Anda di halaman 1dari 14

Sisi Lain Kehidupan Preangerplanters«(Budi Gustaman) 235

SISI LAIN KEHIDUPAN PREANGERPLANTERS:


DARI PERBURUAN HINGGA GAGASAN
KONSERVASI SATWA LIAR
THE OTHER SIDE OF LIFE OF PREANGERPLANTERS:
FROM HUNTING TO WILDLIFE CONSERVATION IDEAS

Budi Gustaman
Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21
e-mail: budi.gustaman@unpad.ac.id

Naskah Diterima:3 Maret 2019 Naskah Direvisi:17 Juni 2019 Naskah Disetujui: 28 Juni 2019

DOI: 10.30959/patanjala.v11i2.505
Abstrak
Upaya pelestarian satwa liar telah muncul di Priangan sejak akhir abad ke-19.
Munculnya gagasan konservasi satwa liar diawali dari kebiasaan berburu yang dilakukan para
tuan kebun teh di Priangan (Preangerplanters). Studi ini mempertanyakan sebab kemunculan
gagasan konservasi satwa liar akibat kebiasan berburu yang dilakukan preangerplanters.
Penelitian dilakukan dengan metode sejarah dengan memanfaatkan sumber berupa arsip, buku,
koran, majalah, dan internet. Temuan utama studi ini ialah kedekatan dengan alam memunculkan
kebiasaan berburu sebagai proteksi diri, perlindungan tanaman perkebunan, dan rekreasi.
Preangerplanters membentuk perkumpulan berburu bernama venatoria untuk mengontrol
perburuan yang tidak terkendali serta berupaya melestarikan hutan Cikepuh sebagai kawasan
konservasi. Kesimpulannya ialah gagasan konservasi satwa liar muncul dari ketakutan
preangerplanters terhadap kelangkaan satwa buruannya. Wilayah Priangan menjadi salah satu
pionir perlindungan satwa liar. Hal yang selama ini terlupakan karena upaya konservasi sangat
identik dengan Buitenzorg (Bogor) sebagai poros konservasi alam di Indonesia.
Kata kunci: Preangerplanters, konservasi, satwa liar, Priangan.

Abstract
Wildlife conservation had emerged in Priangan since the end 19 th century. The
emergence of wildlife conservation idea begins with hunting habits carried out by tea plantation
owners in Priangan (Preangerplanters). This study questions the cause of the emergence of the
wildlife conservation idea due to hunting habits. It employs historical method by utilizing sources,
such as archieves, books, newspaper, magazine, and internet. Main finding of this study is the
proximity to nature led to the habit of hunting as a protection (self-safety and plantation crops),
DQG DV D SOHDVXUH 3UHDQJHUSODQWHUV IRUPHG KXQWLQJ¶V FOXE FDOOHG YHQDWRULD WR FRQWURO WKH
uncontrolled game and preserve Cikepuh forest. The concludes is wildlife conservation idea
arises from the fear of them in the scarcity of game. Priangan is one of the forgotten pioneers
because wildlife conservation refers to Buitenzorg (Bogor) which became center of nature
conservation in Indonesia.
Keywords: Preangerplanters, conservation, wildlife, Priangan.

A. PENDAHULUAN Mantri yang terbentang luas, tempat


para kepala distrik biasa berburu
³,D >5XGROI .HUNKRYHQ@ UDVDQ\D
harimau dan rusa; ia dapat melihat
dapat melihat wilayah terbuka di
beberapa kebun teh pertama yang
dataran tinggi yang dikelilingi oleh
baru ditanami dan pemukiman kecil
pegunungan, alam liar bekas Tegal
236 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 235 - 248

dengan rumah-rumah bambu yang pribumi. Para menak Priangan memiliki


EDUX GLGLULNDQ´ +DDVVH - kebiasaan berburu sebagai penanda status
64). sosialnya (rekreasi). Kebiasaan ini
merupakan pengadopsian kebiasaan yang
Hamparan hijau yang membentang
sering dilakukan raja-raja dan bangsawan
di punggung-punggung perbukitan
terdahulu. Priangan sebagai mancanegara
Priangan sejak medio abad ke-19, tidak
Mataram, turut mewarisi kebiasaan-
hanya menampilkan fakta historis
kebiasaan mewah yang sering dilakukan di
masuknya kepingan gulden ke dalam kas
keraton, tidak terkecuali berburu. Dekatnya
kolonial. Bukan pula hanya
hubungan antara beberapa menak Priangan
menggambarkan kejayaan sebuah dinasti
dan para preangerplanters, kemudian
ekonomi rumpun keluarga Willem van der
membaurkan kebiasaan berburu sebagai
Hucht, yang hingga dua generasi menjadi
hiburan bersama. Terdapat berbagai
kelompok orang kaya di Hindia Belanda.
pengadopsian tata cara berburu di antara
Kehidupan di pegunungan Priangan
mereka, seperti metode berburu, alat dan
memunculkan kebiasaan baru sebagai hasil
senjata yang digunakan, hingga satwa-
dari persentuhan etnisitas, serta interaksi
satwa yang menjadi target buruan.
secara ekologis (adaptasi) dengan
Selang satu generasi, motif baru
lingkungan pegunungan.
perburuan pun muncul. Ide-ide konservasi
Adaptasi tersebut membentuk
yang masuk ke Hindia Belanda pada akhir
kebiasaan baru, yakni perburuan satwa liar.
abad ke-19 turut serta mempengaruhi cara
Perburuan satwa liar menjadi suatu
pandang beberapa preangerplanters.
keharusan tatkala hutan-hutan di Jawa,
Mereka menyadari adanya kelangkaan
khususnya Priangan banyak dihuni satwa-
satwa-satwa buruan karena praktik
satwa buas. Satwa-satwa seperti harimau
perburuan yang eksploitatif. Hal ini
seringkali menjadi suatu ketakutan umum
menginisiasi mereka untuk menerapkan
bagi orang-orang Eropa karena banyak
perburuan yang mengindahkan aspek-
menimbulkan korban jiwa. Selain itu,
aspek pelestarian, dengan memiliki
satwa-satwa liar lain seperti badak dan
wilayah berburu khusus disertai
babi merupakan hama bagi tanaman
manajemen berburu yang memperhatikan
perkebunan. Untuk itulah diperlukan
jumlah, jenis kelamin, serta musim
keahlian berburu sebagai upaya proteksi
berkembang biak satwa-satwa buruan.
diri dan upaya preventif bagi usaha
Hutan Cikepuh di Sukabumi dipilih
perkebunan. Kebiasaan berburu pun
menjadi ruang bagi praktik perburuan dan
selanjutnya mengalami transformasi,
upaya pelestarian yang dilakukan
bukan hanya sekedar visi perlindungan,
preangerplanters. Hal ini kemudian
tetapi menjadi hobi atau hiburan.
menjadi salah satu landasan bagi kaum-
Di wilayah pegunungan Priangan,
kaum konservasionis Hindia Belanda,
kebiasaan berburu sering dilakukan oleh
untuk selanjutnya menerapkan ide-ide
para pemilik perkebunan teh yang dijuluki
perlindungan alam di wilayah Hindia
Preangerplanters (tuan-tuan kebun di
Belanda, termasuk secara khusus di
Priangan). Julukan preangerplanters
Priangan.
melekat kepada pengusaha teh dari rumpun
Permasalahan yang ingin diulas
keluarga van der Hucht, yang terdiri dari
GDODP WXOLVDQ LQL LDODK µPHQJDSD¶
keluarga Holle, Kerkhoven, dan Bosscha.
kebiasaan berburu justru menginisiasi
Mereka merupakan satu kerabat yang
munculnya gagasan konservasi satwa liar.
memiliki perkebunan teh tersebar di
Pertanyaan selanjutnya tertuju pada
Sukabumi, Bandung, dan Garut (Suganda,
µPHQJDSD¶ JDJDVDQ NRQVHUYDVL VDWZD OLDU
2014: 20).
justru muncul dari pelosok perkebunan teh
Hobi berburu yang dilakukan
GL 3ULDQJDQ /DOX µEDJDLPDQD¶ SRVLVL GDQ
preangerplanters sejatinya menjembatani
kondisi konservasi yang dijalannya di
hubungan entitas dengan para aristokrat
Sisi Lain Kehidupan Preangerplanters«(Budi Gustaman) 237

Priangan dalam lingkup konservasi alam mencoba menghadirkan perspektif lain dari
yang digagas di Hindia Belanda. Beberapa perkebunan di Priangan yang selama ini
pertanyaan tersebut menjadi landasan lekat dengan nuansa eksploitasi. Satwa liar
pokok narasi yang dibangun dalam tulisan adalah indikator dalam melihat perubahan
ini. sosio-kultural serta mentalitas masyarakat
Pada dasarnya, narasi tentang ide Priangan. Tentu pula tulisan ini memberi
konservasi satwa liar yang dilakukan arti bagi eksistensi mereka (satwa liar),
preangerplanters memang tidak banyak yang secara kuantitas dan kualitas ikut
dibahas secara signifikan. Eksistensi hadir dalam historiografi Indonesia.
mereka umumnya dikenal sebagai
pengusaha teh yang memiliki jiwa B. METODE PENELITIAN
filantropi tinggi di wilayah Priangan. Penelitian ini menggunakan
Tulisan-tulisan mengenai preangerplanters metode sejarah yang terdiri atas empat
lebih tertuju pada bahasan mengenai tahapan, yakni heuristik, kritik,
kondisi sosial ekonomi perkebunan. interpretasi, dan historiografi. Heuristik
Setidaknya ada dua buku yang membahas atau pencarian sumber umumnya
perihal kehidupan preangerplanters, yakni dilakukan di Perpustakaan Nasional,
buku berjudul Kisah Para Preanger Jakarta Pusat dan juga beberapa sumber
Planters karya Her Suganda (2014) dan didapat secara online berupa arsip-arsip
roman Sang Juragan Teh karya Hella S. digital dalam web delpher.nl. Sumber
Haasse (2015). Buku pertama membahas primer yang didapat ialah Laporan
secara deskriptif kehidupan keluarga Tahunan Perkumpulan Pelestarian Alam
preangerplanters, seperti kisah Willem Hindia Belanda (Nederlandsch Indische
van der Hucht sebagai pionir, hingga kisah Vereeniging tot Natuurbescherming).
keluarga kemenakan-kemenakannya, Selain itu, digunakan pula beberapa koran
seperti keluarga Kerkhoven dan Bosscha. dan majalah, seperti Bataviaasch
Buku ini menjadi semacam romantisme Nieuwsblad, De Reflektor, De Indische
kehidupan preangerplanters, di mana Courant, De Preanger Bode, Het Nieuws
nama kebesaran dan peninggalannya masih van den Dag voor Nederlandsch-Indie,
bisa dirasakan sekarang. Sementara itu, serta De Preanger Bode. Koran dan
buku kedua merupakan roman yang ditulis majalah tersebut menarasikan perburuan
berdasarkan arsip-arsip keluarga satwa liar dan eksistensi venatoria, sebagai
Kerkhoven. Roman ini mengkisahkan perkumpulan berburu di wilayah Priangan.
perjalanan keluarga Kerkhoven saat Sementara itu, buku sezaman yang
membuka perkebunan teh di Priangan digunakan ialah Jacht op Groot Wild in
Selatan. Beberapa narasi seperti perburuan Nederlandsch Oost-Indie karya J.C
macan tutul memberikan gambaran Brasser. Meski tidak secara khusus
imajinatif mengenai keseharian kehidupan berbicara tentang preangerplanters, buku
mereka, meski buku tersebut tidak ini berisi pengalaman berburu yang
menjelaskan secara khusus mengenai dilakukan si penulis. Data primer lain
konservasi satwa liar di wilayah Priangan. didapat dari buku berjudul De Thee van
Secara umum, perburuan dan Negla; Herinneringen van Marga C.
konservasi satwa liar memperlihatkan Kerkhoven. Buku ini disusun dari
wajah lain Priangan sebagai sebuah pengalaman salah seorang keluarga
kelokalan. Fenomena konservasi yang Kerkhoven, yakni Margaretha (Marga)
EHUVLIDW ³QDVLRQDO´ WHUQ\DWD VDODK VDWXQ\D Cornelia Kerkhoven, disertai arsip-arsip
tumbuh dari sudut pegunungan Priangan. keluarga Kerkhoven. Buku ini memberi
Konsep history from below dalam hal ini informasi terkait berdirinya venatoria pada
membuka sisi-sisi lain khasanah 1898. Selebihnya, digunakan buku-buku
kesejarahan yang selama ini luput dan sekunder yang mengkaji perihal kehidupan
termarginalkan. Selain itu, tulisan ini
238 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 235 - 248

preangerplanters dan narasi tentang C. HASIL DAN BAHASAN


perlindungan alam di Hindia Belanda. 1. Heren van de Thee: Singgasana di
Tahapan selanjutnya ialah kritik atas Hamparan Emas Hijau
terhadap sumber-sumber yang digunakan. Tanggal 23 Februari 1844, saat
Kritik dibagi dua bagian, yaitu kritik VHEXDK NDSDO ³6DUD -RKDQD´ PHUDSDW GL
eksternal untuk menentukan otentisitas pelabuhan Batavia, peruntungan
sumber, dan kritik internal untuk menguji rombongan keluarga Willem van der
kredibilitas sumber. Pada proses kritik, Hucht dimulai. Hindia menjadi tanah
beberapa sumber atau narasi dikoroborasi harapan untuk mengadu nasib. Meski
atau dibandingkan. Misalnya, narasi kemalangan-kemalangan - karena iklim
menyoal perburuan di Priangan harus dan penyakit tropis - sempat menyapa
membandingkan sumber-sumber yang mereka, Priangan menjadi labuhan penting,
ditulis oleh Peter Boomgaard, Her di mana tiap pucuk-pucuk teh perlahan-
Suganda, dan roman yang ditulis Hella S. lahan mengubah hidup mereka.
Haasse. Hal ini dilakukan karena beberapa Kedatangan Willem van der Hucht ke Jawa
fakta seolah berdiri sendiri sebagai narasi membawa serta istri dan anak-anaknya,
tunggal tanpa ada hubungan kausalitas serta keluarga adik perempuannya,
dengan narasi lain. Selain itu, fakta soal Alexandrine Holle yang menikah dengan
venatoria- sebagai perkumpulan berburu Pieter Holle. Alexandrine dan Pieter Holle
yang banyak mencurahkan untuk juga membawa anak-anaknya, yakni Karel
pelestarian alam±hanya dinarasikan sedikit Frederick Holle, Adriaan Walraven Holle,
pada beberapa sumber. Meski cenderung Albert Holle, Herman Holle, Albertine
tidak lengkap, data tentang venatoria bisa Holle dan Caroline Holle. Rombongan ini
didapat dari memoar Margaretha (Marga) merupakan rombongan pertama yang
Cornelia Kerkhoven. merintis perkebunan teh di Priangan. Di
Tahap selanjutnya ialah tahun-tahun setelahnya, kerabat-kerabat
interpretasi terkait fakta-fakta tersebut. lain berdatangan untuk memperluas
Dalam hal in, dilakukan beberapa perkebunan dan lingkup jaringan keluarga
interpretasi imajinatif terhadap beberapa ini (Suganda, 2014: 18).
narasi. Interpretasi imajinatif ini mengacu Sebelum kedatangan van der
pada pembacaan roman Sang Juragan Teh Hucht dan kolega, Priangan telah menjadi
yang ditulis oleh Hella Haasse. Roman basis penanaman teh. Meski penanaman
yang ditulis berdasarkan arsip-arsip teh marak dilakukan setelah
keluarga Kerkhoven tersebut menceritakan diberlakukannya Agrarische Wet (Undang-
kehidupan Rudolf Kerkhoven beserta Undang Agraria) 1870, ide pembudidayaan
kerabatnya saat membuka dan mengelola teh di Jawa sudah ada sejak masa VOC
perkebunan di wilayah Priangan Selatan. (1728). Untuk itu, beberapa riset dan uji
Interpretasi ini diperkuat dengan coba pembudidayaan terus dilakukan.
kunjungan langsung ke beberapa J.I.L.L Jcobson - seorang pemerhati teh
perkebunan teh peninggalan mereka yang dari Nederlandsche Handelmaatshappij -
sekarang masih ada di Arjasari dan sejak 1827 mengkaji teh-teh dari Tiongkok
Malabar, Bandung Selatan. Hal ini untuk dibudidayakan di Jawa, hingga
dimaksudkan untuk memberikan imajinasi upaya ini menjadikan Priangan sebagai
terkait kehidupan Preangerplanters pada wilayah uji coba. Pada 1833, dilakukan
abad ke-19, dan juga secara khusus terkait percobaan budidaya di daerah Bandung.
latar pegunungan yang memunculkan Pada periode 1836-1845, didirikan kebun-
kebiasaan berburu satwa liar. Setelah kebun kecil di daerah Buitenzorg (Bogor).
tahapan interpretasi, dilakukan penulisan Pada 1841 didirikan pula kebun percobaan
fakta-fakta dalam suatu narasi yang di Wanayasa (wilayah Purwakarta
sistematis (historiografi). sekarang). Pada tahun yang sama, di
Priangan telah terdapat delapan
Sisi Lain Kehidupan Preangerplanters«(Budi Gustaman) 239

perkebunan teh, yakni Cikajang, semakin meningkat bahwa sebanyak 280


Jatinangor, Ciumbuleit, Parakansalak, perkebunan terdapat di Hindia Belanda;
Sinagar, Cisangkan (sekitar Garut), 247 di antaranya terdapat di Jawa dan 223
Cicurug, dan Rajamandala (Bernard, 1978: perkebunan berada di Jawa Barat
17-18). (Suganda, 2014: 12)
Kesulitan-kesulitan dalam Keadaan tanah dan iklim yang
pembudidayaan - berupa mahalnya biaya sesuai, merupakan faktor penting banyak
produksi disertai kualitas bibit teh yang didirikannya perkebunan di Priangan.
kurang baik - membuat pemerintah Hindia Selain itu, meningkatnya kuantitas
Belanda menyerahkan pengelolaan seluruh perkebunan tidak lepas dari semakin
perkebunan teh di Jawa dengan kontrak baiknya kualitas produk. Ch Bernard
selama 20 tahun kepada pihak swasta. (1978: 12) menyebutkan bahwa
Pada titik inilah kemudian keluarga van Perkebunan teh di Hindia Belanda
der Hucht dan keluarga Holle menyewa mencapai masa keemasannya sejak bibit
beberapa perkebunan di Priangan. Willem teh jenis Assam didatangkan dari Sri
van der Hucht melibatkan keponakan- Lanka (sejak 1877) menggantikan bibit
keponakannya, yakni Adriaan Walraven dari Tiongkok. Biji-biji serupa pun banyak
Holle yang mengelola perkebunan didatangkan dari India sejak 1878
Parakansalak (1862) serta Albert Holle di (Bernard, 1978: 12).
perkebunan Sinagar dan Cirohani (1863). Sebagai upaya untuk perbaikan
Selain kerabat keluarga van der Hucht, kualitas teh, para Preangerplanters
planters lain yang menyewa perkebunan di berinisiatif untuk melakukan kerja sama.
wilayah Priangan dan sekitarnya adalah Tuan-tuan kebun seperti Eduard Julius
Baron Baud di Ciumbuleuit, Cikembang, Kerkhoven (Perkebunan Sinagar), Albert
Carenang, Jatinangor, dan Cikajang (1863- Holle (Perkebunan Munjul), dan G. Mundt
1865), van der Sluijs menyewa sebagian (Perkebunan Parakansalak), mendirikan
wilayah Bagelen (wilayah Tanjungsari) perkumpulan bernama Vereeniging van
dan sebagian lagi disewa W. de Jong Landbouwondernemerste Soekaboemi pada
(wilayah Tambi dan Bekadah) pada 1865 1881 (kemudian berubah nama menjadi
(Bernard, 1978: 10). Soekaboemische Landbouw Vereeniging).
Kerabat lainnya Rudolph Albert Perkumpulan tersebut merupakan
Kerkhoven menyusul mendirikan perkumpulan para tuan kebun di wilayah
perkebunan Anjarsari (1869), kemudian Priangan Selatan. Ketua pertama
putra sulungnya, Rudolph Eduard perkumpulan ini adalah Albert Holle,
Kerkhoven mendirikan perkebunan didampingi sekretaris G. Mundt. Rapat
Malabar (1892) bersama sepupunya Karel pertama dilakukan pada 1882, yang
Albert Rudolf Bosscha (Bernard, 1978: dihadiri 23 orang. Jumlah anggota terus
10). bertambah seperti pada 1893 yang
Pemberlakuan Agrarische Wet berjumlah 68, serta pada 1906 yang
1870 mengubah regulasi dari hak sewa mencapai lebih dari 100 anggota. Masalah-
menjadi hak guna usaha selama 75 tahun. masalah yang dibicarakan dalam
Hal ini memberikan kebebasan seluas- perkumpulan ini antara lain terkait
luasnya untuk pengelolaan perkebunan. pemupukan dan pengolahan. Dibicarakan
Imbasnya, usaha perkebunan teh banyak pula riset-riset tentang peningkatan
didirikan. Pada 1902, tercatat bahwa kualitas produk, seperti mengangkat
terdapat sekitar 100 perkebunan teh di seorang asisten untuk meneliti budidaya
Hindia Belanda, dan 81 di antaranya teh di Laboratorium Pertanian Kebun Raya
terdapat di Priangan (Kunto, 1985: 27). Bogor (Bernard, 1978: 18-19).
Pada 1910, di Priangan telah mencapai 200 Upaya-upaya yang dilakukan
perkebunan (Bernard, 1978: 21). Data pada preangerplanters pun sejalan dengan
1936 memperlihatkan jumlah yang meningkatnya tingkat kesejahteraan
240 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 235 - 248

mereka. Menjelang pergantian abad, teh JXQXQJ´ NH Kota Bandung untuk berpesta
menjadi komoditi primadona, dengan pora dan bertemu sesama orang kaya di
tingginya produksi dan jumlah ekspor ke Gedung Societeit Concordia. Selain itu,
berbagai negara, seperti Belanda, Inggris, pacuan kuda yang sering diadakan di
Amerika, dan Australia (Kartodirdjo dan Bandung, menjadi ajang pamer
Djoko, 1991: 118). Laporan Ch. Bernard kemewahan. Keluarga Eduard Julius
PHQ\HEXWNDQ WHUMDGLQ\D NRQGLVL ³ERRP´ Kerkhoven bahkan memiliki puluhan ekor
menjelang 1910, dengan produksi total di kuda pacu untuk hiburan ini. Kebiasaan
tahun tersebut ialah sekitar 37 juta hkg. mengendarai mobil pun sudah terlihat
Imbasnya tentu total ekspor yang sejak awal abad ke-20 (Suganda, 2014: 47-
meningkat tajam. 49).
Kedermawanan para
Grafik 1. Nilai Ekspor Teh 1870-1930 (dalam prengerpanters pun turut berperan dalam
juta gulden) pembangunan fisik kota dan sumbangan di
bidang kemasyarakatan. Karel Albert
Rudolf Bosscha - yang sering dijuluki de
63620 theejonkers van de Preanger (Pangeran
59225
Kerajaan Teh dari Priangan) ± bersama
Eduard Kerkhoven banyak memberikan
sumbangan untuk kemanusiaan,
pendidikan, dan ilmu pengetahuan,
35218 khususnya di wilayah Priangan. Mereka
menjadi donatur terbesar dalam
membangun Lembaga Kanker di Bandung,
21543
pemberi dana rumah sakit di Bandung, dan
donatur pembangunan Panti Lepra di
Plantungan, Jawa Tengah. Selain itu,
4196 Bosscha menjadi pemberi dana untuk Bala
1738 1700 2246
Keselamatan (Leger des Heils), Lembaga
1870 1880 1890 1900 1913 1920 1925 1930 Buta (Blijden Instituut), Lembaga Bisu
Tuli (Doofstommen Instituur) serta donatur
Sumber: Data diolah dari tabel nilai ekspor dalam penyelenggaraan Bursa Tahunan
komoditas-komoditas ekspor Hindia Belanda. (Jaarbeurs) di Bandung, yang banyak
J.S. Furnivall, Hindia Belanda; Studi tentang mempromosikan berbagai produk dari
Ekonomi Majemuk, (Freedom Institute, 2009: Priangan, termasuk produksi perkebunan
356). dan pariwisata. Untuk ilmu pengetahuan,
Bosscha menjadi donatur dan penggagas
Grafik di atas merupakan salah pembangunan Technische Hoogeschool
satu ukuran kesejahteraan yang diukur dari (ITB), serta peneropongan bintang yang
uang ekspor yang masuk ke kas kolonial diberi nama Observatorium Bosscha
dan saku para tuan kebun. Jumlah (Suganda, 2014: 62-63; Kunto,1985: 29).
perkebunan di Priangan yang hampir Sebagai orang-orang yang hidup di
mencapai 90% dari jumlah keseluruhan wilayah perkebunan, kebiasaan mereka
perkebunan di Hindia Belanda, menjadi mereka pun berkaitan dengan alam. Hobi
tolak ukur terkait kesejahteraan para memelihara gajah merupakan kebiasaan
preangerplanters. Tentu bukan bualan mewah yang dilakukan Eduard Julius
VHPDWD DGDQ\D VHEXWDQ ³HPDV KLMDX´ XQWXN Kerkhoven (Suganda, 2014: 24). Selain itu,
menggambarkan kekayaan teh di Priangan. perburuan pun mencirikan kebiasaan
Status sebagai orang kaya bisa mewah tersebut, yakni terkadang
terlihat dari kebiasaan sehari-hari mereka. dilakukan seperti hajatan besar dengan
MDODP PLQJJX PHQMDGL DMDQJ ³WXUXQ diiringi puluhan bahkan ratusan orang
Sisi Lain Kehidupan Preangerplanters«(Budi Gustaman) 241

untuk menyambut tamu-tamu kehormatan. orang sehingga koran-koran kolonial


Pengaruh mereka pun selanjutnya terlihat menyebutkannya sebagai tiger plaag
dalam upaya pelestarian alam, sebagai (wabah harimau). Jumlah ini diperkirakan
penggagas dan pemberi donasi. mencapai setengah dari total korban jiwa
Secara umum, uraian di atas di Jawa pada tahun yang sama. Hal ini
memberi gambaran bagi eksistensi diamini oleh Jan Breman (2014: 217) yang
preangerplanters sebagai keluarga atau menyebutkan bahwa satwa liar menjadi
kelompok orang kaya (baru) yang salah satu faktor pembunuh yang besar
memiliki pengaruh di Priangan. Status terhadap para pekerja yang membuka
sosial mereka secara langsung maupun perkebunan kopi di pegunungan Priangan.
tidak langsung memunculkan kebiasaan- Alasan proteksi diri ini menjadi
kebiasaan mewah, diantaranya kebiasaan dasar bagi para tuan kebun untuk memiliki
memelihara satwa liar dan berburu. keahlian berburu. Rudolf Kerkhoven
Berburu sejatinya merupakan kebiasaan dalam suatu kesempatan pernah memimpin
yang sering pula dilakukan para perburuan seekor macan tutul di wilayah
bangsawan di Eropa, meski alasan proteksi perkebunannya karena telah menyerang
diri dan proteksi tanaman perkebunan seorang laki-laki di Kampung Babakan.
merupakan alasan utama bagi munculnya Rudolf - yang sering ikut beberapa kali
kebiasaan berburu. perburuan harimau bersama Albert Holle ±
menyusuri jejak macan tutul tersebut
2. Perburuan dan Konservasi: dari bersama orang-orang Gambung. Rudolf
Layak Membunuh hingga berhasil menembak macan tutul tersebut
Membunuh yang Layak hingga mati. Dengan penuh sorak
kegembiraan, macan tutul tersebut
³.XVDUDQNDQ DJDU NDX VHVHJHUD
diangkut menggunakan bilah bambu dan
mungkin berlatih [menggunakan
menjadi perhatian orang-orang di
senapan]. Kau perlu menjadi
sepanjang perjalanan (Haase, 2015: 169-
penembak yang jitu jika tinggal di
171).
pegunungan dengan dikelilingi
Selain sebagai upaya
hutan. Lagi pula, terkadang ada
meminimalisir serangan satwa liar,
macan kumbang atau babi hutan
perburuan pun merupakan rekreasi para
yang menyasar ke kebun, bahkan
pembesar di Jawa, termasuk di Priangan.1
kadang berkeliaran mencari mangsa
di sekitar rumah. Dan wibawamu
1
sebagian besar tergantung dari Sumber tertulis tertua tentang perburuan ±
caramu menggunakan senapan laras yakni Negarakertagama ± menyebutkan bahwa
SDQMDQJ ´ +DDVVH -115). perburuan telah dilakukan sejak masa Kerajaan
Majapahit abad ke-14. Raja Rajasanagara
(Hayam Wuruk) melakukan perburuan di hutan
Dalam kutipan di atas, Hella Nandaka pada tahun 1360 Masehi. Kebiasaan
Haasse (2015: 114-115) menggambarkan ini terus berlanjut hingga masa Kerajaan
betapa keahlian berburu menjadi semacam Mataram. Perburuan yang dilakukan Raja
keharusan tatkala hidup di lingkungan Mataram pernah dilaporkan de Graaf bahwa
yang berdampingan dengan habitat satwa raja-raja Mataram pada abad ke-17 telah
liar. Pegunungan Priangan sejatinya memiliki taman berburu di wilayahnya yang
merupakan habitat satwa liar, seperti dinamakan krapyak. Perkembangan kekuasaan
harimau, badak, banteng, dan babi. di Jawa - dengan menyebarnya kekuasaan dari
Bahkan, Peter Boomgaard (2001: 83-84) keraton ke kabupaten - berpengaruh pula
terhadap kebiasaan berburu. Perburuan pun
memasukkan Priangan sebagai salah satu
dalam perkembangannya menjadi kebiasaan
tiger nest (sarang harimau) di Pulau Jawa. para bupati, sebagai salah satu bentuk
Data pemangsaan oleh harimau di pengadopsian kebiasaan mewah raja. Tentunya
Priangan sangatlah besar. Pada 1855, perubahan tidak hanya terjadi pada
korban jiwa oleh harimau mencapai 147 berpindahnya subjek dan tempat, juga
242 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 235 - 248

Perburuan di Priangan sering dilakukan kebiasaan di Inggris pada abad ke-19. Di


para bupati. Adapun satwa liar yang sering Inggris, banyak anak muda yang memiliki
diburu ialah rusa. Setiap bupati memiliki kemampuan berburu. Kemampuan berburu
kebiasaan khusus saat berburu. Bupati menjadi semacam prasyarat untuk menguji
Bandung biasanya membawa rombongan kelayakan dalam keikutsertaan melakukan
dengan beberapa orang yang membawa ekspansi ke Amerika Utara, Asia, dan
kuda, kursi, sirih, tembakau, cerutu, dan Afrika.Pada akhir abad ke-19, pegawai
pembawa senapan serta mesiu. Biasanya administrasi kolonial di Inggris dipenuhi
para pemburu seperti bupati dan kerabat- orang-orang yang gemar berburu (Jepson
kerabatnya menembaki satwa buruan dari & Robert, 2002: 132).
sebuah panggung, di mana sebelumnya, Orang Eropa di Hindia secara
satwa-satwa tersebut digiring ke dalam berangsur-angsur memaknai perburuan
lapangan yang dikelilingi pagar. Bupati sebagai hiburan. Terkait hal ini, kebiasaan
Bandung biasanya berburu macan dan rusa berburu untuk rekreasi telah dilakukan
di daerah perburuan yang disebut tegal pada sekitar 1800 ketika seorang
mantri. Sementara itu, Bupati Ciamis, bangsawan Belanda bernama J.F. van
R.A.A. Kusumadiningrat sering berburu Reede tot de Parkeler - yang menjabat
beramai-ramai dengan banyak penduduk, sebagai Gubernur Pantai Utara Jawa -
sedangkan Bupati Wiratanubaya berburu memiliki kebiasaan berburu. Namun,
dengan diikuti 60 orang pengiring kebiasaan itu terhenti seiring
termasuk wanita yang bertugas memasak diberhentikannya van Reede tahun
hasil buruan. Dalam perburuannya, bupati 1801.Banyak dibukanya perkebunan sejak
menempati sebuah panggung, kemudian 1830 ± termasuk momen dibukanya
sekelompok pemburu disuruh mengepung perkebunan untuk swasta pada 1870 -
satwa buruan disertai anjing-anjing menjadi masa di mana banyak orang Eropa
pemburu. Tongtong yang terbuat dari berdatangan dari berbagai kalangan.
bambu dipukul beramai-ramai, diiringi Perburuan pun mulai dilakukan oleh
sorak-sorai para pengiring. Bupati orang-orang Eropa dari kalangan umum,
biasanya hanya menyaksikan dari termasuk para pemilik perkebunan
panggung. Hal berbeda ditunjukkan bupati (Boomgaard, 1999: 259).
Garut dalam perburuannya, yang sering Sangat wajar jika kebiasaan
membawa salah seorang istrinya dalam berburu tumbuh di wilayah perkebunan.
berburu. Ketika menak bawahannya Para planters memang begitu dekat dengan
berburu, bupati santai saja dengan istrinya alam karena tinggal di daerah pegunungan.
(Lubis, 1998: 248-249). Pada abad ke-17, Interaksi dengan satwa liar begitu besar
para menak memiliki lima lokasi berburu tatkala mereka mengenal satwa-satwa
yang masing-masing luasnya 12.000 ha perusak perkebunan yang harus dibunuh.
(Boomgaard, 1999: 194). Terlebih, alam pegunungan Priangan
Pada dasarnya, perburuan sebagai banyak dihuni satwa liar yang mengancam.
hiburan bukan hanya dilakukan oleh Babi dan badak adalah satwa-satwa yang
bangsawan di Jawa, tetapi juga bangsawan kerap kali merusak ladang perkebunan.
di Eropa. Namun, terjadi pergeseran cara Koran Het Nieuws van den Dag 26
pandang bahwa berburu pun dalam September 1902 misalnya memberitakan
perkembangannya tidak harus selalu kerusakan perkebunan di Darmaraja,
dilakukan oleh kalangan berdarah biru. Hal Kabupaten Sumedang karena serangan
ini pada dasarnya dipengaruhi pergeseran babi. Badak pun demikian. Seorang
Pemburu bernama J.C. Brasser
menyebutkan bahwa badak termasuk satwa
karakteristik perburuan itu sendiri, seperti yang merusak secara tidak terduga dan
perlengkapan dan proses berburu (Riana, 2009: apabila panik terkadang suka menyerang
41); (de Graaf, 1990: 128); (Boomgaard, 1997: (Brasser, 1925: 79).
194).
Sisi Lain Kehidupan Preangerplanters«(Budi Gustaman) 243

Selain alasan tersebut, perburuan perburuan yang dilakukan para bangsawan


juga ditujukan untuk rekreasi. Adriaan pribumi (Boomgaard, 1997: 196). Hella S.
Rudolf Kerkhoven menjadi sosok Haasse memaparkan bagaimana Eduard
preangerplanters yang memiliki hobi Julius Kerkhoven menjelaskan tentang cara
berburu. Kesukaannya terhadap berburu perburuan yang dilakukan para menak.
terlihat dari kamar kerjanya yang penuh
³$NX SHUQDK LNXW EHUEXUX GHQJDQ
dengan tengkorak dan kepala satwa yang
beberapa pembesar pribumi... Babi-
diawetkan (Kunto, 1986: 606). Koleksi
babi hutan dilepas di dalam areal yang
tropenmuseum memperlihatkan potret
dipagari, lalu mereka menembak dari
Adriaan sedang berburu banteng di
belakang para-para. Dan apabila
Cikepuh, Sukabumi.
mereka benar-benar masuk ke dalam
hutan rimba... maka pengejaran
dimulai tanpa sedikit pun rencana
ataupun strategi. Tentu saja sesuatu
harus dilakukan untuk melindungi
penduduk dari binatang-binatang
SHPDQJVD ´ +DDVVH
Suatu contoh adopsi cara
perburuan tersebut terlihat pada 1916 di
wilayah perkebunan kina Ciater,
Sumberbarang, Subang. Struby, seorang
Gambar 1. Adriaan Kerkhoven Berburu administratur perkebunan, mengundang
Banteng di Cikepuh, Sukabuni
orang-orang Belanda dan Inggris dari
Sumber: Collectie Tropenmuseum ³$ 5 :
Kerkhoven met een door hem tijdens een
Batavia untuk berburu banteng di wilayah
MDFKWSDUWLM JHVFKRWHQ EDQWHQJ VWLHU7MLNHSRHK´ perkebunannya. Perburuan ini diabadikan
http://commons.wikimedia.org/, diakses 8 dalam sebuah foto sebagai berikut.
April 2015

Kebiasaannya Adriaan diturunkan


dari ayahnya, Eduard Julius Kerkhoven
yang juga memiliki hobi berburu
(Suganda, 2014: 21). Hobi Eduard ini
tercermin dari ruang perapian rumahnya
yang sangat kental dengan perburuan. Di
sana terpajang tanduk rusa, kepala dan
kulit satwa-satwa eksotis, kulit macan tutul
sebagai alas lantai di depan perapian, dan
buaya awetan yang dijadikan bangku Gambar 2. Perburuan di Ciater, Subang
sandaran kaki (Haasse, 2015: 47). Sumber: Carli, P.G dalam ³'H 5HIOHNWRU´
Dalam beberapa kasus, para Geillustreerd Weekblad voor Ned-Indie, 15 Juli
preangerplanters sering berburu bersama 1916, hlm.,850.
menak Priangan. Preangerplanters yang Perburuan tersebut terlihat meriah
memiliki jaringan yang kuat dengan karena melibatkan 300 orang pribumi serta
aristokrasi atau bangsawan lokal sering ditambah dengan dibuatnya 17 panggung.
menghabiskan waktu dengan berburu Saat proses berburu, para pribumi beramai-
bersama. Keluarga Holle merupakan salah ramai memukul kentongan bambu yang
satu keluarga preangerplanters sering ditujukan agar banteng dan satwa liar
melakukan perburuan bersama dengan lainnya muncul. Setelah banteng dan satwa
bupati Bandung (Lubis, 1998: 248). liar lainnya bermunculan, para pemburu
Mereka pun sering mengadopsi cara-cara yang terdiri dari orang Eropa dan pribumi
244 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 235 - 248

tersebut mulai menembaki satwa liar (Stichting Indisch Thee- en Familiearchief


(Carli, 1916: 849-850). Begitu terasa Van der Hucht c.s., t.t: 89). Pada Oktober
kentalnya makna rekreasi dalam foto di 1939, beberapa koran seperti De Indische
atas. Berburu menjadi semacam hajatan Courant dan Bataviaasch Nieuwsblad
besar.Terkait hal ini, Eduard Julius memberitakan kecelakaan berburu yang
Kerkhoven juga sering memfasilitasi tamu- dialami Muhlnickel. Diberitakan bahwa
tamu yang akan berburu di wilayah Garut pada saat berburu bersama Kerkhoven di
atau Cianjur (Boomgaard, 1997: 849-850). Jampang Kulon (Sukabumi), seekor
Eduard Julius Kerkhoven yang banteng yang ditembak kemudian
tidak suka terhadap tata cara perburuan ini menyeruduk Muhlnickel hingga tewas. Ia
- yang dianggapnya sebagai pembantaian kemudian dimakamkan di Sukabumi.
yang diorganisasi ± memiliki keinginan Muhlknickel cukup loyal kepada venatoria
untuk menyewa atau membeli sebidang karena telah mengabdi selama lebih dari 20
tanah di pantai selatan, sebuah alam liar tahun (De Indische Courant, 21 Oktober
dengan hutan dan gunung-gunung sebagai 1939); (Bataviaasch Nieuwsblad, 19
kawasan konservasi bagi satwa-satwa liar Oktober 1939).
di mana aturan-aturan berburu diterapkan Venatoria sejatinya tidak hanya
sebagaimana mestinya (Haasse, 2015: membunuh satwa liar untuk kesenangan
115). semata, tetapi juga memperhatikan unsur-
Keinginan ini kemudian unsur kelestariannya. Perkumpulan ini
dicurahkan dengan pendirian perkumpulan telah meletakkan dasar-dasar konservasi
berburu bernama venatoria pada 1898 oleh satwa liar, di mana mereka telah mengubah
Rudolf Eduard Kerkhoven dan Adriaan hutan di Priangan Selatan menjadi hutan
Kerkhoven. Venatoria memiliki wilayah lindung, Selain itu, bersama Wilhelm
perburuan khusus di Cikepuh. Tidak Mundt ± administrator perkebunan Parakan
diketahui secara pasti alasan pemilihan Salak Sukabumi - Adriaan Kerkhoven
Cikepuh sebagai wilayah berburu. Alasan melalui venatoria menjadi pengawas
yang cukup rasional adalah dekatnya perburuan liar di Priangan (Kunto, 1986:
wilayah Cikepuh dengan wilayah 606).
perkebunan, serta masih banyaknya satwa- Penetapan hutan Cikepuh menjadi
satwa liar seperti banteng dan rusa di hutan lindung menimbulkan permasalahan
kawasan hutan Cikepuh. Pola pelestarian tersendiri, seperti permasalahan dengan
serupa sejatinya telah dilakukan di penduduk sekitar yang seringkali
Amerika Serikat pada 1887. Theodore menebang pohon serta berburu rusa dan
Roosevelt - sebagai seorang yang hobi banteng di kawasan tersebut. Setelah
berburu - menyuarakan kebijakan wilayah Cikepuh diberi hak sewa di bawah
konservasi yang isinya menyebutkan pengelolaan venatoria, penebangan pohon
bahwa kebiasaan berburu harus ditujukan harus dikenakan izin dan juga dikenakan
untuk pelestarian serta harus ditetapkan pembayaran. Mereka pun tidak dizinkan
wilayah berburu yang luas. Ide tersebut melakukan perluasan halaman rumah
melahirkan perkumpulan berburu bernama merambah kawasan hutan (Stichting
Boone & Crockett Club (Jepson & Robert, Indisch Thee- en Familiearchief Van der
2002: 133-134). Tidak diketahui hubungan Hucht c.s., t.t: 90).
diantara keduanya. Pendirian venatoria ini memang
Sebagai wilayah berburu, di menjadi cikal bakal gagasan konservasi
Cikepuh dibangun pondok khusus untuk satwa liar, khususnya di wilayah Priangan.
berburu. Setiap perburuan diawasi oleh Akhir abad ke-19 ± sebagai masa lahirnya
anggota venatoria yang tugasnya menjadi venatoria ± diwarnai dengan protes
pengawas perburuan. Seorang internasional terkait isu kepunahan
jachtopziener atau pengawas perkebunan cenderawasih sebagai spesies khas wilayah
yang dikenal bernama Muhlnickel timur Nusantara, serta isu kerusakan alam
Sisi Lain Kehidupan Preangerplanters«(Budi Gustaman) 245

secara umum. Isu-isu ini menginisiasi para PHQXOLV RSLQL EHUMXGXO ³-DJHUV HQ :LOG´
konservasionis seperti Dr. Sijfert Hendrik (Pemburu dan Keliaran) pada koran De
Koorders untuk mendirikan Nederlandsch Preanger Bode edisi 29 Desember 1914. Ia
Indische Vereeniging tot mengklarifikasi beberapa pernyataan
Natuurbescherming (Perkumpulan dalam berita itu yang menurutnya tidak
Pelestarian Alam Hindia Belanda) pada 22 sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Juli 1912 (Jaarverslag van Nederlandsch Penurunan populasi banteng di Cikepuh
Indische Vereeniging tot bukan disebabkan maraknya perburuan
Natuurbescherming 1917-1919). K. A. R. (yang difasilitasi venatoria). Ada beberapa
Bosscha termasuk anggota dan donatur alasan yang ia sampaikan. Pertama, para
perkumpulan ini. anggota venatoria jarang sekali datang ke
Langkah awal perkumpulan ini Cikepuh dan tidak pernah melakukan
ialah membuat usulan-usulan kepada perburuan. Kedua, hanya sedikit banteng
pemerintah kolonial terkait pembuatan yang diburu tiap tahunnya; rinciannya 2
monumen alam (cagar alam). Dalam ekor banteng yang ditembak pada 1913
laporan Nederlandsch Indische dan 1 ekor banteng pada 1914. Selain itu,
Vereeniging tot Natuurbescherming tahun perburuan terhadap banteng betina
1912-1913, venatoria disebutkan sebagai dilarang. Ketiga, perburuan banteng
perkumpulan yang memiliki hak pakai umumnya dilakukan di luar wilayah
terhadap wilayah Cikepuh, dengan berburu (hutan Cikepuh) dan dilakukan
landasan-landasan pelestarian alam. Di oleh orang-orang Pribumi. Para pribumi
wilayah ini, venatoria berperan dalam juga begitu berperan dalam perburuan kulit
melestarikan banteng (Bos Sondaicus). Di badak yang memiliki harga sekitar 150
bawah pengelolaan venatoria, jumlah hingga 200 gulden serta cula badak yang
banteng di wilayah ini meningkat dari 150 dihargai 150 hingga 400 gulden. Jumlah
pada 1899, menjadi 700 di 1906 badak yang diburu pun lebih dari seratus,
(Boomgaard, 1999: 261). Selain itu, jumlah yang tidak ada artinya jika
venatoria pun mencurahkan perhatiannya dibandingkan dengan perburuan yang
pada pengawasan kawasan hutan di Ujung dilakukan orang Eropa. Keempat,
Kulon (Eeerste Jaarverslag van perburuan yang terjadi disebabkan tidak
Nederlandsch Indische Vereeniging tot efektifnya pelaksanaan undang-undang
Natuurbescherming 1912-1913). perburuan. Hal ini karena para pegawai
Meski venatoria mengawasi kolonial terlalu sibuk dan para polisi
perburuan di wilayah Cikepuh, kurang memadai untuk mengawasi
perkembangan selanjutnya jalannya regulasi perburuan (Kerkhoven,
memperlihatkan adanya penurunan jumlah De Preanger Bode, 29 Desember 1914).
spesies satwa liar, khususnya banteng. Sejatinya regulasi perburuan telah
Menurut laporan yang dimuat pada koran diberlakukan pada 1909 dengan
De Preanger Bode 8 Desember 1914, ditetapkannya Undang-Undang
banteng dan badak adalah dua satwa liar Perlindungan Mamalia dan Burung Liar
yang terancam punah. Menurut para (Ordonantie tot Bescherming van sommige
pengamat, populasi banteng di wilayah in het levende Zoogdieren en Vogels).
hutan Cikepuh telah menurun. Meski Dalam regulasi tersebut, banteng dan
venatoria menerapkan hukum konservasi badak adalah dua satwa liar yang
di wilayah itu, tetapi ada banyak perburuan dilindungi. Pengawasan regulasi ini
banteng yang dilakukan - terlebih dilakukan oleh pegawai Boshwezen atau
perambahan hutan di Sukabumi yang terus Jawatan Kehutanan (Staatsblad van
meningkat (De Preanger Bode, 8 Nederlandsch-Indie 1910 No. 594).
Desember 1914). Terkait regulasi itu, Kerkhoven
Berita tersebut ditanggapi menyebutkan bahwa hanya inisiatif pribadi
langsung oleh Adriaan Kerkhoven yang dari para pejabat pengawas perburuan
246 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 235 - 248

sendiri (khususnya yang mencintai


perburuan sebagai olahraga) yang benar-
benar sanggup untuk melindungi
kehidupan satwa liar. Kerkhoven pun
membandingkan dengan pelaksanaan
regulasi perburuan di Sri Lanka yang
berada di bawah kekuasaan Inggris.
Menurut pengamatannya selama di Sri
Lanka, orang-orang Inggris menerapkan
prinsip berburu sebagai sport atau olahraga
yang memiliki aturan-aturan tertentu.
Perburuan pun ditujukan untuk alasan-
alasan konservasi, yakni dengan Gambar 3. Logo Perkumpulan Pelestarian
melakukan pengawasan ketat terhadap Alam Hindia Belanda
lisensi perburuan. Selain itu, ada pula 6XPEHU 5REHUW &ULEE ³%LUG RI 3DUDGLVH DQG
pembatasan perdagangan daging kering Environmental Politics in Colonial Indonesia,
atau dendeng. Seorang penduduk pribumi 1890- ´ 3HWHU %RRPJDDUG Paper
yang memiliki lebih dari 14 pound (sekitar Landscape: Exploitations in The
6 kg) daging satwa buruan kering akan Environmental History of Indonesia, (Leiden:
KITLV Press, 1997), hlm., 266.
dihukum. Kerkhoven menambahkan
bahwa pengawasan dilakukan secara
Perkumpulan yang didirikan pada
khusus pada penetapan tempat dan waktu
berkembang biaknya satwa liar. Artinya, 1912 tersebut banyak mengusulkan
seseorang akan diberi izin berburu di luar dibentuknya cagar alam sebagai kawasan
perlindungan satwa liar dan spesimen alam
waktu dan tempat satwa liar berkembang
lainnya. Melalui S.H. Koorders sebagai
biak. Kaidah pelestarian tersebut berlaku
pula pada industri perikanan. Para ketua serta adanya tekanan dari dunia
pemancing lah yang justru mencegah internasional, membuat pemerintah
kolonial menetapkan Natuurmonumenten
eksploitasi ikan di sungai dan danau.
Ordonantie 1916 (Ordonansi
Bahkan, dengan biaya besar menjaga
peternakan ikan tetap hidup serta Monumen/Cagar Alam 1916) (Staatsblad
memastikan di sungai-sungai dihuni ikan- van Nederlandsch Indie 1916 No. 276).
Hingga 1925, telah ditetapkan
ikan berusia muda. Dalam hal ini,
sekitar 70 cagar alam di lebih dari 10
Kerkhoven menyatakan bahwa pemburu
yang bijak lah yang sebenarnya menjadi keresidenan di Hindia Belanda. Wilayah
³WHPDQ WHUEDLN´ NHKLGXSDQ VDWZD OLDU hutan Cikepuh yang dikelola venatoria
masuk ke dalam kawasan konservasi Cagar
(Kerkhoven, De Preanger Bode, 29
Alam Cibanteng dan Cimungkat - yang
Desember 1914).
Perkembangan selanjutnya resmi ditetapkan sebagai kawasan
memperlihatkan kampanye-kampanye perlindungan sejak 1919 (Verslag
Nederlandsch Indische Vereeniging tot
pelestarian satwa liar yang dilakukan oleh
Natuurbescherming, 1933-1934:67).
Nederlandsch Indische Vereeniging tot
Natuurbescherming (Perkumpulan
D. PENUTUP
pelestarian alam Hindia Belanda).
Munculnya gagasan konservasi
alam dari perkebunan Priangan didasarkan
pada kebiasaan yang unik. Kebiasaan yang
justru berbanding terbalik dengan makna
pelestarian, yakni perburuan. Ide
pelestarian ini berbeda dengan ide yang
muncul dari Buitenzorg (Bogor), yang
notabene menjadi pusat penelitian botani
Sisi Lain Kehidupan Preangerplanters«(Budi Gustaman) 247

secara saintifik dan birokratik. dengan melobi pemerintah kolonial dan


Kemunculan ide pelestarian di Priangan juga konservasionis dunia. Uniknya,
adalah konsekuensi lanjutan dari hobi perburuan untuk pelestarian yang
berburu. Perburuan yang dilakukan tanpa dipraktekkan venatoria, kemudian
mengindahkan aspek-aspek pelestarian diterapkan di Hindia Belanda melalui
diyakini justru akan menggerus kuantitas Undang-Undang Perburuan 1924.
satwa liar di alam. Jika hal itu terjadi, Meski masih banyak yang bisa
maka hobi berburu pun harus dibatasi, dipertanyakan dan digali dari penelitian
bahkan dihentikan. Selain itu, cara berburu ini, setidaknya tulisan ini memberikan
seringkali dilakukan secara brutal serta pengetahuan baru mengenai sisi lain
tanpa mengindahkan keselamatan kehidupan preangerplanters. Narasi
pemburu. Hal-hal tersebut menjadi tentang mereka bukan hanya identik
penilaian dari Keluarga Kerkhoven yang dengan perkebunan teh, orang-orang kaya
mendasari keinginannya untuk memiliki di pegunungan, ataupun filantrop yang
wilayah berburu khusus di Cikepuh dengan banyak menyumbang bagi pembangungan
pengelolaan di bawah perkumpulan fisik dan non fisik di wilayah Priangan.
venatoria. Mereka pun bisa dinarasikan sebagai salah
Berburu untuk tujuan konservasi satu penggagas perlindungan alam di
yang dilakukan di Priangan adalah Indonesia, meski dalam skala kecil.
miniatur dari apa yang dilakukan apa yang
dilakukan Theodore Roosevelt di Amerika UCAPAN TERIMA KASIH
Serikat pada 1887. Pendirian perkumpulan Ucapan terima kasih ditujukan
berburu bernama Boone & Crockett Club kepada PPSI (Perkumpulan Prodi Sejarah
di Amerika Serikat adalah semacam Seluruh Indonesia) yang menjadi forum
pendirian venatoria di Priangan. dalam penyampaian tulisan ini pada
Pembuatan kawasan konservasi Seminar Sejarah Lokal PPSI (Perkumpulan
Yellowstone National Park di Amerika, Prodi Sejarah Seluruh Indonesia) di
adalah cerminan pembuatan kawasan Universitas Indonesia pada 12 November
konservasi Cikepuh. Secara umum, 2016. Tentu apresiasi juga ditujukan untuk
keduanya memiliki pola yang sama. Peter Boomgaard, yang karyanya tentang
Namun demikian, tidak diketahui sejarah lingkungan banyak memberikan
pengadopsian konsepsi tersebut oleh para inspirasi. Untuk itu lah, tulisan ini
preangerplanters. Simpulan yang bisa dipresentasikan lagi dalam Immemorial
diungkapkan ialah konservasi alam Peter Boomgaard di Universitas Gadjah
berbasis perburuan bisa muncul karena Mada pada 16 Februari 2017.
adanya kedekatan, kecintaan, serta
kepedulian terhadap alam dan berbagai DAFTAR SUMBER
spesies yang ada di dalamnya. Kelangkaan 1.Arsip
bahkan kepunahan satwa-satwa liar Jaarverslag van Nederlandsch Indische
dianggap sebagai bencana. Vereeniging tot Natuurbescherming
Priangan adalah wajah kecil dari 1912-1913.
upaya konservasi awal di Indonesia. Jika
Jaarverslag van Nederlandsch Indische
mengacu pada tahun pendirian venatoria
Vereeniging tot Natuurbescherming
(1898), gagasan yang dilakukan lebih awal 1917-1919.
dibandingkan dengan para konservasionis
dari Buitenzorg, yang mendirikan Staatsblad van Nederlandsch-Indie 1910 No.
Perkumpulan Pelestarian Alam Hindia 594.
Belanda pada 1912. Meski demikian, Staatsblad van Nederlandsch Indie 1916 No.
venatoria hanya bergerak dalam lingkup 276.
lokal, sedangkan para konservasionis Verslag Nederlandsch Indische Vereeniging tot
Buitenzorg bergerak secara nasional Natuurbescherming 1933-1934.
248 Patanjala Vol. 11 No. 2 Juni 2019: 235 - 248

2. Buku Kajian Sosial Ekonomi.Yogyakarta:


Bernard, Ch. 1978. Aditya Media.
³6HMDUDK %XGiGD\D 7HK GL ,QGRQHVLD´ Kunto, Haryoto. 1985.
dalam Sejarah Perusahaan-Perusahaan Wajah Bandoeng Tempo Doeloe.
Teh di Indonesia 1824-1924. Bandung: Bandung: Granesia.
Balai Penelitian Teh dan Kina.
____________. 1986.
______________. 1999. Semerbak Bunga di Bandung Raya.
Oriental Nature its Friends and its Bandung: Granesia.
Enemies: Conservation of Nature in
Late Colonial Indonesia 1889-1949. Lubis, Nina H. 1998.
Leiden: KITLV. Kehidupan Kaum Menak Priangan
1800-1942. Bandung: Pusat Informasi
______________.2001. Kebudayaan Sunda.
Frontiers of Fear Tigers and People in
The Malay World 1600-1950. New Riana, I Ketut. 2009.
Heaven & London: Yale University Kakawin Desa Wannana Uthawi
Press. Nagara Krtagama; Masa Keemasan
Majapahit. Jakarta: Kompas.
Brasser, J. C. 1925.
Jacht op Groot Wild in Nederlandsch Stichting Indisch Thee- en Familiearchief Van
Oost-Indie. Bandoeng:Zutphen-W. J. der Hucht c.s. (t.t).
Thieme & Cie. De Thee van Negla; Herinneringen van
Marga C. Kerkhoven. (Renkum:
Breman, Jan. 2014. Enschede).
Keuntungan Kolonial dari Kerja Paksa;
Sistem Priangan dari Tanam Paksa Suganda, Her.2014.
Kopi di Jawa, 1720-1870. Jakarta: Kisah Para Preanger Planters. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Kompas.

Cribb, Robert. 1997. 3. Surat Kabar dan Majalah


³%LUG RI 3DUDGLVH DQG (QYLURQPHQWDO Bataviaasch Nieuwsblad.
Politics in Colonial Indonesia, 1890- ³'RRGHOLMN -DFKWRQJHOXN´. 19 Oktober
´ 3HWHU %RRPJDDUG Paper 1939.
Landscape: Exploitations in The
Environmental History of Indonesia. Carli, P.G. ³'H 5HIOHNWRU´ *HLOOXVWUHHUG
Leiden: KITLV Press. Weekblad voor Ned-Indie. 15 Juli 1916,
hlm.,850.
Furnivall, J.S. 2009.
Hindia Belanda; Studi tentang Ekonomi De Indische Courant. ³'RRGHOLMN Jachtongeluk
Majemuk. Jakarta: Freedom Institute. in Djampang Koelon", 21 Oktober
1939.
De Graaf. 1990.
Puncak Kekuasaan Mataram: Politik De Preanger Bode. ³-DFKWHUUHLQHQ HQ
Sultan Agung. Jakarta: Grafiti Pers. YHUPLQGHULQJ YDQ GLHUVRRUWHQ´
Desember 1914.
Haasse, Hella. 2015. Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-
Sang Juragan Teh. Jakarta: Gramedia Indie. ³:LOGH YDUNHQV´ 6HSWHPEHU
Pustaka Utama. 1902.
Jepson, Paul & Robert Whittaker. 2002. Kerkhoven, A.R.W. De Preanger Bode,
Histories of Protected Areas: ³-DJHUV HQ :LOG´ 'HVHPEHU .
Internationalisation of Conservationist 4. Website
Values and their Adoption in the
Netherlands Indies (Indonesia). Collectie Tropenmuseum ³$ 5 : .HUNKRYHQ
Cambridge: The White Horse Press. met een door hem tijdens een jachtpartij
JHVFKRWHQ EDQWHQJ VWLHU7MLNHSRHK´
Kartodirdjo, Sartono & Djoko Suryo. 1991. http://commons.wikimedia.org/, diakses
Sejarah Perkebunan di Indonesia; 8 April 2015.

Anda mungkin juga menyukai