Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM

Disusun oleh:
Alfin Andyhanda N. (02)
Amalia Rizki Rahmawati (04)
Diki Yudha Bagos.S. (10)
Lutfi Amar Makruf (18)
Nadia Fitri Wijayaningsih (20)
Shelika Aureli Rahmadila (28)
Suci Melynia Rahmawati (29)
Vida Nur Ardiyanti (31)
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA OLAHRAGA
KABUPATEN SLEMAN
SMA NEGERI 1 GAMPING
2016

LEMBAR PENGESAHAN
Tahun Pelajaran 2015/2016
SMA N 1 GAMPING

Gamping, 03 Maret 2016


Dinilai dan dibimbing

Wali Kelas

Pembimbing

Drs. Supriyadi , S.Pd.

Sumaryono, S.Pd.

NIP.

NIP.
Kepala Sekolah

Drs. Yunus , S.Pd.


NIP. 19580927 198503 1 008

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan wisata studi
Monumen Jogja Kembali, Museum Merapi, Kaliurang pada kegiatan studi lapang pada
tanggal 25 Februari 2016 dapat terselesaikan dan tepat pada waktunya.
Dan saya berterimakasih atas semua pihak yang berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Saya berterimakasih kepada wali kelas
kita Bapak Drs. Supriyadi dan juga guru pembimbing yang telah membantu Bapak
Sumaryono, S.Pd. dan juga teman teman yang saya tidak bisa sebut satu persatu.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

,Maret 2016
Penulis

Sulfin Amafitri Lutdick Selvid

MOTO

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Buku adalah jendela dunia.


Tuntutlah ilmu selagi kamu bisa.
Kegagalan adalah awal dari keberhasilan
Setidaknya kita pernah berjuang.
Dimana ada kemauan, pasti disitu ada jalan.
Tetap berjuang walaupun tidak dianggap oleh orang disekitarmu.
Tetap semangat dalam menjalani hidup walaupun kegalauan dalam belajar selalu

8.

menghampiri.
Walau hujan dan panasnya matahari tak menghalangi semangatmu dalam menjalani

9.
10.
11.
12.

hidup terutama dalam belajar.


Tuhan akan menggantikan yang lebih terbaik dari yang kamu harapkan itu gagal.
Segala yang baik bagi kita haruslah kita jaga, sebagaimana cinta ialah alam semesta.
Orang yang berjuang haruslah dianggap sebagai pejuang.
Alam adalah cerminan dari perbuatan manusia.
PERSEMBAHAN

1.
2.
3.
4.
5.

Bapak Drs. Yunus selaku Kepala Sekolah.


BapakSumaryono, S.Pd selaku Pembimbing.
Bapak Supriyadi, S.Pd selaku Wali Kelas X B.
Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
Teman-teman kelompok saya yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... 2
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 3
MOTTO DAN PENGESAHAN .................................................................................... 4
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 6
A.
B.
C.
D.

LATAR BELAKANG .........................................................................................


TUJUAN OBSERVASI ....................................................................................
MANFAAT .......................................................................................................
TEKNIK OBSERVASI ......................................................................................

6
8
8
8

BAB II HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ....................................................... 8


A. IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN...........................
1. KUNJUNGAN MUSEUM MONJALI............................................................
2. KUNJUNGAN MUSEUM MERAPI............................................................
3. KUNJUNGAN WISATA KALIURANG.........................................................

9
9
13
15

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 16


A. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 16
SUMBER RUJUKAN .................................................................................................. 17
LAMPIRAN ................................................................................................................. 18

BAB I
PENDAHULUAN
5

A. LATAR BELAKANG
Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah
yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI
edisi IV. Museum adalah gedung yang di gunakan sebagai tempat untuk pameran tetap
benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni,
dan ilmu, dan juga tempat untuk menyimpan barang kuno. Apresiasi masyarakat
terhadap museum masih di rasakan kurang, kemungkinan tingkat pemahaman
masyarakat tentang museum masih sempit. Tidak jarang mereka memandang bahwa
museum adalah sebuah bangunan yang di dalamnya tersimpan benda kuno yang tidak
bermanfaat. Namun bila ditelusuri lebih dalam, museum cukup signifikan dalam
pengembangan wawasan dan pengetahuan.
Museum dibagi menjadi 2 jenis yakni museum umum dan khusus. Museum
umum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya
yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Museum khusus
adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau
lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, cabang ilmu atau satu cabang
teknologi. Di Bandung terdapat beberapa museum yakni Museum Geologi, Museum
Konverensi Asia Afrika, Museum Mandala Wangsit, Museum Pos Indonesia, dan Museum
Sribaduga.
Museum Sribaduga merupakan museum umum yang di dalamnya terdapat
koleksi peninggalan sejarah ilmu, seni, dan budaya yang ada di Jawa Barat. Jawa Barat
merupakan wilayah yang sebagian besar ditinggali oleh masyarakat Sunda, oleh sebab
itu sering disebut Tanah Pasundan atau Tatarsunda. Dalam perjalanan sejarah dan
lingkup geografi

budha, wilayah Jawa Barat secara umum berada pada lingkungan

kebudayaan Sunda dan sebagai kebudayaan daerah yang menunjang pembangunan


kebudayaan nasional. Peninggalan budaya yang bernilai tinggi banyak tersebar
dikawasan Jawa Barat, baik yang hampir punah maupun yang masih berkembang hingga
kini. Perkembangan budaya Jawa Barat berlangsung sepanjang masa sesuai dengan
pasang surut kehidupan. Dalam garis perkembangannya tidak sedikit pengaruh luar yang
masuk. Hal ini disebabkan wilayah Jawa Barat pada posisi yang strategis dari berbagai
aspek mobilitas penduduk yang cukup tinggi. Pengaruh budaya luar cenderung
mempercepat proses kepunahan budaya asli Jawa Barat kekhawatiran terhadap
ancaman erosi

budaya Jawa Barat maka pemerintah menggambil kebijakan untuk

mendirikan museum Sribaduga di Jawa Barat.


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menunjukkan jati
dirinya dalam peradaban manusia dewasa ini. Sudah tidak dapat diingkari dan dipandang
6

sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan peluang yang
signifikan terhadap nilai tambah ekonomi. Efisiensi dalam berbagai bidang, khususnya
dalam masalah waktu,tenaga,dan biaya melalui kecepatan dan ketepatan informasi, serta
performa fisik telah dapat ditingkatkan dengan sangat drastis, sekaligus berarti telah
mampu mengefesiensikan penggunaan tempat dalam artian kapasitas ruang.
Kondisi ideal dari sebuah museum yakni para pengunjung dapat menyerap
ilmu-ilmu yang terdapat didalam museum. Dengan dibantu oleh seorang komando agar
pengunjung dapat mencerna dan mengetahui sejarah yang terkandung dalam bendabenda koleksi museum. Para pengunjung mendapatkan alat bantu sesuai dengan
perkembangan teknologi saat ini untuk mengingat benda-benda yang bersejarah yanga
ada didalam museum sribaduga.
Namun pada kenyataannya para pengunjung terutama pelajar hanya senang
melihat lihat saja. Dan tidak sedikit juga yang merasa bosan saat berada didalam
museum. Pemandu pun kurang melakukan perannya dengan baik.sehingga ilmu yang
terdapat didalam museum kurang begitu dimengerti.sebagian besar dari pengunjung
terutama pelajar sekolah dasar lupa akan ilmu-ilmu yang terdapat didalam museum.
Karena terdapat perbedaan kondisi ideal dan kondisi saat ini,diperlukan pemecahan
masalah agar informasi yang terdapat didalam museum dapat disampaikan dengan baik
dan menyenangkan.

B. TUJUAN OBSERVASI
Adapun tujuan praktikum kali ini mempunyi beberapa tujuan yang penting secara
spesifik adalah sebagai berikut.
1. Pada saat di Monjali kita dapat mengetahui bagaimana sejarah Kemerdakaan Republik
Indonesia 1945.
2. Pada saat di Museum Merapi kita dapat mengetahui keadaan benda-benda yang
3.
4.
5.
6.

terkena dampak letusan gunung merapi.


Untuk mengetahui benda apa saja yang ada didalam museum.
Untuk mengetahui kejadian letusan gunung Merapi.
Untuk mengetahui kejadian yang terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu.
Untuk mengetahui erupsi di sekitar daerah Merapi.
C. MANFAAT

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Adapun manfaat yang dapat diambIl dari laporan ini diantara sebagai berikut.
Dapat menambah pengetahuan mengenai materi di lapangan.
Menambah ketrampilan dalam pembuatan laporan penelitian
Dapat memahami arti perjuangan Serangan Umum.
Dapat mengetahui koleksi Museum Monjali dan Museum Merapi.
Mampu mengidentifikasi sifat fisik batuan
Meningkatkan kualitas pendidikan dan tanggung jawab di lapangan.
Mengetahui ekosistem yang ada di Museum Monjali dan ekosistem yang ada setelah
erupsi Gunung Merapi tahun 2010.

D. TEKNIK OBSERVASI
Teknik observasi yang diperoleh adalah.
1. Mengunjungi Museum Monumen Jogja Kembali, Museum Merapi, Tlaga Putri di
Kaliurang.
2. Mengumpulan data.
3. Mengidentifikasi masalah
4. Searching

BAB II
IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
1. Sejarah Museum Monumen Jogja Kembali
Anda pasti kenal dengan Yogyakarta. Tapi tahukah anda bagaimana sejarah
Yogyakarta. Jika ingin mengenal lebih dekat dengan Yogya, datanglah ke Monumen Yogya
Kembali. Monumen ini biassa disingkat menjadi Monjali oleh masyarakat Yogyakarta.
Dibangun pada 29 Juni 1985 yang ditandai dengan upacara tradisional penanaman
kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX dan Sri
Paduka Paku Alam VIII.
8

Gagasan untuk mendirikan monumen ini dilontarkan Kolonel Sugiarto, selaku Wali Kota
madya Yogyakarta dalam peringatan Yogya Kembali yang diselenggarakan Pemerintah
Daerah Tingkat II Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1983. Dipilihnya nama Yogya Kembali
dengan maksud sebagai tetenger atau penanda peristiwa sejarah ditariknya tentara
pendudukan Belanda dari Ibu kota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 . Hal ini sebagai
tanda awal bebasnya Bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasaan pemerintah Belanda.
Monumen Jogja Kembali Pembangunan monumen dengan bentuk kerucut dan terdiri
dari tiga lantai ini selesai dibangun dalam waktu empat tahun dan diresmikan
pembukaannya pada tanggal 6 Juli 1989 oleh Presiden RI pada waktu itu, Soeharto.
Monumen setinggi kurang lebih 31.8 m ini terletak di dusun Jongkang, desa Sariharjo,
kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman. Bentuk krucutnya melambangkan bentuk gunung
yang menjadi perlambang kesuburan selain memiliki makna melestarikan budaya nenek
moyang prasejarah.
Pemilihan lokasi Monumen Yogja Kembali juga memiliki alasan belatarkan budaya
Yogya, yaitu Monumen terletak pada sumbu atau poros Imajiner yang menghubungkan
gunung Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak, dan Pantai Parangtritis. Sumbu Imajiner
ini sering disebut dengan poros Makrokosmos atau sumbu besar kehidupan. Titik
Imajinernya sendiri bisa anda lihat pada lantai 3 ditempat berdirinya tiang bendera.
Bangunan Monumen ini terdiri dari taman depan dimana pengunjung bisa melihat
meriam PSU Kaliber 60mm buatan Rusia, sedangkan dihalaman paling depan anda bisa
jumpai replika pesawat Guntai dan pesawat Cureng yang dipakai dalam peristiwa
perjuangan ini. Memasuki halaman museum terdapat dinding yang memenuhi satu sisi
selatan monumen yang berisi rana daftar nama pahlawan dimana pengunjung bisa melihat
422 nama pahlawan yang gugur didaerah Weh Rk Re Ise III antara tanggal 19 Desember
1948 sampai dengan 29 Juni 1949 dan puisi Karawang-Bekasi karangan Chairil Anwar.
Monumen Yogja Kembali bangunan monumen yang terdiri dari 3 lantai terbagi dalam
beberapa bagian. Seluruh bangunan dikelilingi oleh kolam air. Dilaintai satu adalah museum
dimana terdapat 4 ruang museum yang menyajikan benda benda koleksi berupa : realia,
replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umumyang
kesemuanya menggambarkan suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Pengunjung bisa
melihat tandu yang digunakan untuk menggotong panglima besar Jendral Soedirman
selama perang gerilya, seragam tentara, dan dokar yang juga pernah digunakan oleh
Panglima besar Jendral Soedirman. Konon total koleksi barang barang dalam museum
tersebut mencapai ribuan. Perpustakaan menggunakan satu ruang dilantai 1 yang
merupakan perpustakaan khusus yang menyediakan bahan bahan refensi sejarah
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh umum. Ruang
serbaguna adalah ruangan yang terletak ditengah tengah ruangan lantai 1 lengkap dengan
panggung terbukanya. Setiap hari Sabtu dan Minggu diruangan ini digelar berbagai atraksi
9

diantaranya tarian kalasik, gamelan, musik electon yang memainkan lagu lagu perjuangan.
Ruangan serbaguna ini bisa digunakan oleh umum untuk acara acara pernikahan, seminar,
wisuda, dll. Dilantai 2 bagian diding paling luar yang melindungi tubuh Monumen,
pengunjung bisa melihat 40 buah relief perjuangan fisik dan diplomasi perjuangan bangsa
Indonesia sejak 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. Pengunjung bisa melihat
antara lain relief Jendral Mayor Meyer yang mengancam Sri Sultan HB IX pada tanggal 3
Maret 1949, Presiden dan para pemimpin lain kembali ke Jogjakarta, pernyataan dari Sri9
Sultan HB IX yang menyatakan bahwa daerah istimewa Yogyakarta adalah bagian dari
negara republik Indonesia, perayaan kemerdekaan di halaman Kraton Ngayogyakata dll.
Monumen Yogya Kembali didalam bagunan lantai 2 terdapat 10 diorama perjuangan
fisik dan diplomasi bangsa Indonesia sejak 19 Desember 1948 hingga 17 Agustus 1949
dengan ukuran life-size melingkari bangunan monumen. Diorama diawali dengan Agresi
Militer Belanda memasuki kota Jogjakarta dalam rangka menguasai kembali Republik
Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948 dimana pengunjung bisa menyaksikan miniatur
pesawat pesawat Belanda yang dibuat mirip dengan aslinya. Apabila anda datang
didampingi pemandu maka pemandu akan dengan senang hati menjelaskan pada anda
peristiwa sesungguhnya yang terjadi dimana pasukan Belanda yang dipimpin oleh kapten
Van Langen berhasil menguasai lapangan Udara Maguwo (kini Adisucipto) pada pukul 08.00
dan mengadakan Sapu Bersih terhadap apa yang dijumpai sepanjang jalan menuju kota
Yogyakarta (Jalan Solo). Kurang lebih pukul 16.00 pasukan Belanda sdah menguasai
seluruh kota Yogyakarta dan beberapa tempat tempat penting lain seperti Istana Presiden
(Gedung Agung) dan Benteng Vredeburg sejak itu perjuangan merebutkan kembali Negara
RI di mulai.
Kesepuluh Diorama disajikan dalam kronologis waktu sehingga memudahkan
pengunjung untuk memahami urutan kejadian yang sebenarnya disini kita juga semakin
memahami perang perjuangan Jendral Soedirman yang waktu itu dengan kondisi kesehatan
sangat lemah dan paru paru sebelah tetap melaksanakan diri ikut berjuang dengan cara
Gerilya walaupun Presiden Soekarno sudah memintanya untuk tinggal bersamanya saja.
Diorama ini disajikan di awal awal. Di tengah tengah diorama disipkan juga adegan yang
terkenal dengan sebutan Serangan Umum 1 Maret 1949 yamg dipimpin oleh Letkol
Soeharto yang memiliki tujuan politik, psikologis, dan militer dimana bangsa Indonesia ingin
mengabarkan pada dunia mengenai eksistensinya. Berita keberhasilan SU 1 Maret 1949
tersebut berhasil disebarluaskan melalui jaringan radio AURI dengan sandi PC-2 di Banaran,
Playen, Gunung Kidul serta beranting hingga sampai ke Burma, India dan sampai kepada
perwakilan RI di PBB. Menjelang diorama terkhir kita bisa melihat akhir dari perjuanagn
panjang dan melelahkan bangsa dimana akhirnya tentara bangsa ditarik dari Yogyakarta
pada tanggal 29 Juni 1949 dan Sri Sultan HB IX bertindak selaku koordinator keamanan
10

yang mengawasi jalannya penarikan pasukan tersebut dan diakhiri adanya persetujuan
Roemroyen pada tanggal 7 Mei 1949.Monumen Jogja Kembali ini sangat tepat menjadi
sarana kita untuk memahami sejarah tanpa harus merasa di gurui karena peran pemandu
dalam menyampaikan setiap cerita dalam diorama sangat menarik dan tidak
menjemukan.Disini pengunjung akan disegarkan kembali ingatannya akan sejarah
perjuangan bangsa dan mengetahui siapa saja tokoh-tokoh di balik perjuangan itu.Tidak
salah apabila anda mengunjungi monumen ini bersama keluarga karena selain semua
tempat yang telah disebutkan monumen ini juga dilengkapi dengan taman yang terletak di
bagian barat dan timur.Beberapa pentas seni seperti keroncong dan campur sari sering
diselenggarakan di taman monumen ini terutama dalam perayaan-perayaan seperti hari raya
idul fitri.Monumen ini dibuka setiap hari Selasa-Minggu pada jam 08.00-16.00 WIB,tetapi
pada masa liburan sekolah monumen ini juga tetap buka pada hari Senin seperti hari
biasa.Dengan biaya masuk Rp10.000 untuk wisatawan nusantara maupun mancanegara
tempat ini layak untuk dijadikan tempat kunjungan wisata anda dengan keluarga.
a. Kunjungan Museum Monumen Jogja Kembali
Monumen Jogja Kembali bangunan monumen yang terdiri dari tiga lantai terbagi dalam
beberapa bagian. Seluruh bangunan dikelilingi oleh kolam air. Dilantai satu adalah museum
awal memasuki Museum Jogja Kembali kita mendapatkan sedikit ilmu melalui diorama yang
diputar di Museum Jogja Kembali dan sehabis menonton diorama, di lantai satu terdapat
empat ruang museum yang menyajikan benda bendakoleksi berupa : realia, replika, foto,
dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum yang kesemuanya
menggambarkan suasana perang kemerdekaan 1945-1949.
Memasuki area monumen yang berada di ring road utara Jogjakarta ini, parapengunjung
akan disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika Pesawat
Guntai di dekat pintu barat. Menaiki podium di barat dan timur pengunjung bisa melihat dua
senjata mesin roda lengkap dengan tempat duduknya, sebelum turun menuju pelataran
depan kaki gunung Monumen.
Diujung selatan pelataran berdiri tegak sebuah dinding yang memuat 420 nama pejuang
yang gugur antara 19 Desember 1948 hingga 29 Juni 1949 serta puisi Karawang Bekasinya
Chairil Anwar untuk pahlawan yang tidak diketahui namanya.
Sementara itu jalan utara dan selatan terhubung dengan tangga menuju lantai dua pada
dinding luar yang melingkari bangunan terukir 40 relief yang menggambarkan peristiwa
perjuangan bangsa mulai dari 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. Sejumlah
peristiwa sejarah seperti perjuangan fisik dan diplomasi sejak masa Proklamasi
Kemerdekaan, kembalinya Presiden dan Wakil Presiden ke Jogjakarta hingga pembentukan
Tentara Keamanan Rakyat tergambar di relief tersebut.
Sedangkan didalam bangunan, berisi 10 diorama melingkari bangunan yang
menggambarkan rekaan situasi saat Belanda menyerang Maguwo pada tanggal 19
11

Desember 1948, Serangan Umum Satu Maret, Perjanjian Roem Royen, hingga peringatan
Proklamasi 17 Agustus 1949 di Gedung Agung Yogyakarta.
Lantai teratas merupakan tempat hening berbentuk lingkaran, dilengkapi dengan tiang
bendera yang dipasangi bendera merah putih di tengah ruangan, relief gambar tangan yang
menggambarkan perjuangan fisik pada dinding barat dan perjuangan diplomasi pada dinding
timur. Ruangan bernama Garbha Graha itu berfungsi sebagai tempat mendoakan para
[pahlawan dan merenungi perjuangan mereka.
Di Monumen ini pengunjung akan mendapat pelajaran sejarah yang sangat berharga,
karena Monumen Jogja Kembali memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana
kemerdekaan itu tercapai. Melihat berbagai diorama, relief yang terukir atau koleksi pakaian
hingga senjata yang pernah dipakai oleh para penjuang kemerdekaan.
Pengunjung bisa melihat tandu yang digunakan untuk menggotong Panglima Besar
Jendral Soedirman selama perang gerilya, seragam tentara dan dokr yang juga pernah
digunakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Konon total koleksi barang barang
daalam museum tersebut mencapai ribuan.
Dengan melihat diorama diorama dan semua yang ada di Monumen ini, kita serasa
dibawah laut dalam masa masa perjuangan dan semangat yang dikobarkan oleh para
Pahlawan dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia.

2. Sejarah Museum Merapi


Dikaki Gunung Merapi,sebuah museum berdiri sebagai perekam jejak gunung api
ini.Kenangan dari tiap letusan tersimpan rapi, bahkan suara dapat terdengar beberapa kali.
Dimuseum ini, merapi dikagumi sebagai pemberi pelajaran berarti .
Berdiri artistik dengan latar angungnya Gunung Merapi, museum 2 lantai yang
diresmikan tahun 2010 silam ini menjadi salah satu tempat wisata menarik di daerah
Hargobinangun, Sleman. Bentuik bangunannya unik, berbentuk trapesium dengan salah
satu sisi puncaknya mengerucut membentuk segitiga. Ketika hari cerah dan Gunung Merapi
tak tertutup awan, maka keduanya taampak begitu gagah.
Memasuki museum, sebuah replika sebaran memasuki museum, sebuah replika
sebaran awan panas dari tiga buah letusan Gunung Merapi, yakni pada 1969, 1994 dan
2006 akan menyambut para pengunjung. Alat inilah yang membuat seluruh ruangan
bergemuruh. Tekan saja salah satu tombolnya, maka sebaran awan panas dan aliran lava
pijar akan terlihat menyerupai kejadian waktu itu. Terbayang betapa dahsyatnya gejolak
gunung api ini tiap kali meletus. Ratusan rumah tertimbun material vulkanik, ribuan ternak
mati dan warga harus dievakuasi. Kehidupan di sekitar merapi tandas ditelan wedhus

12

gembel. Peristiwa tersebut bagai rajah yang tak akan hilang dalam ingatan siapa saja yang
menjadi korban.
Menjelajahi ruangan lain kita akan menemukan display tipe letusan gunung api, batuan
dari gunung merapi sejak tahun 1930, koleksi benda benda sisa letusan tahun 2006 hingga
koleksi foto foto guynung merapi dari jaman ke jaman yang dipajang sedemikian rupa
sehingga mudah diamati. Panel panel ilustrasi dengan gambar kartunpun dapat dijumpai
dan tentunya ramah bagi anak anak. Dari sekian banyak koleksi benda yang ada, salah satu
yang menarik adalah batu bom (vulkanik bomb) batu ini sepintas terlihat seperti batu biasa
dengan bentuk yang tak beraturan. Tapi siapa sangka, batu ini adalah rupa lain lava pijar
bersuhu 700-1200 C yang kemudian terlempar keudara dan mengalami proses pendinginan
cepat sebelum sampai ke permukaan bumi.
Puas mengamati setiap koleksi dilantai 1, saatnya menilik apa yang ada dilantai 2
museum. Setidaknya ada 9 tipe benda koleksi dan alat peraga yang tersimpan disana, mulai
dari display letusan dan erupsi merapi, lorong peraga simulasi LCD, peraga simulasi tsunami
hingga peraga simulasi gempa. Masing masing koleksi tersebut berhasil menarik perhatian
pengunjung, apalagi koleksi alat peraga yang ada masih berfungsi dengan baik. Jadi jangan
heran bila tiap pengunjung dapat melihat tsunami dan gempabumi mini yang dahsyat namun
tak membahayakan.
Ketika semua sisi museum telah dijelajahi, masuk kedalam teater mini museum ini
adalah pilihan yang tepat. Sembali beristirahat, pengunjung akan disuguhi sebuah film
pendek berdurasi 24 menit berjudul Maha Buru Merapi. Film ini menunjukan 2 sisi merapi
yang begitu berbeda. Merapi memberi kesuburan dan kehidupan bagi tiap makhluk
disekitarnya, tapi adakalanya ia juga melululantahkan semuanya tanpa tersisa. Sungai
sungai yang mengalir dari lerengnya memenuhi kebutuhan warga akan air, tapi ada saatnya
sungai tersebut berubah menjadi ancaman. Kehidupan karena lahar dingin yang mengalir
didalamnya. Melalui film ini, sekali lagi, merapi berhasil mengundang jejak kagum,
membawa tiap pengunjung mengenal lebih dekat sosoknya yang mengagumkan.
Kehadirannya adalah pengingat akan keagungan sang Pencipta, ketika semua yang sudah
ada kapanpun bisa hilang dan kehidupan berulang dari awal
a. Kunjungan Museum Merapi
Museum Gunung Merapi menyimpan berbagai macam benda koleksi yang sesuai
dengan fungsinya yaiyu sebagai sarana preservasi dan konservasi (memelihara dan
melindungi suaka alam dan budaya), informasI (memberikan dan mengembangkan
pengetahuan mengenai obyek yang ditampilkan), koleksi (mengumpulkan dan
mengarsipkan benda bernilai sebagai pusat dokumentasi masyarakat) ,edukasi(memberikan
ilmu pengetahuan untuk masyarakat mengenai kegunungapian),serta wahana rekreasi.
Koleksi tersebut diantaranya adalah :
13

1.Film show tentang terjadinya letusan Gunung Merapi dan Diorama.


2.On the Merapi Volcano Trail yaitu beragam informasi mengenai Gunung
Merapi,seperti : foto dokumentasi mengenai aktivitas merapi dari tahun 19002007,market,citra satelit,deskripsi singkat mengenai letak,titik koordinat dan tinggi gunung.
3.Peta deretan Gunung berapi di dunia dalam bentuk panel interaktif.
4.Peta wilayaah Indonesia yang dilengkapi dengan sebaran lokasi Gunung Berapi
beserta panel tombol-tombol nama Gunung yang apaabila ditekan akan menyala.
5.Berbagai peranti yang digunakan untuk memantau Merapi,seperti: teleskop,alat-alat
seismograf,pencatat aktivitas Merapi,alat-alat pengolah data,hingga komputer jinjing laawas
milik petugas pemantau.
6. Volcano World yang berisi bahan-bahan pengetahuan tentang Gunung Berapi.
7.Volcano Bomb yaitu batuan pijar berdiameter sekitar 65mm yang terbentuk dari
lontaran material letusan merapi.
8.Informasi mengenai kawasan rawan dan sederet endapan lava merapi yang
dilengakapi dengan berbagai material endapan dan muntahan merapi.
9.Benda-benda milik warga di kawasan wisata kali adem yang tertimbun lahar panas
pada erupsi gunung merapi tahun 2006.
10.Sebuah kerangka sepeda motor milik korban yang tewas dalam bungker kali adem
14 Juni 2006 dan
11. venue bertajuk manusia dan gunug api yang berupa informasi seputar manfaat dan
ancamn bencana gunung api.
Seluruh koleksi tersebut ditempatkan dalam sebuah bangunan 2 lantai seluas 4.470m
persegi yang dibentuk sesuai dengan unsur alam dan pakem adat Yogyakarta.Unsur alam
yang diambil tidak lain adalah Gunung Merapi itu sendiri.Sedangkan unsur adat attau
budaya diambil dari bentuk tugu keraton dan berbagai macam candi yang berada di
Yogyakarta.
Berdasarkan pandangan tersebut maka Gedung Museum Gunung Merapi dibuat
menyerupai limasan tak beraturan dengan kubah besar sebagai pusatnya.Bagian depan
Gunung mengambil bentuk Gapura dan trek sejumlah candi,seperti:
Prambanan,sambisari,dan candi Ratu Boko.Sedangkan bagian atapnya dibuat sedemikian
rupa hingga menyerupai visualisasi awan Wedhus Gembel.
3. Kunjungan wisata Tlogo Putri Kaliurang
Tlogo Putri Kaliurang sebagai tempat wisata yang menarik merupakan perpaduan
antara wisata air dan wisata alam yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Sleman. Tlogo Putri
Kaliurang adalah sebuah embung yang dilengkapi dengan penyewaan kano dan bebek air.
Terdapat juga beberapa wahana permainan di sekitar embung, seperti: flying fox, ayunan,
biang lala, jungkat-jungkit, dan beberapa permainan lainnya.
Terdapat banyak pilihan aktivitas wisata yang di tawarkan di Tlogo Putri. Mulai dengan
jalan-jalan untuk mencari tempat duduk yang nyaman untuk melepas kepenatan, naik kano,
becak air, bermain jungkat-jungkit dan ayunan, bermain flying fox, naik biang lala, hanya
14

sekedar foto-foto saja untuk mencari objek yang menarik. Di tempat ini juga terdapat
segerombolan monyet yang sering menampakkan diri dan tidak terganggu dengan
kedatangan para wisatawan. Monyet tersebut tidak akan mengganggu kecuali diganggu
terlebih dahulu.
Tlogo Putri terletak di Kawasan Lereng Selatan Merapi dan satu kompleks dengan Bukit
Plawangan Turgo dan Hutan yang di kelola oleh perhutanan. Terdapat juga jalur tracking
dengan berjalan kaki memasuki hutan dengan menyusuri jalann setapak sampai akhirnya
sampai di objek wisata Kali Adem atau Kali Kuning, Watu Kemloso atau di Air Terjun Tlogo
Muncar.
Pertunjukan seni juga sering di adakan di tempat ini. Seni yang digelar secara
bergantian yang menampilkan grup-grup kesenian seperti: jathilan, campur sari, topeng
ireng, kubro siswo, orkes Melayu, dangdutan, pentas di semblak panggung yang berada di
Tlogo Putri. Bagi yang akan menyaksikan pertunjukan ini tidak dipungut biaya.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Dapat mengetahui koleksi dari Museum Monumen Jogja Kembali dan Museum
Merapi.
2. Mengetahui suasana yang terjadi pada jaman Kemerdekaan dan pada Serangan
Umum 1 Maret.
3. Penelitian ini telah berhasil mengintegrasikan beberapa teori yang diperoleh
4.
5.
6.
7.

yang berhubungan dengan mata pelajaran Geografi dan Sejarah.


Dapat mengetahui perjuangan para pahlawan pada jaman Belanda
Dapat mengetahui keadaan sosial dan alam disekitar Gunung Merapi.
Dapat mengetahui berbagai koleksi sisa sisa erupsi Gunung Merapi.
Dapat mengetahui keadaan pada jaman Kemerdekaan dan dapat mengetahui

keadaan alam Gunung Merapi pada erupsi tahun 2010.


8. Mengetahui tipe tipe Gunung Merapi saat letusan pada tahun 1768-2010
B. SARAN
Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jalannya penelitian harus benar-benar matang dan terencana sebelumnya serta
berjalan sesuai prosedur.
2. Peserta penelitian harus lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan praktek
penelitian di lapangan.

15

3. Sebagai manusia kita harus mengkaji setiap fenomena yang terjadi disekitar kita,
supaya tumbuh kesadaran kekuasaan Tuhan sehingga tumbuh kepedulian untuk
menjaganya.

SUMBER RUJUKAN
www.monjali-jogja.com
www.vsi.esdm.go.id
http://www.njogja.co.id/sleman/tlogo-putri-kaliurang
http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/542-g-merapi?
start=1
www.banggawisatalokal.blogspot.co.id
www.njogja.co.id
www.google.com

16

LAMPIRAN

Miniatur gunung merapi erupsi 2006

contoh barang barang terkena erupsi

Depan Museum Merapi

17

Di Museum Monjali

18

Anda mungkin juga menyukai