Anda di halaman 1dari 9

5.

Pendidikan Swasta Oleh Bumi Putera

Telah dikemukakan bahwa pendidikan Kolonial Belanda bercirikan beberapa hal diantaranya :

a. Pendidikan bersifat dualistis

b. Pendidikan bersifat sekuler, di sekolah negeri tidak diperbolehkan diberikan pelajaran agama
(Ketetapan Raja tahun 1871).

c. Pendidikan didasarkan atas kebudayaan Eropa, tidak atas kebudayaan Indonesia.

d. Pendidikan bersifat intelektualistis verbalistis. Maka atas saran ciri-ciri pendidikan Kolonial Belanda
tersebut muncullah reaksi-reaksi positif dari warga Bumi Putra dengan mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan dan menyelenggarakan pendidikan untuk memenuhi harapan pendidikan


untuk Bumi Putra khususnya.

Muhammadiyah merupakan suatu gerakan sosial, sebagai suatu reaksi positif terhadap un kondisi
lingkungan yang langsung pada waktu itu, seperti situasi politik, sta ekonomi, situasi kebudayaan, dan
schagainya. Maka berikut ini aka diuraikan situasi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan lahirnya
Muhammadiyah. a Situasi Politik

1) Situasi yang mendorong lahirnya Muhamadiyah

a. Situasi politik

Pada tahun 1848 di negeri Belanda terjadi perubahan politik dengan menganut taham liberalisme.
Dengan liberalionenya Belanda berusalia untuk memperbaiki kehidupan. bangsa Indonesia, melalui
Keltischool Koers" schugai gagasan dari Van Deventer, yang mencakup Edukas, igast, dan transmigrasi.
Bagaimanapun Belanda adalah penjajah, bahwa dengan adanya pembaharuan politik tidak berarti
mereka akan memerdekakan Indonesia, bagaimanapun Helands bertujuan untuk menegakkan
kolonialisme, hanya caranya yang berbeda. Sejak tahun 1900, memang Belanda berusaha
memperbanyak usaha pendidikan, namun di balik itu dengan menggiatkan usalu pendidikan, memberi
peluang yang sangat besar kepada lembu-lembaga keagamaan seperti Zending dan Misiais untuk
mengkristenkan bangsa Indonesia melalui pendidikan. Hal ini memungkinkan dengan diangkatnya AWF
Indenburg menjadi Gubernur Jenderal, dimana ia menjalankan politik pengkristenan yang lebih dikenal
dengan "Kerstening politik Van der Heer Idenburg (Solichin Salam, 1965),

Dengan politik yang dijalankan Idenburg untuk memelihara agar penjajahan Belanda tetap berlangsung
di Indonesia, ia memandang perlu untuk mengkristenkan bangsa Indonesia. Dalam rangka usahanya
untuk mensukseskan politik kolonialnya, pemerintah kolonial Belanda tidak hanya membantu dari segi
moril, akan tetapi juga materiil dan finansiil kepada Zending (Protestan) dan Missi (Katholik). Bahkan
pemerintah Belanda sengaja menyerahkan sebagian besar usaha-usaha pendidikan kepada lembaga
swasta tersebut. Dengan sengaja pemerintah Belanda menggunakan kegiatan-kegiatan Zending dan
Missi untuk kepentingan kolonialnya.

b) Ekonomi Rakyat

Selama pemerintahan Kolonial Belanda, bangsa Indonesia telah kehilangan kemerdekaannya baik dalam
politik, ekonomi, agama dan hidup berbudaya sebagai bangsa ynag memiliki kepribadiannya. Dari sudut
ekonomi, rakyat Indonesia hidup menderita dalam kemiskinan dan kemalaratan, karena kekayaan bumi
kita telah diangkut dan dikeruk ke negeri Belanda. Tenaga rakyat telah diperas habis-habisan, dengan
harus melakukan kerja paksa pada waktu membuat jalan raya Anyer (Jawa Barat) - Panarukan (Jawa
Timur). Dr.Huender (Solichin Salam, 1965) menyatakan bahwa keadaan bangsa Indonesia di waktu itu
sudah demikian rupa seperti "een natie van koelies en een koelie oder de naties" suatu bangsa yang
terdiri dari kuli-kuli, dan seperti kuli yang hidup dikalangan bangsa-bangsa.

c) Kehidupan Agama Islam

Ajaran Islam telah banyak bercampur dengan ajaran yang bukan berasal dari Al Qur'an dan Sunnah
Rasul. Masyarakat Islam hidup dalam kebekuan dan kekolotan, dalam arti terpaku kepada ajaran-ajaran
atau dogma-dogma agama yang kaku, tidak boleh menyesuaikan dengan situasi dan kondiri, ajaran
Islam berkembang dalam suasana taklid buta. Disamping itu merajalela perbuatan bid'ah, syirik,
khurafat.

Hal tersebut antara lain disebabkan masih besarnya pengaruh ajaran mistik yang tidak sesuai dengan
tuntunan ajaran Islam. Sisa-sisa pengaruh kepercayaan sebelum Islam (Hinduisme, Budhisme,
Animisme) masih kuat dalam kehidupan masyarakat. Sehingga dengan demikian kehidupan masyarakat
(Islam) sudah jauh menyimpang dari tuntunan dan kemurnian cita-cita ajaran Islam. Kepercayaan hidup
masyarakat tidak didasarkan atas ajaran Tauhid sebagai landasan dan dasar pokok ajaran Islam.

2) Gerakan Pembaharuan Islam

Lahirnya Muhammadiyah merupakan perpanjangan dari gerakan pembaharuan Islam di dunia Islam
pada waktu itu. Gerakan pembaharuan Islam pada mulanya berdasarkan pemikiran Ibnu Taimiyah,
(1263-1328) dan Ibnu Qayyim Al Jauziyah (1292-1350). Kemudian kira-kira 500 tahun selanjutnya
dihidupkan kembali oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787) di Jazirah Arab, yang kemudian
lebih terkenal dengan sebutan "Gerakan Wahabi", Abdul Wahab mencetuskan pemikiran yang
menyangkut:

a) Al-Qur'an dan Sunnah adalah merupakan sumber asli Islam.

b) Taqlid tidak dapat dibenarkan.

c) Pintu ijtihad masih tetap terbuka, tidak tertutup.

Gerakan pembaharuan Islam menurut Qur'an dan Hadist, dengan membuang apa yang di pandang
musyrik, seperti berziarah ke kuburan, membakar kemenyan menyelenggarakan sesajen, upacara
memandikan azimat, dan sebagainya. Gerakan Wahabi juga mengawasi supay orang melakukan ibadah
pada waktunya, meninggalkan perbuatan terlarang seperti zinah, berjudi, minuman keras, merokok.
Gerakan Wahabi dihidupkan di Mesir oleh Jamaluddin Al-Afghani (1838-1897) dan Syekh Muhammad
Abduh (1849-1905), serta Syekh Muhammad Rasyid Ridla (1856-1935) lebih dikenal dengan "Gerakan
Salafiah". Selanjutnya di India gerakan pembaharuan dipelopori oleh Sayed Ahmad Khan (1817-1898).

Jamaluddin Al-Afghani mengemukakan cara-cara untuk memperbaiki kedudukan umat dengan:

a) Kembali kepada ajaran Islam yang murni dengan melenyapkan faham-faham yang

salah.

b) Ukhuwah Islamiyah harus diwujudkan kembali. Sedangkan bagi Muhammad Abduh tidak cukup hanya
kembali kepada ajaran yang asli. Ia mengemu-kakan bahwa:

 Ajaran Islam yang asli hendaklah disesuaikan dengan keadaan sekarang ini. Ajaran Islam (Qur'an
dan Sunnah) mengenai muamalah atau kemasyarakatan yang sudah ditentukan garis besarnya
berupa prinsip-prinsip umum, masih dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman.
 Pintu ijtihad harus di buka kembali setelah di tutup oleh ulama-ulama zaman dulu. Perlu
diadakan interpretasi baru yang sesuai dengan zaman modern.
 Faham qadla dan qadar harus diluruskan kembali jangan menjurus kepada fatalisme
 Umat Islam harus meningkatkan ilmu, pengetahun dan pendidikan. Sekolah-sekolah modern
harus di buka dengan memberikan ilmu pengetahun modern..

Ketiga gerakan pembaharuan Islam tersebut, baik Wahabi, Salafiah, maupun Aligarh tidak sedikit
pengaruhnya bahkan menentukan bagi timbulnya gerakan pembaharuan Islam di Indonesia, termasuk
yang menyebabkan lahirnya Muhammadiyah.

3) Muhammadiyah Berdiri

Muhammadiyah berdiri pada tanggal 18 November 1912 bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330
H, di dirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahirnya
Muhammadiyah:

a) Faktor Intern

 Kehidupan beragama sudah tidak sesuai dengan Qur'an dan Sunnah, karena merajalelanya
perbuatan syirik, bid'ah, dan khurafat
 Kehidupan bangsa Indonesia, khususnya umat Islam berada dalam kemiskinan. kebodohan,
kekolotan dan kemunduran.
 Tidak adanya persatuan dan kesatuan sikap, langkah dan tindakan dari umat Islam dalam
perjuangan, karena tidak adanya ukhuwah, dam tindak adanya organisasi Islam yang kuat.
 Kegagalan dari lembaga-lembaga pendidikan Islam yang tidak mampu memenuhi tuntutan dan
kebutuhan zaman. Hal ini karen lembaga pendidikan Islam (Pesantren) mengisolasi diri dari
kehidupan dunia, sudah terjerumus ke dalam kehidupan sufi

b) Faktor Ekstern

 Pendidikan Kolonialisme bersifat sekunder, di sekolah negeri dilarang diberikan pelajaran


agama, sedangkan para siswanya adalah kebanyakan orang Islam.
 Kegiatan-kegiatan dan kemajuan-kemajuan dari Missi dan zending, yang lebih banyak
memperoleh kemudahan dan bantuan dari pemerintah Kolonial.
 Sikap kaum terpelajar yang beragama Islam, memandang bahwa agama sudah ketinggalan
zaman Adanya rencana "Kerstening "politik Kriatenisasi dari pemerintah Kolonial.
 dalam rangka mempertahankan kepentingan kolonial

4) Dasar dan Tujuan Pendidikan Muhammadiyah

a) Dasar Pendidikan

Yang menjadi dasar pendidikan Muhammadiyah ialah ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan
Sunnah Rasul.

b) Tujuan Pendidikan Muhammadiyah

Muhammadiyah sebgai organisasi sosial yang kegiatan utamanya dalam usaha pendidikan memiliki
tujuan:

Mengembalikan amal dan perjuangan umat pada sumber Qur'an dan Sunnah, bersih dari bid'ah dan
khurafat.

Menafsirkan ajaran-ajarn Islam secara modern.

Memperbaharui sistem pendidikan Islam secara modern sesui dengan kehendak dan kemajuan zaman

Membebaskan umat dari ikatan-ikatan tradisional, konsevatif, taqlidisme, yang membelenggu


kehidupan umat.

5) Jenis-Jenis Sekolah

Dalam usaha menyelenggarakan pendidikan. Muhammadiyah tidak tertarik untuk mendirikan


Pesantren, karena Pesantren pada waktu itu mengisolasi diri. Karena mu K.H. Ahmad Dahlan memilih
menyelenggarakan pendidikan dengan sistem persekolahan. Sekolah sekolah yang diselenggarakan
Muhammadiyah ada ynag bercorak sekolah umum seperti sekolah yang diselenggarakan pemerintah
Belanda, dan ada sekolah-sekolah ke Islaman

Sekolah-sekolah yang diselenggarakan Muhammadiyah ialah pada tahun 1921 didikan Qismul Argo,
kemudian dirubah menjadi Hooger Muhammadiyah School, dimana pada um 1923 menjadi
Kweekschool Islam. Pada tahun 1924 sekolah tersebut dipisahkan antara ma laki-kali dengan
perempuan, yang akhirnya pada tahun 1932 menjadi Mualling Muhammadiyah (Sekolah Guru Islam
Patra), dan Muallimat Muhammadiyah (Seke Guru Muhammadiyah Putri)

Taman kanak-kanak Muhammadiyah (Bantamal Athfal) didirikan pada tahun 1926 (13 H), HIS met de
Qur'an pertama kali didirikan pada tahun 1923 di Jakarta, tahun 1926 Kadas, dan tahun 1928 di Aceh.
Selanjutnya Muhammadiyah juga mendirikan sekolah-sekol sepert: HIS, Volschool, Verpolgschool.
Schakelschool.

Jadi pada dasarnya Muhammadiyah mendirikan sekolah seni dan sama dengan sekola sekolah Belanda

b. Taman Siswa

Taman Siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 (hari Senin Kliwon) oleh RM. Suar Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara) dengan Ki Pronowidigdo, Sutatmo Suryokusumo besert kawan-kawan lainnya dan
perkumpulan kebatinan Jawa Selasar Kliwon. Pada wais didirikannya bernama National Onderwijs
Institut Taman Siria, kemudian dijadika Perguruan Nasional Taman Siswa berpusat di Mataram
Yogyakarta pada tahun 1930.

1) Alasan Berdirinya Taman Siswa

Beberapa alasan yang mendorong lahirnya Taman Siswa, dikemukakan oleh Ki Haja Dewantara pada hari
pertama pertemuan dengan orang tua murid dan beberapa tarmi lainnya yaitu

a) Pendidikan dan pengajaran untuk tiap bangsa berujud berupa pemeliharaan buat mengembangkan
benih turunan dari bangsa itu, agar dapat tumbuh dengan sehat lahir batinnya

b) Pengajaran yang diperoleh dari orang Barat (kolonial) merupakan pengaruh dari politik kolonial, yaitu
dididik demi kepentingan kolonial, namun anehnya bangsa Indonesia dari golongan bangsawan masih
tetap senang menyekolahkan anaknya, demi hanya mengejar diploma

c) Sistem pendidikan kolonial tidak menumbuhkan kehidupan bersama yang mandiri, dan terus menerus
bergantung kepada bangsa Barat. Karena itu kita tidak hanya mementingkan perlawanan fisik yang
bersifat lahiriah, namun mementingkan harus menyebar benih hidup merdeka di kalangan rakyat
dengan melalui pendidikan

d) Pendidikan yang sekarang dilaksanakan ditujukan demi kepentingan kolonial, maka harus berani
membuat sistem pendidikan yang berdasarkan kebudayaan sendiri dan mengutamakan kepentingan
masyarakat kita sendiri.

2) Azas Dasar, dan Tujuan Pendidikan

Azas Pendidikan

Azas pendidikan merupakan nilai-nilai dasar yang dilaksanakan dan dipegang teguh oleh setiap pendidik

 Hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dengan tertibnya persatuan dalam perikehidupan
umumn (maatschappelijke saamhoorigheid). Tertib dan damai merupakan tujuan manusia
 Pelajaran berarti mendidik anak akan menjadi manusia yang mendeka batinnya. merdeka
pikirannya, dan mendeka tenaganya
 Pendidikan berdasarkan kebudayaan sendiri selaras dengan kodrat manusia, dan yang akan
memberi kedamaian bagi hidup kita.
 Pendidikan ditujukan kepada golongan rakyat yang terbesar.
 Pelaksanaan pendidikan didasarkan atas kekuatan sendiri.
 Pendidikan harus dipikul sendiri dengan pendapatan uang biasa
 Pendidik harus mengabdi sepenuhnya kepada sang anak.

b) Dasar Pendidikan Yang menjadi dasar pendidikan Taman Siswa adalah:

(1) Kodrat alam

Kodrat alam artinya memberi keyakinan akan adanya kekuatan kodrat pada manusia. makhluk Tuhan,
sebagai bekal dan dasar yang perlu untuk menumbuhkan, memelihara dan memajukan hidupnya
sehingga manusia dapat mengusahakan keselamatan dan kebahagiaan hidup hidup lahir batinn baik
untuk diri pribadi maupun untuk masyarakat.

Pada hakekatnya manusia itu sebagai makhluk adalah satu dengan kodrat alam ini, la tidak bisa lepas
dari kehendaknya, namun akan mengalami bahagia jika bisa menyatukan diri dengan kodrat alam yang
mengandung kemajuan yang dpat kita gambarkan sebagai bertumbuhkembangnya tiap-tiap benih
sesuatu pohon yang kemudian berkembang menjadi besar dan akhirnya berbuali, dan setelah
menyebarkan benih bijinya baru mengakhiri kehidupannya.

Semua makhluk tunduk pada hukum alam, mengalami perkembangan dan perubahan Mamin secara
kodratnya tumbuh dalam rahim ibu, lahir sebagai bayi, menjadi BALITA, usia anak sekolah, remaja
Dewasa, tua, dan akhirnya kembali kepada sang Pencipta Namun sesuai dengan kodratnya manusia
berbeda dengan makhluk lainnya, yaitu dikaruniai "akal budi" yang menjadikannya manusia berbudaya

(2) Kemerdekaan,

Kemerdekaan merupakan syarat pokok yang mutlak adanya pada tiap-tiap usaha pendidikan yang
berdasarkan keyakinan, bahwa manusia pada kodratnya sendiri dan batas-batas pengaruh kodrat alam
dan lingkungan masyarakat dapat tumbuh serta memeliha mengembangkan hidupnya sendiri. Individu
dengan potensinya merupakan makhluk yang memiliki kebebasan, yang mengarah kepada
kemerdekaan. Azas kemerdekaan ha diartikan disiplin pada diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi,
hark hidup seba individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu kemerdekaan menjadi
mengembangkan pribadi yang kuat dan sadar dalam suatu perimbangan dan keselaras dengan
masyarakat tertib damai di manpun ia berada.

(3) Kebangsaan.

Kemerdekaan merupakan syarat untuk mencapai kemajuan lahir batin, die mengharuskan pendidikan
bersendikan peradaban dalam arti seluas-luasnya.. Azas mi tida boleh bertentangan dengan azas
kemanusiaan, bahkan harus menjadi bentuk dan perila kemanusiaan yang nyata, sehingga tidak
mengandung arti permusuhan dengan bangsa lai melainkan mengandung rasa satu dengan bangsa
sendiri, rasa satu dengan dalam suka da duka, rasa satu dalam kehendak menuju kepada kebahagiaan
hidup lahir dan batin selur bangsa.
(4) Kebudayaan,

Kebudaraan sebagai buah budi dan hasil perjuangan manusia terhadap kekuatan alam dan zaman
membuktikan manusia sanggup untuk mengatasi rintangan dan kesuka dalam kehidupan dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup bersama yang tertib dan
damai. Azas ini memelihara kebudayaan kebangsaan ke arah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan
zaman, kemajuan dunia dan kepentingan hidup rakyat lahir dan batin sepanjang zaman

(5) kenamusisan,

Kemanusiaan kesadaran adanya keharusan dan kesanggupan manusia untuk mengembangkan akal
budinya bagi diri pribadi dan masyarakat, dalam mewujudkan kebudayaan kebangsaan yang bercorak
khusus, pati, tetapi tetap berdasarkan kemanusiaan Azas ini menyatakan bahwa dharma setiap manusia
adalah mewujudkan kemanusiaan. yang berarti kemajuan manusia lahir dan batin yang setinggi-
tingginya, dan juga bahwa kemanusiaan yang tinggi itu dapat dilihat pada kesucian hati orang dan
adanya rasa kasih sayang terhadap sesama manusia dan terhadap makhkluk Tuhan seluruhnya. Cima
kasih kemanusiaan itu harus tampak sebagai kesimpulan untuk berjuang melawan segala sesuatu yang
merintangi kemajuan selaras dengan kehendak alam,

Kelima dasar pendidikan itu disebut Panca Dharma

3) Pelaksanaan Pendidikan

a) Tujuan Pendidikan

Taman Siswa bertujuan untuk mendidik anak agar percaya kepada kekuatan sendiri tidak
menggantungkan diri kepada kekuatan orang lain, dan atas dasar budaya bangsa sendiri.

b) Perguruan (Paguron)

Bentuk perguruan bukanlah sekolah dalam arti biasa, namun menunjukkan suatu kekhususan.
Perguruan yang lazimnya berarti tempat guru melakukan tugasnya dan juga tempat belajar para siswa,
ditemui sejak zaman Hindu, dilanjutkan dengan sistem pendidikan Islam dengan istilah Pesantren, Jadi
dengan sistem perguruan Ki Hajar ingin menjamin supaya bentuk lembaga pendidikan sebagai salah satu
aspek dari kebudayaan Indonesia terus berjalan secara berkelanjutan, walaupun isinya tentu berbeda
dengan pesantren

Dengan sistem perguruan ini Ki Hajar Dewantara ingin menjamin, supaya bentuk lembaga pendidikan
sebagai salah satu aspek dari kebudayaan Indonesia terus berjalan secara kontinu (berkelanjutan).
Dalam pengembangan kebudayaan, Ki Hajar Dewantara mengemukakan tiga prinsip yang disebut
"Trikon" yang terdiri dari konsentris, kontinuitas, dan konvergen Konsentris, artinya bahwa dalam
pengembangkan kebudayaan harus berpusat kepada kebudayaan sendiri. Kontinuitas, bahwa dalam
pengembangkan kebudayaan, harus didasarkan kepada prinsip demi kelangsungan hidup dari budaya itu
sendiri, tidak boleh terdesak oleh kebudayaan asing. Konvergen artinya kita dapat menerima
kebudayaan asing yang baik yang dapat membawa kepada suatu tujuan dari pengembangan
kebudayaan bangsa
c) Jenis-Jenis Pendidikan.

Taman Siswa mendirikan sekolah-sekolah dari mulai taman kanak-kanak sampai tingkat pendidikan
tinggi, Sekolah-sekolah Taman Siswa terdiri dan:

(1) Taman Indria

(2) Taman Anak

(3) Taman Dewasa

(4) Taman Madya

(5) Taman Guru

INS (Indonesia Nederlandsche School)

INS merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Mohamad Syaler di Kayutanam Sumatra Barat
pada tahun 1926 Mohamad Syafei berkiprah menyelenggarakan pendidikan didasarkan atas suatu
pandangan bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh kolonial Belanda hanya mementingkan
kecerdasan saja. Sekolah pada waktu itu tidak memperhatikan sama perkembangan rasa, Lecakapan dan
ketangkasan. Keadaan inilah yang mendoring Mohamad Syafei untuk menciptakan sistem pendidikan
yang menuju kepada harmoni das discusikan dengan dasar serta pembawaan anak, dan kepada keadaan
masyarakat di sekitarnya Mohamad Syafei melengkapi pendidikannya dengan mengutamakan ekspresi
yang menggambar, menyanyi, dan pekerjaan tangan. Anak-anak mendapat latihan mempergunakas
tangannya dan membuat barang-barang yang berguna bagi keperluan hidup sehari-hari.

Mohamad Syafei berpandangan bahwa dalam corak belajar dan bekerja, watak anak dapat dibentuk,
begitu juga rasa sosial dan tolong-menolong, Jadi di sekolah tidak hanya menghafal saja seperti pada
zaman pesantren yang hanya menghafal Karena itu anak-anak Indonesia perlu diajar bekerja, mampu
escoggunakan anggota badannya di samping kemampuan otaknya

1) Dasar dan Tujuan INS

Dasar pendidikan INS (Ap. Socjono, 1979) adalah:

a) Berpikir logis dan rasional

b) Keaktifan atau kegiatan

c) Pendidikan kemasyarakatan

d) Memperhatikan bakat anak

e) Menentang intelektualme

f) pendidikan keindahan diperlukan sungguh-sungguh Ini terbukti dengan dipentingkannysa ekspresi.


g) Rasa tanggungjawab dikembangkan dalam berbagai keaktifan, agar anak didik berani berdiri sendiri

h) Peranan keagamaan diberi kesempatan berkembang luas dan bersih jauh dari kepicikan dan
kekolotan

Adapun yang menjadi tujuan pendidikan adalah

a) Mendidik rakyat ke arah kementekaan

b) Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

c) Mendidik para pemuda agar mereka berguna untuk masyarakat

d) Menanamkan kepercayaan terhadap dirinya sendiri dan berani bertanggungjawab e) INS harus dapat
membiayai dirinya sendiri dan tidak mau menerima sokongan yang dapat mengurangi kebeasan
bergerak dalam usahanya

2) Jenis Sekolah Jenis sekolah terdiri dar

a) Ruang redah (Sekolah Dasar) 7 tahun

b) Ruang antara 1 tahun.

c) Ruang dewasa 4 tahun

d) Ruang masyarakat I tahun

Pada setiap ruang pendidikan terdiri dari pendidikan umum dan pendidikan kejunuan masing-masing
50% Pelajaran ekspresi diberikan dan dipraktekan pada INS antara lain sebagai berikut:

a) Olah raga dalam arti pendidikan jasmani. Pendidikan olah raga diperlukan karena setiap anak
Indonesia harus sehat jiwa dan tubuhnya.

b) Perusahaan, mencakup pertukangan kayu, besi, rotan, tanah liat, getah, dan listrik.

c) Peternakan dan pertanian, yang ditanam adalah tanaman anak negeri sperti kacang. ketela, dan nanas

d) Menggambar, memahat, musik, menari, sandiwara, pekerjaan tangan, termasuk

membuat klise untuk menghias rantai mas.

Anda mungkin juga menyukai