkapkannya. Bahkan,
walaupun dalam bentuk puisi pun bisa berbeda. Puisi juga termasuk bentuk karangan
yang subjektif. Artinya semua hal yang berkaitan dengan penulisan puisi bergantung
pada selera pengarangnya. Ada puisi yang pendek, panjang, halus, kasar, dll.
Bagi para pemula, menulis puisi tergolong sangat sulit, terutama untuk mengawalinya.
Oleh karena itu, menulis puisi tentang alam lebih mudah dilakukan, karena objeknya
nyata/realis. Cara yang lebih mudah dilakukan dalam menulis puisi, di antaranya :
a. Lakukan pengamatan terhadap objek yang ada di sekitar kita.
b. Catatlah hal-hal penting dari objek tersebut (kata-kata kunci).
c. Kembangkanlah kata-kata kunci tersebut menjadi kalimat-kalimat puitis.
d. Gabunglah kalimat-kalimat tersebut menjadi kesatuan maksud.
e. Baca dan resapilah rangkain kata dan kalimat tersebut.
f. Perbaiki (mengurangi atau menambah) kata-kata , agar lebih padu.
g. Bacalah dan resapi sampai menurut kita sudah lebih bagus/indah.
Dalam mencipta puisi semua indra kita harus dilibatkan. Mulai indra penciuman, pengli-
hatan, pendengaran, perasa, pikiran, perasaan, dan imajinasi/daya khayall. Aspek-aspek
yang melibatkan indra itu disebut citraan. Kata-kata yang berkaitan dengan citraan :
1. Penglihatan : indah, terang, mentari, bintang, gelap, dll.
2. Pendengaran : merdu, nyaring, sumbang, gemericik, dll.
3. Penciuman : harum, busuk, amis, basi, dll.
4. Perasa : lembut, kasar, rata, halus, sakit, dll.
5. Pikiran : hebat, takjub, pandai, cerdik, bodoh, dll.
6. Perasaan : cinta, sayang, benci, sedih, bangga, dll.
7. Imajinasi : sakti, hantu, Tuhan, malaikat, setan, roh, dll.
Sawah
Setiap manusia tentu pernah mengalami suatu peristiwa, baik yang menyenangkan,
maupun yang tidak menyenangkan. Untuk mengungkapkan perasaan dari penglaman-
pengalaman tersebut bisa secara lisan maupun tertulis. Secara tertulis bisa dalam bentuk
tertulis, yaitu puisi. Cara membuat puisi tentang pengalaman tidak jauh berbeda dengan
membuat puisi tentang keindahan alam. Hanya saja objeknya tentang pengalaman diri
sendiri. Dalam hal ini kita lebih leluasa membuatnya, karena berupa masalah pribadi.
Siapa aku
Namun. . .
I. Pergeseran Makna
Karena perkembangan zaman dqan peradaban manusia, maka bahasa/kata-kata pun
ikut mengalami perubahan atau pergeseran makna. Ada kata yang maknanya
menjadi lebih luas, sempit, baik, atau jelek, bahkanberganti penggunaannya.
Macam-macam pergeseran makna :
a. Meluas
Adalah kata-kata yang pemakaian sekarang lebih luas/banyak daripada dulunya.
Contoh :1. kata berlayar – dulu perjalanan laut dengan perahu layar,
- sekarang semua perjalanan di air
2. kata berantem – dulu berarti berkelai
- sekarang berarti semua perbedaan/perselisihan
3. kata berjuang - dulu berarti berperang
- sekarang usaha untuk memujudkan keinginan
b. Menyempit
Adalah kata-kata yang makna sekarang menjadi lebih sempit atau terbatas .
Contoh :
V. Partikel
Adalah sejenis imbuhan yang melekat pada suatu kata. Partikel itu tidak termasuk
imbuhan, karena tidak berfungsi mengubah bentuk dan arti kata. Partikel hanya
berfungsi mempertegas saja, artinya tanpa partikel sudah jelas.
Macam-macam partikel :
A. Partikel – lah, yang digunakan dalam :
1. Kalimat perintah :- Ambillah sampah yang berserakan itu !
-Bersihkalah halaman kelasmu !
-Siramlah setiap selesai buang air!
2. Kalimat berita:-Presidenlah yang menjalankan undang-undang.
Cara membuatnya :
1. Susun nama siswa secara vertikal dengan setiap kata pada nama tersebut diberi jarak.
2. Susunan kata bisa menggunakan model teras siring, lurus, zigzag, atau bebas.
3. Konsep puisi yang sudah dibuat harus diajukan/dikonfirmasikan kepada guru pengajar.
4. Tentukan media penulisan dengan ukuran sesuai dengan konsep puisi yang sudah
dibuat/dikonfirmasikan kepada guru.
5. Media selanjutnya diarsir krayon dengan cara :
a. Arsir permukaan media secara merata dan tebal
b. Pada arsiran dasar dengan arsiran teraknhir harus kontras warnanya
c. Pada arsiran pertama/dasar bisa berwarna-warni, agar warna tulisan yang muncul
nan gtinya bisa bervariasi
d. Setelah semua arisiran selesai, maka tulislah dengan menggunakan alat-alat selain
bolpoin berisi, sehingga warna tulisan akan muncul.
LEMBAR KERJA SISWA
Setelah kalian pelajari secara detail dan lengkap tentang teks deskripsi, maka selanjutya
deskripsikan tentang lingkungan sekolah ( kolam di depan).
Perhatikan bentuk teks rumpang atau belum lengkap tentang kolam depan, kemudian lakukan
pengamatan secara seksama. Dengan demikian kalian dapat melengkapi teks deskripsi yang
rumpang tersebut.
Kolam Sekolah
Untuk lebih jelasnya, maka kita bisa lihat dari dekat tentang kolam sekolah kita. Bentuk
kolamnya . . . . , karena sulit dikatakan dengan bentuk seperti apa. Di dinding-dindingnya
terbuat dari . . . . dengan motif seperti . . . . . Hal dapat menimbulkan kesan
seperti. . . . . Di dalamnya dipelihara . . . . . , seperti . . . . . Di sekelilingnya
terdapat berbagai macam pohon . . . seperti . . . . . Sedangkan untuk memperindah
pemandangan, maka ditanamlah berbagai macam . . . . , seperti . . . . . Bahkan untuk
mempercantik dan alami, maka diberilah . . . . . Suara air yang gemericik, seperti air terjun
yang turun dari . . . . . Kondisi kolamnya . . . . . Hal ini menandakan, bahwa
pemeliharaan kolam tersebut . . . . . Di sana-sini terdapat . . . . , sehingga membuat
pemandangannya menjadi . . . . . Demikian juga kondisi tanaman yang ada di sekitarnya
terlihat . . . pertanda . . . . .
Kita semua berharap, agar keberadan kolam sekolah selalu . . . sehingga siapa saja yang
berada di dekatnya akan menjadi . . . . . Apalagi jika sedang istirahat. Dengan indahnya
pemandangan suara . . . air terjun dan keadaan kolam . . . . Wah rasanya sangat berlama-
lama berada . . . . . . Oleh karena itu, maka marilah kolam sekolah ini kita . . . . . . . . , sehingga
akan melahirkan rasa . . . . bagi siapa saja yang . . . . ..
Tugas berikutnya adalah susunlah kembali dengan jelas dan lengkap teks rumpang yang sudah
kalian lengkapi menjadi bentuk teks deskripsi yang baru. Kerjakan pada lembaran folio atau
HVS.
Kompetensi Dasar :4.6 Menyajikan rangkaian data dalam bentuk teks prosedur
tentang cara membuat media hidroponik dan budidayanya.
A. Cara Membuat media Hidroponik.
1. Bahan pembuatannya :
Barang-barang bekas di sekitar kita, seperti kaleng cat (kecil), gelas air mineral,
steorofon atau tutup kalengnya, gabus, dan kain planel.
2. Alat pembuatannya :
a) Gunting
b) Pisau
c) Alat pelubang ( obeng/bor).
3. Cara pembuatannya :
a) Siapkan kaleng cat yang sudah bersih dan tidak berlubang. Jika ada tutup,
maka lubangilah tutupnya selebar gelas air mineral atau jika menggunakan
steorofon, maka bentuklah lingkaran lebih besar daripada tutup kalengnya.
Kemiudian lubangilah yang lebih lebar daripada gelas air mineral.
b) Bagian bawah ghelas air mineral dilubangi atau diiris selebar 2-3 cm dari empat
arah.
c) Guntinglah kain planel berukuran 25 cm X 2 cm.
d) Masukkan potongan kain planel pada lubang gelas air mineral dari arah yang
berlawanan, kemudian tarik ujung-ujungnya Ke bawah.
e) Potonglah gabus dengan ukuran 3 X 3 cm/ 4X4 cm.
f) Masukkan potongan gabus tersebut pada gelas air meniral sampai menyentuh
potongan kain planel tersebut.
4. Fungsi bahan-bahannya :
a) Gabus sebagai tempat bertumpuhnya tanaman
b) Potongan kain planel sebagai penyerap air, sehingga tanaman mendapat
asupan air dan makanan. Jika tanaman sudah membesar, maka fungsi kain
planel sebagai tempat merambatnya akar tanaman untuk menggapai air.
Sehingga bisa menyerap air dan asupan makanan secara mandiri.
2.Komplikasi adalah bagian yang berisi pertentangan atau perselisihan di antara para pelaku. Namun,
secara rinci bagian komplikasi ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
A. Penanjakan, yaitu bagian yang berisi mulai terjadinya perbedaan pendapat di antara para pelaku/to-
koh, terutama tokoh protagonis dengan antagonis. Contoh :
Dalam pada itu Kancil dan Buaya bermusyawarah bagaimanakah cara mencari makanan kesu-kaan
masing-masing. Hal ini wajar sja, karena makanan kesukaan mereka memang sangat berbeda. Si Kancil
makanannya sayuran dan mentinum, sedangkan Buaya makanannya daging. Mereka saling ber-beda
pendapat untuk cara mencari makanan itu. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .
B. Penggawatan, yaitu bagian yang berisi tentang perbedaan di antara kedua pelku/tokoh semakin me-
manas. Keduanya tidak saling mengalah, agar pendapatnya saja yang dituruti/dilaksanakan.
Contoh : Antara Kancil dan Buaya saling berpendapat, bahwa pendapat dirinyalah yang paling tepat. Me-
reka saling berdebat dan mengancam. Kancil mengancam Buaya, bahwa dirinya akan meninggalkan
Buaya di tengah kekeringan itu. Kancil tahu, bahwa Buaya tidak akan kuat hidup di daerah yang tidak
berair. Sedangkan Buaya mengancam akan memangsa Kancil hidup-hidup, jika tidak menuruti kehen-
daknya. Keduanya saling berstegang urat leher, sampai-sampai tenggorokannya kering. Mereka saling
tidak mengalah. . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . ..
C. Klimaks adalah bagian yang berisi pertengkaran fisik antara tokoh protagonis dengan antagonis.
Contoh : Akhirnya antara Kancil dn Buaya berkelai di tengah hutan tersebut. Kancil dengan lincahnya se-
lalu menhindari sabetan ekor Buaya. Tidak hanya dengan ekornya, Buaya sesekali juga berusaha untuk
menyambar tubuh Kancil dengan mulutnya yang leber mengangah itu. Namun, lagi-lagi Kancil bisa
menghindar. Bahkan, Kancil dengan nada mengejekmenantang Buaya untuk berloncat-loncat dan lari.
Pertempuran di natara kedua tokoh ityu sangat sengit dan lama sekali. Mereka tidak ada yang saling
mengalah dan menyadari, betapa mereka sebenarnya masih bersaudara dan bertetangga.
D. Antiklimaks adalah bagian yang berisi ketegangan/pertentangan di antara kedua tokoh itu mulai me-
reda. Hal ini, karena di natara kedua tokoh itu mulai kehabisan tenaga, saling menyadari, atau datang-
nya orang ketiga/tritagonis yang hendak memisah/melerai.
Contoh : Kedua tokoh itu napasnya terengah-engah. Sesekali perutnya dipegangnya erat-erat. Rupanya
perutnya mulai lapar. Dari jauh terlihat Gajah yang berjalan santai. Namun betapa terkejutnya dia, ka-
rena terlihat kedua sahabatnya itu saling berkelai. Gajah pun segera berlari mendekati mereka. Dengan
bijaksana dan adil, maka Gajah memisahkan kedua sahabatnya itu. Keduanya didudukkan untuk dicari
penyelesaian pertikaiannya. Menurut Gajah, maslah sulitnya mencari makanan itu juga dialami semua
penghuni hutan, termasuk dirinya. Namun tidak jharus saling bermusuhan dan berkelai. Gajah menya-
rankan, agar mereka semua bernomaden ke hutan seberang. Eeee...... siapa tahu di tempat lain masih
banyak makanan. Kita harus harus terus e-rjuang dan bekerja sama. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .
3.Resolusi adalah bagian akhir cerita fantasi yang berisi tentang keadaan/nasib dari semua tokoh.
Conoh : Akhirnya, makanan yang dicarinya pun ditemukan. Kancil menemukan tanaman mentimun
yang buahnya lebat dan besar-besar, Buaya menemukan kubangan yang bayak ikannya, dan Gajah
menemukan padang rumput yang subur. Mereka bertiga sangat menikmati makanan itu dan berpesta
pora. Setelah kenyang, maka mereka bertiga segera mencari tempat tinggal yang baru di hutan tersebut.
Tidak lupa mereka pun beranjak dari tempat makanan itu sambil membawa perbekalan makanan.