Disusun Oleh :
Zahra 2107792
BANDUNG 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan ridho-Nya kami selaku tim penulis bisa menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Nilai, Fungsi dan Subjektivitas Sejarah” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dituliskannya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ibu Dr. Murdiyah Winarti, M.Hum pada mata kuliah Pengantar Ilmu
Sejarah, Program studi Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Indonesia.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Nilai, Fungsi,
dan Subjektivitas Sejarah bagi para pembaca, begitupun kami selaku penulis.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan untuk
perbaikan penulisan makalah ini, dan menjadi tolak ukur perbaikan makalah ke
depannya.
Bandung,
TIM
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
3.1 Kesimpulan................................................................................................17
3.2 Saran...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan khusus pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah pengantar ilmu sejarah sedangkan tujuan umumnya untuk memehami
dan mendeskripsikan mengenai nilai, fungsi, dan subjektivitas sejarah meliputi
pengertian dan keterkaitan nilai dan fungsi terhadap subjektivitas sejarah.
1
BAB II PEMBAHASAN
1. Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto menganggap bahwa pengertian nilai adalah suatu
konsep abstrak yang terdapat pada manusia, hal itu disebabkan atas nilai
yang menurutnya baik ataupun jelek sekalipun. Apabila nilai baik pasti
menggambarkan kepribadian yang baik, sedangkan nilai buruk akan
memunculkan sifat jelek yang kurang disenangi oleh beberapa kelompok.
Akibatnya akan menimbulkan masalah baru yang berujung konflik.
2. Wood
Pengertian nilai menurut Wood adalah suatu petunjuk dimana kejadiannya
berlangsung cukup lama. Dari petunjuk ini, kehidupan seseorang bisa
terarahkan hingga mempunyai sifat kepuasan tersendiri. Itu sebabnya
Wood mampu membagi nilai dalam dua hal, yaitu nilai baik dan juga nilai
jelek.
3. Simanjuntak
Simanjuntak menyatakan bahwa nilai adalah sekumpulan pemikiran
seseorang atas perilaku yang bersifat baik dan buruk. Perilaku tersebut
disebabkan adanya tradisi yang dianut oleh masyarakat itu sendiri dan
selalu dijalankan secara terus menerus.
4. Karel J.Veeger
Pakar Sosiologi Karel J.Veeger mengemukakan nilai sebagai kriteria
seseorang kepada orang lain yang bergantung dari perbuatan dilakukan.
Nilai sekaligus dijadikan simbol utama atas perilaku yang dimiliki
seseorang.
5. Koentjaraningrat
Koentjaraningrat mengartikan nilai sebagai bentuk tradisi yang ada di
kehidupan masyarakat. Tradisi ini bisa berubah tergantung dari persepsi
2
orang lain. Apabila dipandang baik, maka semakin baik pula nilai tradisi
yang dianut, begitupun sebaliknya.
3
Bentuk Nilai-Nilai Sejarah
1) Artefak
Artefak atau artifact merupakan benda arkeologi atau peningalan benda-
benda bersejarah, yaitu semua benda yang dibuat atau dimodifikasi oleh
manusia
yang dapat dipindahkan. Contoh artefak adalah alat-alat batu, logam dan
tulang,
gerabah, prasasti lempeng dan kertas, senjata-senjata logam (anak panah,
mata
panah), terracotta dan tanduk binatang. Artefak dalam arkeologi
mengandung
pengertian benda (atau bahan alam) yang jelas dibuat oleh (tangan)
manusia atau
jelas menampakkan (observable) adanya jejak-jejak buatan manusia
padanya
(bukan benda alamiah semata) melalui teknologi pengurangan maupun
teknologi
penambahan pada benda alam tersebut. Ciri penting dalam konsep artefak
adalah
bahwa benda ini dapat bergerak atau dapat dipindahkan (movable) oleh
tangan
manusia dengan mudah (relatif) tanpa merusak atau menghancurkan
bentuknya.
Suatu artefak sering digunakan konsep teknomik yaitu suatu artefak di
dalam konteks fungsionalnya berhubungan langsung dengan lingkungan.
Sosiofak merupakan artefak yang di dalam konteks fungsionalnya
berhubungan dengan subsistem sosial, dan ideofak adalah suatu artefak
yang berfungsi di dalam komponen ideologi dari sistem sosial
(Koentjaraningrat, 1987: 24).
Artefak yang ditemukan seperti kapak batu, alat-alat tulang, gerabah, mata
panah, keris, benda pusaka, perhiasan-perhiasan, patung-patung dan pola
hias
4
semuanya menunjukkan suatu ciri budaya yang dimiliki oleh masyarakat.
Budaya yang dianggap sebagai aktualisasi dari hasil karya manusia untuk
memenuhi salah satu kebutuhannya yaitu kebutuhan sakral. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kebudayaan ditandai oleh sejumlah ciri-ciri
yang berbeda dari budaya lainnya. Perbedaan sekecil apapun pada bentuk
artefak, dianggap sangat penting guna membedakan masyarakat yang satu
dengan lainnya.Fungsi artefak juga sering dianggap sebagai elemen dari
sistem budaya yang pernah berjalan dalams uatu organisasi sosial,
sehingga memungkinkannya untuk dikaji tinggalan masalalu yang
mengacu pada sistem budaya suatu masyarakat. Beberapa unsur budaya
dari para ahli arkeologi cenderung melihat dari sudut pandang yang
umum, dalam rangka tujuan penjelasan sistem sosial
masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu, sasarannya melihat berbagai
peninggalan budaya masa lalu dengan analisis fungsi yang dikandung oleh
benda (artefak). Fokus pengkajian tentang peran dan guna suatu artefak
akan sangat tergantung pada fungsi teknis yaitu berkaitan dengan fungsi
dan teknologi pembuatannya, fungsi ekonomis yang berkaitan dengan
tujuan pembuatannya. Di samping itu kajian fungsi sosial sering dikaitkan
dengan dengan fungsi artefak dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan
fungsi religius akan sangat tergantung dengan konteks temuan yang
menyertai artefak tersebut. Sebagaicontoh bahwa beberapa artefak keris,
patung, benda-benda seni, perhiasansertabenda-bendapusaka lainnya.
Semuanya mempunyai peran sebagai simbolkekuasaandanmempunyai
kekuatan magis. Lewat kajian atas pola-pola kebudayaan dan penyebaran
artefak pada suatu situs, diharapkan dapat menjelaskan berbagai perilaku
manusianya.
2) Sosiofak
“Sosiofak merupakan artefak yang didalam konteks fungsionalnya
berhubungan dengan subsistem sosial, dan ideofak adalah suatu artefak
yang
berfungsi didalam komponen ideologi dari sistem sosial”
(Koentjaraningrat, 1987 :52). Sosiofak yaitu artefak yang merupakan
5
bagian dari subsistem budaya
yang berfungsi untuk memperkuat keselarasan kelompok. Kelompok
artefak yang digolongkan sebagai ideofacts yaitu benda-benda yang
berfungsi di dalam
kawasan ideologi dari suatu kebudayaan. Prinsip utama yang diajukan
menyangkut budaya materi bahwa perubahan teknologi merupakan faktor
dasar
yang dianggap penting dan menentukan di dalam evolusi budaya. Wujud
kebudayaan mencakup teknologi, organisasi sosial, dan ideologi.
Teknologi
menentukan ukuran suatu komunitas, sedangkan ideologi berisi moral,
ideal, dan
nilai yang dapat memperkuat atau merasionalisasi organisasi sosial
(Koentjaraningrat,1992:35).
Ekologi budaya berhubungan erat antara sistem budaya dan
lingkungannya. Di dalam ekologi budaya perhatian ditujukan pada
bagaimana
hubungan timbal balik antara individu, masyarakat dan lingkungannya
sebagai
suatu komponen. Dengan demikian ekologi budaya diadaptasikan untuk
mengeksploitasi bagian tertentu dari lingkungannya dengan menggunakan
teknologi tertentu. Bentuk kebudayaan ditentukan oleh kondisi ekonomi
tempat
budaya tersebut
Pengertian Fungsi
6
masing-masing berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau
pelaksanaannya.
Fungsi Sejarah
Secara umum, fungsi dari sejarah adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan
dan dijadikan sebagai bahan untuk menelaah fakta dan peristiwa yang terjadi di
masa lalu. Fungsi ini ditujukan supaya manusia di generasi selanjutnya bisa
menjadikan peristiwa di masa lalu tersebut sebagai pelajaran serta pengalaman
penting.
7
sejarah juga masih sama dengan ilmu-ilmu tersebut. Masih
berdasarkan kepada pengalaman dan juga pengamatan.
Perbedaannya itu hanya mengenai pengulangan percobaan. Sebab
sejarah haya terjadi satu kali.
2) Sejarah memiliki objek.
Sejarah biasanya disamakan dengan ilmu kemanusiaan
(antropologi) hanya karena objeknya adalah manusia. Meskipun
keduanya sama-sama menjadikan manusia sebagai objek
pembahasannya, namun kedua hal ini tentu berbeda sebab sejarah
membahas mengenai manusia dengan waktu. Karena, terkait
dengan adanya perubahan dan perkembangan kehidupan manusia
dan waktu menjadi patokannya.
3) Sejarah memiliki teori.
Teori disini adalah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
sejarawan yang pada umumnya berisi tentang kumpulan kaidah
pokok suatu ilmu. Fungsinya adalah untuk menjadi sebuah
keterangan mengenai suatu peristiwa yang terjadi.
4) Sejarah memiliki generalisasi.
Yang merupakan sebuah kesimpulan- kesimpulan umum hasil
koreksi dari sebuah pengamatan dan pemahaman penulis.
5) Sejarah memiliki metode.
Metode yang menggunakan sebuah pengamatan, bertujuan untuk
menjelaskan perubahan dan perkembangan kehidupan manusia dari
waktu ke waktu serta berfungsi untuk mencari kebenaran terkait
kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu.
b. Sejarah sebagai pernyataan pendapat
Fungsi sejarah sebagai pernyataan pendapat artinya bahwa banyak sekali
penulis sejarah yang berpendapat menggunakan teori dan ilmunya.
Sebagai contoh, terdapat dua aliran yang berpendapat mengenai sejarah
Amerika. Kedua aliran ini yaitu aliran konflik dan konsensus, aliran
konflik berpendapat bahwa dalam masyarakat selalu terjadi pertentangan
dan orang harus bersikap kritis dalam membahas tentang sejarah,
8
sementara aliran konsensus berpendapat bahwa dalam kehidupan
masyarakat selalu terdapat konsensus, oleh karena itu sejarawan harus
bersikap konformistik.
c. Sejarah sebagai profesi.
Fungsi sejarah sebagai profesi artinya banyak sekali profesi yang berkaitan
dengan sejarah, contohnya : guru sejarah, dosen sejarah, peneliti sejarah,
penulis dan pencatat sejarah. Selain itu, banyak pula lulusan sejarah yang
tidak tertampung dan kemudian keluar dalam jalur bidangnya, ada yang
menjadi karyawan perusahaan, dan menjadi guru pelajaran lain.
d. Sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lalu/lampau
Fungsi dan kegunaan sejarah yang paling penting untuk kita ketahui
adalah sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lampau, setelah kita
mengetahui masa lampau maka akan tumbuh sikap antara melestarikan
masa lampu/lalu dan menolak masa lalu. Jika masa lalu/lampau yang kita
ketahui setelah mempelajari sejarah ternyata begitu penuh dengan makna
dan bermanfaat, maka kita harus melestarikannya, sementara itu apabila
masa lalu yang kita ketahui tidak ada manfaat maupun maknanya maka
biasanya kita akan menolak dan melupakannya.
2. Fungsi Ekstrinsik Sejarah
Kegunaan dan fungsi sejarah secara ekstrinsik artinya sejarah sebagai
liberal education, artinya tidak hanya mahasiswa sejarah saja yang dapat
belajar sejarah, tetapi mahasiswa lain pun bisa, hal ini dilakukan untuk
mempersiapkan mereka agar siap secara filosofis. Fungsi sejarah secara
pendidikan meliputi : Fungsi penalaran, kebijakan, politik, moral, ilmu
bantu, keindahan, masa depan dan perubahan. Fungsi dan kegunaan
sejarah secara ekstrinsik dibagi menjadi 4, berikut ini penjelasannya.
a) Kegunaan Edukatif
Fungsi dan kegunaan sejarah yang pertama yaitu sebagai pelajaran atau
edukatif. Artinya, banyak sekai orang yang belajar dari pengalaman yang
pernah dia lakukan atau banyak orang yang belajar dari sejarah. Jadi,
dalam menjalani hidup, manusia tidak berdasarkan coba-coba dan
9
berusaha menghindari kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya. Beda
halnya dengan binatang yang selalu mengulang-ulang kebiasaannya.
b) Kegunaan Instruktif
Fungsi dan kegunaan instruktif artinya sejarah dapat menjelaskan
perkembangan dari yang sederhana sampai paling maju dengan teknik dan
prinsip tertentu. Kegunaan instruktif sejarah juga menjelaskan tentang
bidang ketrampilan dan kejujuran, contohnya : teknologi senjata, navigasi,
jurnalistik dan teknik militer.
c) Kegunaan Rekreatif
Kegunaan dan fungsi rekreatif dalam sejarah artinya sejarah dapat menjadi
suatu hiburan bagi yang membacanya. Penulisan sejarah yang menarik
biasanya menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga si pembaca kan
terhipnotis dan merasa nyaman dalam membaca tulisan tersebut. Selain
rasa senang yang didapat, pembaca juga dapat berimajinasi ke masa lalu
apabila membaca tulisan sejarah yang benar-benar menarik.
d) Kegunaan Inspiratif
Kegunaan dan fungsi sejarah yang keempat yaitu kegunaan inspiratif,
artinya sejarah dapat menginspirasi seseorang yang telah membaca dan
mendengar tentang sejarah masa lalu. Contohnya sejarah mengenai
perjuangan organisasi-organisasi modern Indonesia dalam
memperjuangkan kemerdekaan pada masa itu bisa menjadi inspirasi pada
masa sekarang, yaitu untuk memajukan Republik Indonesia agar tidak
semakin tertinggal dengan negara-negara lain.
10
masing masing, sehingga apa yang dituliskan tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada.
11
terbentuk tanpa adanya subjektivitas sejarah, tetapi kendati demikian subjektivitas
tersebut harus sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditentukan, sehingga
dapat dibedakan antara sejarah dengan hikayat ataupun dongeng.
Pada umumnya pada metodologi sejarah, terdapat 4 faktor utama yang dapat
menjadikan suatu penulisan sejarah bersifat subjektif, adapun faktor-faktor
tersebut adalah:
12
dapat membuat mereka memiliki pandangan yang bersifat sunbjektif
dalam mengamati suatu peristiwa sejarah
c. Teori-teori bertentangan tentang penafsiran sejarah
Pandangan atau ideologi atau yang di anut sejarawan memegang peranan
penting dalam menentukan subjektivitas penulisan sejarah
d. Konflik-konflik filsafat yang mendasar
Secara teoritis seseorang yang menganut filsafat hidup tertentu akan
menulis sejarah berdasarakan pandangannya tersebut
Nilai Sejarah
13
Namun, perlu diketahui bahwa ada hal hal tertentu yang perlu diketahui dan
dipahami bahwa peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau, belum tentu dapat
dikatakan peristiwa sejarah. Ada 3 alasan yang mendasari hal itu:
Historiografi
Semua gejala sejarah yang meninggalkan bekas (benda, tradisi dan tulisan
sebagai data sejarah
14
FUNGSI SEJARAH
Fungsi sejarah dapat dibedakan menjadi 2 yakni fungsi intrinsik dan ekstrinsik
15
8. Ilmu bantu untuk disiplin ilmu lainnya
9. Bukti dari sebuah perbuatan
10. Latar belakang
11. Rujukan
16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dan subjektivitas merupakan gambaran dari suatu peristiwa yang sudah terjadi
berdasarkan pandangan seseorang yang diperngaruhi oleh nilai-nilai yang
melingkupinya. Dengan demikian subjektivitas itu dipengaruhi oleh individu
masing masing, sehingga apa yang dituliskan tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Nizario, F. ( 2018). Pengertian Nilai. Kozio:
https://www.kozio.com/pengertian-nilai/
https://sumbersejarah1.blogspot.com/2017/09/fungsi-dan-kegunaan-sejarah-
secara-intrinsik-ekstrinsik.html
https://minio1.123dok.com/dt03pdf/123dok/000/195/195133.pdf.pdf?X-Amz-
Content-Sha256=UNSIGNED-PAYLOAD&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-
SHA256&X-Amz-Credential=HBT28R878GBP52A279VA%2F20210917%2F
%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20210917T002911Z&X-Amz-
SignedHeaders=host&X-Amz-Expires=600&X-Amz-
Signature=ac02f22bd508fc27f9badacd56c753d5f835332f19b9c1233d1e96b648b
c9b85
(Hassanudin, http://hasanuddin-blr.blogspot.com/2010/06/konsep-kebudayaan-
dalam-arkeologi.html).
(Hassanudin, http://hasanuddin-blr.blogspot.com/2010/06/konsep-kebudayaan-
dalam-arkeologi.html)
(Hassanudin, http://hasanuddin-blr.blogspot.com/2010/06/konsep-kebudayaan-
dalam-arkeologi.html).
18