Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN


NARASI DI KELAS X IPS II SMA NEGERI 1 PALU
Andika Reskian
1995dika@gmail.com
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, , FKIP Universitas Tadulako
Jalan Soekarno-Hatta Km 9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah

ABSTRAK - Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan diksi dalam karangan
narasi siswa kelas X IPS II SMA Negeri 1 Palu. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan
diksi dalam karangan narasi siswa kelas X IPS II SMA Negeri 1 Palu. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode dokumentasi dengan teknik catat. Tahapan analisis yang digunakan yaitu
melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan dalam karangan narasi siswa kelas X IPS II SMA Negeri 1 Palu ditemukan syarat
ketepatan diksi yang meliputi penggunaan kata yang hampir bersinonim, penggunaan kata umum
dan kata khusus, penggunaan kata konotatif dan denotatif, kelangsungan pilihan kata, dan
penggunaan kata indria. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada beberapa syarat ketepatan diksi
yang tidak ditemukan oleh peneliti, meliputi ungkapan idiomatik, penggunaan kata yang mirip
ejaannya, penggunaan kata ciptaan sendiri, penggunaan akhiran asing, dan perubahan makna kata
yang sudah dikenal.

Kata Kunci: Diksi, Karangan narasi.

I PENDAHULUAN dengan kemampuan mengetahui, memahami,


menguasai, dan menggunakan sejumlah
1.1 Latar Belakang kosakata secara aktif yang dapat
Bahasa merupakan alat dan sarana mengungkapakan gagasan secara tepat
dalam berkomunikasi dikehidupan sehari-hari. sehingga mampu menyampaikannya secara
Cara seseorang dalam berbahasa efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
mencerminkan bagaimana orang tersebut Dalam kegiatan berbahasa, kata
bernalar. Dalam menulis suatu karangan, memiliki peranan penting. Kata atau rangkaian
penulis menggambarkan suatu kisah, kata bukan hanya sekedar rangkaian bunyi
kejadian, dan peristiwa. Rangkaian peristiwa atau huruf. Sebagai saluran pemuat pesan
tersebut merupakan sebuah karangan fiksi atau makna kata yang digunakan harus dipilih
dari imajinasi, pengalaman, dan pengamatan secara cermat. Berpikir mengenai keserasian
seorang penulis. Dari pengalaman dan kata, nuansa makna yang dikandungnya, serta
pengamatan tersebut penulis membuat efeknya bagi pembaca tulisan atau karangan.
sebuah karangan yang dikemas dalam cerita Kata mewakili hal-hal yang ingin disampaikan,
yang menarik untuk dibaca. Tentu saja dalam maka pemilihan dan penataan kata harus
menulis karangan harus memperhatikan memungkinkan tersampaikannya pesan itu
beberapa aspek, salah satunya dalam secara efektif.
pemilihan diksi atau pilihan kata. Penggunaan Tujuan yang baik tersusun dari kata-kata
serta pemilihan kata harus diperhatikan agar yang baik serasi dengan persoalan yang
dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi dikemukakan serta tingkat kemampuan
pembaca atau pendengar. Penggunaan dan pembacanya. Kekeliruan memilih dan
pemilihan kata harus diperhatikan dalam menggunakan kata, akan mengakibatkan
bahasa lisan atau tulisan. Dalam menulis ketergangguan atau bahkan tidak sampainya
suatu karangan penulis harus memilih dan pesan kepada pembaca. Memilih kata memang
memakai diksi yang tepat dan selaras dalam bukan pekerjaan yang mudah. Kita perlu
penggunaannya. memiliki perbendaharaan kata yang banyak,
Menurut (Widjono Hs, 2007:98), diksi serta intuisi berbahasa yang tajam. Kata-kata
adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan yang dipilih tidak hanya sekedar dapat
ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh mewakili secara tepat apa yang ingin
kemampuan penggunaan bahasa yang terkait
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
disampaikan, tetapi juga harus dapat penggunaan diksi dalam karangan narasi
dipahami dan diterima oleh pembaca. siswa pada kelas X IPS II SMA Negeri 1 Palu.
Dalam suatu karya tulis, baik karya
tulis ilmiah maupun nonilmiah, diksi memiliki 1.4 Manfaat Penelitian
peran penting. Dalam sebuah karya seorang
penulis akan menuangkan gagasan dan Adapun manfaat dari penelitian ini ada
pikirannya dengan pemilihan diksi atau pilihan dua, yaitu manfaat secara teoretis dan
kata yang tepat dan selaras penggunaannya. manfaat secara praktis :
Sebuah karya tulis dikatakan menarik jika
karya tulis tersebut memiliki beragam kata 1) Manfaat Teoretis
dan pembaca merasa ikut terbawa dalam Secara teoretis dapat bermanfaat bagi
suasana yang ada di sebuah cerita. Pembaca pengembangan ilmu pengetahuan dan
bisa membayangkan sebuah kehidupan yang mendukung teori yang sudah ada atau
terjadi di suatu cerita melalui imajinasi dari menambah wawasan dalam penulisan
sang penulis. Tentunya seorang penulis karangan narasi.
haruslah pandai merangkai sebuah cerita yang
menarik minat para pembaca. Maka dari itu, 2) Manfaat Praktis
kata sangatlah berperan penting. Kata Secara praktis kemampuan menulis
merupakan ungkapan perasaan dan pikiran karangan narasi dapat dikembangkan dalam
yang dapat digunakan dalam berbahasa lisan pembinaan pada siswa kelas X IPS II SMA
maupun tulisan. Ketika penulis mampu Negeri 1 Palu.
merangkai kata menjadi kalimat yang tepat
dan selaras, maka pembaca akan mudah 1.5 Batasan Istilah
memahami dan menagkap maksud dari
penulis. 1. Diksi
Karangan narasi adalah karangan yang Diksi atau pilihan kata merupakan
menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. istilah yang umum digunakan dalam bidang
Dalam hal ini sasarannya adalah memberikan bahasa dan sastra, terutama untuk
gambaran yang sejelas-jelasnya kepada setiap pembuatan karya sastra . Dengan pemilihan
pembaca mengenai fase, tahapan, urutan, diksi yang tepat akan membuat pembaca lebih
langkah, atau rangkaian terjadinya sesuatu bisa memahami makna dan tujuan penulis
hal. Nantinya siswa SMA yang akan diberikan dalam menyampaikan gagasannya melalui
beberapa muatan materi tentang bagaimana karya sastra.
membuat karangan narasi dan akan disuruh Widyamartaya (1990 : 45)
membuat karangan narasi dengan tema yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata
akan diberikan oleh peneliti. adalah kemampuan seseorang membedakan
Sejalan dengan adanya beberapa secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai
kesalahan yang terjadi dalam karangan narasi dengan gagasan yang ingin disampaikannya,
yang pernah ditemukan oleh penulis dan kemampuan tersebut hendaknya
dikalangan siswa siswi SMA maka penulis disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang
tertarik untuk meneliti dan menganalisis dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan
penggunaan diksi pada karangan narasi siswa pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan
di SMA Negeri 1 Palu. kata selalu mengandung ketepatan makna,
kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada
1.2 Rumusan Masalah pada pembaca atau pendengar.
Chaer (2010 : 15) mengatakan bahwa
Berdasarkan latar belakang di atas, yang pertama-tama disediakan oleh bahasa
masalah dalam penelitian ini adalah agar kita dapat berinteraksi dalam suatu
“ Bagaimana penggunaan diksi dalam pertuturan adalah kata atau kata-kata. Kata-
karangan narasi siswa pada kelas X IPS II kata ini tidak lain dari lambang bunyi yang
SMA Negeri 1 Palu? “. digunakan untuk melambangkan suatu wujud
atau suatu keadaan. Konsep yang
1.3 Tujuan Penelitian dilambangkan oleh suatu lambang bunyi itu
tidak lain daripada yang lazim disebut makna.
Tujuan penelitian ini, menjawab Jadi, apabila lambang bunyi itu kita sebut
rumusan masalah yang diangkat dalam kata, maka konsep yang dilambangkannya
penelitian ini, yakni mendeskripsikan kita sebut makna. Dengan demikian, dapat
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
pula dikatakan bahwa setiap kata memiliki dua penelitian terdahulu dan penelitian
makna. sekarang adalah sama-sama mengkaji diksi
Dalam realitasnya ada kata-kata yang yang digunakan.
maknanya berdekatan (bersinonim).
Perbedaannya bisa kita lihat dari objeknya, 2.2 Kajian Pustaka
faktor sosial, nuansa, atau rasa
kesantunannya. 2.2.1 Diksi
2. Karangan Narasi Pilihan kata atau diksi adalah
Karangan yang terdiri dari beberapa kemampuan membedakan secara tepat
paragraf, masing-masing dari paragraf nuansa-nuansa makna dari gagasan yang
tersebut berisi pikiran utama dan diikuti oleh ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
pikiran-pikiran penjelas. Karangan menurut menemukan bentuk yang sesuai (cocok)
teknik pemaparannya dapat dibagi menjadi dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh
empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, kelompok masyarakat pendengar (Keraf,
argumentasi dan narasi, sebuah karangan 2006:24). Diksi atau pilihan kata dalam
narasi hanya kita temukan dalam novel, praktik berbahasa sesungguhnya
cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin 2010 : mempersoalkan kesanggupan sebuah kata
132) dapat juga frasa atau kelompok kata untuk
menimbulkan gagasan yang tepat pada
II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN imajinasi pembaca atau pendengarnya
TEORI (Rahardi, 2009:31). Diksi adalah pemilihan
kata untuk mengungkapkan gagasan. Diksi
2.1 Penelitian yang Relevan yang baik berhubungan dengan pemilihan kata
Penelitian mengenai diksi sudah pernah yang bermakna tepat dan selaras, yang
dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Keguruan penggunaannya cocok dengan pokok
dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan pembicaraan, peristiwa, dan khalayak
Bahasa dan Seni, Universitas Tadulako, oleh pembaca atau pendengar (Panuti, 2006:21).
Rahmi (2016) dengan judul Penggunaan Diksi Diksi adalah pilihan kata untuk
pada Daftar Menu Warung Makan di Kota Palu mengungkapkan gagasan. Dalam tuturan atau
dan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu tulisan diksi membantu menciptakan nada dan
Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni, gaya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa diksi
Universitas Tadulako, oleh Agustiani (2017) adalah pilihan kata untuk mengungkapkan
dengan judul Penggunaan Diksi pada Antologi makna dari sebuah gagasan kepada pembaca
Cerpen Jendela Dua Mata. atau pendengar dengan menggunakan bahasa
Dalam penelitian yang dilakukan oleh yang tepat, menghindari campuran jargon dan
Rahmi disimpulkan bahwa penulis kosa kata baku atau campuran ungkapan
menganalisis diksi pada nama hidangan pada formal dan informal.
daftar menu warung makan di kota Palu Dalam memilih kata, tentunya
dengan mengkaji jenis makna gaya bahasa seseorang harus memiliki kosa kata yang luas.
dalam diksi. Penelitian yang dilakukan oleh Kata merupakan alat penyalur bahasa yang
Agustiani disimpulkan bahwa analisis pada mengandung makna bahwa tiap kata
antalogi cerpen Jendela Dua Mata ditemukan mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah
diksi yang bermakna denotatif, bermakna ide. Maka hal itu berarti semakin banyak kata
konotatif, bermakna polisemi dan homonim, yang dikuasai seseorang, semakin banyak
bermakna hiponim serta bermakna antonim. pula ide, atau gagasan yang dikuasainya dan
Penelitian yang relevan di atas yang sanggup diungkapkannya. Mereka yang
dianggap mengkaji tentang diksi. Pada menguasai banyak gagasan, atau dengan kata
penelitian tersebut terdapat persamaan dan lain mereka yang luas kosa katanya akan
perbedaan dengan penelitian yang akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk
dilakukan selanjutnya. Perbedaan tersebut memilih setepat-tepatnya kata mana yang
terdapat pada objek yang dikaji dan paling harmonis untuk mewakili maksud
penggunaan kajiannya. Pada penelitian yang gagasannya kepada pendengar atau pembaca.
dilakukan oleh Rahmi menggunakan objek Menurut keraf dalam bukunya yang
daftar menu warung makan di kota Palu. Oleh berjudul “Diksi dan Gaya Bahasa” (2010:24)
Agustiani menggunakan objek Antologi Cerpen berpendapat bahwa diksi dibagi menjadi
Jendela Dua Mata. Sedangkan penulis beberapa poin, yaitu:
menggunakan objek karangan narasi. a. Diksi mencakup pengertian kata-kata
Selanjutnya, persamaan yang terdapat pada mana yang harus dipakai untuk
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
mencapai suatu gagasan, cara atau pendengar. Ketepatan tidak akan
membentuk kelompok kata yang tepat menimbulkan salah paham. Ketetapan pilihan
atau penggunaan ungkapan dan gaya kata yang harus diperhatikan oleh setiap
bahasa yang baik dipakai dalam situasi orang yaitu:
tertentu. 1) Membedakan secara cermat denotasi dari
b. Diksi adalah kemampuan dalam konotasi. Dari dua kata yang mempunyai
membedakan nuansa makna gagasan makna yang mirip satu sama lain, penulis
yang ingin disampaikan sekaligus harus menetapkan mana yang akan
kemampuan untuk menemukan bentuk digunakan untuk mencapai maksudnya.
kata yang sesuai dengan situasi Penulis harus memilih kata denotatif
sehingga memiliki nilai rasa yang apabila ingin menyampaikan pengertian
tinggi. dasar. Sedangkan, penulis harus memilih
c. Diksi yang tepat dan sesuai mungkin kata konotatif apabila penulis
hanya bisa digunakan oleh orang yang menghendaki reaksi emosional tertentu.
memiliki perbendaharaan kata yang 2) Membedakan dengan cermat kata-kata
luas. yang hampir bersinonim. Penulis harus
Sedangkan menurut santosa dan berhati-hati memilih kata. Dalam
jaruki dalam bukunya yang berjudul “Mahir menyampaikan maksud tertentu kepada
Berbahasa Indonesia: Baik, Benar, dan pembaca, penulis harus memilih kata
Santun” bahwa penggunaan kata memiliki yang tepat agar tidak menimbulkan salah
kriteria sebagai berikut: interpretasi dari pembaca.
a. Ketepatan yaitu kemampuan memilih 3) Membedakan kata-kata yang mirip dalam
kata yang dapat mengungkapkan ejaannya. Penulis harus mampu
gagasan secara tepat dan gagasan itu membedakan kata-kata yang mirip
dapat diterima secara tepat eloh ejaannya agar tidak menimbulkan salah
pembaca atau pendengar. pemahaman dari pembaca.
b. Kecermatan adalah kemampuan 4) Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
memilih kata yang benar-benar Bahasa selalu tumbuh dan berkembang
diperlukan untuk mengungkapkan sesuai dengan perkembangan dalam
gagasan tertentu. lingkup masyarakat. Perkembangan
c. Keserasian adalah hubungan makna bahasa pertama-tama muncul dari
dan kata yang satu dengan kata yang bertambahnya kosa kata baru. Namun,
lain dan kelaziman penggunaannya hal tersebut tidak berarti bahwa setiap
perlu diperhatikan. orang boleh menciptakan kata baru
Berdasarkan pendapat dari para ahli di seenaknya. Dalam hal ini, penulis harus
atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah cermat dalam memakai kosa kata dalam
pilihan kata yang digunakan untuk menulis karangannya.
menyatakan suatu maksud tertentu kepada 5) Waspada terhadap penggunaan akhiran
lawan bicara atau lawan tutur. Penggunaan asing, terutama kata-kata asing yang
diksi dapat memberikan efek tertentu bagi mengandung akhiran asing: favorable –
pendengar atau pembaca. Penggunaan diksi favorit – idiom -idiomatik, progres –
juga dapat memberikan pengaruh terhadap progresif, kultur – kultular, dan
suatu karya tulis misalnya pada karangan sebagainya.
narasi. 6) Kata kerja yang menggunakan kata depan
harus digunakan secara idiomatis: ingat
2.2.2 Syarat Ketepatan Diksi akan bukan ingat terhadap; berharap,
berharap akan, mengharapkan bukan
Ketepatan adalah kemampuan sebuah mengharap akan; berbahaya, berbahaya
kata untuk menimbulkan gagasan yang sama bagi, membahayakan sesuatu bukan
pada imajinasi pembaca atau pendengar, membahayakan bagi sesuatu.
seperti yang dipikirkan atau yang dirasakan 7) Untuk menjamin ketetapan diksi, penulis
oleh penulis atau pembicara, maka setiap atau pembicara harus membedakan kata
penulis atau pembicara harus berusaha umum dan kata khusus. Kata khusus lebih
secermat mungkin memilih kata-katanya tepat menggambarkan sesuatu daripada
untuk mencapai maksud tersebut. Bahwa kata kata umum.
yang dipakai sudah tepat akan tampak dari 8) Mempergunakan kata-kata indria yang
reaksi selanjutnya, baik berupa aksi verbal menunjukan persepsi yang khusus.
maupun berupa aksi non verbal dari pembaca
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
9) Memperhatikan perubahan makna yang kawan saya dan bini kawan saya, buaya
terjadi pada kata-kata yang sudah darat itu telah melahap semua harta
dikenal. bendanya, dan orang itu telah melahap
10) Memperhatikan kelangsungan pilihan semua harta bendanya, kami mohon maaf
kata. dan kami mohon ampun, semuanya
dilakukan berdasarkan konteks sosial,
2.2.3 Macam-Macam Diksi atau situasi yang dihadapi.
3) Berdasarkan leksikal
Diksi mempunyai peranan penting agar a. Sinonim adalah kata-kata yang
dapat diketahui oleh masyarakat. Penggunaan memiliki makna yang sama. Contoh:
diksi yang baik adalah yang sesuai dengan pria dan laki-laki, pintar dan pandai.
konteksnya. Menurut keraf (2010:27-39) b. Antonim adalah dua buah kata yang
bahwa macam-macam diksi terdiri atas: maknanya berlawanan. Contoh: kaya
1) Berdasarkan makna dan miskin, jantan dan betina.
a. Makna denotatif c. Homonim adalah suatu kata yang
Makna denotatif menyatakan arti memiliki lafal dan ejaan yang sama,
yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna namun memiliki makna yang berbeda.
denotatif berhubungan dengan bahasa Contoh: rapat, bisa.
ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan d. Homofon adalah suatu kata yang
atas dua macam relasi. Pertama, relasi memiliki makna dan ejaan yang
antara sebuah kata dengan barang berbeda dengan lafal yang sama.
individual yang diwakilinya. Kedua, relasi Contoh: bank, bang.
antara sebuah kata dan ciri-ciri atau e. Homograf adalah suatu makna yang
perwatakan tertentu dari barang yang memiliki makna dan lafal yang
diwakilinya. Contoh : Bunga melati. berbeda namun ejaannya sama.
b. Makna konotatif Contoh: apel.
Makna konotatif adalah suatu jenis f. Polisemi adalah suatu kata yang
kata yang memiliki arti bukan sebenarnya. memiliki banyak pengertian. Contoh:
Contoh : Bunga desa. kepala sekolah, kepala surat, kepala
2) Berdasarkan konteks sakit. Kata kepala mempunyai makna
a. Konteks linguistik lebih dari satu.
Konteks linguistik adalah hubungan g. Hipernim adalah kata-kata yang
antara unsur bahasa yang satu dengan mewakili banyak kata lain. Kata
unsur bahasa yang lain. Konteks linguistik hipernim dapat menjadi kata umum
mencakup konteks hubungan antara kata dari penyebutan kata-kata lainnya.
dengan kata dalam frasa atau kalimat, Contoh: bunga, warna.
hubungan antara frasa dalam sebuah h. Hiponim adalah kata-kata yang
kalimat atau wacana, dan juga hubungan terwakili artinya oleh kata-kata
antara kalimat dalam wacana. Sebaiknya, hipernim. Contoh: mawar, melati,
dalam konteks linguistik dapat muncul merah, kuning.
pengertian tertentu akibat perpaduan
anatara dua buah kata, misalnya: rumah 2.2.4 Pengertian Karangan
ayah mengandung pengertian “milik”,
rumah batu mengandung pengertian dari Komariah (2008:2) menyatakan bahwa
atau bahannya dari, membelikan ayah mengarang adalah suatu kegiatan yang
mengandung pengertian untuk atau dilakukan seseorang untuk mengungkapkan
beneaktif. ide pikiran atau gagasan dan menyampaikan
b. Konteks nonlinguistik melalui tulisan kepada pembaca untuk
Relasi yang pertama erat dipahami. Selain itu, mengarang juga
hubungannya dengan konteks diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
nonlinguistik. Konteks nonlinguistik mengekspresikan ide, pikiran, pengetahuan,
mencakup dua hal, yaitu hubungan antara ilmu, dan pengalaman hidup yang
kata dan barang atau hal, dan hubungan disampaikan melalui tulisan yang jelas,
antara bahasa dan masyarakat atau sehingga dapat dinikmati dan dipahami orang
disebut juga konteks sosial. Konteks sosial lain.
ini mempunyai peranan yang sangat Sedangakan Saddhono dan Slamet
penting dalam penggunaan kata atau (2014:155) karangan merupakan suatu tulisan
bahasa. Penggunaan kata seperti istri yang dapat dilihat dari segi bahasa yang
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
digunakan, isi tulisan atau karangan, dan a. Titik pusat karangan narasi adalah kisah.
bentuk atau cara penyajiannya. Bahasa yang b. Melukiskan perbuatan dan tindakan yang
digunakan dalam karangan itu, apakah bahasa terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
yang sulit, sederhana, mudah, dan lancar. c. Memiliki tokoh yang diceritakan.
Begitu pula apakah karangan itu d. Memiliki alur atau plot dalam
menggunakan paragraf yang tepat, dan diksi penyampaian.
yang tepat. Dari segi karangan, apakah
karangan itu berupa fiksi atau nonfiksi, dan Dalam membuat paragraf narasi,
adakah kesesuaian antara judul dan isi. Dilihat terdapat beberapa langkah penulisan agar
dari segi bentuk dan cara penyajiannya, informasi yang diberikan lebih terkonsep dan
apakah karangan itu puisi atau prosa, jika alurnya tersusun dengan baik sehingga tidak
prosa apakah penyajiannya itu karangan membosankan ketika dibaca. Adapun langkah-
narasi, eksposisi, argumentasi, atau deskripsi. langkah penulisan paragraf narasi, adalah
Dapat disimpulkan bahwa mengarang sebagai berikut :
adalah suatu kegiatan menuangakan dan a. Menentukan tema dan pesan yang ingin
mengekspresikan ide dan gagasan dalam disampaikan.
suatu karya tulis. Kegiatan mengarang b. Menetapkan sasaran pembaca (misal :
mengutamakan daya pikir untuk menghasilkan remaja, wanita, kalangan orang tua, dan
suatu bacaan yang dapat dipahami oleh lain lain).
pendengar atau pembaca. c. Merancang peristiwa-peristiwa utama,
yang digambarkan ke dalam skema alur.
2.2.5 Pengertian Karangan Narasi d. Membagi peristiwa tersebut menjadi 3
bagian yaitu awal, tengah/perkembangan,
Karangan narasi merupakan karangan dan akhir cerita.
yang menceritakan suatu peristiwa. Suatu e. Merincikan peristiwa utama ke dalam
karangan narasi dapat kita temukan pada peristiwa yang lebih detail sebagai
cerpen, novel, atau hikayat. Karangan narasi pendukung cerita.
biasanya dibuat benar-benar nyata menurut f. Menyusun tokoh dan perwatakan, latar
pengalaman pribadi pengarang atau fakta serta sudut pandang.
sejarah yang tidak dimanipulasi oleh g. Mengerti aturan tanda baca yang harus
pengarang. Sedangakan karangan yang yang diterapkan dalam karangan tersebut.
berbentuk novel, cerpen, atau hikayat
digolongkan karangan yang fiktif (khayalan 2.2.6 Jenis-Jenis Karangan Narasi
belaka). Didin widyartono (2012 :103)
mengatakan bahwa karangan narasi sangat Karangan narasi terdiri atas empat
cocok digunakan penulis yang bertujuan untuk jenis, yaitu pertama karangan narasi
mengisahkan sebuah peristiwa atau kejadian. informatif, kedua karangan narasi
Tokoh-tokoh yang ada melewati tempat dan ekspositoris, ketiga karangan narasi artistik,
melintasi waktu. Karangan ini merangkaikan dan keempat karangan narasi sugestif.
peristiwa yang susul-menyusul hingga
membentuk cerita yang disampaikan oleh 1. Narasi informatif adalah paragraf atau
tokohnya. Karangan narasi adalah suatu karangan narasi yang bertujuan untuk
bentuk wacana yang berusaha menyampaikan informasi secara tepat
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca yang di targetkan, baik
kepada para pembaca suatu peristiwa dalam mengenai suatu hal, peristiwa, atau kisah
urutan dan kurun waktu tertentu (Gorys Keraf, seseorang.
Argumentasi dan narasi, 189 : 36). 2. Narasi ekspositoris adalah paragraf atau
Lebih singkatnya lagi, karangan narasi karangan yang bertujuan untuk
merupakan jenis karangan yang mengisahkan menyampaikan informasi tentang kisah
suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan seseorang berdasarkan data sebenarnya.
urutan waktu. Karangan ini bisa berbentuk Karangan narasi ini mengandung unsur
paragraf atau cerita nyata yang benar-benar eksposisi pada konsep cerita dan
terjadi atau hanya karangan fiktif seperti penulisannya. Ketentuan eksposisi ini
novel, roman, cerpen. mengatur informasi yang diberikan harus
Untuk membedakan karangan narasi menggunakan bahasa yang logis,
dengan karangan yang lainnya, kita bisa berdasarkan fakta yang sebenarnya, serta
mengamatinya dengan memperhatikan ciri-ciri tanpa unsur sugestif (bersifat objektif).
berikut :
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
3. Narasi artistik adalah paragraf atau adalah prosedur yang menghasilkan data
karangan narasi yang bertujuan untuk deskriptif berupa data tertulis atau lisan.
menyampaikan suatu pesan tertentu Metode kualitatif digunakan sebagai prosedur
kepada pembaca. Paragraf ini penelitian yang menghasilkan data deskriptif
menggunakan bahasa yang logis, berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang
berdasarkan fakta yang sebenarnya, serta objek yang akan diamati. Jadi penggunaan
tanpa adanya unsur sugestif (pernyataan metode ini tidak menghasilkan data berupa
bersifat objektif). angka, tetapi data yang sifatnya deskriptif.
4. Narasi sugestif adalah paragraf atau Penelitian ini menggunakan data tulisan yaitu
karangan narasi yang bertujuan untuk berupa karangan narasi siswa.
menyampaikan pesan tertentu kepada
pembaca seolah-olah melihat, mendengar, 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
merasa terlibat dalam cerita yang
disampaikan. Paragraf narasi sugestif Tempat dilaksanakannya penelitian ini
menceritakan tentang karangan hasil yaitu di SMA Negeri 1 Palu yang terletak di
khayalan atau imajinasi dari si penulis. Kelurahan Gatot Subroto, Kecamatan Palu
Ciri khas dari jenis paragraf narasi yang Timur. Sedangkan peneliti melaksanakan
satu ini adalah adanya unsur sugestif. penelitian dari bulan Desember 2017 sampai
Umumnya jenis paragraf ini ditemukan bulan Februari 2018.
pada karya tulis cerpen, hikayat,
dongeng, dan novel. 3.3 Jenis Data dan Sumber Data

2.3 Kerangka Pemikiran Informasi atau data yang diamati


dalam penelitian ini yaitu data dalam bentuk
Penelitian ini mengkaji tentang diksi tulisan, berupa penggunaan diksi dalam
dalam karangan narasi siswa kelas X IPS III karangan narasi. Sumber data dalam
SMA Negeri 1 Palu. Kajian teori melihat penelitian ini diperoleh dari karangan narasi
tentang ketepatan memilih, cermat, serasi siswa di kelas X IPS II SMA Negeri 1 Palu.
dalam memilih kata yang ingin dipakai. “Data adalah bahan keterangan tentang suatu
Berikut ini peneliti menyajikan kerangka objek penelitian ”(Bungin 2001 : 123).
pemikiran untuk memperjelas gambaran
mengenai alur berfikir dalam penelitian ini 3.4 Teknik Pengumpulan Data
melalui bentuk peta konsep.
Kegiatan pengumpulan data
merupakan kegiatan utama dalam penelitian
Penggunaan Diksi pada Karangan Narasi di Kelas X kualitatif. Kegiatan mengumpulkan data pada
IPS III SMA Negeri 1 Palu dasarnya adalah aktifitas terjun langsung ke
lapangan. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitan ini adalah metode
Diksi dokumentasi. Menurut Arikunto (2006:231)
metode dokumentasi adalah metode yang
mempelajari dan menganalisis sumber-sumber
Karangan Narasi informasi berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya. Penelitian
Analisis Penggunaan Diksi pada Karangan Narasi di ini menggunakan metode dokumentasi karena
Kelas X IPS III SMA Negeri 1 Palu berusaha mengumpulkan data dari informasi
tertulis, berupa diksi yang terdapat dalam
karangan narasi siswa kelas X IPS II SMA
Negeri 1 Palu.
III METODE PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengumpulkan data dalam
3.1 Jenis Penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut :
Jenis penelitian ini yaitu penelitian a. Memberikan tes kepada siswa untuk
kualitatif yang mendeskripsikan data membuat karangan narasi.
menggunakan rangkaian kalimat. b. Mengumpulkan karangan narasi siswa
Djajasudarma (dalam Nurhayat, 2016 : 31) kelas X IPS II SMA Negeri 1 Palu.
mengemukakan bahwa metode kualitatif
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
c. Membaca berulang-ulang karangan narasi yang teridentifikasi dan terklasifikasi
untuk mendapatkan data berupa diksi sebagaimana yang dilakukan dalam
pada karangan narasi. Menandai dan kegiatan reduksi data. Kegiatan
menggarisbawahi kata atau kalimat yang selanjutnya adalah penyajian data
mengindikasikan diksi sesuai syarat contoh syarat ketepatan diksi dalam
ketepatan diksi yang ada pada karangan karangan narasi siswa kelas X IPS II
narasi. SMA Negeri 1 Palu yang akan ditulis
d. Mencatat dan memberi kode kata atau dalam laporan pada penelitian ini. Data
kalimat yang mengindikasikan diksi. yang disajikan yaitu mengenai syarat
e. Mengklasifikasikan data sesuai syarat ketepatan diksi dalam menulis karangan
ketepatan diksi. narasi siswa kelas X IPS II SMA Negeri 1
f. Menganalisis data sesuai syarat Palu.
ketepatan diksi pada karangan narasi. 3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan yaitu
dengan mengaitkan antara pernyataan
3.5 Instrumen Penelitian penelitian tentang syarat ketepatan diksi
dalam karangan narasi siswa kelas X IPS
Sugiyono (2009:59) mengatakan II SMA Negeri 1 Palu.
bahwa instrumen dalam penelitian kualitatif
yaitu peneliti itu sendiri. Dalam penelitian Langkah-langkah yang dilakukan
yang dilakukan, peneliti bertindak sebagai peneliti dalam menganalisis data dimulai dari
instrumen kunci yang berperan sebagai mengidentifikasi data atau mengumpulkan
perencana, pelaksana, pengumpul data, data dengan cara membaca karangan narasi
penganalisis, penafsir data, sampai pada siswa secara perlahan dan berulang sampai
tahap pelaporan hasil penelitian. Ilmu mendapatkan data yang sesuai, kemudian
pengetahuan dari peneliti merupakan salah akan dipindahkan dalam bentuk tulisan yang
satu objek penting dalam mendeskripsikan akan dibaca kembali. Setelah membaca
fakta-fakta objek kajian di lapangan tentang perlahan dan berulang, maka akan ditandai
syarat ketepatan diksi. bagian kata atau kalimat yang menggunakan
Berdasarkan pernyataan di atas, yang diksi yang tidak tepat
digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik dasar yang digunakan dalam
instrumen tunggal, yakni peneliti sendiri yang penelitian ini adalah teknik baca markah.
menggunakan beberapa instrumen yaitu alat Disebut demikian karena cara yang digunakan
tulis berupa buku dan pulpen yang berfungsi pada awal kerja analisis ini adalah membaca
mencatat semua data yang ingin diperoleh, kemudian menandai.
serta laptop sebagai alat menyimpan data.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
3.6 Teknik Analisis Data
4.1 Hasil Penelitian
Teknik analisis data yang digunakan Hasil penelitian yang diperoleh yaitu
dalam penelitian ini yaitu mengikuti konsep diksi pada karangan narasi siswa kelas X IPS
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2009 : II SMA Negeri 1 Palu. Adapun diksi yang
91) yaitu pertama reduksi data, kedua ditemukan sesuai syarat ketepatan diksi
penyajian data, dan ketiga penarikan meliputi 1) kata-kata yang hampir bersinonim,
kesimpulan. 2) penggunaan kata umum dan kata khusus,
1. Reduksi Data 3) penggunaan kata konotatif dan denotatif,
Data-data yang diperoleh melalui teknik 4) kelangsungan pilihan kata, 5) penggunaan
pengumpulan data, selanjutnya kata indria. Uraiannya dapat dilihat sebagai
diklasifikasikan menurut syarat berikut.
ketepatan diksi yang terdapat dalam
karangan narasi siswa kelas X IPS II 4.1.1 Kata-Kata yang Hampir Bersinonim.
SMA Negeri 1 Palu. Hasil reduksi data Diksi atau pilihan kata yang hampir
selanjutnya akan dipilih kemudian bersinonim pada karangan narasi siswa kelas
dianalisis sesuai syarat ketepatan diksi. X IPS II SMA Negeri 1 Palu dapat dilihat dari
2. Penyajian Data paparan berikut ini :
Langkah berikutnya dalam kegiatan Data (1). Saat diperjalanan saya sangat
analisis data yaitu penyajian data. senang karena dapat berlibur dengan teman-
Kegiatan ini dilakukan dari semua data teman saya.
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
Kata senang pada data (1) mempunyai karangan narasi kata tersebut dapat
sinonim gembira. Kesamaannya adalah digunakan.
keduanya terkait dengan “perasaan”. Data(6). Hari pertama saya bangun pagi
Penggunaan kata senang kurang tepat pada jam 06.00 pagi.
digunakan dalam suatu karya ilmiah karena Kata jam memiliki sinonim pukul.
kata tersebut merupakan dialek. Tetapi dalam Kesamaan dari kata tersebut adalah sama-
karangan narasi kata tersebut dapat sama menunjukan waktu. Tetapi kata pukul
digunakan. lebih tepat digunakan karena kata pukul
Data (2). Setelah saya dan teman-teman menunjukkan waktu saat ini, sedangkan jam
saya tiba di Pantai Enu, saya sangat senang menunjukkan lama waktu atau jangka waktu.
karena dapat melihat pemandangan yang Penggunaan kata jam kurang tepat digunakan
sangat indah. dalam suatu karya ilmiah. Tetapi dalam
Kata melihat bersinonim dengan karangan narasi kata tersebut dapat
menatap, menyaksikan, mengintip, molotot, digunakan.
memantau. Kesamaan dari beberapa kata Data(7). Setelah penguburan kami pun
tersebut adalah sama-sama menggunakan langsung pulang tepatnya jam 16.00.
mata sebagai indra penglihatan. Dalam Kata jam memiliki sinonim pukul.
kalimat tersebut lebih tepat menggunakan Kesamaan dari kata tersebut adalah sama-
kata melihat karena objek yang dilihat adalah sama menunjukan waktu. Tetapi kata pukul
pemandangan. Tetapi dalam karangan narasi lebih tepat digunakan karena kata pukul
kata tersebut bisa saja digantikan dengan menunjukkan waktu saat ini, sedangkan jam
sinonimnya. menunjukkan lama waktu atau jangka waktu.
Data (3). Pada hari sabtu jam 3 sore, saya Penggunaan kata jam kurang tepat digunakan
dan teman-temanku yang merupakan anggota dalam suatu karya ilmiah. Tetapi dalam
SISPALA berkumpul di SMAN 1 Palu. karangan narasi kata tersebut dapat
Kata jam memiliki sinonim pukul. digunakan.
Kesamaan dari kata tersebut adalah sama-
sama menunjukan waktu. Tetapi kata pukul 4.1.2 Penggunaan Kata Umum dan Kata
lebih tepat digunakan karena kata pukul Khusus
menunjukkan waktu saat ini, sedangkan jam
menunjukkan lama waktu atau jangka waktu. Diksi atau pilihan kata yang menggunakan
Penggunaan kata jam kurang tepat digunakan kata umum dan kata khusus pada karangan
dalam suatu karya ilmiah. Tetapi dalam narasi siswa kelas X IPS II SMA Negeri 1 Palu
karangan narasi kata tersebut dapat dapat dilihat dari paparan berikut ini :
digunakan. Data (8). Pada tanggal 2 Januari 2018 saya
Data(4). Kebetulan hari itu om saya sedang dan teman-teman saya berangkat ke Pantai
mengambil durian yang kebetulan jatuh. Enu.
Penggunaan kata om pada kalimat Kata Pantai Enu merupakan kata
diatas memiliki sinonim paman. Keduanya khusus yang tidak akan menimbulkan salah
memiliki arti saudara laki-laki dari ayah atau interpretasi pada pembaca. Pembaca telah
ibu. Penggunaan kata paman lebih tepat, memberikan gambaran secara khusus kepada
karena kata om merupakan dialek. pembaca agar mengetahui tempat yang
Penggunaan kata om kurang tepat digunakan dituju.
dalam suatu karya ilmiah karena kata tersebut Data (9). Setelah itu kami para calon anggota
merupakan dialek. Tetapi dalam karangan yang berjumlah 42 orang diturunkan di Pasar
narasi kata tersebut dapat digunakan. Lasoani. Kata Pasar Lasoani merupakan
Data(5). Masyarakat yang ingin pergi kesana kata khusus yang tidak akan menimbulkan
harus pergi pagi-pagi sekali sekitar jam 4 salah interpretasi pada pembaca. Pembaca
subuh karena disana sangat ramai telah memberikan gambaran secara khusus
pengunjung. kepada pembaca agar mengetahui tempat
Kata jam memiliki sinonim pukul. yang dituju.
Kesamaan dari kata tersebut adalah sama- Data (10). Pada tanggal 18 Februari 2017
sama menunjukan waktu. Tetapi kata pukul saya dan teman-teman saya pergi ke Danau
lebih tepat digunakan karena kata pukul Tambing.
menunjukkan waktu saat ini, sedangkan jam Kata Danau Tambing merupakan kata
menunjukkan lama waktu atau jangka waktu. khusus yang tidak akan menimbulkan salah
Penggunaan kata jam kurang tepat digunakan interpretasi pada pembaca. Pembaca telah
dalam suatu karya ilmiah. Tetapi dalam memberikan gambaran secara khusus kepada
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
pembaca agar mengetahui tempat yang Sekolah Menengah Atas. Penggunaan kata
dituju. Sekolah sudah tepat karena penulis
Data (11). Setelah itu semua para siswa PLS sebelumnya telah menjelaskan bahwa mereka
disuruh untuk kumpul di lapangan. akan masuk di Sekolah, sehingga tidak
Kata lapangan pada kalimat di atas menimbulkan salah paham oleh pembaca.
merupakan kata umum. Sebagai kata umum, Data(17). Tapi, karena cedera kaki itu pelatih
lapangan dapat mencakup pada kata khusus malah membangkitkan semangat saya dengan
lainnya seperti yang telah dijabarkan pada berlatih secara perlahan.
kalimat tersebut yakni dapat berupa lapangan Kata cedera kaki pada kalimat di atas
sepak bola, lapangan basket, lapangan tenis merupakan kata khusus dari kata cedera.
dan sebagainya. Penggunaan kata lapangan Kata-kata yang berkaitan dengan cedera
sudah tepat karena penulis sebelumnya telah selain cedera kaki yaitu cedera tangan, leher,
menjelaskan bahwa mereka akan dikumpul di sendi, dan sebagainya. Penggunaan kata
lapangan, sehingga tidak menimbulkan salah diatas sudah tepat karena tiduk membuat
paham oleh pembaca. pembaca salah dalam menafsirkan.
Data (12). Bahkan saya diperintahkan Data(18). Setelah 4 hari disana saya pergi
memakan belalang yang masih hidup. jalan-jalan ke Danau Poso.
Kata belalang merupakan kata khusus Kata Danau Poso merupakan kata
dari hewan dan tidak menimbulkan salah khusus yang tidak akan menimbulkan salah
interpretasi dari pembaca. interpretasi pada pembaca. Pembaca telah
Data(13). Pada hari rabu saya dan keluarga memberikan gambaran secara khusus kepada
saya berangkat ke Tentena untuk merayakan pembaca agar mengetahui tempat yang
natal keluarga besar saya. dituju.
Penggunaan kata natal pada kalimat di Data(19). Kami berangkat secepat mungkin
atas sudah tepat karena penulis karena jarak rumah saya ke Pantai agak jauh
menerangakan secara jelas kepada pembaca perjalanannya.
bahwa kata natal merujuk kepada objek yang Kata Pantai pada kalimat di atas
khusus, yaitu hari raya umat nasrani, merupakan kata umum. Sebagai kata umum,
sehingga pembaca mudah mengerti apa yang Pantai dapat mencakup pada kata khusus
dimaksud oleh penulis. lainnya seperti yang telah dijabarkan pada
Data(14). Pada tahun 2011 saya menyukai kalimat tersebut yakni dapat berupa Pantai
band yang bernama One Direction. Kaluku, Tanjung Karang, Boneoge, dan
Kata One Direction merupakan kata sebagainya. Penggunaan kata pantai sudah
khusus band, sehingga tepat digunakan dalam tepat karena penulis sebelumnya telah
kalimat tersebut serta tidak menimbulkan menjelaskan bahwa mereka akan pergi
salah interpretasi dari pembaca. berlibur ke Pantai, sehingga tidak
Data(15). Pada tanggal 27 desember 2017, menimbulkan salah paham oleh pembaca.
kami berkumpul di Bandara.
Kata Bandara pada kalimat di atas 4.1.3 Penggunaan Kata Konotatif dan
merupakan kata umum. Sebagai kata umum, Denotatif
Bandara dapat mencakup pada kata khusus
lainnya seperti yang telah dijabarkan pada Diksi atau pilihan kata yang menunjukkan
kalimat tersebut yakni dapat berupa Bandara penggunaan kata konotatif dan denotatif pada
Mutiara, Sultan Hasanudin, Soekarno hatta karangan narasi siswa kelas X IPS II SMA
dan sebagainya. Penggunaan kata Bandara Negeri 1 Palu dapat dilihat dari paparan
sudah tepat karena penulis sebelumnya telah berikut ini :
menjelaskan bahwa mereka akan berkumpul
di Bandara, sehingga tidak menimbulkan salah Data (20). Pada tanggal 2 Januari 2018, saya
paham oleh pembaca. dan teman-teman saya berangkat ke Pantai
Data(16). Setelah masuk di Sekolah yang Enu.
diinginkan melalui proses masa orientasi siswa Pada kata 2 Januari 2018 merupakan
atau masa pengenalan lingkungan Sekolah. golongan kata denotatif karena maknanya
Kata Sekolah pada kalimat di atas sudah jelas diketahui, yaitu 2 Januari 2018.
merupakan kata umum. Sebagai kata umum, Dengan demikian pembaca tidak
Sekolah dapat mencakup pada kata khusus menginterpretasikan mereka pergi liburan.
lainnya seperti yang telah dijabarkan pada Jadi penulis sudah tepat dalam menggunakan
kalimat tersebut yakni dapat berupa Sekolah kata tersebut.
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, atau
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
Data (21). Pada tanggal 18 Februari 2017 dengan bebas menafsirkan makna dari kata
saya dan teman-teman saya pergi ke danau tersebut.
tambing.
Pada kata 18 Februari 2017 merupakan 4.1.4 Kelangsungan Pilihan Kata
golongan kata denotatif karena maknanya
sudah jelas diketahui, yaitu 18 Februari 2017. Diksi atau pilihan kata yang menunjukkan
Dengan demikian pembaca tidak kelangsungan pilihan kata pada karangan
menginterpretasikan mereka pergi liburan. narasi siswa kelas X IPS II SMA Negeri 1 Palu
Jadi penulis sudah tepat dalam menggunakan dapat dilihat dari paparan berikut ini :
kata tersebut. Data (26). Dan keesokan harianya kami
Data(22). Setelah sekitar 2 jam kami menjalani serangkaian materi dan penyiksaan.
diperjalanan, kami telah sampai di danau Kata dan pada kalimat diatas tidak
tambing. tepat digunakan sebagai kata penghubung
Frasa sekitar 2 jam pada kalimat di untuk menandai kelanjutan makna. Kata dan
atas digolongkan dalam kata yang bermakna yang tepat digunakan adalah Kemudian,
konotatif, karena kata sekitar 2 jam pada karena penggunaannya sebagai kata
kalimat di atas memiliki makna abstrak. Frasa penghubung untuk menandai yang
sekitar 2 jam tidak menjelaskan secara jelas kelanjutannya.
berapa jam yang ditempuh dalam perjalanan Data(27). Sesampai dijalan kami
sehingga pembaca dengan bebas menafsirkan mendapatkan hujan yang sangat lebat
makna dari kata tersebut. Penggunaan kata sehingga kami berhenti di sebuah Gubuk
pada kalimat tersebut sudah tepat karena seorang warga.
umumnya pembaca setidaknya mengetahui Kata sesampai sudah tepat digunakan
bahwa makna dari sekitar 2 jam adalah 1,5 sebagai kata depan untuk mengawali sebuah
jam atau 2,5 jam. kalimat.
Data(23). Pada tanggal 27 Desember yang Data(28). Diantara kami hanya saya dan
lalu saya bersama teman saya yang berjumlah mama yang tukang muntah.
13 orang dan 2 orang guru pergi tour. Penggunaan kata tukang pada kalimat
Frasa 27 Desember yang lalu pada diatas kurang tepat karena kata tukang
kalimat di atas digolongkan dalam kata yang memiliki arti orang yang pandai dalam suatu
bermakna konotatif, karena kata 27 Desember pekerjaan tangan. Kata yang tepat untuk
yang lalu pada kalimat di atas memiliki makna mengisi kalimat di atas adalah kata sering
abstrak. Frasa 27 Desember yang lalu tidak yang berarti melakukan berulang kali.
menjelaskan secara jelas pada tahun berapa Data(29). Sebelum belum libur pada tanggal
mereka melaksanakan tour, sehingga 23 Desember 2017, saya latihan paskibraka.
pembaca dengan bebas menafsirkan makna Kata belum pada kalimat di atas tidak
dari kata tersebut. tepat digunakan karena merupakan
Data(24). Pada suatu hari tepatnya pada pemborosan kata, bahkan menimbulkan nilai
tanggal 5 Mei 2017 saya mendapatkan hadiah rasa yang rendah. Seharusnya kata tersebut
dari orangtua saya yaitu saya mendapatkan 1 tidak usah digunakan kembali.
unit sepeda motor. Data(30). Dan setelah itu kami disuruh
Pada kata 5 Mei 2017 merupakan berbaris dan dipersilahkan minum.
golongan kata denotatif karena maknanya Kata dan pada kalimat diatas tidak
sudah jelas diketahui, yaitu 5 Mei 2017. tepat digunakan sebagai kata penghubung
Dengan demikian pembaca tidak untuk menandai kelanjutan makna. Kata dan
menginterpretasikan kapan peristiwa itu yang tepat digunakan adalah kemudian,
terjadi. Jadi penulis sudah tepat dalam karena penggunaannya sebagai kata
menggunakan kata tersebut. penghubung untuk menandai yang
Data(25). Pada bulan Desember yang lalu kelanjutannya.
saya bersama keluarga bertamasya ke Toraja. Data(31). Dan hari kedua kita dikumpul
Frasa bulan Desember yang lalu pada didalam Aula dan menerima materi tentang
kalimat di atas digolongkan dalam kata yang OSIS dan MPK.
bermakna konotatif, karena kata bulan Kata dan pada kalimat diatas tidak
Desember yang lalu pada kalimat di atas tepat digunakan sebagai kata penghubung
memiliki makna abstrak. Frasa bulan untuk menandai kelanjutan makna. Kata dan
Desember yang lalu tidak menjelaskan secara yang tepat digunakan adalah Kemudian,
jelas pada tahun berapa mereka karena penggunaannya sebagai kata
melaksanakan tamasya, sehingga pembaca
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
penghubung untuk menandai yang peneliti melihat penelitian karya sastra
kelanjutannya. dominan pada kesastraannya, sehingga
untuk aspek kebahasaannya masih kurang
4.1.5 Penggunaan Kata Indria dikaji. Penulis berharap penelitian sastra
perlu dikembangkan dari aspek
Diksi atau pilihan kata yang kebahasaannya, khususnya tentang
menunjukkan penggunaan kata indria pada penggunaan diksi.
karangan narasi siswa kelas X IPS II SMA 2. Bagi sekolah, meningkatkan pengajaran
Negeri 1 Palu dapat dilihat dari paparan terkait penggunaan diksi khususnya dalam
berikut ini : membuat sebuah karangan. Hendaknya
Data(32). Selama diperjalanan saya sangat guru lebih teliti dalam melihat kesalahan
kagum dengan keindahan alamnya. yang dilakukan oleh siswa, salah satunya
Kata kagum pada kalimat di atas kesalahan penggunaan diksi, sehingga
merupakan kata yang termasuk indria guru dapat menjelaskan kembali agar
penglihatan yang diterima oleh indria mata siswa dapat mengerti dan mengetahui
yang dapat melihat suatu objek. Pada data di kesalahan tersebut serta tidak terulang
atas berarti alam disana sangat indah. kembali.
Data(33). Di Toraja udara sangat dingin 3. Bagi Peneliti selanjutnya, penelitian
tetapi tidak menghalangi saya untuk pergi ke mengenai analisis penggunaan diksi pada
kampung halaman tercinta. karangan narasi siswa dapat dilanjutkan
Kata sangat dingin pada kalimat di atas agar lebih tuntas mengemukakan analisis
merupakan kata yang termasuk indria peraba penggunaan diksi pada karangan narasi
yang diterima oleh indria kulit yang dapat lainnya.
merasakan suhu. Pada data di atas berarti 4. Bagi pembaca, sebaiknya dalam
suhu disan tidak panas. menikmati karya sastra bukan hanya
sekadar membaca isi cerita dalam
karangan tersebut, akan tetapi juga
V KESIMPULAN DAN SARAN harus memahami lebih dalam baik dari
sudut pandang linguistik ataupun nilai
5.1 Kesimpulan yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
penggunaan diksi pada karangan narasi siswa
kelas X IPS II SMA Negeri 1 Palu, diperoleh DAFTAR RUJUKAN
data berupa penggunaan diksi sesuai syarat
ketepatan diksi, meliputi 1) kata-kata yang [1] Agustiani (2017). Penggunaan Diksi pada Antalogi
hampir bersinonim, 2) penggunaan kata Cerpen Jendela Dua Mata. Skripsi.
umum dan kata khusus, 3) penggunaan kata [2] Arifin Zaenal dkk. (2010). Cermat Berbahasa
Indonesia; untuk Perguruan Tinggi. Jakarta.
konotatif dan denotatif, 4) kelangsungan Akademika Pressindo.
pilihan kata, 5) penggunaan kata indria. Dari [3] Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu
data yang diperoleh, ada juga data yang tidak Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
ditemukan sesuai syarat ketepatan diksi [4] Bungin Burhan. (2009). Penelitian Kualitatif:
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
meliputi 1) ungkapan idiomatik, 2)
Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media
membedakan kata yang mirip ejaannya, 3) Group.
kata-kata ciptaan sendiri, 4) akhiran asing, [5] Https://dosenbahasa.com/paragraf-narasi (online).
dan 5) perubahan makna kata yang sudah (diakses tanggal 11 januari 2018 pukul 19.10
Wita).
dikenal.
[6] Kamisa. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Surabaya. Cahaya Agency.
5.2 Saran [7] Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia.
Berdasarkan paparan kesimpulan di [8] Komariah, Titik. (2008). Belajar Mengarang.
Semarang. Aneka Ilmu.
atas, peneliti memberikan saran sebagai
[9] Muhammad. (2016). Metode Penelitian Bahasa.
berikut : Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
[10] Rahmi (2016). Penggunaan Diksi pada Daftar Menu
1. Bagi peneliti selanjutnya, khususnya pada Warung Makan Di kota Palu. Skripsi
penelitian kebahasaan, dalam melakukan [11] Ramadhan, A. Dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir
(SKRIPSI) & Artikel Penelitian. Palu: FKIP
penelitian bahasa objek yang diteliti tidak Universitas Tadulako.
hanya di masyarakat tetapi dapat
diperluas pada karya sastra. Sejauh ini
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 3 No 2 (2018)
ISSN 2302-2043
[12] Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. (2014).
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia;
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[13] Saryono Djoko. (2010). Bahasa Indonesia; Untuk
Karangan Ilmiah. Malang: UMM Press.
[14] Sudaryanto. (1993). Metode dan Teknik Analisis
Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University
Press.
[15] Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung. Anggota Ikatan Penerbit Indonesia.
[16] Widyartono Didin. (2012). Bahasa Indonesia Riset.
Malang: UB Press Penerbitan Elektronik Pertama
dan Terbesar di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai