ABSTRAK
Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang telah di
proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 masih terjadi pergolakan perjuangan
rakyat Indonesia di daerah - daerah yang menyebabkan pertempuran dengan
tentara Belanda yang masih ingin menjajah Negara Republik Indonesia.
Pertempuran yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia yang merupakan
wujud dari perjuangan rakyat Indonesia guna mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia ini terjadi khususnya mulai di daerah Surabaya kemudian
berlanjut ke karesidenan Pasuruan sampai ke Karesidenan Malang.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaanini tidak lepas dengan peran tokoh
tokoh islam pada waktu itu serta pasukan santri yang di latih untuk membantu
usaha melawan sekutu dan belanda ini dinamakan Laskar yang beranggotakan
para santri santri yang ada di pondok pesantren di sekitar malang.
Para laskar santri itu di kirim untuk membantu berjuang di garis depan di
Surabaya melawan sekutu yang bertempur sampai meliputi karesidenan
Pasuruan hingga sampai ke karesidenan Malang
1. PENDAHULUAN
Usaha dalam mempertahankan kemerdekaan di daerah khususnya yang berada
mulai dari Surabaya kemudian menyebar sampai ke karesidenan Pasuruan
sampai pada akhirnya di karesidenan Malang ini di lakukan oleh rakyat Indonesia
baik warga sipil maupun tentara - tentara yang tergabung dalam satuan tempat
atau batalyon - batalyon yang berada di desa - desa daerah pergolakan terjadi
yang menghendaki agar tentara - tentara Belanda yang masih berada di sekitar
Surabaya, Pasuruan, dan Malang pergi dan tidak melakukan praktik - praktik
penjajahan lagi karena Indonesia sudah menjadi Republik yang merdeka.
Pertempuran fisik mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di awali di
Surabaya yang merupakan anggota dari laskar - laskar yang terbentuk di
Singosari Malang, pertempuran fisik di Surabaya ini bertujuan untuk merebut
kembali kota wonokromo dari Belanda dan Sekutu. Para pasukan laskar ini siap
bertempur di garis terdepan melawan penjajah dengan berbekal senapan,
bambu runcing, ketapel, senjata tajam (samurai, keris, dll) yang sebelumnya
sudah di doakan oleh para kyai agar dapat membantu menumpas para penjajah
dan dapat merebut kota Wonokromo sebagai basis pertama pertahanan rakyat di
daerah Surabaya (Dewan Harian angkatan45, 2002:5-6).
Pertempuran yang berada di karesidenan Surabaya itu pada awalnya di fokuskan
untuk merebut kembali kota Wonokromo yang di gunakan sebagai pertahanan
pertama para pejuang dan lascar islam unutk melawan sekutu dan Belanda,
namun walaupun para pejuang sudah berusaha dengan darah dan nyawa tetap
adanya korban dari peperangan ini tidak dapat di elakkan lagi,5 anggota dari
laskar dan para pejuang yang berada di garis depan pertahanan di karesidenan
yang di tambah dari daerah Trawas tetap belum mampu untuk merebut markas
sekutu dan Belanda.
Pasukan Indonesia yang berada di daerah Tretes yang mencoba melakukan
penyerangan dan ingin merebut markas pasukan sekutu dan Belanda yang
berada di villa 2 yang pada akhirnya belum mampu merebut markas sekutu dan
Belanda itu berupa pasukan militer sekompi yang di pimpin oleh M. Yasin.
Setelah mendapat perlawanan yang menewaskan dua orang pasukan itu
kemudian pasukan tentara Indonesia ini turun menuju Pandaan dan melakukan
serangan terhadap pos pos pasukan sekutu dan Belanda yang ada di Pandaan
dan berhasil menahan 8 pasukan sekutu dan Belanda serta merampas peralatan
pertempuran yang ada di pos pos pasukan sekutu dan Belanda tersebu.
Yang kemudian dengan keberhasilan pasukan pimpinan M. Yasin ini meneruskan
menyisir daerah daerah yang di anggap akan menjadi basis pasukan sekutu
dan Belanda untuk melancarkan usaha mereka dalam menguasai kembali
Indonesia, yang di tandai melalui serangan besar besaran pasukan sekutu dan
Belanda di daerah Prigen dan sekitar serta mencakup Sukorejo menjadi sasaran
terhadap serangan para Pasukan sekutu sehingga memaksa mundur para
pejuang Indonesia yang berada di sekitar daerah tersebut. Dengan perjalanan
mundur ke ngampit para paukan Indonesia terus menerus di hujani tembakan
tembakan dari para pasukan sekutu dan Belanda.
Dalam kesulitan menghindari serangan dari pasukan sekutu dan Belanda, terjadi
kontak senjata dan sampai menjadi pertempuran yang sangat sengit, dalam
pertempuran tersebut banyak dari pasukan pejuang Indonesia gugur karena
terdesak oleh serangan yang di lakukan oleh pihak sekutu dan Belanda.
Gugurnya pasukan pejuang Indonesia ini ada 6 orang yang kemudian menjadi
awal di kuburkan di taman makam pahlawan di Sukorejo yang menjadi satu
satunya taman makam pahlawan di daerah pinggiran karesidenan Pasuruan. Hal
tersebut menjadi bukti bahwa perjuangan yang di lakukan oleh rakyat Indonesia
dalam rangka ingin merasakan perjuangan yang seutuhnya yang di lakukan
untuk masa depan Negara Republik Indonesia yang masih baru Merdeka ini,
korban yang ada di pihak Indonesia ini menjadi bentuk revolusi fisik yang terjadi
dengan keruntutan dan dampak dari pertempuran pertempuran yang ada di
sekitar karesidenan Surabaya dan Pasuruan dan meliputi Malang (Dewan Harian
angkatan45, 2002:26).
3. KESIMPULAN
Perjuangan yang di lakukan rakyat oleh Indonesia baik yang tergabung dalam
pasukan tentara atau laskar laskar muslim sebagai bentuk usaha dalam
mempertahankan kemerdekaan di daerah khususnya yang berada mulai dari
Surabaya kemudian menyebar sampai ke karesidenan Pasuruan sampai pada
akhirnya di karesidenan Malang ini di lakukan oleh rakyat Indonesia baik warga
sipil maupun tentara - tentara yang tergabung dalam satuan tempat atau
batalyon - batalyon yang berada di desa - desa daerah pergolakan terjadi yang
menghendaki agar tentara - tentara Belanda yang masih berada di sekitar
Surabaya, Pasuruan, dan Malang pergi dan tidak melakukan praktik - praktik
penjajahan lagi karena Indonesia sudah menjadi Republik yang merdeka.
Pertempuran fisik mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di daerah
karesidenan Surabaya dan Pasuruan yang juga meliputi Malang ini menjadi bukti
bahwa perjuangan yang di lakukan oleh rakyat Indonesia dalam rangka ingin
merasakan perjuangan yang seutuhnya yang di lakukan untuk masa depan
Negara Republik Indonesia yang masih baru Merdeka ini, Karesidenan Surabaya
dan Pasuruan dan meliputi Malang yang menjadi bukti adanya revolusi fisik
dengan terdapanya T.M.P di daerah Sukorejo untuk menghormati para pasukan
yang telah rela gugur demi Bangsa dan Negaranya.