Anda di halaman 1dari 12

UTS

1. Buatlah deskripsi mengenai Peradaban Lembah Indus.


2. Buat pula deskripsi Peradaban Arya dan kaitannya dengan perkembangan Hindu-Budha
di India.
3. Bandingkan Dinasti Maurya dan Dinasti Gupta.
4. Bandingkan Tipologi kerajaan di India Utara dan India Selatan.
5. Apa yang Sdr ketahui tentang hal-hal berikut.
a. Meluha.
b. Wiros.
c. Trivijaya.
d. Mahayana.
e. Theravada.
f. Bhagavadghita.
g. Arthashastra.
Fitran Ramadan

2108285

1B

Pendidikan Sejarah

1. Peradaban Lembah Sungai Indus

Sungai Indus mengalir di Pakistan tetapi cabang-cabangnya berada di daerah lima aliran
sungai (Panjab). berpusat di Kota Mohenjodaro dan Harappa Peradaban India Kuno diperkirakan
sudah ada sekitar 2500 sebelum masehi. Sungai ini terkenal sebagai pusat peradaban, disebut
Peradaban Lembah Sungai Sindhu atau Peradaban Mahenjodaro dan Harappa. Wilayah
peradaban ini sangat luas, meliputi Panjab, Indus dan Rajastan. Sungai ini menjadi terkenal,
berawal dari penemuan benda-benda kuno oleh para pekerja yang sedang memasang rel kereta
api dari Karachi ke Panjab pada pertengahan abad ke-19.

Pilar dari peradaban lembah sungai indus sendiri yaitu ada sebuah penduduk yang tinggal di
wilayah lembah sungai indus dan penduduk itu dinamakan Bangsa Dravida yang memiliki ciri
fisik diantaranya, yaitu berkulit hitam, dan berhidung pesek. Bangsa Dravida merupakan bangsa
yang pertama kali masuk ke wilayah Asia Selatan, yaitu daerah India dan Srilanka sekarang.
Bangsa Dravida diperkirakan sudah lama berada disana setelah berimigrasi dari daerah Asia
bagian Barat atau wilayah Iran.

Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Bangsa
Arya sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman, Bangsa Arya merasa ras mereka yang tertinggi
sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke
selatan Pegunungan Vindhya.

Hasil peradaban terbesar lembah sungai Indus adalah keberadaan kota Mohenjodaro dan
Harapa. Kota Mohenjodaro merupakan gambaran kota pada masa India lama. Disana telah
ditemukan bangunan perumahan, balai besar dan juga pemandian. Bahan pokok dari bangunan-
bangunan tersebut adalah sebuah batu bata merah dengan ukuran kira- kira 25 X 50 X 3,5 inchi.
Rumah-rumah pada kota Mohenjodaro mempunyai halaman-halaman yang luas. Pasca
kedatangan bangsa Arya inilah proses asimilasi budaya di India berkembang, terutama adalah
munculnya agama Hindu di India. Sebelum secara resmi agama Hindu berkembang, telah terjadi
kontak antara bangsa Dravida dan Arya, tetapi pada akhirnya bangsa Dravida memilih tiga opsi
yaitu; kelompok pertama adalah mereka yang menolak kedatangan bangsa arya dan melawannya
sampai kalah. Kelompok kedua adalah yang kemudian menyingkir ke wilayah lain yaitu deccan
dan Bihar, sedangkan kelompok ke tiga adalah mereka yang kemudian melakukan percampuran
dengan ras pendatang, ras Arya, dan untuk selanjutnya melahirkan kebudayaan baru di India.
2. Kaitan Peradaban Arya dengan Perkembangan Hindu-Budha di India

Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (cirinya kulit putih,
badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai
Indus) melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa
Dravida (berhidung pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang
telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti berhidung
pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Arya sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman.
Awalnya bangsa Arya bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah menetap
mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Arya merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak
mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan
Pegunungan Vindhya.

Orang Arya mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan
kepercayaan bangsa Arya tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida yang
masih memuja roh nenek moyang. Berkembanglah Agama Hindu yang merupakan
sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Arya dan bangsa
Dravida. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan
Hindu (Hinduisme). Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu
yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut kebudayaan
Hindu yang selanjutnya menjadi agama Hindu. Daerah perkembangan pertama agama Hindu
adalah di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan
Hindustan (tanah milik bangsa Hindu).

Kedatangan bangsa Arya di India telah memberi pengaruh besar dalam sejarah
perkembangan Bangsa India sendiri. Bangsa Dravida yang sebelumnya telah menempati
India telah memberi tiga reaksi pasca serangan bangsa Arya. Kelompok pertama adalah
mereka yang menolak kedatangan bangsa Arya dengan memberi perlawanan sampai mati.
Kelompok kedua yaitu mereka yang akhirnya menyingkir ke daerah selatan, Deccan dan
Bihar. Kelompok ketiga adalah yang kemudian melakukan asimilasi dengan bangsa Arya,
yang kemudian melahirkan budaya baru. Fokus peneitian para ilmuan sejarah masih masih
berkisar pada budaya yang telah dihasilkan oleh percampuran bangsa Arya dan Dravida
tersebut, atau yang kemudian sering dengan kebudyaan Indo-arya. Alasan utamanya adalah
bahwa percampuran tersebut selanjutnya melahirkan sistem budaya dan poitik yang lebih
mudah untuk dirunut pada sejarawan. Pengaruh selanjutnya dari budaya Indo-arya adalah
munculnya perbagai budaya seperti Bahasa Sansekerta, Upacara Keagamaan, dan hal-hal
sacral lainnya. Selain itu adalah kemunculan dan berkembangnya Agama Hindu yang
menjadi agama terbersar di India sampai sekarang.

Untuk saat ini orang-orang dari bangsa Arya mendiami daerah-daerah sekitar di sebelah
utara garis perbatasan yang terletak antara Goa dan Orissa selatan. Ada juga sebagian terletak
di sebelah selatan garis tersebut, seperti Hiderabad. Sebagai bangsa pendatang, Arya
memandang orang-orang Dravida adalah sebagai penduduk yang lebih rendah dari bangsa
Arya. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan Bangsa Arya mengakui bahwa Bangsa
Dravida merupakan Bangsa yang kaya yang telah mengembangkan peradaban dan
kebudayaan yang cukup tinggi. Jika dilihat kembali, sistem kepercayaan telah menjadi dasar
utama dalam kultur masyarakat India dalam sistem sosial. Eksistensi kasta sebagai
pembagian kelas masyarakat India merupakan bentuk nyata yang tidak terhapus begitu saja
hingga saat ini. Brahmana sebagai kasta tertinggi di India tetap dipegang oleh bangsa Arya
sendiri, sementara Ksatria, Waisya, dan Suudra adalah kelompok sosial yang mesti mengikuti
hukum yang telah dibuat oleh para Brahmana.

Pengaruh yang signifikan dari bangsa Arya yang selama ini banyak dikaji adalah
munculnya banyak kerajaan bercorak Arya. Proses kultural yang berlangsung hingga abad
ke-7 sebelum masehi kemudian melahirkan sejarah politk bangsa India yang sangat panjang.
Pada periode ini suber sejarah India semakin terang dengan berbagai iniformasi tertulis dari
dalam India maupun dari catatan asing. Beberapa kerajaan penting pada masa awal
perkembagnan Arya adalah Gandhara, Kosala, Kasi dan Maghada. Tetapi sampai sekarang
hanya kerajaan-kerajaan yang mempunyai pengaruh besar saja yang dapat diakses dan dikaji.
Hal karena terbatasnya sumber sejarah yang menerangkan perihal tersebut. Selain itu kita
tahu India mempunyai wilayah yang cukup luas, dan tidak memungkinkan dikaji kerajaan-
kerajaan yang tersebar di wilayah India. Dari sekian banyak kerajaan, mungkin yang dapat
diakses dan dikaji karena mempunyai peranan penting dalam perkembangan peradaban di
India. Salah satunya adalah Maghada. Konon pengembangan dan penyebaran agama Budha
juga terjadi di daerah Maghada. Tepatnya Benares . Meskipun agama Budha belum
sepenuhnya di kenal oleh masyrakat luas. Fase Perkembangan Agama Hindu

Sebagai dampak dari berkembangnya budaya Indo-arya adalah munculnya Agama Hindu.
Menurut sejarahnya, Agama Hindu mempunyai usia yang cukup tua dan panjang, dan
merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh umat manusia. Kami mencoba
mendefinisikan kapan dan dimana Hindu di sebarkan dan berkembang. Agama Hindu pada
kelanjutannya telah melahirkan kebudayaan yang sangat kompleks baik dalam bidang
astronomi, ilmu pertanian, filsafat, dan ilmu-ilmu yang lain. Sehingga kadang ada kesan
rumit ketika kita berniat memahami ajaran Agama Hindu.

Agama Hindu adalah agama yang mencoba memberi kebebasan kepada pemeluknya
untuk melakukan peribadatannya. Tetapi hal ini bahkan menimbulkan permasalahan di
kalangan sejarawan, dan mengklaim bahwa Agama Hindu tidak sesuai dengan apa yang telah
diajarkan. Sebagai contoh, banyak sejarawan yang masih menulis bahwa Hindu masih
menganut paham Polytheisme, karena ada beberapa dewa yang mengatur aspek kehidupan
pemeluknya. Tetapi pada kenyataannya, Hindu telah menganut Monotheisme. Prinsip
ketuhanan Hindu adalah “trimurti”. Selain itu, kalangan umat Hindu sendiri juga masih
banyak pemahaman yang kurang tepat atas ajaran agama yang dipahami dan diamalkan.

Perkembangan Agama Hindu di India pada dasarnya terjadi selama empat fase. Jaman
Weda, jaman Bharmana, jaman Upanisad dan jaman Budha. Jaman Weda disinyalir telah
berkembang pada masa perdaban Mohenjodaro dan Harappa. Bukti yang menunjukan fase
ini adalah adanya patung yang menyerupai perwujudan Siwa. Selain itu pada masa ini
masyarakat India kuno juga telah menyembah dewa-dewa. Tetapi kepastian dimulainya fase
Weda adalah pada masa Bangsa Arya berada di Punjab di lembah sungai Indus. Sekitar 2500
s.d 1500 tahun sebelum masehi. Setelah terdesak bangsa Dravida akhirnya hijrah ke arah
Selatan di dataran tinggi Dekkan, dan sebagian ada yang membaur dan berasimilasi dengan
kebudayaan bangsa Arya. Bangsa Arya sendiri telah menyembah beberapa dewa,
diantaranya: Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Tetapi tuhan-tuhan tersebut
hanyalah manifestasi dari perwujudan tuhan yang Maha Esa, yang mengatur dan berkuasa
atas alam semesta yang disebut “Rta”.
Pada fase tersebut masyarakat India telah dibagi menjadi beberapa kelompok lapisan
masyarakat yang meliputi Brahmana, Ksatria, Waisa dan Sudra. Pada masa Brahmana,
kekuasaan amat besar pada kehidupan keagamaan. Kaum Brahmana lah yang mengantarkan
persembahan orang kepada para dewa. Jaman Brahmana ditandai dengan mulai tersusunnya
tata cara upacara agama. Penyusunan tata cara upacara telah tertulis semua dalam kitab suci
Weda.

Berbeda dengan masa Upanisad. Tata cara beragama tidak hanya dipentingkan pada
upacara dan sesaji saja, tetapi juga bagaimana meningkatkan pngetahuan batin yang lebih
tinggi yang dapat membuka tabir ke alam ghoib. Pada masa inilah penyusunan dan
pengembangan filsafat agama. Yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Kemudian
munculah ajaran filsafar yang tinggi, yang kemudian dikembangkan pada ajaran Darsana,
Itihasa dan Purana. Ajaran filsafar tersebut pada akhirnya menyebarkan ajaran Tri murti.

Fase ke empat adalah Fase Budha. Fase ini dimulai ketika putra raja Sudhodana yang
bernama Sidarta menafsirkan Weda dari sudut Logika dan mengembangkan sistem yoga dan
semadhi, sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan tuhan.
3. Perbandingan Dinasti Maurya dan Dinasti Gupta

Kerajaan Maurya

Pada tahun 327 SM. datanglah Iskandar Zulkarnaen dari Persia ke India melalui Sela
Kaibair dan menguasai India di daerah Punjab, tetapi kekuasaannya itu tidak tahan lama.
Kemudian, pada tahun 324 SM. pecah pemberontakan dibawah pimpinan Candragupta dan
berhasil menghalahkan Iskandar Zulkarnaen, serta berhasil mengusir penduduk asing tersebut
dari India (sedudah sepeninggalnya Iskandar Zulkarnaen w. 323 SM.) Berdirilah sekarang
kerajaan Maurya, dengan Candragupta Maurya sebagai raja pertamanya. Dalam waktu singkat
kekuasaan Maurya sudah membentang dari Khasmir di barat hingga daerah lembah sungai
Gangga di timur. Ibukota kerajaan ini adalah di Pattaliputra. Pada perkembangan selanjutnya,
kerajaan ini dipimpin oleh Asoka (268-232 SM) cucu Candragupta Maurya. Di bawah Raja
Asoka, kerajaan Maurya mengalami zaman gemilang. Kalingga dan Dekkan ditundukkannya.
Akan tetapi menyaksikan korban dan bencana perang yang dasyat di Kalingga, ia menjadi
terharu dan menyesal. Sejak saat itu tidak lagi, ia melakukan peperangan dan lebih mencita-
citakan perdamaian serta kebahagiaan bagi umat manusia. Pada awalnya Asoka beragama Hindu
tetapi kemudian menjadi pengikut agama Budha dan agama tersebut menjadi dasar
pemerintahannya. Banyak kemajuan yang dicapai oleh Asoka antara lain adalah didirikannya
tiang-tiang batu bertahtahkan ajaran Budha di segala penjuru kerajaannya. Setelah Asoka
meninggal, kerajaan lalu terpecah-pecah dalam bagian-bagian kecil, namun akhirnya beberapa
abad kemudian muncullah seorang raja yang gagah perkasa, bernama Candragupta I, pembangun
kerajaan Gupta.

Kerajaan Gupta

Candragupta I (320-330) membangun kerajaan ini berpusat di sungai Gangga. Berlainan


dengan Asoka, Candragupta I ini beragama Hindu, tetapi agama Budha tetap berkembang
dengan suburnya. Zaman Gupta dalam sejarah India di pandang sebagai zaman yang paling
gemilang atau disebut juga dengan zaman keemasan. Puncak kemegahann kerajaan Gupta
dicapai pada masa pemerintahan Raja Samudragupta anak Candragupta I. Perkembangan
selanjutnya, kerajaan Gupta dipimpin oleh Samudragupta (330-373), seluruh lembah Gangga dan
Sindu di taklukkannya serta India Selatan juga dikuasainya. Ia memilih kota Ayodya sebagai ibu
kota kerajaannya. Kemudian setelah Samudragupta mati kerajaan ini di pimpin oleh Candragupta
II ( 375-415 ), pada masa ini kerajaan makmur dan sejahtera, banyak gedung indah didirikan,
perdagangan dan pelayaran makin maju, kesenian, ilmu pengetahuan, kesusastraan juga maju
dengan pesat. Sepeninggal Candragupta II, kerajaan Gupta mulai mundur, berbagai suku bangsa
di Asia Tengah datang menyerbu. Hampir dua abad masa gelap ini menimpa India. Akhirnya
pada abad ke 7, tampilah kembali seorang raja yang kuat bernama Harshavardhana, dengan
membangun kembali kerajaan tersebut. Disisi lain Islam lahir yang dibawa oleh Nabi
Muhammad di Mekkah pada abad ke 7 M.
4. Perbandingan Tipologi Kerajaan di India Utara dan Kerajaan di India Selatan

Kawasan India bagian selatan merupakan daerah yang subur karena letaknya berada di
daerah yang beriklim musim seperti halnya Indonesia. Pengaruh angin laut misalnya, membuat
hujan turun cukup untuk menyuburkan tanah pertanian. Semenjak awal abad 1, kawasan India
selatan menjadi impian dan incaran para raja dari India utara. Dalam literatur India, negeri itu
disebut dengan nama Tamilakam (negeri orang-orang Tamil yang berbahasa Dravida). Dalam
kitab-kitab Yunani, wilayah India Selatan disebut Damirike. Pada awal abad Masehi, terdapat
tiga kerajaan di India selatan yaitu: Pandhya, Chola dan Chera/Kerala.

Pada sekitar abad VII SM, di India bagian utara telah berdiri beberapa kerajaan seperti
Gandhara, Kosala, Kasi dan Magadha Tetapi yang paling terkemuka ialah Kerajaan Magadha.

Agama Di India tengah dan selatan kebudayaan Hindu terus berkembang, setelah India utara
dan Hindustan dikuasai oleh raja-raja Islam yang datang dari Persia dan Asia tengah.

India selatan adalah tanah yang subur terletak di daerah beriklim musim seperti Indonesia.
Sejak zaman purbakala India selatan menjadi impian raja-raja di sebelah utara yang hendak
menaklukkan daerah itu.

Kesimpulan yang saya ambil setelah membaca beberapa literatur tentang kerajaan-kerajaan
di India. Bisa disimpulkan bahwa kerajaan-kerajaan di India Utara lebih bercorak islam setelah
kedatangan raja-raja islam dari Persia dan Asia Tengah. Sedangkan kerajaan-kerajaan di India
Selatan masih terus berkembang kerajaan-kerajaan bercorak Hindu.
5. Pengertian Hal-hal Berikut
a. Meluha

Meluha yang disebutkan dalam teks-teks Mesopotamia kuno pada milenium ketiga SM,
untuk merujuk pada Peradaban Lembah Indus.

b. Wiros

Sekelompok orang filolog menyebut wiros, kata indo-eropa primitif untuk ‘manusia’.
Wiros berpergian dan membawa bahasa dan organisasi sosial mereka. Menurut Rama S.
Tripathi artinya manusia atau orang dalam bahasa kebudayaan lembah sungai Indus.

c. Trivijaya.

Adalah salah satu kemaharajaan berdiri di pulau Sumatra dan banyak memberi pengaruh
di Asia Tenggara (khususnya cakupan Nusantara) dengan daerah kekuasaan berdasarkan peta
membentang dari Sumatra, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Singapura, Semenanjung Malaka
(juga bernama lain: Semenanjung Kra), Thailand, Kamboja, Vietnam Selatan, Kalimantan, Jawa
Barat dan Jawa Tengah. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan
wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan".

d. Mahayana.

Mahayana adalah satu dari dua aliran utama Agama Buddha dan merupakan istilah
pembagian filosofi dan ajaran Sang Buddha.

e. Theravada.

Threvada merupakan penggolongan tua Agma Buddha yang masih bertahan, yang
ditemukan di India.

f. Bhagavadghita.

Bhagawadgita Bhagavad Gita atau disebut sebagai Weda Kelima yang berarti nyanyian
suci merupakan sebuah kitab yang memiliki kedudukan penting dalam tradisi Hindu.Syair- syair
dalam kitab bhagavad gita memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan umat Hindu.
Dalam hal ini membaca sloka dalam Bhagavad gita berarti mendedangkan sabda Brahman
sendiri dan getaran spritual dari sloka-sloka suci Bhagavad Gita tersebut akan langsung merasuk
serta membersihkan hati seluruh umatnya.

g. Arthashastra.

Artashastra adalah karya sastra klasik yang ditulis oleh Kautilya sorang menteri, ahli
politik dan ahli agama yang hidup pada 321 SM – 296 SM di India. Berisi tentang administrasi
negara, kebijakan ekonomi dan strategi militer.

Anda mungkin juga menyukai